Anda di halaman 1dari 17

Bagian Keperawatan Maternitas

Program Profesi Ners


Stikes Panakkukang Makassar

LAPORAN PENDAHULUAN
KISTA OVARIUM

DI SUSUN OLEH :
ANUGRAH CIPTA DWIJAYA
19.04.032

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI NERS
T.A 2019
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana
saja dan jenisnya bermacam-macam (Manuaba, 2016).
Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan
atau bahan setengah cair (Hanifa, 2013).
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung
telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput
yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium ( Manuaba, 2016).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat
bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Hanifa, 2013)

B. ANATOMI FISIOLOGI
Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba falopii. Dua
ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian messovarium ligamen lebar uterus,
yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi spina illiaka
anterior superior, dan ligamentum ovarii propium, yang mengikat ovarium ke uterus. Pada
palpasi,ovarium dapat digerakkan.Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis
pada pria. Ukuran dan bentuk ovarium menyerupai sebuah almond berukuran besar. Saat
ovulasi, ukuran ovarium dapat berubah menjadi dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang
berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal. Sebelum menarche,
permukaan ovarium licin. Setelah maturasi seksual, luka parut akibat ovulasi dan ruptur
folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar. Ovarium terdiri dari dua
bagian:
1. Korteks Ovarii
a. Mengandung folikel primordial
b. Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel degraf
c. Terdapat korpus luteum dan albicantes
2. Medula Ovarii
a. Terdapat pembuluh darah dan limfe.
b. Terdapat serat saraf 
Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon.
Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial
(primitive). Di antara interval selama masa suburnya (umumnya setiap bulan), satu
atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan tempatutama
produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone, dan androgen) dalam jumlah
banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita normal.
C. ETIOLOGI
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya
akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler
merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena
pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang
normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini
akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus,
folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista.
Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang
terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh
jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kista jenis ini disebut dengan Kista Dermoid.
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa factor pemicu yaitu :
1. Gaya hidup tidak sehat.
Diantaranya
a. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b. Zat tambahan pada makanan
c. Kurang olah raga
d. Merokok dan konsumsi alkohol
e. Terpapar dengan polusi dan agen infeksius
f. Sering stress
g. Zat polutan
h. Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat
karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat
berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
D. KLASIFIKASI
1. Kista folikel
Kista folikel berkembang pada wanita muda wanita muda sebagian akibat folikel de
graft yang matang karena tidak dapat meyerap cairan setelah ovulsi.kista ini bisanya
asimptomotik keculi jika robek.dimana kasus ini paraf jika tedapat nyeri pada
panggul.jika kista tidak robek,bisanya meyusut setelah 2-3 siklus menstrusi.
2. Kista corpus luteum
Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari progesterone akibat dari
peningkatan cairan di korpus luteum ditandai dengan nyeri, tendenderness pada ovari,
keterlambatan mens dan siklus mens yang tidak teratur atau terlalu panjang. Rupture
dapat mengakibatkan haemoraghe intraperitoneal. Biasanya kista corpus luteum hilang
dengan selama 1-2 siklus menstruasi.
3. Syndroma rolycystik ovarium
Terjadi ketika endocrine tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen yang terlalu
tinggi, testosoron dan luteinizing hormone dan penurunan sekresi fsh. Tanda dan gejala
terdiri dari obesitas, hirsurism (kelebihan rambut di badan) mens tidak teratur,
infertelitas. 
4. Kista Theca- lutein
Biasanya bersama dangan mola hydatidosa. Kista ini berkembang akibat lamanya
stimulasi ovarium dari human chorionik gonadotropine( HCG ). ( Lowdermik,dkk.
2005:273)
E. PATOFISIOLOGI
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel
de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan
melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat
matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi
pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun
bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual
akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu
jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein.
Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional
multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan
choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg
menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi
ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate,
dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian
HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam
ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua
jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel
permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa
dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain
dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex
cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Endometrioma adalah kista berisi darah
dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-
folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram. Kista-
kista itu sendiri bukan menjadi problem utama dan diskusi tentang penyakit tersebut diluar
cakupan artikel ini.

F. TANDA DAN GEJALA


Seperti pada penyakit ganas, tumor ovarium dapat tumbuh dengan tenang dan jarang
penyebab gejala sampai setelah mencapai ukuran besar. Ketika tumor berkembang akan
terjadi distensi abdominal. Pengaruh berat tekanan terhadap usus dan kandung kemih.
Pertumbuhan tumor ovarium dapat memberikan gejala karena besarnya, terdapat perubahan
hormonal atau penyulit yang terjadi. Tumor jinak ovarium diameternya kecil sering
ditemukan secara kebetulan dan tidak memberikan gejala klinik yang berarti.
Sebagian besar tanda dan gejala adalah akibat dari :
1. Gejala akibat pertumbuhan
a) Menimbulkan rasa berat di abdomen bagian bawah
b) Mengganggu miksi atau defekasi
c) Tekanan tumor dapat menimbulkan konstipasi atau edema pada tungkai bawah
2. Gejala akibat perubahan hormonal
Ovarium merupakan sumber hormon utama wanita, sehingga bila berhubungan dengan
tumor menimbulkan gangguan menstruasi, tumor sel granulase
3. Gejala klinik akibat komplikasi yang terjadi pada tumor
a) Perdarahan ke dalam kista (intra tumor)
Bila terjadi perdarahan dalam jumlah yang banyak dapat menimbulkan nyeri
abdomen mendadak dan memerlukan tindakan cepat.
b) Robek dinding kista
Pada torsi tangkai kista ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah
ke dalam ruang abdomen.
c) Degenerasi ganas kista ovarium
Keganasan kista ovarium sering dijumpai :
o Kista pada usia sebelum menarche
o Kista pada usia diatas 48 tahun
d) Sindrome Meigs
Sindrom yang ditemukan oleh meigs menyebutkan terdapat fibroma ovari, acites dan
hidrothorak dengan tindakan operasi fibroma ovari maka sindroma akan menghilang
dengan sendirinya.
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang
tidak berbahaya. Tetapi ada pula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan
nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena
mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul,
kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh
Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila
anda mempunyai kista ovarium :
1. Perut terasa penuh, berat, kembung
2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
3. Haid tidak teratur
4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah
dan paha.
5. Nyeri sanggama
6. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera:
1. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
2. Nyeri bersamaan dengan demam
3. Rasa ingin muntah
G. KOMPLIKASI
Menurut manuaba ( 2016 ) komplikasi dari kista ovarium yaitu :
1. Perdarahan intra tumor
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan memerlukan
tindakan yang cepat.
2. Perputaran tangkai
Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.
3. Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari-
hari.
4. Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah kedalam
rungan abdomen.
5. Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
1. Ultrasonografi (USG)
Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim dan
menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian
panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran ini
dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu
mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi
cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih
lanjut.
2. Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan
kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan dari kista atau
mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
3. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
4. Foto Rongent
Berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks, selanjutnya pada kista dermoid
kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi pada kista.
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah,
misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
2. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan
kista.
3. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah
serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian
penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar
biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan
memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.
4. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan
dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti kompres hangat
pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang perubahan yang
akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi.
( Lowdermilk.dkk. 2005:273 ).
J. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Yaitu suatu kegiatan mengumpulkan dan mengorganisasikan data yang dikumpulkan dari
berbagai sumber dan merupakan dasar untuk tindakan dan keputusan yang diambil pada
tahap-tahap selanjutnya. Adapun pengkajiannya meliputi :
 Biodata
Meliputi identitas pasien, identitas penanggung jawab dan identitas masuk.
 Riwayat kesehatan
Meliputi keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu,
riwayat kesehatan keluarga dan riwayat sosial ekonomi.
 Status Obstetrikus, meliputi :
1. Menstruasi : menarche, lama, siklus, jumlah, warna dan bau
2. Riwayat perkawinan : berapa kali menikah, usia perkawinan
3. Riwayat persalinan
4. Riwayat KB
5. Pengkajian pasca operasi rutin
1. Kaji tingkat kesadaran
2. Ukur tanda-tanda vital
3. Auskultasi bunyi nafas
4. Kaji turgor kulit
5. Pengkajian abdomen

a) Inspeksi ukuran dan kontur abdomen


b) Auskultasi bising usus
c) Palpasi terhadap nyeri tekan dan massa
d) Tanyakan tentang perubahan pola defekasi
e) Kaji status balutan

1. Kaji terhadap nyeri atau mual


2. Kaji status alat intrusif
3. Palpasi nadi pedalis secara bilateral
4. Evaluasi kembajinya reflek gag
5. Periksa laporan operasi terhadap tipe anestesi yang diberikan dan lamanya waktu
di bawah anestesi.
6. Kaji status psikologis pasien setelah operasi
7. Data penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan darah lengkap (NB, HT, SDP)
2. Terapi : terapi yang diberikan pada post operasi baik injeksi maupun
peroral. 
2. Diagnosa Keperawatan 

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik


2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive.
4. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
3.   Intervensi

DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


KRITERIA HASIL
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri :
tindakan keperawatan Observasi
Definisi : selama...., masalah 1 Identifikasi lokasi, karasteristik,
Pengalaman sensorik atau nyeri teratasi, dengan durasi, frekuensi, kualitas
emosionalyang berkaitan kriteria hasil: intensitas nyeri.
dengan kerusakan jaringan 1. M 2 Identifikasi skala nyeri.
aktual atau fungsional, elaporkan nyeri 3 Identifikasi respon nyeri
dengan onset medadak atau terkontrol nonverbal.
lambat dan berintensitas 2. K 4 Identifikasi faktor yang
ringan hingga berat yang mempuan memperberat dan memperingan
berlansung kurang dari 3 mengenali onset nyeri.
bulan. nyeri meningkat 5 Identifikasi pengetahuan dan
Penyebab : 3. K keyakinan tentang nyeri.
1. Agen emampuan 6 Identifikasi pengaruh nyeri
pencedera fisiologis menggunakan erhadap kualitas hidup.
(mis, inflamasi, iskemia teknik 7 Monitor keberhasilan terapi
dan neoplasma) nonfarmakologis komplementer yang sudah
2. Agen meningkat diberikan.
pencedera kimiawi (mis, 4. D 8 Monitor efek samping
terbakar, bahan kimia ukungan orang penggunaan analgetik.
iritan) terdekat meningkat Terapeutik
3. Agen 5. K 9 Berikan teknik nonfarmakologi
pencedera fisik ( mis, eluhan nyeri untuk mengurangi nyeri.
amputasi, terbakar, menurun. 10 Kontrol lingkungan yang
terpotong, mengangkat 6. P memperberat rasa nyeri.
berat, prosudur operasi, ennggunaan 11 Fasilitasi istrahat dan tidur.
trauma, latihan fisik analgesik menurun. 12 Pertimbangkan jenis dan sumber
berlebihan) nyeri dalam pemilihan strategi
Gejala dan tanda mayor : meredakan nyeri.
Subjektif :
1. Mengeluh nyeri
Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif
3. Gelisah
4. Frekuensi nai meningkat
5. Sulit tidur
Gejaladan tanda minor ;
Subjektif : -
Objektif ;
1. Tekanan
darah meningkat
2. Pola napas
berubah
3. Nafsu makan
berubah
4. Proses
berfikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus
pada diri sendri
7. Diaforesis.
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan Observasi
tindakan keperawatan 1. identifikasi adanya nyeri atau
Defenisi keterbatasan dalam selama ....., maka keluhan fisik lainnya.
gerakan fisik dari satu atau mobilitas fisik 2. Identifikasi toleransi fisik
lebih ekstremitas secara meningkat. melakukan pergerakan
mandiri Kriteria hasil : 3. Monitor frekuensi jantung dan
Penyebab : 1. pergera tekanan darah sebelum memulai
1. kan integritas
kerusakan ekstremitas mobilisasi
strukutur tulang meningkat 4. Monitor kondisi umum selama
2. 2.
perubahan kekuata
metabolisme melakukan mobilisasi.
3. n otot meningkat.
ketidakbugaran fisik Terapeutik
4. 3.
penurunan rentang
kendali otot 5. Fasilitasi aktivitas mobilisasi
5. gerakmassa
penurunan meningkat
otot dengan alat bantu.
6. 4.
penurunan nyeriotot
kekuatan 6. Fasilitasi melakukan pergerakan,
7. menurun
keterlambatan jika perlu.
perkembangan 5. kaku 7. Libatkan keluarga untuk
8. sendisendi
kekuatan menurun membantu pasien dalam
9. 6.
kontraktur gerakan meningkatkan pergerakan.
10. terbatas menurun
malnutrisi Edukasi
11. 7.
gangguan kecema 8. Jelaskan tujuan dan prosedur
muskuloskeletal san menurun. mobilisasi.
12. 8.
gangguan gerakan
neuromuskulsr 9. Anjurkan melakukan mobilisasi
13. indekstidak
massaterkoordinasi
tubuh diatas dini.
persentil ke-75 sesuai menurun 10. Anjurkan mobilisasi sederhana
usia yang harus dilakukan (mis, duduk
14. efek agen farmakologis di tempat tidur, duduk disisi
15. program pembatasan tempat tidur, pindah dari tempat
gerak tidur ke kursi).
16. nyeri
17. kurang terpapar informasi
18. kecemasan
19. gangguan sensori
persepsi
gejala dan tanda mayor:
subjektif:
2. mengeluh
sulit menggerakkan
ekstremitas
objektif:
1. kekuat
an otot menurun
2. rentan
g gerak menurun
gejala dan tanda minor
subjektif :
8. nyeri saat
bergerak
9. enggan
melakukan pergerakan
10. merasa cemas
saa bergerak
objektif :
1. sendi kaku
2. gerakan tidak
terkoordinasi
3. gerakan terbatah
4. fisik lemah.

Resiko infeksi Setelah dilakukan Observasi


tindakan keperawatan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
Defenisi selama ..... jam, resiko lokal dan sistemik
Beresiko mengealami infeksi menurun. Teraputik
peningkatan terserang Dengan kriteria hasil : 2. Batasi jumlah pengunjung.
organisme patogenik. 1. Kebesihan 3. Berikan perawatan kulit pada area
Faktor resiko : tangan edema
1. Penyakit kronis meningkat 4. Cuci tangan sebelum dan sesudah
2. Efek prosedur invasif 2. Kebersihan kontak dengan pasien dan
3. Malnutrisi badan lingkungan pasien
4. Peningkatan paparan meningkat 5. Pertahankan aseptik pada pasien
organisme patogen 3. Nafsu makan beresiko tinggi
lingkungan meningkat Edukasi
5. Ketdiakadekuatan 4. Demam 6. Ajarkan tanda dan gejala infeksi
pertahanan tubuh menurun 7. Ajarkan cara mencuci tangan yang
primer 5. Kemerahan benar
a. Gangguan menurun 8. Ajarkan etika batuk
peristaltik 6. Nyeri menurun 9. Ajarkan cara memerksa kondisi
b. Kerusakan 7. Bengkak luka atau luka operasi
integritas kulit menurun 10. Anjurkan meningkatkan asupan
c. Merokok 8. Vesikel nutrisi
6. Ketidakadekuatan menurun 11. Anjurkan meningkatka asupan
pertahanan tubuh 9. Cairan berbau cairana.
sekunder busuk menurun Kolaborasi
7. Penurunan 10. Sputum 12. Kolaborasi pemberian imunisasi,
hemoglobin berwarna hijau jika perlu
8. Vaksinasi tidak menurun
adekuat 11. Drainase
Kondisi klinis terkait ; purulen
1. AIDS menurun
2. Luka bakar 12. Periode
3. Penyakut paru menggigil
obstruksi kronis menurun
4. Diabetes melitus 13. Kadar sel darah
5. Tindakan invasif putih membaik
6. Kondisi penggunaan 14. Kultur darah
terapi stroid membaik
7. Kangker 15. Kultur urine
8. Gagal ginjal membaik
9. Gangguan fungsi hati 16. Kultur sputum
membaik
17. Kultur area
luka membaik
18. Kultur feses
membaik.
Ansietas Setelah dilakukan Observasi
tindakan keperawatan 1. Identifikasi saat tingkat
Defenisi : selama..... tingkat ansietas berubah (mis, kondisi
Kondisi emosi dan ansietas menurun. waktu stressor)
pengalaman subyektif Kriteria hasil : 2. Identifikasi kemampuan
individu terhadap objek tidak 1. Verbalisasi mengambil keputusan
jelas dan spesifik akibat kebingungan 3. Monitor tanda-tanda ansietas
antisipasi bahaya yang menurun Terapeutik
memungkinkan individu 2. Verbalisasi 4. Ciptakan suasana terapeutik
melakukan tindakan untuk khawatir akibat untuk menumbuhkan
menghadapi ancaman. kondisi yang kepercayaan
Penyebab : dihadapi 5. Temani pasien untuk
1. Krisi situasional menurun mengurangi kecemasan
2. Kebutuhan tidak 3. Perilaku 6. Pahami situasi yang membuat
terpenuhi gelisah ansietas
3. Krisi maturasiobal menurun 7. Dengarkan dengan penuh
4. Ancaman terhadap 4. Perilaku tegang perhatian
konsep diri menurun 8. Gunakan pendekatan yang
5. Ancaman terhadap 5. Keluhan tenang dan meyakinkan
kematian pusing 9. Tempatkan barang pribadi
6. Kekhawatiran menurun yang memberikan
mengalami kegagalan 6. Anoreksia kenyamanan.
7. Disfungsi sistem menurun 10. Motivasi mengidentifikasi
keluarga 7. Frekuensi situasi yang memicu
8. Hubungan orang tua- pernapasan kecemasan
anak tidak menurun 11. Diskusikan perencanaan
memuaskan 8. Frekuesi nadi realistis tentang peristiwa yang
9. Faktor keturunan menurun akan datang
10. Penyalahgunaan zat 9. Tekanan darah Edukasi
11. Terpapar bahaya menurun 12. Jelaskan prosedur termasuk
lingkungan 10. Diaforesis sensasi yang mungkin dialami
12. Kurang terpapar menurun 13. Informasikan secara aktual
informasi 11. Tremor mengenai diagnosis
Gejala dan tanda mayor : menurun pengobatan dan prognosis
Subjektif : 12. Pucat menurun 14. Anjurkan keluarga untuk tetap
1. Merasa bingung 13. Konsentrasi bersama pasien.
2. Merasa khawatir membaik 15. Anjurkan melakukan kegiatan
dengan akibat Dari 14. Pola tidur yang tidak kompetitif.
kondisi ang dihadapi. membaik 16. Anjurkan mengungkapkan
3. Sulit berknsentrasi 15. Perasaan perasaan dan persepsi
Objektif : keberdayaan 17. Latih kegiatan pengalihan
1. Tampak gelisah membaik untuk mengurangi ketegangan
2. Tampak tegang 16. Kontak mata 18. Latih penggunaan mekanisme
3. Sulit tidur membaik pertahanan diri yang tepat
Gejala dan tnda minor : 17. Pola berkemih 19. Latih teknik relaksasi
Sunjektif : membaik. Kolaborasi
1. Mengeluh pusing 18. Orientasi 20. Kolaborasi pemberian obat
2. Anoreksia membaik. antiansietas, jika perlu
3. Palpitasi
4. Merasa tidak berdaya
Objektif :
1. Frekuensi nafas
meningkat
2. Frekuensi nadi
meningkat
3. Tekanan darah
meningkat
4. Diaforesis
5. Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi pada
masa lalu.
Kondisi klinis terkait :
1. Penyakit kronis
progresif (mis.
Kanker, penyakit
autoimun)
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana operasi
5. Kondisi diagnosis
penyakit belum jelas
6. Penyakit neurologis.
7. Tahap tumbuh
kembang.

DAFTAR PUSTAKA

A.Price, Sylvia. (2014). Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC.

Doengoes, Marylinn. E (2016). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta:EGC


Lowdermilk, Perta. (2015). Maternity Women’s Health Care. Seventh edit.

Mansjoer, Arief dkk. (2015). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus.

Manuaba. (2016). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta:EGC.

William Helm, C. Ovarian Cysts. (2015). American College of Obstetricians and Gynecologists
( cited 2015 September 16 ). Available at http://emedicine.com

Winknjosastro, Hanifa. (2013). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Pathway

Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat , Zat tambahan pada makanan,
Kurang olah raga, Merokok dan konsumsi alcohol, Terpapar dengan polusi dan agen
infeksius, Sering stress, Zat polutan, dan Faktor genetic.

Ketidakseimbangan dan kegagalan salah satu


pemebntukan hormone yang mempengaruhi indung
telur.
Fungsi ovarium abnormal

Anda mungkin juga menyukai