3. Penyebab
Kista ovarium merupakan jenis yang paling sering terjadi
terutama yang bersifat non neoplastik, seperti kista retensi yang
berasal dari korpus luteum. Tetapi di samping itu ditemukan pula
jenis yang merupakan neoplasma. Oleh karena itu kista ovarium
dibagi dalam 2 golongan:
1) Non-neoplastik (fungsional)
a) Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel yang menjadi besar
semasa proses atresia foliculi. Setiap bulan, sejumlah
besar folikel menjadi mati, disertai kematian ovum
disusul dengan degenerasi dari epitel folikel. Pada masa
ini tampaknya sebagai kista-kista kecil. Tidak jarang
ruangan folikel diisi dengan cairan yang banyak,
sehingga terbentuklah kista yang besar, yang dapat
ditemukan pada pemeriksaan klinis. Tidak jarang terjadi
perdarahan yang masuk ke dalam rongga kista, sehingga
terjadi suatu haematoma folikuler.
b) Kista lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di
luar kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya,
umumnya berasal dari corpus luteum haematoma.
Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada
masa vascularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak
jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma, yang
berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan. Secara
perlahan-lahan terjadi reabsorpsi dari unsur-unsur darah,
sehingga akhirnya tinggalah cairan yang jernih atau
sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama
dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan
lutein sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel
lutein terbenam dalam jaringan-jaringan perut.
2) Neoplastik
Yang termasuk golongan ini ada 3 jenis:
a. Cystadenoma mucinosum
Jenis ini dapat mencapai ukuran yang besar. Ukuran
yang terbesar yang pernah dilaporkan adalah 328 pound.
Tumor ini mempunyai bentuk bulat, ovoid atau bentuk
tidak teratur, dengan permukaan yang rata dan berwarna
putih atau putih kebiru-biruan.
b. Cystadenoma serosum
Jenis ini lebih sering terjadi bila dibandingkan
dengan mucinosum, tetapi ukurannya jarang sampai besar
sekali. Dinding luarnya dapat menyerupai kista
mucinosum. Pada umumnya kista ini berasal dari epitel
permukaan ovarium (germinal ephitelium).
c. Kista dermoid
Tumor ini merupakan bagian dari teratoma ovary
bedanya ialah bahwa tumor ini bersifat kistik, jinak dan
elemen yang menonjol ialah eksodermal. Sel-selnya pada
tumor ini sudah matang. Kista ini jarang mencapai ukuran
yang besar.
Kista dermoid adalah tumor yang diduga berasal dari
bagian ovum yang normalnya menghilang saat maturasi.
Asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel sel
embrional yang tidak berdiferensiasi. Kista ini tumbuh
dengan lambat dan ditemukan selama pembedahan yang
mengandung material sebasea kental, berwarna kuning,
yang timbul dari lapisan kulit. Kista dermoid hanya
merupakan satu tipe lesi yang dapat terjadi. Banyak tipe
lainnya dapat terjadi dan pengobatannya tergantung pada
tipenya. (Smeltzer and Bare, 2001)
Penyebabnya saat ini belum diketahui secara pasti.
Namun ada salah satu pencetusnya yaitu faktor hormonal,
kemungkinan faktor resiko yaitu:
4. Patofisiologi
Banyak tumor tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama
tumor ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda yaitu
akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin dan komplikasi tumor.
1) Akibat pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa
menyebabkan pembenjolan perut. Tekanan terhadap alat alat
disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya
dalam perut. Apabila tumor mendesak kandung kemih dan
dapat menimbulkan gangguan miksi, sedangkan kista yang
lebih besar tetapi terletak bebas di rongga perut kadang
kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut serta dapat
juga mengakibatkan obstipasi edema pada tungkai.
2) Akibat aktivitas hormonal
Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor
itu sendiri mengeluarkan hormon.
3) Akibat Komplikasi
a. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit sedikit sehingga berangsur
angsur menyebabkan pembesaran luka dan hanya
menimbulkan gejala gejala klinik yang minimal. Akan
tetapi kalau perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak
akan menimbulkan nyeri di perut.
b. Putaran Tangkai
Terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau
lebih. Adanya putaran tangkai menimbulkan tarikan
melalui ligamentum infundibulopelvikum terhadap
peritoneum parietal dan ini menimbulkan rasa sakit.
c. Infeksi pada tumor
Terjadi jika di dekat tumor ada sumber kuman pathogen.
Kista dermoid cenderung mengalami peradangan disusul
penanahan.
d. Robek dinding Kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai
akibat trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan
lebih sering pada saat persetubuhan. Jika robekan kista
disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka
perdarahan bebas berlangsung ke uterus ke dalam rongga
peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus
disertai tanda tanda abdomen akut.
e. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan
mikroskopis yang seksama terhadap kemungkinn
perubahan keganasan. Adanya asites dalam hal ini
mencurigakan. (Wiknjosastro, 2005).
5. Patway/WOC
Resiko tinggi
Nyeri
infeksi
Ovarektomi
Konstipasi
Ansietas
Penyebab
7. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
a. Laparaskopi : Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui
apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk
menentukan sifat-sifat tumor itu.
b. Ultrasonografi : Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak
dan batas tumor apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau
kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapatkah
dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan
yang tidak.
c. Foto Rontgen : Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan
adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-
kadang dapat dilihat gigi dalam tumor.
d. Parasentesis : Telah disebut bahwa fungsi pada asites berguna
menentukan sebab asites. Perlu diingatkan bahwa tindakan
tersebut dapat mencemari cavum peritonei dengan isi kista bila
dinding kista tertusuk.
(Sarwono,2011).
8. Diagnosis/Kriteria Diagnosis
Pemeriksaan atau diagnosis kista ovarium dilakukan berdasarkan
gejala dan tanda-tandanya. Pemeriksaan fisik dan beberapa jenis
pemeriksaan laboratorium dapat membantu diagnosis dari beberapa
tipe kista. Untuk mengkonfirmasi tipe kista ovarium, dokter akan
melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa jenis pemeriksaan
laboratorium, lalu melihat ovarium melalui USG, pemeriksaan
patologi anatomi (PA), MRI, CT-Scan, laparoskopi atau melalui
operasi. Apabila telah masuk pada stadium ganas, maka diperlukan
pemeriksaan tumor marker.
9. Terapi/Tindakan Penanganan
a. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui
tindakan bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi
salpingooforektomi
b. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas
ovarium dan menghilangkan kista.
c. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat
kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah
pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan
tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista
yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat.
Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen
sebagai penyangga.
d. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien
tentang pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan
analgetik / tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada
abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang
perubahan yang akan terjadi seperti tanda tanda infeksi,
perawatan insisi luka operasi
( Sarwono, 2011).
10. Komplikasi
Salah satu hal yang paling ditakutkan dari penyakit kista ovarium
ini ialah kista tersebut berubah menjadi ganas dan banyak terjadi
komplikasi. Komplikasi dari kista ovarium yang dapat terjadi ialah
(Prawirohardjo, 2010)
1) Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit-sedikit hingga berangsur-angsur
menyebabkan kista membesar, pembesaran luka dan hanya
menimbulkan gejala- gejala klinik yang minimal, akan tetapi jika
perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan terjadi
distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri
diperut.Kista berpotensi untuk pecah, tidak ada patokan mengenai
besarnya kista yang berpotensi pecah.Pecahnya kist bisa
menyebabkan pembuluh darah robek dan menimbulkan terjadinya
pendarahan. (Hakimi, 1993).
2) Torsio ( Putaran tangkai )
Torsio atau putaran tangkai trjadi pada tumor bertangkai
dengan diameter 5 cm atau lebih, torsi meliputi ovarium, tuba
fallopi atau aligamentum roduntum pada uterus. Jika
dipertahankan torsi ini dapat berkembang menjadi infark
peritonitis dan kematian.Torsi biasanya unilateral dan dikaitkan
dengan kista, karsinoma TOA, masa yang tidak melekat atau yang
dapat muncul pada wanita usia reproduksigejalanya meliputi
nyeri mendadak dan hebat dikuadrat abdomen bawah, mual dan
muntah dapat terjadi demam leukositosis.
3) Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan
mikroskopis yang seksama terhadap kemungkinan perubahan
kegansannya,adanya asites dalam hal ini mencurigakan masa
kista ovarium berkembang setelah masa menapouse sehingga bisa
kemungkinan untuk berubah menjadi kanker.
4) Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula terjadi
akibat trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih
akut.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d Agens cedera biologis (mis., infeksi, iskemia,
neoplasma) d/d ekspresi wajah nyeri.
2) Ansietas b/d Ancaman pada status terkini d/d gelisah, melamun,
perasaan tidak adekuat.
C. DAFTAR PUSTAKA
Bulechrck, Goria M., dkk. 2013. Nursing Interventions Classification
(NIC) Ed. 6. United Kingdom: Elsevier