Anda di halaman 1dari 12

Laporan pendahuluan

A. Pengertian

Kista ovarium merupakan penyakit yang banyak menyerang kaum


wanita. Kista sendiri merupakan benjolan yang berisi cairan yang berada di
indung telur. Penyakit kista ini sebenarnya merupakan penyakit tumor jinak
karena kebanyakan penanganannya tidak melalui operasi besar (Budi
Darma, 2019).
Kista berarti kantung yang berisi cairan. Kista ovarium (jista indung
telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak
di indung telur (ovarium). Kista indung telur dapat terbentuk kapan saja.
Penyakit kista ini sebenarnya merupakan penyakit tumor jinak karena
kebanyakan penanganannya tidak melalui operasi besar (Setyorini, 2018).
Salah satu tumor jinak ginekologi paling sering dijumpai pada wanita di
masa reproduksinya. Sebagian kista terbentuk karena perubahan kadar
hormone yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur
dari ovarium.
Kista ovarium dapat berkembang menjadi kanker ovarium dan
menyebabkan suatu kegawat daruratan.
Jadi, kista ovarium merupakan tumor jinak yang menimbulkan
benjolan abnormal di bagian bawah abdomen dan berisi cairan abnormal
berupa udara, nanah, dan cairan kental.

B. Etiologi
Menurut Nugroho (2014), kista ovarium disebabkan oleh gangguan
(pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium
(ketidakseimbangan hormon). Kista folikuler dapat timbul akibat
hipersekresi dari FSH dan LH yang gagal mengalami involusi atau
mereabsorbsi cairan. Kista granulosa lutein yang terjadi didalam korpus
luteum indung telur yang fungsional dan dapat membesar bukan karena
tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang berlebihan saat fase
pendarahan dari siklus menstruasi. Kista theka-lutein biasanya bersifay
bilateral dan berisi cairan bening, berwarna seperti jerami. Penyebab lain
adalah adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya
pertumbuah abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur.
C. Manifestasi klinis
a. Menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
b. Perasaan penuh dan tertekan di perut bagian bawah, disertai
nyeri.
c. Nyeri saat bersenggama.
d. Perdarahan menstruasi yang tidak biasa. Mungkin
pendarahan lebih lama, mungkin lebih pendek, atau
mungkin tidak keluar darah menstruasi pada siklus biasa
atau siklus menstruasi tidak teratur.
D. Patofisologi
Ovulasi terjadi akibat interaksi antara hipotalamus, hipofisis,
ovarium, dan endometrium. Perkembangan dan pematangan folikel ovarium
terjadi akibat rangsangan dari kelenjar hipofisis. Rangsangan yang terus
menerus datang dan ditangkap panca indra dapat diteruskan ke hipofisis
anterior melalui aliran portal hipothalamohipofisial. Setelah sampai di
hipofisis anterior, GnRH akan mengikat sel genadotropin dan merangsang
pengeluaran FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH
(LutheinizingHormone), dimana FSH dan LH menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron (Nurarif, 2018).
Ovarium dapat berfungsi menghasilkan estrogen dan progesteron
yang normal. Hal tersebut tergantung pada sejumlah hormon dan kegagalan
pembentukan salah satu hormon dapat mempengaruhi fungsi ovarium.
Ovarium tidak akan berfungsi dengan secara normal jika tubuh wanita tidak
menghasilkan hormon hipofisis dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium
yang abnormal dapat menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk
secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami
pematangan dan gagal melepaskan sel telur. Dimana, kegagalan tersebut
terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium dan hal tersebut dapat
mengakibatkan terbentuknya kista di dalam ovarium, serta menyebabkan
infertilitas pada seorang wanita (Manuaba, 2019).
E. Pemeriksaan penunjang
a. Laparaskopi ( memeriksa kondisi kista ovarium secara
lebih detail)
b. Ultrasonografi (USG) melihat adanya ukuran, bentuk,
lokasi dan meninjau apakah kista berisi cairan padat atau
cair.
c. Foto rontgen melihat adanya hidrotoraks

d. Pemeriksaan darah CS – 125 (menilai tinggi rendahnya


kadar protein pada darah)
F. Penatalaksanaan
a. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan pada klien tentang pemilihan
pengobatan nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti, kompres
hangat pada abdomen, dan teknik relaksasi napas dalam (Prawirohardjo,
2017).
b. Pemberian obat anti inflamasi non steroid seperti ibu profen dapat
diberikan kepada pasien dengan penyakit kista untuk mengurangi rasa
nyeri (Manuaba, 2018).
c. Pembedahan
Jika kista tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi
semakin membesar, lakukan pemeriksaan ultrasound, dokter harus
segera mengangkatnya. Ada 2 tindakan pembedahan yang utama yaitu :
laparaskopi dan laparatomi (Yatim, 2008).
Faktor-faktor yang menentukan tipe pembedahan, antara lain
tergantung pada usia pasien, keinginan pasien untuk memiliki anak,
kondisi ovarium dan jenis kista.
Prinsip pengobatan kista dengan operasi adalah sebagai berikut :
1. Apabila kistanya kecil (misalnya sebesar permen) dan pada
pemeriksaan sonogram tidak terlihat tanda-tanda
keganasan, biasanya dokter melakukan operasi dengan laparaskopi.
Dengan cara ini, alat laparaskopi di masukkan kedalam rongga
panggul dengan melakukan sayatan kecil pada dinding perut, yaitu
sayatan searah dengan garis rambut kemaluan (Yatim, 2008).
2. Apabila kistanya agak besar (lebih dari 5 cm), biasanya
pengangkatan kista dilakukan dengan laparatomi. Tehnik ini
dilakukan dengan pembiusan total. Dengan cara laparatomi, kista
sudah dapat diperiksa apakah sudah mengalami proses keganasan
(kanker) atau tidak. Bila sudah dalam proses keganasan operasi
sekalian mengangkat ovarium dan saluran tuba, jaringan lemak
sekitar serta kelenjar limfe (Yatim, 2008)
G. Klasifikasi

1. Kista Nonneoplastik

a) Kista Akibat Radang

Termasuk dalam kista ini adalah abses ovarial, abses tube-ovarial, dan

kista tube-ovarial.

b) Kista Lain :

1) Kista Folikel

Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berevolusi,

namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel

primer yang setelah tumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak

mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi

kista. Bisa didapati satu atau beberapa kista dan besarnya biasanya

dengan diameter 1 – 1 ½ cm.

Kista yang berdiri sendiri bisa menjadi besar sebesar jeruk nipis,
bagian dalam dinding kista yang tipis terdiri atas beberapa lapisan sel

granulose, akan tetapi karena tekanan dalam dinding kista terjadilah

atropi pada lapisan ini. Cairan kista jernih dan sering mengandung

estrogen.

Oleh sebab itu, kista kadang – kadang dapat menyebabkan gangguan

haid. Kista folikel lambat laun mengecil dan dapat menghilang

spontan, atau bias terjadi rupture dan kista menghilang.

2) Kista Korpus Luteum

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan

menjadi korpus albikans. Kadang – kadang korpus luteum

mempertahankan diri (korpus luteum persistens), peredaran

didalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang bewarna

merah coklat karena darah tua. Frekuensi kista korpus luteum lebih

jarang daripada kista folikel, dan yang pertama bisa lebih besar

daripada yang kedua. Kista ini dapat juga menyebabkan gangguan

haid, berupa amenore diikuti oleh perdarahan tidak teratur.

3) Kista Teka Lutein

Kista biasanya bilateral dan dapat menjadi sebesar tinju. Kista ini

timbul akibat pengaruh hormone koriogonadotropin yang berlebihan,

dan dengan hilangnya mola hodatidosa atau khoriokarsinoma,

ovarium akan mengecil secara spontan.

4) Kista Inklusi Germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian–bagian kecil dari
epitel germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih

banyak terdapat pada wanita yang lanjut usia, dan besarnya jarang

melebihi
KONSEP ASUHANANKEPERAWATAN
1. Pengkajian

Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis


yang terorganisir yang meliputi tiga aktivitas dasar :
a. Mengumpulkan data secara sistematis
b. Mengidentifikasi dan mengatur data yang dikumpulkan
c. Mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali.
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
data untuk mengeveluasi dan mengidentifikasi status klien.
Data fokus keperawatan adalah data tentang perubahan-perubahan
atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-
hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan kepada klien. Pengkajian
fokus keperawatan adalah suatu pemilihan data spesifik yang ditentukan
oleh perawat. Adapun data fokus pengkajian yang dilakukan pada klien
dengan Kista Ovarium adalah :
1. Sirkulasi
Gejala : Riwayat masalah jantung, gagal jantung koroner (GJK), edema
pulmonal, penyakit vascular perifer, atau statis vascular (peningkatan resiko
pembentukan thrombus)
2. Intergritas ego
Gejala : Perasaan cemas, takut, marah, apatis. Faktor-faktor
stersmultiple misalnya financial, hubungan, gaya hidup.

Tanda : Tidak dapat beristirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang, sr


imulasi simpatis
3. Makanan/cairan
Gejalala :Insufisiensi pankreas/DM (prediposisi untuk
hipoglikemia/ketoasidosis), malnutrisi (termasuk obesitas), membrane
mokosa yang kering (pembatasan masukan/ priode puasa pra operasi)
4. Pernafasan
Gejala : Infeksi, kondisi yang kronis/batuk
5. Keamanan
Gejala : Alergi atau sensitive terhadap obat, makanan dan larutan,
defisiensi immune (peningkatan resiko infeksi sistemik dan penundaan
penyembuhan), munculnya kanker/terapi kanker terbaru, riwayat keluarga
tentang hipertermia maligna/reaksi anastes, riwayat penyakit hepatik,
riwayat transpusi darah,
Tanda : Munculnya proses infeksi yang melelahkan dan deman.
6. Nyeri
Gejala : Tidak ada nyeri atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan
ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pra Operasi
1. Nyeri berhubungan dengan pengaruh dari penyakit kista ovarium
2. Ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan/prosedur pembedahan
3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan proses penyakitnya.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajannya


informasi.
Paska Operasi
1. Nyeri berhubungan dengan luka insisi pembedahan
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tindakan invasif dan
pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
3. Resiko tinggi konstipasi berhubungan dengan penurunan mobilitas
traktus gastrointestinal
3. Perencanaan
a. Nyeri berhubungan dengan pengaruh dari penyakit kosta ovarium Tujuan:
Nyeri teratasi
Kriteria Hasil : Melaporkan nyeri berkurang/terkontrol, klien dapat
mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas dalam, dan dapat beristirahat
dengan tenang
Rencana keperawatan
– Kaji karakteristik nyeri (skala, lokasi, frekuensi, durasi, intensitas)
– Rasional : Membantu dan mengidentifikasi derajat ketidaknyamanan
dan keefektifan analgetik atau menyatakan adanya komplikasi.
– Mengajarkan dan menganjurkan manjemen nyeri
– Rasional : Membantu mengurangi rasa nyeri dan memudahkan
partisipasi pada aktivitas tanpa timbul ketidaknyamanan.
– Bantu klien dengan posisi yang nyaman
– Rasional : Membantu menurunkan nyeri dan memberikan rasa
nyaman
– Berikan analgetik sesuai indikasi
Rasional : Menghilangkan rasa nyeri
b. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik Tujuan : Klien
dapat melakukan aktivitas dengan baik
Kriteria Hasil : Terlihat lebih semangat, aktivitas sehari-hari dapat
terpenuhi
Rencana keperawatan
o Kaji tingkat kelemahan/kemampuan klien dalam beraktivitas
Rasional : Untuk mengetahui keterbatasan fisik
o Berikan lingkungan yang tenang dan priode istirahat tanpa adanya
gangguan
 Rasional : Priode istirahat yang sering dapat menghemat energi
o Bantu klien dalam beraktivitas sesuai kebutuhan
 Rasional : Menghemat energi klien dan mencegah kelelahan
o Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas apa saja sesuai
kemampuan klien
 Rasional : Meningkatkan kekuatan/stamina dan memampukan
klien untuk lebih aktif
c. Gangguan konsep diri berhubungan dengan proses penyakitnya Tujuan:
Harga diri meningkat
Kriteria Hasil : Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh
penerimaan dalam situasi.

Rencana Tindakan :
 Tinjau ulang efek samping yang diantisipasi berkenaan
dengan pengobatan tertentu.
– Rasional : Bimbingan anstipasi dapat membantu klien
memulai beradaptasi pada status baru/penyakitnya
 Diskusikan tentang masalah efek dari kista ovarium/pengobatan
– Rasional : Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai
proses pemecahan masalah.
 Akui kesulitan klien yang mungkin di alami.
– Rasional : Memvalidasi relita perasaan klien dan dapat memberikan
izin untuk tindakan apapun yang dilakukan.
 Berikan dukungan emosi, untuk klien selama masa pengobatan.
– Rasional : Membantu klien beradaptasi/menyesuaikan diri dengan
efek kista ovarium atau efek samping obat.
 Gunakan sentuhan selama interaksi.
– Rasional: Membantu menurunkan perasaan klien tentang
ketidaknyamanan dan keraguan diri.
4. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan langkah ke empat dari
proses keperawatan. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan perawat
harus bekerja sama dengan anggota keperawatan lain dan dengan
klien/keluarga dan petugas kesehatan lain.
Implementasi adalah pengelola dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Jenis tindakan pada
implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri (independen), saling
ketergantungan/kolaborasi (interdependen), dan tindakan rujukan/
ketergantungan (dependen).
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
tindakan keperawatan. Pada situasi nyata sering implementasi jauh berbeda
dengan rencana. Hal ini terjadi karena perawat belum terbiasa menggunakan
rencana tertulis dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Yang biasa
adalah rencana tidak tertulis yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan, itu yang
dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan klien dan perawat jika berakibat
fatal, dan juga tidak memenuhi aspek legal.
Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. Perencanaan
tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika
klien mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam melaksanakan
tindakan keperawatan. Selama tahap pelaksanaan, perawat terus melakukan
pengumpulan data dan memilih tindakan keperawatan yang paling sesuai
kebutuhan klien.
Ada tiga prinsip pedoman implementasi asuhan keperawatan yaitu :
1. Mempertahankan keamanan klien
Keamanan merupakan fokus utama dalam melakukan tindakan
keperawatan. Oleh karena itu, tindakan yang membahayakan tidak hanya
dianggap sebagai pelanggaran etika standar keperawatan professional, tetapi
juga merupakan suatu tindakan pelanggaran hukum yang dituntut.
2. Memberikan asuhan yang efektif
Asuhan yang efektif adalah memberikan asuhan yang sesuai dengan
yang harus dilakukan. Semakin baik pengetahuan dan pengalaman seseorang
perawat, maka semakin efektif asuhan keperawatan yang diberikan.
3. Memberikan asuhan keperawatan seefisiensi mungkin
Asuhan keperawatan yang efisien berarti, perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan dapat menggunakan waktu sebaik mungkin
sehingga dapat menyelesaikan masalah klien.
5. Evaluasi
Tahap akhir dari proses keperawatan adalah mengevaluasi respon
klien terhadap perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil
yan
diharapkan telah dicapai. Evaluasi yang merupakan proses yang
terus-menerus, diperlukan untuk menentukan seberapa baik rencana
keperawatan bekerja.
Tujuan evaluasi adalah melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien
berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan
sehingga perawat dapat mengambil keputusan :
1) Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien tidak mencapai tujuan
yang ditetapkan)
2) Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan
untuk mencapai tujuan)
3) Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu
yang lebih lama untuk mencapai tujuan)
Tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu evaluasi proses
dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan selama proses keperawatan
berlangsung atau menilai respon klien secara langsung. Sedangkan evaluasi
hasil dilakukan pada saat waktu tertentu atau sesuai dengan target waktu
tujuan yang ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai