Anda di halaman 1dari 18

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


5.1 Hasil penelitian

Pada bab ini akan disajikan hasil dari penelitian tentang “Pengaruh Terapi

Spiritual Care (Zikir) terhadap penurunan Distres Diabetic pada Penderita

Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule Kota

Matram”.

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Karang Pule

Kota Mataram. Puskesmas Karang Pule merupakah Unit Pelayanan

Kesehatan di masyarakat yang meliputi 5 Kelurahan yaitu Kelurahan

Karang Pule, Kelurahan Jempong Baru, Kelurahan Pagutan, Kelurahan

Pagutan Timur Dan Kelurahan Pagutan Barat. Luas wilayah puskesmas

karang pule sekitar 1007,025 Ha dengan jumlah penduduk 49.407 jiwa.

Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule masing-masing dibatasi oleh:

a. Sebelah Utara: Dengan Kelurahan Pegesangan, Wilayah Kerja

Puskesmas Pegesangan.

b. Sebelah Timur: Dengan Kelurahan Cakra Selatan, Wilayah Kerja

Puskesmas Mataram.

c. Sebelah Selatan: Dengan Kabupaten Lombok Barat.

d. Sebelah Barat: Dengan Pantai Mapak Dan Kelurahan Tanjung

Karang Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang.

71
72

5.1.2 Karateristik Demografi Responden

1) Karateristik Responden

Table 5.1 Distribusi karateristik Responden Distres Diabetic Di


Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule.
No Karakteristik
N %
Responden
1. Umur
 36-45 tahun 4 23.5
 46-55 tahun 13 76.5
Total 17 100%
2. Jenis kelamin
 Perempuan 11 64.7
 Laki-laki 6 35.3
Total 17 100%
3. Pendidikan
 SD 11 64.7
 SMP 4 23.5
 SMA 2 11.8
Total 17 100%
4. Pekerjaan
 IRT 8 47.1
 Buruh 6 35.3
 Wirasuasta 3 17.6
Total 17 100%
5. Lama menderita
 5 tahun 7 41.2
 6 tahun 6 35.3
 7 tahun 4 23.5
Total 17 100%
Sumber : Data Primer 2023
Berdasarkan diatribusi karakteristik dari tabel 5.1 di atas

menunjukkan bahwa sebagian tertinggi responden yang berusia 46-

55 tahun sebanyak 13 orang (76.5%). Berdasarkan distribusi

karakteristik responden berjenis kelamin dengan jumlah tertinggi

perempuan 11 orang (64.7%). Distribusi karakteristik responden

berdasarkan pendidikan dengan jumlah tertinggi SD sebanyak 11

orang (64.4%). Distribusi karakteristik responden berdasarkan

pekerjaan dengan jumlah tertinggi yang bekerja sebagai IRT


73

sebanyak 8 orang (47.1%). Distribusi karakteristik responden

berdasarkan lama menderita menjunjukan sebagian tertinggi 5

tahun yaitu 7 orang (41.2%).

5.1.3 Analisis Univariat

1. Distribusi frekuensi Distres Diabetic sebelum diberikan

intervensi terapi Spiritual Care (zikir)

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden sembelum diberikan terapi


Spiritual Care (zikir)
Kategori N %
Tinggi 17 100
Rendah 0 0
Sedang 0 0
Total 17 100%
Sumber : Data primer 2023
Berdasarkan tabel 5.2 di atas dapat diketahui bahwa

sebelum diberikan intervensi dengan jumlah tertinggi sebanyak 17

orang (100%).

2. Distribusi frekuensi Distres Diabetic setelah diberikan intervensi

terapi Spiritual Care (ziki)

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden setelah diberikan terapi


Spiritual Care (zikir)
Kategori N %
Tinggi 7 41.2
Rendah 10 58.0
Sedang 0 0
Total 17 100%
Sumber : Data primer 2023
Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat diketaui bahwa setalah

diberikan intervensi dengan jumlah rendah sebanyak 10 orang

(58.8%) dan jumlah tinggi 7 orang (41.2%).


74

3. Distres Diabetic sebelum dan sesudah diberikan intervensi

terapi Spiritual care (zikir)

Tabel 5.4 Distres Diabetic sebelum dan sesudah diberikan terapi


Spiritual Care (zikir).
Standar
Distres Diabetic Mean Median
Deviasi
Sebelum diberikan terapi
4.265 4.200 0.5830
Spiritual Care (zikir)
Setelah diberikan terapi
2.924 2.900 0.1786
Spiritual Care (zikir)
Sumber : Data Primer 2023
Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata

Distres Diabetic sebelum diberikan intervensi 4.265, median 4.200

dan standar deviasi 0.5830 sedangkan rata-rata sesudah diberikan

intervensi 2.924, median 2.900 dan standar deviasi 0.1786.

5.1.4 Analisis Bivariat

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan uji bivariat dilakukan uji normalitas

data dengan menggunakan uji Shapiro Wilk karena jumlah

responden kurang dari 50 sampel. Dimana hasil uji normalitas

untuk Distres Diabetic sebelum dilakukan intervensi Terapi

Spiritual Care (Zikir) didapatkan p value = 0.605 dan sesudah

dilakukan intervensi Terapi Spiritual Care (Zikir) didapatkan p

value =0.242, dimana kedua hasil tersebut p value > 0.05

sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal,

maka uji bivariat yang digunakan adalah dengan menggunakan uji

Paired T-Test.
75

2. Analisis pengaruh terapi Spiritual Care (zikir) terhadap

penurunan Distres Diabetic pada penderita Diabetes Melitus tipeII

Tabel 5.5 Analisis pengaruh terapi Spiritual Care (zikir) terhadap


penurunan Distres Diabetic pada penderita Diabetes
Melitus tipeII
Standar P Value
Distres Diabetic Mean N
Deviasi
Pre Test – Post test 1.3412 17 0.4744 0.000
Total 17
Sumber : Data Primer 2023
Tabel 5.9 hasil uji Paired T-Test didapatkan bahwa 17

responden dengan nilai rata-rata pre test - post test 1.3412, hasil uji

Paired T-Test di dapatkan p vaule 0.000 (<0.05) sehingga

disimpulkan bahwa ada pengaruh Terapi Spiritual Care (Zikir)

terhadap penurunan Distres Diabetic pada penderita Diabetes

Melitus tipe II di Wilayah kerja Puskesmas Karang Pule Kota

Mataram 2023.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Identifikasi Distres Diabetic sebelum diberikan intervensi Terapi

Spiritual Care (zikir) pada penderita Diabetes Melitus tipeII

Berdasarkan hasil penelitian ini menujukan bahwa penderita

Distres Diabetic dengan kategori tinggi sebanyak 17 responden

(100%) dengan nilai Rata-rata 4.26 dan Standar Deviasi 0.5830.

Menururt (Wardian dan Sun (2015) Distres Diabetic dipengaruhi

oleh Usia, Body Mass Index, Pelayanan kesehatan profesional,

Efikasi diri dan Health locus of Control.

Usia merupakan salah satu hal yang berhubungan terjadinya

Peningkatan Distres pada responden (Hamzah & Hamzah


76

Rahmawati, 2020). Penelitian yang dilakukan oleh Damayanti &

Kurniawan, (2014) memaparkan bahwa faktor risiko menyandang

Diabetes Mellitus tipe II adalah usia diatas 30 tahun, hal ini karena

adanya penurunan anatomis, fisiologis, dan biokimia. Perubahan

dimulai dari tingkat sel, kemudian berlanjut pada tingkat jaringan

dan akhirnya pada tingkat organ yang dapat mempengaruhi

homeostasis. Peningkatan usia sangat erat kaitannya dengan kejadian

Diabetes Melitus lebih dari 50% penderita Diabetes Melitus tipe II

terjadi dikelompok umur 40 tahun keatas (PERKENI,2016).

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Awad, Langi dan Pendalaki (2011) yang menunjukkan bahwa

mayoritas responden Diabetes Melitus tipe II adalah perempuan.

Penelitian Habiburrahman, Hasneli, & Amir (2018) yang

menyatakan bahwa perempuan lebih rentan mengalami Distres

dibandingkan laki-laki. Hal tersebut karena otak perempuan

memiliki kewaspadaan yang negatif terhadap adanya konflik dan

stress, pada perempuan konflik memicu hormon negatif sehingga

memunculkan rasa gelisah, stress, dan rasa takut. Stres pada pasien

Diabetes Melitus tipe II lebih sering terjadi pada pasien wanita

dibandingkan dengan pasien pria (Harris et al., 2017). Hasil

penelitian Bener (2011) menyatakan bahwa prevalensi pasien

Diabetes Melitus tipe II yang mengalami Distres sebesar 73,3%

untuk wanita dengan Diabetes Melitus tipe II, dan 61,4% untuk pria

dengan Diabetes Melitus tipe II.


77

Hasil penelitian menunjukkan menunjukan sebagian besar

responden memiliki lama menderita 5 tahun yaitu 7 responden

(41,25), Hubungan lama sakit dengan tingkat stres adalah lama sakit

yang dialami pasien maka pasien akan semakin memahami kondisi

yang dirasakan baik dari segi fisik, psikologis, hubungan sosial dan

lingkungan. Pemahaman yang dialami pasien terhadap sakitnya akan

mendorong pasien untuk lebih mampu mengantisipasi munculnya

kegawatan atau sesuatu hal yang mungkin terjadi pada diri pasien.

Hal ini sebagaimana dikemukakakan oleh (Laili, 2019) yang

mengemukakan bahwa lama sakit seseorang berdampak pada

kemampuan orang tersebut memahami kondisi dirinya dan

mengendalikan dirinya terhadap keadaan kesehatannya dan mampu

menekan timbulnya kecemasan pasien. hubungan erat dengan tingkat

stres. Kita sudah memahami bahwa penyakit diabetes melitus

merupakan penyakit kronis, penyakit yang membutuhkan

manajemen diri yang maksimal. Semakin lama menderita sakit maka

semakin memahami bagaimana manajemen diri dilakukan termasuk

tehnik manajemen stres yang dialami pasien. Penderita diabetes

melitus tidak terjadi dalam satu atau dua hari namun berhari hari

bahkan berbulan-bulan dan bertahun tahun awal menderita pastinya

akan menyebabkan stres namun karena sudah terbiasa terhadap

manajemen yang harus dilakukan maka adaptasi tersebut

menyebabkan stres menurun.


78

5.2.2 Identifikasi Distres Diabetic setelah diberikan Intervensi Terapi

Spiritual Care (zikir) pada penderita Diabetes Melitus tipeII

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa penderita

Distres Diabetic dengan kategori sedang sebanyak 10 orang (58.8%)

dengan nilai rata-rata 2.924 Standar Deviasi 0.1786. Distres diabetic

merupakan kondisi emosional negatif yang meliputi kecemasan,

depresi, dan perasaan tidak berdaya yang berhubungan dengan

manajemen diabetes. Zikir membantu mengalihkan perhatian dari

masalah sehari-hari dan memfokuskan pikiran pada hal-hal yang

lebih positif. Ketika penderita merasa lebih tenang dan terhubung

secara spiritual, mereka cenderung lebih mampu menghadapi stres

dan tantangan dalam mengelola diabetes. (Kim SH, Lee AR, Kim

JH, et al 2016).

Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa kelompok yang

menerima intervensi mengalami penurunan signifikan dalam tingkat

distres dan stres terkait diabetes. Penelitin lain menunjukkan efek

dari konseling kelompok Islam pada depresi pada pasien diabetes.

Hasilnya menunjukkan bahwa konseling kelompok Islam membantu

mengurangi tingkat depresi pada pasien diabetes, yang dapat

berkontribusi pada mengurangi distres yang dialami oleh pasien.

(Besharat MA, Mirzania M, 2014)

Hasil penelitian tentang mekanisme koping spiritual,

penyesuaian psikologis, dan kualitas hidup pada orang dengan

diabetes. Dalam beberapa studi, ditemukan bahwa terapi spiritual


79

dan mekanisme koping spiritual dapat berhubungan dengan

penurunan tingkat distres pada penderita diabetes. Hasilnya

menunjukkan bahwa terapi religius dapat membantu mengurangi

tingkat depresi dan kecemasan pada wanita dengan diabetes,

sehingga potensial dalam mengurangi distres diabetic.

Penelitian yang dilakukan oleh Ali, R., Khan, M., & Hussain,

A.,(2022) menunjukkan bahwa meditasi zikir sebagai intervensi

perawatan spiritual efektif dalam mengurangi tingkat Distres pada

pasien dengan Distres Diabeteic.

5.2.3 Pengaruh Terapi Spiritual Care (zikir) terhadap Penurunan

Distres Diabetic pada penderita Diabetes Melitus tipeII

Berdasarkan hasil penelitian dari 17 responden dengan nilai

rata-rata pre test - post test 1.3412, hasil uji Paired T-Test di

dapatkan p vaule 0.000 (<0.05) sehingga disimpulkan bahwa ada

pengaruh Terapi Spiritual Care (Zikir) terhadap penurunan Distres

Diabetic pada penderita Diabetes Melitus tipe II di Wilayah kerja

Puskesmas Karang Pule.

Penelitian Ahmad, R., Rahman, S., & Malik, A. (2022)

menunjukkan bahwa untuk mengevaluasi efek terapi zikir terhadap

penurunan tingkat stres pada pasien Diabetes Melitus menunjukkan

bahwa terapi zikir secara signifikan mengurangi tingkat stres dan

meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes mellitus. Penelitian

tersebut mengungkapkan bahwa kelompok pasien yang menerima

terapi zikir menunjukkan penurunan yang signifikan dalam tingkat


80

stres dibandingkan dengan kelompok kontrol. Temuan ini akan

didukung oleh data statistik yang relevan, seperti analisis

perbandingan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil ini akan

menunjukkan bahwa terapi zikir dapat menjadi pendekatan yang

efektif dalam mengurangi stres pada pasien diabetes mellitus,

memberikan potensi manfaat tambahan bagi manajemen kondisi

mereka. (Ahmad Dkk 2022).

Menurut (Saleh, 2010) Spiritual zikir dapat membuat

seseorang merasa tenang sehingga menekan kerja saraf simpatis dan

mengaktifkan kerja sistem parasimpatis. Respon emosional yang

positif dari pengaruh terapi zikir berjalan mengalir dalam tubuh dan

diterima oleh batang otak. Setelah diformat dengan bahasa otak,

kemudian ditransmisikan ke salah satu impuls ke hipotalamus untuk

mengekresikan Hormon Gaba yang bertugas sebagai pengontrol

respon emosi, dan menghambat atau mengurangi aktivitas neuron

atau sel saraf, CRH dan neurotransmitter lainnya yang memproduksi

korstisol serta hormone stress lainnya. Sehingga kemudian akan

terjadi proses homeostasis dan memperbaiki sistem neurotransmitter

yang terganggu, memunculkan optimis, menghilangkan pikiran

negative dan memunculkan pikiran-pikiran positif. Semua protector

yang ada dalam tubuh manusia bekerja dengan ketaatan beribadah,

lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan pandai bersyukur

sehingga tercipta suasana keseimbangan dari neurotransmitter yang

ada di dalam otak (Jauhari, 2014).


81

Penelitian yang dilakukan oleh Ali, R., Khan, M., & Hussain,

A.,(2022) menunjukkan bahwa meditasi zikir sebagai intervensi

perawatan spiritual efektif dalam mengurangi tingkat Distres pada

pasien dengan Distres Diabeteic. Selain itu, hasilnya juga mungkin

menunjukkan perbaikan dalam mekanisme koping pasien, yang

menunjukkan bahwa meditasi zikir dapat membantu pasien

menghadapi stres yang terkait dengan diabetes dengan lebih baik.

(ahmad 2022).

Penelitian yang dilakukan oleh Sulaiman, Z., Ibrahim, S., &

Rahman, H.(2019) Menunjukkan bahwa perawatan spiritual berbasis

zikir efektif dalam mengurangi tingkat distress pada pasien dengan

diabetes mellitus. Selain itu, intervensi ini juga mungkin

menunjukkan perbaikan dalam kontrol glikemik pasien, yang

menunjukkan bahwa perawatan spiritual berbasis zikir dapat

memberikan manfaat tambahan bagi pasien dalam mengelola

diabetes mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh Mustafa, A., Rahman, Z., &

Yusof, M.,(2018) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi

zikir efektif dalam mengurangi tingkat distress pada pasien dengan

diabetes mellitus. Selain itu, terapi zikir juga mungkin menunjukkan

peningkatan dalam kesejahteraan spiritual pasien, yang menunjukkan

bahwa intervensi ini dapat memberikan manfaat tambahan bagi

pasien dalam menghadapi stres dan menemukan keseimbangan

dalam dimensi spiritual mereka.


82

Penelitian yang dilakukan oleh Abidin, F., Yusoff, K., &

Ibrahim, A.(2020) Hasil dari studi pendahuluan ini menunjukkan

bahwa terapi zikir memiliki potensi dalam meningkatkan spiritual

resilience dan mengurangi tingkat distress pada pasien dengan

diabetic distress. Temuan ini menjadi indikasi potensial bahwa terapi

zikir dapat menjadi pendekatan yang bermanfaat dalam membantu

pasien diabetes dalam menghadapi stres dan meningkatkan kualitas

hidup secara keseluruhan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Atik Setiawan Wahyuningsih ,& Torik Tamimi (2021), tentang

pengaruh Terapi Spiritual (zikir) terhadap perubahan tingkat Distres

pasien Diabetes Melitus Tipe II terdapat 59 responden dan

menunjukan Hasil penelitian sebelum diberikan terapi spiritual

(zikir) banyak yang mengalami tingkat stres tinggi sebanyak 37

responden (62.7%). Setelah diberikan terapi spiritual (zikir) banyak

yang mengalami tingkat distres stres rendah sebanyak 34 responden

(57.6%). Analisis uji statistik wilcoxson didapatkan nilai signifikan

p=0,000.
83

5.3 Keterbatasan Peneliti

Penelitian ini didalam pelaksanaannya memiliki beberapa

keterbatasan diantaranya :

1. Keterbatasan didalam mengumpulkan responden dalam satu tempat

sehingga peneliti harus mendatangi setiap rumah responden atau

kunjungan rumah.

2. Penelitian ini tidak menggunakan kelompok kontrol sehingga belum

bisa membedakan pengaruh intervensi dengan kelompok kontrol.


84

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 13 Mei - 16 Juni

2023 mengenai “Pengaruh Terapi Spiritual Care (Zikir) Terhadap

Penurunan Distres Diabetic Pada Penderita Diabetes Melitus tipe II Di

Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule Kota Mataram” Tahun 2023

dengan 17 responden dapat disimpulkan bahwa:

1. Distres Diabetic sebelum di berikan intervensi Terapi Spiritual Care

(Zikir) pada penderita Diabetes melitus tipe II Di Wilayah kerja

Puskesmas Karang Pule Kota Mataram 2023 sebagian besar rata-rata

yaitu 4.265 sebanyak 17 responden (100%) termasuk dalam kategori

tinggi.

2. Distres Diabetic sesudah di berikan intervensi Terapi Spiritual Care

(Zikir) pada Penderita Diabetes Melitus tipe II Di Wilayah kerja

Puskesmas Karang Pule Kota Mataram 2023 sebagian besar rata-rata

yaitu 2.924 paling banyak dalam kategori rendah yaitu sebanyak 10

responden (58.8%).

3. Terdapat pengaruh Terapi Spiritual Care (Zikir) terhadap Penurunan

Distres Diabetic pada penderita Diabetes Melitus tipe II di Puskesmas

Karang Pule Kota Matarm dengan P value 0,000 <0,05 dengan Mean

1.3412 dan Standar Deviasi 0.4744.


85

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian ini, maka

penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Responden

Dengan adanya penelitian ini diharapkan pasien dengan penderita

Diabetes Melitus tipe II dapat memahami cara melekukan terapi

Spiritual Care (Zikir) untuk mengurangi Distres Diabetic.

2. Bagi Instutusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat di jadikan tambahan

pengetahuan dan refrensi bagi institusi Pendidikan khusunya dalam

ilmu keperawatan dalam hal ini Terapi Spiritual Care (Zikir) pada

penderita Distres Diabetic pada penderita Diabetes Melitus tipe II.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat bermamfaat bagi seluruh masyarakat

yang menderita Diabetes Melitus, Dengan adanya penelitian ini

diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

Terapi Spiritual Care (Zikir) terhadap penurunan Disstres Diabetic

pada penderita Diabetes Melitus tipe II.


86

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, F.R.,Nasution, N.(2012). Buku Pintar Asuhan Keperawatan Keshatan


Jiwa. Yogyakarta: Cakrawala ilmu
American Diabetes Association. (2021). Diagnosis and classification of diabetes
mellitus. Diabetes care, 44(Supplement 1), S15-S33.
Ayu., Fitri., Permatasari, Nia. (2018). Perancangan Sistem Informasi Pengolahan
Data Praktek Kerja Lapangan (PKL) Pada Devisi Humas PT. Pegadaian.
Vol 2. No. 2. Oktober 2018.
Azizi, F., Khaledi, M., & Mohamadi, M. (2019). The Relationship between
spiritual well-being and diabetes distress in patients with type 2 diabetes.
Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research & Reviews
Bilous, R. & Donelly, R. (2014). Buku Pegangan Diabetes Edisi Ke 4.Jakarta:
Bumi Medika
Fatimah, R.N. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. Jakarta: J MAJORITY. Vol. 4, No.
5:93-99
Ferrell, B. R., & Coyle, N. (2019). Oxford textbook of palliative nursing. Oxford
University Press.
Fisher, L., Hessler, D. M., Polonsky, W. H., & Masharani, U. (2018). Blurred
boundaries: the therapeutics and politics of medicalizing emotions. The
Lancet Diabetes & Endocrinology, 6(11), 857-859.
Hagger, V., Hendrieckx, C., Sturt, J., Skinner, T. C., & Speight, J. (2019). Diabetes
distress: the hidden burden of living with diabetes and its
Harahap, A.K., & Dalimunthe, P.R. Dahsyatnya doa dan dzikir. (Jakarta: Kultum
Media. 2008)
Ibrahim, Amin. 2008. Teori dan Konsep Pelayanan Publik Serta Implementasinya.
Jakarta: Mandar Maju
Ignativicius,D.D., Workman,M.L.,& Winkelman, C.(2016). Medical Surgical
Nursing: Patien Centered Collaborative Care (8th ed.) Missouri:Elsevier
International Diabetes Federation (IDF). International Diabetic Federation
Diabetic Atlas 10th edition. IDF; 2021.
International Diabetes Federation. (2021). IDF Diabetes Atlas 2021. 9th ed.
Brussels, Belgium: International Diabetes Federation.
International Diabetes Federation. (2021). IDF Diabetes Atlas Tenth Edition.
www.diabetesatlas.org
Jafari, N., Farajzadegan, Z., Loghmani, A., Majlesi, M., & Jafari, N. (2014).
Spiritual well-being and quality of life of iranian adults with type 2
87

diabetes. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine,


2014. https://doi.org/10.1155/2014/619028
Kemenkes RI. (2018). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Indonesia tahun 2018. In Riset Kesehatan Dasar 2018 (pp. 182–183).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Diabetes Melitus. Dari
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/PPGDM_2019.pdf.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Laporan Nasional RISKESDAS 2018.
Kementrian Kesehatan RI, 1–582. https:// dinkes. kalbarprov. go. id/
wpcontent/ uploads/ 2019/ 03/ Laporan - Riskesdas - 2018 - Nasional. Pdf
Kumala, O. D., Kusprayogi, Y., & Nashori, F. (2017). Efektivitas Pelatihan Dzikir
dalam Meningkatkan Ketenangan Jiwa pada Lansia Penderita Hipertensi.
Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 4(1), 55–66.
https://doi.org/10.15575/psy.v4i1.1260
Mardiyono, M., Songwathana, P., and Petpichetchian, W. (2011). Spirituality
intervention and outcomes: Corner stone of holistic nursing practise. Nurse
Media Journal of Nursing, 1(1):117–127
McSherry, W., & Ross, L. (2019). Spiritual assessment in healthcare practice.
M&K Update Ltd.
Nash, J. (2014). Stress and Diabetes : The Use Of “Worry Time” As a Way Of
Managing Stress. Journal Of Diabetes Nursing.
Notoatmodjo. (2018).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmojo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Rineka
Cipta.
Nursalam. (2013). Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam praktik keperawatan
professional, edisi 3, Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis
(A. Suslia & P. P. Lestari (eds.); 4th ed.). Penerbit Salemba Medika
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (4th ed). Jakarta :
Salemba Medika.
Pan, H. Z., Zhang, H., Chang, D., Li, H., & Sui, H. (2008). The change of
oxidative stress products in diabetes mellitus and diabetic retinopathy.
British Journal of Ophthalmology, 4(92), 548– 551.
88

PERKENI, 2015, Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di


Indonesia, PERKENI, Jakarta.
PERKENI. (2021). Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Indonesia 2021 (pp. 1–104). PB PERKENI. https:// pbperkeni. or. id/
wpcontent/ uploads/ 2021/ 11/ 22-10-21- website- pedoman- pengelolaan-
dan - pencegahan- dmt2- ebook. Pdf
Rasyid Al, Hidayat R, Harris S, Kurniawan M, Mesiano T. Buku ajar neurologi
Jilid II. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2017
Rikesdas. (2018). RISKESDAS 2018: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
Schmitt, A., Reimer, A., Kulzer, B., Icks, A., Paust, R., Roelver, K. M., …
Hermanns, N. (2018). Measurement of psychological adjustment to
diabetes with the diabetes acceptance scale. Journal of Diabetes and Its
Complications,32(4),384–392.
https://doi.org/10.1016/j.jdiacomp.2018.01.0 05
Smeltzer,S. C.,& Bre,B,G. 2014 Buku Ajar Asuhan Keperawatn Medikal Bedah
(Vol.2).Jakarta: EGC
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2019). Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D.
Bandung: ALFABETA.
Taylor, E. J. (2017). Spiritual care: nursing theory, research, and practice. FA
Davis.
WHO. Global Report On Diabetes. France: World Health Organization; 2016
Widyastuti, T., Hakim, M. A., & Lilik, S. (2019). Terapi Zikir sebagai Intervensi
untuk Menurunkan Kecemasan pada Lansia. Gadjah Mada Journal of
Professional Psychology (GamaJPP), 5(2), 147.
https://doi.org/10.22146/gamajpp.13543
World Health Organization. Global Report On Diabetes. Geneva: WHO; 2016.
Yosep, I. 2009. Keperawatan Jiwa. Refika Aditama. Bandung.
Yurisaldi. (2010). Berdzikir untuk kesehatan saraf. Jakarta: Zaman.

Anda mungkin juga menyukai