KLINIS TINDAKAN
SMF UROLOGI
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
DAFTAR ISI
1.
2. CAPD 25. Orkidektomi orkidopeksi torsio testis
3. Transplantasi ginjal 26. Laparaskopik nefrektomi
4. Urethrotomy interna 27. ESWL
5. Radikal prostatektomi 28. Bivalve nephrolithotomi
6. Radikal sistektomi 29. Nefrektomi
7. Boari flap 30. Percutaneous nefrostomi
8. Penektomi 31. Open nefrostomi
9. TURP 32. Pyelolithotomi
10. Open prostatektomi millin 33. PNL
11. Radikal nefrektomi 34. Trokar vesikolithotripsi
12. Radikal orkidektomi 35. Vesikolitotomi
13. Neo implantasi ureter 36. Lithotripsi
14. Orkidopeksi 37. Laparaskopik ureterolithotomi
15. Hidrokelektomi 38. URS batu ureter
16. PER 39. Ureterolithotomi batu ureter
17. Repair buli proksimal
18. End to end anastomose 40. Ureterolithotomi batu ureter distal
19. Chordectomy 41. Meatotomi meatoplasti
20. Urethroplasty hipospadia 42. Lubrikasi anterior
21. Sirkumsisi 43. Lubrikasi posterior
22. Pyeloplasty 44. Urethrosistoscopy
23. Troichart sistostomi 45. Urethrotomi eksterna
24. Open sistostomi 46. urethroskopi
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
Resipien
1. Dilakukan insisi Gibson pada abdomen kanan bawah.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
strangulasi ureter.
11. Pasang drain dan cystostomy.
12. Menutup fascia dan kulit.
13. Membuat laporan prosedur tindakan
Total Penektomi
1. Posisi supinasi dalam anestesi local/regional/general.
2. Melakukan disinfeksi dengan menggunakan larutan povidon
iodin 10%
3. Menentukan batas tumor dan menutupnya dengan
menggunakan kondom kateter steril yang dijahit di tempat
tersebut.
4. Insisi berbentuk berlian dibuat di sekeliling dasar penis
5. Insisi diperluas hingga jaringan subkutis sehingga mebcapai
permukaan pubis
6. Seluruh pembuluh darah dan limfatik diligasi. Ligamentum
suspensorium diklem dan dipotong. Arteri dan vena dorsalis
penis diidentifikasi, diklem, diligasi dan dipotong.
7. Penis diangkat ke atas, fasia Buck dibuka secara ventral, dan
urethra dibebaskan dari corpora cavernosa. Tepat di bawah
regio bulbar, urethra dipotong sehingga meninggalkan bagian
yang cukup untuk mencapai perineum.
8. Pisahkan corpora cavernosa dari jaringan sekitarnya hingga
rami ischiopubic, lalu dijahit, dan diligasi menggunakan dexon
2-0 dan ditranseksi. Pisahkan spesimen tersebut dengan
batas 2 cm bebas tumor
9. Urethra diarahkan menuju diafragmma ureogenital untuk
mempertahankan posisi yang lurus pada tempat
urethrostomy perineal.
10. Urethra dispatulasi di bagian dorsal, kemudian kulit dibentuk
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
Prosedur TURP
1. Pengertian (Definisi) TURP merupakan adalah suatu tindakan pengambilan
(pembuangan) jaringan prostat secara endoskopi dengan
menggunakan alat pemotong (cutting loop) elektrik
2. Indikasi 1. Skor IPSS >8
2. Retensi urin berulang
3. Infeksi saluran kemih berulang
4. Gangguan fungsi ginjal
3. Kontra Indikasi 1. Gangguan pembekuan darah
2. Infeksi saluran kemih
4. Persiapan 1. Persiapan pasien
2. Persiapan alat dan bahan
5. Prosedur Tindakan 1. Setelah dilakukan anestesi regional pasien diletakkan dalam
posisi lithotomi
2. Apabila diperlukan dapat dilakukan Vasektomi tanpa Pisau
(VTP) sesaat sebelum operasi TURP untuk mencegah orkitis.
3. Dilakukan desinfeksi dengan povidone jodine didaerah penis
scrotum dan sebagian dari kedua paha dan perut sebatas
umbilikus
4. Persempit lapangan operasi dengan memasang sarung kaki
dan doek panjang berlubang untuk bagian perut keatas.
5. Dilatasi uretra dengan bougie roser 25 F sampai 29 F
6. Sheath 24F / 27F dengan obturator dimasukkan lewat uretra
sampai masuk buli-buli.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
Prosedur TURP
7. Obturator dilepas, diganti optik 30° dan cutting loop sesuai
dengan ukuran sheatnya.
8. Evaluasi buli-buli apakah ada tumor, batu, trabekulasi dan
divertikel buli
9. Working element ditarik keluar untuk mengevaluasi prostat
(panjangnya prostat yang menutup uretra, leher buli dan
verumontanum )
10. Selanjutnya dilakukan reseksi prostat sambil merawat
perdarahan
11. Sebaiknya adenoma prostat dapat direseksi semuanya,
waktu reseksi paling lama 60 menit (bila menggunakan irigan
aquades) dan waktu bisa lebih lama bila mengguna-kan irigan
glisin. Hal ini untuk menghindari terjadinya Sindroma TUR.
12. Bila terjadi pembukaan sinus, operasi dihentikan, untuk
menghindari sindroma TUR
13. Chips prostat dikeluarkan dengan menggunakan ellik
evakuator sampai bersih, selanjutnya dilakukan perawatan
perdarahan.
14. Setelah selesai, dipasang three way kateter 22F - 24F dengan
balon 30-40 cc, dipasang Spoel PZ / Aquades, dan boleh
dilakukan traksi <24jam
6. Pasca Prosedur Tindakan Evaluasi kualitas dan kuantitas produksi urin
7. Tingkat Evidens I/II/III/IV
8. Tingkat Rekomendasi A/B/C
9. Penelaah Kritis 1. Dr. Besut Daryanto SpB,SpU
2. DR. Dr. Basuki B Purnomo SpU
3. Dr. Kurnia Penta Seputra SpU
4. Dr. Paksi Satyagraha M.Kes, SpU
10. Indikator Prosedur
Tindakan
11. Kepustakaan 1. Blandy J; Operative Urology. Blackwell Scientific Publications;
Oxford-London-Edinburgh-Melbourne, 1978, p. 202-223.
2. Devine CJ, Jordan. GH, Schlossberg SM, ; Surgery of the Penis
and Urethra, Cambell’s Urology, 6 th Ed WB Saunders Co.
Philladelphia-London-Toronto-Montreal-Sydney-Tokyo, 1992,
p. 2982 –3032.
3. Resnick M.I. Caldamone A.A. and Spirnak J.P. : Decision
Making In Urology. The C.V. Mosby Company : St. Louis-
Toronto-London 1985, p. 172-173.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
11. Kepustakaan 1. Campbell’s Urology, 10th ed, section 3, chapter 6,Thn. 2011
2. Smith’s General Urology, edisi 17, tahun 2008, hal. 155-156
Dasar-dasar urologi, edisi ketiga
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
Prosedur Orkidopeksi
1. Pengertian (Definisi) Tindakan bedah memfiksasi testis pada tunika dartos
2. Indikasi Undesensus testis
3. Kontra Indikasi
4. Persiapan 1. Inform consent
2. Surat persetujuan tindakan medis
3. Persiapan operasi : Puasa
4. Persiapan alat dan bahan di kamar operasi
5. Marker lokasi operasi
5. Prosedur Tindakan 1. Pasien tidur terlentang di atas meja operasi dengan anestesi
baik general maupun regional
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
Prosedur Hidrokelektomi
1. Pengertian (Definisi) Tindakan bedah yang bertujuan untuk mengangkat atau
menghilangkan kantung hidrokel baik dengan cara eksisi, eksisi
marsupiliasi maupun ekstirpasi in toto
2. Indikasi Hidrokel
3. Kontra Indikasi 1. Infeksi intrascrotal
2. Keganasan intrascrotal
4. Persiapan 1. Inform consent
2. Surat persetujuan tindakan medis
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
Prosedur Hidrokelektomi
3. Persiapan operasi : Puasa
4. Persiapan alat dan bahan di kamar operasi
5. Marker lokasi operasi
5. Prosedur Tindakan Pada hidrokel non komunikans
1. Pasien tidur terlentang di atas meja operasi dengan
anestesi baik general maupun regional
2. Cek kesesuaian marker operasi dengan diagnosis dan
rencana tindakan operasi
3. Disinfeksi lapangan operasi dengan povidone iodine 10%
4. Persempit lapangan operasi dengan doek steril
5. Insisi kulit pararaphe pada bagian skrotum yang paling
menonjol lapis demi lapis sampai tampak tunika vaginalis
6. Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel
7. Pada hidrokel testis:
– bila besar sekali dapat dilakukan aspirasi isi kantong
hidrokel. Insisi bagian yang menonjol dari hidrokel
kemudian tunika vaginalis parietal di marsupialisasi,
bila diperlukan plikasi (teknik jaboulay) atau tunika
vaginalis parietal dieksisi dan tepinya diplikasi (teknik
Lord)
8. Pada hidrokel funikuli
– dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel
hingga terlepas dari jaringan sekitarnya (testis dan
funikulus) secara in toto
9. Inspeksi daerah operasi, jika terdapat perdarahan hentikan
perdarahan
10. Tutup lapis demi lapis dengan benang absorbable
11. Pasang skrotal support
Prosedur Hidrokelektomi
5. Buat sayatan pada aponeurosis muskulus oblikus eksternus
di antara ostium inguinalis interna dan eksterna, masukkan
gunting Metzenbaum ke dalam sayatan tersebut untuk
membebaskan struktur-struktur di sekitar kanalis inguinalis
6. Setelah terbuka, identifikasi funikulus spermatikus,
identifikasi kantong hidrokel, perhatikan hubungan
kantong hidrokel dengan rongga intraabdomen
8. Tingkat Rekomendasi C
9. Penelaah Kritis 1. Dr. Besut Daryanto SpB,SpU
2. DR. Dr. Basuki B Purnomo SpU
3. Dr. Kurnia Penta Seputra. SpU
4. Dr. Paksi Satyagraha. SpU
10. Indikator Prosedur
Tindakan 80% pasien dengan end to end anastomose dilakukan
perawatan selama 5 hari
11. Kepustakaan 1. Campbell’s Urology, 9th ed., Section 3, Chapter 6,
Tahun 2007
2. Smith’s General Urology, Edisi 17, Tahun 2008,
3. Dasar-dasar Urologi, Edisi kedua, Tahun 2007,
4. Anderson E.E.; Ureterolithotomy, in Urologic
Surgery, 4th Edition, Edited by James F Glenn,
Chapter 24, p.276-268.
5. Greenstein A., Smith V., Koontz W.W. :
Ureterolithotomy in Surgery of the ureter,
Campbell’s Urology 6th Edition,.
6. Spirnac JP, Resnick M., Treatment of Ureteral Stones,
in Smith General Urology, 13th Edition, Edited by
Emil A. Tanagho, Jack W. Mc Aninch
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
Prosedur Chordectomy
1. Pengertian (Definisi) Tindakan pembedahan untuk membebaskan corde pada
kelainan kurvatur penis
2. Indikasi 1. Chordae
2. Hypospadia
3. Kontra Indikasi
4. Persiapan 1. Inform consent
2. Surat persetujuan tindakan medis
3. Persiapan operasi : Puasa
4. Persiapan alat dan bahan di kamar operasi
5. Marker lokasi operasi
5. Prosedur Tindakan 1. Letakkan pasien pada posisi litotomi
2. Desinfeksi lapangan operasi dengan Povidone
Iodine 10% Persempit lapangan operasi dengan doek
steril.
3. Dilakukan general anastesi
4. Pasang kateter dan urobag
5. Time out
6. Degloving kulit yang meliputi penis
7. Release jaringan fibrosa pada uretral plate dengan cara
diseksi jaringan fibrosa chordee pada uretral plate mulai
dari glands sampai meatus sampai ventral penis terbebas
sepenuhnya
8. Dilakukan hemostasis untuk rawat perdarahan
9. Fiksasi kulit sampai ke permukaan ventral penis pada
corpora cavernosa
10. Dilakukan dessing luka dengan bebat
Prosedur Chordectomy
Tindakan perawatan
11. Kepustakaan 1. Campbell’s Urology, 9th ed., Section 3, Chapter 6, Tahun
2007
2. Smith’s General Urology, Edisi 17, Tahun 2008,
3. Dasar-dasar Urologi, Edisi kedua, Tahun 2007
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
Prosedur Uretroplasty
1. Pengertian (Definisi) Tindakan pembedahan rekonstruksi untuk membuat uretra
2. Indikasi 1.Chordee
2.Hypospadia
3. Kontra Indikasi
4. Persiapan 1. Inform consent
2. Surat persetujuan tindakan medis
3. Persiapan operasi : Puasa
4. Persiapan alat dan bahan di kamar operasi
5. Marker lokasi operasi
Prosedur Sirkumsisi
1. Pengertian (Definisi) Tindakan pembedahan untuk membuang preputium pada
penis sehingga gland penis menjadi terbuka
2. Indikasi 1.Sosial
2.Fimosis
3.Parafimosis
4.Balanopostitis
5. Condiloma akuminata
6. Karsinoma squamosa pada preputium
3. Kontra Indikasi 1.Terdapat kontra indikasi pembiusan
2. Hipospadia
3. Epispadia
4. korde
5. Megalouretra
6. Webbed penis
4. Persiapan 1. Inform consent
2. Surat persetujuan tindakan medis
3. Persiapan operasi : Puasa
4. Persiapan alat dan bahan di kamar operasi
5. Marker lokasi operasi
Prosedur Pyeloplasty
1. Pengertian (Definisi) Tindakan pembedahan rekonstruksi pelvis renalis pada
stenosis ureteropelvico junction
6. Pasca Prosedur Tindakan Evaluasi produksi drain dan perdarahan pasca operasi
7. Tingkat Evidens III
8. Tingkat Rekomendasi C
9. Penelaah Kritis 1. Dr. Besut Daryanto SpB,SpU
2. DR. Dr. Basuki B Purnomo SpU
3. Dr. Kurnia Penta Seputra. SpU
4. Dr. Paksi Satyagraha. SpU
10. Indikator Prosedur
Tindakan 80% pasien stenosis UPJ
11. Kepustakaan 10. Campbell’s Urology, 9th ed., Section 3, Chapter 6, Tahun
2007
11. Smith’s General Urology, Edisi 17, Tahun 2008, hal. 155
– 156
12. Dasar-dasar Urologi, Edisi kedua, Tahun 2007, hal. 227
– 229
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
3. Kontra Indikasi 1. Buli-buli tidak jelas penuh dan secara palpasi tidak
teraba
2. Terdapat sikatrik bekas operasi didaerah abdomen
bawah
3. Dicurigai adanya perivesikal hematom, seperti pada
fraktur pelvis
rambut pubis.
4. Daerah operasi desinfeksi dengan povidone iodine
dan ditutup dengan “doek” lubang steril.
5. Di daerah yang akan di insisi (2-3 jari) diatas simpisis,
dilakukan infiltrasi anastesi dengan larutan xylocain
linea alba. Kemudian lakukan insisi dengan pisau
6. Trokar set, dimana canulla dalam keadaan terkunci
pada “Sheath” ditusukkan melalui insisi tadi ke arah
buli-buli dengan posisi telentang miring ke bawah.
7. Sebagai pedoman arah trokar adalah tegak miring
ke arah kaudal sebesar 15-30%.
8. Telah masuknya trokar ke dalam buli-buli akan
ditandai dengan : Hilangnya hambatan pada trokar,
Keluarnya urin melalui lubang pada canulla
9. Trokar terus dimasukkan sedikit lagi.
10. Secepatnya trokar dilepaskan dari “Sheath”nya dan
secepatnya pula foley kateter, sesuai ukuran trokar,
dimasukkan dalam buli-buli melalui kanal dari
“sheath” yang masih terpasang, kembangkan balon
kateter 10-15cc, tarik kateter untuk menilai apakah
balon sudah berfungsi
11. Pangkal kateter segera dihubungkan dengan “urin
bag” Sekarang “sheath” dapat dilepas dan kateter
ditarik keluar sampai balon menempel pada dinding
buli-buli.
12. Insisi ditutup dengan kasa steril dan di fiksasi ke kulit
dengan plester/hypafix.
orkidektomi
7. Funikulus spermatikus dikeluarkan, kemudian
diklamp di 2 tempat menggunakan forseps kocher
dan diikat dengan benang non absorbable, funikulus
spermatikus dipotong pada ikatan yang distal.
8. Kulit skrotum dijahit satu-satu menggunakan benang
absorbable
9. Bila didapatkan adanya torsio, maka dilakukan
orkhidopeksi kontralateral dengan incisi yang
berbeda
10. Insisi pada pararaphe skrotalis lapis demi lapis
hingga terlihat tunika vaginalis testis
11. Identifikasi testis.
12. Fiksasi testis pada tiga tempat menggunakan benang
non absorbable (medial, lateral and inferior) antara
tunika albuginea dengan tunika dartos
13. Tunika dartos dijahit dengan benang absorbable
14. Kulit skrotum dijahit satu-satu menggunakan benang
absorbable
15. Pasang skrotal support
10. Indikator Prosedur Pasien dapat pulang / KRS setelah perawatan 3 hari
Tindakan
11. Kepustakaan 1. Campbell’s Urology, 9th ed., Section 3, Chapter 6,
Tahun 2007
2. Smith’s General Urology, Edisi 17, Tahun 2008, hal.
155 – 156
3. Dasar-dasar Urologi, Edisi kedua, Tahun 2007, hal.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
227 – 229
4. Donat,Sherri M.; Simple orchiectomy in: Graham,S.D.
(Ed) Glenn’s Urologic Surgery; 5th ed. Lippincott-
Raven Publisher; Philadelphia; 1998.p515-520
5. Whitfield HN. Orchidectomy in: Whitfield HN (ed).
Rob & Smith’s Operative Surgery: Genitourinary
Surgery. 5th ed. Oxford: Butterworth-Heinemann Ltd;
1993. p.620-9.
.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
Prosedur ESWL
1. Pengertian (Definisi) ESWL adalah suatu tindakan untuk mengeluarkan batu saluran
kemih dengan cara memecahkannya (lithotripsy) menggunakan
mesin yang berada di luar tubuh (extracorporeal). Mesin
tersebut menghasilkan energi berupa gelombang kejut
(shockwave) yang diarahkan langsung ke lokasi batu.
2. Indikasi 1. Batu ginjal dengan ukuran < 2 cm
3. Kontra Indikasi -
4. Persiapan 1. Surat persetujuan tindakan medis
2. Persiapan alat ESWL, C-arm, dan USG
5. Prosedur Tindakan 1. Pastikan posisi pasien dalam kondisi yang nyaman dan
stabil di atas meja
2. Oleskan jelly USG secara merata dan pastikan tidak ada
gelembung udara pada permukaan membran agar
membran menempel sempurna pada badan pasien
3. Geser therapy source pada posisi penembakan.
4. Kembungkan/kempiskan membran dengan
menggunakan tombol atau yang terletak pada
therapy source (penggembungan membran
menentukan kedalaman penetrasi dari fokus)
5. Geser posisi pasien pada meja dengan remote ke arah
horizontal dan vertikal untuk menempatkan target
tembakan/batu pada dalam tanda silang yang
tampak dimonitor USG
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
Mulai Penembakan
1. Turunkan energi penembakan pada posisi nol (zero
power) sebelum penembakan dimulai
2. Lakukan penembakan dengan kekuatan energi
paling rendah dan naikkan perlahan sambil
memperhatikan reaksi pasien.
3. Pilih frekuensi penembakan 1 Hz atau 2 Hz
4. Lakukan penembakan dengan menekan tombol
penembakan pada remote control
5. Hentikan penembakan bila pasien bergerak dan
target penembakan keluar dari titik fokus
pengamatan pada gambar USG atau X-ray
6. Apabila batu ukurannnya cukup besar, lakukan
penembakan pada beberapa titik yang berbeda.
Akhir proses penembakan
1. Hentikan penembakan dengan melepas tombol
penembakan pada remote control
2. Kempeskan membran dengan cara menekan
tombol untuk menurunkan tekanan membran
pasien pada papan kontrol
3. Geser pasien menjauhi therapy source dan
pasien bisa turun dari meja
4. Bersihkan jelly USG pada therapy source dengan
kain lap
5. Matikan mesin dengan menekan tombol ON/OFF
pada masing masing unit.
8. Tingkat Rekomendasi C
9. Penelaah Kritis 1. Dr. Besut Daryanto SpB,SpU
2. DR. Dr. Basuki B Purnomo SpU
3. Dr. Kurnia Penta Seputra. SpU
4. Dr. Paksi Satyagraha. SpU
10. Indikator Prosedur Pasien dapat pulang / KRS setelah tindakan ESWL
Tindakan
11. Kepustakaan 13. Campbell’s Urology, 9th ed., Section 3, Chapter 6, Tahun
2007
14. Smith’s General Urology, Edisi 17, Tahun 2008, hal. 155
– 156
15. Instruction Manual Piezolith 3000, Richard Wolf,2008
10. Indikator Prosedur Pasien dapat pulang / KRS setelah perawatan 7 hari
Tindakan
11. Kepustakaan 10. Campbell’s Urology, 9th ed., Section 3, Chapter 6,
Tahun 2007
11. Smith’s General Urology, Edisi 17, Tahun 2008, hal.
155 – 156
12. Dasar-dasar Urologi, Edisi kedua, Tahun 2007, hal.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
227 – 229
13. Drach G.W.: Urinarylithiasis: Etiology ; Diagnosis and
Medical Management. Campbell’s Urology, Vol.III
6ed WB Saunders Co. Philladelphia - London -
Toronto - Montreal - Sidney - Tokyo, 1992, p. 2085 -
2156.
14. Roth R.A. ; Finlayson B. ; Clinical Management of
Urolithiasis, Williams & Wilkins Baltimore - London,
1983, p. 151 - 210.
15. Stroller. M.L. et al : Urinary Stone Disease. General
Urology 14th Ed. Lange Medical Publication Maruzen
Asia,1995, p. 276 - 304.
antiseptik.
4. Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen
steril.
5. Pembacaan time out (cek persiapan operasi)
6. Insisi kulit di garis tengah dimulai dari prosesus
xyphoideus ke arah simfisis pubis, diperdalam lapis
demi lapis.
7. Pada nefrektomi elektif: garis putih (white line) dari
Told diinsisi untuk membebaskan kolon, kolon
disibakkan ke medial sampai tampak vasa renalis.
Ginjal yang masih diliputi lemak perinefrik dan fasia
Gerota dimobilisasi secara tumpul di sisi posterior
dan lateral pada daerah avaskuler antara fasia
Gerota dan otot kuadratus lumborum dan psoas.
Identifikasi ureter pada tepi inferior fasia Gerota saat
menyilang vasa iliaka. Ureter diligasi dengan benang
sutra 1-0 dan dipotong. Identifikasi vena renalis dan
diteugel. Vena spermatika dan vena adrenalis diligasi
dengan benang sutra 2-0 pada tempat keluarnya dari
vena renalis dan dipotong. Sisihkan vena renalis ke
anterior untuk menampakkan arteri renalis. Arteri
renalis diligasi ganda dengan sutra 2-0 di proksimal
dan dipotong. Vana renalis diligasi ganda dengan
sutra 2-0 dan dipotong. Tepi superior fasia Gerota
diatas kelenjar adrenal dibebaskan. Cabang vasa
adrenalis dari aorta diidentifikasi dan diligasi dengan
sutra 2-0 dan dipotong. Ginjal dikeluarkan dari
kavum abdomen.
8. Pada nefrektomi darurat (trauma): kontrol terhadap
pedikel ginjal dilakukan terlebih dahulu dengan
menyibakkan usus halus ke arah kanan dan
peritoneum posterior dipotong mulai dari
ligamentum Treitz ke arah sekum. Vasa renalis
diidentifikasi dan diligasi. Eksposur dan
pengangkatan ginjal selanjutnya sama dengan
nefrektomi elektif.
9. Cuci lapangan operasi dengan Povidone Iodine dan
PZ
10. Pasang drain redon pada fosa renalis.
11. Luka operasi ditutup lapis demi lapis.
5. Prosedur Tindakan 49. Dilakukan dengan alat fluoroskopi atau guiding USG
50. Dengan pembiusan umum, regional atau lokal.
51. Posisi pronasi, perut sisi yang sakit diganjal bantal
tipis.
52. Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan
antiseptik.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
Prosedur Pyelolithotomi
1. Pengertian (Definisi) Pyelolithotomi merupakan tindakan operasi terbuka untuk
mengambil batu pyelum.
2. Indikasi 1. Batu pyelum
3. Kontra Indikasi 1. Terdapat kontra indikasi pembiusan
4. Persiapan 1. Surat persetujuan tindakan medis
2. Persiapan operasi : Puasa
3. Antibiotik profilaksis
4. Membuat tanda / marker insisi yang akan dilakukan.
5. Prosedur Tindakan 72. Pasang foto-foto (BOF/IVP) di light box untuk kasus
batu opak
73. Setelah dibius, Pasang kateter 16 Fr dan urobag,
perhatikan kesesuaian marker/lokasi yang akan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
3. Antibiotik profilaksis
4. Membuat tanda / marker insisi yang akan dilakukan
keluarkan batu
37. Jahit ureter secara endoskopi
38. Kontrol perdarahan
39. Trokar dikeluarkan
40. Jahit luka incisi kuit, kemudian ditutup dengan kasa
steril.
10. Indikator Prosedur Pasien batu ureter yang dilakukan URS dapat KRS setelah
Tindakan perawatan selama 3 hari
11. Kepustakaan 47. Campbell’s Urology, 9th ed., Section 3, Chapter 6, Tahun
2007
48. Smith’s General Urology, Edisi 17, Tahun 2008, hal. 155
– 156
49. Dasar-dasar Urologi, Edisi kedua, Tahun 2007, hal. 227
– 229
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
5. Prosedur Tindakan 1. Pasang foto-foto di light box untuk kasus batu opak
2. Dengan pembiusan umum atau lokal.
3. Posisi terlentang
4. Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan
antiseptik (dengan batas umbilicus di bagian kranial,
pertengahan paha di bagian lateral, perineum di
bagian kaudal, dan genitalia eksterna).
5. Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen
steril.
6. Pembacaan Time Out
7. Insisi kulit pada dorsal meatus urethra sekitar 1-
1,5cm secara longitudinal tepat pada posisi batu.
8. Batu dipegang dengan forcep dan dikeluarkan
9. Dilakukan meatoplasti : urethra dijahit dengan
jahitan interrupted menggunakan chromic catgut
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
4.0.
10. Pasang kateter urethra (ukuran sesuai dengan
pasien) sebagai splint.
10. Indikator Prosedur Pasien dapat pulang / KRS setelah perawatan 3 hari
Tindakan
11. Kepustakaan 16. Campbell’s Urology, 9th ed., Section 3, Chapter 6,
Tahun 2007
17. Smith’s General Urology, Edisi 17, Tahun 2008, hal.
155 – 156
18. Dasar-dasar Urologi, Edisi kedua, Tahun 2007, hal.
227 – 229
19. Flocks,R.H. Surgery of the urethra;in A Handbook of
Operative Surgery ,Surgical Urology; Year Book
Medical Publisher Inc,Chicago,3rd Ed;p.370-372.
20. Mauermayer W. ; Transurethral Surgery, Springer-
Verlag-Berlin Heidelberg, New York, 1983, p: 359 –
367.
21. Blandy JP ; Vesical lithotomy and Diverticulectomy in
Operation Surgery Urology, 4 th Ed; Butterworths-
London-Boston-Singapura-Toronto, p. 328 – 334.
22. Michell JP ; Litholapaxy ; lithotripty and evacuation of
foreign bodies from the Bladder in Operation Surgery
Urology, 4 th Ed ; Butterworths-London-Boston-
Singapura-Toronto, p. 744-750.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
10. Indikator Prosedur Pasien setelah prosedur tindakan lubrikasi anterior dapat
Tindakan Keluar Rumah Sakit (KRS) 1 hari setelah selesai tindakan
11. Kepustakaan 1. Campbell’s Urology, 9th ed., Section 3, Chapter 6, Tahun
2007
2. Smith’s General Urology, Edisi 17, Tahun 2008, hal. 155
– 156
3. Dasar-dasar Urologi, Edisi kedua, Tahun 2007, hal. 227
– 229
4. Demetrius. H Bagley, et al : Transurethral uretroscopy.
Techniques in Endourology, 1984, p. 267 – 291.
5. Jeffry. L Huffman, MD : Uretroscopy, Champbell’s
Urology, 6th ed, 1992, p.2195-2230
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
ke buli-buli.
22. Membuat laporan pelaksanaan prosedur tindakan.
5. Prosedur Tindakan 11. Pasang foto-foto di light box untuk kasus batu opak
12. Dengan pembiusan umum.
13. Posisi terlentang
14. Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan
antiseptik (dengan batas umbilicus di bagian kranial,
pertengahan paha di bagian lateral, perineum di
bagian kaudal, dan genitalia eksterna).
15. Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen
steril.
16. Pembacaan Time Out
17. Insisi kulit pada urethra sekitar 1-1,5cm secara
longitudinal tepat pada posisi batu.
18. Batu dipegang dengan forcep dan dikeluarkan
19. Urethra dijahit dengan jahitan interrupted
menggunakan chromic catgut 4.0, sedangkan kulit
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
10. Indikator Prosedur Pasien dapat pulang / KRS setelah perawatan 5 hari
Tindakan
11. Kepustakaan 23. Campbell’s Urology, 9th ed., Section 3, Chapter 6,
Tahun 2007
24. Smith’s General Urology, Edisi 17, Tahun 2008, hal.
155 – 156
25. Dasar-dasar Urologi, Edisi kedua, Tahun 2007, hal.
227 – 229
26. Flocks,R.H. Surgery of the urethra;in A Handbook of
Operative Surgery ,Surgical Urology; Year Book
Medical Publisher Inc,Chicago,3rd Ed;p.370-372.
27. Mauermayer W. ; Transurethral Surgery, Springer-
Verlag-Berlin Heidelberg, New York, 1983, p: 359 –
367.
28. Blandy JP ; Vesical lithotomy and Diverticulectomy in
Operation Surgery Urology, 4 th Ed; Butterworths-
London-Boston-Singapura-Toronto, p. 328 – 334.
29. Michell JP ; Litholapaxy ; lithotripty and evacuation of
foreign bodies from the Bladder in Operation Surgery
Urology, 4 th Ed ; Butterworths-London-Boston-
Singapura-Toronto, p. 744-750.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RS–UMM MALANG
Jl. Raya Tlogomas 45 Malang
2017
10. Indikator Prosedur Pasien setelah prosedur tindakan uretroskopi dapat Keluar
Tindakan Rumah Sakit (KRS) 1 hari setelah selesai tindakan
11. Kepustakaan 11. Campbell’s Urology, 9th ed., Section 3, Chapter 6, Tahun
2007
12. Smith’s General Urology, Edisi 17, Tahun 2008, hal. 155
– 156
13. Dasar-dasar Urologi, Edisi kedua, Tahun 2007, hal. 227
– 229
14. Demetrius. H Bagley, et al : Transurethral uretroscopy.
Techniques in Endourology, 1984, p. 267 – 291.
15. Jeffry. L Huffman, MD : Uretroscopy, Champbell’s
Urology, 6th ed, 1992, p.2195-2230