DISUSUN OLEH
NAMA : RAYHAN FIRDAUZY
NIM : G1B220038
PEMBIMBING AKADEMIK:
Dr. MUTHIA MUTMAINNAH, M.Kep., Sp. Mat
Ns. SRI MULYANI, S.Kep., M.Kep
PEMBIMBING LAPANGAN:
Ns. RADNA VILUSA, S.Kep
DAFTAR ISI......................................................................................................................i
LAPORAN PENDAHULUAN.........................................................................................1
1. KONSEP DASAR......................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13
LAPORAN KASUS........................................................................................................14
i
LAPORAN PENDAHULUAN
KISTA OVARIUM
1. KONSEP DASAR
1.1 Pengertian Kista Ovarium
Kista ovarium adalah kantung berisi cairan atau bahan semiliquid yang muncul di
ovarium. Diagnosis kista ovarium semakin meningkat dengan maraknya pemeriksaan
fisik rutin dan teknologi ultrasonografi. Deteksi kista ovarium menyebabkan kecemasan
yang cukup besar pada wanita karena takut akan keganasan, tetapi sebagian besar kista
ovarium bersifat jinak. Kista ini dapat berkembang pada wanita di semua tahap
kehidupan, dari periode neonatal hingga pasca menopause.1
Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit reproduksi yang menyerang
wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya
pertumbuan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak. Walupun demikian tidak
menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau kanker. Kista atau tumor
merupakan bentuk gangguan pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak
dan banyak menyerang wanita pada usia reproduktif. Berdasarkan survei demografi
kesehatan Indonesia angka kejadian kista ovarium di Indonesia mencapai 37,2% dan
paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun.2
1
Pada tumor padat, etiologi pasti belum diketahui, diduga akibat abnormalitas
pertumbuhan sel embrional, atau sifat genetis kanker yang tercetus oleh radikal bebas
atau bahan bahan karsinogenik.3
Histerektomi
Kistoma ovari
Ruptur ovarium
Kurang pengetahuan
peritonitis
Gangguan metabolisme
Nyeri
b. Keluhan klien saat masuk rumah sakit: biasanya klien merasa nyeri pada daerah
perut dan terasa ada massa di daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-
henti.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang: Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada
daerah abdomen bawah, ada pembengkakan pada daerah perut, menstruasi
yang tidak berhenti, rasa mual dan muntah.
2) Riwayat kesehatan dahulu: Sebelumnya tidak ada keluhan.
3) Riwayat kesehatan keluarga: Kista ovarium bukan penyakit
menular/keturunan.
4) Riwayat perkawinan: Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh
terhadap timbulnya kista ovarium.
5) Riwayat kehamilan dan persalinan: Dengan kehamilan dan persalinan/tidak,
hal ini tidak mempengaruhi untuk tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.
6) Riwayat menstruasi: Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi
digumenorhea dan bahkan sampai amenorhea.
f. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
Diangosa
No Tujuan (NOC) Intervensi (NIC
Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
injuri fisik diharapkan nyeri pasien berkurang
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
NOC :
presipitasi
v Pain Level,
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
v Pain control,
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
v Comfort level
pengalaman nyeri pasien
Kriteria Hasil :
4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
v Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi
6. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
nyeri, mencari bantuan)
ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
v Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
7. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
manajemen nyeri
dukungan
v Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan
8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
tanda nyeri)
seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
v Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
9. Kurangi faktor presipitasi nyeri
v Tanda vital dalam rentang normal
9
Diangosa
No Tujuan (NOC) Intervensi (NIC
Keperawatan
10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
13. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
2. Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam Infection Control (Kontrol infeksi)
1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
penurunan diharapakan infeksi terkontrol
2. Pertahankan teknik isolasi
pertahanan primer NOC : 3. Batasi pengunjung bila perlu
v Immune Status 4. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat
v Knowledge : Infection control berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
5. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
v Risk control 6. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
Kriteria Hasil : kperawtan
v Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi 7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
8. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
Diangosa
No Tujuan (NOC) Intervensi (NIC
Keperawatan
v Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang 9. Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai
mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya, dengan petunjuk umum
10. Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
v Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya
kandung kencing
infeksi 11. Tingktkan intake nutrisi
v Jumlah leukosit dalam batas normal 12. Berikan terapi antibiotik bila perlu
3. Defisit perawatan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam Personal hyegene managemen
diri b.d imobilitas diharapakan pasien menunjukkan kebersihan diri 1. Kaji keterbatasan pasien dalam perawatan diri
(nyeri pembedahan) NOC : 2. Berikan kenyamanan pada pasien dengan membersihkan
tubuh pasien (oral,tubuh,genital)
v Kowlwdge : disease process
3. Ajarkan kepada pasien pentingnya menjaga kebersihan
v Kowledge : health Behavior diri
Kriteria Hasil : 4. Ajarkan kepada keluarga pasien dalam menjaga
kebersihan pasien
v Pasien bebas dari bau
v Pasien tampak menunjukkan kebersihan
v Pasien nyaman
DAFTAR PUSTAKA
13
LAPORAN KASUS
KLIEN DENGAN KISTA OVARIUM
I. PENGKAJIAN
A. BIODATA
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 61 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Bulut Suban, Air Hitam Sarolangun
Status perkawinan : Cerai mati
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
No Register : 08.05.45
Diagnosa medis : Kista ovarium
Tanggal masuk : 27 Februari 2021
Tanggal pengkajian : 1 Maret 2021
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 34 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Berkebun
Hubungan dengan pasien : Anak
Alamat : Desa Bulut Suban, Air Hitam Sarolangun
B. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
Klien mengeluh nyeri hilang timbul pada perut bagian bawah, perut terasa
membesar dan keras semenjak ± 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.
C. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien mengatakan mengalami nyeri pada area perut dan terasa kencang dan
sering kembung ± 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Nyeri yang dirasakan
klien hilang timbul. Nyeri yang dirasakan klien terkadang menjalar hingga ke
area panggul. Setelah dilakukan tindakan operasi nyeri yang dirasa klien
berkurang tidak seperti sebelum di operasi. Nyeri yang dirasakan klien saat
ini pada area operasi terutama saat melakukan pergerakan miring kanan,
miring kiri dan saat di tekan. Nyeri yang dirasakan klien saat ini tidak
menjalar dan skala nyeri 4.
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mengatakan perutnya sering terasa kembung dan nyeri. Klien
sebelumnya belum pernah mengalami penyakit seperti ini.
E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit serupa seperti
klien.
F. RIWAYAT OBSTERTI GINEKOLOGI
1. RIWAYAT GINEKOLOGI
a. Riwayat menstruasi
1) Menarche : klien mulai menstruasi usia 13 tahun
2) Lamanya haid : klien mengatakan haid ± 1 minggu (7 hari)
3) Siklus : klien mengatakan dulu haidnya teratur 1 bulan
sekali dan saai ini klien mengatakan sudah menopause.
4) Sifat darah : haid berwarna merah dan cair
b. Riwayat perkawinan (suami dan istri)
1) Usia perkawinan : 41 tahun
2) Pernikahan yang ke : 2
c. Riwayat kontrasepsi
1) Jenis kontrasepsi yang digunakkan : tidak menggunakan KB
2) Waktu dan lama penggunaan :-
Penggunaan pil KB :-
Penggunaan KB suntik 3 bulan :-
3) Masalah dalam penggunaan :-
2. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G6 P6 A0
Keadaan
Tipe Jenis BB Komplikasi
No Tahun Penolong Bayi Saat
Persalinan Kelamin Lahir Nifas
Lahir
1 1973 Normal Dukun Laki-laki Sehat Tidak ada
2. 1975 Normal Dukun Laki-laki Sehat Tidak ada
3. 1978 Normal Dukun Laki-laki Sehat Tidak ada
4. 1980 Normal Dukun Laki-laki Sehat Tidak ada
5. 1983 Normal Dukun Laki-laki Sehat Tidak ada
6. 1987 Normal Dukun Perempuan Sehat Tidak ada
G. DATA BIOLOGIS
a. Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari/ Activity Daily Living (ADL)
ADL
No. (Activity Sebelum sakit Setelah sakit
Daily Living)
1. Nutrisi : Klien mengatakan Klien makan sesuai
Makan makan 3x dalam satu dengan menu diet dari
hari. Makanan pokok RS. Klien mengatakan
yang dikonsumsi klien hanya sanggup
ialah nasi. Klien juga menghabiskan ½ porsi
mengonsumsi sayur dan makanan dikarenakan
lauk (tahu/tempe/ikan) perutnya masih terasa
setiap hari. Porsi makan penuh dan terasa
klien dalam 1x makan kencang.
ialah 1 porsi. Serta klien
mengatakan tidak ada
pantangan makan.
Minum Klien minum ± 5 gelas Klien minum ± 3000 ml
dalam sehari, karena jika dalam sehari, karena
terlalu banyak minum jika minum banyak
klien mengatakan terasa perutnya akan terasa
kembung pada area penuh.
perut.
2. Istirahat dan tidur
Malam Klien mengatakan tidur Klien mengatakan tidur
malam ±7 Jam dari pukul malam ± 6 jam dari
22.00 wib s/d 05.00 wib. pukul 23.00 wib s/d
05.00 wib.
Siang Klien mengatakan Klien mengatakan bisa
istirahat siang ± 1 jam istirahat siang saat
dari pukul 12.00 wib s/d dirumah sakit.
14.00 wib
3. Eliminasi
BAK Klien BAK ± 5 kali Urin klien ±2500cc
dalam sehari, berwarna berwarna kuning pekat.
kekuningan.
BAB Klien BAB 1 x dalam Selama di RS klien
sehari belum ada BAB dan
flatus.
4. Personal Hygine Klien mandi 2x dalam Selama di RS klien
sehari yaitu pagi dan mengatakan mandi 2x
sore hari, menggosok dalam sehari yaitu pagi
gigi 2x sehari dan dan sore dengan di seka
mengganti pakaian 2x menggunakan tisu
sehari setelah mandi. basah.
Klien
mengatakan mandi
menggunakan sabun.
5. Mobilitas dan Klien mengatakan Klien mengatakan
aktivitas mampu melakukan setelah operasi aktivitas
klien dibantu oleh
mobilisasi dan aktivitas keluarga, dan mobilisasi
secara mandiri. dilakukan secara
perlahan (berjalan).
b. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan umum
Kondisi umum klien : tampak lemah, klien mengatakan merasa
kedinginan, mengeluh mual.
Tingkat kesadaran : Compos mentis ( E 4, M 6, V5)
TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 35, 6°C.
BB/TB : 45 kg/150 cm
b. Sistem Pernafasan : pergerakan dada simetris, traktil permitus, bunyi
nafas vesikuler.
c. Sistem kardiovaskuler : konjungtiva ananemis, mukosa bibir tampak
pucat, bunyi jantung norml s1 dan s2 reguler, CRT < 2 detik, pada
ekstremitas tidak ditemukannya edema dan varises.
d. Sistem pencernaan : bising usus (+) tetapi suara bising usus lemah, flatus
(-), belum BAB selama di RS.
e. Sistem persyarafan : status mental baik
f. Sistem panca indra : pandangan tampak jelas, pendengaran baik dan
tidak ditemukan sekret, klien mampu merasakan rasa makanan, mencium
bau-bauan, serta terasa saat diberikan stimulus berupa sentuhan.
g. Sistem perkemihan : Klien terpasang kateter, warna urin kuning pekat.
h. Sistem integumen : Kulit klien teraba hangat, luka post operasi tampak
kering tidak ditemukan perdarahan.
i. Sistem muskuloskeletal : Tidak adanya deformitas pada ekstremitas klien,
kekuatan otot baik.
j. Sistem reproduksi : pada area genitalia eksterna klien tampak bersih.
c. Obat-obatan
Oral
a. Ciproflaxine 3x1
b. Ketoprofen 3x1
c. Omeprazole 3x1
Injeksi
Injeksi ceftriaxone 3 x 1 gr
Injeksi Asam Tranexamat 3 x 500 gr
Injeksi ketorolac 3 x 1
Injeksi ranitidine 3x 1
Infus
RL 30 tpm
D5 30 tpm
Inf Metrodinazole 3x1
d. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Pre Op Hasil Post Nilai Rujukan Keterangan
Op
Hemoglobin 11,9 11,1 11,0 – 15,0 Menurun
ANALISA DATA
No. Hari, tanggal / Kemungkinan
Data Problem
jam penyebab
1. Senin, 01 Maret DS : klien merasa Hipotermi Terpapar suhu
2021/ 15.00 wib kedinginan lingkungan
DO : klien yang rendah.
tampak
menggigil, kulit
teraba dingin,
mukosa bibir
pucat dan suhu
tubuh klien
35,6°C
2. Senin, 01 Maret DS : klien Nyeri akut Agen
2021/ 15.00 wib mengatakan area pencedera fisik
bekas operasinya (prosedur
mengalami nyeri operasi)
terutama saat
miring kiri dan
miring kanan.
Nyeri tidak
menjalar kearea
lain.
No. Hari, tanggal / Kemungkinan
Data Problem
jam penyebab
DO : klien
tampak meringis,
skala nyeri 4.
3. Senin, 01 Maret DO : Resiko Infeksi Efek prosedur
Adanya luka bekas invasive
2021/ 15.00 wib
operasi laparatomi
4. Senin, 01 Maret DS : klien Disfungsi Pembedahan
2021/ 15.00 wib mengatakan motilitas
belum ada BAB gastrointestinal
dan flatus selama
di RS. Klien
mengatakan
hanya sanggup
menghabiskan ½
porsi makanan
dikarenakan
perutnya masih
terasa penuh dan
terasa kencang,
mengeluh mual.
DO : bising usus
(+) tetapi suara
bising usus lemah
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Paraf
No. Hari, tanggal/jam Diagnosis Keperawatan
Perencanaan Paraf
Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Hipotermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam 1. Monitor suhu tubuh
dengan Terpapar suhu diharapkan termoregulasi klien baik. 2. Identifikasi penyebab hipotermia (misal
lingkungan yang rendah Kriteria hasil : terpapar suhu lingkungan rendah, pakaian
ditandai dengan klien merasa Suhu dalam rentang normal (36°C- 37,5°C) tipis)
kedinginan klien tampak 3. Sediakan lingkungan yang hangat (atur suhu
menggigil, kulit teraba ruangan).
dingin, mukosa bibir pucat 4. Lakukan penghangatan pasif (menggunakan
dan suhu tubuh klien 35,6°C selimut)
5. Lakukan penghangatan aktif eksternal
(kompres hangat)
6. Anjurkan untuk minum hangat
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam 1. Identifikasi karakteristik, lokasi, intensitas,
dengan agen pencedera fisik diharapkan nyeri klien berkurang. frekuensi, durasi dan intensitas nyeri
(prosedur operasi) ditandai Kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
dengan klien mengatakan 1. Klien melaporkan nyeri berkurang 3. Identifikasi respon nonverbal klien
area
bekas operasinya mengalami
23
Perencanaan Paraf
Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
nyeri terutama saat miring 2. Klien mampu menggunakan teknik 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
kiri dan miring kanan. Nyeri nonfarmakologi yang di ajarkan pada klien. memperingan nyeri.
tidak menjalar kearea lain. 5. Fasilitasi istirahat dan tidur klien
Klien tampak meringis, skala 6. Berikan teknik nonfarmakologi untuk
nyeri 4. mengurangi nyeri dengan metode nafas dalam
7. Jelaskan strategi meredakan nyeri
8. Kolaborasi pemberian analgetik (Injeksi
keterolac 30 mg/1ml, dan Ketoprofen 500 mg
3x1tablet)
Resiko Infeksi berhungan Setelah dilakukan intervensi selama 1x 24 jam Pencegahan Infeksi :
dengan efek prosedur invasive diharapkan tidak ada tanda- tanda Infeksi pada luka 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
operasi, dengan kriteria hasil : 2. Anjurkan konsumsi makanan dan cairan bernutrisi
ditandai dengan adanya luka 1. Tidak ada kenaikan suhu tubuh (mengkonsumsi putih telur, ikan gabus) untuk
bekas operasi laparatomi 2. Keadaan luka sayatan tidak terasa panas, tidak penyembuhan luka, makan buah dan sayur serta
tampak kemerahan, pembengkakan dan banyak mengkonsumsi air putih.
peradangan. 3. Kolaborasi pemberian metronidazole 3x1, inj.
3. Luka klien tampak kering dan tidak berair Ceftriaxone 2 gr
Perawatan luka
1. Monitor karakteristik luka dan tanda- tanda infeksi
pada luka sayatan
Perencanaan Paraf
Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
2. Mencuci tangan sebelum membersihkan luka
3. Ganti perban luka dengan perawatan steril
Disfungsi motilitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam 1. Monitor suara usus klien
gastrointestinal berhubungan diharapkan motalias gastrointestinal klien baik. 2. Monitor perasaan kembung, distensi abdomen.
dengan pembedahan ditandai Kriteria hasil : 3. Monitor asupan makan klien
dengan klien mengatakan 1. Bising usus (+) suara bising usus kuat 4. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
belum ada BAB selama di RS 2. Kembung (-). konstipasi.
dan klien jarang kentut hanya 3. Klien mampu BAB 5. Anjurkan posisi duduk, jika mampu.
1 kali setelah operasi. Klien 6. Anjurkan menghindari kondisi yang
mengatakan hanya sanggup menyebabkan udara tertelan secara berlebihan
menghabiskan ½ porsi (misal minum minuman berkarbonasi, makan
makanan dikarenakan dengan cepat).
perutnya masih terasa penuh 7. Kolaborasikan pemberian obat untuk
dan terasa kencang. Mual dan pencegahan infeksi :
muntah 2x saat duduk. Bising Injeksi Ceftriaxone 1gr/5ml
usus (+) tetapi suara bising Clyndamicin
usus lemah Ciproflaxine
Perencanaan Paraf
Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
8. Kolaborasikan pemberian obat injeksi ranitidine
25mg/1ml untuk mengatasi produksi asam
lambung.