Anda di halaman 1dari 25

Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 14 No.

3, September 2022
TUGAS INDIVIDU

MAKALAH KEPERAWATAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI PUSKESMAS
RANOTANA WERU & FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM
TENTANG SENAM NIFAS DI PUSKESMAS SEMUNTUL KEC. RANTAU BAYUR KAB. BANYUASIN TAHUN
2021

Disusun oleh:

Nama: Chrismelia udiata

NPM: 1420121184

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MALUKU HUSADA

TAHUN 2022

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas Di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021, Wulandari dan Meta Nurbaiti 80
Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 14 No. 3, September 2022

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM


TENTANG SENAM NIFAS DI PUSKESMAS SEMUNTUL

KEC. RANTAU BAYUR KAB. BANYUASIN TAHUN 2021

Oleh: Wulandari1, Meta Nurbaiti2

Puskesmas Semuntul Kab Banyuasin


ABSTRAK
Email : wulandari.keman@gmail.com
Pada ibu post partum involusi uterus merupakan proses yang sangat penting karena ibu memerlukan perawatan
yang khusus, bantuan dan pengawasan
Program demi
Studi pulihnya kesehatan
Keperawatan seperti
STIK sebelum
Bina Husadahamil.Palembang
Salah satu indikator dalam proses
involusi adalah tinggi fundus uteri. Apabila fundus uteri berada di atas batas normal maka hal ini menandakan di dalam
rahim terjadi sesuatu. Salah satunya adalah perdarahan di dalam rahim. Salah satu cara agar kontraksi uterus tetap baik
Email sederhana,
adalah dengan olahraga : meta.nurbaiti
yang bisa @gmail.com
digunakan adalah YANG BERHUBUNGAN DENGAN
senam nifas
PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG SENAM NIFAS DI PUSKESMAS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu post partum
tentang senam nifas di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau SEMUNTUL
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021. Penelitian dilaksanakan pada
tanggal 26 April sampai 12 Juni 2021. Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalahKEC. RANTAU
ibu post BAYUR
partum dengan KAB.
jumlah BANYUASIN
sampel 73 responden.TAHUN 2021
Analisis data dilakukan secara univariat
dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square.

Hasil penelitian menunjukan hasil uji Chi-Square menunjukkan


Oleh: bahwa ada hubungan pendidikan dengan
Pengetahuan dengan nilai p value 0, 030< α (0,05),
Wulandari , Meta Nurbaiti2 dengan Pengetahuan dengan nilai p
ada hubungan
1 antara pekerjaan
value 0, 038 < α (0,05) dan tidak ada hubungan antara umur dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas
di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau Bayur Kab. Banyuasin Semuntul
Puskesmas Tahun 2021Kab
dengan nilai p value 0, ,286 < α (0,05).
Banyuasin

Diharapkan hasil penelitian ini dapatEmail : wulandari.keman@gmail.com


dijadikan bahan masukan untuk menambah kegiatan program KIA dengan
memberikan edukasi tentang senam hamil pada program puskesmas.
Program Studi Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

Kata Kunci Email


: Pendidikan, Pekerjaan, : meta.nurbaiti
Umur, @gmail.com
Pengetahuan, Senam Nifas

ABSTRACT

In post partum mothers, uterine involution is a very important process because the mother requires special care,
assistance and supervision to restore health as before pregnancy. One of the indicators in the process of involution is the
height of the uterine fundus. If the uterine fundus is above normal limits, this indicates that something is happening in the
uterus. One of them is bleeding in the uterus. One way to keep uterine contractions good is with simple exercise, which
can be used is puerperal gymnastics.

This study aims to determine the factors associated with post partum mother's knowledge about postpartum
gymnastics at the Semuntul Health Center, Kec. Rantau Bayur Kab. Banyuasin in 2021. The study was conducted from April
26 to June 12, 2021. This study used a quantitative method with a cross sectional approach. The population in this study
were post partum mothers with a sample of 73 respondents. Data analysis was carried out univariate and bivariate using
Chi Square test.

The results showed that the Chi-Square test results showed that there was a relationship between education and
knowledge with a p value of 0.030 < (0.05), there was a relationship between work and knowledge with a p value of

0.038 < (0.05). and there is no relationship between age and Knowledge of Post Partum Mothers about Postpartum
Gymnastics at the Semuntul Health Center, Kec. Rantau Bayur Kab. Banyuasin in 2021 with a p value of 0, 0,286 < (0,05).

It is hoped that the results of this study can be used as input to increase the activities of the MCH program by
providing education about pregnancy exercise in the Puskesmas program.

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas Di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021, Wulandari dan Meta Nurbaiti 81
Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 14 No. 3, September 2022

Keywords : Education, Occupation, Age, Knowledge, Postpartum Gymnastics

1. PENDAHULUAN perdarahan pasca bersalin (20%), abortus (4%),


1.1 Latar Belakang dan lain-lain (13%) (SDKI, 2012). Menurut Ketua
Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal Komite Ilmiah International Conference on
merupakan salah satu unsur penentu status Indonesia Family Planning and Reproductive
kesehatan masyarakat. Indikator kesehatan Health (ICIFPRH), Meiwita Budhiharsana, hingga
maternal dan neonatal dapat diketahui dari Angka tahun 2019 AKI Indonesia masih tetap tinggi, yaitu
Kematian Ibu (AKI). Penyebab kematian maternal 305 per 100.000 kelahiran hidup. Padahal, target
di Indonesia dengan komplikasi kebidanan paling AKI Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 per
sering terjadi adalah hipertensi dalam kehamilan 100.000 kelahiran hidup. Masalah yang berkaitan
(32%), infeksi (31%), dengan kehamilan dan

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas Di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021, Wulandari dan Meta Nurbaiti 82
Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 14 No. 3, September 2022
persalianan, termasuk AKI tidak dapat dapat terhindari. Oleh karena itu sebaiknya senam
dilepaskan dari berbagai yang mempengaruhinya, nifas dilakukan setelah melahirkan, teratur setiap
antara lain status kesehatan ibu dan kesiapan untuk hariny secara bertahap, sistematis, dan terus
hamil, pemeriksaan antenatal, pertolongan menerus (Hamnah, 2013).
persalinan dan perawatan segera setelah pesalinan, Manfaat melakukan senam nifas adalah
serta faktor sosial budaya (Susiana, 2019) memulihkan kembali kekuatan otot dasar panggul,
Pada ibu post partum involusi uterus mengencangkan otot-otot dinding perut dan
merupakan proses yang sangat penting karena ibu perinium, membentuk sikap tubuh yang baik dan
memerlukan perawatan yang khusus, bantuan dan mencegah terjadinya komplikasi. Komplikasi yang
pengawasan demi pulihnya kesehatan seperti dapat dicegah sedini mungkin dengan
sebelum hamil. Salah satu indikator dalam proses melaksanakan senam nifas adalah perdarahan post
involusi adalah tinggi fundus uteri. Apabila fundus partum. Saat melaksanakan senam nifas terjadi
uteri berada di atas batas normal maka hal ini kontraksi otot-otot perut yang akan membantu
menandakan di dalam rahim terjadi sesuatu. Salah proses involusi yang mulai setelah plasenta keluar
satunya adalah perdarahan di dalam rahim, ini segera setelah proses involusi (Sukma, 2017).
sangat berbahaya bila darah keluar dengan deras Berdasarkan penelitian yang dilakukan
maka ibu kehilangan banyak darah sehingga dapat Halimah dan Ansar tahun 2018 yang berjudul
terjadi shock sampai terjadi kematian. (Bintariadi, faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
2004). Involusi adalah suatu proses dimana uterus senam nifas di dapatkan, dari 78 orang ibu nifas
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat yang ada di Rumah Sakit Siti Khadijah Kabupaten
sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah Pinrang Makassar tentang manfaat senam nifas,
plasenta lahir akibat kontraksi otot- otot polos hanya terdapat 4 orang ibu yang mengetahui
uterus. Involusi disebabkan oleh kontraksi dan manfaat, sedangkan 74 lainnya tidak mengetahui
retraksi serabut otot uterus yang terjadi terus- manfaat senam nifas dikarenakan kurangnya
menurus. Apabila terjadi kegagalan involusi uterus pengetahuan dan kesibukan dengan pekerjaan
untuk kembali pada keadaan tidak hamil maka masing-masing. Berdasarkan hasil tersebut
akan menyebabkan sub involusi. Gejala dari sub didapatkan kesimpulan bahwa senam nifas sangat
involusi meliputi lochea menetap/merah segar, bermanfaat untuk pemulihan kondisi ibu setelah
penurunan fundus uteri lambat, tonus uteri lembek, melahirkan dan dipengaruhi oleh faktor
tidak ada perasaan mules pada ibu nifas akibatnya pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, kesehatan
terjadi pendarahan (Anggraini, 2010). ibu, motivasi, budaya dan peran dari tenaga
Berdasarkan penyebabnya atonia uteri (50- kesehatan.
60%), retensio plasenta (16-17%), sisa plasenta Berdasarkan penelitian yang dilakukan
(23-24%), laserasi jalan lahir (4-5%), kelainan Husanah dan Nurhafizah yang berjudul faktor yang
darah (0,5-0,8%). Faktor predisposisi terjadinya berhubungan dengan pengetahuan ibu nifas
atonia uteri : uterus tidak berkontraksi, lembek tentang senam nifas di Bidan Praktek Mandiri
terlalu regang dan besar, kelainan pada uterus Ernita Pekanbaru Tahun 2015, didapatkan hasil
seperti mioma uteri, solusio plasenta. Pendarahan Didapatkan hasil ada hubungan antara
yang masif berasal dari tempat implantasi plasenta, pengetahuan dengan pendidikan, pekerjaan dan
robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya umur tentang senam nifas dengan nilai α 0.01 <
merupakan salah satu penyebab kematian ibu 0.05, ada hubungan antara pengetahuan dengan
disamping perdarahan karena hamil ektopik dan pekerjaan tentang senam nifas dengan nilai α 0.01
abortus. Perdarahan yang menetes perlahan-lahan < 0.05, ada hubungan antara pengetahuan dengan
tetapi terus-menerus ini juga berbahaya. umur tentang senam nifas dengan nilai α 0.04 <
Perdarahan merupakan salah satu sebab utama 0.05.
kematian ibu dalam masa perinatal yaitu berkisar Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada
5-15% dari seluruh persalinan. Penyebab ibu-ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas
terbanyak dari perdarahan post partum tersebut Semuntul pada tanggal 23 sampai 28 Maret 2021
yaitu 50-60% karena kelemahan atau tidak adanya didapatkan sembilan dari 10 ibu tidak mengetahui
kontraksi uterus. tentang manfaat senam hamil. Berdasarkan data
Salah satu cara agar kontraksi uterus tetap diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
baik adalah dengan sederhana, olahraga yang bisa tentang faktor yang berhubungan dengan
digunakan adalah senam nifas. Senam nifas adalah pengetahuan ibu post partum tentang senam nifas
senam yang dilakukan ibu setelah melahirkan yang di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau Bayur Kab.
bertujuan untuk mempertahankan dan Banyuasin Tahun 2021.
meningkatkan sirkulasi. Karena dengan senam
nifas maka otot-otot yang berada pada uterus akan 1.2 Tujuan Penelitian
mengalami kontraksi dan retraksi yang mana 1.2.1 Tujuan Umum
dengan adanya kontraksi ini akan menyebabkan Untuk Mengetahui faktor yang
pembuluh darah pada uterus yang meregang dapat berhubungan dengan pengetahuan ibu post partum
terjepit sehingga perdarahan tentang senam nifas di Puskesmas Semuntul Kec.
Rantau Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021.

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas Di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021, Wulandari dan Meta Nurbaiti
81
Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 14 No. 3, September 2022

1.2.2 Tujuan khusus


1.2.2.1. Diketahuinya distribusi frekuensi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pendidikan, pekerjaan dan umur ibu post 3.1. Analisis Univariat Variabel Dependent
partum. Dan Independent
1.2.2.2. Diketahuinya distribusi frekuensi
pengetahuan ibu post partum tentang Tabel 1
senam nifas
Distribusi Frekuensi Pendidikan, Pekerjaan , Umur
1.2.2.3. Diketahuinya hubungan pendidikan
dengan pengetahuan ibu post partum Dan Pengetahuan
tentang senam nifas
1.2.2.4. Diketahuinya hubungan pekerjaan N Variabel Frekuensi Persentasi
o
dengan pengetahuan ibu post partum
1. Pendidikan
tentang senam nifas 1. Tinggi 44 60,3
1.2.2.5. Diketahuinya hubungan umur dengan 2. Rendah 29 39,7
pengetahuan ibu post partum tentang Jumlah 73 100
senam nifas 2. Pekerjaan
1.Tidak bekerja 59 80,8
1.3 Manfaat Penelitian 2. Bekerja 14 19,2
1.3.1. Bagi Puskesmas Jumlah 73 100
Dapat dijadikan bahan masukan untuk 3. Umur
menambah teori atau ilmu pengetahuan dibidang 1. < 30 tahun 45 61,6
kesehatan serta bisa diaplikasikan tentang senam 2. > 30 tahun 28 38,4
hamil pada ibu post partum di Puskesmas Semuntul. Jumlah 73 100
4. 1. Pengetahuan
17 23,3
1.3.2. Bagi STIK Bina Husada 2. Kurang baik
3. Baik
56 76,7
Sebagai bahan rujukan dan pertimbangan bagi Jumlah 73 100
penelitian selanjutnya, selain itu juga sebagai
pengaplikasikan ilmu yang di dapat selama
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
perkuliahan.
dari 73 responden didapatkan responden yang
berpendidikan rendah yaitu 44 (60,3 %), yang tidak
1.3.3. Bagi Peneliti bekerja yaitu 59 (80,8 %), responden yang berumur
Bagi peneliti, penilitian ini bermanfaat < 30 tahun yaitu 45 (61,6%) dan responden yang
dapat memberikan pengetahuan tentang memiliki pengetahuan kurang baik yaitu 17
pentingnya senam nifas bagi ibu post partum. responden (23,3%).
Menurut Nursalam (2003) perilaku seseorang
2. METODE PENELITIAN akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk
Penelitian ini menggunakan desain bersikap berperan serta dalam pembangunan. Pada
penelitian dengan pendekatan potong silang (cross umumnya makin tinggi pendidikan seseorang
sectional). Dalam penelitian ini variabel makin mudah menerima informasi (Wawan, 2011).
independennya adalah distribusi umur, pendidikan Pekerjaan adalah jenis kegiatan/pekerjaan yang
dan pekerjaan. Sedangkan variabel dependennya digeluti dan merupakan sumber pendapatan utama
adalah pengetahuan tentang senam nifas. kepala keluarga. seseorang yang bekerja
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas (mempunyai penghasilan) memberikan kontribusi
Semuntul Kabupaten Banyuasin pada tanggal 26 besar pada kesejahteraan keluarga karena semakin
April sampai 12 Juni 2021. baik pekerjaan seseorang maka semakin besar juga
Teknik pengambilan sampel menggunakan penghasilan dan semakin baik juga kesejahteraan
nonprobability sampling. Metode yang digunakan keluarganya. Masyarakat yang bekerja selalu
purposive sampling dengan kriteria inklusi (Ibu berupaya untuk tetap sehat agar dapat melakukan
post partum atau yang sudah pernah melahirkan, aktivitasnya sebagai pekerja. Sedangkan umur
tanpa ada komplikasi, bersedia menjadi responden) yaitu usia kronologis dan usia biologis. Yang
dan kriteria eksklusi (melahirkan secara patologis dimaksud dalam usia kronologis adalah usia
dan tidak bersedia menjadi responden). berdasarkan kalender. Sedangkan yang dimaksud
Pengumpulan data dilakukan dengan metode pada usia biologis adalah usia yang ditentukan oleh
wawancara menggunkan kuesioner. Analisis data kondisi otak seseorang dimana ada seseorang yang
meliputi analisis univariat dan bivariat (deskritif sudah terlihat amat tua tetapi masih mempunyai
dan analitik) dengan menggunakan uji chi-square. daya pikir yang tajam.
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas Di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021, Wulandari dan Meta Nurbaiti
82
Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 14 No. 3, September 2022
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas Di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021, Wulandari dan Meta Nurbaiti
83
Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 14 No. 3, September 2022
mata dan telinga. ibu-ibu yang mempunyai tingkat pendidikan yang

3.2. Analisis Bivariat


Tabel 2.

Hubungan antara Pendidikan dengan Pengetahuan


Pengetahuan
Kurang Total p-
Pendidikan Baik Baik
value
N % N % N %
Rendah 14 10,2 30 33,8 44 100
Tinggi 3 6,8 26 22,2 29 100 0,030
Jumlah 17 56 73

Pada tabel 1 diatas didapatkan responden yang


berpengetahuan kurang baik dengan pendidikan
rendah sebanyak 14 responden (10,2%) lebih tinggi
dibandingkan dengan responden yang
berpengetahuan kurang baik dengan pengetahuan
tinggi sebanyak 3 responden (6,8%). Berdasarkan
hasil uji Chi-Square didapatkan p value 0,030 < α
(0,05) menunjukkan bahwa ada hubungan
pendidikan dengan pengetahuan ibu post partum
tentang senam nifas di Puskesmas Semuntul Kec.
Rantau Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021.
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami
sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin
tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula
mereka menerima informasi, dan pada akhirnya
pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak.
Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat
pendidikan yang rendah, maka akan menghambat
perkembangan sikap orang tersebut terhadap
penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru
diperkenalkan (Mubarak, 2012).
Menurut Nursalam (2003) perilaku seseorang
akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk
bersikap berperan serta dalam pembangunan. Pada
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin
mudah menerima informasi (Wawan, 2011).
Penelitian yang dilakukan Nirwana yang
berjudul Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Senam Nifas Di Klinik Cahaya Kecamatan Medan
Timur Tahun 2018 didapatkan hasil mayoritas ibu
nifas berpengetahuan cukup sebanyak 12 responden
(40%) dan minoritas perbengetahuan baik sebanyak
7 responden (23,3%). Berdasarkan pendidikan
mayoritas yang berpengetahuan cukup yang
berpendidikan SMA sebanyak 6 responden (20%)
dan minoritas yang berpengetahuan baik yang
berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 3
responden (10%). Berdasarkan sumber informasi
mayoritas yang berpengetahuan baik pada tenaga
kesehatan sebanyak 6 responden (20%) dan
minoritas berpengetahuan baik pada media cetak
sebanyak 1 responden (3,3%).
Berdasarkan hasil penelitian, teori dan
penelitian terkait, maka peneliti berpendapat bahwa
ada hubungan antara pendidikan dengan
pengetahuan. Karena tingkat pendidikan ibu yang
rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu
dalam menghadapi masalah kesehatan. Sedangkan
Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas Di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021, Wulandari dan Meta Nurbaiti
84
Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 14 No. 3, September 2022
lebih tinggi, umumnya terbuka menerima didapatkan kesimpulan bahwa senam nifas sangat
perubahan atau hal-hal guna pemeliharaan bermanfaat untuk pemulihan kondisi ibu setelah
kesehatanya. Semakin tinggi tingkat melahirkan dan dipengaruhi oleh faktor
pendidikan formal, maka semakin baik pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, kesehatan
pengetahuan tentang kesehatan, sehingga akan ibu, motivasi, budaya dan peran dari tenaga
mematangkan pemahaman tentang kesehatan kesehatan.
dan pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku Berdasarkan hasil penelitian, teori dan
seperti kegiatan untuk meningkatkan hidup
sehat serta memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka sendiri

Tabel 3.

Hubungan Antara Pekerjaan Dengan


Pengetahuan

Pengetahuan
Pengetahuan p-
Pekerjaan Kurang Baik Baik
value
N % N % N %
Tidak
Bekerja 15 13,7 44 45,3 59 100

Bekerja 2 3,3 12 10,7 14 100 0,038

Jumlah 17 56 73

Pada tabel 2 diatas didapatkan


responden yang berpengetahuan kurang baik
dengan tidak bekerja sebanyak 15 responden
(13,7%) lebih tinggi dibandingkan dengan
responden yang berpengetahuan kurang baik
dengan yang bekerja sebanyak 2 responden
(3,3%). Berdasarkan hasil uji Chi-Square
didapatkan p value 0,038 < α (0,05)
menunjukkan bahwa ada hubungan pekerjaan
dengan pengetahuan ibu post partum tentang
senam nifas di Puskesmas Semuntul Kec.
Rantau Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021.
Lingkungan pekerjaan dapat membuat
seseorang memperoleh pengalaman dan
pengetahuan, baik secara langsung maupun
tidak langsung (Mubarak, 2012).
Sedangkan menurut Thomas yang
dikutip oleh Nursalam (2013), pekerjaan
adalah keburukan yang harus dilakukan
terutama untuk menunjang kehidupannya dan
keluarga. Pekerjaan bukan sumber
kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan
cara mencari nafkah yang membosankan,
berulang dan banyak tantangan. Sedangkan
bekerja merupakan kegiatan yang menyita
waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan keluarga
(Wawan, 2011).
Penelitian yang dilakukan Halimah
dan Ansar tahun 2018 yang berjudul faktor-
faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
senam nifas di dapatkan, dari 78 orang ibu
nifas yang ada di Rumah Sakit Siti Khadijah
Kabupaten Pinrang Makassar tentang
manfaat senam nifas, hanya terdapat 4 orang
ibu yang mengetahui manfaat, sedangkan 74
lainnya tidak mengetahui manfaat senam
nifas dikarenakan kurangnya pengetahuan
dan kesibukan dengan pekerjaan masing-
masing. Berdasarkan hasil tersebut

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas Di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021, Wulandari dan Meta Nurbaiti
85
Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 14 No. 3, September 2022
penilitin terkait, maka peneliti berpendapat bahwa umur seseorang juga mempengaruhi terhadap daya
pekerjaan memang secara tidak langsung turut
andil dalam mempengaruhi tingkat pengetahuan
seseorang. Hal ini dikarenakan pekerjaan
berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial
dan kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan
budaya berhubungan erat dengan proses
pertukaran informasi.

Tabel 4.

Hubungan antara umur dengan pengetahuan

Pengetahuan
Pengetah
Kurang uan
Umur Baik Baik p-value
N % N % N %
< 30 tahun 9 10,5 36 34,5 45 100
> 30 tahun 8 6,5 20 21,5 28 100 0,286
Jumlah 17 56 73

Pada tabel 3 diatas didapatkan responden


yang berpengetahuan kurang baik dengan tidak
bekerja sebanyak 15 responden (13,7%) lebih
tinggi dibandingkan dengan responden yang
berpengetahuan kurang baik dengan yang bekerja
sebanyak 2 responden (3,3%). Berdasarkan hasil
uji Chi-Square didapatkan p value 0,286 > α (0,05)
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan umur
dengan pengetahuan ibu post partum tentang
senam nifas di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021.
Menurut Elisabeth BH yang dikutip dari
Nursalam (2003), usia adalah umur individu yang
terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang
tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin
cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja (Wawan, 2011).
Dengan bertambahnya umur seseorang akan
mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis
(mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik
terdiri atas empat kategori perubahan yaitu
perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya
ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru.
Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi
organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf
berfikir seseorang menjadi semakin matang dan
dewasa (Mubarak, 2012).
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Husanah dan Nurhafizah yang
berjudul Faktor Yang Berhubungan Dengan
pengetahuan Ibu Nifas Tentang Senam Nifas di
Bidan Praktek Mandiri Ernita Pekanbaru Tahun
2015, didapatkan hasil Didapatkan hasil ada
hubungan antara pengetahuan dengan pendidikan,
pekerjaan dan umur tentang senam nifas dengan
nilai α 0.01 < 0.05, ada hubungan antara
pengetahuan dengan pekerjaan tentang senam nifas
dengan nilai α 0.01 < 0.05, ada hubungan antara
pengetahuan dengan umur tentang senam nifas
dengan nilai α 0.04 < 0.05.
Berdasarkan hasil penelitian, teori dan penelitian
terkait, maka peneliti berpendapat bahwa usia atau

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas Di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021, Wulandari dan Meta Nurbaiti
86
Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 14 No. 3, September 2022
tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin 4.2.3 Bagi Peneliti selanjutnya
bertambah usia akan semakin berkembang Sebagai penerapan teori yang didapat
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga selama menjadi mahasiswa dan
pengetahuan yang diperolehnya semakin baik mengaplikasikannya di lapangan yang kemudian
akan tetapi dengan bertambahnya usia maka berguna dan bermanfaat serta dapat menambahkan
juga bisa menurunkan daya pikir, pekerjaan wawasan dan pengetahuan dari
dan masalah sosial lainnya ataupun
pengalaman sebelumnya bisa menjadi
penghambat seseorang untuk
menerima pengetahuan yang
baru.

4. SIMPULAN DAN SARAN


4.1 Simpulan
1. Berdasarkan hasil analisis univariat
menunjukkan gambaran distribusi
frekuensi dari 73 responden didapatkan
responden yang berumur < 30 tahun
sebanyak 45 (61,6 %), responden yang
berpendidikan rendah sebanyak 44 (60,3
%), responden yang tidak bekerja
sebanyak 59 (80,8 %).
2. Berdasarkan hasil analisis univariat
pengetahuan tentang senam nifas
menunjukkan gambaran distribusi
frekuensi dari 73 responden adalah
memiliki pengetahuan baik sebanyak 56
(76,7 %).
3. Hasil uji Chi-Square didapatkan p value
0, 030< α (0,05) menunjukkan bahwa ada
hubungan pendidikan dengan
Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang
Senam Nifas di Puskesmas Semuntul
Kec. Rantau Bayur Kab. Banyuasin
Tahun 2021.
4. Hasil uji Chi-Square didapatkan p value
0, 038 < α (0,05) menunjukkan bahwa
ada hubungan antara pekerjaan dengan
Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang
Senam Nifas di Puskesmas Semuntul
Kec. Rantau Bayur Kab. Banyuasin
Tahun 2021.
5. Hasil uji Chi-Square didapatkan p value 0,
,286 < α (0,05) menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara umur dengan
Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang
Senam Nifas di Puskesmas Semuntul
Kec. Rantau Bayur Kab. Banyuasin
Tahun 2021.

4.2 Saran
4.2.1 Bagi Puskesmas Semuntul
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan masukan untuk menambah
kegiatan program KIA dengan memberikan
edukasi tentang senam nifas.

4.2.2 Bagi STIK Bina Husada


Diharapkan bagi institusi pendidikan
hasil penelitian ini dapat dijadikan refrensi
bagi dosen untuk melakukan kegiatan
penelitian dan pengabdian masyarakat.

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas Di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021, Wulandari dan Meta Nurbaiti
87
Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 14 No. 3, September 2022
hasil penelitian ini, sehingga dapat menjadi Penyebab dan Upaya Penanganannya. Info Singkat
referensi tambahan tentang senam nifas. . Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI.

DAFTAR PUSTAKA

Bintariadi, Bibin. 2008. Nifas Tinjauan Medis.

Halimah, Anshar. 2018. Faktor yang Mempengaruhi


Pelaksanaan Senam Nifas. Jurnal Media
Fisioterapi Politekhnik Kesehatan Makasar p-
ISSN: 2086-5973.

Hamnah, Salamah Ummu. 2013. Senam Nifas.


Husanah dan Nurhafiza. 2015. Faktor Yang
Berhubungan Dengan pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Senam Nifas Di Bidan Praktek
Mandiri Ernita Pekanbaru Tahun 2015. Jurnal
Kebidanan Stikes Tuanku Tambusai Riau

Kumalasari, dkk. 2012. Kesehatan Reproduksi untuk


Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Maryunarni, A., Sukaryati, Y. 2011. Senam Hamil,


Senam Nifas, dan Terapi Musik. Jakarta: CV.
Trans Info Media

Mitayani. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas.


Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak. (2012). Promosi Kesehatan. Jakarta:


Salemba Medika

Nirwana. 2014. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas


Tentang Senam Nifas Di Klinik Cahaya
Kecamatan Medan Timur Tahun 2014. Jurnal
Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 3, No. 2,
September 2017

Nugroho, Taufan. Nurrezki. Warnaliza, Desi. Wilis


2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas
(Askeb 3)-Yogyakarta: Nuha Medika.

Purwaningsih, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan


Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa


Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.

Sukma. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.


Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Survei Demografi dan Kesehatan


Indonesia (SDKI). (2012). Angka Kematian
Ibu. Diakses tanggal 2 Maret 2021. http://
surveidemografidankesehatanindonesiaSDKI.
Com)

Susiana Sali. 2019. Angka Kematian Ibu; Faktor


Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas Di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021, Wulandari dan Meta Nurbaiti
88
Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 14 No. 3, September 2022
Wawan A. dan Dewi M. 2011. Pengetahuan,
Sikap Dan Prilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Senam Nifas Di Puskesmas Semuntul Kec. Rantau
Bayur Kab. Banyuasin Tahun 2021, Wulandari dan Meta Nurbaiti
89
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


PADA BAYI DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

Suharti J.F
Mamangkey
Sefti Rompas
Gresty Masi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas


Kedoteran Universitas Sam Ratulangi
Email : dewimamangkey26@gmail.com

Abstract : Breast Milk is the best food for babies, because the content of very special and perfect
its nutrition value, as well as in accoordance with the needs of the growing baby flower. During
breast feeding mothers need support one family support. During breast feeding mothers need
support on a family support. Familly support is a major external factors affect the success of
Exclusive breast milk. The Purpose of the research is known to support the family relationship
with exclusive breast feeding on infants in Clinic Ranotana Weru. Design Research is
descriptive research of correlative with the approach of Cross Sectional. Samples in this
research is the mother who has a baby aged 6-12 months as much as 103 respondents in the
method of is simple random sampling. The Result of the Research using statistical test of Chi-
Square with a confidence level of 95% (α=0,05%) obtained value p=0,000 < (α) 0,05%. Research
Findings of this study showed that there is a significant relationship between family support
with exclusive breast feeding on infants in Clinic Ranotana Weru.

Keywords : Family support, Exclusive breast milk

Abstrak : Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi, karena kandungan gizinya
sangat khusus dan sempurna serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. Selama
Ibu menyusui ibu membutuhkan dukungan salah satunya dukungan keluarga. Dukungan
keluarga merupakan faktor eksternal yang paling besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
ASI Eksklusif. Tujuan Penelitian diketahui hubungan dukungan keluarga dengan pemberian
asi eksklusif pada bayi di Puskesmas Ranotana Weru. Desain Penelitian merupakan penelitian
deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah ibu
yang mempunyai bayi berusia 6-12 bulan sebanyak 103 responden secara metode simple
random sampling. Hasil Penelitian menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat
kepercayaan 95% (α=0,05%), didapatkan nilai p-value=0,000 < (α) 0,05%. Simpulan hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga
dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di Puskesmas Ranotana Weru.
1
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018
Kata Kunci : Dukungan keluarga, Asi eksklusif

2
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

PENDAHULUAN dukungan dari keluarga terutama suami dan


Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan tenaga kesehatan (Proverawati dan Rahmawati,
terbaik untuk bayi, karena kandungan 2010).
gizinya sangat khusus dan sempurna
Berdasarkan data Profil Kesehatan
serta sesuai dengan kebutuhan
Indonesia tahun 2016, jumlah bayi di Indonesia 0-
tumbuh kembang bayi. ASI mudah
6 bulan adalah 2.000.200 bayi, sedangkan yang
dicerna, karena selain mengandung
mendapatkan ASI Eksklusif hanya 1.046.173 bayi
zat gizi yang sesuai, juga mengandung atau 52,3%, sedangkan target pencapaian ASI
enzim-enzim untuk mencernakan zat- eksklusif nasional pada tahun 2016 adalah
zat gizi yang terdapat dalam ASI
tersebut. ASI mengandung zat- zat gizi
berkualitas tinggi yang berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan bayi atau anak
(Maryunani, 2012).
The American Academy of
Pediatrics merekomendasikan ASI eksklusif
selama 6 bulan pertama dan selanjutnya
minimal selama 1 tahun. World Health
Organisation (WHO) dan United Nations
Children’s Fund (UNICEF)
merekomendasikan ASI eksklusif selama 6
bulan, menyusui dalam 1 jam pertama
setelah melahirkan, menyusui setiap kali
bayi mau dan tidak menggunakan botol
atau dot (Proverawati dan Rahmawati,
2010). Pencapaian 6 bulan ASI Eksklusif
bergantung pada keberhasilan inisiasi
menyusui dini dalam satu jam pertama.
UNICEF menyatakan bahwa 30.000
kematian bayi di Indonesia dan 10 juta
kematian anak balita di dunia setiap tahun
bisa dicegah melalui pemberian ASI
Eksklusif (Depkes, 2007).

Roesli (2007) menyatakan bahwa


dukungan keluarga merupakan faktor
eksternal yang paling besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan ASI eksklusif. Ibu
menyusui membutuhkan dukungan dan
pertolongan, baik ketika memulai maupun
melanjutkan menyusui hingga 2 tahun yaitu
3
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018
80%. Presentase pemberian ASI Herlina Retnaningtyas Putri Raharjo (2012)
Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di dengan judul Hubungan Support System
Sulawesi Utara pada tahun 2015 Keluarga dengan sikap ibu dalam
sebesar 55,7% dengan jumlah pemberian asi eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukoharjo, menunjukkan hasil
bayi 0-6 bulan 116.506 dan yang
ada hubungan support system keluarga
mendapatkan ASI Eksklusif hanya
dengan sikap ibu dalam pemberian asi
64.897 bayi sedangkan target
eksklusif. Pada jurnal Ayundha Rizky F
pencapaian ASI Eksklusif Provinsi
(2010) dengan judul hubungan
Sulawesi Utara adalah 70%.
pengetahuan, sikap ibu dan dukungan
Capaian ini sedikit lebih tinggi
keluarga terhadap pemberian asi eksklusif
dibandingkan pada tahun 2013
pada bayi usia 6-12 bulan, dari hasil
sebesar 51.2%, tahun 2012
penelitian menunjukkan bahwa ada antara
sebesar 46,2%, dan
sikap ibu dan dukungan keluarga terhadap
tahun 2011 sebesar 45,9% (Kepmenkes, pemberian asi eksklusif.

2016). Studi pendahuluan di Puskesmas


Ranotana Weru, bayi yang berumur 0-6
Dukungan atau support dari
orang lain atau orang terdekat,
sangatlah berperan dalam sukses
tidaknya menyusui. Semakin besar
dukungan yang didapatkan untuk
terus menyusui maka akan semakin
besar pula kemampuan untuk
dapat bertahan terus untuk
menyusui. Dukungan suami
maupun keluarga sangat besar
pengaruhnya, seorang ibu yang
kurang mendapatkan dukungan
suami, ibu, adik, atau bahkan
ditakut-takuti, dipengaruhi untuk
beralih ke susu formula
(Proverawati 2010).

Peneliti sebelumnya yaitu


Anggorowati (2011) dengan judul
hubungan antara dukungan
keluarga dengan pemberian asi
eksklusif pada bayi di Desa
Bebengan Kecamatan Boja
Kabupaten Kendal, menunjukkan
hasil bahwa ada hubungan antara
dukungan keluarga dengan
pemberian asi eksklusif pada bayi.
4
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

bulan pada bulan November 2017 adalah HASIL dan PEMBAHASAN

235 bayi, dan yang berumur 6-12 bulan Tabel 1. Distribusi Menurut Umur
pada bulan Desember 2017 adalah 255 bayi
dan yang mendapatkan ASI Eksklusif Umur n %
adalah 62 bayi dengan presentase 26,38% <20 tahun 13 12,6
dan target pencapaian ASI eksklusif di 21-25 tahun 48 44,6
Puskesmas Ranotana Weru yaitu 75%. Jika 26-30 tahun 30 29,1
dibandingkan dengan target yang harus 31-35 tahun 12 11,7
Total 103 100
dicapai dari pencapaian ASI Eksklusif
(Sumber : Data Primer 2018)
Provinsi Sulawesi Utara yaitu 70% dan
pencapaian ASI Eksklusif di Puskesamas
Ranotana Weru yaitu 70%, maka hasil Berdasarkan Tabel 1, responden yang
tersebut jauh dari target. Berdasarkan terbanyak terdapat pada kelompok umur
wawancara dengan 5 orang ibu menyusui 21-25 tahun sebanyak 48 orang (44.6%)
pada tanggal 21 Desember 2017 di dan paling sedikit pada kelompok umur 31-
Puskesmas Ranotana Weru, di dapatkan 35 tahun yaitu 12 orang (11,7%)
data bahwa 2 ibu menyusui mengatakan
bahwa bayinya diberikan ASI saja tanpa
ada makanan lainnya sejak bayi lahir, dan 3 Tabel 2. Distribusi Menurut Pendidikan
ibu menyusui mengatakan bahwa bayinya
Pendidikan n %
sudah diberikan makanan tambahan selain
ASI sejak bayi umur 3 bulan dikarenakan SD 4 3.9
ibu bekerja, ASI yang tidak keluar lagi dan
SMP 12 11,7

SMA 71 68,9

kurang mendapat perhatian, Perguruan 16 15,5


semangat,

dorongan dan informasi dari keluarga menekankan waktu pengukuran/observasi data


ketika ibu mengalami masalah dalam variabel independent dan dependent hanya satu
memberikan ASI. kali pada suatu saat (Nursalam, 2008).. Tempat
dan waktu penelitian pada bulan Desember 2017-
Februari 2018 di Puskesmas Ranotana Weru.
METODE PENELITIAN
Populasi ibu yang mempunyai bayi 6-12 bulan
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif berjumlah 156 orang, sampel simple random
karena tujuan dari penelitian ini adalah sampling, namun saat penelitian hanya terdapat
untuk mengetahui hubungan antara dua 103 responden dikarenakan terdapat 53
variabel bebas (dukungan keluarga) dan responden yang masuk dalam kriteria eksklusi.
variabel terikat (pemberian asi ekslusif
pada bayi). Penelitian ini menggunakan
pendekatan cros-sectional yaitu
5
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018
Tinggi
Total 103 100

(Sumber : Data Primer 2018)

Berdasarkan Tabel 2, responden


paling banyak pada tingkat
pendidikan SMA sebanyak 71 orang
(68,9%).

Tabel 3. Distribusi Menurut Dukungan


Keluarga

Dukungan n %
Keluarga

Baik 70 68,0
Kurang p 32,0
Total 103 100
(Sumber : Data Primer 2018)

Berdasarkan Tabel 3, yang


mendapatkan dukungan keluarga
yang baik sebanyak 70 orang
(68.0%).

6
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

Tabel 4. Distribusi Menurut Pemberian dengan kematangan psikis atau mental


(Siswono, 2004). Ditinjau dari pendidikan,
Asi Eksklusif
responden paling banyak pada tingkat
Pemberian n % pendidikan SMA sebanyak 71 orang (68,9%)
dan paling rendah pada tingkat
Asi Eksklusif
Diberikan 47 45,6%

Tidak 56 54,4% pendidikan SD yaitu 4 orang (3,9%).

Diberikan Sebagian besar tingkat pendidikan


Total 103 100 responden adalah SMA dimana
(Sumber : Data Primer 2018) dianggap lebih mudah menerima
informasi. Menurut Notoadmojo
(2003), bahwa dengan pendidikan
Berdasarkan tabel 4, responden yang tinggi maka seseorang akan
memberikan asi eksklusif hanya 47 orang cenderung lebih mudah untuk
(45,6%) sedangkan yang tidak memberikan
menerima informasi baik dari orang
asi eksklusif ada 56 orang (54,4%).
lain maupun dari media massa dan
Kurang 27 48,2 6 12.8 33 32.0
0,000
tingkat pendidikan
dibandingkan akan yang kurang
keluarga
Tabel
Baik 5.29 Distribusi Silang
51,8 41 87,2 70 Dukungan
68.0 memengaruhi
mendukung daya serap responden
dikarenakan kurang
Keluarga
Total dengan
56 54.4 Pemberian ASI100
47 45,6 103 Eksklusif terhadap informasi
pengetahuan yang dan
keluarga diterima.
informasi
Hasil distribusi dukungan keluarga,
Pemberian Asi Eksklusif yang mendapatkan dukungan keluarga
yang baik sebanyak 70 orang (68.0%) dan
yang mendapatkan dukungan kurang yaitu

33 orang (32,0%). Dari hasil yang


Dukungan Tidak Diberikan Total
P
didapatkan ternyata sebagian besar

Keluarga Diberikan Value


keluarga sangat mendukung ibu
n % n % n %
dalam memberikan ASI
eksklusif pada
bayi

(Sumber : Data Primer 2018) antara dukungan keluarga dengan pemberian asi
eksklusif pada bayi dimana nilai p=0,000 lebih kecil
dari 0,05%
Hasil uji hipotesis menggunakan uji Chi
Square pada tingkat kepercayaan 95%
(α=0,05%), menunjukkan ada hubungan Pembahasan
7
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018
Berdasarkan distribusi menurut umur, tentang manfaat memberikan ASI eksklusif.
umur responden yang terbanyak terdapat Dukungan keluarga adalah dukungan untuk
pada kelompok umur 21-25 tahun memotivasi ibu memberikan ASI saja
sebanyak 48 orang (44.6%) dan paling kepada bayinya sampai usia 6 bulan,
sedikit pada kelompok umur 31-35 tahun memberikan dukungan psikologis kepada
yaitu 12 orang (11,7%). Usia berkisar antara ibu dan mempersiapkan nutrisi yang
20-35 tahun termasuk dalam usia seimbang kepada ibu (Sudiharto, 2007).
reproduksi sehat (Manuaba, 2002). Pada Friedman dalam Sudiharto (2007)
golongan usia ini organ reproduksi telah menyatakan fungsi dasar keluarga lain
siap atau matang untuk menjalankan adalah fungsi afektif, yaitu fungsi internal
proses reproduksi dalam kaitannya dengan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan
pemberian ASI eksklusif atau laktasi serta psikososial, saling mengasuh, dan
didukung memberikan cinta kasih serta saling
menerima dan mendukung.

Hasil penelitian yang dilakukan,


responden yang memberikan asi eksklusif
hanya 47 orang (45,6%) sedangkan yang
tidak memberikan asi eksklusif ada 56
orang (54,4%). Pemberian ASI eksklusif
adalah ibu hanya memberikan ASI saja
sejak lahir sampai usia 6 bulan tanpa
tambahan apapun kecuali vitamin dan obat.
Presentase pemberian ASI eksklusif di

8
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

Puskesmas Ranotana Weru hanya (45,6%), ibu mendengarkan informasi-informasi yang


hal tersebut masih jauh dari target disampaikan oleh petugas kesehatan ketika
pemberian ASI eksklusif secara nasional berkonsultasi ke Puskesmas dan motivasi dalam
maupun (80%) dan target pencapaian diri ibu itu sendiri bahwa memberikan ASI ekslusif
Puskesmas Ranotana Weru (75%). selama 6 bulan dapat mencukupi nutrisi bayi.
Sebagian besar responden yang tidak
Ibu yang mendapatkan dukungan
memberikan ASI eksklusif disebabkan
informasional berupa informasi tentang
karena ASI belum keluar dan kekhawatiran
pentingnya pemberian ASI eksklusif
ibu karena ASI yang keluar masih sedikit
dan ibu yang bekerja sampai malam
sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
Pemberian ASI eksklusif tidak akan
membuat bayi kurang gizi selama 6 bulan
pertama, bahkan ibu yang gizinya kurang
baik sekalipun masih dapat memberikan
ASI yang cukup tanpa makanan tambahan
lain.

Hasil uji hipotesis menggunakan uji


Chi Square pada tingkat kepercayaan 95%
(α=0,05), menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara dukungan keluarga
dengan pemberian asi eksklusif pada bayi
di Puskesmas Ranotana Weru, dimana nilai
p=0,000 lebih kecil dari α=0,05.
Berdasarkan hasil tabulasi silang dapat
diketahui bahwa sebanyak 70 responden
dengan keluarga baik ada 29 responden
yang tidak memberikan ASI-nya secara
eksklusif, hal ini mungkin di karenakan
adanya faktor-faktor lain yang
mempengaruhi ibu untuk tidak
memberikan ASI yaitu ibu bekerja sampai
larut malam, kurangnya produksi ASI atau
faktor sosial budaya/kebiasaan yang keliru
karena masyarakat disana sering
memberikan susu formula/makanan
pendamping SUN sebelum waktunya. Dan
sebanyak 33 responden dengan dukungan
keluarga kurang ada yang memberikan ASI
eksklusif sebanyak 6 orang, walaupun
jumlahnya sedikit itu dikarenakan bahwa

9
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018
selama 6 bulan misalnya harus menyusui sendiri bayinya
memberikan penyuluhan dan (Rahmawati, 2010). Penelitian ini juga
edukasi dari keluarganya maupun sejalan dengan teori yang menyatakan
dari petugas kesehatan akan bahwa lingkungan berpengaruh terhadap
terdorong untuk memberikan ASI keberhasilan dalam pemberian ASI
eksklusif dibandingkan yang tidak eksklusif. Hasil penelitian ini sejalan
pernah mendapatkan informasi dengan hasil penelitian oleh Anggorowati
atau dukungan dari keluarganya (2011) dengan judul Hubungan Dukungan
sehingga peran keluarga sangat Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif
penting untuk keberhasilan pada bayi di Desa Bebengan Kecamatan
pemberian ASI eksklusif. Dukungan Boja Kabupaten Kendal menunjukkan
instrumental yang didapatkan dari bahwa ada hubungan antara dukungan
petugas kesehatan atau keluarga keluarga dengan pemberian ASI Eksklusif
terutama orang tua atau mertua pada bayi.
ibu diantaranya adalah dengan
memasakkan makanan bergizi yang
dapat memperlancar ASI,
mengajarkan ibu cara menyusui
yang benar juga mengajarkan ibu
untuk cara merawat payudara yang
benar. Ibu juga yang menanyakan
masalah apa yang dihadapi selama
menyusui serta mendapatkan
nasehat dari keluarga ataupun
petugas kesehatan, untuk
memberikan ASI untuk bayinya
yang merupakan wujud dari
dukungan penilaian.

Dukungan emosional yang


didapatkan dari petugas kesehatan
dan keluarga, berupa
mendengarkan keluhan- keluhan
ibu selama menyusui, memotivasi
dan menyemangatkan ibu untuk
tidak takut terjadi perubahan fisik
misalnya gemuk dan meyakinkan
bahwa ibu dapat memberikan ASI
ekslusif selama 6 bulan.. Secara
teoritis seorang ibu yang pernah
mendapat nasehat atau
penyuluhan tentang ASI dari
keluarganya dapat memengaruhi
sikapnya pada saat ibu tersebut
10
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

11
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang dukungan keluarga dengan pemberian asi
ekslusif pada bayi yang dilakukan di Puskesmas Ranotana Weru didapatkan sebagian besar
responden mendapatkan dukungan keluarga baik terhadap pemberian asi eksklusif, sehingga
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pemberian asi ekslusif
pada bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Anggorowati, (2011). Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Pemberian Asi Eksklusif
pada bayi di Desa Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. (diakses tanggal 14
Desember 2017)

Ayundha F. Rizky, (2010). Hubungan Pengetahuan, Sikap Ibu dan Dukungan Keluarga Terhadap
Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 6-12 Bulan. Skripsi. Universitas Airlangga.
(diakses tanggal 17 Desember 2017)

Depkes RI. Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Pedoman Penyelenggaraan


Pelatihan Konseling Menyusui dan Pelatihan Fasilitator Konseling Menyusui. Jakarta.

Herlina Retnangtyas Putri Raharjo (2012). Hubungan Support System Keluarga dengan Sikap Ibu
dalam Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Tahun 2012.
Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah, Surakarta. (diakses tanggal 17 Desember 2017)

12
e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 6 Nomor 1, Mei 2018

Maryunani, (2012). Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta:
CV. Trans Info Media.

Manuaba, (2002). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC

Notoadmodjo, S (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan


Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi 2: Jakarta:
Selemba Medika.

Proverawati dan Rahmawati (2010). Kapita Selekta ASI dan Menyusui.Yogyakarta :


Nuha Media.

Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan


Transkultural; editor, Esty Whayuningsih. Jakarta: EGC

13

Anda mungkin juga menyukai