Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 14 No.

3, September 2022

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU POST


PARTUM TENTANG SENAM NIFAS DI PUSKESMAS SEMUNTUL
KEC. RANTAU BAYUR KAB. BANYUASIN TAHUN 2021

Oleh: Wulandari1, Meta Nurbaiti2


Puskesmas Semuntul Kab Banyuasin
Email : wulandari.keman@gmail.com
Program Studi Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
Email : meta.nurbaiti @gmail.com YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG SENAM NIFAS DI
ABSTRAK
PUSKESMAS SEMUNTUL
KEC.
Pada ibu post partumRANTAU BAYUR
involusi uterus merupakanKAB.
proses BANYUASIN
yang sangat pentingTAHUN 2021
karena ibu memerlukan perawatan
yang khusus, bantuan dan pengawasan demi pulihnya kesehatan seperti sebelum hamil. Salah satu indikator dalam proses
involusi adalah tinggi fundus uteri. Apabila fundus uteri beradaOleh:
di atas batas normal maka hal ini menandakan di dalam
rahim terjadi sesuatu. Salah satunya adalah perdarahan di dalam
Wulandari 1 rahim. Salah satu
, Meta Nurbaiti2 cara agar kontraksi uterus tetap baik
adalah dengan olahraga sederhana, yang bisa digunakan adalah senam nifas
Puskesmas Semuntul Kab Banyuasin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu post partum tentang
Email : wulandari.keman@gmail.com
senam nifas di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021. Penelitian dilaksanakan pada tanggal
26 April sampai 12 Juni 2021. Desain penelitian Keperawatan
Program Studi STIK
ini adalah kuantitatif Binapendekatan
dengan Husada Palembang
cross sectional. Populasi dalam
Email sampel
penelitian ini adalah ibu post partum dengan jumlah : meta.nurbaiti @gmail.com
73 responden. Analisis data dilakukan secara univariat dan
bivariat dengan menggunakan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukan hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan pendidikan dengan
Pengetahuan dengan nilai p value 0, 030< α (0,05), ada hubungan antara pekerjaan dengan Pengetahuan dengan nilai p
value 0, 038 < α (0,05) dan tidak ada hubungan antara umur dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas di
Puskesmas Semuntul Kec. Rantau Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021 dengan nilai p value 0, ,286 < α (0,05).
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk menambah kegiatan program KIA dengan
memberikan edukasi tentang senam hamil pada program puskesmas.

Kata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Umur, Pengetahuan, Senam Nifas

ABSTRACT
In post partum mothers, uterine involution is a very important process because the mother requires special care,
assistance and supervision to restore health as before pregnancy. One of the indicators in the process of involution is the
height of the uterine fundus. If the uterine fundus is above normal limits, this indicates that something is happening in the
uterus. One of them is bleeding in the uterus. One way to keep uterine contractions good is with simple exercise, which can
be used is puerperal gymnastics.
This study aims to determine the factors associated with post partum mother's knowledge about postpartum
gymnastics at the Semuntul Health Center, Kec. Rantau Bayur Kab. Banyuasin in 2021. The study was conducted from
April 26 to June 12, 2021. This study used a quantitative method with a cross sectional approach. The population in this
study were post partum mothers with a sample of 73 respondents. Data analysis was carried out univariate and bivariate
using Chi Square test.
The results showed that the Chi-Square test results showed that there was a relationship between education and
knowledge with a p value of 0.030 < (0.05), there was a relationship between work and knowledge with a p value of
0.038 < (0.05). and there is no relationship between age and Knowledge of Post Partum Mothers about Postpartum
Gymnastics at the Semuntul Health Center, Kec. Rantau Bayur Kab. Banyuasin in 2021 with a p value of 0, 0,286 < (0,05).
It is hoped that the results of this study can be used as input to increase the activities of the MCH program by
providing education about pregnancy exercise in the Puskesmas program.

Keywords : Education, Occupation, Age, Knowledge, Postpartum Gymnastics

1. PENDAHULUAN perdarahan pasca bersalin (20%), abortus (4%),


1.1 Latar Belakang dan lain-lain (13%) (SDKI, 2012). Menurut Ketua
Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal Komite Ilmiah International Conference on
merupakan salah satu unsur penentu status Indonesia Family Planning and Reproductive
kesehatan masyarakat. Indikator kesehatan Health (ICIFPRH), Meiwita Budhiharsana, hingga
maternal dan neonatal dapat diketahui dari Angka tahun 2019 AKI Indonesia masih tetap tinggi, yaitu
Kematian Ibu (AKI). Penyebab kematian maternal 305 per 100.000 kelahiran hidup. Padahal, target
di Indonesia dengan komplikasi kebidanan paling AKI Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 per
sering terjadi adalah hipertensi dalam kehamilan 100.000 kelahiran hidup. Masalah yang berkaitan
(32%), infeksi (31%), dengan kehamilan dan

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas Di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021, Wulandari dan Meta Nurbaiti 80
Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 14 No. 3, September 2022
dapat terhindari. Oleh karena itu sebaiknya senam
persalianan, termasuk AKI tidak dapat nifas dilakukan setelah melahirkan, teratur setiap
dilepaskan dari berbagai yang mempengaruhinya, hariny secara bertahap, sistematis, dan terus
antara lain status kesehatan ibu dan kesiapan untuk menerus (Hamnah, 2013).
hamil, pemeriksaan antenatal, pertolongan Manfaat melakukan senam nifas adalah
persalinan dan perawatan segera setelah pesalinan, memulihkan kembali kekuatan otot dasar panggul,
serta faktor sosial budaya (Susiana, 2019) mengencangkan otot-otot dinding perut dan
Pada ibu post partum involusi uterus perinium, membentuk sikap tubuh yang baik dan
merupakan proses yang sangat penting karena ibu mencegah terjadinya komplikasi. Komplikasi yang
memerlukan perawatan yang khusus, bantuan dan dapat dicegah sedini mungkin dengan
pengawasan demi pulihnya kesehatan seperti melaksanakan senam nifas adalah perdarahan post
sebelum hamil. Salah satu indikator dalam proses partum. Saat melaksanakan senam nifas terjadi
involusi adalah tinggi fundus uteri. Apabila fundus kontraksi otot-otot perut yang akan membantu
uteri berada di atas batas normal maka hal ini proses involusi yang mulai setelah plasenta keluar
menandakan di dalam rahim terjadi sesuatu. Salah segera setelah proses involusi (Sukma, 2017).
satunya adalah perdarahan di dalam rahim, ini Berdasarkan penelitian yang dilakukan
sangat berbahaya bila darah keluar dengan deras Halimah dan Ansar tahun 2018 yang berjudul
maka ibu kehilangan banyak darah sehingga dapat faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
terjadi shock sampai terjadi kematian. (Bintariadi, senam nifas di dapatkan, dari 78 orang ibu nifas
2004). Involusi adalah suatu proses dimana uterus yang ada di Rumah Sakit Siti Khadijah Kabupaten
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat Pinrang Makassar tentang manfaat senam nifas,
sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah hanya terdapat 4 orang ibu yang mengetahui
plasenta lahir akibat kontraksi otot- otot polos manfaat, sedangkan 74 lainnya tidak mengetahui
uterus. Involusi disebabkan oleh kontraksi dan manfaat senam nifas dikarenakan kurangnya
retraksi serabut otot uterus yang terjadi terus- pengetahuan dan kesibukan dengan pekerjaan
menurus. Apabila terjadi kegagalan involusi uterus masing-masing. Berdasarkan hasil tersebut
untuk kembali pada keadaan tidak hamil maka didapatkan kesimpulan bahwa senam nifas sangat
akan menyebabkan sub involusi. Gejala dari sub bermanfaat untuk pemulihan kondisi ibu setelah
involusi meliputi lochea menetap/merah segar, melahirkan dan dipengaruhi oleh faktor
penurunan fundus uteri lambat, tonus uteri lembek, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, kesehatan
tidak ada perasaan mules pada ibu nifas akibatnya ibu, motivasi, budaya dan peran dari tenaga
terjadi pendarahan (Anggraini, 2010). kesehatan.
Berdasarkan penyebabnya atonia uteri (50- Berdasarkan penelitian yang dilakukan
60%), retensio plasenta (16-17%), sisa plasenta Husanah dan Nurhafizah yang berjudul faktor yang
(23-24%), laserasi jalan lahir (4-5%), kelainan berhubungan dengan pengetahuan ibu nifas
darah (0,5-0,8%). Faktor predisposisi terjadinya tentang senam nifas di Bidan Praktek Mandiri
atonia uteri : uterus tidak berkontraksi, lembek Ernita Pekanbaru Tahun 2015, didapatkan hasil
terlalu regang dan besar, kelainan pada uterus Didapatkan hasil ada hubungan antara
seperti mioma uteri, solusio plasenta. Pendarahan pengetahuan dengan pendidikan, pekerjaan dan
yang masif berasal dari tempat implantasi plasenta, umur tentang senam nifas dengan nilai α 0.01 <
robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya 0.05, ada hubungan antara pengetahuan dengan
merupakan salah satu penyebab kematian ibu pekerjaan tentang senam nifas dengan nilai α 0.01
disamping perdarahan karena hamil ektopik dan < 0.05, ada hubungan antara pengetahuan dengan
abortus. Perdarahan yang menetes perlahan-lahan umur tentang senam nifas dengan nilai α 0.04 <
tetapi terus-menerus ini juga berbahaya. 0.05.
Perdarahan merupakan salah satu sebab utama Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada
kematian ibu dalam masa perinatal yaitu berkisar ibu-ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas
5-15% dari seluruh persalinan. Penyebab Semuntul pada tanggal 23 sampai 28 Maret 2021
terbanyak dari perdarahan post partum tersebut didapatkan sembilan dari 10 ibu tidak mengetahui
yaitu 50-60% karena kelemahan atau tidak adanya tentang manfaat senam hamil. Berdasarkan data
kontraksi uterus. diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
Salah satu cara agar kontraksi uterus tetap tentang faktor yang berhubungan dengan
baik adalah dengan sederhana, olahraga yang bisa pengetahuan ibu post partum tentang senam nifas
digunakan adalah senam nifas. Senam nifas adalah di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau Bayur Kab.
senam yang dilakukan ibu setelah melahirkan yang Banyuasin Tahun 2021.
bertujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan sirkulasi. Karena dengan senam 1.2 Tujuan Penelitian
nifas maka otot-otot yang berada pada uterus akan 1.2.1 Tujuan Umum
mengalami kontraksi dan retraksi yang mana Untuk Mengetahui faktor yang
dengan adanya kontraksi ini akan menyebabkan berhubungan dengan pengetahuan ibu post partum
pembuluh darah pada uterus yang meregang dapat tentang senam nifas di Puskesmas Semuntul Kec.
terjepit sehingga perdarahan Rantau Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021.

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas Di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021, Wulandari dan Meta Nurbaiti
81
Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 14 No. 3, September 2022

1.2.2 Tujuan khusus 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


1.2.2.1. Diketahuinya distribusi frekuensi 3.1. Analisis Univariat Variabel Dependent
pendidikan, pekerjaan dan umur ibu post Dan Independent
partum.
1.2.2.2. Diketahuinya distribusi frekuensi Tabel 1
pengetahuan ibu post partum tentang Distribusi Frekuensi Pendidikan, Pekerjaan , Umur
senam nifas Dan Pengetahuan
1.2.2.3. Diketahuinya hubungan pendidikan N Variabel Frekuensi Persentasi
o
dengan pengetahuan ibu post partum
1. Pendidikan
tentang senam nifas 1. Tinggi 44 60,3
1.2.2.4. Diketahuinya hubungan pekerjaan 2. Rendah 29 39,7
dengan pengetahuan ibu post partum
Jumlah 73 100
tentang senam nifas
2. Pekerjaan
1.2.2.5. Diketahuinya hubungan umur dengan 1.Tidak bekerja 59 80,8
pengetahuan ibu post partum tentang 2. Bekerja 14 19,2
senam nifas
Jumlah 73 100
3. Umur
1.3 Manfaat Penelitian 1. < 30 tahun 45 61,6
1.3.1. Bagi Puskesmas 2. > 30 tahun 28 38,4
Dapat dijadikan bahan masukan untuk Jumlah 73 100
menambah teori atau ilmu pengetahuan dibidang 4. 1. Pengetahuan
kesehatan serta bisa diaplikasikan tentang senam 17 23,3
2. Kurang baik
hamil pada ibu post partum di Puskesmas Semuntul. 56 76,7
3. Baik
Jumlah 73 100
1.3.2. Bagi STIK Bina Husada
Sebagai bahan rujukan dan pertimbangan bagi Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
penelitian selanjutnya, selain itu juga sebagai dari 73 responden didapatkan responden yang
pengaplikasikan ilmu yang di dapat selama berpendidikan rendah yaitu 44 (60,3 %), yang tidak
perkuliahan. bekerja yaitu 59 (80,8 %), responden yang berumur
< 30 tahun yaitu 45 (61,6%) dan responden yang
1.3.3. Bagi Peneliti memiliki pengetahuan kurang baik yaitu 17
Bagi peneliti, penilitian ini bermanfaat responden (23,3%).
dapat memberikan pengetahuan tentang Menurut Nursalam (2003) perilaku seseorang
pentingnya senam nifas bagi ibu post partum. akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk
bersikap berperan serta dalam pembangunan. Pada
2. METODE PENELITIAN umumnya makin tinggi pendidikan seseorang
Penelitian ini menggunakan desain makin mudah menerima informasi (Wawan, 2011).
penelitian dengan pendekatan potong silang (cross Pekerjaan adalah jenis kegiatan/pekerjaan yang
sectional). Dalam penelitian ini variabel digeluti dan merupakan sumber pendapatan utama
independennya adalah distribusi umur, pendidikan kepala keluarga. seseorang yang bekerja
dan pekerjaan. Sedangkan variabel dependennya (mempunyai penghasilan) memberikan kontribusi
adalah pengetahuan tentang senam nifas. besar pada kesejahteraan keluarga karena semakin
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas baik pekerjaan seseorang maka semakin besar juga
Semuntul Kabupaten Banyuasin pada tanggal 26 penghasilan dan semakin baik juga kesejahteraan
April sampai 12 Juni 2021. keluarganya. Masyarakat yang bekerja selalu
Teknik pengambilan sampel menggunakan berupaya untuk tetap sehat agar dapat melakukan
nonprobability sampling. Metode yang digunakan aktivitasnya sebagai pekerja. Sedangkan umur
purposive sampling dengan kriteria inklusi (Ibu yaitu usia kronologis dan usia biologis. Yang
post partum atau yang sudah pernah melahirkan, dimaksud dalam usia kronologis adalah usia
tanpa ada komplikasi, bersedia menjadi responden) berdasarkan kalender. Sedangkan yang dimaksud
dan kriteria eksklusi (melahirkan secara patologis pada usia biologis adalah usia yang ditentukan oleh
dan tidak bersedia menjadi responden). kondisi otak seseorang dimana ada seseorang yang
Pengumpulan data dilakukan dengan metode sudah terlihat amat tua tetapi masih mempunyai
wawancara menggunkan kuesioner. Analisis data daya pikir yang tajam.
meliputi analisis univariat dan bivariat (deskritif Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan
dan analitik) dengan menggunakan uji chi-square. merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas Di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021, Wulandari dan Meta Nurbaiti
82
Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 14 No. 3, September 2022
lebih tinggi, umumnya terbuka menerima perubahan
mata dan telinga. atau hal-hal guna pemeliharaan kesehatanya.
Semakin tinggi tingkat pendidikan formal, maka
3.2. Analisis Bivariat semakin baik pengetahuan tentang kesehatan,
Tabel 2. sehingga akan mematangkan pemahaman tentang
Hubungan antara Pendidikan dengan Pengetahuan kesehatan dan pengetahuan dapat mempengaruhi
Pengetahuan
Total
perilaku seperti kegiatan untuk meningkatkan hidup
Kurang p-
Pendidikan Baik Baik
value
sehat serta memelihara dan meningkatkan kesehatan
N % N % N % mereka sendiri
Rendah 14 10,2 30 33,8 44 100
Tabel 3.
Tinggi 3 6,8 26 22,2 29 100 0,030 Hubungan Antara Pekerjaan Dengan Pengetahuan
Jumlah 17 56 73 Pengetahuan
Pengetahuan p-
Pekerjaan Kurang Baik Baik
value
Pada tabel 1 diatas didapatkan responden yang N % N % N %
berpengetahuan kurang baik dengan pendidikan Tidak
15 13,7 44 45,3 59 100
rendah sebanyak 14 responden (10,2%) lebih tinggi Bekerja
dibandingkan dengan responden yang Bekerja 2 3,3 12 10,7 14 100 0,038
berpengetahuan kurang baik dengan pengetahuan Jumlah 17 56 73
tinggi sebanyak 3 responden (6,8%). Berdasarkan
hasil uji Chi-Square didapatkan p value 0,030 < α Pada tabel 2 diatas didapatkan responden
(0,05) menunjukkan bahwa ada hubungan yang berpengetahuan kurang baik dengan tidak
pendidikan dengan pengetahuan ibu post partum bekerja sebanyak 15 responden (13,7%) lebih
tentang senam nifas di Puskesmas Semuntul Kec. tinggi dibandingkan dengan responden yang
Rantau Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021. berpengetahuan kurang baik dengan yang bekerja
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan sebanyak 2 responden (3,3%). Berdasarkan hasil
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami uji Chi-Square didapatkan p value 0,038 < α (0,05)
sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin menunjukkan bahwa ada hubungan pekerjaan
tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula dengan pengetahuan ibu post partum tentang
mereka menerima informasi, dan pada akhirnya senam nifas di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021.
Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat Lingkungan pekerjaan dapat membuat
pendidikan yang rendah, maka akan menghambat seseorang memperoleh pengalaman dan
perkembangan sikap orang tersebut terhadap pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak
penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru langsung (Mubarak, 2012).
diperkenalkan (Mubarak, 2012). Sedangkan menurut Thomas yang dikutip
Menurut Nursalam (2003) perilaku seseorang oleh Nursalam (2013), pekerjaan adalah keburukan
akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
bersikap berperan serta dalam pembangunan. Pada kehidupannya dan keluarga. Pekerjaan bukan
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
mudah menerima informasi (Wawan, 2011). merupakan cara mencari nafkah yang
Penelitian yang dilakukan Nirwana yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.
berjudul Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Sedangkan bekerja merupakan kegiatan yang
Senam Nifas Di Klinik Cahaya Kecamatan Medan menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan
Timur Tahun 2018 didapatkan hasil mayoritas ibu mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
nifas berpengetahuan cukup sebanyak 12 responden keluarga (Wawan, 2011).
(40%) dan minoritas perbengetahuan baik sebanyak Penelitian yang dilakukan Halimah dan
7 responden (23,3%). Berdasarkan pendidikan Ansar tahun 2018 yang berjudul faktor-faktor yang
mayoritas yang berpengetahuan cukup yang mempengaruhi pelaksanaan senam nifas di
berpendidikan SMA sebanyak 6 responden (20%) dapatkan, dari 78 orang ibu nifas yang ada di
dan minoritas yang berpengetahuan baik yang Rumah Sakit Siti Khadijah Kabupaten Pinrang
berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 3 Makassar tentang manfaat senam nifas, hanya
responden (10%). Berdasarkan sumber informasi terdapat 4 orang ibu yang mengetahui manfaat,
mayoritas yang berpengetahuan baik pada tenaga sedangkan 74 lainnya tidak mengetahui manfaat
kesehatan sebanyak 6 responden (20%) dan senam nifas dikarenakan kurangnya pengetahuan
minoritas berpengetahuan baik pada media cetak dan kesibukan dengan pekerjaan masing-masing.
sebanyak 1 responden (3,3%). Berdasarkan hasil tersebut didapatkan kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, teori dan bahwa senam nifas sangat bermanfaat untuk
penelitian terkait, maka peneliti berpendapat bahwa pemulihan kondisi ibu setelah melahirkan dan
ada hubungan antara pendidikan dengan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, pendidikan,
pengetahuan. Karena tingkat pendidikan ibu yang pekerjaan, kesehatan ibu, motivasi, budaya dan
rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu peran dari tenaga kesehatan.
dalam menghadapi masalah kesehatan. Sedangkan Berdasarkan hasil penelitian, teori dan
ibu-ibu yang mempunyai tingkat pendidikan yang
Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas Di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021, Wulandari dan Meta Nurbaiti
83
Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 14 No. 3, September 2022
tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
penilitin terkait, maka peneliti berpendapat bahwa bertambah usia akan semakin berkembang pula
pekerjaan memang secara tidak langsung turut daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
andil dalam mempengaruhi tingkat pengetahuan pengetahuan yang diperolehnya semakin baik akan
seseorang. Hal ini dikarenakan pekerjaan tetapi dengan bertambahnya usia maka juga bisa
berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial menurunkan daya pikir, pekerjaan dan masalah
dan kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan sosial lainnya ataupun pengalaman sebelumnya bisa
budaya berhubungan erat dengan proses menjadi penghambat seseorang untuk menerima
pertukaran informasi. pengetahuan yang
baru.
Tabel 4.
Hubungan antara umur dengan pengetahuan 4. SIMPULAN DAN SARAN
Pengetahuan
Pengetah 4.1 Simpulan
Kurang uan
Umur Baik Baik p-value 1. Berdasarkan hasil analisis univariat
N % N % N %
menunjukkan gambaran distribusi frekuensi
dari 73 responden didapatkan responden yang
< 30 tahun 9 10,5 36 34,5 45 100
berumur < 30 tahun sebanyak 45 (61,6 %),
> 30 tahun 8 6,5 20 21,5 28 100 0,286 responden yang berpendidikan rendah
Jumlah 17 56 73 sebanyak 44 (60,3 %), responden yang tidak
bekerja sebanyak 59 (80,8 %).
Pada tabel 3 diatas didapatkan responden 2. Berdasarkan hasil analisis univariat
yang berpengetahuan kurang baik dengan tidak pengetahuan tentang senam nifas
bekerja sebanyak 15 responden (13,7%) lebih menunjukkan gambaran distribusi frekuensi
tinggi dibandingkan dengan responden yang dari 73 responden adalah memiliki
berpengetahuan kurang baik dengan yang bekerja pengetahuan baik sebanyak 56 (76,7 %).
sebanyak 2 responden (3,3%). Berdasarkan hasil 3. Hasil uji Chi-Square didapatkan p value 0,
uji Chi-Square didapatkan p value 0,286 > α (0,05) 030< α (0,05) menunjukkan bahwa ada
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan umur hubungan pendidikan dengan Pengetahuan
dengan pengetahuan ibu post partum tentang Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas di
senam nifas di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau Puskesmas Semuntul Kec. Rantau Bayur Kab.
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021. Banyuasin Tahun 2021.
Menurut Elisabeth BH yang dikutip dari 4. Hasil uji Chi-Square didapatkan p value 0, 038
Nursalam (2003), usia adalah umur individu yang < α (0,05) menunjukkan bahwa ada hubungan
terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang antara pekerjaan dengan Pengetahuan Ibu Post
tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin Partum Tentang Senam Nifas di Puskesmas
cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan Semuntul Kec. Rantau Bayur Kab. Banyuasin
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan Tahun 2021.
bekerja (Wawan, 2011). 5. Hasil uji Chi-Square didapatkan p value 0,
Dengan bertambahnya umur seseorang akan ,286 < α (0,05) menunjukkan bahwa tidak ada
mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis hubungan antara umur dengan Pengetahuan
(mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas di
terdiri atas empat kategori perubahan yaitu Puskesmas Semuntul Kec. Rantau Bayur Kab.
perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya Banyuasin Tahun 2021.
ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru.
Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi 4.2 Saran
organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf 4.2.1 Bagi Puskesmas Semuntul
berfikir seseorang menjadi semakin matang dan Diharapkan hasil penelitian ini dapat
dewasa (Mubarak, 2012). dijadikan bahan masukan untuk menambah
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian kegiatan program KIA dengan memberikan
yang dilakukan Husanah dan Nurhafizah yang edukasi tentang senam nifas.
berjudul Faktor Yang Berhubungan Dengan
pengetahuan Ibu Nifas Tentang Senam Nifas di 4.2.2 Bagi STIK Bina Husada
Bidan Praktek Mandiri Ernita Pekanbaru Tahun Diharapkan bagi institusi pendidikan hasil
2015, didapatkan hasil Didapatkan hasil ada penelitian ini dapat dijadikan refrensi bagi dosen
hubungan antara pengetahuan dengan pendidikan, untuk melakukan kegiatan penelitian dan
pekerjaan dan umur tentang senam nifas dengan pengabdian masyarakat.
nilai α 0.01 < 0.05, ada hubungan antara
pengetahuan dengan pekerjaan tentang senam nifas 4.2.3 Bagi Peneliti selanjutnya
dengan nilai α 0.01 < 0.05, ada hubungan antara Sebagai penerapan teori yang didapat
pengetahuan dengan umur tentang senam nifas selama menjadi mahasiswa dan
dengan nilai α 0.04 < 0.05. mengaplikasikannya di lapangan yang kemudian
Berdasarkan hasil penelitian, teori dan penelitian berguna dan bermanfaat serta dapat menambahkan
terkait, maka peneliti berpendapat bahwa usia atau wawasan dan pengetahuan dari
umur seseorang juga mempengaruhi terhadap daya

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas Di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021, Wulandari dan Meta Nurbaiti
84
Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 14 No. 3, September 2022
Wawan A. dan Dewi M. 2011. Pengetahuan, Sikap
hasil penelitian ini, sehingga dapat menjadi Dan Prilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
referensi tambahan tentang senam nifas. Medika.

DAFTAR PUSTAKA

Bintariadi, Bibin. 2008. Nifas Tinjauan Medis.

Halimah, Anshar. 2018. Faktor yang Mempengaruhi


Pelaksanaan Senam Nifas. Jurnal Media
Fisioterapi Politekhnik Kesehatan Makasar p-
ISSN: 2086-5973.

Hamnah, Salamah Ummu. 2013. Senam Nifas.


Husanah dan Nurhafiza. 2015. Faktor Yang
Berhubungan Dengan pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Senam Nifas Di Bidan Praktek
Mandiri Ernita Pekanbaru Tahun 2015. Jurnal
Kebidanan Stikes Tuanku Tambusai Riau

Kumalasari, dkk. 2012. Kesehatan Reproduksi untuk


Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Maryunarni, A., Sukaryati, Y. 2011. Senam Hamil,


Senam Nifas, dan Terapi Musik. Jakarta: CV.
Trans Info Media

Mitayani. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas.


Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak. (2012). Promosi Kesehatan. Jakarta:


Salemba Medika

Nirwana. 2014. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas


Tentang Senam Nifas Di Klinik Cahaya
Kecamatan Medan Timur Tahun 2014. Jurnal
Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 3, No. 2,
September 2017

Nugroho, Taufan. Nurrezki. Warnaliza, Desi. Wilis


2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas
(Askeb 3)-Yogyakarta: Nuha Medika.

Purwaningsih, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan


Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa


Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.

Sukma. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.


Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Survei Demografi dan Kesehatan


Indonesia (SDKI). (2012). Angka Kematian
Ibu. Diakses tanggal 2 Maret 2021. http://
surveidemografidankesehatanindonesiaSDKI.
Com)

Susiana Sali. 2019. Angka Kematian Ibu; Faktor


Penyebab dan Upaya Penanganannya. Info
Singkat . Pusat Penelitian Badan Keahlian
DPR RI.

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas Di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021, Wulandari dan Meta Nurbaiti
85
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI


EKSKLUSIF PADA BAYI DI PUSKESMAS RANOTANA WERU
Suharti J.F Mamangkey
Sefti Rompas
Gresty Masi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedoteran


Universitas Sam Ratulangi
Email : dewimamangkey26@gmail.com

Abstract : Breast Milk is the best food for babies, because the content of very special and perfect
its nutrition value, as well as in accoordance with the needs of the growing baby flower. During
breast feeding mothers need support one family support. During breast feeding mothers need
support on a family support. Familly support is a major external factors affect the success of
Exclusive breast milk. The Purpose of the research is known to support the family relationship
with exclusive breast feeding on infants in Clinic Ranotana Weru. Design Research is
descriptive research of correlative with the approach of Cross Sectional. Samples in this
research is the mother who has a baby aged 6-12 months as much as 103 respondents in the
method of is simple random sampling. The Result of the Research using statistical test of Chi-
Square with a confidence level of 95% (α=0,05%) obtained value p=0,000 < (α) 0,05%.
Research Findings of this study showed that there is a significant relationship between family
support with exclusive breast feeding on infants in Clinic Ranotana Weru.
Keywords : Family support, Exclusive breast milk

Abstrak : Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi, karena kandungan gizinya
sangat khusus dan sempurna serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. Selama Ibu
menyusui ibu membutuhkan dukungan salah satunya dukungan keluarga. Dukungan keluarga
merupakan faktor eksternal yang paling besar pengaruhnya terhadap keberhasilan ASI
Eksklusif. Tujuan Penelitian diketahui hubungan dukungan keluarga dengan pemberian asi
eksklusif pada bayi di Puskesmas Ranotana Weru. Desain Penelitian merupakan penelitian
deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah ibu
yang mempunyai bayi berusia 6-12 bulan sebanyak 103 responden secara metode simple
random sampling. Hasil Penelitian menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat
kepercayaan 95% (α=0,05%), didapatkan nilai p-value=0,000 < (α) 0,05%. Simpulan hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga
dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di Puskesmas Ranotana Weru.
Kata Kunci : Dukungan keluarga, Asi eksklusif

1
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

PENDAHULUAN 80%. Presentase pemberian ASI Eksklusif


Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik pada bayi 0-6 bulan di Sulawesi Utara pada
untuk bayi, karena kandungan gizinya tahun 2015 sebesar 55,7% dengan jumlah
sangat khusus dan sempurna serta sesuai bayi 0-6 bulan 116.506 dan yang
dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. mendapatkan ASI Eksklusif hanya 64.897
ASI mudah dicerna, karena selain bayi sedangkan target pencapaian ASI
mengandung zat gizi yang sesuai, juga Eksklusif Provinsi Sulawesi Utara adalah
mengandung enzim-enzim untuk 70%. Capaian ini sedikit lebih tinggi
mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dibandingkan pada tahun 2013 sebesar
dalam ASI tersebut. ASI mengandung zat- 51.2%, tahun 2012 sebesar 46,2%, dan
zat gizi berkualitas tinggi yang berguna tahun 2011 sebesar 45,9% (Kepmenkes,
untuk pertumbuhan dan perkembangan 2016).
kecerdasan bayi atau anak (Maryunani, Dukungan atau support dari orang
2012). lain atau orang terdekat, sangatlah berperan
The American Academy of dalam sukses tidaknya menyusui. Semakin
Pediatrics merekomendasikan ASI besar dukungan yang didapatkan untuk
eksklusif selama 6 bulan pertama dan terus menyusui maka akan semakin besar
selanjutnya minimal selama 1 tahun. World pula kemampuan untuk dapat bertahan
Health Organisation (WHO) dan United terus untuk menyusui. Dukungan suami
Nations Children’s Fund (UNICEF) maupun keluarga sangat besar
merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 pengaruhnya, seorang ibu yang kurang
bulan, menyusui dalam 1 jam pertama mendapatkan dukungan suami, ibu, adik,
setelah melahirkan, menyusui setiap kali atau bahkan ditakut-takuti, dipengaruhi
bayi mau dan tidak menggunakan botol atau untuk beralih ke susu formula (Proverawati
dot (Proverawati dan Rahmawati, 2010). 2010).
Pencapaian 6 bulan ASI Eksklusif Peneliti sebelumnya yaitu
bergantung pada keberhasilan inisiasi Anggorowati (2011) dengan judul
menyusui dini dalam satu jam pertama. hubungan antara dukungan keluarga
UNICEF menyatakan bahwa 30.000 dengan pemberian asi eksklusif pada bayi
kematian bayi di Indonesia dan 10 juta di Desa Bebengan Kecamatan Boja
kematian anak balita di dunia setiap tahun Kabupaten Kendal, menunjukkan hasil
bisa dicegah melalui pemberian ASI bahwa ada hubungan antara dukungan
Eksklusif (Depkes, 2007). keluarga dengan pemberian asi eksklusif
Roesli (2007) menyatakan bahwa pada bayi. Herlina Retnaningtyas Putri
dukungan keluarga merupakan faktor Raharjo (2012) dengan judul Hubungan
eksternal yang paling besar pengaruhnya Support System Keluarga dengan sikap ibu
terhadap keberhasilan ASI eksklusif. Ibu dalam pemberian asi eksklusif di Wilayah
menyusui membutuhkan dukungan dan Kerja Puskesmas Sukoharjo, menunjukkan
pertolongan, baik ketika memulai maupun hasil ada hubungan support system keluarga
melanjutkan menyusui hingga 2 tahun yaitu dengan sikap ibu dalam pemberian asi
dukungan dari keluarga terutama suami dan eksklusif. Pada jurnal Ayundha Rizky F
tenaga kesehatan (Proverawati dan (2010) dengan judul hubungan
Rahmawati, 2010). pengetahuan, sikap ibu dan dukungan
Berdasarkan data Profil Kesehatan keluarga terhadap pemberian asi eksklusif
Indonesia tahun 2016, jumlah bayi di pada bayi usia 6-12 bulan, dari hasil
Indonesia 0-6 bulan adalah 2.000.200 bayi, penelitian menunjukkan bahwa ada antara
sedangkan yang mendapatkan ASI sikap ibu dan dukungan keluarga terhadap
Eksklusif hanya 1.046.173 bayi atau pemberian asi eksklusif.
52,3%, sedangkan target pencapaian ASI Studi pendahuluan di Puskesmas
eksklusif nasional pada tahun 2016 adalah Ranotana Weru, bayi yang berumur 0-6

2
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

bulan pada bulan November 2017 adalah HASIL dan PEMBAHASAN


235 bayi, dan yang berumur 6-12 bulan Tabel 1. Distribusi Menurut Umur
pada bulan Desember 2017 adalah 255 bayi Umur n %
dan yang mendapatkan ASI Eksklusif <20 tahun 13 12,6
adalah 62 bayi dengan presentase 26,38% 21-25 tahun 48 44,6
dan target pencapaian ASI eksklusif di 26-30 tahun 30 29,1
Puskesmas Ranotana Weru yaitu 75%. Jika 31-35 tahun 12 11,7
dibandingkan dengan target yang harus Total 103 100
dicapai dari pencapaian ASI Eksklusif
(Sumber : Data Primer 2018)
Provinsi Sulawesi Utara yaitu 70% dan
pencapaian ASI Eksklusif di Puskesamas
Ranotana Weru yaitu 70%, maka hasil Berdasarkan Tabel 1, responden yang
tersebut jauh dari target. Berdasarkan terbanyak terdapat pada kelompok umur
wawancara dengan 5 orang ibu menyusui 21-25 tahun sebanyak 48 orang (44.6%)
pada tanggal 21 Desember 2017 di dan paling sedikit pada kelompok umur 31-
Puskesmas Ranotana Weru, di dapatkan 35 tahun yaitu 12 orang (11,7%)
data bahwa 2 ibu menyusui mengatakan
bahwa bayinya diberikan ASI saja tanpa
ada makanan lainnya sejak bayi lahir, dan 3 Tabel 2. Distribusi Menurut Pendidikan
ibu menyusui mengatakan bahwa bayinya Pendidikan n %
sudah diberikan makanan tambahan selain SD 4 3.9
ASI sejak bayi umur 3 bulan dikarenakan SMP 12 11,7
ibu bekerja, ASI yang tidak keluar lagi dan SMA 71 68,9

kurang mendapat perhatian, semangat, Perguruan 16 15,5

dorongan dan informasi dari keluarga Tinggi


ketika ibu mengalami masalah dalam Total 103 100
memberikan ASI. (Sumber : Data Primer 2018)

METODE PENELITIAN Berdasarkan Tabel 2, responden paling


Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif banyak pada tingkat pendidikan SMA
karena tujuan dari penelitian ini adalah
sebanyak 71 orang (68,9%).
untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel bebas (dukungan keluarga) dan
variabel terikat (pemberian asi ekslusif Tabel 3. Distribusi Menurut Dukungan
pada bayi). Penelitian ini menggunakan Keluarga
pendekatan cros-sectional yaitu Dukungan n %
menekankan waktu pengukuran/observasi Keluarga
data variabel independent dan dependent Baik 70 68,0
hanya satu kali pada suatu saat (Nursalam, Kurang p 32,0
2008).. Tempat dan waktu penelitian pada Total 103 100
bulan Desember 2017-Februari 2018 di (Sumber : Data Primer 2018)
Puskesmas Ranotana Weru. Populasi ibu
yang mempunyai bayi 6-12 bulan
Berdasarkan Tabel 3, yang mendapatkan
berjumlah 156 orang, sampel simple
random sampling, namun saat penelitian dukungan keluarga yang baik sebanyak 70
hanya terdapat 103 responden dikarenakan orang (68.0%).
terdapat 53 responden yang masuk dalam
kriteria eksklusi.

3
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

Tabel 4. Distribusi Menurut Pemberian dengan kematangan psikis atau mental


Asi Eksklusif (Siswono, 2004). Ditinjau dari pendidikan,
Pemberian n % responden paling banyak pada tingkat
Asi Eksklusif pendidikan SMA sebanyak 71 orang
Diberikan 47 45,6% (68,9%) dan paling rendah pada tingkat

Tidak 56 54,4% pendidikan SD yaitu 4 orang (3,9%).

Diberikan Sebagian besar tingkat pendidikan


Total 103 100 responden adalah SMA dimana dianggap
(Sumber : Data Primer 2018) lebih mudah menerima informasi. Menurut
Notoadmojo (2003), bahwa dengan
pendidikan tinggi maka seseorang akan
Berdasarkan tabel 4, responden yang
cenderung lebih mudah untuk menerima
memberikan asi eksklusif hanya 47 orang informasi baik dari orang lain maupun dari
(45,6%) sedangkan yang tidak memberikan media massa dan tingkat pendidikan akan
asi eksklusif ada 56 orang (54,4%). memengaruhi daya serap responden
terhadap informasi yang diterima.
Tabel 5. Distribusi Silang Dukungan Hasil distribusi dukungan keluarga,
Keluarga dengan Pemberian ASI yang mendapatkan dukungan keluarga
Eksklusif yang baik sebanyak 70 orang (68.0%) dan
yang mendapatkan dukungan kurang yaitu
Pemberian Asi Eksklusif 33 orang (32,0%). Dari hasil yang
P
Dukungan
Kurang 27 Tidak
48,2 6Diberikan
12.8 33Total32.0 didapatkan
dibandingkan ternyata
keluarga sebagian besar
yang kurang
0,000
Keluarga
Baik Diberikan
29 51,8 41 87,2 70 68.0 Value mendukung dikarenakan kurang
keluarga sangat mendukung ibu dalam
Total n
56 %
54.4 n
47 %
45,6 n
103 %
100 pengetahuan keluarga dan informasi
memberikan ASI eksklusif pada bayi

untuk menjalankan proses reproduksi dalam


(Sumber : Data Primer 2018) kaitannya dengan pemberian ASI eksklusif atau
laktasi serta didukung
Hasil uji hipotesis menggunakan uji Chi
Square pada tingkat kepercayaan 95%
(α=0,05%), menunjukkan ada hubungan
antara dukungan keluarga dengan
pemberian asi eksklusif pada bayi dimana
nilai p=0,000 lebih kecil dari 0,05%

Pembahasan
Berdasarkan distribusi menurut umur, umur
responden yang terbanyak terdapat pada
kelompok umur 21-25 tahun sebanyak 48
orang (44.6%) dan paling sedikit pada
kelompok umur 31-35 tahun yaitu 12 orang
(11,7%). Usia berkisar antara 20-35 tahun
termasuk dalam usia reproduksi sehat
(Manuaba, 2002). Pada golongan usia ini
organ reproduksi telah siap atau matang

4
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018
tentang manfaat memberikan ASI
eksklusif. Dukungan keluarga
adalah dukungan untuk memotivasi
ibu memberikan ASI saja kepada
bayinya sampai usia 6 bulan,
memberikan dukungan psikologis
kepada ibu dan mempersiapkan
nutrisi yang seimbang kepada ibu
(Sudiharto, 2007). Friedman dalam
Sudiharto (2007) menyatakan
fungsi dasar keluarga lain adalah
fungsi afektif, yaitu fungsi internal
keluarga untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial, saling
mengasuh, dan memberikan cinta
kasih serta saling menerima dan
mendukung.
Hasil penelitian yang
dilakukan, responden yang
memberikan asi eksklusif hanya 47
orang (45,6%) sedangkan yang
tidak memberikan asi eksklusif ada
56 orang (54,4%). Pemberian ASI
eksklusif adalah ibu hanya
memberikan ASI saja sejak lahir
sampai usia 6 bulan tanpa tambahan
apapun kecuali vitamin dan obat.
Presentase pemberian ASI eksklusif
di

5
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

Puskesmas Ranotana Weru hanya (45,6%), selama 6 bulan misalnya memberikan


hal tersebut masih jauh dari target penyuluhan dan edukasi dari keluarganya
pemberian ASI eksklusif secara nasional maupun dari petugas kesehatan akan
maupun (80%) dan target pencapaian terdorong untuk memberikan ASI eksklusif
Puskesmas Ranotana Weru (75%). dibandingkan yang tidak pernah
Sebagian besar responden yang tidak mendapatkan informasi atau dukungan dari
memberikan ASI eksklusif disebabkan keluarganya sehingga peran keluarga
karena ASI belum keluar dan kekhawatiran sangat penting untuk keberhasilan
ibu karena ASI yang keluar masih sedikit pemberian ASI eksklusif. Dukungan
dan ibu yang bekerja sampai malam instrumental yang didapatkan dari petugas
sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi. kesehatan atau keluarga terutama orang tua
Pemberian ASI eksklusif tidak akan atau mertua ibu diantaranya adalah dengan
membuat bayi kurang gizi selama 6 bulan memasakkan makanan bergizi yang dapat
pertama, bahkan ibu yang gizinya kurang memperlancar ASI, mengajarkan ibu cara
baik sekalipun masih dapat memberikan menyusui yang benar juga mengajarkan ibu
ASI yang cukup tanpa makanan tambahan untuk cara merawat payudara yang benar.
lain. Ibu juga yang menanyakan masalah apa
Hasil uji hipotesis menggunakan uji yang dihadapi selama menyusui serta
Chi Square pada tingkat kepercayaan 95% mendapatkan nasehat dari keluarga ataupun
(α=0,05), menunjukkan ada hubungan yang petugas kesehatan, untuk memberikan ASI
signifikan antara dukungan keluarga untuk bayinya yang merupakan wujud dari
dengan pemberian asi eksklusif pada bayi dukungan penilaian.
di Puskesmas Ranotana Weru, dimana nilai Dukungan emosional yang
p=0,000 lebih kecil dari α=0,05. didapatkan dari petugas kesehatan dan
Berdasarkan hasil tabulasi silang dapat keluarga, berupa mendengarkan keluhan-
diketahui bahwa sebanyak 70 responden keluhan ibu selama menyusui, memotivasi
dengan keluarga baik ada 29 responden dan menyemangatkan ibu untuk tidak takut
yang tidak memberikan ASI-nya secara terjadi perubahan fisik misalnya gemuk dan
eksklusif, hal ini mungkin di karenakan meyakinkan bahwa ibu dapat memberikan
adanya faktor-faktor lain yang ASI ekslusif selama 6 bulan.. Secara teoritis
mempengaruhi ibu untuk tidak memberikan seorang ibu yang pernah mendapat nasehat
ASI yaitu ibu bekerja sampai larut malam, atau penyuluhan tentang ASI dari
kurangnya produksi ASI atau faktor sosial keluarganya dapat memengaruhi sikapnya
budaya/kebiasaan yang keliru karena pada saat ibu tersebut harus menyusui
masyarakat disana sering memberikan susu sendiri bayinya (Rahmawati, 2010).
formula/makanan pendamping SUN Penelitian ini juga sejalan dengan teori yang
sebelum waktunya. Dan sebanyak 33 menyatakan bahwa lingkungan
responden dengan dukungan keluarga berpengaruh terhadap keberhasilan dalam
kurang ada yang memberikan ASI eksklusif pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian
sebanyak 6 orang, walaupun jumlahnya ini sejalan dengan hasil penelitian oleh
sedikit itu dikarenakan bahwa ibu Anggorowati (2011) dengan judul
mendengarkan informasi-informasi yang Hubungan Dukungan Keluarga dengan
disampaikan oleh petugas kesehatan ketika Pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Desa
berkonsultasi ke Puskesmas dan motivasi Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten
dalam diri ibu itu sendiri bahwa Kendal menunjukkan bahwa ada hubungan
memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan antara dukungan keluarga dengan
dapat mencukupi nutrisi bayi. pemberian ASI Eksklusif pada bayi.
Ibu yang mendapatkan dukungan
informasional berupa informasi tentang
pentingnya pemberian ASI eksklusif

6
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

SIMPULAN Maryunani, (2012). Inisiasi Menyusui Dini,


Berdasarkan penelitian yang telah ASI Eksklusif dan Manajemen
dilakukan tentang dukungan keluarga Laktasi. Jakarta: CV. Trans Info
dengan pemberian asi ekslusif pada bayi Media.
yang dilakukan di Puskesmas Ranotana
Manuaba, (2002). Ilmu Kebidanan,
Weru didapatkan sebagian besar responden Penyakit Kandungan dan KB Untuk
mendapatkan dukungan keluarga baik Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
terhadap pemberian asi eksklusif, sehingga
terdapat hubungan yang signifikan antara Notoadmodjo, S (2010). Metodologi
dukungan keluarga dengan pemberian asi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
ekslusif pada bayi. Rineka Cipta.

Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan


DAFTAR PUSTAKA Metodologi Penelitian Ilmu
Anggorowati, (2011). Hubungan antara Keperawatan Pedoman Skripsi,
Dukungan Keluarga dengan Tesis dan Instrumen Penelitian
Pemberian Asi Eksklusif pada bayi Keperawatan. Edisi 2: Jakarta:
di Desa Bebengan Kecamatan Boja Selemba Medika.
Kabupaten Kendal. (diakses tanggal
14 Desember 2017) Proverawati dan Rahmawati (2010). Kapita
Selekta ASI dan
Ayundha F. Rizky, (2010). Hubungan Menyusui.Yogyakarta : Nuha
Pengetahuan, Sikap Ibu dan Media.
Dukungan Keluarga Terhadap
Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan
Usia 6-12 Bulan. Skripsi. Keluarga Dengan Pendekatan
Universitas Airlangga. (diakses Keperawatan Transkultural; editor,
tanggal 17 Desember 2017) Esty Whayuningsih. Jakarta: EGC

Depkes RI. Depertemen Kesehatan


Republik Indonesia. (2007).
Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan Konseling Menyusui dan
Pelatihan Fasilitator Konseling
Menyusui. Jakarta.

Herlina Retnangtyas Putri Raharjo (2012).


Hubungan Support System
Keluarga dengan Sikap Ibu dalam
Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sukoharjo Tahun
2012. Program Studi Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah, Surakarta.
(diakses tanggal 17 Desember 2017)

Anda mungkin juga menyukai