PERSALINAN NORMAL
STASE MATERNITAS
OLEH:
NAMA : MAHRIDA
NPM : 2014901110043
B. Mekanisme patofisiologi
Fisiologi persalinan berdasarkan (Winkjosastro, 2005) yang menyatakan
bahwa sebab – sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang
komplek. Perubahan – perubahan dalam biokimia dan biofisika telah
banyak mengungkapkan mulai dari berlangsungnya partus antara lain
penurunan kadar hormon progesteron dan esterogen. Progesteron
merupakan penenang bagi otot – otot uterus. Menurunnya kadar hormon
ini terjadi 1-2 minggu sebelum persalinan. Kadar prostaglandin meningkat
menimbulkan kontraksi myometrium. Keadaan uterus yang membesar
menjadi tegang mengakibatkan iskemi otot – otot uterus yang
mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta berdegenerasi.
Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus frankenhauser dibelakang
servik menyebabkan uterus berkontraksi.
C. Pathway
Proses persalinan
Resiko infeksi
D. Rencana asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Tujuan anamnesis adalah mengumpulkan informasi tentang riwayat
kesehatan, kehamilan dan persalinan. Informasi ini digunakan dalam
proses membuat keputusan klinik untuk menentukan diagnosis dan
mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang sesuai, meliputi;
a. Nama, umur, dan alamat
b. Gravida dan para
c. HPHT
d. Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)
e. Riwayat alergi obat-obat tertentu
f. Riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya
g. Riwayat medis lainnya (masalah pernapasan, hipertensi, gangguan
jantung, berkemih dan lain-lain)
h. Riwayat medis saat ini (sakit kepala, gangguan penglihatan, pusing
atau nyeri epigastrum bagian atas)
E. Pemeriksaan penunjang
Berdasarkan (saifuddin, 2002) bahwa cara menentukan persalinan sudah
pada waktunya adalah :
1. Melakukan anamnesa dengan menanyakan hal-hal sebagai berikut:
a. Permulaan timbulnya kontraksi
b. Pengeluaran pervaginam seperti lendir, darah, dan atau cairan
ketuban
c. Riwayat kehamilan, riwayat medik, riwayat sosial, masalah
kesehatan ibu dan kesehatan reproduksi yang pernah dialami
2. Pemeriksaan umum meliputi tanda – tanda vital, BB, TB, oedema,
kondisi puting susu, kandung kemih
3. Pemeriksaan abdomen meliputi bekas luka operasi, tinggi fundus uteri
(TFU), kontraksi, penurunan kepala, letak janin, besar janin, denyut
jantung janin (DJJ)
4. Pemeriksaan vagina meliputi pembukaan dan penipisan servik, selaput
ketuban penurunan dan molase, anggota tubuh janin yang sudah teraba
5. Pemeriksaan penunjang berupa:
a. Urine : warna, kejernihan, bau, protein, BJ, dan lain-lain
b. Darah : Hb, BT/CT, dan lain-lain
F. Diagnosa keperawatan
1. Ansietas b.d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi
2. Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b.d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi
3. Resiko tinggi terhadap infeksi maternal b.d pemeriksaan vagina
berulang dan kontaminasi fekal
4. Resiko tinggi terhadap kekurangan cairan b.d masukan dan
peningkatan kehilangan cairan melalui pernafasan mulut
5. Resiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b.d
ketidakadekuatan sistem pendukung
G. Intervensi keperawatan
1. Diagnosa keperawatan I:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ansietas klien
berkurang dengan kriteria hasil :
- TTV
- Klien dapat mengungkapkan perasaan cemasnya
- Lingkungan sekitar klien tenang dan kondusif
Intervensi :
Intervensi:
4. Diagnosa keperawatan IV :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan cairan seimbang
dengan kriteria hasil :
- TTV
- Input dan output cairan seimbang
- Turgor kulit baik
Intervensi :
a. Pantau suhu setiap 4 jam atau lebih sering bila suhu tinggi, pantau
tanda-tanda vital. DJJ sesuai indikasi
b. Kaji produksi mucus dan turgor kulit
c. Kolaborasi pemberian cairan parenteral
d. Pantau kadar hematokrit
5. Diagnosa keperawatan V:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan koping klien
efektif dengan kriteria hasil :
- Klien dapat mengungkapkan perasaannya
Intervensi :