Anda di halaman 1dari 22

Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No.

2 Oktober 2022
Universitas Ubudiyah Indonesia e-ISSN
: 2615-109X

Pengaruh Pemberian Kompres Daun Kubis Terhadap Pembengkakan


Payudara Pada Ibu Pospartum di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya
Kota Banda Aceh

The Effect of Cabbage Leaf Compress on Breast Swelling on Postpartum


Mothers in Banda Raya Community Health Center Working Area of Banda
Aceh
Municipality

Riska Rahmayana1, Mulyatina1, Fauziah1


Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh Besar, Indonesia
Koresponding Penulis: Riskaarahmayana@gmail.com

Abstrak
Payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat dapat menyebabkan payudara menjadi
merah, panas, terasa sakit, akhirnya terjadi mastitis. Puting lecet akan memudahkan
masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak, maka dari pemberian kompres daun
kubis dapat menjadi alternatif dalam menurunkan pembengkakan payudara. Tujuan penelitian
untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres daun kubis terhadap pembengkakan
payudara pada ibu pospartum Di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh.
Desain penelitian eksperimen semu (quasi experimen) dengan rancangan penelitian adalah
pretest-posttest control group design. Populasi penelitian yaitu 10 ibu post partum. Jumlah
sampel sebanyak 10 responden. Penelitian ini dilakukan tanggal 03 Juni s.d 15 Juni tahun
2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dari 10 responden yang skala pembengkakan
payudara sebelum diberikan kompres daun kubis pada ibu pospartum mengalami
pembengkakan payudara dengan skala 4 sebesar 60,0% dan skala 5 sebesar 30,0%. Setelah
diberikan kompres daun kubis pada ibu pospartum mengalami pembengkakan payudara lebih
banyak hanya skala 4 sebesar 80,0% dan skala 3 sebesar 20,0%. Hasil uji statistik
memperlihatkan nilai uji Wilcoxon dengan nilai P value 0,046 yang artinya ada pengaruh
sebelum dan setelah diberikan kompres daun kubis terhadap pembengkakan payudara pada
ibu pospartum di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh Tahun 2022.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh diberikan kompres daun kubis terhadap
pembengkakan payudara pada ibu pospartum di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya Kota
Banda Aceh Tahun 2022. Disarankan bagi puskesmas agar petugas puskesmas melakukan
skrining kesehatan, home care serta lebih aktif dalam meningkatkan keikutsertaan ibu post
partum dalam melakukan kunjungan selama masa nifas untuk mendapat informasi serta
mendeteksi masalah-masalah yang dialami ibu selama masa nifas khususnya pada
pembengkakan payudara.

Kata kunci: Daun Kubis, Pembengkakan Payudara, Postpartum


Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 2 Oktober 2022
Universitas Ubudiyah Indonesia e-
ISSN : 2615-109X

Abstract
The Swollen breast which is not fed adequately may cause red, hot, and painful streak
on the breast and eventually it may lead to mastitis. Moreover, sore nipples may cause germs
contamination and swollen breast. Therefore, cabbage leaf compress is suggested as one of
the alternatives to reduce breast swelling. The purpose of the study was to find out the effect
of cabbage leaf compress on swelling breast of the postpartum mothers in Banda Raya
Community Health Center of Banda Aceh Municipality. This research was Quasi-
experimental research in which pretest-posttest control group was involved. The population
of this research

694
were 10 postpartum mothers. The total samples were 10 respondents. This research was
conducted from June 3 to June 15 2022. Among 10 respondents, 60% of them experienced 4
level breast swelling scale, and 30% of them experienced 5 level breast swelling scale before
cabbage leaf compress. In comparison, after cabbage leaf compress was given, only 80% of
them experienced breast swelling on 4 level scale and 20% of them experienced breast
swelling on level 3. The statistical Wilcoxon test showed that 0.046 P-value which means that
there is an effect before and after cabbage leaf compress on breast swelling on postpartum
mothers in Banda Raya Community Health Center Working Area of Banda Aceh Municipality
in 2022. The conclusion in this study was that there is the effect of compress cabbage leaves
on breast engorgement on postpartum mothers in Banda Raya Community Health Center of
Banda Aceh Municipality in 2022. It was recommended to the Community Health Center
officers to carry out health screening and home care. It was also expected that they can be
more active in involving the participation of postpartum mothers and visit them during
postpartum period in order to obtain information and problems related to breast
engorgement. experienced by mothers during the puerperium.

Keywords: Cabbage Leaf, Breast Swelling, Post-Partum

PENDAHULUAN
Menyusui merupakan peristiwa alamiah bagi seorang perempuan yang bermanfaat
untuk ibu dan bayi. Masalah menyusui yang sering timbul pada masa pasca persalinan dini
(masa nifas atau laktasi) adalah pembengkakan payudara (breast engorgement) atau disebut
juga bendungan ASI. Pembengkakan payudara merupakan pembendungan air susu karena
penyempitan duktus laktiferus atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan dengan
sempurna.(Wulan, 2017)
Namun pada kenyataannya, ibu yang memiliki bayi baru lahir tidak semua menyusui
bayinya dengan baik oleh karena berbagai alasan seperti ASI belum keluar, bayinya terpisah
karena mengalami kondisi resiko tinggi yang perlu penanganan lebih, ibu merasa nyeri saat
menyusui, kondisi ini menyebabkan penundaan pemberian ASI, penundaan pemberian ASI
dapat menimbulkan masalah pada ibu yaitu: terjadinya penumpukan ASI dalam payudara,
sehingga menimbulkan pembengkakan.(Fitriani, 2014) Pembengkakan payudara berdampak
pada psikologis ibu: seperti rasa sakit, cemas karena tidak dapat menyusui, kondisi ini akan
menyebabkan masalah psikologis pada ibu yaitu ibu akan merasa tidak mampu menyusui
bayi dan merasa cemas yang berdampak pada semakin menurunnya produksi ASI. Sebagai
695
Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 2 Oktober 2022
Universitas Ubudiyah Indonesia e-
ISSN : 2615-109X

alternatif ibu akan mengambil keputusan untuk memberikan susu formula pada bayinya untuk
menggantikan ASI.(Bahiyatun, 2017)
Masalah yang timbul selama masa menyusui dapat dimulai sejak masa pasca persalinan
dini (masa nifas atau laktasi) berupa payudara bengkak/bendungan ASI atau engorgement,
engorgement kebanyakan terjadi pada hari kedua sampai hari kesepuluh postpartum, sebagian
besar ibu merasakan payudara bengkak, keras, dan terasa panas.(Naviri, 2018)
Payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat dapat menyebabkan payudara
menjadi merah, panas, terasa sakit, akhirnya terjadi mastitis. Puting lecet akan memudahkan
masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak. Pakaian dalam yang terlalu ketat,
mengakibatkan segmental engorgement.(Manuaba, 2015)

Saat ini penanganan masalah pembengkakkan pada ibu dilaksanakan dengan cara
perawatan payudara dengan melakukan pengurutan pada payudara ibu yang bengkak.
Intervensi ini sering menyebabkan ibu merasa tidak nyaman dan rasa sakit yang luar biasa
saat pemijatan dan dapat menyebabkan kerusakan pada anatomis payudara ibu. Beberapa ahli
menyatakan bahwa prosedur ini kemungkinan dapat menyebabkan kerusakan pada alveoli di
payudara.(Rutiani, 2016)
Intervensi untuk meringankan gejala pembengkakan payudara sangat dibutuhkan.
Beberapa cara untuk mengurangi pembengkakan payudara yaitu secara farmakologis maupun
non farmakologis. Penanganan secara non farmakologis dapat dilakukan dengan akupuntur,
perawatan payudara tradisional (kompres panas dikombinasikan dengan pijatan), daun kubis,
kompres panas dan dingin secara bergantian, kompres dingin, dan terapi ultrasound.(Nanny,
2016)
Kompres kubis terbukti menurunkankan pembengkakan pada area tubuh yang
mengalami bengkak namun apakah kompres kubis pada payudara yang bengkak juga sama
efektifnya dalam menurunkan pembengkakan payudara.(Astutik, 2016)
Kubis mengandung asam amino metionin yang berfungsi sebagai antibiotik dan
kandungan lain seperti sinigrin (Allylisothiocyanate), minyak mustard, magnesium, Oxylate
heterosides belerang yang dapat membantu memperlebar pembuluh darah kapiler sehingga
meningkatkan aliran darah untuk keluar masuk melalui daerah tersebut dan memungkinkan
tubuh untuk menyerap kembali cairan yang terbendung dalam payudara tersebut. Selain itu
daun kubis juga mengeluarkan gel dingin yang dapat menyerap panas yang ditandai dengan
klien merasa lebih nyaman serta daun kubis menjadi layu/matang setelah penempelan.(Yopi,
2019)
Di dunia, ibu yang mengalami masalah menyusui sekitar 17.230.142 juta jiwa yang
terdiri dari puting susu lecet 56,4%, pembengkakan payudara 36,12% dan mastitis 7,5%,
WHO memperkirakan lebih dari 1,4 juta orang terdiagnosis menderita mastitis.(WHO, 2019)
Laporan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2020 menunjukkan bahwa 67,7%
bayi diberikan ASI eksklusif. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif terendah yaitu Papua
Barat 41,1%, Papua 41,4%, Maluku 43,3% dan Aceh 55,2%.(Kemenkes RI, 2020)
Laporan Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2020 menunjukkan bahwa cakupan pemberian
ASI eksklusif sebesar 55,2%. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif terendah yaitu Aceh
Barat Daya 24%, Sabang 28%, Pidie 40% dan Banda Aceh 57,9%.(Dinkes Aceh, 2020)
696
Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 2 Oktober 2022
Universitas Ubudiyah Indonesia e-
ISSN : 2615-109X

Laporan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Tahun 2020 menunjukkan bahwa 57,9%
bayi diberikan ASI eksklusif. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif terendah yaitu
Puskesmas Banda Raya 43%, Puskesmas Lampaseh 44%, Puskesmas Jaya Baru 51% dan
Puskesmas Meuraxa 56%.(Dinkes Kota Banda Aceh, 2020)
Laporan Puskesmas Banda Raya pada tahun 2021 pada bulan Januari sampai dengan
November Tahun 2021 menunjukkan adanya ibu bersalin sebanyak 438 ibu. Pada bulan
November tahun 2021 ada sebanyak 49 ibu melahirkan ketika melakukan kunjungan pasa
melahirkan ke puskesmas, ibu yang memiliki keluhan pembengkakan payudara yaitu
sebanyak 15 ibu post partum yang mengalami pembengkakan payudara yang dikarenakan
selama hamil ibu tidak melakukan perawatan payudara sehingga ketika melahirkan ibu
mengalami masalah pembengkakan payudara yang disebabkan ASI tidak keluar dengan
lancar, putting susu yang tidak menonjol dan salah dalam menyusui bayi sehingga terjadi
pembendungan ASI pada payudara sehingga payudara terasa keras, sakit, dan panas. Adapun
penanganan yang dilakukan oleh bidan ialah memberikan obat penurun demam jika ibu
mengalami demam dan memberikan pijat laktasi pada ibu namun terkadang ibu merasa tidak
nyaman dan sakit.
Berdasarkan Observasi awal dengan mewawancarai 10 ibu post partum yang datang
berkunjung ke Puskesmas Banda Raya diketahui 7 ibu diantaranya memiliki keluhan yaitu
mengalami pembengkakan payudara seperti bengkak, nyeri dan terkadang ibu mengalami
demam sehingga ibu tidak dapat menyusui anak dengan baik, untuk mengurangi
pembengkakan pada payudara ibu hanya melakukan pijat laktasi ataupun obat penghilang
nyeri atau demam. Untuk alternatif lain seperti kompres kubis belum pernah dilakukan oleh
ibu. Sedangkan 3 ibu post partum mengalami pembengkakan payudara hanya sesaat namun
setelah anaknya disusui, pembengkakan payudara tidak terjadi lagi.
Dengan demikian peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Pemberian Kompres Daun
Kubis Terhadap Pembengkakan Payudara Pada Ibu Pospartum Di Wilayah Kerja Puskesmas
Banda Raya Kota Banda Aceh Tahun 2022”.

METODE PENELITIAN
Desain penelitian eksperimen semu (quasi experimen) dengan rancangan penelitian
adalah pretest-posttest control group design menggunakan one group. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua ibu yang mengalami pembengkakan payudara pada ibu
pospartum. Berdasarkan Laporan Puskesmas Banda Raya Pada bulan November tahun 2021
ada sebanyak 49 ibu melahirkanTeknik pengambilan sampel dengan accidental sampling
Sampel penelitian yaitu 10 ibu post partum. Penelitian ini dilakukan tanggal 03 sampai
dengan 15 Juni tahun 2022. Analisis data menggunakan uji deskriptif dan uji T Paired test..

697
Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 2 Oktober 2022
Universitas Ubudiyah Indonesia e-
ISSN : 2615-109X

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Data Demografi
No Jenis Kategori Frekuensi Persentasi
(f) (%)
≤ 25 tahun 5 50,0

Total 10 100
Pekerjaan Responden IRT 10 100,0
Total 10 100
Jumlah Persalinan Ke Primipara 3 30,0
Multipara 7 70,0

Umur Responden
> 25 tahun 5 50,0

Total 10 100
Tidak 10 100,0
Konsumsi Obat dalam menurunkan intensitas nyeri
Total 10 100
Sumber : Data primer (diolah tahun 2022)

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa responden dengan usia ibu > 25 tahun dan <
25 tahun sama banyak sebesar 50,0%, responden dengan pekerjaan IRT sebesar 100%,
responden yang persalinan multipara yaitu sebesar 70,0% dan responden tidak konsumsi obat
dalam pembengkakan payudara lebih banyak sebesar 100,0%.
Tabel 2. Analsis Unvariat
No Variabel Kategori
f %
1 Pembengkakan Payudara Skala 3 1 10,0 Sebelum Diberikan Kompres Skala 4 6 60,0
Daun Kubis Skala 5 3 30,0
2 Pembengkakan Payudara Skala 3 2 Sesudah Diberikan Kompres Skala 4 8
80,0
Daun Kubis Skala 5 0 0

698
Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 2 Oktober 2022
Universitas Ubudiyah Indonesia e-
ISSN : 2615-109X

Sumber : Data primer (diolah tahun 2022)

Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa dari 10 responden yang skala pembengkakan


payudara sebelum diberikan kompres daun kubis pada ibu pospartum di Wilayah Kerja
Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh Tahun 2022. Responden mengalami
pembengkakan payudara dengan skala 4 lebih banyak 6 responden atau sebesar 60,0%
dibandingkan dengan responden yang mengalami pembengkakan payudara skala 5 sebanyak
3 responden atau sebesar 30,0% dan skala 3 sebanyak 1 responden atau sebesar 10,0%.
Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa dari 10 responden yang skala pembengkakan
payudara setelah diberikan kompres daun kubis pada ibu pospartum di Wilayah Kerja
Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh Tahun 2022. Responden mengalami
pembengkakan payudara dengan skala 4 lebih banyak 8 responden atau sebesar 80,0%
dibandingkan dengan responden yang mengalami pembengkakan payudara skala 3 sebanyak
2 responden atau sebesar 20,0%.
Tabel 3. Analisis Bivariat No Variabel N Mean Sum of P value Rank
Ranks

1 Skala pembengkakan Negatif 0 0,00 0,00 0,046


payudara sebelum Rank
diberikan kompres daun
kubis – setelah Positif 4 2,50 10,00
diberikan kompres daun Rank
6
kubis
Ties

Tabel di atas memperlihatkan bahwa rata-rata pembengkakan payudara sebelum


dan setelah diberikan kompres daun kubis pada ibu post partum mengalami perubahan
dengan nilai rata-rata 2,50. Hasil uji statistik memperlihatkan nilai uji Wilcoxon dengan
nilai P value 0,046 yang artinya ada pengaruh sebelum dan setelah diberikan kompres
daun kubis terhadap pembengkakan payudara pada ibu pospartum di Wilayah Kerja
Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh Tahun 2022.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dengan ibu postpartum pada hari nifas kedua tentang
pembengkakan payudara, maka diketahui bahwa terjadi pembengkakan payudara terjadi 30%
pada ibu yang persalinan pertama kali (primipara) karena ibu belum memahami bagaimana
cara merawat payudara yang benar selama hamil dan pasca persalinan sehingga ada ibu
dengan puting payudara yang tersumbat tidak bisa mengeluarkan ASI, ibu dengan usia < 25
tahun sebanyak 50% tidak memahami dengan baik cara menyusui anak yang baik, hal ini
terjadi pada ibu primipara sehingga anak tidak dapat menyusui secara adekuat yang
menyebabkan ASI terus membendung pada payudara. Sedangkan ibu dengan multipara 70%
memahami cara merawat payudara agar tidak terjadi pembengkakan walaupun
699
Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 2 Oktober 2022
Universitas Ubudiyah Indonesia e-
ISSN : 2615-109X

pembengkakan terjadi ibu tetap berusaha secepatnya menyusui anak dengan baik agar
pembengkakan payudara cepat berkurang.
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dari tanggal 03 Juni sampai dengan 15 Juni
tahun 2022. Berdasarkan hasil univariat diketahui bahwa dari 10 responden yang skala
pembengkakan payudara sebelum diberikan kompres daun kubis pada ibu pospartum di
Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh Tahun 2022. Responden mengalami
pembengkakan payudara dengan skala 4 lebih banyak 6 responden atau sebesar 60,0%
dibandingkan dengan responden yang mengalami pembengkakan payudara skala 5 sebanyak
3 responden atau sebesar 30,0% dan skala 3 sebanyak 1 responden atau sebesar 10,0%.
Sedangkan dari 10 responden yang skala pembengkakan payudara setelah diberikan kompres
daun kubis pada ibu pospartum di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh
Tahun 2022. Responden mengalami pembengkakan pyudara dengan skala 4 lebih banyak 8
responden atau sebesar 80,0% dibandingkan dengan responden yang mengalami
pembengkakan payudara skala 3 sebanyak 2 responden atau sebesar 20,0%.
Berdasarkan hasil uji wilcoxon diketahui bahwa rata-rata pembengkakan payudara
sebelum dan setelah diberikan kompres daun kubis pada ibu post partum mengalami
perubahan dengan nilai rata-rata 2,50. Hasil uji statistik memperlihatkan nilai uji Wilcoxon
dengan nilai P value 0,046 yang artinya ada pengaruh sebelum dan setelah diberikan kompres
daun kubis terhadap pembengkakan payudara pada ibu pospartum di Wilayah Kerja
Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh Tahun 2022.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Miftakhur (2019)
tentang “Efektivitas Kompres Daun Kubis (Brassica Oleracea) terhadap Skala
Pembengkakan Payudara pada Ibu Post Partum di PMB Endang Kota Kediri”. Hasil
penelitian menggunakan uji wilcoxon karena berdistribusi tidak normal. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada efektivitas pemberian kompres daun kubis (brassica oleracea)
terhadap skala pembengkakan payudara pada ibu post partum dapat dilihat dari penurunan
pembengkakan payudara sebelum diberikan kompres daun kubis (brassica oleracea) yaitu
skala 4, sesudah diberikan kompres daun kubis (brassica oleracea) pembengkakan payudara

menjadi skala 1 dengan p-value 0,000 ( = 0,05). Kompres daun kubis (brassica oleracea)
dapat digunakan sebagai terapi untuk menurunkan skala pembengkakan dan mencegah
terjadinya pembengkakan payudara pada ibu post partum.(Miftakhur, 2019)
Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa penurunan skala
pembengkakan payudara setelah diberikan kompres daun kubis disebabkan kandungan sulfur
yang tinggi sehingga diyakini dapat mengurangi pembengkakan dan peradangan payudara.
Daun kubis mengandung sinigrin (allylisothiocyanate) rapine, mustardoil, magnesium,
oxylate, dan sulfur dan memiliki sifat antibiotik, anti-iritasi, dan anti inflamasi. Kandungan
daun kubis membantu dalam meningkatkan perfusi darah ke daerah pembengkakan,
melebarkan kapiler dan bertindak sebagai penghalau counter sehingga mengurangi
pembengkakan dan peradangan payudara sehingga susu mengalir.. daun kubis efektif untuk
mengurangi pembengkakan payudara. Daun kubis lebih efektif dan memberikan efek
pemulihan yang cepat pada pembengkakan payudara serta murah dan mudah diperoleh.
(Zuhana, 2017)
700
Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 2 Oktober 2022
Universitas Ubudiyah Indonesia e-
ISSN : 2615-109X

Terjadi penurunan derajat pembengkakan karena adanya respons menghisap bayi.


Proses reflek aliran (let down reflect) dimulai bersama dengan pembentukan prolaktin oleh
hipofisis anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofisis posterior
(neurohipofisis) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui darah hormon ini diangkut
menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi uterus sehingga terjadi involusi dari organ
tersebut. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli lalu
masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut
bayi. Pada saat terjadinya respon pengeluaran ASI dari payudara yang bengkak, volume ASI
dalam payudara berkurang sehingga menjadikan ketegangan payudara berkurang dan tidak
bengkak lagi.(Marni, 2016)
ASI yang tidak diberikan secara adekuat akan mengakibatkan terjadinya pembengkakan
pada payudara, sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus laktoferus. Hal ini dapat
terjadi pada hari ke tiga setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan bra yang ketat serta
keadaan puting susu yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus.
Kandungan kubis mempunyai sifat antibiotik dan anti-inflamasi yang dapat membantu
memperlebar pembuluh darah kapiler, sehingga meningkatkan aliran darah untuk keluar
masuk dari daerah tersebut, dan memungkinkan tubuh untuk menyerap kembali cairan yang
terbendung dalam payudara tersebut. Kubis mempunyai kandungan asam amino glutamin
yang bersifat sebagai antibiotik dan anti-inflamasi karena kandungan yang terdapat
didalamnya sehingga dapat membantu pelebaran pembuluh darah kapiler.(Anggraini, 2017)
Asumsi peneliti berdasarkan hasil penelitian bahwa daun kubis (brassica olerace)
memiliki efektivitas dalam mengurangi pembengkakan payudara pada ibu post partum karena
daun kubis (brassica olerace) mengeluarkan gel dingin yang dapat menyerap panas dan
mengurangi pembengkakan. Karena kandungan yang terdapat dalam daun kubis sehingga
terjadi proses pelebaran aliran pembuluh darah kapiler untuk mengurangi pembengkakan
pada payudara. Penurunan pembengkakan juga dipengaruhi oleh bayi sudah mulai mampu
menghisap ASI secara adekuat sehingga mampu mengurangi pembengkakan pada payudara
ibu. Sedangkan ibu yang tidak mengalami penurunan pembengkakan payudara dikarenakan
putting susu ibu yang tidak dapat dihisap oleh bayi karena tidak menonjol keluar, ibu dengan
pengetahuan kurang baik dalam memberikan ASI pada bayi sehingga bayi tidak mampu
menghisap dengan baik.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji Wilcoxon maka dapat disimpulkan nilai
rata-rata sebelum dan setelah diberikan kompres daun kubis sebagai berikut:
1. Dari 10 responden yang skala pembengkakan payudara sebelum diberikan kompres
daun kubis pada ibu pospartum di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya Kota Banda
Aceh Tahun 2022. Responden mengalami pembengkakan payudara dengan skala 4
lebih banyak 6 responden atau sebesar 60,0% dibandingkan dengan responden yang
mengalami pembengkakan payudara skala 5 sebanyak 3 responden atau sebesar 30,0%
dan skala 3 sebanyak 1 responden atau sebesar 10,0%.
2. Dari 10 responden yang skala pembengkakan payudara setelah diberikan kompres daun
kubis pada ibu pospartum di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh

701
Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 2 Oktober 2022
Universitas Ubudiyah Indonesia e-
ISSN : 2615-109X

Tahun 2022. Responden mengalami pembengkakan pyudara dengan skala 4 lebih


banyak 8 responden atau sebesar 80,0% dibandingkan dengan responden yang
mengalami pembengkakan payudara skala 3 sebanyak 2 responden atau sebesar 20,0%.
SARAN
1. Bagi Ibu Postpartum
Diharapkan bagi ibu postpartum dapat menjadikan terapi daun kubis untuk menurunkan
pembengkakan payudara ketika mengalami pembengkakan payudara.
2. Bagi Puskesmas
Dapat disarankan agar petugas puskesmas melakukan skrining kesehatan, home care
serta lebih aktif dalam meningkatkan partisipasi ibu post partum dalam melakukan
kunjungan selama masa nifas untuk mendapat informasi serta mendeteksi
masalahmasalah yang dialami ibu selama masa nifas khususnya pada pembengkakan
payudara.
3. Bagi Profesi Keperawatan
Dapat dijadikan proses pembelajaran bahwa salah satu intervensi mandiri perawat
dalam menurunkan pembengkakan payudara pada ibu postpartum dengan terapi non
farmakologi yaitu dengan pemberian kompres daun kubis.
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menganalisis yang berhubungan dengangan
peneliti lakukan terkait terapi lainnya yang dapat menurunkan pembengkakan payudara
pada ibu postpartum.

DAFTAR PUSTAKA
Anggraini. (2017). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Astutik. (2016). Pengaruh Pemberian Kompres Daun Kubis Terhadap Bendungan ASI Pada
Ibu Post Partum dengan Engogement di Kecamatan Bergas. In Jurnal Keperawatan.
Jakarta: UNDIP.
Bahiyatun. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Dinkes Aceh. (2020). Profil Kesehtan Aceh Tahun 2020. Retrieved from
https://dinkes.acehprov.go.id/jelajah/read/2020/05/15/107/profil-kesehatan-aceh-
tahun2019.html
Dinkes Kota Banda Aceh. (2020). Profil Kesehatan Kota Banda Aceh Tahun 2020. Kota
Banda Aceh: Dinas Kota Banda Aceh.
Fitriani. (2014). Fungsi Manajemen Dalam Pelaksanaan Program ASI Eksklusif Di
Puskesmas Jeuram Kabupaten Nagan Raya. In Jurnal Kesehatan Masyarakat. Aceh
Barat: Universitas Teuku Umar.
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020. Retrieved from
https://www.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-profilkesehatan.html

702
Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 2 Oktober 2022
Universitas Ubudiyah Indonesia e-
ISSN : 2615-109X

Manuaba. (2015). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Marni. (2016). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Peuperium Care.” Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Miftakhur. (2019). Efektivitas Kompres Daun Kubis (Brassica Oleracea) terhadap Skala
Pembengkakan Payudara pada Ibu Post Partum di PMB Endang Kota Kediri. In Journal
for Quality in Women’s Health. Kediri.
Nanny. (2016). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Salemba Medika.
Naviri. (2018). Buku Pintar Ibu Hamil. Jakarta: Gramedia.
Rutiani. (2016). Gambaran Bendungan Asi Pada Ibu Nifas Dengan Seksio Sesarea
Berdasarkan Karakteristik Di Rumah Sakit Sariningsih Bandung. In Skripsi Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: UNDIP.
WHO. (2019). Kesehatan Ibu dan Anank.
Wulan. (2017). Bunda Menyusui dan MP-ASI. Jakarta: Gramedia.
Yopi. (2019). Pengaruh Pemberian Kompres Daun Kubis Terhadap Pembengkakan Payudara
Pada Ibu Postpartum. In Jurnal Kebidanan. Mataram: STIKes Yarsi Mataram.
Zuhana. (2017). Perbedaan Efektifitas Daun Kubis Dingin (Brassica Oleracea Var. Capitata)
dengan Perawatan Payudara Dalam Mengurangi Pembengkakan Payudara (Breast
Engorgement) di Kabupaten Pekalongan. In Jurnal Ilmiah Bidan. Pekalongan.

703
OPEN ACCESS
E-ISSN : 2549-6581
DOI: 10.21776/ub.JOIM.2020.004.02.1

Artikel Hasil Penelitian


Diterima : 2 Juli 2018
Direview : 16 Oktober 2019
Dimuat : Agustus - November 2020

Pengaruh Pemberian Kompres Daun Kubis Dingin sebagai Terapi


Pendamping Bendungan ASI terhadap Skala Pembengkakan dan
Intensitas Nyeri Payudara serta Jumlah ASI pada Ibu Postpartum
di RSUD Bangil

Ervi Damayanti1*), Dewi Ariani2, Danik Agustin3


1*)
Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, email :
ervidamayantii@gmail.com, Tlp : +6285747929525
2
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya 3
Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

ABSTRACT
Breast engorgement is a common problem in early postpartum, causing discomfort to
become one of the obstacles in exclusive breastfeeding. Therefore, an effective method is
needed to solve this problem. This study aimed to determine the effect of cold cabbage
leaf compression on the engorgement scale and breast pain intensity, and the amount of
breast milk in postpartum mothers. This study was Quasy Experimental with pre-test
posttest with control group design, with 32 samples of postpartum mothers with breast
engorgement, divided into two groups (intervention and control), with sampling technique
of quota sampling. The data collection used a questionnaire sheet containing Six Point
Engorgement Scale, Numeric Ratting Scale/NRS. Analysis of this study using Wilcoxon
and Mann-Whitney test. The results showed that the compression of cold cabbage leaves
had a significant effect on the decrease of engorgement scale and the intensity of pain,
and increase of breastmilk with p-value of 0.000 (α <0,05), the control group (hand
expression) also had significant influence on engorgement scale and the intensity of pain,
and the amount of breastmilk with p-value α <0,05. There were significant differences in
both groups in reducing engorgement and pain intensity (p-value <0.005), but in
increasing the amount of breast milk did not show a significant difference between the two
groups (p-value 0.344). The conclusion of this study is cold cabbage leaf compresses can
be used as a therapy to reduce the scale of engorgement and the intensity of breast pain
in mothers with breast engorgement.

Keywords: Breast engorgement scale, Intensity of breast pain, Amount of breast milk,
Compress cold cabbage leaves, Hand expression

ABSTRAK
Bendungan ASI merupakan masalah yang sering terjadi pada awal postpartum, yang dapat
menimbulkan ketidaknyamanan sehingga menjadi salah satu hambatan dalam pemberian ASI
eksklusif. Oleh karena itu, diperlukan metode yang efektif dalam mengatasi masalah ini. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres daun kubis dingin terhadap skala
55 Journal of Issues in Midwifery, Vol. 4 No. 2 Bulan Agustus – November 2020, Halaman 54 -
66
pembengkakan dan intensitas nyeri payudara, serta jumlah ASI pada ibu postpartum dengan
bendungan ASI. Jenis penelitian ini adalah Quasy Eksperimental dengan desain penelitian pre
test-post test with control group,

54

dengan jumlah sampel 32 ibu postpartum dengan bendungan ASI yang dibagi ke dalam dua
kelompok (intervensi dan kontrol), teknik pengambilan sampel quota sampling, alat pengambilan
data menggunakan lembar kuisioner berisi Six Point Engorgement Scale, Numeric Ratting
Scale/NRS. Analisis data penelitian menggunakan uji Wilcoxon dan Mann-Whitney. Hasil
penelitian menunjukkan kompres daun kubis dingin memiliki pengaruh bermakna terhadap
penurunan skala pembengkakan, dan intensitas nyeri payudara serta peningkatan jumlah ASI
dengan p-value masing-masing 0,000 (α<0,05), perah ASI juga memiliki pengaruh bermakna
terhadap skala pembengkakan, intensitas nyeri, dan jumlah ASI dengan p-value α<0,05. Terdapat
perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok dalam menurunkan skala bengkak dan intensitas
nyeri (p value < 0,005), namun dalam peningkatan jumlah ASI tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara kedua kelompok (p-value 0,344). Kesimpulan penelitian ini adalah kompres daun
kubis dingin dapat digunakan sebagai terapi untuk menurunkan skala pembengkakan dan nyeri
payudara pada ibu yang mengalami bendungan ASI.

Kata kunci: Skala pembengkakan payudara, Intensitas nyeri payudara, Jumlah ASI,
Kompres daun kubis dingin, Perah ASI

*Korespondensi : Ervi Damayanti Surel: ervidamayantii@gmail.com


jauh dari target nasional tahun 2013
sebesar 75%. Sedangkan angka
PENDAHULUAN
cakupan ASI eksklusif di Jawa Timur
Upaya pemberian nutrisi terbaik menurut laporan dinas kesehatan
pada anak dalam 2 tahun pertama provinsi (2013) adalah sebesar
kehidupannya merupakan suatu hal 70,8%. Angka tersebut sudah
yang sangat penting bagi kesehatan,
terbilang cukup tinggi, namun masih
perkembangan dan kelangsungan hidup
belum dapat mencapai target nasional
anak.1 Pemberian nutrisi yang optimal
2013(2). Menurut dinas kesehatan
dapat ditunjang dengan beberapa hal
yang direkomendasikan oleh Kabupaten Pasuruan (2015), cakupan
WHO/UNICEF (2016), salah satunya ASI eksklusif di kabupaten Pasuruan
adalah pemberian ASI eksklusif selama adalah sebesar 68,8%, dimana angka
6 bulan(1). Meskipun demikian, angka tersebut juga belum dapat mencapai
menyusui eksklusif pada bayi yang target nasional(3).
berusia 0-6 bulan di seluruh dunia, Salah satu hal yang dapat
masih rendah yaitu sekitar 36% selama menyebabkan hambatan dalam pemberian
periode 2007- ASI eksklusif adalah adanya permasalahan
2014(1).
pada payudara(1). Salah satu permasalahan
Cakupan ASI eksklusif di pada payudara yang sering terjadi adalah
Indonesia pada tahun 2013 masih bendungan ASI atau pembengkakan
belum memuaskan, yaitu berkisar payudara. Bendungan ASI merupakan
antara 54,3%, angka ini masih cukup
55
56 Journal of Issues in Midwifery, Vol. 4 No. 2 Bulan Agustus – November 2020, Halaman 54 -
66
pembendungan air susu karena pendamping bendungan ASI terhadap
penyempitan duktus laktiferus atau skala pembengkakan dan intensitas nyeri
kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan payudara, serta jumlah ASI pada ibu
dengan sempurna. Pembengkakan postpartum di RSUD Bangil.
payudara sering terjadi pada hari kedua
sampai hari kesepuluh postpartum.
Sebagian besar pasien merasakan payudara
bengkak, merah, keras, nyeri dan terasa
panas(4). Penyebab bendungan ASI METODE PENELITIAN
diantaranya tidak efektifnya frekuensi
Rancangan/Desain Penelitian
pengeluaran ASI, hal tersebut dapat
Jenis penelitian ini adalah Quasy
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain
Eksperimental dengan desain penelitian
tidak dilakukannya rawat gabung sehingga
pre test-post test with control group. Di
terjadi pemisahan ibu dan anak, dan
dalam desain ini terdapat dua kelompok,
adanya teknik menyusui yang tidak benar
yaitu kelompok intervensi (diberi metode
dan efektif(5).
kompres daun kubis dingin dan perah ASI)
Menurut Data World Health dan kelompok kontrol (diberi metode
Organization (WHO) terbaru pada tahun perah ASI). Observasi pada masing-
2015 ibu yang mengalami bendungan ASI masing kelompok akan dilakukan dua kali,
sebanyak 6.543 dari 9.862 orang(6). Hal ini yaitu sebelum diberikan
disebabkan karena kesadaran masyarakat perlakuan/intervensi (pretest) dan sesudah
tentang peningkatan pemberian ASI masih diberikan perlakuan/intervensi (posttest)
rendah(7). Sedangkan di RSUD Bangil dalam waktu yang sudah ditentukan.
sendiri kasus pembengkakan payudara
atau bendungan ASI berdasarkan hasil
observasi selama 6 hari di RSUD Bangil, Sampel Penelitian
didapatkan jumlah kasus bendungan ASI Sampel dalam penelitian ini adalah
atau pembengkakan payudara sebanyak 62 seluruh ibu postpartum dengan bendungan
kasus dari 107 ibu postpartum, jumlah ASI yang memenuhi kriteria inklusi dan
tersebut tentunya tergolong cukup banyak. eksklusi. Pengambilan sampel dalam
Kubis atau kol (Brassica Oleracea penelitian ini adalah dengan menggunakan
Var. Capitata) merupakan sayuran non-random sampling dengan cara
ekonomis yang sangat mudah ditemukan. quota sampling Responden yang dipilih
Kubis . mengandung asam amino adalah dengan kriteria inklusi sebagai
glutamine yang diyakini dapat mengobati berikut: Ibu postpartum hari ke-2 yang
semua jenis peradangan, salah satunya mengalami bendungan ASI, bersedia
radang yang terjadi pada payudara(8). menjadi responden dengan menandatangi
Kubis juga kaya akan kandungan sulfur inform consent, dan tidak memiliki alergi
yang diyakini dapat mengurangi daun kubis.
pembengkakan dan peradangan
(9)
Variabel Penelitian
payudara . - Variabel independen dalam penelitian ini
Berdasarkan penjabaran di atas adalah penggunaan kompres daun kubis
peneliti tertarik untuk melakukan sebuah dingin.
penelitian mengenai penggunaan kompres - Variabel dependen dalam penelitian ini
daun kubis dingin sebagai terapi adalah skala pembengkakan dan

56
57 Journal of Issues in Midwifery, Vol. 4 No. 2 Bulan Agustus – November 2020, Halaman 54 -
66
intensitas nyeri payudara, serta jumlah
ASI. TEKNIK ANALISIS DATA
Dalam menganalisis data
digunakan program (SPSS) versi 16
Teknik Pengumpulan Data
sebagai alat bantu untuk mengolah data
Pengumpulan data dilakukan dengan dengan tingkat signifikansi 0,005 (p <
teknik pengumpulan data secara primer 0,05).
yaitu peneliti melakukan wawancara dan
observasi langsung kepada responden. HASIL PENELITIAN
Wawancara yang digunakan adalah Jumlah responden yang
wawancara terpimpin, yaitu wawancara berpartisipasi dalam penelitian ini adalah
yang dilakukan berdasarkan pertanyaan sebanyak 16 orang untuk masing-masing
yang sesuai dengan lembar observasi kelompok, dimana dalam penelitian ini
(lembar observasi berisi skala keseluruhan responden merupakan ibu
pembengkakan yang diadopsi dari Hill dan dengan hari ke-2 postpartum. Sebagian
Hummenick, 1994). Peneliti akan besar ibu postpartum di RSUD Bangil
memberi pertanyaan dan menuliskan belum mendapatkan pelayanan rawat
jawabkan responden ke dalam lembar gabung secara maksimal, hal ini
observasi. disebabkan metode persalinan di RSUD
Bangil sebagian besar menggunakan
Teknik Pemberian Kompres Daun metode sectio caesarea. Kurang
Kubis Dingin efektifnya rawat gabung dapat
Peneliti menyiapkan kubis yang menyebabkan kegiatan menyusui di awal
telah dibeli dari satu tempat yang sama,
Tabel 1. Skala Pembengkakan Payudara Sebelum dan Sesudah Perlakuan
pada Kedua Kelompok
Hasil Pengukuran Skala Pembengkakan
Skala
Pembengk Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
akan
Sebelum Ratarata Setelah Ratarata Sebelum Ratarat Setelah Ratarata
N % N % N % a N %
Skala 1 0 0 7 43,75 0 0 4 25
Skala 2 0 0 6 37,50 0 0 7 43,75
Skala 3 7 43,75 2 12,50 13 69,33 3 18,75
Skala 4 6 37,50 3,75 1 6,25 1,81 3 18,75 3,19 2 12,50 2,19
Skala 5 3 18,75 0 0 0 0 0 0
Skala 6 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 16 100 16 100 16 100 16 100
kemudian memotong lembaran kubis masa nifas menjadi kurang efektif. Hal
dengan hati-hati dan mencucinya. Daun inilah yang menjadi salah satu faktor
kubis dimasukkan ke dalam lemari terjadinya bendungan ASI.
pendingin selama 20-30 menit, lalu
mengompreskan daun kubis dingin pada
payudara ibu hingga menutupi seluruh
permukaan payudara, selama 30 menit,
perlakuan ini dilakukan sebanyak 3 kali
dalam sehari. Uji Univariat
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat
bahwa sebelum diberikan tindakan
57
58 Journal of Issues in Midwifery, Vol. 4 No. 2 Bulan Agustus – November 2020, Halaman 54 -
66
kompres daun kubis dingin, sebagian besar Pada kelompok kontrol sebelum
responden mengalami pembengkakan diberikan tindakan perah ASI, rata-rata
payudara pada skala 3, dimana dari 16 skala pembengkakan payudara yang
responden didapatkan rata-rata skala dialami adalah 3,19, namun setelah
pembengkakan sebesar 3,75. Sedangkan, diberikan tindakan perah ASI, sebagian
setelah pemberian tindakan kompres daun besar responden mengalami penurunan
kubis dingin, seluruh responden skala pembengkakan payudara, dengan
mengalami penurunan skala rata-rata skala pembengkakan setelah
pembengkakan, dengan rata-rata skala perlakuan adalah 2,19.
pembengkakan setelah perlakuan adalah
sebesar 1,81.
penurunan intensitas nyeri payudara,
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat dengan rata-rata intensitas nyeri setelah
bahwa sebelum diberikan tindakan perlakuan adalah 0,81.
kompres daun kubis dingin didapatkan
rata-rata intensitas nyeri sebesar 3,37.
Sedangkan, setelah pemberian tindakan
kompres daun kubis dingin, seluruh
responden mengalami penurunan
intensitas nyeri, dengan rata-rata intensitas
setelah perlakuan adalah sebesar
1,31.
Tabel 2. Intensitas Nyeri Payudara Sebelum dan Sesudah pada
Kedua Kelompok
Hasil Pengukuran Intensitas Nyeri

Intensitas Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol


Nyeri
Sebelum Ratarata Setelah Rata Sebelum Rata Setelah Rata
N % N % -rata N % -rata N % -rata
Tidak Nyeri
0 0 5 31,25 0 0 6 37,50
(0)
Nyeri
Ringan 11 68,75 10 62,50 16 100 10 62,50
(1-3)
Nyeri
Sedang 5 31,25 3,37 1 6,25 1,31 0 0 2 0 0 0,81
(4-6)
Nyeri Berat
0 0 0 0 0 0 0 0
(7-9)
Nyeri sangat
0 0 0 0 0 0 0 0
Berat (10)
Total 16 100 16 100 16 100 16 100

Pada kelompok kontrol sebelum


diberikan tindakan perah ASI, rata-rata
intensitas nyeri adalah sebesar 2, namun
setelah diberikan tindakan perah ASI,
sebagian besar responden mengalami

58
59 Journal of Issues in Midwifery, Vol. 4 No. 2 Bulan Agustus – November 2020, Halaman 54 -
66
Tabel 3 Jumlah ASI Sebelum dan Sesudah pada Kedua Kelompok
Hasil Pengukuran Jumlah ASI

Jumlah Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol


ASI (ml)
Sebelum Rata Setelah Ratarata Sebelum Setelah
Rata
-rata (ml) Ratarata
N % N % N % -rata N %
(ml)
0 5 31,25 0 0 5 31,25 0 0
0,01-0,04 3 18,75 2 12,5 2 12,5 3 18,75
0,05-0,09 2 12,5 4 25 1 6,25 2 12,5
0,1 3 18,75 0,09 2 12,5 0,28 3 18,75 0,15 4 25 0,26
0,2 0 0 1 6,25 2 12,5 2 12,5
0,3 2 12,5 3 18,75 1 6,25 2 12,5
≥0,4 1 6,25 4 25 2 12,5 3 18,75
Total 16 100 16 100 16 100 16 100
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat ASI, dengan rata-rata jumlah ASI setelah
bahwa sebelum diberikan tindakan pemberian perlakuan adalah 0,26.
kompres daun kubis dingin, rata-rata
jumlah ASI yang Uji Bivariat
dikeluarkan sebesar 0,09. Berdasarkan hasil uji normalitas di
Sedangkan, setelah pemberian atas dengan menggunakan uji Saphiro-
tindakan kompres daun kubis dingin, Wilk, didapatkan bahwa untuk semua
sebagian besar responden mengalami variabel pada kedua kelompok memiliki
peningkatan jumlah ASI, dengan rata-rata data yang tidak berdistribusi normal. Hal
jumlah ASI setelah perlakuan adalah tersebut dapat dilihat berdasarkan nilai
sebesar 0,28. signifikansi pada saat sebelum dan
Pada kelompok kontrol sesudah pemberian tindakan, yaitu kurang
sebelum diberikan tindakan perah ASI, dari 0,05 (<0,05), sehingga data hasil
rata-rata jumlah ASI yang dikeluarkan penelitian dianalisis dengan menggunakan
adalah 0,15, namun setelah diberikan uji nonparametrik yaitu dengan uji
tindakan perah ASI, sebagian besar
Wilcoxon dan Mann Whitney.
responden mengalami peningkatan jumlah
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat membuktikan bahwa terdapat perbedaan
bahwa pada kelompok kompres yang signifikan pada ketiga variabel antara
daun kubis dingin nilai sebelum dan sesudah pemberian
(kelompok intervensi) menunjukkan bahwa perlakuan pada kelompok kompres daun
nilai p-value untuk penurunan
kubis dingin.
skala pembengkakan sebesar 0,000, p-
value untuk penurunan intensitas nyeri Pada kelompok perah ASI (kelompok
sebesar kontrol) menunjukkan bahwa nilai
0,000, dan p value untuk peningkatan p-value untuk penurunan skala
pembengkakan sebesar 0,003, p-value
jumlah ASI adalah 0,000 dimana nilai p
untuk penurunan intensitas nyeri sebesar
dari ketiga variabel < α (0,05). Hal ini
Tabel 4 Perbedaan Hasil Skala Pembengkakan Payudara, Intensitas Nyeri
Payudara, dan Jumlah ASI Sebelum Dan Sesudah Pemberian Perlakuan
pada Kedua Kelompok dengan Uji Wilcoxon.
Kelompok Intervensi pvalu Kelompok Kontrol pvalu
Variabel Delta e Delta e
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Skala
3,75 1,81 1,94 0,000 3,19 2,19 1 0,003
Pembengkakan 59
Intensitas
3,37 1,31 2,06 0,000 2 0,81 1,19 0,001
Nyeri
Jumlah ASI 0,09 0,28 0,19 0,000 0,15 0,26 0,11 0,000
60 Journal of Issues in Midwifery, Vol. 4 No. 2 Bulan Agustus – November 2020, Halaman 54 -
66
0,001, dan p-value untuk peningkatan
jumlah ASI adalah 0,000 dimana nilai p
dari ketiga variabel < α (0,05). Hal ini
membuktikan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan pada ketiga variabel antara
nilai sebelum dan sesudah pemberian
perlakuan pada kelompok perah ASI.

Tabel 5 Perbedaan Perubahan Skala Pembengkakan, Intensitas Nyeri


Payudara, Dan Jumlah ASI Setelah Perlakuan Pada Kedua Kelompok
Dengan Uji Mann Whitney
Rerata Perubahan
Variabel Kelompok P-value
(Delta)
Intervensi 1,94
Pembengkakan
0,005
Payudara 1
Kontrol

Intervensi 2,06
Intensitas Nyeri 0,002
Kontrol 1 ,19

Intervensi 0,19 ml
Jumlah ASI 0,344
Kontrol 0,11 ml

60
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa untuk perbandingan kedua kelompok dengan uji
Mannwithney, menunjukkan skala pembengakan memiliki nilai p sebesar 0,005 dan untuk intensitas
nyeri memiliki nilai p sebesar 0,002, dimana nilai p < α (0,05). Dapat disimpulkan bahwa pemberian
kompres daun kubis dingin memiliki perbedaan yang signifikan dalam menurunkan skala pembengkakan
dan intensitas nyeri payudara, bila dibandingkan dengan perlakukan perah ASI. Namun, untuk jumlah
ASI yang diperoleh menunjukkan nilai p sebesar 0,344 dimana nilai p > α (0,05). Dapat disimpulkan
bahwa pemberian kompres daun kubis dingin tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan
pemberian perlakuan perah ASI.
PEMBAHASAN Karakteristik Dasar Responden

Hasil penelitian ini diketahui bahwa responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah ibu yang
mengalami bendungan ASI pada hari ke-2 postpartum, sebelumnya telah dilakukan penelitian mengenai
bendungan ASI, dimana sebagian besar sampel yang diambil adalah ibu-ibu pada minggu pertama pasca
persalinan. Penelitian Kumari et al (2016) didapatkan bahwa dari 32 sampel ibu postpartum yang
mengalami bendungan ASI, terdapat 28 atau (87%) ibu hari 2-4 postpartum (10). Hasil yang hampir serupa
juga didapatkan dari penelitian Lim et al (2015) mengenai bendungan ASI/pembengkakan payudara,
dimana diketahui bahwa keseluruhan responden yang terlibat dalam penelitian tersebut adalah ibu-ibu
postpartum hari ke-2 hingga keempat(11).
Penelitian lain dilakukan oleh
Novita (2011), dimana dalam penelitian tersebut yang menjadi kriteria inklusi adalah ibu postpartum hari
ke-2 hingga ke-5 yang biasa mengalami bendungan ASI. 12 Minggu pertama pasca bersalin memang
menjadi waktu yang sering ditemukan kejadian bendungan ASI. Menurut Mansyur (2014) payudara
bengkak atau bendungan ASI biasa terjadi pada hari-hari awal setelah ibu bersalin. Statis pada pembuluh
darah dan limfe akan mengakibatkan meningkatnya tekanan intraduktal, yang akan mempengaruhi
berbagai segmen pada payudara, sehingga tekanan pada payudara dapat meningkat. Akibatnya payudara
akan terasa penuh, tegang dan nyeri(13).
Keseluruhan responden merupakan ibu postpartum yang belum dilakukan metode rawat gabung
dengan maksimal, dimana menurut beberapa teori, salah satu etiologi terjadinya bendungan ASI adalah
adanya bayi yang tidak menyusu secara efektif dan efisien sehingga membuat ASI masih bersisa di dalam
payudara, menahan atau terlambatnya pengeluaran ASI dapat menyebabkan distensi alveolar (14). Mass
(2004) menyebutkan bahwa bendungan ASI dapat disebabkan oleh karena tidak efektifnya frekuensi
pengeluaran ASI, dimana etiologi tersebut dapat terjadi akibat dari tidak dilakukannya rawat gabung
sehingga terjadi pemisahan ibu dan anak(5).

Perbedaan Skala Pembengkakan Payudara, Intensitas Nyeri Payudara, dan Jumlah ASI
Sebelum Dan Sesudah Pemberian Perlakuan pada Kedua Kelompok
Penelitian ini dilakukan selama satu hari, dengan memberikan perlakuan sebanyak 3 kali dalam
sehari yaitu pagi, siang, dan sore. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum pemberian perlakuan
sebagian besar responden hanya mengalami pembengkakan pada skala tengah (skala 3 sampai 4).
Menurut Hill dan Hummenick (1994) skala 3 pada six point engorgement scale menunjukkan adanya
pembengkakan payudara namun masih dalam tahap awal. Kemudian, skala 4 pada six point
engorgement scale menunjukkan adanya pembengkakan payudara yang lebih parah bila dibandingkan
dengan skala 3(14). Sehingga rasa nyeri yang disebutkan oleh responden juga cenderung ringan yaitu
berkisar antara skala 2 hingga 4. Sedangkan untuk jumlah ASI sebelum pemberian perlakuan pada kedua
kelompok didapatkan jumlah ASI yang masih sangat sedikit, hal ini dapat terjadi mengingat pada ibu
yang mengalami bendungan ASI biasanya terjadi sumbatan pada pembuluh darah vena dan limfe, yang
695 Journal of Issues in Midwifery, Vol. 4 No. 2 Bulan Agustus – November 2020, Halaman 54 - 66
nantinya dapat menyebabkan sumbatan pada aliran air susu (13), sehingga menyebabkan ASI terjebak di
dalam saluran susu payudara dan jumlah ASI yang keluar juga relatif lebih sedikit.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pemberian kompres daun kubis
dingin dan juga perlakuan perah ASI pada responden mampu memberikan efek yang baik dalam
menurunkan skala pembengkakan dan intensitas nyeri payudara, serta meningkatkan jumlah ASI. Hasil uji
Wilcoxon untuk ketiga variabel (skala pembengkakan, intensitas nyeri, dan jumlah ASI) antara nilai
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelompok kompres daun kubis dingin menunjukkan nilai
p-value untuk penurunan skala pembengkakan sebesar 0,000, pvalue untuk penurunan intensitas nyeri
sebesar 0,000, dan p-value untuk peningkatan jumlah ASI adalah 0,000. Sedangkan pada kelompok
kontrol didapatkan nilai pvalue dari ketiga variabel pada kedua kelompok tersebut adalah < α (0,05). Hal
ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada ketiga variabel antara nilai sebelum dan
sesudah pemberian perlakuan pada kedua kelompok.
Hasil penelitian ini dapat dikatakan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Disha et al
(2015), dimana dalam penelitiannya Disha et al memperoleh hasil bahwa pemberian kompres daun kubis
dingin mampu menurunkan skala pembengkakan sebanyak 2 dengan p-value <0,01 (15). Dimana penurunan
tersebut juga didapatkan setelah 3 kali pemberian intervensi daun kubis dingin. Hasil tersebut juga
didukung oleh beberapa teori, yaitu menurut Lim et al: 2015 pemberian kompres daun kubis dingin
mampu meringankan edema pada kesleo ataupun fraktur termasuk adanya edema pada pembengkakan
payudara(11). Menurut Lim et al (2015) sebenarnya belum diketahui dengan jelas kandungan dalam daun
kubis apa yang berpengaruh terhadap pembengkakan(11). Namun, dalam beberapa penelitian lain
disebutkan bahwa kubis merupakan suatu terapi yang tepat digunakan dalam mengatasi pembengkakan
payudara, di antaranya penelitian yang dilakukan oleh Ayers (2000), dan penelitian oleh Arora et al tahun
2008, menyebutkan bahwa memang kompres daun kubis telah terbukti efektif dan ekonomis dalam
meredakan pembengkakan payudara tanpa disertai efek samping (16,17). Menurut Dalimartha (2005), daun
kubis mengandung asam amino glutamine yang diyakini dapat mengobati semua jenis peradangan,
salah satunya radang yang terjadi pada payudara (18). Kubis dapat digunakan sebagai terapi luar dengan
cara pengompresan pada bagian tubuh yang membengkak ataupun terasa nyeri. Kandungan sulfur yang
tinggi pada kubis juga diyakini dapat mengurangi pembengkakan dan peradangan pada payudara (9). Daun
kubis hijau (brasica capitata) mengandung zat sulphure, dimana adanya zat tersebut membuat daun
kubis memiliki sifat antibiotik dan anti-inflamasi, yang dapat membantu memperlebar
(vasodilatasi) pembuluh darah kapiler, sehingga akan meningkatkan aliran darah untuk keluar masuk dari
daerah tersebut(19). Penelitian lain yang meneliti terkait metode perah ASI adalah penelitian yang
dilakukan oleh Lim et al (2015), dimana dalam penelitiannya terkait efektifitas kompres daun kubis dan
perawatan awal payudara terhadap bendungan ASI, Lim memperoleh hasil bahwa pemberian treatment
perawatan payudara di awal masa nifas yang mana salah satu treatment yang diberikan adalah pemerahan
payudara, ternyata mampu menurunkan rasa nyeri dengan signifikansi sebesar 0,016, dan untuk
penurunan skala pembengkakan memiliki signifikansi sebesar 0,001(11). Perah ASI adalah suatu metode
yang biasa dilakukan untuk meringankan bendungan ASI, dimana menurut Smith and Tully (2001)
disebutkan bahwa salah satu cara untuk mengurangi pembengkakan payudara atau bendungan ASI adalah
dengan cara mengeluarkan ASI sedikit demi sedikit untuk membuat daerah sekitar areola lebih lembek (20).
Dengan perah ASI atau hisapan bayi ini diharapkan payudara akan dapat kosong dan bendungan ASI
dapat segera membaik.

Perbedaan Perubahan Skala Pembengkakan, Intensitas Nyeri Payudara, dan Jumlah ASI
setelah Perlakuan pada Kedua Kelompok

695
696 Journal of Issues in Midwifery, Vol. 4 No. 2 Bulan Agustus – November 2020, Halaman 54 - 66
Berdasarkan uji Mann Whitney yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa perbedaan penurunan
skala pembengkakan pada kedua kelompok menunjukkan p-value sebesar 0,005 atau nilai p < α (0,05).
Hal tersebut menunjukkan bahwa tedapat perbedaan yang signifikan setelah pemberian perlakuan pada
kedua kelompok terhadap penurunan skala pembengkakan. Selanjutnya, untuk variabel intensitas nyeri
diperoleh hasil bahwa perbedaan penurunan intensitas nyeri pada kedua kelompok menunjukkan p-value
sebesar 0,002 atau nilai p < α (0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa tedapat perbedaan yang signifikan
setelah pemberian perlakuan pada kedua kelompok terhadap penurunan intensitas. Kemudian, pada
variabel yang ketiga yaitu jumlah ASI diperoleh hasil bahwa perbedaan peningkatan jumlah ASI pada
kedua kelompok menunjukkan p-value sebesar 0,344 atau nilai p > α (0,05). Hal tersebut menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan setelah pemberian perlakuan pada kedua kelompok
terhadap peningkatan jumlah ASI.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kedua perlakuan tersebut dapat diberikan
pada ibu yang mengalami bendungan ASI untuk mengatasi ketidaknyamanan akibat bendungan ASI.
Penelitian menunjukkan bahwa dengan perah ASI atau metode mengosongkan payudara sudah mampu
untuk mengatasi ketidaknyamanan akibat bendungan ASI, namun untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik, selain memberikan perlakuan perah ASI, metode yang tepat untuk ditambahkan adalah dengan
memberikan perlakuan berupa kompres daun kubis dingin.
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian yang lain, di
antaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Novita (2011) efektifitas kompres daun kol terhadap rasa
nyeri, pembengkakan payudara dan produksi ASI pada ibu postpartum, disebutkan dalam penelitian
tersebut bahwa pemberian kompres daun kol mampu menurunkan nyeri serta pembengkakan payudara
dengan pvalue masing-masing sebesar 0,0005(12). Namun, untuk produksi ASI didapatkan hasil bahwa
kompres daun kol tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dalam produksi ASI dengan p-value
0,32(12).
Penelitian yang dilakukan oleh Astutik dkk (2016) mengenai pengaruh kompres daun kubis dingin
terhadap skala pembengkakan payudara di kecamatan Bergas, didapatkan hasil bahwa pemberian kompres
daun kubis dingin mampu menurunkan skala pembengkakan payudara sebesar 2,83 dengan p-value
0,000(21). Pemberian kompres daun kubis dingin tersebut lebih efektif bila dibandingkan dengan
pemberian plasebo berupa tepung terigu, dengan p-value 0,000(21).
Pemberian perlakuan perah ASI ditambah dengan kompres daun kubis dingin maupun pemberian
perlakuan perah ASI saja merupakan metode yang samasama efektif dalam menangani bendungan ASI.
Namun, pemberian kompres daun kubis dingin ditambah dengan perah ASI dirasa lebih efektif dalam
mengatasi ketidaknyaman akibat bendungan ASI. Hal tersebut dapat diketahui bahwa kompres daun kubis
dingin mampu memberikan rasa nyaman pada payudara ibu sehingga akan mempengaruhi persepsi ibu
terhadap rasa nyeri, dan rasa nyeri akan dirasakan lebih ringan. Selain itu pemberian kompres daun kubis
dingin merupakan metode yang dirasa sangat efektif dan ekonomis karena daun kubis merupakan sayuran
yang murah, mudah ditemukan, dan tidak memberikan efek samping bila digunakan sebagai kompres. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Jung (2004) dalam penelitiannya mengenai perubahan pembengkakan
payudara setelah pemberian kompres daun kubis dingin, dimana dalam penelitian tersebut disimpulkan
bahwa kompres kubis merupakan metode yang tepat, efektif, murah, serta tidak memiliki efek samping
dalam mengatasi bendungan ASI(22). Sehingga dapat terjangkau oleh seluruh kalangan ibu-ibu yang
mengalami pembengkakan payudara atau bendungan ASI.
Pemberian kompres daun kubis dingin ditambah perah ASI bila dibandingkan dengan pemberian
perah ASI saja, memang menunjukkan perbedaan signifikansi dalam meringankan pembengkakan dan
juga intensitas nyeri pada payudara, namun ternyata pemberian kompres daun kubis dingin ini memiliki
signifikansi yang sama dalam meningkatkan jumlah ASI, bila dibandingkan dengan pemberian perah ASI

696
697 Journal of Issues in Midwifery, Vol. 4 No. 2 Bulan Agustus – November 2020, Halaman 54 - 66
saja. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini didukung oleh penelitian lain yang dilakukan oleh Novita
(2011) mengenai efektifitas kompres daun kol terhadap rasa nyeri, pembengkakan payudara dan produksi
ASI pada ibu postpartum, disebutkan dalam penelitian tersebut bahwa pemberian kompres daun kol tidak
menunjukkan hubungan yang signifikan dalam produksi ASI dengan p-value 0,32. Berdasarkan beberapa
teori, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan daun kubis tidak mengandung suatu zat yang mampu
meningkatkan produksi ASI, daun kubis hanya mengandung zat yang diprediksi mampu memperlebar
pembuluh darah untuk meningkatkan aliran darah sehingga aliran ASI yang semula tersumbat menjadi
lebih lancar, hal ini yang diduga mampu membuat ASI yang diperoleh lebih banyak setelah intervensi
diberikan(23,24).

Keterbatasan Penelitian Penelitian ini hanya dilakukan pada ibu yang mengalami bendungan ASI
pada hari kedua postpartum saja, penelitian ini hanya dilakukan dalam waktu 1 hari, tingkatan rasa nyeri
yang dirasakan oleh responden masih subjektif, meskipun sudah menggunakan alat ukur dengan beberapa
tingkatan dan karakteristik nyeri, penelitian ini tidak mengkaji berapa lama waktu yang diperlukan hingga
didapatkan efek yang maksimal dari intervensi yang diberikan.
SIMPULAN
Pemberian kompres daun kubis dingin memiliki perbedaan yang signifikan dalam menurunkan skala
pembengkakan dan intensitas nyeri payudara, bila dibandingkan dengan perlakukan perah ASI dengan
nilai p sebesar 0,005 dan untuk intensitas nyeri memiliki nilai p sebesar 0,002, dimana nilai p < α (0,05).
Namun, untuk jumlah ASI yang diperoleh menunjukkan nilai p sebesar 0,344 dimana nilai p > α (0,05),
dapat disimpulkan bahwa pemberian kompres daun kubis dingin tidak memiliki perbedaan yang
signifikan dengan pemberian perlakuan perah ASI.

Daftar pustaka
1. WHO. 2016. Infant and young child feeding. Media centre.
2. Kemenkes RI. 2014. Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI. Jakarta. hal. 1-2.
3. Dinkes Kabupaten Pasuruan. 2015. Profil Kesehatan
Pasuruan Tahun 2015.
4. Pitriani, Risa. 2014. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (Askeb III).
Yogyakarta: deepublish.Mass, Sharon. 2004. Breast Pain: Engorgement, Nipple Pain, and
Mastitis. Clinical Obstetrics and Gynecology. 47 (3): 676-682.
5. Depkes RI. 2014. Profil
Kesehatan Kalimantan Selatan.
6. Dalimartha, S dan Adrian, F. 2011. Khasiat Buah dan Sayur. Jakarta : Penebar Swadaya
Grup.
7. Green, Wendy. 2015. The New Parents’ Survival Guide: The First Three Months. Chicester:
Summersdale Publishers.
8. Kumari, Rekha. 2016.
Effectiveness of Green Cabbage Leaves (GCL) and Hot Water Bag (HWB) Application on
Breast Engorgement in
Postnatal Mothers. Obstetrics and Gynecology Nursing. 5(1), 28-31.
9. Lim, A-reum, et al. 2015. Cabbage Compression Early
Breast Care on Breast Engorgement in Primiparous Women After Cesarean Birth: a
Controlled Clinical Trial. Int J Clin Exp Med. 8 (11).

697
698 Journal of Issues in Midwifery, Vol. 4 No. 2 Bulan Agustus – November 2020, Halaman 54 - 66
10. Novita, R V T. 2011. Efektivitas Paket “Bunda Ceria” terhadap Rasa Nyeri dan
Pembengkakan Payudara serta Produksi ASI pada Ibu Postpartum di Jakarta. Jakarta:
Universitas Indonesia.
11. Mansyur, Nurliana., Dahlan, Kasrinda. 2014. Asuhan kebidanan Masa Nifas. Malang: Saleksa
Medika.
12. Hill, PD., Humenick, SS. 1994. The Occurrence of Breast Engorgement. J Hum Lact.
10(2). 80.
13. Disha, el al. 2015. Effect of chilled cabbage leaves vs. hot compression on breast
engorgement among post natal mothers admitted in a tertiary care hospital. Nursing and
Midwifery Research Journal, Vol-11, No. 1.
14. Ayers JF. 2000. The use of Alternatif Therapies in the Support of Breastfeeding. J Hum Lact.
16:52-56.
15. Arora, S., et al. 2008. A Comparison of Cabbage Leaves vs Hot and Cold Compresses In the
treatment of Breast
Engorgement. Indian Journal of Community Medicine. 33 (3), 160-162.
16. Dalimartha, S. 2005. Atlas tumbuhan Obat Indonesia, jilid 2. Jakarta: Trubus Agriwidya.
17. Mars, Briggite., Fiedler, Chrystle. 2014. The Country Almanac of Home Remedies: Time-tested
and Almost
Forgotten Wisdom for Treating Hundreds of Common Ailments, Aches & Pains Qickly and
Naturally. Beverly: Fair Winds Press.
18. Smith, J W., Tully M R. 2001. Midwifery Management of
Breastfeeding: Using the Evidence. Journal of Midwifery
& Women’s Health. 46 (6), 423438.
19. Astutik, E Z., dkk. 2016. Pengaruh Pemberian Kompres Daun Kubis Dingin Tehadap Skala
Pembengkakan Payudara Pada Ibu Postpartum Dengan
Engorgement di Kecamatan Bergas. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.
20. Jung SH. 2004. The Change of
Breast Engorgement fot nonGreast Feeding Mother After Cold Cabbage Compress.
Unpublished Master Thesis.
21. Wahyuni, Elly., dkk. 2012. Pengaruh Konsumsi Jantung Pisang Batu terhadap
Peningkatan Produksi ASI di Wilayah Puskesmas Srikuncoro, Kecamatan Pondok Kelapa,
Bengkulu Tengah Tahun 2012. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Vol. 15 No. 4
Oktober 2012.
22. Subekti. 2006. Penggunaan Tepung Daun Katuk Dan
Ekstrak Daun Katuk (Sauropus Androgynus) Sebagai Substitusi
Ransum Yang Dapat
Menghasilkan Produk Puyuh
Jepang Yang Rendah Kolesterol. Bogor: Fakultas peternakan IPB.

698

Anda mungkin juga menyukai