Hari/tanggal :
Tanda tangan :
LAPORAN PENDAHULUAN
NEOPLASMA OVARIUM PADAT (NOP) GANAS
Keperawatan Maternitas
OLEH
IKAT FITRIANI
NIM. 04064822225005
3. Patofisiologi
Ovarium dapat berfungsi menghasilkan estrogen dan progesteron yang normal. Hal
tersebut tergantung pada sejumlah hormon dan kegagalan pembentukan salah satu hormon
dapat mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi dengan secara normal jika
tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofisis dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium
yang abnormal dapat menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna
di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel
telur. Dimana, kegagalan tersebut terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium dan hal
tersebut dapat mengakibatkan terbentuknya kista di dalam ovarium, serta menyebabkan
infertilitas pada seorang wanita (Manuaba, 2010).
Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graff yang
tidak pecah atau folikel yang sudan pecah dan menutup kembali. Kista demikian seringnya
adalah multiple dan timbul langsung di bawah serosa yang bening tetapi ada kalanya
penimbunan cairan cukup banyak sampai mencapai 4-5 cm, sehingga teraba massa dan
menimbulkan sakit pada daerah pelvis. Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang
berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia
yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium.
4. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda dan gejala-gejala termasuk haid tidak teratur, ketegangan menstrual
yang terus meningkat, darah menstrual yang terus meningkat, darah menstrual yang
banyak (menoragia) dengan nyeri tekan pada payudara, menopause dini, rasa tidak
nyaman pada abdomen, dispepsia, tekanan pada pelvis, dan sering berkemih. Gejala-
gejala ini biasanya samar, tetapi setiap wanita dengan gejala-gejala gastrointestinal dan tanpa
diagnosis yang diketahui harus dievaluasi. Flattulenes, rasa begah setelah
makan makanan kecil, dan lingkar abdomen yang terus meningkat merupakan gejala-
gejala signifikan. Menurut Prawirohardjo (2014), tanda dan gejala pada kanker ovarium seperti,
perut membesar/merasa adanya tekanan, dyspareunia, berat badan meningkat karena adanya
massa/asites, peningkatan lingkar abdomen, tekanan panggul, kembung, nyeri punggung,
konstipasi, nyeri abdomen, urgensi kemih, dyspepsia, perdarahan abnormal, flatulens.
peningkatan ukuran pinggang, nyeri tungkai, nyeri panggul.
5. Pemeriksaan Fisik Abnormal
Palpasi abdomen dan pemeriksaan ginekologi bisa mengarahkan diagnosis suatu
tumor ovarium bersifat jinak atau ganas. Bila didapatkan tumor padat di perut bagian bawah,
dilanjutkan pemeriksaan intensif sebelum membuat diagnosis bahwa tumor tersebut bukan
suatu neoplasma (Gershenson,2007) Perlu dicurigai adanya keganasan pada tumor ovarium
bila dijumpai hal- hal sebagai berikut (Padilla, 2005) :
a. Konsistensi tumor yang bervariasi (kombinasi padat, kistik, lunak, atau kenyal).
b. Bentuk atau permukaan tumor yang tidak beraturan atau berbenjol-benjol.
c. Pergerakan tumor terbatas.
d. Tumor bilateral dan pertumbuhan tumor berlangsung cepat pada pengamatan.
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu dalam penegakan
diagnosis neoplasma ovarium padat diantaranya pemeriksaan laboratorium yang terdiri dari
pemeriksaan hemoglobin, pemeriksaan kadar albumin, leukosit, trombosit, LED. Kemudian
dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lain yaitu USG untuk mengetahui ada tidaknya massa
dan ukuran massa yang terdapat didalamnya serta pemeriksaan fhoto thorax untuk
menemukan kelainan lainnya dan sebagai persiapan operasi serta untuk meyakinkan tidak
adanya kondisi efusi pluera. Diagnosis pasti ditegakkan setelah tumor diangkat dengan
menggunakan histopatologi dari sampel untuk menilai apakah merupakan neoplasma jinak
atau ganas (Brennan, 2007).
7. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
b. Gangguan perfusi jaringan
c. Nausea
d. Ansietas b.d kurang terpapas informasi
e. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapas informasi
f. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin
8. Pathway
Faktor pencetus Pertumbuhan sel Neoplasma ovarium Maligna
abnormal padat
Pembesaran
Laparatomi, kistektomi Tindakanan Kurang
massa di ovarium
pembedahan informasi
Amin, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA NIC NOC Edisi Revisi. Mediaction : Jogjakarta
Arif, M.,et al. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Cet 1. Jakarta: Media
Aesculapius
Brennan KM, Bakers VV,Dorigo O. (2007). Premalignant and malignant disorders of the
ovaries and oviduct. Dalam: DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N,
penyunting. Current Diagnosis and Treatment Obstetrics and Gynecology. Edisi ke-
10. Philadelphia: The McGraw-Hill companies; 2007. h. 650-55.
Brunner & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta:
EGC
Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD. (2004).
editor. Obstetri williams. Edisi ke-21. Jakarta: ECG; 2004. hlm. 934, 1035-7.
FK Unissula.Tumor Jinak Organ Reprduksi. Diakses pada tanggal 3 mei 2022
https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/1.%20Tumor%20Jinak%20Organ
%20Reproduksi.pdf
Gershenson DM, Coleman RL. (2009). Neoplastic disease of the ovary: Screening,
benign and malignant epithelial and germ cell neoplasms, sex-cord stromal tumors.
Dalam: Kat VL, Lentz GM, Lobo RA,Gershenson DM, penyunting.Comprehensive
Gynecology. Edisi ke-5. Philadelphia:Mosby Elsevier; 2007. h. 955-99
Jay & Marks. (2006). Karakteristik lokasi perforasi apendiks dan usia pada pasien yang
didiagnosis apedisitis akut perforasi di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Skripsi.
Fakultas Kedokteran. Jakarta: UPN Veteran Jakarta
Karin., As’ad., Taslim., & Madjid. (2018). Edukasi Gizi Sebagai Salah Satu Modalitas
Terapi Mempengaruhi Survival Rate Pasien dengan Neoplasma Ovarium Kistik.
IJCNP. 1(1): 10-17.
Padilla LA, Radosevich DM, Milad MP. Limitations of The Pelvic Examination for
Evaluation of The Female Pelvic Organs. Int J Gynecol Obstet. 2005;88(1):84-8
Padila. (2015). Asuhan Keperawatan Maternitas II. Jogjakarta : Nuha Medika
Prawirohardjo & Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnosis.
Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.
Sari., Subekti., & Eduard. (2017). Pengelolaan Anestesi pada Pasien Neoplasma Ovarium
Kistik Berukuran Besar dengan Anemia Tanpa Komplikasi. Jurnal AgromedUnila.
4(1): 81-85.
Sarwono., Wiknjosastro., & Hanifa. (2011). Pengantar Ilmu Kandungan. Yayasan Pustaka
Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong.
Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1). 4th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2017.
Smeltzer, Susan C. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC