Anda di halaman 1dari 8

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA ABORTUS

No. Dokumen : 488/SOP/PKM-


TM/II/2020
No. Revisi : 02

Tanggal Terbit : 17 Februari 2020


SOP
Halaman : 1/7

UPT Puskesmas drg. Mariani


Tanjung Morawa NIP.196602141994032010

1. Pengertian Abortus ialah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan,dan sebagai batasan digunakan kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram.
No. ICPC-2 : W82 Abortion spontaneous
No. ICD-10 : O03.9 Unspecified abortion, complete, without
complication
No. ICPC-2 : W82 Abortion spontaneous
No. ICD-10 : O06.4 Unspecified abortion, incomplete, without
complication
Tingkat Kemampuan : Abortus komplit 4A
Abortus inkomplit 3B
Abortus insipiens 3B
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk tatalaksana pada pasien
abortus

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Tanjung Morawa Nomor


093/SK/PKM-TM/I/2020 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
2. Peraturan Menteri Kesehatan No 514 Tahun 2015 Tentang Panduan
Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Alat dan Bahan 1. Inspekulo
2. Laboratorium sederhana untuk pemeriksan tes kehamilan .
3. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah rutin.
4. USG
6. Langkah- Subjective
langkah
a. Dokter menanyakan keluhan pasien
Keluhan yang terdapat pada pasien abortus antara lain:
1. Abortus imminens
a. Riwayat terlambat haid dengan hasil B HCG (+) dengan usia
kehamilan dibawah 20 minggu
b. Perdarahan pervaginam yang tidak terlalu banyak, berwarna
kecoklatan dan bercampur lendir
c. Tidak disertai nyeri atau kram
2. Abortus insipiens
a. Perdarahan bertambah banyak, berwarna merah segar disertai
terbukanya serviks
b. Perut nyeri ringan atau spasme (seperti kontraksi saat persalinan)
3. Abortus inkomplit
a. Perdarahan aktif
b. Nyeri perut hebat seperti kontraksi saat persalinan
c. Pengeluaran sebagian hasil konsepsi
d. Mulut rahim terbuka dengan sebagian sisa konsepsi tertinggal
e. Terkadang pasien datang dalam keadaan syok akibat perdarahan
4. Abortus komplit
a. Perdarahan sedikit
b. Nyeri perut atau kram ringan
c. Mulut rahim sudah tertutup
d. Pengeluaran seluruh hasil konsepsi
b. Dokter menjelaskan faktor resiko yang mempengaruhi timbulnya
penykait seperti :
1. Faktor Maternal
a. Penyakit infeksi
b. Kelainan hormonal, seperti hipotiroidisme
c. Gangguan nutrisi yang berat
d. Penyakit menahun dan kronis
e. Alkohol, merokok dan penggunaan obat-obatan
f. Anomali uterus dan serviks
g. Gangguan imunologis
h. Trauma fisik dan psikologis
2. Faktor Janin, Adanya kelainan genetik pada janin
3. Faktor ayah, Terjadinya kelainan sperma
Objective
a. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana,
Pemeriksaan Fisik
1. Penilaian tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
2. Penilaian tanda-tanda syok
3. Periksa konjungtiva untuk tanda anemia
4. Mencari ada tidaknya massa abdomen
5. Tanda-tanda akut abdomen dan defans musculer

2/7
6. Pemeriksaan ginekologi, ditemukan:
a. Abortus iminens
 Osteum uteri masih menutup
 Perdarahan berwarna kecoklatan disertai lendir
 Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
 Detak jantung janin masih ditemukan
b. Abortus insipiens
 Osteum uteri terbuka, dengan terdapat penonjolan kantong dan
didalamnya berisi cairan ketuban
 Perdarahan berwarna merah segar
 Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
 Detak jantung janin masih ditemukan
c. Abortus inkomplit
 Osteum uteri terbuka, dengan terdapat sebagian sisa konsepsi
 Perdarahan aktif
 Ukuran uterus sesuai usia kehamilan
d. Abortus komplit
 Osteum uteri tertutup
 Perdarahan sedikit
 Ukuran uterus lebih kecil usia kehamilan
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan USG.
2. Pemeriksaan tes kehamilan (BHCG): biasanya masih positif sampai
7-10 hari setelah abortus.
3. Pemeriksaan darah perifer lengkap
Assesment
1. Dokter menegakkan diagnose klinis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
2. Dokter menegakkan diagnose bandingny a seperti : Kehamilan ektopik,
Mola hidatidosa, Missed abortion
Plan
1. Dokter memberikan terapi dan penatalaksanaan komprehensip seperti,
Penatalaksanaan Umum
Pada keadaan abortus kondisi ibu bisa memburuk dan menyebabkan
komplikasi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah penilaian cepat
terhadap tanda vital (nada, tekanan darah, pernasapan dan suhu).
Pada kondisi di jumpai tanda sepsis atau dugaan abortus dengan
komplikasi, berikan antibiotika dengan kombinasi:

3/7
1. Ampicilin 2 gr IV /IM kemudian 1 gr setiap 6 jam
2. Gentamicin 5 mg/KgBB setiap 24 jam
3. Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
4. Segera melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan Sekunder / RS
Penatalaksaan Khusus sesuai dengan Jenis Abortus
1. Abortus imminens:
a. Pertahankan kehamilan
b. Tidak perlu pengobatan khusus
c. Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan
seksual
d. Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada
pemeriksaan antenatal termasuk pemantauan kadar Hb dan
USG panggul serial setiap 4 minggu. Lakukan penilaian ulang
bila perdarahan terjadi lagi
e. Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG,
nilai kemungkinan adanya penyebab lain.
f. Tablet penambah darah
g. Vitamin ibu hamil diteruskan
2. Abortus insipiens
a. Lakukan konseling untuk menjelaskan kemungkinan risiko dan
rasa tidak nyaman selama tindakan evakuasi, serta memberikan
informasi mengenai kontrasepsi paska keguguran.
b. Jika usia kehamilan < 16 minggu : lakukan evakuasi isi uterus;
Jika evakuasi tidak dapat dilakuka segera: berikan ergometrin
0.2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu)
c. Jika usia kehamilan > 16 minggu:
Tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara spontan dan
evakuasi hasil konsepsi dari dalam uterus. Bila perlu berikan
infus oksitosin 40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL dengan
kecepatan 40 tetes per menit
d. Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30 menit selama 2
jam, Bila kondisi baik dapat dipindahkan ke ruang rawat.
e. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan
untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium
f. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda
akut abdomen, dan produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam.
Periksa kadar Hb setelah 24 jam. Bila kadar Hb > 8gr/dl dan
keadaan umum baik, ibu diperbolehkan pulang
3. Abortus inkomplit

4/7
a. Lakukan konseling
b. Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
c. Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena perdarahan,
pasang IV line (bila perlu 2 jalur) segera berikan infus cairan
NaCl fisiologis atau cairan ringer laktat disusul dengan darah.
d. Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan <16 minggu,
gunakan jari atau forcep cincin untuk mengeluarkan hasil
konsepsi yang mencuat dari serviks
Jika perdarahan berat dan usia kehamilan < 16 minggu, lakukan
evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual (AVM) merupakan
metode yang dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan
apabila AVM tidak tersedia. Jika evakuasi tidak dapat dilakuka
segera: berikan ergometrin 0.2 mg IM (dapat diulang 15 menit
kemudian bila perlu)
e. Jika usia kehamilan > 16 minggu berikan infus oksitosin 40 IU
dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tetes per
menit
f. Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30 menit selama 2
jam, Bila kondisi baik dapat dipindahkan ke ruang rawat.
g. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan
untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium
h. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda
akut abdomen, dan produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam.
Periksa kadar Hb setelah 24 jam. Bila kadar Hb > 8gr/dl dan
keadaan umum baik, ibu diperbolehkan pulang
4. Abortus komplit
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila menderita
anemia perlu diberikan sulfas ferosus dan dianjurkan supaya
makanannya mengandung banyak protein, vitamin dan mineral.
Pencegahan
1. Pemeriksaan rutin antenatal
2. Makan makanan yang bergizi (sayuran, susu,ikan, daging,telur).
3. Menjaga kebersihan diri, terutama daerah kewanitaan dengan tujuan
mencegah infeksi yang bisa mengganggu proses implantasi janin.
4. Hindari rokok, karena nikotin mempunyai efek vasoaktif sehingga
menghambat sirkulasi uteroplasenta.
5. Apabila terdapat anemia sedang berikan tablet Sulfas Ferosus 600
mg/hari selama 2 minggu,bila anemia berat maka berikan transfusi
darah.

5/7
Rencana Tindak Lanjut
1. Melakukan konseling untuk memberikan dukungan emosional
2. Menganjurkan penggunaan kontrasepsi pasca keguguran karena
kesuburan dapat kembali kira-kira 14 hari setelah keguguran. Untuk
mencegah kehamilan, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
umumnya dapat dipasang secara aman setelah aborsi spontan atau
diinduksi. Kontraindikasi pemasangan AKDR pasca keguguran
antara lain adalah infeksi pelvik, abortus septik, atau komplikasi
serius lain dari abortus.
3. Follow up dilakukan setelah 2 minggu.
2. Dokter memberikan rujukan jika diperlukan bila :
Abortus Insipiens, Abortus Inkomplit, perdarahan yang banyak, nyeri
perut, ada pembukaan serviks, demam, darah cairan berbau dan kotor
3. Dokter memberikan edukasi dan konseling seperti : -

6/7
7. Bagan Alir Pasien Datang

Ambil nomor antrian

Mendaftar di pendaftaran dan rekam


medik

Masuk ruang pemeriksaan umum

Anamnesa Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

abortus

Pemberian terapi, edukasi, dan rujukan bila di perlukan

Pasien Pulang

8. Hal yang perlu Identitas pasien dan gejala-gejala pasti pasien abortus dan mengobservasi
diperhatikan keadaan pasien
9. Unit terkait 1. Ruangan Pendaftaran dan Rekam Medik
2. Ruangan Pemeriksaan Umum, Anak, IMV-VCT
3. Ruangan Gawat Darurat
4. Ruangan Persalinan
5. Ruangan Rawat Inap
10. Dokumen Rekam medis + Asuhan Keperawatan
terkait
11. Rekaman Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
historis diberlakukan
perubahan

7/7
1. Pengertian Mengganti sebagian isi dari 09 Februari 2018
pengertian
Tujuan Menambah sebagai acuan 09 Februari 2018
penerapan langkah-langkah
untuk
Langkah- Mengganti langkah-langkah 09 Februari 2018
langkah secara keseluruhan
Unit terkait Menambah ruangan yang 09 Februari 2018
mungkin terkait
Dokumen Menambah dokumen yang 09 Februari 2018
terkait diperlukan
2. Kebijakan Mengganti nomor SK dengan 17 Februari 2020
yang terbaru

8/7

Anda mungkin juga menyukai