Dosen Pembimbing :
Ns. Lina Ayu Marcelina, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.Mat
Disusun Oleh :
Mega Fajar Brillianty (2010711011)
Jadi bisa disimpulkan bahwa Kista ovarium adalah sebuah struktur tidak
normal yang berbentuk seperti kantong yang bisa tumbuh dimanapun dalam
tubuh. Kantung ini bisa berisi zat gas, cair, atau setengah padat. Dinding luar
kantung menyerupai sebuah kapsul (Andang, 2013). Kista ovarium biasanya
berupa kantong yang tidak bersifat kanker yang berisi material cairan atau
setengah cair (Nugroho, 2014).
3. Etiologi
Menurut Nugroho (2014), kista ovarium disebabkan oleh gangguan
(pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium
(ketidakseimbangan hormon). Kista folikuler dapat timbul akibat hipersekresi
dari FSH dan LH yang gagal mengalami involusi atau mereabsorbsi cairan.
Kista granulosa lutein yang terjadi didalam korpus luteum indung telur yang
fungsional dan dapat membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh
penimbunan darah yang berlebihan saat fase 12 pendarahan dari siklus
menstruasi. Kista theka-lutein biasanya bersifay bilateral dan berisi cairan
bening, berwarna seperti jerami. Penyebab lain adalah adanya pertumbuhan sel
yang tidak terkendali di ovarium, misalnya pertumbuah abnormal dari folikel
ovarium, korpus luteum, sel telur.
4. Patofisiologis
Ovulasi terjadi akibat interaksi antara hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan
endometrium. Perkembangan dan pematangan folikel ovarium terjadi akibat
rangsangan dari kelenjar hipofisis. Rangsangan yang terus menerus datang dan
ditangkap panca indra dapat diteruskan ke hipofisis anterior melalui aliran
portal hipothalamohipofisial.
5. Manifestasi Klinik
Perut sering terasa kembung
Rasa penuh atau berat pada perut
Perut bengkak dan nyeri
Nyeri pinggul
Nyeri pada punggung bawah dan paha
Masalah buang air kecil dan besar
Nyeri setelah berhubungan seksual
Penambahan berat badan tanpa alasan yang jelas
Nyeri setiap menstruasi
Perdarahan vagina yang tidak normal
Dada terasa teregang
Sering buang air kecil
Dalam kasus kista yang cukup parah, kondisi ini dapat menimbulkan gejala-
gejala seperti:
Sakit yang menusuk di pinggang atau panggul
Demam
Pusing, yang terkadang disertai dengan pingsan
Napas terasa lebih cepat
Jika kista pecah, pasien akan merasakan nyeri hebat. Jika kista memuntir
ovarium, pasien akan merasakan nyeri perut disertai mual atau muntah.
6. Komplikasi
Kebanyakan kasus kista ovarium memang tidak berbahaya dan tidak menimbulkan
gejala yang berarti. Namun, dalam beberapa kasus, terdapat pula kemungkinan kista
mengakibatkan komplikasi kesehatan yang serius.
1. Torsi ovarium
Kista yang memiliki ukuran terlalu besar dapat terpelintir atau bergeser dari posisi
semula. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa. Beberapa gejala
yang biasanya timbul berupa nyeri panggul, mual, dan muntah.
7. Penatalaksanaan Medis
1) Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan pada klien tentang pemilihan pengobatan nyeri
dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti, kompres hangat pada
abdomen, dan teknik relaksasi napas dalam (Prawirohardjo, 2011).
2) Pemberian obat anti inflamasi non steroid seperti ibu profen dapat diberikan
kepada pasien dengan penyakit kista untuk mengurangi rasa nyeri (Manuaba,
2013).
3) Pembedahan
Jika kista tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi semakin
membesar, lakukan pemeriksaan ultrasound, dokter harus segera
mengangkatnya. Ada 2 tindakan pembedahan yang utama yaitu : laparaskopi
dan laparatomi (Yatim, 2008). Faktor-faktor yang menentukan tipe
pembedahan, antara lain tergantung pada usia pasien, keinginan pasien untuk
memiliki anak, kondisi ovarium dan jenis kista. Prinsip pengobatan kista dengan
operasi adalah sebagai berikut :
a) Apabila kistanya kecil (misalnya sebesar permen) dan pada pemeriksaan sonogram
tidak terlihat tanda-tanda 18 keganasan, biasanya dokter melakukan operasi dengan
laparaskopi. Dengan cara ini, alat laparaskopi di masukkan kedalam rongga
panggul dengan melakukan sayatan kecil pada dinding perut, yaitu sayatan searah
dengan garis rambut kemaluan (Yatim, 2008).
b) Apabila kistanya agak besar (lebih dari 5 cm), biasanya pengangkatan kista
dilakukan dengan laparatomi. Tehnik ini dilakukan dengan pembiusan total.
Dengan cara laparatomi, kista sudah dapat diperiksa apakah sudah mengalami
proses keganasan (kanker) atau tidak. Bila sudah dalam proses keganasan operasi
sekalian mengangkat ovarium dan saluran tuba, jaringan lemak sekitar serta
kelenjar limfe (Yatim, 2008).
A. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk
menentukan status kesehatan dan fungsional pasien pada saat ini dan riwayat
sebelumnya (Potter & Perry, 2013). Pengkajian keperawatan terdiri dari dua tahap yaitu
mengumpulkan dan verifikasi data dari sumber primer dan sekunder dan yang kedua
adalah menganalisis seluruh data sebagai dasar untuk menegakkan diagnosis
keperawatan.
1) Pengkajian Primer
Menurut Jevon dan Ewens (2013), pengkajian Airway (A), Breathing (B), Circulation
(C), Disabillity (D), Expossure (E) pada pengkajian gawat darurat adalah :
a) Airway : Pada pengkajian airway pada pasien kista ovarium berdasarkan tanda
dan gejala pada teori ada tanda yang muncul bila kista terus tumbuh, seperti perut
kembung atau bengkak, nyeri panggul sebelum atau selama siklus menstruasi,
hubungan seks terasa sakit, serta mual dan muntah namun pada airway tidak
ditemukan gangguan pada jalan napas. 21
b) Breathing : Menurut Wilkinson & Skinner, 2000 dikutip oleh (Rani, 2013)
pengkajian pada breathing Look, listen dan feel dilakukan penilaian terhadap
ventilasi dan oksigenasi pasien. Pada pengkajian breathing pada pasien dengan kista
ovarium masalah yang terjadi apabila perut membesar dan menimbulkan gejala perut
terasa penuh, mengakibatkan pasien mengalami sesak napas karena perut tertekan
oleh besarnya kista.
b.Diagnosa Keperawatan
Nyeri Akut (SDKI D.0077)
Defisit Pengetahuan (SDKI D.0111)
c.Intervensi Keperawatan
DX Intervensi Rasional
1 Hari 1 Hari 1
- Pemantauan Nyeri - Untuk mengetahui
- Edukasi Teknik Napas Dalam perkembangan terapi nyeri
- Mengedukasi pasien cara
mengatasi nyeri
d.Implementasi
DX Tanggal Impelemntasi
1 20/07/22 Pemantauan Nyeri Nyeri
- Melakukan TTV
- Mengukur Skala Nyeri
e.Evaluasi
No Diagnosa Evaluasi
1 Nyeri Akut Setelah 30 jam dilakukan tindakan :
S : - Klien mengatakan mulai mengerti
cara mengatasi nyeri
P : Intervensi dihentikan
2 Defisit Pengetahuan Setelah 30 jam dilakukan tindakan didapati:
P : Intervensi dihentikan