ABSTRAK
Senam hamil merupakan suatu hal yang masih baru di kalangan penduduk Indonesia. Mungkin bagi
masyarakat di kota-kota besar, senam hamil ini bukanlah suatu hal yang aneh, tetapi tidak berarti semuanya
mengerti dan menyadari bahwa senam hamil ini berguna bagi wanita hamil. Senam hamil dapat mengurangi
stres atau kecemasan pada ibu bersalin dan mengurangi terjadinya perineum kaku. Dengan dilakukannya
senam hamil maka dapat meminimalisir angka resiko terjadinya ruptur perineum pada ibu bersalin. Kejadian
ruptur perineum pun masih tinggi, baik yang disebakan oleh episotomi maupun ruptur spontan.
Penelitian ini bersifat survey analitik dengan cross sectional. Populasi berjumlah 133 ibu bersalin,
dengan sampel 34 responden dengan metode systematic random sampling. Data dikumpulkan sesuai
dokumentasi bidan dengan pemakaian alat bantu daftar ceklist dan uji statistik menggunakan chi- square
secara komputerisasi dengan SPSS .
Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, didapatkan hasil ibu hamil yang melakukan senam hamil
selama kehamilannya hanya 23,53%. Sebagian bersar ibu yang tidak melaksankan senam hamil mengalami
ruptur perineum sebanyak 90%. Hasil uji statistik mengambarkan bahwa nilai p = 0,042 dapat dijelaskan
secara statistik bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pelaksanaan senam hamil dengan kejadian
ruptur perineum pada ibu bersalin.
Penelitian ini menunjukan sebagian besar ibu bersalin tidak ada melakukan senam hamil selama
kehamilannya karena itu diharapkan penyuluhan tentang penting melakukan senam hamil, sehingga
diharapkan dengan banyaknya penyuluhan akan menambah pengetahuan ibu dan akan menurangi resiko
terjadinya ruptur perineum.
Kata kunci : Pelaksanaan senam hamil, kejadian ruptur perineum, ibu bersalin
ABSTRACT
Pregnancy exercise is a matter that is still new in the Indonesian population. Maybe for the people
in the big cities, this pregnancy exercise is not a strange thing, but by no means all of them understand and
realize that this pregnancy exercise is useful for pregnant women. Pregnancy exercise can reduce stress or
anxiety on maternal and reduce the occurrence of rigid perineum. By doing pregnancy exercise can
minimize the risk of rupture figures on maternal perineum. Perineal rupture is still high, both disebakan by
episotomi or spontaneous rupture.
This study is a cross sectional analytic survey. Population of 133 women giving birth, with a sample
of 34 respondents with a systematic random sampling method. Data were collected in accordance with the
use of midwives documentation tool and check the list of statistical tests using the chi-square is
computerized with SPSS.
From the data processing is done, the results obtained pregnant women who had pregnancy exercise
during pregnancy only 23.53%. Mothers using large majority implementing ruptured perineum pregnancy
exercise as much as 90%. Statistical test results portray that the value of p = 0,042 can be explained that
there is a statistically significant correlation between the implementation of the rupture pregnancy exercise
on maternal perineum.
This study shows the majority of women giving birth has nothing to do pregnancy exercise during
pregnancy because it is expected to perform an important extension of pregnancy exercise, so hopefully with
many extension will add to the knowledge capital and the risk of rupture will menurangi perineum.
PENDAHULUAN
Senam hamil merupakan suatu program
latihan bagi ibu hamil untuk mempersiapkan
kondisi fisik ibu dengan menjaga kondisi otot-otot
dan persendian yang berperan dalam proses
persalinan. Senam hamil yang dilakukan secara
teratur, jika tidak ada keadaan patologis akan
dapat menuntun wanita hamil ke arah persalinan
fisiologis (Supriatmaja, 2006 )
Senam hamil merupakan suatu hal yang
masih baru di kalangan penduduk Indonesia.
Mungkin bagi masyarakat di kota-kota besar,
senam hamil ini bukanlah suatu hal yang aneh,
tetapi tidak berarti semuanya mengerti dan
menyadari bahwa senam hamil ini berguna bagi
wanita hamil. Senam hamil sangat membantu
mempertahankan atau memperbaiki kondisi
fisiknya bila ia ingin kehamilan yang terbaik dan
menghadapi stres yang dialami tubuhnya karena
perkembangan janin. Wanita yang mengikuti
program senam hamil terbukti menjalani masa
persalinan yang lebih pendek dan sedikit
intervensi serta masa pemulihan yang lebh cepat.
Senam hamil dapat mengurangi stres atau
kecemasan pada ibu hamil dan mengurangi
terjadinya perineum kaku. Perineum kaku ini akan
menyebabkan ruptur yang akan berakibatkan pada
perdarahan postpartum. Perdarahahan Postpartum
merupakan penyebab utama 40 % kematian ibu di
Indonesia. Robekan jalan lahir merupakan
penyebab kedua perdarahan setelah antonia uteri
yang terjadi pada persalinan pertama, tidak jarang
juga persalinan berikutnya dan dialami selama
proses melahirkan baik yang normal maupun
secara tindakan (Winkjosastro,2008).
Dengan tidak dilakukannya senam hamil
secara rutin maka akan menyebabkan perenium
ibu menjadi kaku, sehingga akan berefek
terjadinya rupture perineum pada saat persalinan.
Yang mana tidak adanya keelastisitasan otot-otot
dinding vagina, ligamen-ligamen serta otot dasar
panggul.
Ruptur perineum dapat terjadi karena
adanya ruptur spontan maupun episiotomi. Ruptur
perineum dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
faktor maternal, faktor janin, dan faktor penolong.
Salah satu dari faktor maternal tersebut adalah
perineum kaku. Kakunya perineum ini yang akan
menyebabkan ruptur perineum pada ibu. Salah
satu penyebab kakunya perineum ibu adalah ibu
Pelaksanaan
Senam Hamil
Melaksanakan
Tidak
Melaksanakan
Jumlah
Jumlah
23,53 %
26
76,47 %
34
100%
1
20
2
14
Jumlah
34
Ruptur Perineum
%
Ruptur
58,82 %
Tidak Ruptur
41,17 %
100%
PEMBAHASAN
Analisa Univariat
Pelaksanaan Senam Hamil
Senam hamil adalah suatu bentuk latihan
guna memperkuat dan mempertahankan elastisitas
otot-otot dinding perut, ligamen-ligamen serta otot
dasar panggul sehingga menuju persalinan yang
fisiologis ( Nurheti Yuliarti, 2010 :31).
Hasil penelitian didapatkan bahwa
pelaksanaan senam hamil pada ibu bersalin di
BPS B Bukittinggi tahun 2013 dari 34 ibu bersalin
hanya 10 orang (29,41%) yang melaksanakan
senam hamil dan 24 (70,58%) ibu bersalin lainnya
tidak ada melaksanakan senam hamil selama
kehamilannya.
Didukung juga oleh teori yang mengatakan
bahwa senam hamil dilakukan minimal 1 kali
seminggu untuk menuju persalinan yang lancar.
Menurut peneliti ada beberapa faktor yang
mempengaruhi ibu tidak melalakukan senam
hamil adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang
manfaat dari senam hamil tersebut, ibu malas
untuk pergi mengikuti senam hamil pada kelas ibu
hamil, pekerjaan ibu yang membuat ibu tidak
2.
Sebagian
besar
responden
(58,82%)
mengalami ruptur perineum di BPS B
Bukittinggi Tahun 2013.
3.
Saran
Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan mampu
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
peneliti dan Dapat menerapkan metodelogi
penelitian dalam melakukan penelitian.
Bagi Institusi Pendidikan
bidang
dan
DAFTAR PUSTAKA
1.