6. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium (darah rutin, Ur/Cr, Na/K, asam urat, Mg, Ca, P, ,
Analisa gas darah*, urinalisisa)
2. USG (Kidney Ureter Bladder) : terdapat pelebaran system pelvokalises
disertai pelebaran ureter proximal
3. BNO: tampak konkramen opak
4. CT Urologi non kontras: tampak lesi hiperdens di saluran\
5. Pemeriksaan kultur urin : pertumbuhan kuman pemecah urea.
7. Pemeriksaan radionulikda renogram GFR
8. Pielografi intra vena (PIV) Bertujuan menilai keadaan anatomi dan
fungsi ginjal. Juga untuk mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu
non-opak yang tidak terlihat oleh foto polos abdomen.
Ditujukan untuk batu yang ukurannya < 5 mm, batu diharapkan dapat
keluar spontan. Terapi yang diberikan bertujuan mengurangi nyeri,
memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum, dan minum
banyak supaya dapat mendorong batu keluar. Dapat juga diberi pelarut batu
seperti batu asam urat yang dapat dilarutkan dengan pemberian bikarbonas
natrikus disertai makanan alkalis.
Non- Medikamentosa
-Endourologi :
1. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi : memasukkan alat ureteroskopi per
uretram guna melihat keadaan ureter atau sistem pielokaliks ginjal. Dengan
memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam ureter maupun sistem
pelvokalises dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi atau uretero-
renoskopi ini.
Dr. H. Hikmat Permana, dr., SpPD-KEMD Dr. Tjahjodjati, dr., Sp.B., Sp.U(K)
NIP. 196210231989011001 NIP. 19620329198710 1 001