Anda di halaman 1dari 7

Volume 09, Nomor 01, Juni 2018

Hal. 08-14
PENERAPAN PIJAT OKSITOSIN DALAM MENINGKATKAN
PRODUKSI ASI IBU POSTPARTUM

(APPLICATION OF OXYTOSINE MASSAGE IN IMPROVING MILK


PRODUCTION ON POSTPARTUM MOTHER)

Dwi Rahayu*, Yunarsih*

*Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri, email korespondensi:


alfarezapriyoputra@yahoo.com

ABSTRAK

Rendahnya cakupan ASI eksklusif dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu,


faktor sosial budaya, kurangnya informasi tentang ASI eksklusif dan konseling laktasi
dari tenaga kesehatan serta kuatnya promosi susu formula (Ambarwati, Muis, &
Susantini, 2013). Kegagalan Ibu dalam memberikan ASI Eksklusif, akan berdampak
pada angka kesakitan bayi yang semakin meningkat. Hal ini berkaitan dengan pemberian
makan pada bayi yang terlalu dini. (Juanita, 2013). Oleh karena itu diperlukan tindakan
untuk meningkatkan produksi ASI untuk keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif. Salah
satu tindakan yang bisa dilakukan adalah pijat Oksitosin. Pijatan ini berfungsi untuk
meningkatkan hormon oksitosin yang dapat meningkatkan kenyamanan ibu menyusui,
sehingga ASI pun otomatis keluar (Rahayu, Yunitasari, & Santoso, 2015). Tujuan
penelitian ini membuktikan pijat oksitosin dalam meningkatkan kenyamanan dan
produksi ASI.
Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan pendekatan
pre-post test design with control group. Sampling yang digunakan adalah consecutive
sampling, sebanyak 18 Responden, dibagi 2 kelompok. Kenyamanan diukur dengan
GCQ (General Comfort Questionarre), Produksi ASI diukur dengan Weighing Test.
Data diukur sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan, kemudian dianalisis dengan
ANOVA dengan α ≤ 0,05.
Hasil analisis untuk kenyamanan didapatkan nilai p=0,035 yang berarti ada
perbedaan kenyamanan yang signifikan antara pijat Oksitosin dan Kelompok kontrol.
Hasil pengukuran produksi ASI didapatkan nilai p=0,013 yang berarti ada perbedaan
produksi ASI yang signifikan antara pijat oksitosin dan Kelompok kontrol.
Pijat oksitosin dapat meningkatkan enyamanan dan produksi ASI pada ibu
postpartum. Untuk itu perlu digunakan sebagai intervensi alternatif dalam melakukan
perawatan pada ibu postpartum terutama terkait masalah laktasi, dan perawat perlu
mengajarkan teknik pijat oksitosin ini kepada pasien dan keluarga, supaya keluarga
lebih berperan serta dalam mendukung program ASI Eksklusif.

Kata Kunci: Pijat Oksitosin, Kenyamanan, ASI.

ABSTRACT

The low practice of exclusive breastfeeding is due to a lack of mother's


knowledge, socio-cultural factors, lack of information on exclusive breastfeeding and
lactation counseling from health personnel and strong promotion of infant formula in
modern / private health care facilities (Ambarwati, Muis, & Susantini, 2013). The
absence of an increase in the number of successful breastfeeding mothers will have an
impact on the responsibilities of health workers and local community units on increasing
rates of infant morbidity. This is related to infant feeding too early, where it plays an
important role in the incidence of disease in infants. It will also have an impact on
raising the national budget on health financing (Juanita, 2013). Therefore action is
required to increase milk production for the success of Exclusive Breastfeeding. One of
the actions that can be done is an oxytocin massage. This massage serves to increase the
hormone oxytocin that can improve mother’s comfort, so breastmilk is also
automatically out (Rahayu, Yunitasari, & Santoso, 2015). This study purpose was to
prove the oxytocin massage in improving Comfort and Production of Breastmilk in

08
Postpartum Mother.
The Research design was quasi experimental with the design of pre-post test
design with control group. The sampling technique is consecutive sampling, as many as
18 Responden, divided by 2 groups. Comfort is measured by GCQ (General Comfort
Questionarre), Breastmilk Production is measured by Weighing Test. The data were
measured before and after the action, then analyzed with ANOVA with α≤ 0.05.
Result of analysis for convenience obtained p value= 0.035 which means there
is difference Comfort significantly between oksitosin massage and control group. The
results of breast milk production measurement obtained p value=0.013 which means
there is a significant difference in milk production between oxytocin and control group
massage.
Oxytocin massage can improve comfort and production of breast milk in
postpartum mother. It is therefore necessary to be used as an alternative intervention in
the care of the Postpartum mother, especially on the issue of lactation, and the nurse
needs to teach this oxytocin massage technique to the patient and family, so that the
family is more involved in supporting the Exclusive Breastfeeding Program.

Keywords: Oxytocin massage, Convenience, Breast milk production.

PENDAHULUAN eksklusif disebabkan karena ibu belum


memahami manfaat ASI bagi
Rendahnya praktik pemberian kesehatan anak. Dukungan Keluarga
ASI eksklusif disebabkan karena mempengaruhi keberhasilan ASI
kurangnya pengetahuan ibu, faktor eksklusif selama enam bulan.
sosial budaya, kurangnya informasi Keputusan ibu untuk menyusui
tentang ASI eksklusif dan konseling dipengaruhi pengetahuan anggota
laktasi dari tenaga kesehatan serta keluarga tentang manfaat menyusui,
kuatnya promosi susu formula di serta konsultan laktasi (Rahayu &
dalam sarana pelayanan kesehatan Yunarsih, 2017). Tidak adanya
modern/swasta (Ambarwati et al., peningkatan jumlah ibu yang berhasil
2013). Beberapa penyebab kegagalan menyusui, akan berdampak pada
menyusui juga telah diidentifikasi dari tanggung jawab petugas kesehatan dan
beberapa penelitian, yaitu kurangnya unit komunitas lokal terhadap angka
dukungan sosial, kontak yang kurang kesakitan bayi yang semakin
intensif antara ibu dan bayi, pengaruh meningkat. Hal tersebut berkaitan
sosial yang permisif terhadap dengan pemberian makan pada bayi
pemberian susu formula atau terlalu dini, di mana hal ini memegang
penghentian menyusui, praktik peranan penting dalam insiden
komersil dari pabrik susu formula, penyakit pada bayi. Hal tersebut juga
pengenalan dini makanan pengganti nantinya akan berdampak pada
ASI, pengetahuan yang kurang tentang peningkatan anggaran nasional pada
menyusui pada ibu dan petugas pembiayaan kesehatan (Juanita,
kesehatan, kecemasan dan stres ibu, 2013).Sekitar 80% sampai 90%
kurang percaya diri pada ibu untuk produksi ASI ditentukan oleh keadaan
menyusui, berat badan bayi yang emosi ibu yang berkaitan dengan
kurang, ibu malnutrisi, multi atau refleks oksitosin ibu berupa pikiran,
primipara, kontrasepsi hormonal dan perasaan dan sensasi. Apabila hal
temperamen bayi (Juanita, 2016). tersebut meningkat akan
Ketidakcukupan produksi ASI adalah memperlancar prosuksi ASI
alasan utama ibu untuk penghentian (Ramadani & Hadi, 2009).
pemberian ASI, karena ibu merasa
dirinya tidak mempunyai kecukupan METODE DAN ANALISA
produksi ASI untuk memenuhi
kebutuhan bayi dan mendukung Penelitian ini merupakan jenis
kenaikan berat badan bayi (Rahayu et penelitian quasi eksperimen dengan
al., 2015). Rendahnya pemberian ASI rancangan yang digunakan adalah pre-

09
post test design with control group. responden tentang kenyamanan yang
Rancangan ini berupaya untuk mereka rasakan. Penilaian ini
mengungkapkan hubungan sebab menggunakan skor 1-10, semakin
akibat dengan cara melibatkan tinggi nilai diartikan bahwa pasien
kelompok kontrol dan kelompok memiliki tingkat kenyamanan paling
ekperimental. Dalam rancangan ini tinggi. Penilaian terhadap produksi
intervensi pijat oksitosin dilakukan ASI dapat menggunakan beberapa
pada kelompok intervensi ke 1 kriteria sebagai acuan untuk
(Kelompok A) dan pada Kelompok B mengetahui peningkatan produksi ASI.
(Kelompok Kontrol) tidak dilakukan Untuk mengetahui perkiraan ASI yang
tindakan. Populasi dalam penelitian ini keluar, menggunakan weighing test.
adalah Ibu postpartum primipara di Pada metode ini, bayi ditimbang setiap
RSUD Kabupaten Kediri. Penelitian ini kali sebelum dan sesudah disusui tanpa
dilakukan pada bulan Januari – April mengganti baju ataupun diapers.
2018. Perbedaan berat badan bayi (dalam
Teknik pengambilan sampel gram) dipertimbangkan sebagai
pada penelitian ini menggunakan perkiraan volume air susu yang
nonprobability sampling yaitu dikonsumsi (dalam mililiter). Tes ini
Consecutive sampling yang merupakan biasa digunakan peneliti untuk
teknik pengambilan sampel dengan mengukur intake susu pada bayi yang
mengambil semua subjek yang ada dan disusui ibunya maupun yang
memenuhi kriteria yang sesuai dengan menggunakan susu formula. Pada
penelitian dalam kurun waktu tertentu praktik klinis, prosedur ini digunakan
hingga jumlah subjek yang diperlukan untuk mengevaluasi keadekuatan
terpenuhi. Jumlah sampel minimal intake ASI pada bayi yang
yang akan diambil untuk penelitian ini menunjukkan tanda-tanda
sebanyak 9 ibu post partum untuk pertumbbuhan yang terhambat
kelompok Intervensi dan 9 ibu (Scanlon, Serdula, Davis & Bowman,
postppartum untuk kelompok kontrol 2002).
yang memenuhi kriteria inklusi. Analisa data yang digunakan adalah
Instrumen yang digunakan dalam dengan uji statistik parametrik
penelitian ini adalah Panduan Analysis of Variance (ANOVA).
pelaksanaan Pijat Oksitosin dengan Pengambilan keputusan hasil analisis
modul yang dibuat oleh peneliti sesuai dengan cara membandingkan nilai
dengan pedoman pelaksanaan Pijat signifikansi (p) dengan nilai α, jika p ≥
Oksitosin. Untuk variabel Kenyamanan α, maka Ho diterima, jika p < α Ho
diukur menggunakan kuisioner ditolak.
General Comfort Questionarre (GCQ)
yang berisi 48 pertanyaan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
pilihan jawaban berupa angka 1, 2, 3,
4. GCQ dibuat oleh Kolcaba. Kategori Pada tabel berikut akan
penilaiannya yaitu secara interval dijelaskan hasil penelitian tentang
mulai skor 48 – skor 192). Untuk penerapan pijat oksitosin dalam
validasi quisioner digunakan juga meningkatkan produksi asi ibu
lembar verbal rating scale dari kolcaba postpartum.
yang meliputi pernyataan dari

Tabel 1. Distribusi frekuensi peningkatan Comfort pada Responden


No Kelompok Jumlah Rata- Standar Nilai
Responden rata Deviasi Signifikansi
1 Kontrol 9 0,44 9,44
p =0,035
2 Pijat Oksitosin 9 7,22 7,32

10
Pengukuran kenyamanan yang berkurang karena ibu berhenti
dilakukan kepada responden sebelum menyusui sehingga produksi ASI juga
diberikan tindakan pijat oksitosin akan menurun (Suradi, 2004).
menggunakan skala interval didapatkan Penurunan produksi ASI ini
peningkatan kenyamanan pada dikarenakan penurunan hormon
responden. Pada beberapa responden oksitosin yang fungsinya untuk
mengalami penurunan kenyamanan meningkatkan kontraktilitas kelenjar
karena ibu mengalami puting lecet dan payudara untuk pengeluaran ASI.
ibu mengatakan setiap kali menyusui Hormon oksitosin juga merupakan
merasakan sakit pada putingnya, hal ini hormon yang bisa dipicu keluarnya
menimbulkan penurunan kenyamanan ketika ibu merasa nyaman.
pada ibu. Dari hasil uji statistik dengan
Puting lecet merupakan salah uji statistik parametrik Analysis of
satu faktor yang bisa menurunkan Variance (ANOVA) didapatkan ada
kenyamanan pada ibu menyusui yang perbedaan antara kelompok pijat
secara tidak langsung bisa menurunkan oksitosin dan kelompok yang tidak
produksi ASI. Ibu menyusui sering dilakukan perlakuan dengan nilai p =
berhenti menyusui karena faktor 0,035 (p < 0.05) yang berarti ada
ketidaknyamanan yang ibu rasakan. perbedaan yang signifikan antara
Rangsangan isapan bayi otomatis kelompok.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kategori Peningkatan Kenyamanan Pada Responden


Kategori Kelompok % Kelompok Pijat %
Kenyamanan Kontrol Oksitosin
Naik 5 56% 8 89%
Turun 3 33% 0 0%
Tetap 1 11% 1 11%

Total 9 100% 9 100%

Berdasarkan tabel 1 dan 2 oksitosin juga mampu meningkatkan


didapakan hasil uji statistik dengan kontraksi mioepitel kelenjar mamae
Analysis of Variance (ANOVA) sehingga pengeluaran ASI semakin
didapatkan ada perbedaan yang banyak dan lancar. Bila ibu
signifikan antara kelompok pijat menyusui mengalami stress atau
oksitosin dan kelompok kontrol, ketidaknyamanan, maka akan terjadi
dimana pada kelompok yang dilakukan hambatan dari refleks let down
pijat oksitosin didapatkan 89% sehingga akan menurunkan produksi
responden yang meningkat derajat ASI. Hal ini dikarenakan karena ada
kenyamanannya. pelepasan hormon adrenalin yang
Pijat oksitosin adalah pemijatan menyebabkan vasokonstriksi dari
yang dilakukan pada sepanjang tulang pembuluh darah alveoli, sehingga
belakang (vertebrae) sampai tulang oksitosin yang mampu mencapai target
costae kelima - keenam dan merupakan organ mioepitelium kelenjar mammae
upaya untuk meningkatkan produksi hanya sedikit. Selain itu akan terjadi
hormon prolaktin dan oksitosin setelah juga pengeluaran hormon noradrenalin
proses persalinan yang bertujuan untuk pada sistem syaraf pusat sehingga
meningkatkan produksi ASI (Rahayu et sesuai dengan mekanisme kerja kedua
al., 2015). Tindakan Pijat Oksitosin ini substansi kimia ini akan menyebabkan
mampu meningkatkan produksi terhambatnya milk ejection reflex dan
hormon oksitosin yang mana dapat akhirnya produksi ASI akan menurun
meningkatkan kenyamanan pada Ibu (Riordan & Auerbach, 2010). Refleks
menyusui. Selain itu produksi hormon let down yang tidak sempurna akan

11
berakibat bayi yang haus menjadi tidak (circulus vitiosus) dengan akibat
puas, dan bayi akan menangis ketika kegagalan dalam menyusui
disusui. Ketidakpuasan ini akan (Machfuddin, 2004). Untuk memutus
menyebabkan pemicu stress dan lingkaran setan inilah, peneliti
ketidaknyamanan bagi ibu dan akan berupaya untuk meningkatkan
semakin menurunkan produksi hormon kenyamanan pada ibu menyusui
oksitosin. Bayi yang haus dan tidak dengan melakukan tindakan pijat
puas menyusu ini berusaha untuk oksitosin dimana tujuannya adalah
mendapatkan ASI yang cukup dengan untuk
cara menambah kuat hisapannya meningkatkan produksi hormon
sehingga bisa menimbulkan lecet pada oksitosin dan meningkatkan
puting yang bisa menyebabkan kenyamanan ibu menyusui. Hormon
ketidaknyamanan pada ibu. Hal ini juga oksitosin ini mampu untuk
akan menambah stress dan meningkatkan kontraksi pada mioepitel
ketidaknyamanan pada ibu sehingga kelenjar mammae dan akan
akan terbentuk lingkaran setan meningkatkan kelancaran ASI.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Perbedaan Produksi ASI pada Kelompok Responden


No Kelompok Jumlah Rata-rata Standar Nilai
Responden milk Deviasi Signifikansi
intake
1 Kontrol 9 27,22 18,21
2 Pijat Oksitosin 9 34,44 15,50 p=0,013

Berdasarkan tabel 4 didapatkan banyak. Pijat Oksitosin terbukti


bahwa milk intake pada Responden meningkatkan pengeluaran hormon
yang dilakukan Pijat Oksitosin oksitosin yang dapat meningkatkan
didapatkan lebih tinggi dibandingkan kontraksi mioepitel kelenjar pada
kelompok yang tidak dilakukan payudara sehingga akan semakin
perlakuan yaitu pada kelompok Pijat memperlancar pengeluaran ASI.
Oksitosin didapatkan rata-rata Milk Berdasarkan tabel 4 didapatkan
Intake sebesar 34,44 ml, sedangkan bahwa milk intake pada Responden
pada kelompok kontrol sebesar 27,22 yang dilakukan Pijat Oksitosin
ml. Perbedaan milk intake pada didapatkan lebih tinggi dibandingkan
kelompok yang dilakukan pijat kelompok yang tidak dilakukan
oksitosin cukup signifikan perlakuan yaitu pada kelompok Pijat
dibandingkan kelompok kontrol. Oksitosin didapatkan rata-rata Milk
Pada responden yang dilakukan Intake sebesar 34,44 ml, sedangkan
Pijat oksitosin, proses menyusui akan pada kelompok kontrol sebesar 27,22
lebih lebih efektif karena dengan ml. Pada penelitian ini untuk
melakukan pemijatan pada sepanjang mengukuran Produksi ASI dengan cara
daerah tulang belakang (vertebrae) Weighing Test dimana dengan cara
sampai tulang costae kelima-keenam penimbangan berat bayi sebelum dan
akan membuat ibu merasa rileks dan sesudah menyusui. Pengukuran akurat
nyaman serta dapat merangsang dari durasi menyusui secara eksklusif
produksi hormon prolaktin dan selama 6 bulan merupakan hal yang
oksitosin setelah melahirkan, sehingga rumit dilakukan karena dipengaruhi
produksi ASI akan semakin lancar dan oleh berbagai macam faktor (Greiner,
banyak (Wijayanti & Setiyaningsih, 2014). Dari hasil penelitian setelah
2017). Pada responden yang dilakukan dilakukan pijat oksitosin didapatkan
pijat oksitosin didapatkan tingkat milk intake yang lebih banyak
kenyamanannya semakin meningkat dibandingkan kelompok kontrol. Hal
dan produksi ASI yang keluar semakin ini dikarenakan pijat oksitosin mampu

12
meningkatkan hormon oksitosin dan maternitas untuk pelaksanaan tindakan
kenyamanan Ibu sehingga bisa keperawatan pada ibu menyusui. Dan
meningkatkan reflek let down. hendaknya diberikan Health Education
Manfaat pijat oksitosin adalah pada Ibu Postpartum dan suami,
membantu ibu secara psikologis, supaya suami bisa membantu Ibu
menenangkan, tidak stress; menyusui dalam intervensi pijat
membangkitkan rasa percaya diri; oksitosin karena pijat oksitosin yang
membantu ibu agar mempunyai pikiran dilakukan suami akan semakin
dan perasaan baik tentang bayinya, meningkatkan kenyamanan Ibu
meningkatkan produksi ASI; menyusui. Untuk itu, pijat oksitosin
memperlancar ASI; melepas lelah, perlu digunakan sebagai intervensi
ekonomis serta praktis (Wijayanti & alternatif dalam melakukan perawatan
Setiyaningsih, 2017). Oksitosin dapat pada Ibu Postpartum terutama terkait
meningkatkan durasi menyusui dan masalah laktasi, dan perawat perlu
produksi ASI, kita dapat ketahui bahwa mengajarkan teknik pijat oksitosin ini
peningkatan kadar hormon oksitosin kepada pasien dan keluarga, supaya
sangat diperlukan untuk keberhasilan keluarga lebih berperan serta dalam
ASI Eksklusif.(Odent, 2013). mendukung program pemberian ASI
Pijat oksitosin efektif dapat Eksklusif.
meningkatkan Kenyamanan dan
produksi ASI karena dengan melakukan KEPUSTAKAAN
pemijatan sepanjang daerah tulang Abdurachman, 2005. Pengaruh Laser
belakang (vertebrae) sampai tulang pada Titik Pishu terhadap
costae kelima-keenam akan membuat Jumlah dan Fungsi sel β
ibu merasa rileks dan nyaman Pancreas Tikus Putih Galur
merangsang hormon prolaktin dan Wistar yang Telah Diinjeksi
oksitosin setelah melahirkan (Wijayanti Streptozotocin. Disertasi.
& Setiyaningsih, 2017). Pada ibu yang Universitas Airlangga
dilakukan pijat oksitosin terbukti bisa Surabaya.
terjadi peningkatan produksi ASI.
PeningkatanproduksiASIini Adikara, RTS, 2008. Pengobatan
disebabkan karena peningkatan Akupresur untuk Kesehatan.
kenyamanan pada ibu yang secara DPP Asosiasi Chiropractor dan
otomatis akan merangsang keluarnya Akupresur Seluruh Indonesia
hormon oksitosin ini. Dan efek dari
hormon oksitosin ini merangsang
pengeluaran ASI pada ibu menyusui. Anamed, 2013. Insufisient lactation.
Ana-med acupuncture. Diakses
SIMPULAN DAN SARAN di website www.ana-med.co.nz

SIMPULAN Ambarwati, R., Muis, S. F., &


Pijat Oksitosin mampu Susantini, P. (2013). Pengaruh
meningkatkan Kenyamanan dan konseling laktasi intensif terhadap
Produksi ASI ibu Postpartum. pemberian air susu ibu ( ASI )
Peningkatan produksi ASI ini eksklusif sampai 3 bulan, 2(1),
disebabkan karena peningkatan 16–23.
kenyamanan pada ibu yang secara
otomatis akan merangsang keluarnya Artika, P. (2006). Pengaruh akupresur
hormon oksitosin ini. Dan efek dari pada titik pericardium 6
hormon oksitosin ini merangsang terhadap penurunan frekuensi
pengeluaran ASI pada ibu menyusui. muntah pada primigravida
trimester pertama dengan
SARAN emesis gravidarum. Skripsi:
Pijat Oksitosin hendaknya Universitas Brawijaya Malang.
dimasukkan kurikulum keperawatan

13
Fakultas Kedokteran Program
Studi Ilmu Keperawatan. Odent, M. R. (2013). Synthetic
oxytocin and breastfeeding :
Biancuzzo, M. (2003). Breastfeeding Reasons for testing an hypothesis.
the newborn: Clinical Medical Hypotheses, 81(5), 889–
strategies for nurses. St. Louis: 891.
Mosby. https://doi.org/10.1016/j.mehy.20
13.07.044
Binns, C., Scott, J (2002).
Breastfeeding: Reason for Rahayu, D., & Yunarsih. (2017).
starting, reason for stopping and FAKTOR PREDISPOSISI
problems along the way, YANG MEMPENGARUHI
Breastfeeding Review, Volume KEBERHASILAN PEMBERIAN
10, No 2, pp 13-19. ASI EKSKLUSIF
BERDASARKAN TEORI
Greiner, T. (2014). Exclusive MATERNAL ROLE
breastfeeding : measurement and ATTAINMENT RAMONA T
indicators, 9(1), 1–6. MERCER. Jurnal Ilmu
https://doi.org/10.1186/1746- Kesehatan, 6(1), 48–55.
4358-9-18
Rahayu, D., Yunitasari, E., & Santoso,
Juanita, F. (2013). RELAKSASI B. (2015). PRODUKSI ASI IBU
AUTOGENIC TRAINING DENGAN INTERVENSI
UNTUK MEMBANTU ACUPRESURE POINT FOR
KEBERHASILAN MASA LACTATION DAN PIJAT
AWAL LAKTASI PADA IBU OKSITOSIN. Jurnal Ners, 10(1),
POSTPARTUM. Jurnal Ners, 9–19.
8(2), 283–294.
Ramadani, M., & Hadi, E. N. (2009).
Juanita, F. (2016). PENINGKATAN Dukungan Suami dalam
DURASI PEMBERIAN ASI Pemberian ASI Eksklusif di
PADA IBU POST PARTUM Wilayah Kerja Puskesmas Air
MELALUI RELAKSASI Tawar Kota Padang , Sumatera
AUTOGENIC TRAINING. Barat, 16424, 1–6.
Jurnal Keperawatan Indonesia,
19(1), 24–32. Riordan J & Aurbach, K. G (2010).
Breastfeeding and Human
Kolcaba (2011). Comfort Theory Lactation. London: Jones an
Kolcba. barlett Publishers International
http.currentnursing.com.
Diakses pada tanggal 26 Wijayanti, T., & Setiyaningsih, A.
September 2017. (2017). PERBEDAAN METODE
PIJAT OKSITOSIN DAN
Machfuddin, E, (2004). Refrat BREAST CARE DALAM
Patofisiologi Pembentukan MENINGKATKAN PRODUKSI
ASI. Palembang: Departemen ASI PADA IBU POST
Obstetri dan Ginekologi PARTUM. Jurnal Komunikasi
Fakultas Kedokteran Kesehatan, VIII(2), 1–12.
Universitas Sriwijaya.

13
14

Anda mungkin juga menyukai