Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KISTA OVARIUM

DI RUANG TERATAI RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO


PURWOKERTO

Disusun Oleh :

NELI PUJI ASTUTI

1811040103

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2018/2019
A. DEFINISI

 Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui,
diduga seringnya memakai kesuburan. (Soemadi, 2006)
 Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh
di mana saja dan jenisnya bermacam-macam (Manuaba, 2018).
 Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung
telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam
selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium (Meidian, 2014).
 Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada
ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional
adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus
mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2015)
 Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada
ovarium yangmembentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional
adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus
mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005)

B. ANATOMI FISIOLOGI

Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba
falopii. Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
messovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding
pelvis lateral kira-kira setinggi spina illiaka anterior superior, dan ligamentum
ovarii propium, yang mengikat ovarium ke uterus. Pada palpasi,ovarium dapat
digerakkan.Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria.
Ukuran dan bentuk ovarium menyerupai sebuah almond berukuran besar. Saat
ovulasi, ukuran ovarium dapat berubah menjadi dua kali lipat untuk sementara.
Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan sedikit
kenyal. Sebelum menarche, permukaan ovarium licin. Setelah maturasi seksual,
luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang membuat permukaan
nodular menjadi kasar. Ovarium terdiri dari dua bagian:
1. Korteks Ovarii
a. Mengandung folikel primordial
b. Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju
folikel degraf
c. Terdapat korpus luteum dan albicantes
2. Medula Ovarii
a. Terdapat pembuluh darah dan limfe
b. Terdapat serat saraf 
Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi
hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum
primordial (primitive). Di antara interval selama masa suburnya (umumnya
setiap bulan), satu atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi. Ovarium juga
merupakan tempatutama produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone,
dan androgen) dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,
perkembangan dan fungsi wanita normal.
C. JENIS KISTA
Jenis kista indung telur meliputi:

1. Kista Fungsional.
Sering tanpa gejala, timbul gejala rasa sakit bila disertai komplikasi seprti
terpuntir/ pecah, tetapi komplikasi ini sangat jarang. Dan sangat jarang pada
kedua indung telur. Kista bisa mengecil dalam waktu 1-3 bulan.

2. Kista Dermoid.
Terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian tumbuh
menjadi beberapa jaringan seperti rambut, tulang, lemak. Kista dapat terjadi
pada kedua indung telur dan biasanya tanpa gejala. Timbul gejala rasa sakit
bila kista terpuntir/ pecah.

3. Kista Cokelat. (Edometrioma)


Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu haid
dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam ragim
tetapi melekat pada dinding luar indung telur. Akibat peristiwa ini setiap kali
haid, lapisan tersebut menghasilakan darah haid yang akan terus menerus
tertimbun dan menjadi kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul
gejala utama yaitu rasa sakit terutama sewaktu haid/ sexsuale intercourse.

4. Kistadenoma.
Berasal dari pembungkus indung telur yang tumbuh menjadi kista. Kista jenis
ini juga dapat menyerang indung telur kanan dan kiri. Gejala yang timbul
biasanya akibat penekanan pada bagian tubuh sekitar seperti VU sehingga
dapat menyebabkan inkontinensia. Jarang terjadi tetapi mudah menjadi ganas
terutama pada usia diatas 45 tahun atau kurang dari 20 tahun.
D. TANDA DAN GEJALA
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya
sedikit nyeriyang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang
menjadi besar danmenimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak
bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan
keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul,kehamilan ektopik (di luar
rahim) atau kanker ovarium.Meski demikian, penting untuk memperhatikan
setiap gejala atau perubahan ditubuhAnda untuk mengetahui gejala mana yang
serius. Gejala-gejala berikut mungkin muncul bilaanda mempunyai kista
ovarium :
1. Perut terasa penuh, berat, kembung
2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
3. Haid tidak teratur
4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke
punggung bawah dan paha
5. Nyeri senggama
6. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat
hamil
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan
segera:
1. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
2. Nyeri bersamaan dengan demam
3. Rasa ingin muntah

E. PATOFISIOLOGI
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter
lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi
korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista
ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan
mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi,
korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut
kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH
dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin
atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian
HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas
dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling
sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik
parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa
dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk
jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ
sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3
lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma
ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik
berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram. Kista-kista itu sendiri bukan
menjadi problem utama dan diskusi tentang penyakit tersebut diluar cakupan artikel
ini,
F. PATHWAYS

Degenerasi ovarium Infeksi ovarium

Cistoma ovari Histerektomi


Degenerasi ovarium
Pembesaran ovarium
Kurang informasi
Coverektomi, kistektomi
Rupture ovarium
Kurang pengetahuan
Resiko perdarahan
Degenerasi ovarium
Ansietas
Gangguan perfusi jaringan

Komplikasi peritonitis
Metabolisme menurun
Peritonitis
Luka operasi
Gangguan metabolisme
Risiko perdarahan

Deficit perawatan diri Diskontinuitas jaringan

Nyeri Posrt d’entri


Deficit perawatan diri

Deficit perawatan diri Resiko infeksi

Resiko cedera

Reflek menelan dan muntah Nervus Anestesi


Resiko aspirasi Peristaltic usus menurun Absorbs air di kolon

Konstipasi
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
Hasil : Terdapat masa / benjolan di ovarium

2. Foto Rontgen
Hasil : Terjdi pembesaran ovarium, terdapat perdarahan

3. Pemeriksaan Mikroskopik
Hasil : Dinding kista dilapisi oleh epitel, sitoplasma eosinofil dan inti sel
yang besar dan berwarna gelap

H. PENATALAKSANAAN
a. Pengobatan kiste ovarii yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui
tindakan bedah. Jika ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan tampak terisi
oleh cairan atau fisiologis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat
digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kiste.
b. Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan
pembedahan abdomen. Penurukan tekanan intraabdomen yang diakibatkan
oleh pengangkatan kiste yang besar biasanya mengarah pada distensi
abdomen yang berat, komplikasi ini dapat dicegah dengan pemakaian gurita
abdomen yang ketat.

I. KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium:


a. Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-
angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala
klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang
banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri
perut yang mendadak.
b. Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada ksta yang berukuran diameter 5 cm
atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun
gangguan ini jarang bersifat total.
c. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut
dan dapat menekan vesica urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan untuk
mengosongkan kandung kemih secara sempurna.
d. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar
kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah yang
menyebabkan pemeriksaan pelvic menjadi penting
e. Infertilitas akibat tidak adanya ovulasi
f. Peningkatan resiko pembentukan tumor – tumor dependen – estrogen di
payudara dan endometrium

J. PENGAKAJIAN KEPERAWATAN

1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan
alamat, serta data penanggung jawab
Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di
daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri
pada daerah abdomen bawah, ada pembengkakan pada daerah perut,
menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan muntah.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya tidak ada keluhan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
d. Riwayat perkawinan
Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya kista
ovarium.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk
tumbuh/tidaknya suatu kista  ovarium.
4. Riwayat menstruasi
Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan
sampai amenorhea.
5. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
a. Kepala
1) Hygiene rambut
2) Keadaan rambut
b. Mata
1) Sklera                  : ikterik/tidak
2) Konjungtiva        : anemis/tidak
3) Mata                    : simetris/tidak
c. Leher
1) pembengkakan kelenjer tyroid
2) Tekanan vena jugolaris.
d. Dada
e. Pernapasan
1) Jenis pernapasan
2) Bunyi napas
3) Penarikan sela iga
f. Abdomen
1) Nyeri tekan pada abdomen.
2) Teraba massa pada abdomen.
g. Ekstremitas
1) Nyeri panggul saat beraktivitas.
2) Tidak ada kelemahan.
h. Eliminasi, urinasi
1) Adanya konstipasi
2) Susah BAK
6. Data Sosial Ekonomi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
7. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
8. Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium
sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara
pada klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan
mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya keturunan.
9. Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas,
dan tidur karena merasa nyeri
10. Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium
a. Pemeriksaan Hb
b. Ultrasonografi Untuk mengetahui letak batas kista.

K. Diagnosa Yang Mungkin Muncul.


1. Resiko perdarahan b.d komplikasi terkait penyakit (komplikasi peritonitis)
dan efek samping terkait perdarahan histerektomi
2. Resiko aspirasi b.d penurunan reflek muntah, penurunan tingkat kesadaran
(tindakan efek anastesi)
3. Resiko cidera b.d efek samping terkait obat anastesi
4. Nyeri akut b.d agen cidera fisik (luka post operasi)
5. Resiko infeksi b.d trauma jaringan (luka operasi)
6. Defisit perawatan diri
7. Ansietas b.d kurangnya informasi tentang penyakit

L. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik (luka operasi)
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan nyeri berkurang
sampai hilang sama sekali.
a. Kaji tingkat dan intensitas nyeri
(R/ mengidentifikasi lingkup masalah)

b. Atur posisi senyaman mungkin


(R/ Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri)

c. Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesic


(R/menghilangkan rasa nyeri)

d. Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi (Merelaksasi otot – otot tubuh).


2. Ansietas b.d kurangnya informasi tentang penyakit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan gangguan rasa
nyaman (ansietas) berkurang.

a. Kaji dan pantau terus tingkat kecemasan klien


(R/ mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman
tindakan selanjutnya )

b. Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan dengan


penyakitnya
(R/ Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien tahu
tentang keadaan dirinya )

c. Bina hubungan yang terapeutik dengan klien


(R/ Hubungan yang terapeutuk dapat menurunkan tingkat kecemasan
klien.

3. Resiko infeksi b.d trauma jaringan (luka operasi)


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan infeksi luka
operasi tidak terjadi

a. Pantau dan observasi terus tentang keadaan luka operasinya


(R/ Deteksi dini tentang terjadinya infeksi yang lebih berat )

b. Lakukan perawatan luka operasi secara aseptik dan antiseptic


(R. menekan sekecil mungkin sumber penularan eksterna )

c. Kolaborasi dalam pemberian antibiotika


(Membunuh mikro organisme secara rasional )

4. Deficit personal hyegene b.d imobilitas (nyeri pembedahan)


Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapakan
pasien menunjukkan kebersihan diri
NOC :
 Kowlwdge : disease process
 Kowledge : health Behavior
Kriteria Hasil :
 Pasien bebas dari bau
 Pasien tampak menunjukkan kebersihan
 Pasien nyaman
Intervensi :
Personal hyegene managemen
 Kaji keterbatasan pasien dalam perawatan diri
 Berikan kenyamanan pada pasien dengan membersihkan tubuh pasien
(oral,tubuh,genital)
 Ajarkan kepada pasien pentingnya menjaga kebersihan diri
 Ajarkan kepada keluarga pasien dalam menjaga kebersihan pasien
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa keperawatan. Ed.8. EGC. Jakarta

Lowdermil, Perta. 2015. Maternity Women’s Health Care. Seventh edit.

Manuaba. (2018). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.


Jakarta:EGC.
Marylynn. E.Doengus. (2000). Rencana Asuhan keperawatan, edisi 3, penerbit buku
kedokteran, Jakarta.

Meidian, JM. 2014. Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of


America:Mosby.
Sylvia Anderson. (2000). Patofisiologi penyakit, edisi 4, penerbit EGC buku
kedokteran, Jakarta.

William Helm, C. Ovarian Cysts. 2015. American College of Obstetricians and


Gynecologists ( cited 2015 September 16 ). Available at http://emedicine.com
Winknjosastro, Hanifa. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai