0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan2 halaman
Dokumen ini memberikan panduan standar prosedur operasional untuk penanganan abortus imminens. Abortus imminens adalah tingkat awal dari abortus dimana terjadi perdarahan pervaginam namun osteum uteri masih tertutup dan janin masih baik di dalam kandungan. Prosedur yang dijelaskan meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis, serta penatalaksanaan medikamentosa dan non-medikamentosa seperti pertahankan kehamilan, tablet
Dokumen ini memberikan panduan standar prosedur operasional untuk penanganan abortus imminens. Abortus imminens adalah tingkat awal dari abortus dimana terjadi perdarahan pervaginam namun osteum uteri masih tertutup dan janin masih baik di dalam kandungan. Prosedur yang dijelaskan meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis, serta penatalaksanaan medikamentosa dan non-medikamentosa seperti pertahankan kehamilan, tablet
Dokumen ini memberikan panduan standar prosedur operasional untuk penanganan abortus imminens. Abortus imminens adalah tingkat awal dari abortus dimana terjadi perdarahan pervaginam namun osteum uteri masih tertutup dan janin masih baik di dalam kandungan. Prosedur yang dijelaskan meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis, serta penatalaksanaan medikamentosa dan non-medikamentosa seperti pertahankan kehamilan, tablet
Direktur RSU AT – MEDIKA Palopo STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
dr. Anton Yahya, M. Kes
Pengertian : Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan,dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram. Abortus imminens adalah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan pervaginam ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan. Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelayanan klinis abortus imminens.
Kebijakan : Keputusan Direktur RSU AT Medika No.
Tentang Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit Umum AT Medika.
Prosedur : A. Petugas melakukan anamnesis seperti keluhan:
1. Riwayat terlambat haid dengan hasil HCG (+) dengan usia kehamilan dibawah 20 minggu 2. Perdarahan pervaginam yang tidak terlalu banyak, berwarna kecoklatan dan bercampur lendir 3. Tidak disertai nyeri atau kram B. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, seperti: 1. Penilaian tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu) 2. Penilaian tanda-tanda syok 3. Periksa konjungtiva untuk tanda anemia 4. Mencari ada tidaknya massa abdomen 5. Tanda-tanda akut abdomen dan defans musculer 6. Pemeriksaan ginekologi, ditemukan a. Osteum uteri masih menutup b. Perdarahan berwarna kecoklatan disertai lendir c. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan d. Detak jantung janin masih ditemukan C. Petugas melalukan pemeriksaan penunjang, seperti: 1. Pemeriksaan tes kehamilan, biasanya masih positif sampai 7-10 hari setelah abortus. 2. Pemeriksaan darah perifer lengkap 3. Pemeriksaan USG di pelayanan tingkat sekunder D. Petugas menegakkan diagnostik (Assessment), antara lain: 1. Diagnosis klinis Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaam penunjang. 2. Diagnosis Banding a. Kehamilan ektopik b. Mola hidatidosa c. Missed abortion d. Komplikasi (perdarahan, infeksi, syok) E. Petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif, seperti: 1. Terapi Non-Medikamentosa a. Pertahankan kehamilan b. Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual c. Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada pemeriksaan antenatal termasuk pemantauan kadar Hb dan USG panggul serial di pelayanan tingkat sekunder setiap 4 minggu. Lakukan penilaian ulang bila perdarahan terjadi lagi. d. Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG di pelayanan tingkat sekunder, nilai kemungkinan adanya penyebab lain. 2. Terapi Medikamentosa a. Tablet penambah darah b. Vitamin ibu hamil diteruskan F. Petugas melakukan konseling dan edukasi, seperti: Edukasi tentang pencegahan abortus, antara lain: 1. Pemeriksaan rutin antenatal 2. Makan makanan yang bergizi (sayuran, susu,ikan, daging,telur). 3. Menjaga kebersihan diri, terutama daerah kewanitaan 4. Hindari rokok 5. Apabila terdapat anemia sedang berikan tablet Sulfas Ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu,bila anemia berat maka berikan transfusi darah. Unit Terkait : Ruang KIA IGD Ponek