Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN KISTOMA OVARII

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi
Kistoma ovari adalah kista yang permukaannya rata dan
halus, biasanya bertangkai, bilateral dan dapat menjadi besar.
Dinding kista tipis berisi cairan serosa dan berwarna kuning.
Pengumpulan cairan tersebut terjadi pada indung telur atau
ovarium (Mansjoer, 2000).
Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik
dan non neoplastik. (Sarwono, 2011).

2. Tanda dan Gejala


Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran
kistanya masih kecil. Kista yang jinak baru memberikan rasa tidak
nyaman apabila kista semakin membesar, sedangkan pada kista
yang ganas kadangkala memberikan keluhan sebagai hasil
infiltrasi atau metastasis kejaringan sekitar.(Sarjadi,1995)
Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja
karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti
endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim)
atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk
memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh untuk
mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejalanya antara lain:
perut ,terasa penuh, berat dan kembung, tekanan pada dubur dan
kandung kemih (sulit buang air kecil), siklus menstruasi
tidakteratur dan sering nyeri, nyeri panggul yang menetap atau
kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha,
nyeri senggama, mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara
mirip seperti pada saat hamil, luas permukaan dinding
endometrium menebal,dan pembengkakan tungkai bawah yang
tidak disertai rasa sakit. Kadang-kadang kista dapat memutar pada
pangkalnya, mengalami infark dan robek, sehingga menyebabkan
nyeri tekan perut bagian bawah yang akut sehingga memerlukan
penanganan kesehatan segera. (Moore, 2001)

3. Penyebab
Kista ovarium merupakan jenis yang paling sering terjadi
terutama yang bersifat non neoplastik, seperti kista retensi yang
berasal dari korpus luteum. Tetapi di samping itu ditemukan pula
jenis yang merupakan neoplasma. Oleh karena itu kista ovarium
dibagi dalam 2 golongan:
1) Non-neoplastik (fungsional)
a) Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel yang menjadi besar
semasa proses atresia foliculi. Setiap bulan, sejumlah
besar folikel menjadi mati, disertai kematian ovum
disusul dengan degenerasi dari epitel folikel. Pada masa
ini tampaknya sebagai kista-kista kecil. Tidak jarang
ruangan folikel diisi dengan cairan yang banyak,
sehingga terbentuklah kista yang besar, yang dapat
ditemukan pada pemeriksaan klinis. Tidak jarang terjadi
perdarahan yang masuk ke dalam rongga kista, sehingga
terjadi suatu haematoma folikuler.
b) Kista lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di
luar kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya,
umumnya berasal dari corpus luteum haematoma.
Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada
masa vascularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak
jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma, yang
berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan. Secara
perlahan-lahan terjadi reabsorpsi dari unsur-unsur darah,
sehingga akhirnya tinggalah cairan yang jernih atau
sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama
dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan
lutein sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel
lutein terbenam dalam jaringan-jaringan perut.
2) Neoplastik
Yang termasuk golongan ini ada 3 jenis:
a. Cystadenoma mucinosum
Jenis ini dapat mencapai ukuran yang besar. Ukuran
yang terbesar yang pernah dilaporkan adalah 328 pound.
Tumor ini mempunyai bentuk bulat, ovoid atau bentuk
tidak teratur, dengan permukaan yang rata dan berwarna
putih atau putih kebiru-biruan.
b. Cystadenoma serosum
Jenis ini lebih sering terjadi bila dibandingkan
dengan mucinosum, tetapi ukurannya jarang sampai besar
sekali. Dinding luarnya dapat menyerupai kista
mucinosum. Pada umumnya kista ini berasal dari epitel
permukaan ovarium (germinal ephitelium).
c. Kista dermoid
Tumor ini merupakan bagian dari teratoma ovary
bedanya ialah bahwa tumor ini bersifat kistik, jinak dan
elemen yang menonjol ialah eksodermal. Sel-selnya pada
tumor ini sudah matang. Kista ini jarang mencapai ukuran
yang besar.
Kista dermoid adalah tumor yang diduga berasal dari
bagian ovum yang normalnya menghilang saat maturasi.
Asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel sel
embrional yang tidak berdiferensiasi. Kista ini tumbuh
dengan lambat dan ditemukan selama pembedahan yang
mengandung material sebasea kental, berwarna kuning,
yang timbul dari lapisan kulit. Kista dermoid hanya
merupakan satu tipe lesi yang dapat terjadi. Banyak tipe
lainnya dapat terjadi dan pengobatannya tergantung pada
tipenya. (Smeltzer and Bare, 2001)
Penyebabnya saat ini belum diketahui secara pasti.
Namun ada salah satu pencetusnya yaitu faktor hormonal,
kemungkinan faktor resiko yaitu:

1) Faktor genetik/ mempunyai riwayat keluarga dengan


kanker ovarium dan payudara.
2) Faktor lingkungan (polutan zat radio aktif)
3) Gaya hidup yang tidak sehat
4) Ketidakseimbangan hormon estrogen dan
progesteron, misalnya akibat penggunaan obat-
obatan yang merangsang ovulasi dan obat pelangsing
tubuh yang bersifat diuretik.
5) Kebiasaan menggunakan bedak tabur di daerah
vagina
(Wiknjosastro, 2005)

4. Patofisiologi
Banyak tumor tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama
tumor ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda yaitu
akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin dan komplikasi tumor.
1) Akibat pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa
menyebabkan pembenjolan perut. Tekanan terhadap alat alat
disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya
dalam perut. Apabila tumor mendesak kandung kemih dan
dapat menimbulkan gangguan miksi, sedangkan kista yang
lebih besar tetapi terletak bebas di rongga perut kadang
kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut serta dapat
juga mengakibatkan obstipasi edema pada tungkai.
2) Akibat aktivitas hormonal
Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor
itu sendiri mengeluarkan hormon.
3) Akibat Komplikasi
a. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit sedikit sehingga berangsur
angsur menyebabkan pembesaran luka dan hanya
menimbulkan gejala gejala klinik yang minimal. Akan
tetapi kalau perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak
akan menimbulkan nyeri di perut.
b. Putaran Tangkai
Terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau
lebih. Adanya putaran tangkai menimbulkan tarikan
melalui ligamentum infundibulopelvikum terhadap
peritoneum parietal dan ini menimbulkan rasa sakit.
c. Infeksi pada tumor
Terjadi jika di dekat tumor ada sumber kuman pathogen.
Kista dermoid cenderung mengalami peradangan disusul
penanahan.
d. Robek dinding Kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai
akibat trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan
lebih sering pada saat persetubuhan. Jika robekan kista
disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka
perdarahan bebas berlangsung ke uterus ke dalam rongga
peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus
disertai tanda tanda abdomen akut.
e. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan
mikroskopis yang seksama terhadap kemungkinn
perubahan keganasan. Adanya asites dalam hal ini
mencurigakan. (Wiknjosastro, 2005).

5. Patway/WOC

Resiko tinggi
Nyeri
infeksi

Merangsang area Port de entry Intoleransi


sensorik aktivitas

Jaringan saraf Jaringan terbuka Kelemahan umum


terputus
Pembesaran Penekanan usus
Nyeri
ovarium dan anus
Luka operasi

Ovarektomi

Konstipasi

Ansietas

Kista ovarium Kurang


pengetahua

Penyebab

- Ketidakseimbangan estrogen dan progesteron


- Pertumbuhan folikel yang tidak terkontrol
- Degenerasi ovarium
- Gaya hidup yang tidak sehat (konsumsi alkohol,
merokok, kurang olahraga)

Gambar 1. Pohon Kistoma Uteri

(NANDA, 2015; Bobak, 2005; Sarwono, 2011)


6. Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Pada
wanita premonopause yang kurus, hal ini adalah abnormal. Perabaan
menjadi sulit pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik,
mobile, permukaan massa umummnya rata. Cervix dan uterus dapat
tergolong pada satu sisi.
Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada
ligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau endometriosis.
Pada perkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.

7. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
a. Laparaskopi : Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui
apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk
menentukan sifat-sifat tumor itu.
b. Ultrasonografi : Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak
dan batas tumor apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau
kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapatkah
dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan
yang tidak.
c. Foto Rontgen : Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan
adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-
kadang dapat dilihat gigi dalam tumor.
d. Parasentesis : Telah disebut bahwa fungsi pada asites berguna
menentukan sebab asites. Perlu diingatkan bahwa tindakan
tersebut dapat mencemari cavum peritonei dengan isi kista bila
dinding kista tertusuk.
(Sarwono,2011).

8. Diagnosis/Kriteria Diagnosis
Pemeriksaan atau diagnosis kista ovarium dilakukan berdasarkan
gejala dan tanda-tandanya. Pemeriksaan fisik dan beberapa jenis
pemeriksaan laboratorium dapat membantu diagnosis dari beberapa
tipe kista. Untuk mengkonfirmasi tipe kista ovarium, dokter akan
melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa jenis pemeriksaan
laboratorium, lalu melihat ovarium melalui USG, pemeriksaan
patologi anatomi (PA), MRI, CT-Scan, laparoskopi atau melalui
operasi. Apabila telah masuk pada stadium ganas, maka diperlukan
pemeriksaan tumor marker.
9. Terapi/Tindakan Penanganan
a. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui
tindakan bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi
salpingooforektomi
b. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas
ovarium dan menghilangkan kista.
c. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat
kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah
pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan
tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista
yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat.
Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen
sebagai penyangga.
d. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien
tentang pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan
analgetik / tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada
abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang
perubahan yang akan terjadi seperti tanda tanda infeksi,
perawatan insisi luka operasi
( Sarwono, 2011).

10. Komplikasi
Salah satu hal yang paling ditakutkan dari penyakit kista ovarium
ini ialah kista tersebut berubah menjadi ganas dan banyak terjadi
komplikasi. Komplikasi dari kista ovarium yang dapat terjadi ialah
(Prawirohardjo, 2010)
1) Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit-sedikit hingga berangsur-angsur
menyebabkan kista membesar, pembesaran luka dan hanya
menimbulkan gejala- gejala klinik yang minimal, akan tetapi jika
perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan terjadi
distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri
diperut.Kista berpotensi untuk pecah, tidak ada patokan mengenai
besarnya kista yang berpotensi pecah.Pecahnya kist bisa
menyebabkan pembuluh darah robek dan menimbulkan terjadinya
pendarahan. (Hakimi, 1993).
2) Torsio ( Putaran tangkai )
Torsio atau putaran tangkai trjadi pada tumor bertangkai
dengan diameter 5 cm atau lebih, torsi meliputi ovarium, tuba
fallopi atau aligamentum roduntum pada uterus. Jika
dipertahankan torsi ini dapat berkembang menjadi infark
peritonitis dan kematian.Torsi biasanya unilateral dan dikaitkan
dengan kista, karsinoma TOA, masa yang tidak melekat atau yang
dapat muncul pada wanita usia reproduksigejalanya meliputi
nyeri mendadak dan hebat dikuadrat abdomen bawah, mual dan
muntah dapat terjadi demam leukositosis.

3) Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan
mikroskopis yang seksama terhadap kemungkinan perubahan
kegansannya,adanya asites dalam hal ini mencurigakan masa
kista ovarium berkembang setelah masa menapouse sehingga bisa
kemungkinan untuk berubah menjadi kanker.
4) Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula terjadi

akibat trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih

sering pada waktu melakukan bersetubuh, jika robekan kista

disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan

bebas berlangsung keuterus ke dalam rongga peritoneum dan

menimbulkan rasa nyeri terus- menerus disertatai tanda-tanda

akut.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Menurut pola fungsi Gordon 1982, terdapat 11 pengkajian pola
fungsi kesehatan :
1) Pola Kesehatan : Menggambarkan pola pemahaman klien
tentang kesehatan, dan bagaimana kesehatan mereka diatur.
2) Pola Nutrisi : Menggambarkan kinsumsi relatif terhadap
kebutuhan metabolik dan suplai gizi : meliputi pola konsumsi
makanan dan cairan, keadaan kulit, rambut, kuku dan membran
mukosa, suhu tubuh, tinggi dan berat badan
3) Pola Eliminasi : Menggambarkan pola fungsi (usus besar,
kandung kemih, dan kulit), termasuk pola individu seehari-hari,
peerubahan atau gangguan, dan metode yang digunakan untuk
mengendalikan ekskresi
4) Aktivitas dan Latihan : Menggambarkan pola olahraga,
aktivitas, pengisian waktu senggang, dan rekreasi ; termasuk
aktivitas kehidupan sehari-hari, tipe dan kualitas olahraga, dan
faktor-faktor yang mempengaruhi pola aktivitas (seperti otot-
saraf, respirasi, dan sirkulasi).
5) Tidur dan Istirahat : Menggambarkan pola tidur, istirahat,
relaksasi dan setiap bantuan untuk merubah pola tersebut
6) Sensori, Presepsi dan Kognitif : Menggambaekan pola persepsi-
sensori dan pola kognitif ; meliputi keadekuatan bentuk sensori
(penglihatan, pendengarsn, perabaan, pengecapan, dan penghidu),
pelaporan mengenai persepsi nyeri, dan kemampuan fungsi
kognitif.
7) Konsep diri : Menggambarkan bagaimana seseorang
memandang dirinya sendiri ; kemampuan mereka, gambaran diri,
dan perasaan.
8) Seksual dan Reproduksi : Menggambarkan kepuasan atau
ketidakpuasan dalam seksualitas ; termasuk status reproduksi
wanita, pada anak-anak bagaimana dia mampu membedakan jenis
kelamin dan mengetahui alat kelaminnya.
9) Pola Peran Hubungan : Menggambarkan pola keterikatan peran
dengan hubungan ; meliputi persepsi terhadap peran utama dan
tanggung jawab dalam situasi kehidupan saat ini.
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVEN
KEPERAWATAN (NOC)
1. Ansietas Setelah dilakukan tindakan Terapi Relaksasi
Batasan Karakteristik : keperawatan ...x...... jam diharapkan Berikan inform
Gelisah ansietas dapat berkurang dengan mengenai persi
Mengekpresikan criteria : keterlibatan di
kekhawatiran NOC : relaksasi
Gugup 1 Tingkat kecemasan Tunjukkan dan
Kriteria Hasil : relaksasi pada
Melamun
perasaan gelisah dapat Dorong pasien
Peningkatan
teratasi mengambil pos
ketegangan
dapat beristirahat dengan dengan pakaian
Faktor yang berhubungan : baik mata tertutup
Ancaman pada status tekanan darah dalam batas Minta pvsien u
terkini normal merasakan sen
Stresor tidak terdapat ekspresi wajah Gunakan suara
tegang dengan irama y
setiap kata
Dorong pasien
praktik teknik
memungkinkan

10) Manajemen Koping Setress : Menggambarkan pola koping


umum, dan keefektifan ketrampilan koping dalam mentoleransi
stress.
11) Sistem Nilai Dan Keyakinan : Menggambarkan pola nilai,
tujuan atau kepercayaan (termasuk kepercayaan spiritual) yang
mengarahkan pilihan dan keputusan gaya hidup.
(Patricia, 1996)

2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d Agens cedera biologis (mis., infeksi, iskemia,
neoplasma) d/d ekspresi wajah nyeri.
2) Ansietas b/d Ancaman pada status terkini d/d gelisah, melamun,
perasaan tidak adekuat.

3. Rencana Asuhan Kperawatan


Tabel 1. Ansietas

Tabel 2. Nyeri Akut


NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVE
KEPERAWATAN (NOC)
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Pain Managemen
Batasan Karakteristik : keperawatan ...x...... jam diharapkan Lakukan peng
Ekspresi wajah nyeri nyeri akut dapat berkurang dengan komprehensif
(mis., mata kurang criteria : lokasi, karakt
bercahaya, tampak NOC : onset/durasi,
kacau, gerakan mata 1 Pain Level intensitas atau
berpencar atau tetap Kriteria Hasil : dan factor pen
pada satu fokus, Beristirahat dengan Pastikan perw
meringis) nyaman/tidak gelisah bagi pasien di
Perilaku distraksi Tidak tampak ekspresi pemantauan y
Perubahan pada wajah kesakitan Berikan infor
parameter fisiologis Frekuensi dalam batas nyeri, seperti
(mis., tekanan darah, normal (dewasa : 16-24 berapa lama n
frekuensi jantung, x/menit) dirasakan, dan
frekuensi pernapasan, Tekanan darah normal ketidaknyama
saturasi oksigen, dan (dewasa : 120/80mmHg) prosedur
end-tidal karbon NOC : Kurangi atau
dioksida (CO2)) 2 Pain control faktor yang d
Perubahan posisi Kriteria Hasil : meningkatkan
untuk menghindari Melaporkan perubahan ketakutan, ke
nyeri terhadap gejala nyeri pada monoton, dan
Perubahan selera professional kesehatan pengetahuan)
makan Mengenali apa yang terkait Pilih dan imp
Putus asa dengan gejala nyeri tindakan yang
Sikap melindungi area Menggunakan tindakan farmakologi,
nyeri pengurangan (nyeri) tanpa interpersonal)
analgesic memfasilitasi
Sikap tubuh
sesuai kebutu
melindungi
Dorong pasie
Faktor yang berhubungan :
nyeri dan men
Agens cedera biologis
dengan tepat
(mis., infeksi,
Kolaborasi de
iskemia, neoplasma)
keluarga dan
Agens cedera fisik
lainnya untuk
(mis., abses,
mengimpleme
amputasi, luka bakar,
penurun nyeri
terpotong,
sesuai kebutu
mengangkat berat,
Berikan indiv
prosedur bedah,
trauma, olahraga yang optimal
berlebihan) analgesic

C. DAFTAR PUSTAKA
Bulechrck, Goria M., dkk. 2013. Nursing Interventions Classification
(NIC) Ed. 6. United Kingdom: Elsevier

Herdman, T Heater. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan


Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta :


Media Aesculapius FK UI

Moorhead, Sue., dkk. 2013. Nursing Outcomes Clasification (NOC) Ed.5.


Uniteed Kingdom : Elsevier

Potter, Patricia. A. 1996.Pengkajian Kesehatan Ed. 3. Jakarta : EGC

Sarwono, Wiknjosastro Hanifa. 2011. Pengantar Ilmu Kandungan Edisi 3.


Jakarta: Yayasan Pustaka

Anda mungkin juga menyukai