Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

KASUS RUANG MELATI

Dosen Pembimbing :
Ns. Lina Ayu Marcelina, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.Mat

Disusun Oleh :
Mega Fajar Brillianty (2010711011)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
2022
A. KONSEP DASAR
1. Anatomi Fisiologis
a. Anatomi Ovarium
Ovarium merupakan organ berbentuk seperti buah badam (almond) dengan
ukuran sekitar 4 cm dan melekat pada uterus melalui ligamen ligamen ovarii
yang berjalan di dalam mesovarium. Ovarium memiliki 2 hubungan, ligamen
10 infundibulopelvikum (ligamentum suspensorium ovari) yang berjalan
melewati pembuluh-pembuluh darah ovarium dan limfatik dari dinding pelvis
dan ligamentum ovarii yang melalui kornu uterus (Ellis, 2012).
b. Fisiologi Ovarium
Ovarium mempunyai dua fungsi utama sebagai organ penghasil ovum dan
mengeluarkan hormon seks wanita, estrogen dan progesteron. Hormon estrogen
dan progesteron berperan untuk mendorong fertilisasi ovum dan
mempersiapkan sistem reproduksi wanita untuk kehamilan. Estrogen berperan
untuk pematangan dan pemeliharaan sistem reproduksi wanita dan membentuk
karakteristik sekunder wanita. Sementara progesteron berperan dalam
mempersiapkan lingkungan yang sesuai untuk memelihara embrio dan
kemudian janin serta berperan dalam kemampuan payudara untuk
menghasilkan susu (Sherwood, 2012).
2. Pengertian
Ovarium, atau indung telur, adalah organ yang merupakan bagian dari
sistem reproduksi wanita. Organ ini terletak di perut bagian bawah, tepatnya di
kedua sisi rahim. Setiap wanita normalnya memiliki dua ovarium, namun
dengan ukuran yang bervariasi.

Sedangkan Kista merupakan jaringan yang berbentuk menyerupai kantung


dan diselimuti oleh selaput atau membran. Jaringan ini dapat berisi cairan, mirip
dengan benjolan yang terdapat di luka bakar atau melepuh. Namun, tidak jarang
pula terdapat kista yang padat atau berisi udara.

Jadi bisa disimpulkan bahwa Kista ovarium adalah sebuah struktur tidak
normal yang berbentuk seperti kantong yang bisa tumbuh dimanapun dalam
tubuh. Kantung ini bisa berisi zat gas, cair, atau setengah padat. Dinding luar
kantung menyerupai sebuah kapsul (Andang, 2013). Kista ovarium biasanya
berupa kantong yang tidak bersifat kanker yang berisi material cairan atau
setengah cair (Nugroho, 2014).

3. Etiologi
Menurut Nugroho (2014), kista ovarium disebabkan oleh gangguan
(pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium
(ketidakseimbangan hormon). Kista folikuler dapat timbul akibat hipersekresi
dari FSH dan LH yang gagal mengalami involusi atau mereabsorbsi cairan.
Kista granulosa lutein yang terjadi didalam korpus luteum indung telur yang
fungsional dan dapat membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh
penimbunan darah yang berlebihan saat fase 12 pendarahan dari siklus
menstruasi. Kista theka-lutein biasanya bersifay bilateral dan berisi cairan
bening, berwarna seperti jerami. Penyebab lain adalah adanya pertumbuhan sel
yang tidak terkendali di ovarium, misalnya pertumbuah abnormal dari folikel
ovarium, korpus luteum, sel telur.

4. Patofisiologis
Ovulasi terjadi akibat interaksi antara hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan
endometrium. Perkembangan dan pematangan folikel ovarium terjadi akibat
rangsangan dari kelenjar hipofisis. Rangsangan yang terus menerus datang dan
ditangkap panca indra dapat diteruskan ke hipofisis anterior melalui aliran
portal hipothalamohipofisial.

Ovarium dapat berfungsi menghasilkan estrogen dan progesteron yang


normal. Hal tersebut tergantung pada sejumlah hormon dan kegagalan
pembentukan salah satu hormon dapat mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium
tidak akan berfungsi dengan secara normal jika tubuh wanita tidak
menghasilkan hormon hipofisis dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang
abnormal dapat menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak
sempurna di dalam ovarium.

Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel


telur. Dimana, kegagalan tersebut terbentuk secara tidak sempurna di dalam
ovarium dan hal tersebut dapat mengakibatkan terbentuknya kista di dalam
ovarium, serta menyebabkan infertilitas pada seorang wanita (Manuaba, 2013).

5. Manifestasi Klinik
 Perut sering terasa kembung
 Rasa penuh atau berat pada perut
 Perut bengkak dan nyeri
 Nyeri pinggul
 Nyeri pada punggung bawah dan paha
 Masalah buang air kecil dan besar
 Nyeri setelah berhubungan seksual
 Penambahan berat badan tanpa alasan yang jelas
 Nyeri setiap menstruasi
 Perdarahan vagina yang tidak normal
 Dada terasa teregang
 Sering buang air kecil

Dalam kasus kista yang cukup parah, kondisi ini dapat menimbulkan gejala-
gejala seperti:
 Sakit yang menusuk di pinggang atau panggul
 Demam
 Pusing, yang terkadang disertai dengan pingsan
 Napas terasa lebih cepat
Jika kista pecah, pasien akan merasakan nyeri hebat. Jika kista memuntir
ovarium, pasien akan merasakan nyeri perut disertai mual atau muntah.

6. Komplikasi

Kebanyakan kasus kista ovarium memang tidak berbahaya dan tidak menimbulkan
gejala yang berarti. Namun, dalam beberapa kasus, terdapat pula kemungkinan kista
mengakibatkan komplikasi kesehatan yang serius.

1. Torsi ovarium
Kista yang memiliki ukuran terlalu besar dapat terpelintir atau bergeser dari posisi
semula. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa. Beberapa gejala
yang biasanya timbul berupa nyeri panggul, mual, dan muntah.

2. Kista pecah dan terjadi pendarahan


Kista yang pecah dapat menimbulkan rasa sakit yang cukup parah, disertai dengan
pendarahan dalam. Semakin besar ukuran kistanya, semakin tinggi pula risiko kista
untuk pecah. Aktivitas fisik yang terlalu berat di bagian bawah tubuh, seperti hubungan
seksual, juga dapat meningkatkan risiko pecahnya kista.

7. Penatalaksanaan Medis

1) Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan pada klien tentang pemilihan pengobatan nyeri
dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti, kompres hangat pada
abdomen, dan teknik relaksasi napas dalam (Prawirohardjo, 2011).

2) Pemberian obat anti inflamasi non steroid seperti ibu profen dapat diberikan
kepada pasien dengan penyakit kista untuk mengurangi rasa nyeri (Manuaba,
2013).

3) Pembedahan
Jika kista tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi semakin
membesar, lakukan pemeriksaan ultrasound, dokter harus segera
mengangkatnya. Ada 2 tindakan pembedahan yang utama yaitu : laparaskopi
dan laparatomi (Yatim, 2008). Faktor-faktor yang menentukan tipe
pembedahan, antara lain tergantung pada usia pasien, keinginan pasien untuk
memiliki anak, kondisi ovarium dan jenis kista. Prinsip pengobatan kista dengan
operasi adalah sebagai berikut :

a) Apabila kistanya kecil (misalnya sebesar permen) dan pada pemeriksaan sonogram
tidak terlihat tanda-tanda 18 keganasan, biasanya dokter melakukan operasi dengan
laparaskopi. Dengan cara ini, alat laparaskopi di masukkan kedalam rongga
panggul dengan melakukan sayatan kecil pada dinding perut, yaitu sayatan searah
dengan garis rambut kemaluan (Yatim, 2008).

b) Apabila kistanya agak besar (lebih dari 5 cm), biasanya pengangkatan kista
dilakukan dengan laparatomi. Tehnik ini dilakukan dengan pembiusan total.
Dengan cara laparatomi, kista sudah dapat diperiksa apakah sudah mengalami
proses keganasan (kanker) atau tidak. Bila sudah dalam proses keganasan operasi
sekalian mengangkat ovarium dan saluran tuba, jaringan lemak sekitar serta
kelenjar limfe (Yatim, 2008).

A. ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk
menentukan status kesehatan dan fungsional pasien pada saat ini dan riwayat
sebelumnya (Potter & Perry, 2013). Pengkajian keperawatan terdiri dari dua tahap yaitu
mengumpulkan dan verifikasi data dari sumber primer dan sekunder dan yang kedua
adalah menganalisis seluruh data sebagai dasar untuk menegakkan diagnosis
keperawatan.

1) Pengkajian Primer
Menurut Jevon dan Ewens (2013), pengkajian Airway (A), Breathing (B), Circulation
(C), Disabillity (D), Expossure (E) pada pengkajian gawat darurat adalah :

a) Airway : Pada pengkajian airway pada pasien kista ovarium berdasarkan tanda
dan gejala pada teori ada tanda yang muncul bila kista terus tumbuh, seperti perut
kembung atau bengkak, nyeri panggul sebelum atau selama siklus menstruasi,
hubungan seks terasa sakit, serta mual dan muntah namun pada airway tidak
ditemukan gangguan pada jalan napas. 21

b) Breathing : Menurut Wilkinson & Skinner, 2000 dikutip oleh (Rani, 2013)
pengkajian pada breathing Look, listen dan feel dilakukan penilaian terhadap
ventilasi dan oksigenasi pasien. Pada pengkajian breathing pada pasien dengan kista
ovarium masalah yang terjadi apabila perut membesar dan menimbulkan gejala perut
terasa penuh, mengakibatkan pasien mengalami sesak napas karena perut tertekan
oleh besarnya kista.

b.Diagnosa Keperawatan
 Nyeri Akut (SDKI D.0077)
 Defisit Pengetahuan (SDKI D.0111)

c.Intervensi Keperawatan
DX Intervensi Rasional
1 Hari 1 Hari 1
- Pemantauan Nyeri - Untuk mengetahui
- Edukasi Teknik Napas Dalam perkembangan terapi nyeri
- Mengedukasi pasien cara
mengatasi nyeri

Hari 1 - Memberikan pengathuan ke


- Edukasi Manajemen Nyeri pasien
- Agar pasien tau pengobatan
- Edukasi Progam Pengobatan kedepannya
- Agar pasien tau prosedur
- Edukasi Prosedur Tindakan dari setiap tindakan
kepdanya

d.Implementasi
DX Tanggal Impelemntasi
1 20/07/22 Pemantauan Nyeri Nyeri
- Melakukan TTV
- Mengukur Skala Nyeri

Edukasi Teknik Napas Dalam


- Mengajarkan Pasien Teknik Napas Dalam

2 21/07/22 Edukasi Manajemen Nyeri


- Mengajarkan cara manajamen nyeri

Edukasi Progam Pengobatan


- Menjelaskan pada pasien pengobatan
kedepannya

Edukasi Prosedur Tindakan


- Menjelaskan pada pasien prosedur dari setiap
tindakan kepadanya

e.Evaluasi

No Diagnosa Evaluasi
1 Nyeri Akut Setelah 30 jam dilakukan tindakan :
S : - Klien mengatakan mulai mengerti
cara mengatasi nyeri

O : - Pasien sudah terlihat tidak gelisah


- Pasien tidak menunjukan sikap
nyeri

A : Nyeri Akut Teratasi

P : Intervensi dihentikan
2 Defisit Pengetahuan Setelah 30 jam dilakukan tindakan didapati:

S : - Pasien mengatakan sudah mengerti


dari setiap edukasinya

O : - Pasien bisa menjelaskan kembali


edukasi yang diberikan

A : Defisit Pengetahuan teratasi

P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai