Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengertian

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janindapat hidup diluar
kandungan,dan sebagai batasan digunakan kehamilankurang dari 20 minggu atau berat anak kurang dari
500 gram.Abortus imminens adalah abortus tingkat permulaan, dimana terjadiperdarahan pervaginam
ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.

No. ICD X : O20.0 Threatened abortion

2. Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk pelayanan klinis abortus imminens.

3 Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat Pertama.

4 . Prosedur A. Petugas melakukan anamnesis (Subjective), seperti: Keluhan

1. Riwayat terlambat haid dengan hasil B-HCG (+) dengan usia kehamil dibawah 20 minggu

2. Perdarahan pervaginam yang tidak terlalu banyak, berwarna kecoklatan dan bercampur lendir

3. Tidak disertai nyeri atau kram

5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, seperti:

1. Penilaian tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)

2. Penilaian tanda-tanda syok

3. Periksa konjungtiva untuk tanda anemia

4. Mencari ada tidaknya massa abdomen

5. Tanda-tanda akut abdomen dan defans musculer

6. Pemeriksaan ginekologi, ditemukan:

a. Osteum uteri masih menutup

b. Perdarahan berwarna kecoklatan disertai lendir

c. Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan

d. Detak jantung janin masih ditemukan

6. Petugas melalukan pemeriksaan penunjang, seperti:

1. Pemeriksaan tes kehamilan (BHCG): biasanya masih positif sampai 7-10 hari setelah abortus.

2. Pemeriksaan darah perifer lengkap

3. Pemeriksaan USG di pelayanan tingkat sekunder


7. Petugas menegakkan diagnostik (Assessment), antara lain:

1. Diagnosis klinis

Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaam penunjang.

2. Diagnosis Banding

a. Kehamilan ektopik

b. Mola hidatidosa

c. Missed abortion

3. Komplikasi

a. Perdarahan

b. Infeksi

c. Syok

E. Petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif (Plan), seperti:

1. Terapi Non-Medikamentosa

a. Pertahankan kehamilan

b. Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual

c. Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada pemeriksaan antenatal termasuk
pemantauan kadar Hb dan USG panggul serial di pelayanan tingkat sekunder setiap 4 minggu. Lakukan
penilaian ulang bila perdarahan terjadi lagi

d. Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG dipelayanan tingkat sekunder, nilai
kemungkinan adanya penyebab lain.

2. Terapi Medikamentosa

a. Tablet penambah darah

b. Vitamin ibu hamil diteruskan

F. Petugas melakukan konseling dan edukasi, seperti: Edukasi tentang pencegahan abortus, antara lain:

1. Pemeriksaan rutin antenatal

2. Makan makanan yang bergizi (sayuran, susu,ikan, daging,telur).

3. Menjaga kebersihan diri, terutama daerah kewanitaan

4. Hindari rokok

5. Apabila terdapat anemia sedang berikan tablet Sulfas Ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu,bila
anemia berat maka berikan transfuse darah.
8. Petugas menentukan kriteria rujukan, seperti:

1. Perdarahan yang banyak

2. Nyeri perut

3. Ada pembukaan serviks (Abortus insipient)

4. Demam

5. Darah cairan berbau dan kotor. Petugas menentukan evaluasi dan prognosis dari pasienPrognosis
umumnya adalah bonam.

6. Diagram Alir

7. Unit Terkait Ruang KIA

9. Dokumen Terkait Rekam medis

Anamnesa Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Penunjang

Penegakan Diagnostik

Penatalaksanaan

Konseling dan edukasi

Evaluasi dan

prognosis

Anda mungkin juga menyukai