KSM UROLOGI
RS YARSI
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil ‘Allamiin, Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha
Kuasa atas selesainya Panduan Praktik Klinis KSM urologi Rumah Sakit YARSI. Panduan
ini dibuat dan disusun bersama untuk kepentingan pelayanan di Rumah Sakit YARSI.
Maksud dan tujuan disusunnya panduan ini adalah agar seluruh dokter mempunyai
panduan dalam melaksanakan tugasnya dalam menangani pasien, sesuai perannya dalam
upaya meningkatkan mutu pelayanan dan melaksanakan pelayanan yang aman bagi pasien
(Patient Safety).
Rumah Sakit YARSI memandang perawatan yang diberikan adalah sebagai bagian dari
suatu sistem terpadu yang mencakup : layanan, pekerja dan professional kesehatan serta
berbagai level perawatan. Semua itu merupakan suatu proses perawatan berkelanjutan
(continum of care). Tujuannya adalah mencocokkan kebutuhan pasien dengan layanan
yang tersedia, mengkoordinasikan layanan di rumah sakit secara terpadu kepada pasien
untuk kemudian merencanakan pemulangan serta proses perawatan selanjutnya. Hasilnya
adalah perbaikan hasil perawatan dan pemanfaatan sumber daya yang ada secara lebih
efisien.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh
staf yang terlibat dalam penyusunan Panduan Praktik Klinis ini. Kami menyadari bahwa
seiring berjalannya waktu Panduan ini perlu dilakukan penyesuaian tentang mekanisme
Pelayanan ke pasien untuk mendapatkan pelayanan terbaik dan terpadu di Rumah Sakit
YARSI. seiring dengan perkembangan rumah sakit. Namun demikian kami memandangnya
sebagai awal yang penting dalam upaya memajukan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
YARSI.
2
DAFTAR ISI
1. PPK BPH.................................................................................................................................4
2. PPK Striktur Uretra..................................................................................................................7
3. PPK Tumor Buli......................................................................................................................10
4. PPK Tumor Testis..................................................................................................................13
5. PPK Hydrocele.......................................................................................................................15
3
PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)
3. Skor IPSS
2. Palpasi
Buli-buli teraba di atas simpisis pubis apabila
terjadi retensi urine.
4
6. Diagnosis Banding 1. Ca Prostat
2. Prostatitis
7. Pemeriksaan 1. Lab : RFT, PSA, DPL, Pt/Aptt, INR,
Penunjang Urinalisis, Kultur Urin, Elektrolit, Albumin,
Protein Total, Asam Urat
2. Uroflowmetry dan urodinamika
3. USG Saluran kemih.
4. EKG, Ro Thorak
5. BNO- IVP
6. Biopsi Prostat, Pungsi Suprapubik bila
PSA >4
8. Tata Laksana 1. Medikamentosa
2. Pasang Kateter
3. Operasi : Endourologi
TURP
15. Kepustakaan 1. Campbell’s Urology, 9th ed., Section 11, hal. 3915-
3930, Tahun 2007
2. Smith General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal.
620-623
3. Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011, hal.
153 – 156
4. European Association of Urology Guideline, tahun
5
2011
6
PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)
STRIKTUR URETRA
7
8. Tata Laksana 1. Businasi (dilatasi) dengan busi logam yang
dilakukan secara hati-hati.Tindakan yang kasar
tambah akan merusak uretra sehingga
menimbulkan luka baru yang pada akhirnya
menimbulkan striktur lagi yang lebih berat.
Tindakan ini dapat menimbulkan salah jalan
(false route).
2. Uretrotomi interna, yaitu memotong jaringan
sikatriks uretra dengan pisau Otis/Sachse. Otis
dikerjakan bila belum terjadi striktur uretra total,
sedangkan pada striktur yang lebih berat,
pemotongan striktur dikerjakan secara visual
dengan memakai pisau Sachse.
3. Uretrotomi eksterna, adalah tindakan operasi
terbuka berupa pemotongan jaringan fibrosis,
kemudian dilakukan anastomosis di antara
jaringan uretra yang masih sehat.
Pada pasien striktur uretra dengan keluhan
retensi urine, dapat dilakukan tindakan darurat
diversi urine dengan cara cystostomy.
8
2. Smith General Urology, Edisi 15, Tahun
2000, hal. 620-623
3. Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun
2011, hal. 153 – 156
4. European Association of Urology
Guideline, tahun 2011
9
PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)
TUMOR BULI
Jenis histopatologi :
1. Tumor jinak
10
2. Tumor ganas : karsinoma urotelial, ademo
karsinoma, karsinoma sel skuamosa
Stadium : menurut sistem TNM
11
12. Tingkat rekomendasi C
12
PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)
TUMOR TESTIS
Jenis histopatologi :
1. Tumor jinak
2. Tumor ganas : Germ cell tumor, seminoma testis,
non-seminoma testis
Stadium : menurut sistem TNM
13
7. Kista Epididimis
8. Hernia scrotalis
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Lab : pemeriksaan DL, RFT, LFT, SE, AFP, B-
HCG, LDH, Elektrolit.
2. USG abdomen/testis, CT Scan, MRI jika
diperlukan
3. Ro Thorak
8. Tata Laksana 1. Operasi : Radikal orkidektomi
2. Dilanjutkan dengan radiasi eksterna sebagai
ajuvan terapi jika hasil patologi menunjukkan
seminoma testis
3. Pada non seminoma yang belum melewati
stadium III dilakukan pembersihan kelenjar
retroperitoneal atau RPLND. Tindakan diseksi
kelenjar pada pembesaran kelenjar paraaorta
yang sangat besar didahului dengan pemberian
sitostatika terlebih dahulu.
9. Edukasi (Hospital Health 1. Penjelasan mengenai penyakit yang diderita, serta
Promotion) sifat penyakit tersebut
2. Penjelasan mengenai rencana tindakan, yaitu
diperlukannya tindakan operatif untuk
menegakkan diagnosis, yang memerlukan adanya
terapi lanjutan
3. Penjelasan mengenai operasi orhidectomi radikal,
risiko dan efek sampingnya
4. Penjelasan dan diskusi dengan penderita
mengenai jenis kemoterapi yang akan digunakan
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malam
14
PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)
HYDROCELE
15
7. Pemeriksaan Penunjang Darah lengkap (DL), faal hemostasis, faal hati, faal
ginjal untuk persiapan operasi
16
17