Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN PRAKTIS KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RS PURI MANDIRI KEDOYA
2017

ABORTUS
ICD 10 : O. 03. 9/ O. 06. 4

Abortus ialah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
1. PENGERTIAN
hidup diluar kandungan,dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram.
Jenis dan derajat abortus :
1. Abortus imminens adalah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi
perdarahan pervaginam ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi
masih baik dalam kandungan.
2. Abortus insipiens adalah abortus yang sedang mengancam dimana serviks
telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi
masih dalam kavum uteri.
3. Abortus inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum
uteri masih ada yang tertinggal.
4. Abortus komplit adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum
uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
1. Abortus imminens
2. ANAMNESIS
Riwayat terlambat haid dengan hasil B HCG (+) dengan usia
kehamilan dibawah 20 minggu
Perdarahan pervaginam yang tidak terlalu banyak, berwarna
kecoklatan dan bercampur lendir
Tidak disertai nyeri atau kram
2. Abortus insipiens
Perdarahan bertambah banyak, berwarna merah segar disertai
terbukanya serviks
Perut nyeri ringan atau spasme (seperti kontraksi saat
persalinan)
3. Abortus inkomplit
Perdarahan aktif
Nyeri perut hebat seperti kontraksi saat persalinan
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi
PANDUAN PRAKTIS KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RS PURI MANDIRI KEDOYA
2017

ABORTUS
ICD 10 : O. 03. 9/ O. 06. 4

Mulut rahim terbuka dengan sebagian sisa konsepsi


tertinggal
Terkadang pasien datang dalam keadaan syok akibat
perdarahan
4. Abortus komplit
Perdarahan sedikit
Nyeri perut atau kram ringan
Mulut rahim sudah tertutup
Pengeluaran seluruh hasil konsepsi
3. PEMERIKSAAN 1. Penilaian tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
FISIK
2. Penilaian tanda-tanda syok
3. Periksa konjungtiva untuktanda anemia
4. Mencari ada tidaknya massa abdomen
5. Tanda-tanda akut abdomen dan defans musculer
6. Pemeriksaan ginekologi, ditemukan:
a. Abortus iminens
Osteum uteri masih menutup
Perdarahan berwarna kecoklatan disertai lendir
Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
Detak jantung janin masih ditemukan
b. Abortus insipiens
Osteum uteri terbuka, dengan terdapat penonjolan kantong dan
didalamnya berisi cairan ketuban
Perdarahan berwarna merah segar
Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
Detak jantung janin masih ditemukan
c. Abortus inkomplit
Osteum uteri terbuka, dengan terdapat sebagian sisa konsepsi
Perdarahan aktif
PANDUAN PRAKTIS KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RS PURI MANDIRI KEDOYA
2017

ABORTUS
ICD 10 : O. 03. 9/ O. 06. 4

Ukuran uterus sesuai usia kehamilan


d. Abortus komplit
Osteum uteri tertutup
Perdarahan sedikit
Ukuran uterus lebih kecil usia kehamilan
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
4. KRITERIA
DIAGNOSIS pemeriksaan penunjang.

Unspecified abortion, complete, without complication


5. DIAGNOSIS
KERJA Unspecified abortion, incomplete,without complication

6. DIAGNOSIS Kehamilan ektopik


BANDING
Mola hidatidosa
Missed abortion
7. PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan USG.
PENUNJANG
2. Pemeriksaan tes kehamilan (BHCG): biasanya masih positif sampai 7-10
hari setelah abortus.
3. Pemeriksaan darah perifer lengkap
8. TERAPI Penatalaksanaan Umum
Pada keadaan abortus kondisi ibu bisa memburuk dan menyebabkan
komplikasi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah penilaian cepat
terhadap tanda vital (nada, tekanan darah, pernasapan dan suhu). Pada
kondisi di jumpai tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi,
berikan antibiotika dengan kombinasi:
1. Ampicilin 2 gr IV/IM kemudian 1 gr setiap 6 jam
2. Gentamicin 5 mg/KgBB setiap 24 jam
3. Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
4. Segera melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan Sekunder/RS
Penatalaksaan Khusus sesuai dengan Jenis Abortus
1. Abortus imminens:
PANDUAN PRAKTIS KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RS PURI MANDIRI KEDOYA
2017

ABORTUS
ICD 10 : O. 03. 9/ O. 06. 4

a. Pertahankan kehamilan
b. Tidak perlu pengobatan khusus
c. Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual
d. Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada
pemeriksaan antenatal termasuk pemantauan kadar Hb dan USG
panggul serial setiap 4 minggu. Lakukan penilaian ulang bila
perdarahan terjadi lagi
e. Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG, nilai
f. kemungkinan adanya penyebab lain.
g. Tablet penambah darah
h. Vitamin ibu hamil diteruskan
2. Abortus insipiens
a. Lakukan konseling untuk menjelaskan kemungkinan risiko dan rasa
tidak nyaman selama tindakan evakuasi, serta memberikan informasi
mengenai kontrasepsi paska keguguran.
b. Jika usia kehamilan < 16 minggu: lakukan evakuasi isi uterus; Jika
evakuasi tidak dapat dilakuka segera: berikan ergometrin 0.2 mg IM
(dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu).
c. Jika usia kehamilan > 16 minggu: Tunggu pengeluaran hasil
konsepsi secara spontan dan evakuasi hasil konsepsi dari dalam
uterus. Bila perlu berikan infus oksitosin 40 IU dalam 1 L NaCl
0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tetes per menit.
d. Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30 menit selama 2 jam,
bila kondisi baik dapat dipindahkan ke ruang rawat.
e. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan
untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium.
f. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut
abdomen, dan produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar
Hb setelah 24 jam. Bila kadar Hb > 8gr/dl dan keadaan umum baik,
PANDUAN PRAKTIS KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RS PURI MANDIRI KEDOYA
2017

ABORTUS
ICD 10 : O. 03. 9/ O. 06. 4

ibu diperbolehkan pulang.


3. Abortus inkomplit
a. Lakukan konseling.
b. Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi).
c. Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena perdarahan,
pasang IV line (bila perlu 2 jalur) segera berikan infus cairan NaCl
fisiologis atau cairan ringer laktat disusul dengan darah.
d. Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan <16 minggu,
gunakan jari atau forcep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi
yang mencuat dari serviks. Jika perdarahan berat dan usia kehamilan
< 16 minggu, lakukan evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual
(AVM) merupakan metode yang dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya
hanya dilakukan apabila AVM tidak tersedia. Jika evakuasi tidak
dapat dilakuka segera: berikan ergometrin 0.2 mg IM (dapat diulang
15 menit kemudian bila perlu).
e. Jika usia kehamilan > 16 minggu berikan infus oksitosin 40 IU
dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tetes per menit.
f. Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30 menit selama 2 jam,
Bila kondisi baik dapat dipindahkan ke ruang rawat.
g. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan
untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium.
h. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut
abdomen, dan produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar
Hb setelah 24 jam. Bila kadar Hb > 8gr/dl dan keadaan umum baik,
ibu diperbolehkan pulang.
4. Abortus komplit
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila menderita anemia
perlu diberikan sulfas ferosus dan dianjurkan supaya makanannya
mengandung banyak protein, vitamin dan mineral.
PANDUAN PRAKTIS KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RS PURI MANDIRI KEDOYA
2017

ABORTUS
ICD 10 : O. 03. 9/ O. 06. 4

9. EDUKASI 1. Pemeriksaan rutin antenatal


2. Makan makanan yang bergizi (sayuran, susu,ikan,
daging,telur).
3. Menjaga kebersihan diri, terutama daerah kewanitaan
dengan tujuan mencegah infeksi yang bisa
mengganggu proses implantasi janin.
4. Hindari rokok, karena nikotin mempunyai efek vasoaktif
sehingga menghambat sirkulasi uteroplasenta.
5. Apabila terdapat anemia sedang berikan tablet Sulfas
Ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu,bila anemia
berat maka berikan transfusi darah.
6. Melakukan konseling untuk memberikan dukungan
emosional
7. Menganjurkan penggunaan kontrasepsi pasca
keguguran karena kesuburan dapat kembali kira-kira
14 hari setelah keguguran. Untuk mencegah
kehamilan, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
umumnya dapat dipasang secara aman setelah aborsi
spontan atau diinduksi. Kontraindikasi pemasangan
AKDR pasca keguguran antara lain adalah infeksi
pelvik, abortus septik, atau komplikasi serius lain dari
abortus.
8. Follow up dilakukan setelah 2 minggu.
10. PROGNOSIS Bonam
11. KEPUSTAKAAN 1. Saifuddin, A.B. Ilmu Kebidanan. Perdarahan pada kehamilan muda. Ed
4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.2009: p. 460-474.
(Prawirohardjo, et al., 2010)
2. KementerianKesehatan RI dan WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta:
KementerianKesehatan RI. 2013(Kementerian Kesehatan Republik
PANDUAN PRAKTIS KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RS PURI MANDIRI KEDOYA
2017

ABORTUS
ICD 10 : O. 03. 9/ O. 06. 4

Indonesia, 2013)
3. Saifuddin, A.B. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2001;
146-147.(Saifuddin, 2011)

Anda mungkin juga menyukai