Anda di halaman 1dari 9

TINJAUAN TEORI

A. KITTA OVARIUM

1. Pengertia

Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang

banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan

yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium

yang jinak.

Kista ovarium juga dapat menjadi ganas dan berubah menjadi kanker

ovarium.Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium

maka seharusnya dilakukan pendeteksian dini kanker ovarium dengan

pemeriksaan yang lebih lengkap. Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang

berlebihan / abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong.

Tumor ovarium merupakan proferasi sel yang abnormal tanpa terkendali dan

bisa merupakan yang benigna dan maligna.

Tumor ovarium disebut juga stroma ovari yaitu bila jaringan tiroid

merupakan satu-satunya jaringan ditemukan atau bila elemen teratoma

ditemukan sangat sedikit. Tumor ovarium sering jinak bersifat kista,

ditemukan terpisah dari uterus dan umumnya duagnosis didasarkan pada

pemeriksaan fisik (Syamsoehidayat, 2016)


2. Etiologi

Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan

tumor ovarium :

a. Faktor genetic

b. Wanita yang menderita kanker payudara

c. Riwayat kanker kolon

d. Gangguan hormonal

e. Diet tinggi lemak

f. Merokok

g. Minum alcohol

h. Pengunaan bedak talk perineal

i. Sosial ekonomi yang rendah.

Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab.Penyebab inilah

nantinya yang akan menentukan tipe dari kista.Diantara beberapa kista

ovarium ,tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak

ditemukan.Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang

keluar dari akibat perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil

ovarium.Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan

abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.

Kanker ovarium juga bisa terjadi karena beberapa faktor yaitu

wanita nullipara, melahirkan pertama kali pada usia diatas 35 tahun dan

wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kanker ovarium, kanker


payudara atau kanker kolon Disamping itu, Selain gizi dengan jumlah

lemak tinggi faktor diet dengan nilai gizi rendah juga cenderung dapat

meningkatkan terjadinya kanker ovarium (Manuaba, 2014).

Resiko terbesar terjadinya kanker ovarium adalah ovulasi yang

terus berlangsung tanpa entrupsi dalam waktu lama. Penggunaan metode

pil KB, kehamilan multiple dan menyusui yang menurunkan frekuensi

dari ovulasi tampaknya memberikan proteksi terhadap kejadian kanker

(Donielle, 2015).

3. Patofisiologi

Pertumbuhan tumor primer diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar

menyebabkan berbagai keluhan seperti perasaan sebah, makan sedikit terasa

cepat kenyang, sering kembung, nafsu makan menurun. Kecenderungan

untuk melakukan implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor

ganas ovarium yang menghasilkan asites. Kanker ovarium merupakan

kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal

dari ketiga dermoblast (ektodermal, entodermal, mesodermal) dengan sifat-

sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam (Manuaba, 2014).

Kanker ovarium juga bisa menyebabkan penekanan pada kandung

kemih dan rektum yang dapat menyebabkan perasaan buang air kecil (dalam

pengertia bila tidak menderita biasanya setiap melakukan buang air kecil

sekitar 400 cc, maka pada penderita kanker ovarium ini baru 200 cc buang air

kecil biasanya akan kembali lagi buang air kecil dan apabila tumor semakin
besar keluhan dapat dirasakan antara lain perut bagian bawah tegang dan

membesar, kemudian adanya penekanan terhadap organ-organ dalam rongga

panggul lainnya yang dapat menyebabkan nyeri pada saat senggama. Dan

nyeri yang hebat juga dapat dirasakan apabila tumor pecah atau terpuntir

sedangkan pada stadium lanjut dapat terjadi penimbunan cairan dalam rongga

perut atau rongga dada yang dapat menyebabkan keluhan sesak nafas, yang

kemudian dapat menimbulkan penjalaran tumor kebagian organ-organ rongga

panggul dan rongga perut seperti usus, omentum, hati, dan limfa serta

dinding perut.

Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon

dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi

fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh

wanita tidak menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi

ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang

terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal

mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara

tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium

dan menyebabkan kemandulan pada wanita (Arnita, 2014)


4. Pathway Kista Ovarium

Kehamilan Mola Usia 20-50th Faktor genetik Pola hidup


Ketidakseimbangan hormon estrogen & progesteron
Ketidakseimbangan hormone progesterone dan estrogen
Degenerasi ovarium

Kista ovarium
Kista Ovarium
Pertumbuhan ovarium

Membesar

Pre operasi Post operasi

Menekan alat kurang informasi tentang penyakit Komplikasi KV

organ disekitar ovarium Mk : kurang pengetahuan ttg perdarahan dlm kista


penyakit, prognosis
ruptur danpengobatan Mk :nyeri
menekan VU Menekan anus rasa sebah pada abdomen

Gg.miksi obstipasi anoreksia, mual muntah

Mk : Retensi urin Mk : resiko perubahan nutrisi <


keb.tubuh

Pengaruh anastesi
Mk : resiko injury
Penurunan peristaltik usus relaksasi otot”polos lambung nervus vagus

Penurunan absorbsi air di kolon Hcl meningkat reflek menelan

Mual muntah Mk : resti aspirasi


Mk : Resiko konstipasi
Intake nutrisi menurun luka operasi

penurunan metabolisme Mk : Gg.pemenuhan diskontiunitas jaringan


nutrisi < keb.tubuh
hipolisis port d’entry Mk : nyeri

peningkatan asam laktat


Mk : resti infeksi
keletihan Gg.mobilisasi Mk : self care defisit
5. Manifestasi Klinis
Berdasarkan tanda gejala yang muncul adalah :
a. Nyeri perut
b. Perut buncit
c. Gangguan fungsi saluran cerna
d. Berat badan turun secara nyata
e. Rasa tertekan pada rongga panggul
f. Siklus menstruasi yang memanjang dan memendek
g. Nyeri pinggul pada waktu bersenggama atau pada waktu berjalan atau
bergerak
h. Gangguan saluran kencing
i. Nyeri pinggul pada waktu menstruasi
j. Mual, muntah
k. Infertilitas ( tidak subur)
6. Klasifikasi
Klasifikasi tumor ovarium berdasarkan International Federation of
Ginnecology and Obstetrics (FIGO) adalah :
Stadium Batasan
I Pertumbuhan tumor terbatas dalam ovarium
IA Tumor terbatas hanya di satu ovarium :
a) Kapsul utuh
b) Kapsul sudah diinfiltrasi tumor atau kapsul pecah
IB Pertumbuhan tumor pada satu ovarium dan tiak ada acites
IC Seperti IA atau IB, dengan acites atau pemeriksaan sitologi
cairan peritoneum, positif sel kanker
II Tumor tumbuh pada satu atau kedua ovarium dengan perluasan
ke organ rongga panggul lain
IIA Penyebaran tumor ke saluran tuba atau uterus
IIB Penyebaran tumor ke organ panggul lain, termasuk ke rongga
peritonium
IIC Seperti IIA atau IIB, disertai acites dan pemeriksaan cairan
peritoneum, positif sel kanker
III Tumor terbatas di dalam rongga panggul, dengan penyebaran ke
rongga perut di luar panggul, dan/atau kelenjargetah bening di
belakang rongga perut positif mengandung sel kanker
IV Terjadi penyebaran luas atau ke tempat organ yang jauh dari
rongga panggul

7. Komplikasi

a. Perdarahan dalam kista: Perlahan menimbulan rasa sakit dan kemudian

mendadak menjadi akut abdomen.

b. Torsi tangkai kista.dapat terjadi pada tumor dengan panjang tangkai

sekitar 5 cm atau lebih dan ukurannya masih kecil dan gerakan yang

terbatas .Sering terjadi pada saat hamil dan asca partumdan saat terjadi

akut abdomen.

c. Robekan dinding kista Disebabkan oleh trauma langsung pada kista

ovariiterjadi saat torsikista dan dapat menimbulkan perdarahan akut

abdomen

d. Infeksi kista Menimbulkan gejala dolor , kolor dan fungsiolesa.perut

tegang dan panas hasil pemeriksaan laboratorium menujukkan gejala

infeksi

e. Degenerasi ganas Keganasan ovarium silent killer diketahui setelah

stadium lanjut sedangkan perubahan tidak jelas Gejala keganasan kista

ovarii:tumor cepat membesar ,berbenjol benjol,terdapat asites ,tubuh

bagian atas kering sedangkan bagian bawah terjadi oedema.


8. Penatalaksanaan

a. Pembedahan

Peranan bedah pada manajemen tumor ovarium sangat menonjol,

karena selain untuk tujuan terapi, juga untuk menentukan stadium tumor,

tindakan bedah tergantung pada stadium tumor, tumor stadium I dan II

biasanya dilakukan salpingoverektomy, pada golongan rendah 90% tanpa

teraphi bedah. Pada wanita usia muda dan varietas rendah tindakan

overektromy dapat dilakukan apabila tumor pada stadium I. Tindakan

siturekduski biasanya dilakukan pada stadium lanjut, dimana tumor tidak

mungkin diangkat seluruhnya.

Tujuan situreduksi adalah mensterilisasi tumor sehingga

kemoteraphi atau radioteraphi lebih efektif, pada siturenduksi tumor

diangkat sebanyak mungkin. Baik tumor primer atau tumor yang tumbuh

diabdomen. Untuk mencegah hal-hal yang tidak perlu pengobatan

berlebihan yang memberikan efek toksin dari kemoteraphi disarankan

untuk dilakukan pembedahan rongga abdomen ( laparotamy).

Anda mungkin juga menyukai