Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Ujung Batu kelas X.

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2023, dengan jumlah responden

sebesar 40 siswi kelas X SMK Negeri 1 Ujung Batu. Pengukuran skala nyeri

dilakukan dengan menggunakan skala Numeric Rating Scale (NRS) dan

menggunakan lembar ceklis yang berisi nomor responden, pretest, posttest dan

tanggal pengukuran. Setelah diukur tingkatan nyeri haid pada siswi maka

dilakukan tindakan dengan memberikan rebusan daun pepaya untuk mengurangi

rasa nyeri. Kemudian akan dicatat responden hasil sebelum dan sesudah

meminum rebusan daun papaya. Data kemudian diolah dengan menggunakan

analisis univariat dan bivariat dengan bantuan program SPSS versi 24. Adapun

hasilnya peneliti paparkan sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden

Pengumpulan data karakteristik didapatkan dari hasil pengisian

lembar karakteristik subjek penelitian terhadap 40 populasi penderita nyeri

haid. Data responden meliputi umur, usia menarche, dan aktivitas berat.

Adapun karakteristik responden dapat dijelaskan dengan tabel berikut:

a. Umur Responden

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur Frekuensi (f) Persentase (%)
15 Tahun 16 40,0%
16 Tahun 22 55,5%
17 Tahun 2 5,0%
Total 40 100%

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa hasil

karakteristik responden berdasarkan umur, responden dengan umur 16

tahun lebih banyak yaitu sebesar 22 responden (55,0%). Sedangkan

responden dengan umur 17 tahun lebih sedikit yaitu sebesar 2 responden

(5,0%).

b. Usia Menarche

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Menarche
Usia Menarche Frekuensi (f) Persentase (%)
9 Tahun 1 2,5%
10 Tahun 7 17,5%
11 Tahun 11 27,5%
12 Tahun 12 30,0%
13 Tahun 8 20,0%
14 Tahun 1 2,5%
Total 40 100%

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa hasil

karakteristik responden berdasarkan usia menarche, responden dengan

usia menarche 12 tahun lebih banyak yaitu sebesar 12 responden

(30,0%). Sedangkan responden dengan usia menarche 9 tahun dan 14

tahun lebih sedikit yaitu sebesar 1 responden (2,5%).


c. Aktivitas Berat

Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Aktivitas Berat
Aktivitas Berat Frekuensi (f) Persentase (%)
Tidak 26 65,0%
Ya 14 35,0%
Total 40 100%

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa hasil

karakteristik responden berdasarkan aktivitas berat, responden yang

tidak dilakukan aktivitas berat lebih banyak yaitu sebesar 26 responden

(65,0%). Sedangkan responden yang dilakukan aktivitas berat lebih

sedikit yaitu sebesar 14 responden (35,0%).

2. Analisis Univariat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 40

responden di SMK Negeri 1 Ujung Batu kelas X. Adapun analisis

univariat responden dapat dijelaskan dengan tabel berikut:

1) Nyeri Sebelum Diberikan Rebusan Daun Pepaya

Analisis deskriptif data hasil penelitian tentang Pengaruh Rebusan

Daun Pepaya terhadap Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri di Smk

Negeri 1 Ujung Batu Berdasarkan distribusi frekuensi nyeri sebelum

diberikan rebusan daun pepaya didapat skor sebagai berikut:

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Nyeri Sebelum Diberikan Rebusan Daun Pepaya
Nyeri sebelum diberikan
Frekuensi (f) Persentase (%)
rebusan daun pepaya
Ringan
2 5,0%
Sedang
17 42,5%
Berat
21 52,5%

Total 40 100%

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa hasil distribusi

frekuensi variabel Nyeri sebelum diberikan rebusan daun pepaya,

responden dengan nyeri berat lebih banyak yaitu sebesar 21 responden

(52,5%). Selanjutnya nyeri sedang sebanyak 17 responden (42,5%).

Sedangkan Nyeri ringan sebelum diberikan rebusan daun pepaya lebih

sedikit yaitu sebesar 2 responden (5,0%).

2) Nyeri Setelah Diberikan Rebusan Daun Pepaya

Analisis deskriptif data hasil penelitian tentang Pengaruh Rebusan

Daun Pepaya terhadap Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri di SMK

Negeri 1 Ujung Batu Berdasarkan distribusi frekuensi nyeri Setelah

diberikan rebusan daun pepaya didapat skor sebagai berikut:

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Nyeri Setelah Diberikan Rebusan Daun Pepaya
Nyeri Setelah diberikan rebusan
Frekuensi (f) Persentase (%)
daun pepaya
Ringan
26 65,0%
Sedang
14 35,0%
Total 40 100%
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa hasil distribusi

frekuensi variabel Nyeri setelah diberikan rebusan daun pepaya,

responden dengan nyeri ringan lebih banyak yaitu sebesar 26 responden

(65,0%). Sedangkan Nyeri sedang setelah diberikan rebusan daun

pepaya lebih sedikit yaitu sebesar 14 responden (35,0%).

3. Hasil Analisis Bivariat

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu

variabel normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data dapat

menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test

dengan ketentuan jika Asymp. Sig > 0,05 maka data

berdistribusi normal.

Tabel 4.6
Uji Normalitas

Variabel Asymp.Sig Keterangan

Nyeri Sebelum 0,065 Normal


Nyeri Setelah 0,058 Normal

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, didapatkan besarnya nilai

signifikansi variabel Nyeri Sebelum dan Nyeri Setelah yaitu lebih

besar dari alpha (0,05) hasil tersebut menunjukkan bahwa data

berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas
Melalui hasil telah dipaparkan, peneliti melakukan proses

uji homogenitas melalui Levene’s Test jika nilai signifikansi p >

0,05 maka kelompok data berasal dari populasi varians yang

sama (Homogen), dan jika signifikansi p < 0,05 maka kelompok

data bersifat Heterogen.

Tabel 4.7
Uji Homogenitas

Variabel Sig. Keterangan

Nyeri Sebelum- Nyeri Setelah 0,563 Homogen

Berdasarkan hasil tabel 4.7 di atas diketahui bahwa nilai

signifikansi (Sig.) variabel tersebut sebesar 0,563 > 0,05, maka

sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas

di atas dapat disimpulkan bahwa varian data adalah sama atau

homogen.

3. Uji t

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh

Rebusan Daun Pepaya terhadap Intensitas Nyeri Haid Pada

Remaja Putri di SMK Negeri 1 Ujung Batu. Berdasarkan hasil

analisis disajikan pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8
Pengaruh Rebusan Daun Pepaya terhadap Intensitas Nyeri Haid Pada
Remaja Putri di Smk Negeri 1 Ujung Batu
Paired T-Test
Mean SD N T Sig (2-tailed)
Sebelum 6,55 1,600
Nyeri-Setelah 40 9,927 0,000
Nyeri 2,83 1,752

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, menunjukkan bahwa nyeri

sebelum diberikan rebusan daun pepaya didapatkan nilai rata-rata

(mean) sebesar 6,55 dengan standar deviasi 1,600 dan nyeri setelah

diberikan rebusan daun pepaya adalah sebesar 2,83 dengan standar

deviasi 1,752.

Hasil uji Independet T-Test diketahui bahwa nilai thitung

sebesar 9,927 > 2,024 ttabel dan nilai signifikansi sebesar 0,000 <

0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara Pengaruh Rebusan Daun Pepaya terhadap

Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri di Smk Negeri 1 Ujung

Batu. Uji T bernilai positif, maka berarti nyeri sebelum diberikan

rebusan daun pepaya memiliki mean lebih tinggi dari pada nyeri

setelah diberikan rebusan daun papaya.


4.2 Pembahasan

1. Nyeri Sebelum Diberikan Rebusan Daun Pepaya Remaja Putri di

SMK Negeri 1 Ujung Batu

Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 1 Ujung Batu pada 40

responden didapatkan bahwa rata-rata intensitas untuk nyeri sebelum

diberikan rebusan daun pepaya sebesar 6,55 dengan standar deviasi 1,600.

Hasil distribusi frekuensi variabel Nyeri sebelum diberikan rebusan daun

pepaya, responden dengan nyeri berat lebih banyak yaitu sebesar 21

responden (52,5%). Artinya sebagian besar remaja putri mengalami nyeri

haid berat antara rentang skor 7 hingga 10.

Hasil analisis univariat tersebut sejalan dengan pendapat oleh

Caffery dalam Rany Nadila dkk, 2022 yang mengatakan bahwa nyeri

merupakan segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut

dan terjadi kapan saja ketika seseorang mengatakan bahwa ia merasa

nyeri. Rasa nyeri adalah mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada

jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan

memindahkan stimulus nyeri.

Sesuai dengan pendapat yang dikekmukakan oleh Hartatik (2015)

Nyeri haid (dismenorhea) adalah karakteristik nyeri yang terjadi sebelum

atau selama menstruasi, terjadi pada hari pertama sampai beberapa hari

selama menstruasi. Hal ini adalah satu dari sekian banyak masalah

ginekologi, mempengaruhi lebih dari 50% wanita dan menyebabkan

ketidakmampuan beraktifitas selama 1-3 hari tiap bulan pada wanita


tersebut. Absensi pada wanita dewasa saat sekolah akibat dismenore

mencapai 25%.

Menurut pendapat peneliti nyeri adalah rangsangan atau efek dari

perubahan otot rahim, akibat penghancuran sel darah merah yang tidak

dibuahi. dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita saat

menstruasi. Nyeri dirasakan pada perut bagian bawah, biasanya terjadi

pada saat haid atau menjelang haid. Nyeri saat menstruasi di sebabkan

oleh kejang otot uterus.

2. Nyeri Setelah Diberikan Rebusan Daun Pepaya Remaja Putri di SMK

Negeri 1 Ujung Batu

Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 1 Ujung Batu pada 40

responden didapatkan bahwa rata-rata intensitas untuk nyeri setelah

diberikan rebusan daun pepaya adalah sebesar 2,83 dengan standar deviasi

1,752. Hasil distribusi frekuensi variabel Nyeri setelah diberikan rebusan

daun pepaya, responden dengan nyeri ringan lebih banyak yaitu sebesar 26

responden (65,0%). Artinya sebagian besar remaja putri mengalami nyeri

haid ringan setelah mengkonsumsi rebusan daun papaya antara rentang

skor 0 hingga 3.

Hasil univariat ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

yang menyatakan bahwa hasil selisih rata-rata penurunan skala nyeri yang

diberikan rebusan daun pepaya utuh yaitu sebesar 1.9. Sehingga hasil skala

nyeri subjek penelitian yang diberikan rebusan daun pepaya utuh

menunjukkan perbedaan skala nyeri sebelum dan setelah pemberian.


Daun papaya memiliki efektivitas yang sama dengan ibuprofen

dalam mengurangi nyeri. Secara umum ibuprofen dikenal sangat cepat

dan efektif diserap setelah Pemberian peroral. Puncak konsentrasi di dalam

plasma sangat singkat yaitu antara 15 menit - 1 jam. Kerja dari ibuprofen

pun sama dengan daun papaya yaitu dengan menghambat sintesis

prostaglandin. Obatobat/herbal yang sejenis dengan ibuprofen sangat

mudah diabsorbsi oleh system gastrointestinal. Waktu paruh obat adalah

waktu yang diperlukan obatuntuk dimetabolisme (Vidayati, 2019).

Menurut pendapat peneliti sebagian besar remaja putri mengalami

nyeri haid ringan setelah mengkonsumsi rebusan daun papaya. Nyeri haid

pada remaja dapat dikurangi karena kandungan sari daun pepaya memiliki

fungsi yang sama seperti ibuprofen.

3. Pengaruh Rebusan Daun Pepaya terhadap Intensitas Nyeri Haid Pada

Remaja Putri di Smk Negeri 1 Ujung Batu

Berdasarkan uji hipotesis didapatkan nilai signifikansi pada uji

Independent T Test sebesar 0,000 (<0,05) yang artinya terdapat pengaruh

yang signifikan antara Rebusan Daun Pepaya terhadap Intensitas Nyeri

Haid pada Remaja Putri di Smk Negeri 1 Ujung Batu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ashra dan Lisdawita pada tahun 2015 dengan judul “Pengaruh Terapi

Daun Pepaya Terhadap Penurunan Tingkat Dismenore Pada Remaja Putri

Pesantren Mualimin Sawah Dangka Bukittinggi Tahun 2014” menyatakan

bahwa pada remaja putri pesantren mualimim sawah dangka bukit tinggi
menunjukkan bahwa terdapat penurunan skala nyeri setelah diberikan

terapi daun papaya, didalam daun papaya memiliki kandungan vitamin E

yang dapat mengurangi nyeri haid melalui hambatan biosintesis

prostaglandingdimana vitamin E akan mekan aktifitas enzim fasfalipase A

dan siklooksigenase melalui hambatan aktifasi post tranlasi

sikloogsigenase sehingga akan menghambat produksi prostaglandin

sebaliknya vitamin E juga meningkatkan prostasiklin dan prostadlandin

(PGE2) yang berfungsi sebagai faselidator yang bisa mereklasasi otot

polos uterus.

Hal ini juga didukung oleh penelitian Yunita Liana pada tahun

2018 dengan judul “Perbandingan efektifitas Rebusan Daun Pepaya

(folium Papaya) dengan Kunyit Asam (Curcuma Domestica Val-

Tamarindus Indica) terhadap Desminore Primer” menyatakan bahwa

setelah kelompok eksperimen dan kelompok control diberikan daun

papaya sebanyak 200ml, setelah 15 menit mengukur skala nyeri dan

didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh rebusan daun papaya dan kunyit

asam mempunyai efek yang sama dalam menurunkan nyeri desminore

primer.

Pada penelitian ini sebagian besar remaja putri mengalami

penurunan nyeri yang sangat signifikan, pada pengukuran postest

menggunakan skala deskriptif, remaja putri dapat menjelaskan episode

nyeri yang pendek, dan tidak begitu menyakitkan, remaja putri

menyetakan jika konsumsi rebusan air daun pepaya memberikan rasa


rileks, dan meredakan nyeri 4 jam berikutnya setelah minum tergantung

pada tingkat nyeri yang dirasakan oleh responden tersebut.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang

signifikan antara Rebusan Daun Pepaya terhadap Intensitas Nyeri Haid

pada Remaja Putri di Smk Negeri 1 Ujung Batu. Jika rebusan air daun

pepaya sangat efektif dalam meredakan nyeri haid remaja putri di Smk

Negeri 1 Ujung Batu. Kandungan vitamin E dan magnesium pada daun

pepaya sangat berfungsi menurunkan nyeri haid. Daun pepaya diketahui

mengandung flavonoid. Flavonoid berperan sebagai analgetik yang

mekanisme kerjanya menghambat kerja enzim siklooksigenas. Dengan

demikian akan mengurangi produksi prostaglandin oleh asam arakidonat

sehingga mengurangi rasa nyeri.


DAFTAR PUSTAKA

Ashra, F., & Fellina, M. 2015. Pengaruh Terapi Daun Pepaya Terhadap
Penurunan
Tingkat Dismenore Pada Remaja Putri Pesantren Mualimin Sawah Dangka
Bukittinggi Tahun 2014. Jurnal Kesehatan, 6(1).

Hartati, H., Walin, W., & Widayanti, E. D. 2015. Pengaruh Teknik Relaksasi
Front Effleurage terhadap Nyeri Dismenore. Jurnal Riset Kesehatan, 4(3),
793-797.

Nadila Sari, R., Ate Yuviska, I., & Studi DIV Kebidanan Universitas Malahayati,
P. 2022. ISSN (Cetak) 2775-393X ISSN (Online). In MJ (Midwifery
Journal) (Vol. 2, Issue 3).

Liana, Y. 2018. Comparative Effectiveness of Papaya Leaf Stew (Carica Papaya


Linn) With Turmeric Acid (Curcuma Domestica Val- Tamarindus Indica)
Against Primary Dysmenorrhea. Sriwijaya Journal of Medicine, 1(2), 120-
127.

Vidayati, L. A., & Munawaroh, M. 2019. Pengaruh Pemberian Air Perasan


Wortel Terhadap Penurunan Skala Nyeri Disminorea Pada Remaja. In
Prosiding Seminar Nasional: Pertemuan Ilmiah Tahunan Politeknik
Kesehatan Karya Husada Yogyakarta (Vol. 1, No. 1, pp. 70-78).

Anda mungkin juga menyukai