Anda di halaman 1dari 19

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pengumpulan data dilakukan pada bulan November di

Puskesmas Bilokka Kecamatan Panca Lautang Kabupaten Sidrap

tahun 2010 dengan jumlah responden 70 orang dengan

menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini di sajikan dalam bentuk

tabel yang di sertai dengan narasi mengenai Identitas responden dan

karasteristik variabel.

1. Karasteristik Umum Responden

Gambaran tentang karasteristik umum responden dalam

penelitian ini di sajikan dalam beberapa tabel sebagai berikut :

a. Umur

Tabel 5.1
Distribusi Responden Menurut Umur Di Puskesmas Bilokka
Kecamatan Panca Lautang Kabupaten Sidrap
Tahun 2010
No Umur (Tahun) Jumlah (%)
1 < 20 11 15,7
2 20 – 29 39 55,7
3 > 30 20 28,6
Jumlah 70 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa responden kelompok

umur 20 – 29 tahun mempunyai prosentase terbesar yaitu

sebanyak 39 orang (55,7%), sedangkan prosentase terkecil di


46

tempati oleh responden kelompok umur < 20 tahun sebanyak 11

orang (15,7%).

b. Pekerjaan

Tabel 5.2
Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Di Puskesmas Bilokka
Kecamatan Panca Lautang Kabupaten Sidrap Tahun 2010
No Pendidikan Terakhir Jumlah (%)
1 PNS 1 1,4
2 Wiraswasta 2 2,9
3 Ibu Rumah tangga 67 95,7
Jumlah 70 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 5.2 diatas menunjukkan bahwa jenis

pekerjaan terbanyak yang di miliki responden adalah ibu rumah

tangga sebanyak 67 orang (95,7%), sedangkan jenis pekerjaan

TNI/PNS/POLRI hanya sebanyak 1 orang (1,4%) dari 70

responden.

2. Karasteristik variabel yang diteliti.

a. Pengetahuan

Tabel 5.3
Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Di Puskesmas
Bilokka Kecamatan Panca Lautang Kabupaten Sidrap
Tahun 2008
No Pengetahuan Jumlah (%)
1 Cukup 63 90,0
2 Kurang 7 10,0
Jumlah 70 100,0
Sumber : Data Primer
47

Berdasarkan tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa dari 70

responden terdapat 63 orang (90%) yang memiliki pengetahuan

cukup sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak

7 orang (10,0%)

b. Sikap

Tabel 5.4
Distribusi Responden Menurut Sikap Di Puskesmas Bilokka
Kecamatan Panca Lautang Kabupaten Sidrap Tahun 2010
No Sikap Jumlah (%)
1 Cukup 67 95,7
2 Kurang 3 4,3
Jumlah 70 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa dari 70

responden terdapat 67 orang (95,7%) yang memiliki sikap cukup

sedangkan yang memiliki sikap kurang sebanyak 3 orang (4,3%).

c. Jarak

Tabel 5.5
Distribusi Responden Menurut Jarak dari Puskesmas Bilokka
Kecamatan Panca Lautang Kabupaten Sidrap
Tahun 2010
No Jarak Jumlah (%)
1 Jauh 31 44,3
2 Dekat 39 55,7
Jumlah 70 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa dari 70

responden terdapat 39 orang (55,7%) yang menyatakan jarak


48

tempat tinggal dengan puskesmas dekat sedangkan yang

menyatakan jauh sebanyak 31 orang (44,3%)

d. Pemanfaatan

Tabel 5.6
Distribusi Responden Menurut Pemanfaatan pelayanan antenatal
care Di Puskesmas Bilokka Kecamatan Panca Lautang
Kabupaten Sidrap Tahun 2010
No Pemanfaatan
Jumlah (%)
Pelayanan Antenatal Care
1 Baik 25 35,7
2 Sedang 1 1,4
3 Buruk 44 62,9
Jumlah 70 100,0
Sumber : Data Primer

Pada tabel 5.6 diatas didapatkan bahwa dari 70 responden

terdapat 44 orang (62,9%) yang buruk pemanfaatannya terhadap

pelayanan antenatal care dipuskesmas sedangkan yang baik

memanfaatkan pelayanan antenatal care dipuskesmas sebanyak

25 orang (35,7%).
49

3. Tabulasi Silang antar variabel yang diteliti.

a. Pemanfaatan Puskesmas di lihat dari pengetahuan

Tabel 5.7
Distribusi Silang Responden Menurut Pengetahuan dengan
Pemanfaatan Pelayanan antenatal care Di Puskesmas
Bilokka Kecamatan Panca Lautang Kabupaten Sidrap
Tahun 2010
Pemanfaatan Puskesmas N (%)
N Baik Sedang Buruk
Pengetahuan
o N % n % n %
1 Cukup 24 38,1 1 1,6 38 60,3 63 100,0
2 Kurang 1 14,3 0 0,0 6 85,7 7 100,0
Jumlah 25 35,7 1 1,4 44 62,9 70 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 5.7 diatas menunjukkan bahwa dari 63

responden yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup memiliki

prosentase terbesar responden yang baik pemanfaatannya

terhadap pelayanan antenatal care sebanyak 24 orang (38,1%),

dan tingkat pengetahuan kurang yang buruk pemanfaatannya

terhadap pelayanan antenatal care sebagai tempat pelayanan

kesehatan 6 orang (85,7%) dari 7 responden dengan tingkat

pengetahuan kurang.
50

b. Pemanfaatan Puskesmas di lihat dari sikap

Tabel 5.8
Distribusi Silang Responden Menurut Sikap dengan Pemanfaatan
Pelayanan antenatal care Di Puskesmas Bilokka Kecamatan
Panca Lautang Kabupaten Sidrap
Tahun 2010
Pemanfaatan Puskesmas N (%)
N Sikap Baik Sedang Buruk
o N % n % n %
1 Cukup 24 38,1 1 1,6 42 62,7 67 100,0
2 Kurang 1 33,3 0 0,0 2 66,7 3 100,0
Jumlah 25 35,7 1 1,4 44 62,9 70 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 5.8 diatas menunjukkan bahwa dari 67

responden yang mempunyai sikap cukup memiliki prosentase

terbesar responden yang baik pemanfaatannya terhadap

pelayanan antenatal care sebanyak 24 orang (38,1%), dan sikap

kurang yang buruk pemanfaatannya terhadap pelayanan

antenatal care sebagai tempat pelayanan kesehatan 2 orang

(66,7%) dari 3 responden dengan sikap kurang.


51

c. Pemanfaatan Puskesmas di lihat dari Jarak

Tabel 5.9
Distribusi Silang Responden Menurut jarak dengan Pemanfaatan
Pelayanan antenatal care Di Puskesmas Bilokka Kecamatan
Panca Lautang Kabupaten Sidrap
Tahun 2010
Pemanfaatan Puskesmas N (%)
N Jarak Baik Sedang Buruk
o N % n % n %
1 Dekat 14 35,7 1 1,4 25 64,1 39 100,0
2 Jauh 11 35,5 1 3,2 19 61,3 31 100,0
Jumlah 25 35,7 1 1,4 44 62,9 70 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 5.9 diatas menunjukkan bahwa dari 39

responden yang menyatakan jarak dekat memiliki prosentase

terbesar responden yang baik pemanfaatannya terhadap

pelayanan antenatal care sebanyak 14 orang (35,7%), dan yang

menyatakan jarak jauh dan buruk pemanfaatannya terhadap

pelayanan antenatal care sebagai tempat pelayanan kesehatan

19 orang (61,3%) dari 31 responden yang menyatakan jarak jauh.

B. Pembahasan

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari serangkaian pengalaman-

pengalaman selama proses oleh manusia dengan lingkungan.

Proses ini berawal dari sifat dasar manusia yakni keingintahuan

tentang sesuatu hal. Dorongan untuk memenuhi keingintahuan bagi


52

manusia tersebut menyebabkan seseorang melakukan upaya-

upaya pencarian, terjadilah proses interaksi dengan lingkungan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan (lihat

tabel 5.3) didapatkan bahwa dari 70 responden yang memiliki

pengetahuan cukup sebesar 63 responden (90,0%) sedangkan

pengetahuan yang kurang sebanyak 7 responden (10,0%). Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan yang dimiliki

oleh ibu hamil di Kecamatan Panca Lautang Kabupaten sidrap

cukup baik.

Pengetahuan tentang pelayanan kesehatan sedikit

banyaknya akan mempengaruhi perilaku didalam memilih pasilitas

kesehatan. Pengetahuan sangat penting peranannya dalam

memberikan wawasan terhadap bentuk sikap, yang selanjutnya

akan diikuti oleh tindakan dalam memilih pelayanan kesehatan

yang diyakini kemampuannya. Tingkat pengetahuan mempunyai

pengaruh terhadap penggunaan pelayanan kesehatan (Salita

Sarwono, 2003).

Pengetahuan tentang kesehatan akan mempengaruhi

perilaku masyarakat dalam memilih pasilitas pelayanan kesehatan

untuk menyembuhkan penyakit, pengetahuan sangat penting

peranannya didalam memberikan wawasan terhadap terbentuknya

sikap dan tindakan dalam memilih pelayanan kesehatan.


53

Hasil analisis tabel silang tabel 5.7 menunjukkan tingkat

pengetahuan cukup responden dan baik pemanfaatanya terhadap

puskesmas sebagai tempat pelayanan antenatal care 24 orang

(38,1%) dari 63 responden dengan pengetahuan cukup,

dibandingkan dengan tingkat pengetahuan kurang responden dan

baik memanfaatkan puskesmas sebagai tempat pelayanan

kesehatan antenatal care hanya 1 orang (14,3%) dari 7 responden

dengan tingkat pengetahuan kurang.

Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas responden yang

berpengetahuan cukup memanfaatkan pelayanan kesehatan

antenatal care dipuskesmas Bilokka, oleh karena itu dengan

pengetahuan yang cukup dapat meningkatkan pemanfaatan

pelayanan kesehatan di puskesmas tersebut. Hal ini disebabkan

karena masyarakat di kecamatan Panca Lautang yang

berpengetahuan cukup paham benar bagaimana pentingnya

pemanfaatan pelayanan kesehatan dipuskesmas bila menderita

sakit.

Meskipun tingkat pengetahuan responden ada yang kurang

akan tetapi baik memanfaatkan pelayanan kesehatan antenatal

care dipuskesmas, hal ini memperlihatkan bahwa meskipun

responden berpengetahuan kurang, tetapi bukan menjadi alasan

untuk tidak memeriksakan kehamilannya sebagai wujud

pemanfaatan pelayanan kesehatan antenatal care dipuskesmas.


54

Responden yang memiliki pengetahuan yang cukup akan

tetapi buruk memanfaatkan pelayanan kesehatan antenatal care

dipuskesmas yakni sebanyak 38 responden (60,3%), hal ini

disebabkan karena pengetahuan mereka akan pengetahuan

tradisional masih kuat, sehingga dengan keyakinan tersebut maka

mereka memilih alternatif pemeriksaan kehamilan secara

tradisional atau dengan kata lain memilih berobat ke dukun atau

pengobatan tradisional lain, sedangkan responden yang memiliki

pengetahuan yang kurang dan buruk memanfaatkan pelayanan

kesehatan antenatal care dipuskesmas yakni sebanyak 6

responden (85,7%), hal ini disebabkan karena pengetahuan

mereka akan pentingnya pelayanan kesehatan antenatal care yang

rendah, sehingga dengan ketidaktahuan tersebut maka mereka

memilih alternatif pemeriksaan kehamilan ke dukun atau

pengobatan tradisional lain.

Menurut F.J Bennet (dalam Yasmin,2004), banyak faktor

yang memperngaruhi permintaan akan pelayanan kesehatan dan

hal ini tergantung pada pengetahuan mengenai apa yang

ditawarkan dalam pelayanan kesehatan akan menimbulkan

kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai-nilai kesehatan,

karena dengan pengetahuan akan membantu masyarakat dalam

memelihara dan menjaga kesehatan mereka pada tingkat yang

sebaik-baiknya.
55

Menurut Bloom dalam Notoadmodjo (2003), pengetahuan

merupakan bagian dari knowledge, confrehention, aplication,

analysis, sintesis dan evaluation. Pengetahuan sangat penting

dalam memberikan wawasan terhadap sikap atau perbuatan

seseorang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Yasmin (2004). Dalam penelitian ini didapatkan ada

hubungan antara tingkat pengetahuan dan permintaan terhadap

pelayanan fisioterapi (p=0,032) dimana sebagian besar responden

mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup yakni 44 orang

(62,9%). Sedangkan responden yang tingkat pengetahuannya

kurang hanya 26 responden (37,1%).

2. Sikap

Sikap diartikan sebagai tindakan kecenderungan yang

bersifat positif dan negatif yang berhubungan dengan objek

psikologi. Objek psikologi meliputi symbol, kata-kata, slogan, orang,

lembaga, ide dan sebagainya. Sikap juga merupakan kumpulan

pemikiran, keyakinan dan pengetahuan ini mencerminkan dalam

sikap yang menghasilkan tingkah laku tertentu baik positife dan

negatife.

Sikap merupakan respon atau reaksi yang masih tertutup

dari seseorang terhadap stimulasi. Sikap masih merupakan

kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu


56

sebagai penghayatan terhadap objek (Soekidjo Notoatmodjo,

2003).

Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah respon

yang dimunculkan oleh responden terhadap pelayanan kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan (lihat tabel 5.4)

didapatkan bahwa dari 70 responden yang memiliki sikap cukup

sebesar 67 responden (95,7%) sedangkan sikap yang kurang

sebanyak 3 responden (43,3%). Hal ini menggambarkan bahwa

mayoritas responden yang mempunyai sikap yang cukup dalam

memanfaatkan pelayanan kesehatan antenatal care dipuskesmas

Bilokka, oleh karena itu dengan sikap yang cukup dapat

meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan antenatal care di

puskesmas tersebut.

Hasil analisis tabel silang tabel 5.8 menunjukkan sikap

cukup responden dan baik memanfaatkan puskesmas sebagai

tempat pelayanan kesehatan antenatal care 24 orang (35,8%) dari

67 responden dengan sikap cukup, dibandingkan dengan sikap

kurang responden dan baik memanfaatkan puskesmas sebagai

tempat pelayanan kesehatan antenatal care hanya 1 orang (33,3%)

dari 3 responden dengan sikap kurang.

Hal ini disebabkan karena ibu hamil di kecamatan Panca

Lautang yang memberikan respon positif terhadap pelayanan

kesehatan antenatal care yang diberikan. Sikap yang yang


57

diberikan ini menunjukkan betapa pentingnya sarana kesehatan

yang ada dilingkungannya sendiri.

Meskipun tingkat sikap responden ada yang kurang akan

tetapi baik memanfaatkan pelayanan kesehatan dipuskesmas, hal

ini memperlihatkan bahwa meskipun responden bersikap kurang,

tetapi bukan menjadi alasan untuk tidak berobat bila sakit sebagai

wujud pemanfaatan pelayanan kesehatan dipuskesmas.

Responden yang memiliki sikap yang cukup akan tetapi

buruk memanfaatkan pelayanan kesehatan antenatal care

dipuskesmas yakni sebanyak 42 responden (62,9%), hal ini

disebabkan karena sikap mereka akan keyakinan terhadap

pengobatan tradisional masih kuat, sehingga dengan keyakinan

tersebut maka mereka memilih alternatif pengobatan secara

tradisional atau dengan kata lain memilih berobat ke dukun atau

pengobatan tradisional lain, sedangakan responden yang memiliki

sikap yang kurang dan buruk memanfaatkan pelayanan kesehatan

antenatal care dipuskesmas yakni sebanyak 2 responden (66,7%),

hal ini disebabkan karena sikap mereka negative terhadap

pelayanan kesehatan antenatal dipuskesmas sehingga tidak

memanfaatkannya dan memilih alternatif pengobatan secara

tradisional atau dengan kata lain memilih berobat ke dukun.

Menurut F.J Bennet (dalam Yasmin,2004), banyak faktor

yang mempengaruhi permintaan akan pelayanan kesehatan dan


58

hal ini tergantung pada sikap mengenai apa yang ditawarkan

dalam pelayanan kesehatan akan menimbulkan kesadaran

masyarakat akan pentingnya nilai-nilai kesehatan, karena dengan

sikap akan membantu masyarakat dalam memelihara dan menjaga

kesehatan mereka pada tingkat yang sebaik-baiknya.

Ma’rat menyatakan bahwa sikap adalah merupakan produk

sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan

yang diterimanya.

a. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional dan evaluasi terhadap suatu objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak.

. Pengetahuan sangat penting dalam memberikan wawasan

terhadap sikap atau perbuatan seseorang. Sikap diartikan suatu

bentuk kecenderungan untuk bertingkah laku. Dapat juga diartikan

sebagi suatu bentuk respon evaluatif yaitu respon yang sudah

dalam pertimbangan oleh individu yang bersangkutan. Sikap sering

diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain. Sikap membantu

seseorang untuk berbuat atau menjauhi suatu objek.

3. Jarak

Rendahnya utilisasi/pemanfaatan fasilitas kesehatan

seperti puskesmas seringkali kesalahan atau penyebabnya adalah

faktor jarak, baik jarak secara fisik maupun secara sosial (Soekidjo

Notoadmodjo, 2003). Menurut Ascorbat gani (1981) dalam studinya


59

mengenai demand terhadap pelayanan kesehatan dimana ia

menyatakan bahwa faktor jarak, pendapatan keluarga, harga

mempengaruhi permintaan masyarakat terhadap pelayanan

kesehatan (Amran Razak, 2000).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan (lihat

tabel 5.5) didapatkan bahwa dari 70 responden yang mengatakan

jarak tempat tinggal kepuskesmas jauh sebesar 31 responden

(44,3%) sedangkan yang mengatakan dekat sebanyak 39

responden (55,7%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

menyatakan jarak antara puskesmas Bilokka Kecamatan Panca

Lautang Kabupaten sidrap dan tempat tinggal responden cukup

dekat.

Jarak dapat mempengaruhi frekwensi kunjungan ketempat

pelayanan kesehatan, makin dekat tempat tinggal dari tempat

pelayanan kesehatan makin besar jumlah kunjungan dipusat

pelayanan kesehatan tersebut, begitupula sebaliknya makin jauh

jarak tempat tinggal kepusat pelayanan kesehatan makin kecil pula

jumlah kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan tersebut (Aswar

Asrul,1996).

Hasil analisis tabel silang tabel 5.9 menunjukkan jarak

tempat tinggal dengan puskesmas dekat dan baik memanfaatkan

puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan antenatal care

sebanyak 14 orang (35,9%) dari 39 responden dengan yang jarak


60

tempat tinggal dengan puskesmas dekat, dibandingkan dengan

jarak dengan puskesmas jauh dan baik memanfaatkan puskesmas

sebagai tempat pelayanan kesehatan antenatal care hanya 11

orang (35,5%) dari 31 responden yang tempat tinggalnya jauh.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari 31

responden yang jarak rumahnya jauh dengan puskesmas akan

tetapi memanfaatkan pelayanan puskesmas disebabkan karena

pelayanan petugasnya ramah dan pembiayaan ditanggung oleh

pemerintah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian

Surahmawati (2004) yang meneliti tentang pemanfaatan pelayanan

kesehatan dipuskesmas Mangasa dikota makassar. Dari hasil

penelitiannya didapatkan bahwa sebagian besar responden

menyatakan bahwa jarak antara puskesmas dengan tempat tinggal

jauh/kurang terjangkau yakni 37 responden (38,9%), sedangkan

yang menyatakan bahwa jarak antara puskesmas dengan tempat

tinggal dekat/sangat terjangkau yakni 12 responden (12,6%).

Demikian pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Elly Indriati (2003) dimana ditemukan bahwa jarak rumah yang

dekat (<3 km) dengan tempat pelayanan 8 orang (14,8%), sedang

40 orang (74,1%) dan jauh (> 3 km) hanya 6 orang (11,1%).

Dari 39 responden yang menyatakan jarak antara puskesmas

dengan rumah responden dekat akan tetapi kurang


61

memanfaatkannya yakni sebanyak 25 orang (64,1%) hal ini

disebabkan karena mereka beralih ketempat pelayanan kesehatan

yang lain, sedangkan yang menyatakan jarak jauh dan buruk

pemanfaatannya terhadap pelayanan kesehatan antenatal care

karena kesulitan akses sampai pada puskesmas tersebut sehingga

mereka cenderung memilih untuk ke dukun saja.

4. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula dari

perilaku individu, keluarga maupun perilaku kelompok masyarakat

dalam banyak hal yang diantaranya masalah kesehatan

lingkungan, masalah gizi dan personal hygiene.

Berdasarkan penilitian yang telah dilaksanakan (lihat tabel

5.6) didapatkan bahwa dari 70 responden, yang baik

memanfaatkan pelayanan kesehatan antenatal care dipuskesmas

atau berobat sebanyak 25 orang (35,7%), sedangkan yang buruk

memanfaatkan ada 44 responden (62,9%).

Menurut pengamatan peneliti bahwa masih banyaknya ibu

hamil yang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan antenatal

care di puskesmas secara optimal disebabkan karena masih

banyak diantara masyarakat kurang informasi tentang pelayanan

di puskesmas.

Disamping itu alasan sebagian responden mengatakan

bahwa mereka tidak memanfaatkan jasa pelayanan puskesmas


62

disebabkan karena jarak antara tempat tinggal mereka dengan

puskesmas masih sulit dijangkau. Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Asrul Azwar (1996), bahwa syarat pokok

pelayanan kesehatan agar dapat dimanfaatkan secara optimal oleh

masyarakat adalah tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima

dan wajar serta mudah dicapai.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Andi Sriharti

Arfat (2003) yang meneliti tentang pemanfaatan pelayanan

puskesmas oleh masyarakat di Desa Padaelo Kecamatan Kajuara

Kabupaten Bone dimana dari penelitian ini didapatkan bahwa

sebagian besar tidak memanfaatkan pelayanan puskesmas yakni

sebanyak 59,76% responden sedangkan yang memanfaatkan

puskesmas yakni 40,24% responden. Dari hasil penelitian ini

didapatkan bahwa alasan responden tidak memanfaatkan

puskesmas disebabkan karena sudah menjadi kebiasaan dalam

keluarga mereka dan juga disebabkan karena kurangnya informasi

tentang pelayanan puskesmas.

Begitu pula dengan hasil penelitian dari Fitriani Rasil

(2004), yang meneliti tentang pemanfaatan pelayanan puskesmas

dibeberapa desa Kecamatan Campalagian Kabupaten Polman.

Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa yang tidak

memanfaatkan jauh lebih banyak dibandingkan yang


63

memanfaatkan puskesmas sebanyak 66,7% responden sedangkan

yang memanfaatkan puskesmas hanya 33,3% responden.

Anda mungkin juga menyukai