Anda di halaman 1dari 11

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Lokasi penelitian
1.Sejarah
Lokasi penelitian ini dilakukan di STIKes Imc Bintaro merupakan
sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dengan status sekolah swasta yang
bearada di Jl. Jombang Raya No.56 Bintaro Sektor 9 Ciputat Kota
Tangerang Selatan, banten 15414, telpon (021) 74862106. Stikes
Ichsan Medical Centre Bintaro mempunyai dua periode yaitu yang
pertama adalah priode S1 Keperawatan dan yang ke dua adalah D-III
Kebidanan. STIKes Ichsan Medical Centre Bintaro ini didirikan oleh
yayasan ichtiar kasih anak nusantara (ICHSAN) Pada Tanggal 19 Juli
2007. Dengan Tujuan Menekuni Bidang Sosial, Keagamaan Dan
Kemanusiaan

2. Visi dan Misi


a. Visi
“Sekolah tinggi ilmu kesehatan ichsan medical centre bintaro
menjadi perguruann tinggi penyelenggara pendidikan vokasi,
akademik dan profesi terbaik bertaraf nasional dan internasional,
yang berbasis intelektual dan kreativitas, enteurship dan memiliki
daya saing unggul di bidang keperawatan dan kebidanan di banten
pada tahun 2022”
b. Misi
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan vokasional,
akademik, dan profesi yang berkualitas, inovatif, dan berdaya saing
global dan relan dengan tautan stakeholders dan perkembangan
zaman
2. Menyelenggarakan system pengelolaan pendidikan tinggi dan
manajemen perguuan tinggi yang sehat (health organization untuk
meningkatkan citra perguruan tinggi).
3. Mengembangkan dan meningkatkan penjaminan kualitas dalam
kegiatan tri darma perguruan tinggi dan menciptakan suasana
akademik yang kondusif untuk meningkatkan mutu sumber daya
manusia dan pembelajaran.
4. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kesejahteraan masyarakat.
5. Membangun dan mengembangkan jaringan (network) dengan
dunia usaha dan dunia industri, institusi pendidikan, dan mitra
kerja baik didalam maupun diluar negri.

B. Hasil Penelitian
Penelitian ini terkait dengan pengaruh abdominal stretching terhadap
penurunan nyeri haid (dismenore) pada mahasiswi STIKes Imc Bintaro.
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiwi semester III, V dan VII
yang berjumlah 29 orang, dan hasil penelitian ini termasuk memenuhi
kriteria inklusi

Jenis penelitian ini dirancang menggunakan Pre-experimental dengan


pendekatan One Group Pre test and Post test. Dalam penelitian ini
dilakukan pemberian abdominal stretching sebelum haid hari pertama dan
sesudah diberikan abdominal stretching di observasi selama 3 hari,
responden melakukan abdominal stretching setiap pagi

1. Analisa Univariat
a. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Mahasiswi STIKes Imc Bintaro.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi mahasiswi berdasarkan Usia di Stikes
Imc Bintaro
No Usia Frekunsi (n) Presentase (%)

1. 19 tahun 2 6.9%

2. 20 tahun 7 24.1%

3. 21 tahun 20 69%

Total 29 100%

Berdasarkan tabel 5.1 hasil penelitian ini dapat diketahui


bahwa 29 responden yang mengalami nyeri haid (dismenore)
sebagian besar mahasiswi yang berusia 21 tahun yaitu sebanyak
(69%)

b. Gambaran skala Nyeri Haid (dismeneore) sebelum dan


sesudah diberikan abdominal stretching pada mahasiwi
Stikes Imc Binatro
Tabel 5.2
Gambaran skala nyeri haid (dismenore) sebelum diberikan
abdominal stretching pada mahasiswi STIKes Imc Bintaro

No Kategori Frekuensi (n) Presentase (%)

1. Tidak Ada Nyeri (0) 0 0%

2. Nyeri Ringan (1-3) 12 41.4%

3. Nyeri Sedang (4-6) 17 58.6%

4. Nyeri Berat (7-9) 0 0%

5. Nyeri Sangat Berat (10) 0 0%

Total 29 100%
Tabel 5.3
Gambaran skala nyeri haid (dismenore) setelah diberikan
abdominal stretching pada mahasiswi STIKes Imc Bintaro

No Kategori Frekuensi (n) Presentase (%)

1. Tidak Nyeri (0) 16 55.2%

2. Nyeri Ringan (1-3) 13 44.8%

3. Nyeri Sedang (4-6) 0 0%

4. Nyeri Berat (7-9) 0 0%

5. Nyeri Sangat Berat (10) 0 0%

Total 29 100%

Berdasarkan tabel 5.2 dan tabel 5.3 hasil penelitian ini dapat
diketahui bahwa 29 responden mahasiswi di STIKes Imc
Bintaro, menunjukkan data adanya perbedaan sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi, sebelum dilakukan intervensi
sebagian besar data mahasiswi yg mengalami nyeri sedang
sebanyak 17 responden (58.6%) sedangkan nyeri ringan yaitu 12
responden (41.4%) dan setelah dilakukan intervensi dan
diobservasi sebagian besar responden yang tidak nyeri yaitu 16
responden (55.2%) sedangkan yang mengalami nyeri ringan
yaitu 13 responden (44.8%).

2.Analisis Bivariat
a. Hasil Uji Normalitas
Tabel 5.4
Hasil Uji Normalitas Data Pengaruh Abdominal Stretching
Terhadap Penurunan Nyeri Haid (Dismenore) Pada
Mahasiswi Di Stikes Imc Bintaro
Skala Nyeri P Value Pada shapiro-wilk Keterangan

Prestest 0,000 Tidak Normal

Postest 0,000 Tidak Normal

Berdasarkan tabel 5.4 jika nilai >0,05 maka dinyatakan


terdistribusi normal dan bila <0,05 maka dinyatakan tidak
terdistribusi normal, dan dari hasil uji normalitas yang dibaca
dari hasil uji shapiro-wilk diperoleh hasil Prestest ( P value =
0,000) sedangkan hasil Posttest ( P value = 0,000) Maka dapat
disimpulkan data Pretest dan Posttest tidak normal, sehingga
hipotesis yang dibuat dapat dilakukan dengan analisa
Wilcoxon Signed Rank Test
a. Pengaruh abdominal stretching Terhadap Penurunan nyeri
haid (dismenore) pada mahasiswi STIKes Imc Bintaro
Tabel 5.5
Pengaruh Abdominal Stretching Terhadap Penurunan
nyeri Haid (Dismenore) Pada Mahasiswi Stikes Imc
Bintaro

Skor Skala Nyeri Postest-Skor Skala Nyeri Pretest

Z -5,109b

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.000

Berdasarkkan dari Tabel 5.5 menunjukkan nilai asymp. Sig. (2-tailed yaitu
0,000 yang berarti lebih kecil α = <0,05 yang artinya Ha diterima, dan
dapat disimpulkan bahwa adannya pengaruh pemberian abdominal
stretching Terhadap Penurunan nyeri haid (dismenore) pada mahasiswi
STIKes Imc Bintaro
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
a. Usia Mahasiswi
Berdasarkan tabel 5.1 hasil penelitian ini dapat diketahui
bahwa 29 responden mahasiswi STIKes Imc Bintaro berusia 21
tahun yaitu sebanyak (69%). Menurut Perry dan Potter (2006)
dalam Salsabilah (2015) salah satu faktor yang mempengaruhi
respon terhadap nyeri adalah umur. umur yang berbeda akan
mempengaruhi respon seseorang terhadap nyeri. anak anak belum
bisa mengungkapkan nyeri, sedangkan orang deawasa akan
memberitahukan nyeri jika sudah patologis dan mengalami
kerusakan fungsi dan lansia cenderung memendam nyeri karena
menganggap nyeri adalah hal yang alamiah.
Perempuan usia subur mengalami nyeri haid (dismenore)
pada saat menstruasi. Nyeri itu berlangsung dihari-hari menjelang
atau awal terjadinya menstruasi, nyeri akan terasa diperut bagian
bawah atau tengah, bahkan kadang juga hingga ke pinggul, paha
dan punggung. Tingkat keparahan rasa nyeri pada setiap
perempuan itu berbeda-beda, kadang kala nyeri tidak terasa dan
ada juga nyeri yang sangat hebat disertai kejang, lemas demam,
pusing dan berbagai gangguan lambung, seperti mual, muntah,
diare (Mumpuni, 2013).
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Novia dan Pusspita (2008) tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian dismenore primer.
Penelitian menunjukan bahwa dismenore primer lebih banyak
ditemukan pada rentang usia 15-25 tahun dengan presntase 87%
pada jumlah responden 100 orang. Pe nelitian lain oleh Fatmawati,
dkk, (2018) tentang efektifitas senam dismenore dan teknik
effleurage terhadap penurunan dismenore pada remaja bahwa
sebagian besar responden berumur 12-15 tahun karena di umur
muda alat reproduksi belum siap untuk mengalami perubahan dan
masih terjadi penyempitan pada leher rahim maka akan timbul rasa
sakit ketika menstruasi dan menstruasi primer dapat dijumpai pada
wanita muda yang terlah berusia 15-25 tahun dan akan menghilang
pada usia 20-an atau 30-an. Penelitian lainnya oleh Ortiz (2010)
dalam salsabilah (2015) menunjukan bahwa rata-rata usia
responden yang mengalami dismenore adalah 17-35 tahun.
dismenore primer umumnya dimulai pada 1-3 tahun setelah haid
petama (manarche).

2.Analisa Bivariat
a. Pengaruh Abdominal Stretching Terhadap Penurunan Nyeri Haid
(Dismenore) Pada Mahasiswi Stikes Imc Bintaro
Berdasarkkan dari Tabel 5.5 menunjukkan nilai asymp. Sig.
(2-tailed yaitu 0,000 yang berarti lebih kecil α = <0,05 yang artinya
Ha diterima, dan dapat disimpulkan bahwa adannya pengaruh
pemberian abdominal stretching terhadap penurunan nyeri haid
(dismenore) pada mahasiswi STIKes Imc Bintaro
Pada remaja menstruasi umum dirasakan oleh beberapa
wanita muda maupun dewasa, biasanya dirasakan pada 1 hari
sebelum atau saat menstruasi hari pertama, setelah itu nyeri
menstruasi ini akan menghilang dengan sendirinya. Nyeri haid
(dismenore) disebabkan oleh kejang otot uterus, hal ini merupakan
kondisi normal yang terjadi pada wanita yang sedang mengalami
menstruasi. Selama dismenore terjadi kontraksi rahim karena
peningkatan hormon prostalglandin sehingga menyebabkan
vasospasme dari orteriol uterin yang menyebabkan iskemia,
diintegrasi indometrium, perdarahan dan kram pada abdomen
bagian bawah yang merangsangnya rasa nyeri pada saat terjadinya
menstruasi (Morgan dan Hamilton, 2009).
Menurut Thermacare (2010) dalam Azma, dkk (2018)
Abdominal Stretching merupakan satu latihan peregangan otot
terutama pada perut yang dilakukan selama 10 menit. Latihan ini
dirancang untuk meningkatkan kekuatan otot, daya tahan, dan
fleksibilitas otot. Sehingga diharapkan dapat menurunkan nyeri
haid (dismenore) pada wanita. Olahraga yang efektif untuk
menurunkan skala nyeri dismenore adalah abdodominal stretching,
untuk meningkatkan kekeuatan otot perut, kelenturan perut dan
daya tahan tubuh. Latihan abdominal stretching merupakan salah
satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi
nyeri. Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga atau senam
tubuh akan menghasilkan endophrine, senam yang dilakukan
secara rutin akan meningkatkan jumlah dan ukuran pembuluh
darah, yang menyalurkan darah ke seluruh tubuh termasuk organ
reproduksi, hal tersebut memperlancar pasokan oksigen ke
pembuluh darah yang mengalami vasokontriksi, sehingga nyeri
haid dapat berkurang (Laili, 2012).
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa responden mengalami
penurunan nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan intervensi,
dimana adanya pengaruh dari perubahan skala nyeri haid, hasil
penelitian ini dapat diketahui bahwa 29 responden mahasiswi
STIKes Imc Bintaro sebagian besar data mahasiswi yaitu
mengalami nyeri sedang sebanyak 17 responden (58.6%)
sedangkan nyeri ringan yaitu 12 responden (41.4%) dan setelah
dilakukan intervensi diobservasi sebagian besar responden yang
mengalami nyeri sedang menurun yaitu 0 responden (0%)
sedangkan nyeri ringan menjadi 13 responden (44.8%) dan
sedangkan tidak nyeri menjadi 16 responden (55.2%). Abdominal
stretching merupakan latihan peregangan otot perut dan salah satu
teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri
hal ini disebabkan karena meningkatnya kadar endophrin yang
dihasilkan oleh otak akibat olahraga, sehingga latihan fisik ini
bertindak sebagai analgesik spesifik untuk jangka pendek yang
dapat menghilangkan sakit.

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang


dilakukan oleh Tarigan (2013) tentang pengaruh abdominal
stretching exercise terhadap intensitas nyeri menstruasi (dismenore)
pada remaja putri, peneliti menunjukan bahwa terjadi penurunan
intensitas nyeri menstruasi dismenore dikarenakan saat melakukan
abdominal stretching exercise responden dapat mengikuti dengan
baik dan relaks sehingga merangsang produksi hormone endoprine
dan dapat mengurangi rasa nyeri.

Sejalan dengan yang di smapaikan Ningsih, et al (2013)


menyatakan bahwa paket pereda nyeri dismenore berupa
abdominal stretching dapat mengurangi nyeri pada saat dismenore.
Penelitian yang dilakukan oleh Azma, dkk (2018) yang berjudul
“Pengaruh Pemberian Latihan Abdominal Stretching Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Haid (dismenore) Pada Remaja Putri
Stikes Madani Yogyakarta”, hasil menunjukan sebelum dilakukan
latihan abdominal stretching sebagian besar mengalami nyeri
sedang sebanyak 10 mahasiswi (66,7%) dan setelah diberikan
perlakuan menjadi tidak nyeri sebanyak 9 mahasiwi (60%) dan
diperoleh p velue 0,000 (<0,05). Menurut kesimpulan yang diatas
menyatakan bahwa latihan abdominal stretching bisa untuk
menurunkan intensitas nyeri haid (dismenore) pada remaja.

Penelitian yang dilakukan oleh Syaiful, dkk (2018) yang


berjudul “Abdominal Stretching Exercise Menurunkan Intensitas
Dismenore Pada Remaja Putri” hasil yang diperoleh yaitu mean
sebelum intervensi 2,50 dan mean sesudah intervensi 1,82
sedangkan standar deviasi sebelum intervensi 0,59 dan standar
deviasi sesudah intervensi 0,612. Hasil uji statistik Wilcoxon
dengan sig (2-tailed) p = 0,000 yang berarti < 0,05 yang berarti
bahwa ada pengaruh abdominal stretching exercise terhadap
intensitas dismenore pada remaja putri.
Peneliti yang dilakukan oleh Ningsih, dkk (2018) yang
berjudul “Pengaruh Senam Abdominal Streching Terhadap
Efektifitas Penurunan Nyeri Dismenore Primer Pada Remaja Putri
Di Ma Al-Amiriyyah Blokagung Tahun 2018” hasil penelitian
menggunakan uji Wilcoxon diperoleh nilai signifikan 000 (p<0,05)
artinya terdapat pengaruh yang bermakna senam abdominal
stretching terhadap efektivitas penurunan nyeri dismenore primer.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah terlampirkan,
maka dapat disimpulkan beberapa hal dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Hasil analisa data univariat menunjukan bahwa dari 29 responden
nyeri haid sebelum diberikan abdominal stretching adalah nyeri ringan
sebanyak 12 (41,4%) dan nyeri sedang sebanyak 17 (58,6%)
2. Hasil analisa data univariate menunjukan bahwa dari 29 responden
nyeri haid sesudah diberikan abdominal stretching adalah nyeri ringan
sebanyak 13 (44,8%) dan Tidak nyeri sebanyak 16 (55,2%). Tidak ada
lagi yang mengalami nyeri sedang
3. Terdapat Pengaruh Abdominal stretching terhadap penrunan nyeri haid
(dismenore) yaitu menunjukkan nilai asymp. Sig. (2-tailed yaitu 0,000
yang berarti lebih kecil α = <0,05 yang artinya Ha diterima, dan dapat
disimpulkan bahwa adannya pengaruh pemberian abdominal
stretching terhadap penurunan nyeri haid (dismenore) pada mahasiwi
STIKes Imc Bintaro.

B. Saran
Berkaitan dengan hasil penelitian ini maka beberapa hal yang dapat
diberikan sebagai saran adalah sebagai berikut :

1. Bagi institusi pendidikan


Masih minimnya pengetahuan remaja mengenai nyeri haid yang dapat
menurunkan frekuensi aktivitas sehari-hari, oleh karena itu instansi
pendidikan perlu mensosialisasikan informasi kesehatan tersebut guna
membantu mengatasi masalah khususnya pada mahasiswi terkait nyeri
haid
2. Bagi mahasiswi
Mahasiswi perlu menerapkan abdominal stretching pada saat
mengalami nyeri haid, memberikan informasi dan mengajarkan latihan
abdominal stretching pada temannya yang mengalami nyeri haid.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan hal yang lebih
luas, terkait teknik yang lebih efektif dan jumlah responden yang lebih
banyak.

Anda mungkin juga menyukai