HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
B. Karakteristik Responden
1. Usia
Tabel 4.1
Distribusi karakteristik responden berdasarkan usia
Dewasa 8 80
Lansia 2 20
Total 10 100
Laki-laki 3 30
Perempuan 7 70
Total 10 100
3. Pendidikan
Tabel 4.3
Distribusi karakteristik responden berdasarkan pendidikan
SD 7 70
SMP 2 20
SMA/Sederajat 1 10
Total 10 100
4. Agama
Tabel 4.4
Distribusi karakteristik responden berdasarkan agama
Islam 10 100
Baik 4 40
Tidak Baik 6 60
Total 10 100
Teratur 4 40
Tidak Teratur 6 60
Total 10 100
3. Neuropati Perifer
Tabel 4. 7
Distribusi neuropati perifer responden
Neuropati Perifer Frekuensi Persentase (%)
Tidak Neuropati Perifer 7 70
Neuropati Perifer 3 30
Total 10 100
Sumber: data primer 2021
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang
masuk dalam kategori neuropati perifer sebanyak 3 orang (30%), sedangkan
yang masuk kategori tidak neuropati perifer sebanyak 7 orang (70%).
D. Analisa Bivariat
1. Hubungan diet dengan neuropati perifer pada pasien DM (Diabetes Melitus)
di Wilayah Kerja Puskesmas Batangan
Tabel 4.8
Hubungan diet dengan neuropati perifer
N % N % N %
Baik 1 10 3 30 4 40 0,005
Tidak Baik 6 60 0 0 6 60
Jumlah 7 70 3 30 10 100
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis statistik dapat disimpulkan bahwa responden yang
mempunyai diet kategori baik sebanyak 4 orang (40%). Responden yang
mempunyai diet dengan kategori tidak baik sebanyak 6 orang (60%).
2. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa responden yang mempunyai
diet kategori baik sebanyak 4 orang (40%). Responden yang mempunyai diet
dengan kategori tidak baik sebanyak 6 orang (60%).
3. Berdasarkan hasil analisis statistik dapat disimpulkan bahwa responden yang
masuk dalam kategori neuropati perifer sebanyak 3 orang (30%), sedangkan yang
masuk kategori tidak neuropati perifer sebanyak 7 orang (70%).
4. Berdasarkan hasil analisis statistik tentang hubungan antara diet dengan neuropati
perifer pada pasien DM (Diabetes Mellitus) diperoleh bahwa sebanyak 6 (60%)
pasien DM melakukan diet dengan tidak baik mengalami neuropati perifer.
Sedangkan 3 (30%) pasien DM yang melakukan diet dengan baik tidak mengalami
neropati perifer. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,005 maka dapat disimpulkan
ada hubungan yang bermakna (signifikan) antara diet dengan neuropati perifer pada
pasien DM (diabetes mellitus).
5. Berdasarkan hasil analisis statistik tentang hubungan antara olahraga dengan
neuropati perifer pada pasien DM (Diabetes Mellitus) diperoleh bahwa sebanyak 6
(60%) pasien DM tidak olahraga dengan teratur mengalami neuropati perifer.
Sedangkan 3 (30%) pasien DM yang melakukan olahraga dengan teratur tidak
mengalami neropati perifer. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,005 maka dapat
disimpulkan ada hubungan yang bermakna (signifikan) antara olahraga dengan
neuropati perifer pada psien DM (diabetes mellitus).
B. Saran
1. Bagi peneliti
Sebagai acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih luas terkait komplikasi
diabetes melitus khususnya neuropati perifer.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan data untuk referensi dan masukan dalam melakukan penelitian
selanjutnya dengan neuropati perifer. Disarankan untuk peneliti selanjutnya agar
meneliti lebih banyak variabel yang berhubungan dengan kejadian neuropati perifer
3. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
Diharapkan dapat digunakan dalam mengembangkan ilmu keperawatan yang
berkaitan dengan neuropati perifer
2. Bagi Puskesmas Batangan
Sebagai bahan pertimbangan bagi pemangku kepentingan dalam penyusunan RUK
(Rancangan Usulan Kegiatan) tahunan supaya menambahkan kegiatan Penyuluhan
tentang penyakit komplikasi diabetes melitus
3. Bagi Teori keperawatan
Penelitian ini diharapkan sebagai masukan dalam pengembangan teori ilmu
keperawatan medikal bedah khususnya tentang komplikasi diabetes melitus.
6.
4. Saran
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. (2014). Diagnosis and Clasification of Diabetes. Vol. 37.
Diabetes Care.
Arofah, I., Raharjo, B., & Setyo, F. (2015). HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN
DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI
SURAKARTA. 12.
Bilous, R., & Donelly, R. (2015). Bilous, R., & Donelly, R. (2015). Buku Pegangan Diabetes
(Edisi 4). Jakarta: Bumi Medika. Bumi Medika.
Guyton, & Hall. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11th ed.). EGC.
Hutapea, F. S., Kembuan, M. A. H. N., & Maja, P. S. J. (2016). Gambaran Klinik Neuropati pada
Pasien Diabetes Melitus di Polikilinik Neurologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Periode
Juli 2014-Juni 2015. Jurnal E-Clinic, 4.
Kariadi, & Hartini, S. (2009). Kariadi, Sri Hartini. 2009. Diabetes? SiapaTakut?
PanduanLengkapuntukDiabetesi,KeluargannyadanProfesionaldis.Bandung: PT
MizanPustaka. Mizan Pustaka.
Khan, F. F., Numan, A., Khawaja, K. I., Atif, A., Fatima, A., & Masud, F. (2015).
PERFORMANCE OF TWO DIFFERENT CLINICAL SCORING SYSTEMS IN
DIAGNOSING DISTAL SENSORY POLYNEUROPATHY IN PATIENTS WITH TYPE-2
DIABETES. Journal of Ayub Medical College, Abbottabad: JAMC, 27(1), 187–191.
Prasetyani, D., & Martiningsih, D. (2019). View of ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEJADIAN NEUROPATI DIABETIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2.
http://ejournal.uhb.ac.id/index.php/VM/article/view/489/433
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Poses Penyakit. EGB.
Priyoto. (2015). Perubahan dalam Perilaku Kesehatan Konsep dan Aplikasi. Graha Ilmu.
Purbondari, & Arum. (2014). Hubungan keparuhan Pengobatan dengan Kejadian Komplikasi
Neuropati Diabetes Tipe 2. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Purwanto, & Nasrul Hadi. (2011). Hubungan Pengetahuan tentang Diet Diabetes Mellitus
dengan Kepatuhan Pelaksanaan Diet padaPenderita Diabetes Mellitus.
Putro, P. J. S., & Suprihatin. (2012). Pola Diet Tepat Jumlah, Jadwal, Dan Jenis Terhadap
kadar Glukosa Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal STIKES, 5.
Qilsi, F. R. M., & Ardiansyah, M. (2012). Hubungan Hiperglikemik, Usia, dan Lama Menderita
Pasien Diabetes Melitus dengan Angka Kejadian Neuropati.
Qureshi, M. S., Iqbal, M., Zahoor, S., Ali, J., & Javed, M. U.American Diabetes Association. (2014).
Forouhi, N. G., Misra, A., Mohan, V., Taylor, R., & Yancy, W. (2018). Dietary and nutritional
approaches for prevention and management of type 2 diabetes. The BMJ, 361, k2234.
https://doi.org/10.1136/bmj.k2234
Mozaffarian, D. (2016). Dietary and Policy Priorities for Cardiovascular Disease, Diabetes, and
https://doi.org/10.1161/CIRCULATIONAHA.115.018585
https://doi.org/10.33755/jkk.v3i1.81
Indonesia.
Smeltzer, S. C., & Brenda, G. B. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah (8th ed., Vol.
2). EGC.
Sudoyo, A. W., Setiyohandi, B., Alwi, I., Simadribata, K. M., & Sotiati, S. (2007). Buku Ajar Ilmu
Penyekit Dalam Jilid III Edisi IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
(2017). Ambulatory screening of diabetic neuropathy and predictors of its severity in outpatient
settings. Journal of Endocrinological Investigation, 40(4), 425–430.
https://doi.org/10.1007/s40618-016-0581-y
Rendi, M. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit Dalam. Nuha Medika.
Setiati, S. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Vol. V. Interna Publishing.
Smeltzer, S. C., & Brenda, G. B. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah (8th ed., Vol.
2). EGC.
Sudoyo, A. W., Setiyohandi, B., Alwi, I., Simadribata, K. M., & Sotiati, S. (2007). Buku Ajar Ilmu
Penyekit Dalam Jilid III Edisi IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia.
Suyanto, & Susanto, A. (2016). Faktor—Faktor yang berhubungan dengan kejadian neuropati
perifer diabetik. J Keperawatan Dan Pemikir Ilm.
Tanhardjo, J., Pinzon, R. T., & Sari, L. K. (2016). Perbandingan rerata kadar HbA1c pada
pasien Diabetes Melitus Dengan Neuropati dan Tanpa Neuropati. 1.
Tesfaye, S., Boulton, A. J. M., Dyck, P. J., Freeman, R., Horowitz, M., Kempler, P., Lauria, G.,
Malik, R. A., Spallone, V., Vinik, A., Bernardi, L., Valensi, P., & Toronto Diabetic
Neuropathy Expert Group. (2010). Diabetic neuropathies: Update on definitions,
diagnostic criteria, estimation of severity, and treatments. Diabetes Care, 33(10), 2285–
2293. https://doi.org/10.2337/dc10-1303
Umpierre, D. (2011). Physical Activity Advice Only or Structured Exercise Training and
Association With HbA 1c Levels in Type 2 Diabetes: A Systematic Review and Meta-
analysis. JAMA, 305(17), 1790. https://doi.org/10.1001/jama.2011.576
Warburton, D. E. R., Nicol, C. W., & Bredin, S. S. D. (2006). Health benefits of physical activity:
The evidence. CMAJ: Canadian Medical Association Journal = Journal de l’Association
Medicale Canadienne, 174(6), 801–809. https://doi.org/10.1503/cmaj.051351
Wulandari, I. (2017). Pengaruh Senam Kaki Diabetik Dan Terapi Kelereng Terhadap
Neuropati Perifer Pasien Diabetes Melitus Tipe II. Faletehan Heal J.