Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. III MANADO

BATU URETER

PENGERTIAN (DEFINISI) Batu ureter pada umumnya adalah batu yang terbentuk
di dalam sistim kalik ginjal, yang turun ke ureter.
Terdapat tiga penyempitan sepanjang ureter yang
biasanya menjadi tempat berhentinya batu yang turun
dari kalik yaitu ureteropelvic junction (UPJ), persilangan
ureter dengan vasa iliaka, dan muara ureter di dinding
buli
ANAMNESIS 1. Pasien nyeri hebat (kolik), dapat menjalar hingga ke
perut bagian depan, perut sebelah bawah, daerah
inguinal, dan sampai ke kemaluan.
2. Pasien juga mengeluh nyeri pada saat kencing atau
sering kencing.
3. Hematuria sering kali dikeluhkan oleh pasien akibat
trauma pada mukosa saluran kemih
4. Dapat ditemukan Demam, gejala-gejala
gastrointestinal seperti mual, muntah dan distensi
abdomen.
PEMERIKSAAN FISIK 1. Inspeksi
Terlihat pembesaran pada daerah pinggang atau
abdomen sebelah atas (hidronefrosis) .
2. Palpasi
Nyeri tekan pada abdomen sebelah atas. Bisa kiri,
kanan atau dikedua belah daerah pinggang.
Pemeriksaan bimanual /tes Ballotement, Ditemukan
pembesaran ginjal yang teraba
3. Perkusi
Ditemukan nyeri ketok pada sudut kostovertebra
KRITERIA DIAGNOSIS 1. Anamnesis, berupa gejala iritatif dan obstuktif.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Nyeri tekan dan atau nyeri ketok costo-vertebra
angle
b. Terabanya ginjal pada sisi yang sakit akibat
hidronefrosis
c. Retensi urin, infeksi yang disertai demam dan
menggigil dan terlihat tanda-tanda gagal ginjal.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium (Darah rutin, Urinalysis)
b. Radiologis (BNO dan IVP)
DIAGNOSIS KERJA Ureterolithiasis
DIAGNOSIS BANDING 1. Kolik abdomen
2. Adneksitis = pada perempuan
3. Hematuria tanpa nyeri = keganasan
4. Tumor ginjal
5. Tumor ureter
6. Tumor kandung kemih

PEMERIKSAAN Laboratorium
PENUNJANG 1. Urinalisis
a. Makroskopik : didapatkan gross hematuria.
b. Mikroskopik : ditemukan sedimen urin yang
menunjukkan adanya leukosituria, hematuria,
kristal-kristal pembentuk batu.
c. pH urin > 7,6 = pertumbuhan kuman pemecah
urea, kemungkinan terbentuk batu fosfat. pH urin
lebih asam = kemungkinan batu asam urat.
d. Pemeriksaan kultur urin : pertumbuhan kuman
pemecah urea.
e. Pemeriksaan Faal Ginjal: ureum creatinin
2. Pemeriksaan elektrolit: memeriksa factor timbulnya
batu antara lain kadar kalsium, oksalat, fosfat maupun
urat di dalam urin.
3. Pemeriksaan Darah Lengkap
Dapat ditemukan kadar hemoglobin yang menurun pd
hematuria. Bisa juga didapatkan lekosit meningkat
akibat proses peradangan di ureter.

Radiologis
1. Foto BNO-IVP
Melihat lokasi batu, besarnya batu, apakah terjadi
bendungan atau tidak. Pada gangguan fungsi ginjal
maka IVP tidak dapat dilakukan; pada keadaan ini
dapat dilakukan retrograd pielografi atau dilanjutkan
dengan antegrad pielografi, bila hasil retrograd
pielografi tidak memberikan informasi yang memadai.
2. Pielografi intra vena (PIV)
Bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal.
Juga untuk mendeteksi adanya batu semi-opak
ataupun batu non-opak yang tidak terlihat oleh foto
polos abdomen.
3. Ultrasonografi
Dikerjakan bila tidak mungkin menjalani pemeriksaan
PIV yaitu pada keadaan seperti allergi terhadap bahan
kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita
yang sedang hamil. Terlihat gambaran echoic shadow
jika terdapat batu.
4. Ct scan
Tehnik CT scan adalah tehnik pemeriksaan yang
paling baik untuk melihat gambaran semua jenis batu
dan juga dapat terlihat lokasi dimana terjadinya
obstruksi
TERAPI Medikamentosa
Ditujukan u/ batu yang ukurannya < 5 mm, batu
diharapkan dapat keluar spontan. Terapi
yang diberikan bertujuan mengurangi nyeri,
memperlancar aliran urine dengan pemberian
diuretikum, dan minum banyak supaya dapat mendorong
batu keluar. Dapat juga diberi
pelarut batu seperti batu asam urat yang dapat dilarutkan
dengan pemberian bikarbonas
natrikus disertai makanan alkalis.
Non- Medikamentosa
ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsi)
Alat ini dapat memecah batu ureter proksimal tanpa
melalui tindakan invasif atau
pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil
sehingga mudah dikeluarkan
melalui saluran kemih.
Endourologi
1. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi : memasukkan
alat ureteroskopi per uretram guna melihat keadaan
ureter atau sistem pielokaliks ginjal. Dengan memakai
energi tertentu, batu yang berada di dalam ureter
maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui
tuntunan ureteroskopi atau uretero-renoskopi ini.
2. Ekstraksi Dormia : mengeluarkan batu ureter dengan
menjaringnya dengan keranjang Dormia.
Bedah Laparoskopi
Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu saluran
kemih saat ini sedang
berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil
batu ureter.
Bedah terbuka
Ureterolitotomi
EDUKASI (HOSPITAL 1. Meningkatkan intake cairan(minimal 1.5liter).
HEALTH PROMOTION) 2. Kurangi diet tinggi oksalat seperti teh, kacang-
kacangan, kedelai, dsb.
3. Diet rendah purin dan rendah protein hewani.
4. Menghindari duduk dalam waktu lama.
5. Hindari kebiasaan menahan BAK
PROGNOSIS 1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad functionam : dubia
3. Ad sanationam : dubia
TINGKAT EVIDENS Diagnosa I
Terapi I
TINGKAT REKOMENDASI
PENELAAH KRITIS
INDIKATOR MEDIS Kekambuhan (-)
Eliminasi Urin (+)
KEPUSTAKAAN 1. W.B. Saunders, Campbell’s Urology, Sixth Edition,
W.B. Saunders Company, Philadelphia
Pennsylvania, 1992
2. D.R. Smith, General Urology, 10th edition, Lange
Medical Publications, California,1981
3. Wim de Jong dan Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu
Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta, 1998

Anda mungkin juga menyukai