Anda di halaman 1dari 6

Lampiran : Peraturan Direktur RSUD Dr.

Moewardi

Tanggal :

Nomor :

BAB I
DIFINISI
 A. Asuhan Kebidanan

 Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi


tanggung jawab dalam memberikan pelayanan pada klien yang
mempunyai masalah atau kebutuhan dalam bidang kesehatan ibu masa
hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta KB. (Muslihatun NW,
2010)
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang
dan ruang lingkup praktik nya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai
dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan,
perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.
Proses manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan
masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, ilmiah penemuan-penemuan,
ketrampilan dan rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan suatu yang
berfokus pada klien. (Varney, 1997)
B. Tujuan Asuhan Kebidanan :
a. Adanya Standar sebagai Acuan dan landasan dalam melaksanakan
tindakan/ kegiatan dalam lingkup tanggung jawab Bidan
b.Mendukung terlaksananya Asuhan Kebidanan berkualitas
c. Parameter tingkat kualitas dan keberhasilan asuhan yang diberikan
d.Perlindungan hukum bagi Bidan dan Pasien
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Pengkajian Kepada Pasien

Pengkajian yang dilakukan meliputi :


1.Ibu Hamil
a. Anamnesa pasien pada kasus patologis kebidanan dan kasus kegawatan
kebidanan
1) Kasus patologis kebidanan :
 Anamnesa yang dilakukan dalam rangka memberikan asuhan kebidanan
kepada pasien mengalami gangguan, kelainan atau terjadi komplikasi,
contoh : kelainan letak atau posisi, perdarahan, tekanan darah tinggi,
infeksi, dll.
2) Kasus kegawatdaruratan kebidanan :
 Anamnesa yang dilakukan dalam rangka memberikan asuhan kepada klien
dengan kondisi terancam jiwanya dan memerlukan rujukan atau tindakan
keahlian, contoh: keluhan perdarahan (perdarahan pre/ post partum),
pusing ditengkuk yang berat (pasien pre eklampsi, dll)
Poin-poin anamnesa yang dapat dilakukan meliputi:
a.) Biodata (nama ibu, usia, alamat, pekerjaan, agama, pendidikan
terakhir dan identitas suami)
b.) Riwayat kehamilan ini (HPHT, gerak janin, masalah/ keluhan)
c.) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu (jumlah kehamilan,
 jumlah anak hidup, kelahiran prematur, keguguran, jarak, jenis
persalinan, riwayat perdarahan, tekanan darah tinggi, berat bayi
lahir, masalah/ kelainan lain)
d.) Riwayat kesehatan yang sedang dan pernah diderita (masalah
kardiovaskuler, hipertensi, diabetes, malaria, PMS atau lainnya)
e.) Riwayat sosial ekonomi (status perkawinan, respon terhadap
kehamilan dan persalinan, riwayat KB, dukungan keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, gizi yang dikonsumsi,
gaya hidup, rencana tempat dan penolong persalinan)
b.Pemeriksaan fisik kepada pasien pada kasus patologis kebidanan dan kasus
kegawatdaruratan kebidanan
Kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa pasien secara langsung mulai
dari kepala sampai dengan kaki yang berkaitan dengan kondisi
kesehatan fisik, psikologis, sosial, spiritual.
Pemeriksaan fisik pada kasus kegawatdaruratan kebidanan adalah
pemeriksaan yang dilakukan dalam rangka memberikan asuhan kebidanan
kepada klien dengan kondisi terancam jiwanya dan memerlukan rujukan
atau tindakan keahlian
Pemeriksaan fisik meliputi :
1) Keadaan umum dan tanda vital
2) Kepala dan leher (edema, mata: pucat/ ikterik, pembesaran/ tumor pada
kelenjar limfe/ tiroid, penonjolan jugularis)
3) Payudara (bentuk, ukuran, simetris, tumor, keadaan puting susu, cairan
yang keluar dan jaringan parut)
4) Abdomen dan uterus (bekas luka operasi, tinggi fundus uteri, denyut
 jantung janin)
5) Ekstremitas (edema, pucat, refleks)
6) Ano genital (luka, varices, pembengkakan, massa, pengeluaran cairan)
7) Panggul (pemeriksaan bimanual dilakukan atas adanya indikasi)
2.Ibu Bersalin
Pengkajian yang dilakukan meliputi :
a. Pengkajian awal untuk mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera :
1) Cek kondisi ibu dan janin terhadap tanda komplikasi kehamilan
2) Tanyakan usia kehamilan
3) Cek pengeluaran pervaginam untuk mengetahui tanda persalinan
b. Pengkajian selanjutnya :

1) Meninjau ulang catatan ANC bila ada

2) Menanyakan riwayat kesehatan, kehamilan dan persalinan yang lalu

3) Menanyakan masalah pada kehamilan saat ini


4) Menanyakan tentang riwayat kemajuan persalinan saat ini, kondisi
ibu dan janin (keluhan umum, his, pengeluaran pervaginam, gerak
 janin, makan, minum, BAB, BAK terakhir)
c. Pemeriksaan fisik dan penunjang
1) Ukur tanda vital sign
2) Keadaan fisik secara umum (edema, reflek patella)
3) Abdomen dan uterus (leopold, penurunan bagian terendah, ukuran
pembesaran uterus, his, luka bekas operasi)
4) Denyut jantung janin (jumlah, keteraturan, kekuatan)
5) Jalan lahir dan alat genetalia (pemeriksaan luar dan dalam)
6) Kandung kemih
7) Rectum dan anus (faeces, hemoroid ada atau tidak)
8) Darah
9) Protein urin (bila ada dicurigai pre eklampsi)
3. Bayi Baru Lahir
Pengkajian yang dilakukan meliputi :
a. Pemeriksaan fisik segera
Pada 5 menit pertama segera lakukan penilaian terhadap usaha
bernapas, denyut jantung, warna kulit dan 5 menit kedua dengan
menggunakan skala APGAR
b. Pemeriksaan lanjutan
Lakukan penilaian secara sistematis (dari kepala sampai ujung kaki)
untuk menilai adanya kelainan atau kecacatan bawaan.
4. Ibu Nifas
Pengkajian dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir,
mencegah, mendeteksi dan menangani maslah-maslah yang terjadi pada
waktu 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu
setelah persalinan, 6 minggu setelah persalinan
B. Diagnosa Kebidanan
Penegakkan diagnosa dilakukan pada :
1. Ibu Hamil
Kehamilan dengan kondisi kegawatan obstetrik dan kehamilan dengan
masalah khusus; kehamilan yang disertai perdarahan, eklampsia, ketuban
pecah dini dan kondisi-kondisi kegawat daruratan lain.
2. Ibu Bersalin
Persalinan dengan kondisi kegawatdaruratan obstetric pada kala I, kala II,
kala III, kala IV.
3. Bayi Baru Lahir
a. Bayi dengan kasus kegawatdaruratan kebidanan
1) Asfiksia ringan : nilai APGAR 6-7
2) Asfiksia sedang : nilai APGAR 3-5
3) Asfiksia berat : nilai APGAR 1-3
b. Bayi sakit apabila mempunyai satu tanda :
1) Sesak napas
2) Frekuensi napas >60 kali/ menit
3) Gerak retraksi dada
4) Malas/ sulit minum
5) Panas/ suhu
rendah 6) Kurang aktif
7) Bayi lahir rendah (1500 gr- 2500gr) dengan sulit minum
c. Bayi sakit berat, apabila terdapat salah satu tanda sebagai berikut :
1) Sulit minum
2) Sianosis
sentral 3) Perut
kembung
BASOEKI SOETARDJO

Pembina Utama Madya

NIP. 19581018 198603 1

009

Anda mungkin juga menyukai