Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEHAMILAN

KUNJUNGAN ULANG
10 Mei 2014Tak Berkategori

Lampiran 1

ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN ULANG

1. Definisi

Setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama sampai
memasuki persalinan (Varney, dalam Kusmiyati, 2008)

1. Tujuan Kunjungan

Ada beberapa tujuan kunjungan ulang kehamilan yaitu

1. Mendeteksikan komplikasi-komplikasi.
2. Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan.
3. Pemeriksaan fisik yang difokuskan pada pendeteksian komplikasi, mempersiapkan
kelahiran, dan kegawatdaruratan.Jadwal kunjungan ulang sebaiknya :
4. Sampai dengan 28 mg usia kehamilan, setiap 4 mg.
5. Antara 28-36 mg usia kehamilan, setiap 2 mg.
6. Antara 36 mg sampai kelahiran, setiap minggu.

Isi kunjungan ulang yang harus dilakukan adalah :

1)      Riwayat kehamilan sekarang Gerakan janin Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya
keluhan-keluhan lazim dalam kehamilan, kekhawatiran-kekhawatiran lain Selama
pengambilan riwayat, bidan tetap membina hubungan saling percaya dengan ibu dan
keluarganya.

2)      PemeriksaanfisikBerat badan Tekanan darah

Pemeriksaan ekstermitas bawah (oedema, refleks tendon, varicositis dantanda homan)


Pengukuran tinggi fundus uteri (setelah 12 mg dengan palpasi, setelah22 mg dengan pita
ukuran)Maneuver Leopold untuk mendeteksi kelainan letak(setelah 36 mg)DJJ (setelah 18
mg)
Penelitian membuktikan bahwa pemeriksaan tekanan darah secara rutin merupakan cara yang
efektifuntuk mendeteksi preeklampsi. Penelitian juga membuktikan bahwa perkembangan
bayi dapat dimonitor dengan menggunakanpengukuran tinggi fundus.
3)      Pemeriksaan laboratorium Protein urinHasil penelitian menunjukkan bahwa penapisan
rutin protein urin merupakancara efektif mendeteksi preeklampsi.

4)      Pemeriksaanpanggul

Lakukan pelvimetri klinis pada akhir trimester III jika panggul perludievaluasi kembali
Lakukan pemeriksaan vagina jika adaindikasi/ ibu memiliki tanda-tandakurang bulan.

1. Mengevaluasi Penemuan Masalah

Mengevaluasi penemuan yang terjadi serta aspek – aspek yang menonjol pada wanita hamil

1. Oleh karena telah banyak dilakukan pengkajian mengenai riwayat ibu dan
pemeriksaan lengka selama kunjungan antenatal pertama, maka kunjungan ulang
difokuskan pada penpdeteksian komplikasi – komplikasi, mempersiapkan kelahiran,
kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran
2. Pada tahap ini bidan menginventarisasi beberapa masalah yang terjadi beserta aspek –
aspek yang menonjol yang membutuhkan penanganan dan pemberian KIE
3. Meninjau data kunjungan pertama

Sebelum melakukan pemeriksaan, bidan hendaknya meninjau kembali data pasien pada
kunjungan pertama, untuk mendapatkan informasi tentang :

1)      Biodata ibu

2)      Usia kehamilan

3)      Temuan data yang bermakna:

a)      Riwayat obstetri

b)      Riwayat perawatan medis

c)      Riwayat keluarga

d)     Riwayat kehamilan

e)      Pemeiksaan fisik awal

f)       Pemeriksaan panggul awal

(1)   Masalah-masalah yang ditemukan pada kunjungan sebelumnya, penanganan dan


evaluasi efektifitas pengobatan

(2)   Masalah dan kebutuhan, perencanaan dan pelaksanaan instruksi

(3)   Pengobatan spesifik, pengobatan dan diet yang diperlkan untuk wanita yang bertanggung
jawab
(4)   Pemeriksaan laboraturium

(5)   Hasil normal atau tidak

(6)   Perlu pemeriksaan leb atau tidak

(7)   Perlu penelitian lebih lanjut atau tidak

1. Tujuan

Tujuan dari peninjauan data kunjungan kunjungan pertama adalah agar bidan dapat
menemukan masalah, persoalan dan aspek kusus yang berhubungan dengan ibu hamil
tersebut

1. Pemeriksaan pada kunjungan ulang

1)      Riwayat kehamilan sekarang

Riwayat dasar kunjungan ulang dibuat untuk mendeteksi tiap gejala atau indikasi keluhan
atau ketidak nyamanan yang mungkin dialami ibu hamil saat kunjungan terakhirnya. Ibu
hamil ditanya tentang hal terebut:

a)      Gerakan janin

b)      Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya

(1)   Perdarahan

(2)   Nyeri kepala

(3)   Gangguan penglihatan

(4)   Bengkak pada muka dan tangan

(5)   Gerakan janin yang berkurang

(6)   Nyeri perut yang sangat hebat

c)      Keluhan-keluhan yang lazim saat kehamilan

(1)   Mual dan muntah

(2)   Sakit punggung

(3)   Kram kaki

(4)   Dan lain-lain

d)     Kehawatiran-kehawatiran lainnya


(1)   Cemas menghadapi persalinan

(2)   Rasa hawatir akan kondisi kandungan/janin

1. Pemeriksaan fisik

Pada tiap kunjungan ulang antenatal pemeriksaan fisik berikut dilakukan untuk mendeteksi
tiap tanda-tanda keluhan ibu dan evaluasi keadaan janin:

1)      Janin

a)      Denyut jantung janin, normal 120-160 kali permenit apa bila kurang dari 120x/mnit
disebut bardikardi, sedangkan lebih dari 160x/menit disebut tachicardi

b)      Ukuran janin

c)      Dengan menggunakan Mc Donald untuk mengetahui TFU dengan pita ukur kemudian
dilaukan penghitungan tafsiran berat janin dengan rumus

d)     (TFU dalam cm )-n x 155 grm. Bila kepala diatas atau kepala spina isciadica maka n =
12. Bila kepala dibawah spina ischiadica maka n= 11

e)      Letak dan persentasi janin

Untuk mengetahui letak dan persentasi janin dapat digunakan palpasi. Salah satu cara palpasi
yang sering digunakan adalah menurut leopold

Leopold I:

Tujuan : untuk menentukan tingginya fundus uteri dan mengetahui bagian apa dari anak yang
terdapat dalam fundus. Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting. Sifat bokong lunak,
kurang bundar dan kurang melenting. Pada letak lintang fundus uteri kosong (Purwaningsih,
2010).

Leopold II :

Tujuan : untuk menentukan batas samping rahim kanan kiri. Menentukan letak punggung
janin dan bagian-bagian kecil (Purwaningsih, 2010).

Leopold III :

Tujuan : untuk menentukan bagian terbawah janin dan bagian bawah janin sudah masuk
PAP/ belum (Purwaningsih, 2010).
Leoplod IV :

Tujuan : untuk menentukan seberapa bagian bawah janin masuk PAP. Jika divergen :
melampaui lingkaran terbesarnya sudah masuk PAP (dua tangan tidak bisa dipertemukan)
dan bila konvergen : belum melampaui lingkaran terbesarnya belum masuk PAP (dua tangan
dapat di pertemukan) (Purwaningsih, 2010).

1. Mengepaluasi data dasar

Pada tahap ini bidan melakukan evaluasi data dasar yang  dipertimbangkan dalam
menegakkan diagnosis pada kunjungan yang pertamaEvaluasi tersebut dapat dicermati pada
tabel berikut ini

Data Dasar Pertimbangan


Amenore Diagnosis kehamilan
Tanggal menstruasi terakhir Diagnosis kehamilan
Keluhan yang disampaikan pasien Pemberian konseling
Hasil pemeriksaan fisik

-          Kenaikan BB

-          Tes urin kehamilan ( tes


HCG ) positif

-          Cloasma gravidarum


Diagnosis kehamilan
-          Perubahan pada payudara

-          Linea nigra

-          Tanda Chadwick

-          Tanda hegar

1. Mengevaluasikeefektifan manajemen
1. Bidan melakukan penilaian mengenai efektifitas asuhan yang sudah
dilaksanakan pada kunjungan sebelumnya
2. Kegiatan ini bertujuan agar hal yang kurang efektif yang dilakukan pada
asuhan sebelumnya tidak terulang lagi serta memastikan aspek mana yang
efektif agar tetap dipertahankan
3. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh bidan adalah :
2. Menanyakan kembali kepada pasien mengenai apa yang sudah dilakukan pada
kunjungan sebelumnya
3. Melakukan pemeriksaan fisik terutama hal – hal yang berfokus pada pemantauan
kesehatan ibu dan janin

4. Beberapa hal yang perlu ditanyakan kepada pasien antara lain sebagai berikut :

1. Kesan pasien secara keseluruhan mengenai proses pemberian asuhan pada kunjungan
sebelumnya
2. Hal – hal yang membuat pasie kurang merasa nyaman
3. Peningkatan pengetahuan pasien mengenai perawatan kehamilan hasil dari proses
KIE yang lalu
4. Berkurangnya ketidaknyamanan yang dirasakan pada kunjungan yang lalu setelah
dilakukan penatalaksanaan

Mengevaluasi penemuan masalah yang terjadi, aspek-aspek yang menonjol pada wanita hamil

a. Deskripsi

· Konstipasi aadalah gangguan rasa nyaman yang umum terjadi pada trimester pertama
kehamilan

· Ini juga merupakan msalah nutrisi yang umum terjadi pada kehamilan

· Konstipasi cenderung terjadi pada kehamilan akibat tekanan pada peristaltik usus dari uterus
yang terus membesar, pengaruh hormon relaksin plasenta, dan kemungkinan akibat menngkatnya
kadar progesteron

· Konstipasi menyebabkan rasa begah dan penuh serta hilang nafsu makan

b. Temuan Pengkajian

· Adanya rasa begah dan penuh pada abdomen

· Hilang nafsu makan

· Perubahan pola eliminasi usus

c. Implikasi Keperawatan
· Kaji nutrisi klien dan pola eliminasi yang mungkin menjadi faktor penyebab

· Anjurkan klien untuk mengosongkan ususnya secara teratur

· Anjurkan pada klien untuk meningkatkan kandungan serat dalam makanan dengan
mengkonsumsi buah dan sayuran dan minum air dalam jumlah lebih dari biasanya setiap hari

· Jika klien mengkonsumsi suplemen besi oral, daripada melarang klien mengkonsumsi
suplemen tersebut yang berguna untuk menambah simpanan besi, lebih baik kita membantu klien
untuk konstipasi melalui cara lain

· Ingatkan klien untuk tidak mengkonsumsi obat umum untuk mencegah konstipasi, terutama
minyak mineral yang akan mengganggu absorpsi vitamin larut lemak yang diperlukan bagi
pertumbuhan janin dan kesehatan ibu

· Beri tahu klien untuk menghindari enema karena tindakan ini dapat mencetuskan persalinan

· Anjurkan klien untuk menghindari obat-obatan yang dijual bebas selama kehamilan kecuali
diresepkan oleh dokter

· Berikan pelunak feses, laksatif ringan dan supositora sesuai instruksi

· Nasehatkan klien untuk menghindari makanan pembentuk gas, seperti kubis atau buncis,
sehingga flatus dapat dikontrol

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Beranda

Langganan: Entri (Atom)

Pengikut

Arsip Blog

▼ 2011 (1)

▼ November (1)

Jadwal Kunjungan Sesuai dengan Perkembangan Janin

Mengenai Saya

ASKEB ll - Dian Husada


Lihat profil lengkapku

ASUHAN KEHAMILAN Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan
setelah kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan. a. Mengevaluasi Data Dasar
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuam
klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi
dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Bidan mengevaluasi data dasar yang dipertimbangkan
dalam menegakkan diagnosis pada kunjungan pertama, evaluasi tersebut dapat dicermati pada table
berikut ini: Data Dasar Pertimbangan untuk Amenore Diagnosis kehamilan Tanggal menstruasi
terakhir Diagnosis kehamilan Keluhan yang disampaikan pasien Pemberian konseling Hasil
pemeriksaan fisik: Kenaikan BB Tes urine kehamilan (tes HCG) positif Cloasma gravidarum
Perubahan pada payudara Linea nigra Tanda Chadwick Tanda hegar Diagnosis kehamilan b.
Mengevaluasi Keefektifan Manajemen atau Asuhan Tafsiran dari hasil tindakan yang telah di ambil
adalah penting untuk menilai keefektifan asuhan yang diberikan. Analisa dari hasil yang dicapai
menjadi fokus dari penelitian ketepatan tindakan. Kalau kriteria tujuan tidak tercapai, proses
evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif sehingga dapat mencapai
tujuan. 1. Pengertian Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-
penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus
pada klien. Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh
dari kepada kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan yang diselenggarakan
untuk memberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan

Tafsiran dari hasil tindakan yang telah di ambil adalah penting untuk menilai keefektifan asuhan yang
diberikan. Analisa dari hasil yang dicapai menjadi fokus dari penelitian ketepatan tindakan. Kalau
kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan
alternatif sehingga dapat mencapai tuju...

Read more...

0 komentar:

go-top

Poskan Komentar

[home]

Cuteki kawaii

I'am
Click here to get more Zodiac Greetings from MasterGreetings.com

Get More Zodiac Greetings

I like it ^-^

Cartoons Comments Pictures

Click Here to Get More Images @ MyNiceProfile.com

my music!!!!!

Get Free Music at www.divine-music.info

Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info

Widget-Animasi-Blog

visit wordpress,,,

visit wordpress,,,

Cuteki cute

About

Lieanii KhinantHi Iethu AdellMENGEVALUASI DATA DASAR

ng

umpula

data subyektif da

dataobyektif berupa data fokus ya

ng
dibutuhka

tuk me

ilai keadaa

ibu sesuai de

ng

ko

disi

ya, me

ngg

aka

am

ese,pemeriksaa
n

fisik, pe

imba

ng

beratbada

, ti

ngg

i bada

da

pemeriksaa

laboratorium.

Jenis data yang dikumpulkanadalah :

Data subjektif terdiri dari :

Biodata ibu da

suami

y
A

lasa

ibu memeriksaka

diri

Riwayat kehamila

sekara

ng

Riwayat kebida

ya

ng

lalu

Riwayat me

struasi

Riwayat pemakaia

alat ko
n

trasepsi

Riwayat kesehata

Riwayat bio-psikososial-spiritual

ng

etahua

ibu te

ta

ng

ta

da bahaya kehamila

Tek

ik ya

ng
di

aka

tuk me

ng

umpulka

datasubjektif adalah de

ng

melakuka

am

esis. Mengeavaluasi keefektifan manajemen


asuhan

Tafsiran dari hasil tindakan yang telah di ambil adalah penting untuk menilai
keefektifan asuhan yang diberikan. Analisa dari hasil yang dicapai menjadi fokus dari
penelitian ketepatan tindakan. Kalau kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat
menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif sehingga dapat mencapai tujuan.
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode
untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-
penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang
berfokus pada klien.
Manajemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari
kepada kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan yang diselenggarakan
untuk memberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah
yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar
sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien.
2. Standar 7 langkah Varney, yaitu :
Langkah 1 : Pengkajian
Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan
cara:
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital
c. Pemeriksaan khusus
d. Pemeriksaan penunjang
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu di konsultasikan kepada dokter dalam
penatalaksanaan maka bidan perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga
kelengkapan data sesuai dengan kasus yang di hadapi akan menentukan proses interpretasi
yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus yang
komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat
menggambarkan kondisi / masukan klien yang sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang
sudah di kumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat.

Langkah II: Merumuskan Diagnosa/Masalah Kebidanan


Pada langkah ini identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang
akurat atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan
diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti
diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal
yang sedang dialami wanita yang diidentifikasioleh bidan sesuaidengan hasil pengkajian.
Masalah juga sering menyertai diagnosa. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang
ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosa kebidanan.

Langkah III: Mengantisipasi Diagnosa/Masalah Kebidanan


Pada langkah ini mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose potensial berdasarkan
diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu
mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan
terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potesial tidak
terjadi

Langkah IV: Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter dan/untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan. Jadi,
penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja
tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus.
Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai
dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan
tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada
langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency/segera untuk segera
ditangani baik ibu maupun bayinya. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang
mampu dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau yang bersifat rujukan.

Langkah V: Merencana Asuhan Secara Menyeluruh


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah
atau diagnosa yang telah teridentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data
yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi
apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari masalah yang berkaitan tetapi
juga dari krangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan
akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk
klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah
psikologi.
Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien
agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana
tersebut. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional
dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan
asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.

Langkah VI: Implementasi


Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah ke lima dilaksanakan secara aman dan efisien. Perencanaan ini dibuat dan
dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap bertanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter
untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap
terlaksananyarencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Pelaksanaan yang efisien
akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien

Langkah VII: Evaluasi


Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasidi dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut
dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam pelaksanaannya.
Langkah-langkah proses penatalaksanaan umumnya merupakan pengkajian yang
memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses
klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua
langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik
Penerapan Manajemen Kebidanan Varney Dalam Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Resiko
Tinggi Dengan Pre Eklamsi
Adapun penerapan manajemen kebidanan menurut Varney meliputi : pengkajian, intervensi
data, masalah, potensial antisipasi, implementasi, intervensi, evaluasi.

Langkah I: Pengkajian
Pasien datang periksa darik kepala sampai ujung kaki termasuk sistem tubuh, penampilan
umum dan status fisiologi. Pada pasien pre eklampsi (PE) ringan kita kaji terutama ke arah
adanya tanda-tanda PR eklamsia antara lain
1. Data Subyektif
1) Biodata
Umur penting karena merupakan faktor predisposisi terjadinya (PE). Pada pre eklampsi berat
dapat terjadi pada umur <20 tahun >35 tahun.
2) Keluhan pasien
Dijunjukkan pada data yang terutama mengarah pada tanda dan gejala yang berhubungan
dengan pre eklampsia.
Pada keadaan ini klien mengeluh kepala pusing, kaki dan jari tangan bengkak.
3) Riwayat penyakit keluarga
Berkaitan dengan ini dikaji terutama mengenai penyakit hipertensi dan penyakit diabetes
melitus (DM), dimana keduanya merupakan penyakit keturunan. Bila hal ini terjadi maka
hipertensi yang timbul dapat dijadikan data yang bukan mengacu pada tanda pre eklampsi.
4) Riwayat Kesehatan Pasien
Ditujukan pada faktor-faktor penyakit yang diderita yang berkaitan dengan arah Predisposisi
PE yaitu hipertensi.
5) Riwayat kebidanan
Dikaji terutama riwayat kehamilan yang lalu bagi multigravida apakah pada riwayat
kehamilan yang lalu mengalami hal yang sama HPHT untuk menentukan umur kehamilan,
karena PE terjadi pada umur kehamilan setelah 20 minggu.

6) Riwayat keluarga berencana


Terutama pada ibu dengan alkon hormonal, untuk mengetahui penggunaan alkon sebelum
hamil karena hipertensi salah satu kontrak indikasi penggunaan alat kontrasepsi hormonal.
7) Riwayat perkawinan
Kemungkinan psikologis pasien sebagai penyebab terjadinya PE, meskipun merupakan
penyebab yang belum jelas. Gangguan psikologis pada ibu dapat memacu timbulnya pre
eklampsi dalam kehamilan.
8) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Perlu dikaji mengenai :
Pola nutrisi
Berkaitan dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang asih, atau mengkonsumsi
makanan yang berlebihan sehingga terjadi kenaikan berat badan yang berlebihan, ini perlu
dicurigai terjadinya pre eklampsi.
Pola aktifitas dan latihan
Dikaji karena dasar pengobatan pada PE adalah istirahat yang cukup, dengan ini tekanan
darah dan oedema berangsur berkurang.
Pola persepsi kesehatan
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan usaha yang akan dilakukan ibu untuk
menolong dirinya sendiri apabila terjadi PE.
Pola persepsi kognitif
Untuk mengkaji kemampuan daya ingat terhadap peristiwa yang pernah dialami pada masa
lalu yang berkaitan dengan kejadian PE, kaitannya dengan riwayat obstetri yang lalu dan
riwayat kehamilan sekarang.

Pola pertahanan diri


Bagaimana ibu dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya yang dapat
mempengaruhi mmentalnya atau memperberat penyakitnya.
9) Keadaan psikologis
Terutama pada psikologis pasien yang tidak stabil karena ini salah satu faktor penyebab
terjadinya PE, didalamnya terdapat data bagaimana keluarga, suami maupun dirinya sendiri
menerima kehamiannya.
10) Pengetahuan pasien
Yang dikaji adalah berkaitan dengan pengetahuan pasien tentang pre eklampsia yang meliputi
pengertian, resiko dan upaya pengobatan.
2. Data Obyektif
Dari data obyektif terutama dikaji mengenai
1) Tekanan darah
Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan berat ringannya PE yaitu
kenaikan sistolik 30 mm HG atau lebih diatas tekanan biasa, tekanan histolik naik 15 mm HG
atau lebih atau menjadi 90 mm HG.
2) Berat badan
Pada pemeriksaan awal maupun ulang untuk mengevaluasi kenaikan BB yaitu bila kenaikan
berat badan ½ kg per minggu dinyatakan normal, sedang berat badan dalam 1 minggu naik 1
kg sampai beberapa kali, ini perlu diwaspadai.
3) Muka/kaki dan jari tangan (Extremitas)
Pola PE akan terjadi oedema, pada PE ringan oedem biasanya belum terjadi, oedem terjadi
karena penimbunan cairan umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh yang dijumpai pada
muka, kaki maupun jari tangan.

4) Perkusi
Terjadinya spasme arteriol mempengatuhi pusat rangsang saraf diotak sehingga reflek patella
tidak terjadi.
5) Auskultasi
Ditujukan untuk mengetahui keadaan janin didalam kandungan guna mendeteksi adanya
gawat janin.
3. Data Penunjang
1) Laboratorium
Diarahkan untuk mengkaji protein urine, karena protein urine yang positif merupakan tanda
dan gejala pre eklampsi.
2) Pemeriksaan dalam untuk menilai kemajuan persalinan.
3) UPD untuk mengetahui ada tidaknya kesempitan panggul.

Langkah II; Merumuskan Diagnosa/Masalah Kebidanan


a. Diagnosa Nomenklatur
Diagnosa ditetapkan berdasarkan data-data yang tekumpul dari pengkajian yaitu ;
G1 P0 A0,umur 21 th, hamil 39 minggu
Janin tunggal.hidup intra uterin
Presentasi kepala,sudah masuk PAP,puka
Dengan pre eklamsi ringan
Masalah kebidanan
Didasari dengan tanda-tanda yang terkumpul dari pengkajian maka masalah kebidanan yang
dapat ditetapkan adalah
Peningkatan tekanan darah,dan gangguan psikologi yaitu cemas karena kondisi ibu.

Langkah III: Mengantisipasi Diagnosa/Masalah Potensial


Diagnosa potensial yang kemungkinan muncul pada ibu bersalin dengan pre eklamsi ringan
adalah pre eklamsi berat
Untuk mencegah terjadinya Pre eklamsi berat dilakukan pemantauan tekanan darah

Langkah IV: Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera berdasarkan


Kondisi yang mungkin muncul adalah kegawatan pada janin yang perlu tindakan segara
dengan oxygenasi dan melakukan kolaborasi dengan dokter untuk penanganan atau
pemberian therapy dan oxygenasi.

Langkah V: Merencanakan Asuhan Secara Menyeluruh


Perencanaan asuhan berkaitan dengan diagnosa dan masalah yang ditetapkan dan disusun
secara prioritas yaitu :
1) Memberitahu tentang hasil pemeriksaan keadaan ibu dan janin
2) Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy dan pemeriksaan
laboratorium.

Langkah VI : Implementasi
Pelaksanaan berdasarkan rencana yang disusun adalah:
1) Memberikan informasi tentang keadaan pasien.
2) Mengadakan kolaborasi dengan dokter, bila diperlukan.
3) Memberikan pengetahuan dan memberi motivasi terhadap tidak lanjut penaganan
persalinannya.
Masalah
Kecemasan pasien terhadap keadaan dirinya dan janinnya diberikan penyuluhan dan
konseling tentang pre eklamsi dan cara mengatasinya
Kebutuhan Masalah
Untuk pemeriksaan laboratorium, persalinan dan lain-lain akan berkolaborasi.

LangkahVII:Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk menilai pelaksanaan asuhan kebidanan mengacu pada diagnosa
nomenklatur, masalah dan kebutuhan pasien telah dapat teratasi atau belum adalah:
1) Apakah pre eklamsi ringan berlanjut menjadi pre eklamsi berat?
2) Apakah terjadi kegawatan pada janin?
pakah kecemasan pasien teratasi?

Anda mungkin juga menyukai