PENGERTIAN Adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat badan anak kurang dari 1000 gram.
Abortus komplit:
Adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada
kehamilan kurang dari 20 minggu.
Abortus inkomplit:
Adalah sebagian konsepsi telah keluar dari vakum uteri, sebagian lagi
masih tertinggal.
Abortus insipiens:
Abortus imminens:
Missed Abortion :
Abortus Infeksiosus:
PENGERTIAN Adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi berimplikasi dan tumbuh
diluar endometrium kavum uteri. Yang termasuk kehamilan ektopik
adalah:
a. kehamilan abdominasi
b. kehamilan ampula tuba
c. kehamilan ismus tuba
d. kehamilan intersial tuba
e. kehamilan ovarialal
f. kehamilan intra ligamen
g. kehamilan komu
h. kehamilan serviks
TUJUAN 1. Memberikan pedoman kepadapetugas tentang langkah-langkah
pengelolaan KET, sehingga tindakan yang dilakukan dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Mengantisipasi agar penderita tidak sampai jatuh dalam keadaan
yang lebih buruk.
3. Petugas dapat mengenali KET dengan memeriksa sesuai dengan
kriteria diagnosis sebagai berikut:
a. Anamnesa:
1. Nyeri perut pada satu sisi /perut bagian bawah.
2. Riwayat terlamabat haid
3. Perdarahan pervaginam
4. Adanya riwayat pingsan
b. Pemeriksaan fisik
1. Didapatkan adanya tanda-tanda syok
hipofolemik,keadaan umum pucat anemis,hipotermi,
tachicardi dan keringat dingin.
2. Adanya tanda-tanda akut abdomen berupa : perut tegang
terutama bagian bawah
3. Defance muscular (+) adaanya tanda-tanda cairan bebas
intra abdomen.
4. Pemeriksaan dalam (VT) ada fluksusportio lembut dan
nyeri goyang portio (+), nyeri putar (slinger pain) (+).
5. Didapati masa di adneksadan nyeri tekan.
6. Cavum douglas menonjol Diagnosa banding
1. Abortus imminiens
2. Apendicitis
3. Radang panggul
4. Neoplasma Ovarii yang terinfeksi
5. Torsi
6. Ruptur tanpa kehamilan
c. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium darah
2. Tes kehamilan d.3. Kuldu sintesis
3. USG : adanya GS di luar kavum uteri dan disertai
gambaran cairan bebas.
KEBIJAKAN 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah
2. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang
3. Peraturan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia Nomor
340/Menkes/PER/III/2010 tentang Klasigikasi Rumah Sakit.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Ijin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan
6. Keputusan Menteri Kesehatan No.129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7. Pedoman Pelayanan Rawat Gabung di RS, Departemen
Kesehatan 1991
8. Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk dokter,
bidan dan perawat di RS, Departemen kesehatan –IDAI 2004.
9. Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal pada Rumah Sakit
Umum kelas B (non pendidikan), C, dan D Departemen
Kesehatan 2006
KRITERIA DIAGNOSA Anamnesis
a. Amenorea atau terlambat haid
b. Timbul sinkop dan gejala abdomen akut. Keadaan ini
disebabkan pendarahan intra peritoneal yang mendadak serta
terjadinya hipovolemia pada sirkulasi.
c. Nyeri perut, terutama nyeri unilateral. Gejala ini spesifik untuk
kehamilan tuba, tetapi nyeri bisa juga bilateral, dibawah perut
pada 20-25% penderita ada juga yang mengeluh nyeri bahu.
Keadaan ini timbul jika pendarahan peritoneum sudah
mengiritasi diafragma.
d. Pendarahan vagina atau sepoting. Gejala pendarahan dan atau
pendarahan bercak ini timbul hampir pada 75% kasus yang
timbul 1 atau 2 minggu setelah keterlambatan haid. Sekalipun
demikian riwayat keterlambatan haid 6 – 8 minggu sebelum
gejala sakit perut atau pendarahan vagina.
e. Gejala tidak spesifik lainnya
f. Perasaan enek, muntah dan rasa tegang pada mammae serta
kadang-kadang gangguan defekasi.
Pemeriksaan fisik:
a. Tanda-tanda syok
Hipotensi
Takikardi
Pucat, ekstremiktas dingin
b. Abdomen akuta
Perut tegang pada bagian bawah
Nyeri tekan, nyeri ketok dan nyeri lepas dari dinding
perut
Pemeriksaan Ginekologi:
PENGERTIAN Perdarahan antepartum adalah perdarahan dari jalan lahir yang terjadi
pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih
TUJUAN Untuk mencari penyebab perdarahan antepartum serta merencanakan
tindakan selanjutnya agar morbiditas dan mordilitas ibu dan janin dapat
diturunkan
KEBIJAKAN Keputusan Kepala UPT Puskesmas Cigalontang
no…………….tanggal………tentang asuhan kebidanan
PROSEDUR a. Inform konsen
b. Tensi,thermometer
c. Doppler
d. Cairan infuse
e. Tabung O2 lengkap
LANGKAH-LANGKAH a. Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan
b. Lakukan anamnesis lengkap meliputi paritas, HPHT, riwayat
penyakit yang pernah dideritaserta riwayat obstetri yang lalu.
c. Lakukan pemeriksaan fisik lengkap meliputi KU ibu, TFU,
keadaan dan letak janin serta pemeriksaan dengan speculum
untuk melihat adanya perdarahan yang keluar dari ostium uteri
d. Lakukan pemeriksaan penunjang USG untuk memastikan umur
kehamilan, keadaan dan letak janin serta kemungkinan adanya
plasenta previa atau solusio plasenta yang menjadi penyebab
perdarahan
e. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk melihat adanya
keadaan anemia
f. Jelaskan pada pasien dan keluarganya mengenai keadaan
kehamilannya serta kemungkinan penyulit yang dapat timbul
dan beritahu bahwa pasien harus dirawat di rumah sakit
g. Pasang infuse
h. Sediakan pendonor darah untuk kemungkinan keperluan
transfuse
i. Setelah diagnose penyebab perdarahan ditegakkan rencanakan
tindakan selanjutnya
j. Bila perdarahan disebabkan oleh plasenta previa pada
kehamilan belum aterm dengan keadaan ibu dan janin baik
dilakukan perawatan dengan harapan sampai kehamilan aterm
k. Lakukan pemantauan ketat terhadap keadaan ibu dan janin
selama perawatan
l. Bila selama perawatan keadaan ibu dan atau janin menjadi
buruk atau timbul perdarahan dengan volume >500cc, segera
lakukan section sesaria untuk melahirkan jalan. Pada kehamilan
aterm dengan plasenta previa totalis, lakukan SC untuk
melahirkan janin. Bila plasenta hanya menutupi sebagian ostium
uteri dan letak plasenta pada SBR bagian depan, dapat dicoba
induksi persalinan dengan amniotomi dan oksitosin drip
m. Pada kehamilan aterm dengan plasenta previa totalis, lakukan
SC untuk melahirkan janin. Bila plasenta hanya menutupi
sebagian ostium uteri dan letak plasenta pada SBR bagian
depan, dapat dicoba induksi persalinan dengan amniotomi dan
oksitosin drip
n. Bila penyebab perdarahan adalah solusio plasenta dengan janin
hidup, lakukan SC untuk melahirkan janin segera
o. Pada pasien solusio plasenta dengan kematian janin dalam
rahim. Bila bayi tidak lahir setelah 6 jam, lakukan SC atas
indikasi ibu
Dokter spesialis obgyn dan gynekologi
Dokter spesialis anak
Dokter spesialis anestesi Ruang bersalin
Perawat kamar operasi
Perawat ruang rawat nifas
UNIT TERKAIT 1. Bidan
2. Pasien
3. IGD
4. POLI
PENGERTIA Robeknya dinding uterus, pada saat kehamilan atau dalam persalinan dengan atau
N
tanpa robeknya peritoneum visceral.
PENGERTIAN Proses persalinan yang berlangsung lama dari 24 jam mulai dari tanda
awal persalinan pada kala I dan II
TUJUAN 1. Agar tidak terjadi partus kasep
2. Menurunkan AKI dan AKB
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu Dan Anak Nomor : tentang
Kebijakan Ponek Rumah Sakit Ibu Dan Anak RSIA
PROSEDUR 1. Terima pasien/tempatkan pasien sesuai dengan kasus
2. Berikan penjelasan pada pasien sesuai dengan kasus
3. Pasien dan suami/keluarga menandatangani persetujuan
tindakan
4. Cuci tangan
5. Lakukan anmnesa, pemeriksaan fisik, inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan pemeriksaan dalam
6. Pemeriksaaan lab (DL dan HbSAg)
7. Pemeriksaan CTG
8. Pasang infuse (rehidrasi) cairan RL 2 fles tetesan grojok dan
glokosa 5% 1 fles 28 tetesan/menit
9. Kolaborasi dengna dokter untuk pemberian antibiotik
10. Bila panas kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
antiperitik
11. Obervasi kesejahteraan ibu dan janin tiap 15 menit
12. Lakukan karekteristik bila perlu
13. Anjurkan ibu tidur pada posisi miring kiri (bila memungkinkan)
14. Anjurkan asupan peroral atau minum manis-manis
15. Kolaborasi dokter untuk tindakan selanjutnya :
a. Dapa t lahir pervaginam pada kala I lakukan amniotomi atau
oxytocin drip
b. Dapat lahir pervaginaan pada kala II dilakukan vacum
ekstraksi
c. Tidak biasa lahir pervaginam dilakukan sectio sesaria
16. Cuci tangan
17. Dokumentasi
UNIT TERKAIT 1. Ruang Bersalin
2. Ruang Operasi
RSIA ANANDA LETAK SUNGSANG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/8
00.00.00/1/2022 00
PENGERTIAN Vaginitis adalah peradangan pada vagina ya:ng ditandai dengan adanya
pruritus, keputihan, dispareunia, dan disuria.
TUJUAN Sebagai pedoman dalam mendiagnosis dan memberikan tatalaksana
yang tepat terhadap pasien dengan vaginitis
KEBIJAKAN -
REFERENSI KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015 TENTANG PANDUAN
PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
PROSEDUR A. Penyebab vaginitis:
1. Vaginosis bakterialis (bakteri Gardnerella Vaginalis adalah
bakteri anaerob yang bertanggungjawab atas terjadinya
infeksi vagina yang non-spesifik, insidennya terjadi sekitar
23,6%).
2. Trikomonas (kasusnya berkisar antara 5,1-20%).
3. Kandida(vaginal kandidiasis, merupakan penyebab tersering
peradangan pada vagina yang terjadi pada wanita hamil,
insidennya berkisar antara 15- 42%). Hasil
Anamnesis(Subjective) Keluhan Bau adalah keluhan yang
paling sering dijumpai. Gejala klinis :
a. Bau
b. Gatal (pruritus)
c. Keputihan
d. Dispareunia
e. Disuria Faktor Risiko
f. Pemakai AKDR
g. Penggunaan handuk bersamaan
h. Imunosupres
4. Diabetes melitus
5. Perubahan hormonal (misal : kehamilan)
6. Penggunaan terapi antibiotik spektrum luas
7. Obesitas.
8. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana
(Objective) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat
ditemukan adanya iritasi,eritema atau edema pada vulva dan
vagina. Mungkin serviks juga dapat tampak eritematous.
Pemeriksaan Penunjang:
a. Pemeriksaan mikroskopik cairan atau sekret vagina.
b. Pemeriksaan pH cairan vagina.
c. Pemeriksaan uji whiff: Jika positif berarti mengeluarkan
mengeluarkan bau seperti anyir (amis) pada waktu
ditambahkan larutan KOH. Penegakan
Diagnostik(Assessment) Diagnosis Klinis Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan penunjang.
UNIT TERKAIT BP Umum, KIA, Klinik IMS, Laboratorium
RSIA ANANDA HYPEREMESIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/11
00.00.00/1/2022 00
Diet:
a. Diet hyperemesis I Diberikan pada hyperemesisi
tingkat III .Makanan hanya berupa roti kering dan
buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini
kurang dalan zat-zat gizi kecuali vitamin C kaerna
itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b. Diet hyperemesis II Diberikan bila rasa muala dan
muntah berkurang. Secara berangsur-angsur mulai
diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Minum tidak diberikan bersama makanan. Makanan
ini rendah dari semua zat gizi kecuali vitamin A dan
vitamin D
c. Diet hyperemesisi III Di berikan kepada penderita
dengan HEG ringan menurut kesanggupan pasien
minuman boleh diberikan bersama makanan.
Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali
kalsium
UNIT TERKAIT 1. Poli KIA
2. Ruang kamar bersalin dan kandungan ( VK kebidanan)
3. Ruang rawat inap kebidanan dan kandungan (bangsal
kebidanan)
4. IGD kebidanan ( ponek)
RSIA ANANDA ABSES TUBO OVARIAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/12
00.00.00/1/2022 00
PENGERTIAN Abses Tubo-ovarial (ATO) adalah radang bernanah yang terjadi pada
ovarium dan atau tuba fallopii pada satu sisi atau kedua sisi adneksa.
TUJUAN Mencegah terjadinya infeksidaerah panggul yang lebih lanjut
KEBIJAKAN Surat kKeputusasn plt. Direktur RSIA ANANDA Tentang Prosedur
Pelayanan Kebidanan Di RSIA ANANDA
PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan laboratorium; lekositosis ( 60-80% dari kasus ),
PENUNJANG peningkatan LED.
2. X foto abdomen dilakukan bila ada tanda-tanda ileus, dan atau
curiga adanya masa di adneksa.
3. Ultrasonografi; bisa dipakai pada kecurigaan adanya ATO atau
adanya masa di adneksa, melihat ada tidaknya pembentukan
kantung-kantung pus, dapat untuk evaluasi kemajuan terapi.
4. Punksi Douglas dilakukan bila pada VT : cabum Douglas teraba
menonjoL Pada ATO yang utuh, mungkin didapatkan cairan
akibat reaksi jaringan. Pada ATO yang pecah atau pada abses
yang mengisi cavum Douglas, didapat pus pada lebih 70%
kasus.
PENGERTIAN Infeksi vagina yang disebabkan oleh candida albicans atau specialis C
glabrata, C tropicalis
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan pasien
diagnosis candidiasis vulvovaginitis.
KEBIJAKAN
REFERENSI 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 296/Menkes/SK/III/2008
tentang Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer.
3. Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin FK Universitas Indonesia tahun
2007.
4. Pedoman Nasional Penanganan IMS Kemenkes Indonesi tahun 2011.
PROSEDUR 1. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
2. Petugas melakukan pengambilan spesimen darah atas persetujuan
pasien.
3. Petugas mengantarkan spesimen ke laboratorium untuk diperiksa
apakah mengarah ke sifilis.
4. Setelah didapatkan hasil, petugas menegakkan diagnose kandidiasis
vulvovaginitis.
5. Petugas membuat resep obat yaitu nistatin 100.000 IU intravagina
setiap hari selama 7 hari.
6. Petugas melakukan konseling dan edukasi.
7. Petugas memberikan kondom.
8. Petugas mencatat di Rekam Medis Elektronik / SIMPUS
UNIT TERKAIT BP Umum, KIA, Klinik IMS, Laboratorium
PROLAP UTERI
RSIA ANANDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/15
00.00.00/1/2022 00
PENGERTIAN Turun atau keluarnya sebagian atau seluruh uterus dari tempat asalnya
melalui vagina sampai mencapai atau melewati introitus vagina
– Kontipasi
Cystocele
Enterokele
Rektokele
TUJUAN Tujuan memperbaiki jaringan otot dasar panggul agar ia dapat Kembali
menahan uterus pada tempatnya.
KEBIJAKAN Dilakukan oleh bidan yang kompeten.
PROSEDUR a. Mempersiapkan alat
1. Sarung tangan steril
2. Kapas DTT
3. Bengkok
b. Persiapan lingkungan
1. Jaga privasi pasien ( siapkan sampiran)
c. Persiapan pasien
1. Jelaskan tujuan pemeriksaan (tindakan) yang akan dilakukan
2. Informed consent
d. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. Melakukan vulva hygiene dan membersihkan bagian uteri yang
prolap.
3. Kolaborasi dengan dr.SpOG
tanpa keluhan tidak perlu pengobatan
gr I/II latihan kegel
gr III/IV operatif, bila menolak pesarium
pasca menopause ; pesarium dengan estrogen :
Estrogen
pessarium harus dikontrol tiap bulan
bila terdapat inkontinensia urine, rektokel,
enterokel –histerektomi laparatomi/pervaginal
dengan kolporafi anterior
Tahap terminasi
4. Evaluasi
5. Simpulkan hasil kegiatan
6. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
7. Bereskan alat-alat
8. Cuci tangan
UNIT TERKAIT Kamar bersalin
INFERTILITAS
RSIA ANANDA No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/16
00.00.00/1/2022 00
Histerosalfingogrfi (HSG)
Biopsi endometrium
TUJUAN
KEBIJAKAN Dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang kompeten.
UNIT TERKAIT Poli Kebidanan, Laboratorium
Multigravida 1 jam
DIAGNOSA BANDING Apabila telah dilakukan analisa proses kemujuan persalinan dan
dijumpai distosia , maka harus dicari penyebab distosia yang mungkin
berasal dari salah satu faktor ataupun gabungan dari beberapa faktor
berikut :
Kelainan tenaga
Kelainan janin
Kelainan jalan lahir
TUJUAN Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah dalam melakukan
penatalaksanaan distosia bahu
PENGERTIAN Tumor jinak lapisan miometrium rahim dengan sifat konsistensi padat
kenyal, berbatas jelas dan memiliki pseudokapsul bisa soliter atau
multiple dengan ukuran mulai mikroskopis samapi > 50kg
PENGERTIAN ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil dan
selama kehamilannya serta mempersiapkan ibu agar memahami
pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil, bersalin dan nifas.
Dengan melakukan deteksi dini faktor resiko dan menangani masalah
tersebut secara dini.
TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC),
sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik, melahirkan bayi yang
sehat dan memperoleh kesehatan yang optimal pada masa nifas serta
dapat menyusui dengan baik dan benar.
PROSEDUR 1. Persiapan
1.1. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan.
1.2. Mempersiapkan Bumil mengosongkan kandung kemih.
1.3. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan
air mengalir dan keringkan.
2. Pelaksanaan
2.1. Anamnesa:
2.1.1.Riwayat perkawinan.
2.1.2.Riwayat penyakit ibu dan keluarga.
2.1.3.Status wayat Haid, HPHT.
2.1.4.Riwayat imunisasi Ibu saat ini
2.1.5.Kebiasaan ibu.
2.1.6.Riwayat persalinan terdahulu
Dari anamnesa haid tersebut, tentukan usia kehamilan dan buat taksiran
persalinan.
PENGERTIAN ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil dan
selama kehamilannya serta mempersiapkan ibu agar memahami
pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil, bersalin dan nifas.
Dengan melakukan deteksi dini faktor resiko dan menangani masalah
tersebut secara dini.
TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC),
sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik, melahirkan bayi yang
sehat dan memperoleh kesehatan yang optimal pada masa nifas serta
dapat menyusui dengan baik dan benar.
PROSEDUR 3. Persiapan
3.1. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan.
3.2. Mempersiapkan Bumil mengosongkan kandung kemih.
3.3. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan
air mengalir dan keringkan.
4. Pelaksanaan
4.1. Anamnesa:
4.1.1.Riwayat perkawinan.
4.1.2.Riwayat penyakit ibu dan keluarga.
4.1.3.Status wayat Haid, HPHT.
4.1.4.Riwayat imunisasi Ibu saat ini
4.1.5.Kebiasaan ibu.
4.1.6.Riwayat persalinan terdahulu
Dari anamnesa haid tersebut, tentukan usia kehamilan dan buat taksiran
persalinan.