Oleh :
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau
serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada
puncak vagina . Kanker serviks merupakan gangguan pertumbuhan seluler
dan merupakan kelompok penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnya
untuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel pada jaringan serviks. Kanker
serviks biasanya menyerang wanita berusia 35 - 55 tahun, 90% dari kanker
serviks berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang
menuju kedalam rahim. (Manuaba, 2010 dan Indriyani dkk, 2014).
B. Mekanisme fisiologis sesuai kebutuhan dalam bentuk skematik
Virus herpes
Virus HPV Faktor resiko
simplex
Sito megalo virus
Penekanan sel
Ca Serviks Ca pada saraf
Nyeri
(-)pengetahuan
Hipovolemi Ggn. Bodi Ggn. Pola Ekstern radiasi
Anemia image Seksual
Ansietas
Resti
Infeksi Kulit merah, Depresi Mulut
kering sumsum kering
Intolerans tulang stomatitis
i aktifitas
Hb
Anemia
Sel kurang O2
Gastro kurang O2
Mual, muntah
Nutrisi kurang
Kelemahan/kelelaha
n
1. Riwayat Keperawatan
(Indriyani dkk, 2014)
1. Usia saat pertama kali melakukan hubungan seksual
2. Pola perilaku seks berganti - ganti pasangan
3. Sosial Ekonomi (pemeriksaan pap dan pola hubungan seksual yang tidak sehat)
4. Perineum: keputihan, bau, kebersihan
5. Nyeri ( daerah panggul atau tungkai )
6. Perasaan berat daerah perut bagian bawah (gangguan syaraf)
7. Gaya hidup (makan - makanan cepat saji dapat memicu sel kanker)
8. Siklus Menstruasi
9. Riwayat Keluarga (riwayat ibu yang mengalami kanker serviks)
2. Pemeriksaan fisik:
1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan
2. erdarahan spontan
3. Hematuria
4. Nyeri pada pinggang bagian bawah (akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf)
5. Keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita
6. Amenorhea
7. Hipermenorhea
8. Anemia akibat pendarahan berulang (Kartikawati, 2013)
F. Perencanaan
1. Nyeri akut bd agens cidera biologis (Ca. serviks)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri hilang atau berkurang
Kriteria :
- Pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang dengan skala nyeri 0- 3
- Ekspresi wajah rileks.
- Tanda - tanda vital dalam batas normal.
Intervensi
1. Kaji riwayat nyeri, lokasi, frekuensi, durasi, intensitas, dan skala nyeri
2. Berikan tindakan kenyamanan dasar: relaksasi, distraksi, imajinasi, message.
3. Awasi dan pantau tanda-tanda vital
4. Berikan posisi yang nyaman
5. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional
1. Mengetahui tingkat nyeri pasien dan menentukan tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya
2. Mengurangi rasa nyeri
3. Mengetahui tanda kegawatan
4. Memberikan rasa nyaman dan membantu mengurangi nyeri
5. Mengontrol nyeri maksimum.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan bd.asupan diet kurang
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan status nutrisi dipertahankan untuk
memenuhi kebutuhan tubuh
Kriteria hasil :
- Pasien menghabiskan makanan yang telah diberikan oleh petugas
- Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
- Berat badan klein normal
Intervensi :
1. Kaji status nutrisi pasien
2. Ukur berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
3. Dorong Pasien untuk makan - makanan tinggi kalori, kaya protein dan tetap sesuai
diit ( Rendah Garam)
4. Pantau masukan makanan setiap hari
5. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
Rasional :
1. Untuk mengetahui status nutrisi
2. Memantau peningkatan BB
3. Kebutuhan jaringan metabolik adequat oleh nutrisi
4. Identifikasi defisiensi nutrisi
5. Agar nutrisi terpenuhi
3. Ansietas bd. Stressor
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kecemasan hilang atau berkurang
Kriterial hasil :
- Pasien mengatakan perasaan cemasnya hilang atau berkurang
- Terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien
- Pasien tampak rileks, tampak senang karena mendapat perhatian
Intervensi
1. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya
2. Beri lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan
perasaan atau menolak untuk bicara
3. Pertahankan bentuk sering bicara dengan pasien, bicara dengan menyentuh klien.
4. Bantu pasien atau orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut
5. Beri informasi akurat, konsisten mengenai prognosis, pengobatan serta dukungan
orang terdekat.
Rasional
1. Memberikan kesempatan untuk mengungkapkan ketakutannya
2. Membantu mengurangi kecemasan
3. Meningkatkan kepercayaan klien
4. Meningkatkan kemampuan kontrol cemas
5. Mengurangi kecemasan
Daftar Pustaka
(................................................................ (................................................................
.) .)