Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN PRAKTEK KLINIK

PERDARAHAN PASCA PERSALINAN

No Dokumen No Revisi Halaman


1/7
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR,

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian Perdarahan pasca salin adalah kehilangan darah lebih dari 500 cc pada
persalinan pervaginam ataupun 1000 cc pada persalinan perabdominan.
Perdarahan mayor dapat dapat dibagi menjadi sedang (1000-2000 ml)
atau berat (>2000 ml)
Berdasarkan waktu terjadinya :
 Primer : Terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan, biasanya
disebabkan oleh atonia uteri, sisa plasenta, laserasi jalan lahir,
rupture uteri, inversion uteri, plasenta akreta dan gangguan koagulasi
herediter.
 Sekunder : Terjadi antara 24 jam hingga 12 minggu setelah
persalinan, biasa disebabkan oelh sisa plasenta dan subinvolusio
dari plasental bed.
Penyebab HPP dikenal sebagai 4T, yaitu Tone (uterus lembek), Tissue
(sisa plasenta atau bekuan darah yang menghalangi kontraksi), Trauma
(robekan jalan lahir) dan Thrambin (gangguan factor pembekuan darah).
Anamnesa 1. Perdarahan
2. Lemas
3. Berkeringat dingin
4. Menggigil
5. Keadaan umum pasien tampak agitasi/ binggung, terkadang tidak
sadarkan diri
6. pusing
Pemeriksaan fisik 1. Tanda- tanda syok
2. Tanda – tanda Vital
3. Pemeriksaan Obstetrik
- Perhatikan kontraksi, letak dan konsistensi uterus
- Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai perdarahan, keutuhan
plasenta, tali pusat, robekan daerah vagina

Pemeriksaan Penunjang 1. Darah perifer lengkap


2. Golongan Darah
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN

No Dokumen No Revisi Halaman


2/7
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR,

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

3. BT (Bleeding Time), CT, Fibrinogen (Clotting Time)


Tujuan Untuk mencegah kehilangan darah lebih banyak
Penatalaksanaan/ 1. Manajemen awal stimulasi kontraksi uterus pada perdarahan pasca
Prosedur Tindakan persalinan
 Palpasi fundus uterus dan lakukan massage untuk memberikan
stimulus kontraksi
 Pastikan kandung kemih dalam keadaan kosong
 Berikan oxytosin sebagai uterotonik lini pertama
 Tambahkan metil ergometrin 0,5 mg IM dan atau misoprostol 800
mg per oral/per rectal sebaga tambahan uterotonik
2. Evaluasi tanda syok, jika didapatka syok dilakukan stabilisasi A-B-C
3. Estimasi kehilangan darah
Perdarahan 600 cc 1200 cc 2000 cc
Cairan infuse RL 1200-2000 cc 2500-5000 cc 4000-8000 cc
4. Etiologi perdarahan pasca persalinan
a. Atonia uteri
Adalah perdarahan yang terjadi segera setelah plasenta lahir,
uterus tidak berkontraksi, konsistensi uterus lembek.
Penatalaksanaan / Prosedur Tindakan
 Lakukan masase uterus
 Pastikan plasenta lahir lengkap
 Berikan 20-40 unit oxytosin dalam Nacl 0,9% atau RL dengan
kecepatan 60 tetes/menit dan 10 unit IM
 Lanjutkan infuse oxytosin 20 unit dalam 1000 ml larutan Nacl
0,9 % atau RL dengan kecepatan 40 tetes /menit hingga
perdarahan berhenti
 Bila tidak tersedia oksitosin atau perdarahan tidak berhenti
berikan ergometrin 0,2 mg IM/IV dapat diulang 15 menit
kemudian dan setiap 4 jam selanjutnya bila diperlukan. Dosis
maksimal 1 mg.
 Jika perdarahan terus berlangsung, identifikasi sumber
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN

No Dokumen No Revisi Halaman


3/7
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR,

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

perdarahan lainnya, laserasi jalan lahir, hematoma parametmal,


rupture uteri, inversion uteri, sisa jaringan plasenta, koagulopati
 Bila uterus tidak berkontraksi, lakukan kompresi bimanual,
kompresi aorta abdominalis, tekan segmen bawah/ aorta
abdominalis, beri misoprostol 400 mg/ rectal.
 Lakukan pasang tampon kondom kateter, jika perdarahan
terkontrol observasi ketat, tetapi jika perdarahan terus
berlangsung lakukan tindakan operatif, pilihan tindakan operatif
yang dapat dilakuakan antara lain prosedur jahiyan B-Lynch,
Embolisasi arteri uteriva, Ligasi arteri uterine,dan arteriovarika
atau prosedur histerektomi sub total

b. Robekan Jalan lahir


Adalah perdarahan setelah bayi lahir dapat terlihat adanya robekan
pada perineum, serviks, dan atau vagina
Penatalaksanaan / Prosedur Tindakan
 Rupture perineum dan dinding vagina
- Eksplorasi sumber perdarahan
- Irigasi tempat luka, bersihkan dengan antiseptic
- Hentikan sumber perdarahan dengan klem kemudian ikat
dengan benang yang dapat diserap
- Lakukan penjahitan
- Bila perdarahan berlanjut
 Robekan Serviks
- Jepit dengan klem ovum pada lokasi perdarahan
- Jahitan dilakukan secara continue dimulai dari ujung atas
robekan kemudian kearah luar sehingga semua robekan
dapat dijahit

c. Sisa Plasenta
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN

No Dokumen No Revisi Halaman


4/7
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR,

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Adalah perdarah yang disebabkan adanya sisa plasenta atau


sebagian selaput tidak lengkap, perdarahan dapat muncul 6-10
hari pasca salin disertai sub involusi uterus
Penatalaksanaan / Prosedur Tindakan
- Beri 20- 40 unit oxytosin dalam 1000 larutan Nacl 0,9% atau RL
dengan kecepatan 60 tetes/ menit dan 10 unit IM
- Lakukan eksplorasi digital
- Bila serviks hanya dapat dilalui instrument, lakukan AVM
(Aspirasi vakum manual) atau dilatasi dan kuret
- Jika perdarahan berlanjut tatalaksanan seperti kasus atonia
uteri
- Beri antibiotika profilaksis dosis tunggal ( ampisilin 2 gr IV dan
metronidazol 500 mg IV)

d. Inversion Uteri
Adalah jika saat masase fundus uteri tidak teraba, lumen vagina
terisi massa, nyeri ringan sampai berat
Penatalaksanaan / Prosedur Tindakan
- Reposisi uterus
- Jika sulit, apalagi inversi telah terjadi cukup lama dan jika ibu
sangat kesakitan beri penthidin 1 mg/ kgBB (jangan
melebihi 10mg) IM/IV perlahan/ beri morfin 0,1 mg/kgBB IM
- Jika dilakukan usaha reposisi tidak berhasil lakukan
laparotomi, jika tidak berhasil lakukan histerektomi

e. gangguan Pembekuan Darah


adalah perdarahan tidak berhenti, encer, tidak terlihat gumpalan
darah, kegagalan terbentuknya gumpalan pada uji pembekuan
darah sederhana, terdapat factor predisposisi antara lain solusio
plasenta, IUFD, Eklamsia, Emboli air ketuban
Penatalaksanaan / Prosedur Tindakan
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN

No Dokumen No Revisi Halaman


5/7
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR,

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

- tangani kehilangan darah segera


- beri darah lengkap segar bila tersedia
- jika tidak tersedia dapat diberikan FFP (15 ml/ kgBB) jika
APTT dan PTT melebihi 1,5 kali
- berikan trombosit konsetrat ( perdarahan berlanjut dan
trombosit < 20000)
f. Retensio Plasenta
Adalah plasenta belumlahir 30 menit setelah kelahiran bayi. Jenis
retensio plasenta antara lain plasenta adhesive, plasenta akreta,
plasenta inkreta, placenta perkreta.
Penatalaksanaan / Prosedur Tindakan
- Beri 20-40 unit oxytoosin dalam 1000 ml larutan Nacl 0.9%
dengan kecepatan 60 tetes / menit dan 10 unit IM
- Lakukan tarikan tali pusat terkendali, bila tidak berhasil
lakukan plasenta manual secara hati hati, jika plasenta lahir
tidak lengkap lanjut tatalaksana sisa plasenta. Jika sudah
lengkap lanjutkan infuse RL/ Nacl 20 unit 40 tetes/menit
sampai dengan perdarahan berhenti
- Antibiotika profilaksis dosis tunggal

g. Rupture Uteri
Terjadi perdarahan segera ( intra abdominal dan atau pervaginam),
nyeri perut yang hebat, kontraksi yang hilang.
Penatalaksanaan / Prosedur Tindakan
Rupture uteri bias dilakukan histerektomi atau histerorafi
- Histerektomi bila terdapat robekan yang luas / multiple, tepi
luka yang nekrotik edema dan sulit dikenali.
- Histerorafi bila robekan tidak luas, tepi robekan yang bersih
dan tidak edema, tidak ada tanda infeksi.
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN

No Dokumen No Revisi Halaman


6/7
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR,

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dosis Obat Oksitosin Ergometrin/


Etilergometrin
Dosis dan Rute IV; infuse 20 unit dalam 1 L; IM atau IV lambat ; 0.2
cairan IV 60 tetes permenit mg
Dosis Lanjutan IV; infuse 20 unit dalam 1 L; Ulangi 0,2 mg IM
cairan IV 40 tetes per menit setelah 15 menit
Dosis Maksimal Tidak lebih dari 3 L cairan Total 1,0 mg
IV yang berisi oksitosin 100
IU
Kontraindikasi Jangan diberikan secara Pre eklamsia,
bolus hipertensi
Tingkat evidens Levels of Evidence yang dimodifikasi untuk keperluan praktis sehingga
peringkat bukti adalah sebagai berikut:
IA : Meta Analisis, Uji klinis
IB : Uji Klinis yang besar dengan validitas yang baik
II : Uji klinis tidak terandominasi
III : Studi Observasional ( kohort, kasus control )
IV : Konsensus dan pendapat ahli
Kepustakaan  Kementerian Kesehatan Republik Indoesia, Buku Saku Pelayanan
Kesehatan RI di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, Edisi 1.
Jakarta : 2013
 Cunningham FG, dkk. Williams Obstetric, ed. 23. New York: Mc Graw-
Hill : 2010
 Pelayanan Obstetric dan Neonatal Emergency Komprehensif
(PONEK) Asuhan Obstetri Esensial. Jakarta : 2008
 Kemenkes RI, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata
Laksana Komplikasi Kehamilan, Jakarta : 2017
PANDUAN PRAKTEK KLINIK
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN

No Dokumen No Revisi Halaman


7/7
Ditetapkan,
Tanggal Terbit DIREKTUR,

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Anda mungkin juga menyukai