Disusun Oleh :
Nandhita Ivania Putri KHGD23004
Tyta Ajeng M KHGD23008
Intan Thania M KHGD23035
Shara Desiana Z KHGD 23049
Pembedahan
Jaringan terputus
Diskontiunitas Jaringan
Nyeri akut
hambatan mobilitas fisik D. Ketidakseimbangan dan Hambatan mobilitas fisik
0054 kegagalan salah satu
Ds : pembentukan hormone yang
- Mengeluh sulit menggerakan mempengaruhi indung telur
ekstremitas
Do :
Fungsi Ovarium abnormal
- Kekuatan otot menurun
Rentang gerak (ROM)
menurun Penimbunan polikel yang
- Sendi kaku terbentuk secara tidak sempurna
- Gerakan tidak terkoordinasi
- Gerakan terbatas
- Fisik lemah Folikel gagal mengalami
pematangan, gagal berinvolusi
dan gagal mereabsorbsi cairan
Pembedahan
Jaringan terputus
Diskontiunitas Jaringan
Nyeri
Pembedahan
Jaringan terputus
Resiko infeksi
Kecemasan klien
Nausea D.0076
Ds :
- Mengeluh mual
- Merasa ingin muntah
- Tidak berminat makan
Do :
- Saliva meningkat
- Pucat
- Diaphoresis
- Takikardia
- Pupil dilatasi
Pembesaran ovarium
Menekan usus
Peristaltik usus
Resiko Konstipasi
Gangguan citra tubuh D 0083
Ds :
- Mengungkapkan kecacatan/
kehilangan bagian tubuh
Do :
- Kehilangan bagian tubuh
- Fungsi/ struktur tubuh
berubah/ hilang
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b/d Agen Cidera Fisiologis (SDKI D.0077)
2. Gangguan Mobilitas Fisik b/d Nyeri (SDKI D.0064)
3. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan (SDKI D.0129)
4. Resiko Infeksi b/d Efek Prosedur Invasif (SDKI D.0142)
5. Ansietas b/d Ancaman Terhadap Konsep Diri (SDKI D.0080)
6. Nausea b/d tumor terlokalisasi (SDKI D.0076)
7. Defisit Nutrisi b/d ketidakmampuan mencerna makanan (SDKI D.0019)
8. Risiko Konstipasi b/d Penurunan Motilitas GI (SDKI D.0052)
9. Gangguan Citra Tubuh b/d Perubahan Struktur/Bentuk Tubuh (SDKI D.0083)
D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan Keperawatan
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Observasi : 1. Untuk mengetahui lokasi,
b/d keperawatan ... x 24 jam 1. Identifikasi lokasi, karateristik, durasi,
Agen Cidera diharapkan nyeri dapat karateristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
Fisiologis menurun dengan Kriteria frekuensi, kualitas, nyeri
(SDKI Hasil : intensitas nyeri 2. Untuk mengetahui skala
D.0077) 1. Keluhan nyeri dari skala 2. Identifikasi skala nyeri yang dirasakan pasien
4 cukup meningkat nyeri 3. Agar pasien lebih rileks
menjadi skala 2 cukup Terapeutik: 4. Lingkungan yang nyaman
menurun 1. Berikan tekik non dapat mengurangi rasa nyeri
2. Ekspresi meringis dari Farmakologis untuk pasien
skala 4 cukup mengurangi rasa nyeri 5. Agar pasien dapat
meningkat menjadi 2. Kotrol lingkungan mengetahui strategi
skala 2 cukup menurun Yang memperberat rasa mereedakan nyeri secara
3. Gelisah dari skala 5 nyeri mandiri
meningkat menjadi Edukasi 6. Untuk mengurasi rasa
Skala 3 sedang. 1. Jelaskan strategi nyeri pasien.
peredahan nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
analgetik
2. Gangguan Setelah dilakukan Observasi: 1. Untuk mengetahui
Integritas tindakan 1. Monitor karakteristik luka, dan tanda
Kulit/Jaringan keperawatan ... x 24 karakteristik infeksi pada luka
(SDKI jam maka diharapkan luka. 2. Untuk mengobservasi
D.0129) integritas 2. Monitor tandatanda keadaan luka.
kulit dan jaringan dapat infeksi. 3. Untuk mempermudah
teratasi,dengan kriteria Terapeutik: Tindakan rawat luka dan
hasil: 1. Lepaskan balutan meminimalisir infeksi pada
1. Kerusakan jaringan dari dan luka.
skala 4 cukup meningkat plester secara perlahan. 4. Untuk membersihkan
menjadi skala 2 cukup 2. Cukur rambut luka dari kotoran.
meningkat. disekitar luka, 5. Membuang jaringan mati
2. Kerusakan lapisan kulit jika perlu agar dasar luka menjadi sehat
dari skala 4 cukup 3. Bersihkan dengan dan dapat tumbuh jaringan
menurun menjadi skala NaCl atau pembersihn baru.
2 cukup meningkat nontoksik, sesuai 6. Memasang balutan
3. Nyeri dari skala 4 kebutuhan. bertujuan agar luka tidak
cukup meningkat 4. Bersihkan jaringan terpapar oleh bakteri dan
menjadi skala 2 cukup nekrotik kotoran di sekitar luka.
meningkat. 5. Berikan salep ke 7. Memilih balutan yang pas
kulit, jika perlu bertujun agar luka tetap
6. Pasang balutan lembab tidak terlalu kering
sesuai dengan jenis dan tidak terlalu basah.
luka 8. Pemberian antibiotic
7. Ganti balutan sesuai bertujuan untuk membunuh
dengan jumlah eksudat bakteri yang menginfeksi
dan drainase luka.
Edukasi
1. Jelaskan tanda gejala
infeksi
2. Anjurkan makan
makanan tinggi kalori
dan protein
3. Bersihkan dengan
NaCl atau pembersihn
nontoksik, sesuai
kebutuhan.
4. Bersihkan jaringan
nekrotik
5. Berikan salep ke
kulit, jika perlu
6. Pasang balutan
sesuai dengan jenis
luka
7. Ganti balutan sesuai
dengan jumlah eksudat
dan drainase
Edukasi
1. Jelaskan tanda gejala
infeksi
2. Anjurkan makan
makanan tinggi kalori
dan protein
3. Ajarkan prosedur
perawatan luka secara
mandiri.
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian
antibiotic, jika perlu
3. Ansietas b/d Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas 1. Untuk dapat mengetahui
Ancaman keperawatan ... x24 jam (I.09134) perubahan pada tingkat
Terhadap maka tingkat ansietas dapat Observasi ansietas dari klien.
Konsep Diri teratasi dengan kriteria 1. Identifikasi saat 2. Untuk dapat mengetahui
(SDKI hasil: tingkat ansietas
tanda ansietas pada klien.
D.0080) 1. Verbalisasi kebingungan berubah (mis. kondisi,
menurun waktu, stressor)
3. Untuk dapat
2. Verbalisasi khawatir 2. Identifikasi menumbuhkan
akibat kondisi yang Kemampuan kepercayaan klien kepada
dihadapi menurun mengambil keputusan perawat.
3. Perilaku gelilsah 3. Monitor tanda-tanda 4. Untuk dapat mengetahui
menurun ansietas (verbal dan situasi yang menyebabkan
4. Pola tidur membaik nonverbal) ansietas.
5. Frekuensi pernapasan Terapeutik 5. Untuk dapat mengetahui
membaik 1. Ciptakan keluhan dari klien.
6. Frekuensi nadi membaik suasana terapeutik 6. Untuk dapat
7. Perasaan keberdayaan untuk menumbuhkan
memberikan kepercayaan
membaik kepercayaan
8. Tekanan darah membaik 2. Temani pasien
kepada klien.
untuk mengurangi 7. Untuk dapat mengetahui
kecemasan, jika situasi apa saja yang
memungkinkan menyebabkan atau pemicu
3. Pahami situasi ansietas.
yang membuat 8. Untuk dapat
ansietas memberitahukan kepada
4. Dengarkan klien mengenai diagnosis
dengan penuh dan pengobatannya.
perhatian 9. Agar perawat dapat
5. Gunakan
mengetahui perasaan
pendekatan yang
tenang dan
klien.
meyakinkan 10. Untuk dapat
6. Tempatkan menghilangkan
barang pribadi yang ketegangan dari klien
memberikan mengenai masalah yang
kenyamanan sedang dihadapi.
7. Motivasi 11. Untuk dapat
mengidentifikasi meringankan gejala yang
situasi yang memicu diderita klien.
kecemasan
8. Diskusikan
perencanaan realistis
tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi
1. Jelaskan
prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin
dialami
2. Informasikan
secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis
3. Anjurkan
keluarga untuk tetap
bersama pasien, Jika
perlu
4. Anjurkan
melakukan kegiatan
yang tidak kompetitif,
sesuai kebutuhan
5. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
6. Latih kegiatan
pengelihatan untuk
mengurangiketegangan
7. Latih
penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat
8. Latih teknik
relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu
4. Resiko Setelah dilakukan Observasi: 1. Agar dapat mengetahui
Infeksi b/d Tindakan keperawatan 1. Monitor tanda tanda infeksi local dan
Efek Prosedur ... x24 jam maka di dan gejala tanda sistemik pada luka
Invasif (SDKI harapkan tingkat infeksi local dan pasien.
D.0142) infeksi sistemik 2. Membatasi jumlah
menurun,dengan Terapeutik pengunjung untuk
kriteria hasil: 1. Batasi jumlah meminimalisir terjadinya
1. Nyeri dari skala 4 pengunjung infeksi pada pasien.
cukup meningkat 2. Berikan 3. Perawatan kulit
menjadi skala 2. perawatan kulit dilakukan agar kondisi
2. Kemerahan dari 3. Cuci tangan tubuh pasien tetap bersih
skala 4 cukup sebelum dan dan meminimalisir
meningkat sesudah kontak terjadinya infeksi.
menjadi skala 2 dengan pasien 4. Teknik aseptic bertujuan
cukup meningkat. dan lingkungan untuk mencegah
3. Bengkak dari pasien mikroorganisme masuk
skala 4 cukup 4. Pertahankan ke dalam luka.
meningkat Teknik aseptic 5. Agar pasien dapat
menjadi skala 2. pada pasien mengetahui tanda gejala
beresiko tinggi. infeksi
Edukasi 6. Cuci tangan 6 langkah
4. Jelaskan tanda dapat meminimalisir
gejala infeksi masuknya
5. Ajarkan cuci tangan mikroorganisme ke
dengan dalam luka dan
benar meminimalisir terjadinya
6. Ajarkan cara infeksi.
memeriksa 7. Agar pasien mengetahui
kondisi luka keadaan luka oprasinya
operasi secara mandiri dan dapat
7. Anjurkan melaporkan bila terjadi
meningkatkan tanda-tanda infeksi
asupan nutrisi 8. Asupan nutrisi dan cairan
8. Anjurkan yang adekuat dapat
meningkatkan mempercepat
asupan cairan penyembuhan luka
pasien
E. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana perawat melaksanakan
rencana atau intervensi yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Berdasarkan terminologi
SIKI, implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan yang merupakan
tindakan khusus yang digunakan untuk melaksanakan intervensi (Tim Pokja SIKI DPP
PPNI, 2018).
Implementasi keperawatan berlangsung dalam tiga tahap. Fase pertama
merupakan fase persiapan yang mencakup pengetahuan tentang validasi rencana,
implementasi rencana, persiapan pasien dan keluarga. Fase kedua merupakan puncak
implementasi keperawatan yang berorientasi pada tujuan. Fase ketiga merupakan
transmitsi perawat dan pasien setelah implementasi keperawatan selesai dilakukan.
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah
dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan mengukur
keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan
dalam memenuhi kebutuhan klien. Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah
tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan yaitu pada komponen
kognitif, afektif, psikomotor, perubahan fungsi dan tanda gejala yang spesifik
(Yustiana & Ghofur, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Oktavelani Dyah Ayu. 2019. Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ny. I Dengan Diagnosa
Medis Kista Ovarium + Post Operasi Tah – Bso + Adhesiolisis + Iud Missing Tail
Hari Ke 1 Di Ruang E2 Rumah Sakit Dr. Ramelan Surabaya
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta.
Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta.
Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta. Dewan
Pengurus Pusat PPNI