Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN CA OVARIUM DI

RUANG 10 RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG

OLEH :

NAMA : MUHAMMAD ASNUL HUSNI

NPM : 019020963

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

MATARAM

2019
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN CA OVARIUM

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi

Kanker indung telur atau kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovariu
(indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50-70 tahun.
Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui
sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan
paru-paru. Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker
ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995 dalam
NANDA 2015).

2. Etiologi

a. Diet tinggi lemak

b. Merokok

c. Alcohol

d. Penggunaan bedak talk perineal

e. Riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium

f. Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium

g. Nulipara

h. Infertilitas

i. Menstruasi dini

j. Tidak pernah melahirkan


3. Pathway Ca Ovarium
Faktor resiko : diit tinggi lemak, merokok, alcohol, riwayat kangker/nulipara, infertilitas

Kadar estrogen meningkat

Pertumbuhan sel-sel abnormal di ovarium

Merangsang aktivator simpatis Ca. Ovarium Rencana tindakan pembedahan

Efek pada gastrointestinal Kurang pengetahuan


Pembesaran Perdarahan
Reflex regang pada lambung massa pervaginam
Ansietas

Kompresi Kehilangan
Mual, muntah
serabut saraf darah

Anoreksia
Nyeri Sel darah
Akut menurun
Asupan makanan
menurun
Kekurangan Suplai darah ke
Volume jaringan menurun
Ketikdakseimbangan Cairan
Nutrisi Kurang Dari
Jaringan
Kebutuhan Tubuh
Terapi medikamentosa kekurangan O2

Kemoterapi Gangguan Perfusi


Jaringan Perifer

Kerusakan sel kulit, rambut


rontok

Gangguan Integritas Kulit


4. Manifestasi Klinis

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak
teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker, diantaranya:

a. Hipotesis incessant ovulation

Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium


untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan
sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi
menjadi sel-sel tumor.

b. Hipotesis androgen

Androgen mempunyai pera penting dalam terbentuknya kanker ovarium.


Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium
mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen
dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker
ovarium.

Stadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation International of


Ginecologies and Obstetrician) 1987 adalah:

a. Stadium 1 : pertumbuhan terbatas pada ovarium

1) Stadium 1a: pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak


asietas yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan
luar, kapsul utuh.

2) Stadium 1b: pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak


asietas, berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul
intak.
3) Stadium 1c: tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor di
permukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan
asietas berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif.

b. Stadium 2 : pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan


perluasan ke panggul.

1) Stadium 2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba.

2) Stadium 2b : perluasan jaringan pelvis lainnya.

3) Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan


permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan
asitas yang mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum
positif.

c. Stadium 3 : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant


di peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor
terbatas dalam pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus
besar atau omentum.

1) Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah


bening negative tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara
mikroskopis terdapat adanya pertumbuhan (seeding) di permukaan
peritoneum abdominal.

2) Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan


implant di permukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis,
diameter melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening negative.

3) Stadium 3c : implant di abdomen dengan diameter >2 cm dan atau


kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.
d. Stadium 4 : pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan
metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam
stadium 4, begitu juga metastasis ke permukaan liver.

5. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan darah lengkap

b. Pemeriksaan kimia darah

c. Serum HCG

d. Alfa fetoprotein

e. Analisa air kemih

f. Pemeriksaan saluran pencernaan

g. Laparatomi

h. CT Scan atau MRI perut

i. Pemeriksaan panggul

j. USG menggunakan frekuesi tinggi gelombang suara untuk menghasilkan


gambar dari bagian dalam tubuh.

k. Pembedahan untuk mengangkat contoh jaringan untuk pengujian

l. CA 125 tes darah. CA 125 adalah protein yang ditemukan pada


permukaan sel kanker ovarium dan beberapa jaringan sehat. Banyak
wanita dengan kanker ovarium memiliki tingkat abnormal tinggi CA 125
dalam darah mereka.
6. Penatalaksanaan medis

a. Pembedahan

Penatalaksanaan pertama tumor ovarium adalah pembedahan. Tindakan


pembedahan selain bertujuan untuk diagnosis (jinak/ganas, jenis sel
tumor), juga bertujuan untuk terapi yaitu pengangkatan tumor dan juga
penetapan stadium (surgical staging). Prosedur pembedahan pada tumor
ovarium yang curiga keganasan yaitu sebagai berikut:

1) Insisi media

2) Sitology cairan peritoneum atau bilasan rongga peritoneum

3) Eksplorasi rongga peritoneum, biposi daerah yang mencurigakan

4) Salpingooovorektomi (potong beku)

5) Salpingooovorektomi kontralateral

6) Histerektomi totalis

7) Omentektomi totalis

8) Limfadenektomi pelvik kiri-kanan dan para-aorta

9) Biopsy peritoneum (paravesikal, parakolika kiri-kanan,


subdiafraghma, kavum douglas dan daerah perlengketan tumor)

10) Eksisi lesi tumor-tumor metastasis

b. Kemoterapi

Kemoterapi kombinasi diperlukan untuk stadium 1c atau lebih dengan


kombinasi dasar cisplatin dan taxan sebagai kemoterapi primer.
Radioterapi hanya diberikan pada jenis disgerminoma (pengangkatan
ovarium dan tuba fallopi) dan penderita tidak lagi menginginkan anak.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

a. Identitas

Nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa,


pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat.

b. Riwayat penyakit

1) Keluhan utama

a) Nyeri (Jenis, Intensitas, waktu, durasi, daerah yang menyebabkan


nyeri bertambah, atau berkurang), hubungan nyeri dengan
menstruasi, seksualitas, fungsi urinaria, dan gastrointestinal.

b) Perdarahan (pada saat kehamilan, setelah menopause, karakteristik,


faktor pencetus, jumlah, warna, konsistensi). Pengeluaran
cairan/secret melalui vagina (iritasi, gatal, nyeri, jumlah, warna,
konsistensi).

c) Masa (pada mamae, karekterisrik, hubungannya dengan


menstruasi, kekenyalan, ukuran, nyeri dan pembesaran limfe)

2) Keluhan fungsi reproduksi


a) Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah dialamai masa anak-anak, penyakit kronis
pada masa dewasa, riwayat infertilitas, penyakit gangguan
metabolisme/nutrisi, penggunaan obat-obatan radiasi yang lama,
peradangan panggul, rupture appendik peritonitis.
b) Riwayat penyakit sekarang
Pengembangan dari pengkajian PQRST
c) Riwayat penyakit keluarga
DM, kardiovaskuler, kehamilan kembar, kanker, gangguan
genetik, kongenital.
d) Riwayat reproduksi
Siklus haid, durasi haid
e) Riwayat obstetric
Kehamilan, persalinan, nifas, hamil
c. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Lemah, tekanan darah, nadi, pernapasan
1) Kepala : Dilihat kebersihan, bentuk, adakah oedem atau tidak.
2) Mata: ada tidaknya anemis anemis, ikterus, reflek cahaya.
3) Hidung: ada tidak ada pernafasan cuping.
4) Mulut: Kebersihan
5) Telinga: ada tidaknya serumen.
6) Leher: ada tidak nya pembesaran kelenjar.
7) Jantung: Denyut jantung
8) Ekstremitas: Adakah luka pada ekstremitas.
9) Integumen
10) Genetalia eksterna: inpeksi dan palpasi dengan posisi litotomi
bertujuan mengkaji kesesuaian umur dengan perkembangan sistem
reproduksi, kondisi rambut pada simpisis pubis dan vulva, kulit dan
mukosa vulva, tanda-tanda peradangan, bengkak dan pengeluaran
cairan vagina.
11) Pemeriksan abdomen : adanya masa abdominopelvic
12) Pelvis : dengan mengunakan spekulum dilakukan inpeksi servik yaitu
warna, bentuk, dilatasi servik, erosi, nodul, masa, cairan pervaginam,
perdarahan, lesi atau luka. Setelah spekulum dilepas dapat dilakukan
pemeriksaan bimanual yaitu : memasukan dua jari kedalam vagina
untuk pemeriksaan dinding posterior vagina (adanya masa, ukuran,
bentuk, konsistensi, mobilitas uterus, mobilitas ovarium, adneksa).
13) Pemeriksaan rectum dan rekto vagina
d. Riwayat psikososial
1) Oksigenasi
2) Nutrisi dan cairan : kaji frekuensi makan, nafsu makan, jenis makanan
rumah, makanan yang tidak disukai.
3) Eliminasi : kaji pola BAK (frekuensi, warna, keluhan saat BAK), pola
BAB (frekuensi, warna, keluhan saat BAB).
4) Termoregulasi
5) Aktivitas dan latihan
6) Seksualitas
7) Psikososial (stress, koping, dan konsep diri)
8) Rasa aman dan nyaman
9) Spiritual
10) Hygiene : kaji oral hygiene, kebersihan rambut, kebersihan tubuh
11) Istirahat tidur : Kaji lama tidur, kebiasaan sebelum tidur, keluhan saat
tidur.
12) Aktualisasi diri
13) Rekreasi
14) Kebutuhan belajar

e. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
1) Pemeriksan darah lengkap
2) Pemeriksaan kimia darah
3) Serum HCG
4) Alfa fetoprotein
5) Analisa air kemih
6) Pemeriksaan saluran pencernaan
7) Laparatomi
8) CT scan atau MRI perut.
9) Pemeriksaan panggul. Selama pemeriksaan panggul, dokter dengan
hati-hati memeriksa bagian luar alat kelamin terkena (vulva), dan
kemudian memasukkan dua jari dari satu tangan ke dalam vagina dan
sekaligus menekan sisi lain di perut untuk merasakan rahim dan
ovarium. Pemeriksaan ini menggunakan sebuah alat yang disebut
spekulum yang dimasukkan ke dalam vagina. Spekulum vagina
terbuka sehingga dokter secara visual dapat memeriksa vagina dan
leher rahim untuk kelainan.
10) USG menggunakan frekuensi tinggi gelombang suara untuk
menghasilkan gambar dari bagian dalam tubuh. USG membantu
dokter menyelidiki ukuran, bentuk dan konfigurasi ovarium. Untuk
membuat gambar dari ovarium, dokter mungkin memasukkan
penyelidikan USG ke dalam vagina Anda. Prosedur ini disebut USG
transvaginal. Pencitraan USG dapat membuat gambar dari struktur
dekat ovarium, seperti rahim anda.
11) Pembedahan untuk mengangkat contoh jaringan untuk pengujian. Jika
tes lain menyarankan mungkin memiliki kanker ovarium, dokter dapat
merekomendasikan operasi untuk mengkonfirmasi diagnosis. Selama
operasi, seorang ahli onkologi ginekologi membuat sayatan di perut
dan mengesplorasi rongga perut untuk mendeteksi adanya kanker. Ahli
bedah dapat mengumpulkan sampel cairan perut dan menghapus
ovarium untuk pemeriksaan oleh seorang ahli patologi. Jika kanker
ditemukan, ahli bedah segera mungkin mulai operasi untuk
menghapus sebanyak mungkin kanker. Dalam beberapa kasus, ahli
bedah dapat membuat beberapa sayatan kecil di perut Anda dan
masukkan alat-alat bedah khusus dan sebuah kamera kecil, sehingga
prosedur tidak akan memerlukan sayatan yang lebih besar.
12) CA 125 tes darah. CA 125 adalah protein yang ditemukan pada
permukaan sel kanker ovarium dan beberapa jaringan sehat. Banyak
wanita dengan kanker ovarium memiliki tingkat abnormal tinggi CA
125 dalam darah mereka. Namun, sejumlah kondisi non-kanker juga
menyebabkan peningkatan kadar CA 125, dan banyak perempuan
dengan stadium awal kanker ovarium yang normal memiliki kadar CA
125. Untuk alasan ini, tes CA 125 tidak biasanya digunakan untuk
mendiagnosa atau ke layar untuk kanker ovarium, tetapi dapat
digunakan untuk memantau bagaimana perawatan Anda maju.

2. Diagnose Keperawatan (NANDA 2015)


a. Nyeri akut
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
c. Ketikdakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
d. Kekurangan volume cairan
e. Gangguan integritas kulit
f. Ansietas
3. Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
1. Nyeri akut NOC : NIC :
- Comfort level Pain Management
- Pain control 1. Lakukan pengkajian nyeri
- Pain level secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
Setelah dilakukan tindakan keperawatan durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
selama …. nyeri akut pasien berkurang 2. Kontrol lingkungan yang
dengan kriteria hasil: dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
1. Tidak ada gangguan tidur
3. Ajarkan tentang teknik non
2. Tidak ada gangguan konsentrasi
farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi,
3. Tidak ada gangguan hubungan
kompres hangat/ dingin
interpersonal
4. Berikan analgetik untuk
4. Tidak ada ekspresi menahan nyeri dan
mengurangi nyeri: ……...
ungkapan secara verbal
5. Tingkatkan istirahat
5. Tidak ada tegangan otot
6. Berikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari
prosedur
7. Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
2. Ketidakefektifan NOC : NIC :
perfusi jaringan Circulation status Peripheral Sensation Management (Manajemen
perifer Prefusion cerebral sensasi perifer)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
selama …. Perfusi jaringan perifer pasien terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
efektif dengan kriteria hasil : 2. Monitor adanya paretese
3. Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit
1. Mendemonstrasikan status sirkulasi
jika ada lsi atau laserasi
yang ditandai dengan :
4. Gunakan sarung tangan untuk proteksi
a. Tekanan systole dan diastole dalam
5. Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
rentang yang diharapkan
6. Monitor kemampuan BAB
b. Tidak ada ortostatik hipertensi
7. Kolaborasi pemberian analgetik
c. Tidak ada tanda tanda peningkatan
8. Monitor adanya tromboplebitis
tekanan intrakranial (tidak lebih
9. Diskusikan menganai penyebab perubahan sensasi
dari 15 mmHg)
2. Mendemonstrasikan kemampuan
kognitif yang ditandai dengan:
a. Berkomunikasi dengan jelas dan
sesuai dengan kemampuan
b. Menunjukkan perhatian, konsentrasi
dan orientasi
c. Memproses informasi
d. Membuat keputusan dengan benar
3. Menunjukkan fungsi sensori motori
cranial yang utuh : tingkat kesadaran
mambaik, tidak ada gerakan gerakan
involunter
3 Ketikdakseimba NOC : NIC :
ngan nutrisi  Nutritional Status : food and Fluid Intake Weight Management
kurang dari  Nutritional Status : nutrient Intake 1. Diskusikan bersama pasien mengenai hubungan
kebutuhan tubuh  Weight control antara intake makanan, latihan, peningkatan BB dan

Kriteria Hasil : penurunan BB

 Mengerti factor yang meningkatkan 2. Diskusikan bersama pasien mengani kondisi medis
berat badan yang dapat mempengaruhi BB

 Mengidentfifikasi tingkah laku dibawah 3. Diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan,


kontrol klien gaya hidup dan factor herediter yang dapat
 Memodifikasi diet dalam waktu yang mempengaruhi BB
lama untuk mengontrol berat badan 4. Diskusikan bersama pasien mengenai risiko yang
 Penurunan berat badan 1-2 pounds/mgg berhubungan dengan BB berlebih dan penurunan
 Menggunakan energy untuk aktivitas BB
sehari hari 5. Dorong pasien untuk merubah kebiasaan makan
6. Perkirakan BB badan ideal pasien
Nutrition Management
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
vitamin C
5. Berikan substansi gula
6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
serat untuk mencegah konstipasi
7. Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
8. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
makanan harian.
9. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
11. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Weight reduction Assistance
1. Fasilitasi keinginan pasien untuk menurunkan BB
2. Perkirakan bersama pasien mengenai penurunan BB
3. Tentukan tujuan penurunan BB
4. Beri pujian/reward saat pasien berhasil mencapai
tujuan
4. Ansietas NOC : NIC :
Anxiety Control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Setelah dilakukan asuhan selama 1. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
……………klien kecemasan teratasi dgn tindakan prognosis
kriteria hasil: 2. Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
1. Klien mampu mengidentifikasi dan 3. Instruksikan pada pasien untuk menggunakan
mengungkapkan gejala cemas tehnik relaksasi.
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan 4. Dengarkan dengan penuh perhatian.
menunjukkan tehnik untuk mengontol
cemas 5. Identifikasi tingkat kecemasan.
3. Vital sign dalam batas normal 6. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa ketakutan, persepsi.
tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan
5. Kekurangan NOC: NIC :
Volume cairan  Fluid balance Fluid management
 Hydration 1. Timbang popok/pembalut jika diperlukan

 Nutritional Status : 2. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

 Food and Fluid Intake 3. Monitor status hidrasi ( kelembaban membran

Kriteria Hasil : mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ),

1. Mempertahankan urine output sesuai jika diperlukan

dengan usia dan BB, BJ urine normal, 4. Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan
HT normal (BUN , Hmt , osmolalitas urin )

2. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam 5. Monitor vital sign


batas normal 6. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung

3. Tidak ada tanda tanda dehidrasi, intake kalori harian

Elastisitas turgor kulit baik, membran 7. Kolaborasi pemberian cairan IV


mukosa lembab, tidak ada rasa haus 8. Monitor status nutrisi
yang berlebihan 9. Berikan cairan
10. Berikan diuretik sesuai interuksi
11. Berikan cairan IV pada suhu ruangan
12. Dorong masukan oral
13. Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
14. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
15. Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
16. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
meburuk
17. Atur kemungkinan tranfusi
18. Persiapan untuk tranfusi
6.
DAFTAR PUSTAKA

Bali Homepetshop. 2013. LP Kanker Ovarium. Dalam


(https://www.scribd.com/doc/137496612/Lp-Kanker-Ovarium). Diakses
tanggal 1 November 2014.

Karunianingrum. 2013. LP CA Ovarium. Dalam (https://www.scribd.com/doc


/188788522/LP-CA-OVARIUM). Diakses tanggal 1 November 2014.

Nanda International. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis & NANDA NIC- NOC Jilid 1. Jakarata: EGC.

Prisma, Etika. 2010. LP CA Ovarium. Dalam (http://scribd. Com/doc/188788522).


Diakses tanggal 31 Oktober 2014.

Smeltzer. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.
Volume 3. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai