Anda di halaman 1dari 90

EFEKTIVITAS PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENGELUARAN

ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS KARYA PENGGAWA
KABUPATEN PESISIR BARAT
TAHUN 2021

SKRIPSI

Oleh :

SUCI KARTIKA
NPM : 200102206P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020

i
EFEKTIVITAS PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENGELUARAN
ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KARYA PENGGAWA
KABUPATEN PESISIR BARAT
TAHUN 2021

SKRIPSI

Oleh :

SUCI KARTIKA
NPM : 200102206P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020

ii
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN SARJANA TERAPAN
Skripsi, 26 Mei 2021

SUCI KARTIKA
NPM : 200102206P

EFEKTIVITAS PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENGELUARAN


ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KARYA PENGGAWA
KABUPATEN PESISIR BARAT
TAHUN 2021

XVI+40 halaman + 4 tabel + 3 bagan + 7 lampiran

ABSTRAK

ASI merupakan sumber kehidupan bagi anak yang sangat penting dalam pertama
kehidupan seorang anak. Bayi baru lahir perlu mendapatkan perawatan yang
optimal sejak lahir, salah satunya adalah makanan yang ideal. Bayi yang baru
dilahirkan belum membutuhkan asupan lain selain ASI dari ibunya.Produksi ASI
yang sedikit pada hari-hari pertama setelah melahirkan menjadi kendala dalam
memberikan ASI secara dini. Pengeluaran ASI dapat dipercepat dengan tindakan
non-farmakologi yaitu melalui pijat oksitosin.

Penelitian ini untuk mengetahuiEfektivitas pijat oksitosin terhadap pengeluaran


ASI pada ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Karya Penggawa
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2021. Subjek penelitian ini adalah ibu Post Partum
di Wilayah Kerja Puskesmas Karya Penggawa. Penelitian ini menggunakan True
Eksperimental dengan rancangan penelitian Randomize Control Trial (RCT).
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30 responden 15 kelompok kontrol dan
15 kelompok intervensi. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive
sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan SOP.

Uji Statistik yang digunakan uji Chi Square. Hasil penelitian yang didapat
menunjukkan bahwa pijat oksitosin berpengaruh terhadap pengeluaran ASI. Ibu
yang memperoleh pijat oksitosin berpeluang 3,2 kali lebih cepat pengeluaran ASI
di bandingkan ibu yang di kompres air hangat. Ha diterima yang memperoleh pijat
oksitosin memiliki intensitas pengeluaran ASI lebih cepat dibandingkan dengan
yang tidak. Ibu harus lebih memperhatikan kebutuhan ASI untuk anaknya dan cara
memperlancar pengeluaran ASI serta dukungan keluarga terutama suami sangat
dibutuhkan

Kata Kunci : Pijat Oksitosin, Pengeluaran ASI, Kompres Air Hangat


Kepustakaan : 24 (2010-2019)

iii
UNIVERSITY FACULTY OF HEALTH
BACHELOR MIDWIFERY PROGRAM
AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
Thesis, 26 May 2021
SUCI KARTIKA
NPM : 200102206P

THE EFFECTIVITY OF OXYTOCYN MASSAGE ON THE EXPENDITURE


BREASTFEEDING IN POST PARTUM MOTHER AT KARYA PENGGAWA
PUBLIC HEALTH CENTER, PESISIR BARAT 2021

XVI+40 pages + 4 tables + 3 schemes + 7 attachments

ABSTRACT

Breast milk is a source of life for children which is very important in the first life of
a child. Newborn babies need to get optimal care from birth, one of which is ideal
food. Newborn babies do not need other intake other than breast milk from their
mothers. Low milk production in the first days after delivery becomes an obstacle
in giving breast milk early. Expression of breast milk can be accelerated by non-
pharmacological action, namely through oxytocin massage.

The purpose of this study was to determine the effectiveness of oxytocin massage
on breastfeeding in Post Partum mothers in the Work Area of the Karya Penggawa
Health Center, Pesisir Barat Regency in 2021. The subjects of this study were Post
Partum mothers in the Work Area of the Karya Penggawa Health Center.The
design of this study used True Experimental with a Randomize Control Trial (RCT)
research design. The number of samples in this study were 30 respondents, 15
control groups and 15 intervention groups. The sampling technique used was
purposive sampling. The instruments used were the observation sheet and SOP.

The statistical test used the Chi Square test. The results obtained indicate that
oxytocin massage has an effect on breastfeeding. Mothers who received oxytocin
massage were 3.2 times more likely to express breast milk than mothers who
received warm water compresses. Those who received oxytocin massage had an
intensity of expressing breastmilk faster than those who did not. Mothers should
pay more attention to the need for breast milk for their children and how to
facilitate the release of breast milk as well as family support, especially husbands,
which are very much needed.

Keywords: Oxytocin Massage, Expenditure Breastfeeding, Warm Water Kompres


Bibliography: 24 (2010-2019)

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi

EFEKTIVITAS PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENGELUARAN


ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KARYA PENGGAWA
KABUPATEN PESISIR BARAT
TAHUN 2021

Nama : SUCI KARTIKA


NPM : 200102206P

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi
Program Studi Kebidanan Sarjana Terapan Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah
Pringsewu Tahun Akademik 2020/2021

Pringsewu, 05 Mei 2021


Pembimbing

Iis Tri Utami, SST.,M.Keb


NIDN. 0207069003

Mengetahui
Ketua Program Studi
Kebidanan Sarjana terapan
Universitas Aisyah Pringsewu

Septika Yani Veronica, SST.,M.Tr.Keb


NIDN. 0214098902

v
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi:

EFEKTIVITAS PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENGELUARAN


ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KARYA PENGGAWA
KABUPATEN PESISIR BARAT
TAHUN 2021

Nama : SUCI KARTIKA


NPM : 200102206P

Telah diterima oleh Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi Program Studi Kebidanan
Sarjana Terapan Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu Tahun
Akademik 2020/2021

1. Penguji I :

Rini Wahyuni,SST.,M.Kes __________________


NIDN. 0226079101

2. Penguji II :

Inggit Primadevi, SST.,M.Keb __________________


NIDN. 0203088903

3. Penguji III :

Iis Tri Utami, SST.,M.Keb __________________


NIDN. 0207069003

Tanggal Ujian :
Mengetahui
Dekan Kesehatan
Universitas Aisyah Pringsewu

Wiwi Febriani,S.Gz.,M.Si
NIDN. 0221029001

vi
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Suci Kartika
NPM : 200102206P
Program Studi : Kebidanan Sarjana Terapan
Judul Skripsi : Efektivitas Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada
Ibu Post Partum Di Wilayah Kerja Puskesmas Karya
Penggawa Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2021

Dengan ini menyatakan bahwa :


1. Skripsi yang saya buat tidak pernah/belum pernah dibuat oleh orang lain
dan saya menjamin orisinilitas skripsi yang saya buat.

2. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah


tersebut, maka saya penyusun bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dapat
dipertanggung jawabkan

Pringsewu, 05 Mei 2021

Materai
10.000

SUCI KARTIKA

vii
MOTTO

“Tidak ada kesuksesan melainkan pertolongan dari ALLAH ”

(QS. HUUD :88)

Orang yang pesimis selalu melihat kesulitan di setiap kesempatan


Tapi orang yang optimis selalu melihat kesempatan dalam setiap
kesulitan”

(Ali Bin Abi Thalib)

viii
RIWAYAT HIDUP

Identitas diri :

1. Nama : Suci Kartika


2. NPM : 200102206P
3. Tempat Tanggal Lahir : Penggawa V Ulu, 06 April 1985
4. Alamat : Sukanegara Kec. Pesisir Tengah Kab. Pesisir
Barat
5. No.Telepon/HP : 082183080xxx
6. No. WhatsApp : 082183080xxx
7. E-mail : sucikartika260@gmail.com

Riwayat Hidup

1. SDN 1 Penggawa V Ulu tahun lulus 1997


2. Mts Nu Krui tahun lulus 2000
3. SMUN 1 Pesisir Tengah tahun lulus 2003
4. STIKes Aisyah Yogyakarta tahun lulus 2006
5. Prodi Kebidanan Sarjana Terapan Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah
Pringsewu

ix
PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, kupersembahkan sebuah karya kecilku


ini kepada semua yang telah memberiku motivasi :

1. Allah SWT, rasa syukurku yang telah diberikan kemudahan,kesehatan,


sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
2. Orang tua tercinta, sebagai motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah
berhenti mendo’akan dan menasehatiku, menyayangiku setiap waktu,
memberikanku pelajaran hidup, pendidikan, sehingga aku bisa menjadi
seseorang yang berkarakter. Terimakasih atas semua pengorbanan dan
kesabaran mengantarku sampai saat ini.
3. Suami dan anak-anaku tercinta yang selalu memberi dukungan baik materi
maupun dukungan langsung, anaku sebagai penyemangat.
4. Seluruh Staff dan Dosen yang telah banyak memberikan bimbingan kepada
penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Aisyah Pringsewu
Lampung.
5. Almamater Universitas Aisyah Pringsewu Lampung

x
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Limpahan Rahmat, hidayah dan
karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Efektivitas Pijat
Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja
Puskesmas Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2021’’ dapat saya
selesaikan. Penyelesaian skripsi ini juga berkat dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini perkenankan penulis menghanturkan rasa terimakasih
kepada yang terhormat:
1. Sukarni, SSi. T , M. Kes, selaku Ketua Yayasan Aisyah Lampung
2. Wisnu Prabowo Wijayanto, S.Kep,Ners,MAN selaku Rektor Universitas
Aisyah Pringsewu
3. Wiwi Febriani, S.Gz.,M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Aisyah Pringsewu
4. Septika Yani Veronica, SST.,M.Tr.Keb selaku Ka.Prodi D4 Kebidanan
Universitas Aisyah Pringsewu
5. Iis Tri Utami, SST.,M.Keb, selaku pembimbing utama dan pendamping
yang telah banyak membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Rini Wahyuni,SST.,M.Kes selaku penguji I yang telah memberikan
masukan dan saran demi perbaikan skripsi ini
7. Inggit Primadevi, SST.,M.Keb selaku penguji II yang yang telah
memberikan saran dan kritik untuk skripsi ini.
8. Seluruh Staff dan Dosen yang telah banyak memberikan bimbingan kepada
penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Aisyah Pringsewu
9. Almamater Universitas Aisyah Pringsewu Lampung

Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan yang telah diberikan.


Penulis menyadari dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, semoga Allah
SWT senantiasa melindungi kita semua. Amin

Pringsewu, 05 Mei 2021

Suci Kartika

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR...........................................................................i


HALAMAN JUDUL DALAM.......................................................................ii
ABSTRAK.......................................................................................................iii
ABSTRACT.....................................................................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................vi
ORISINALITAS SKRIPSI............................................................................vii
MOTTO...........................................................................................................viii
RIWAYAT HIDUP.........................................................................................ix
LEMBAR PERSEMBAHAN.........................................................................x
KATA PENGANTAR....................................................................................xi
DAFTAR ISI...................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xiv
DAFTAR TABEL...........................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 6
E. Ruang lingkup..................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep ASI dan Kolostrum
1. Definisi ........................................................................................ 8
2. Fisiologis Pengeluaran ASI ......................................................... 9
3. Faktor yang Mempengaruhi ASI ................................................. 12
4. Hormon Pembentuk ASI ............................................................. 14
5. Manfaat ASI ................................................................................ 16
6. Kontra Indikasi ASI ..................................................................... 17
7. Penatalaksanaan Pengeluaran ASI .............................................. 18
8. Pengukuran Keberhasilan Pengeluaran ASI................................. 19

B. Pijat Oksitosin
1. Definisi Pijat Oksitosin ................................................................ 20
2. Manfaat Pijat Oksitosin ............................................................... 20
3. Langkah-langkah Pijat Oksitosin ................................................. 20

C. Penelitian Terkait ............................................................................... 22

xii
D. Kerangka Teori .................................................................................. 23
E. Kerangka Konsep............................................................................... 23
F. Hipotesis ............................................................................................ 24

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian .................................................................................. 25
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 25
C. Rancangan Penelitian ........................................................................ 25
D. Subjek Penelitian ............................................................................... 26
E. Variabel Penelitian ............................................................................ 27
F. Definisi Operasional .......................................................................... 28
G. Alat Ukur ........................................................................................... 28
H. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 28
I. Pengumpulan Data ............................................................................. 29
J. Pengolahan Data ................................................................................ 30
K. Analisa Data ...................................................................................... 31

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 33
B. Hasil Penelitian .................................................................................. 34
C. Pembahasan ....................................................................................... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ........................................................................................ 39
B. Saran .................................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional....................................................................... 28

Tabel 4.1 Rata-rata waktu pengeluaran ASI pada Grup kontrol dan intervensi 34

Tabel 4.2 Kategori Pengeluaran ASI pada Grup kontrol dan intervensi ....... 35

Tabel 4.3 Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Pengeluaran ASI pada Ibu Post
Partum............................................................................................................ 35

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 23

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ...................................................................... 23

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian ................................................................... 26

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Persetujuan Responden


Lampiran 2 SOP
Lampiran 3 Lembar Observasi
Lampiran 4 Surat Prasurvey
Lampiran 5 Surat Balasan Prasurvey

Lampiran 6 Surat Penelitian dan balasan

Lampiran 7 Rekap Data Responden

Lampiran 8 Hasil SPSS

Lampiran 9 Daftar Singkatan

xvi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ibu Post Partum dengan persalinan normal pada ibu primipara,

persalinan merupakan pengalaman yang pertama sehingga dapat menyebabkan

stres saat persalinan maupun setelah persalinan. Stres yang dialami ibu

primipara dapat meningkatkan kadar hormon kortisol yang menyebabkan

menurunnya kadar hormon oksitosin sehingga mengakibatkan keterlambatan

onset laktasi (Astutik, 2015).

Bayi baru lahir perlu mendapatkan perawatan yang optimal sejak lahir,

salah satunya adalah makanan yang ideal. Bayi yang baru dilahirkan belum

membutuhkan asupan lain selain ASI dari ibunya. Namun pada kenyataannya,

pemberian ASI eksklusif tidak semudah yang dibayangkan. Berbagai kendala

bisa timbul dalam upaya memberikan ASI eksklusif selama enam bulan

pertama kehidupan bayi. Kolostrum merupakan ASI yang di produksi

beberapa saat setelah bayi lahir sampai hari ke tiga atau ke empat, warnanya

lebih kuning dan lebih kental dari pada ASI. Kolostrum akan merangsang

pembentukan daya tahan tubuh sehingga berfungsi sebagai imunisasi aktif dan

pasif (Astutik, 2017).

World Health Organization (WHO) juga memberikan himbauan bahwa

sebaiknya bayi hanya diberikan air susu ibu (ASI) selama paling sedikit 6

bulan, serta pemberian ASI dipastikan berlanjut sampai bayi berumur dua

tahun (WHO, 2018). Hal ini dimaksudkan supaya ibu dapat mempertahankan

ASI eksklusif selama 6 bulan, WHO juga menghimbau agar melakukan inisiasi
2

menyusui dalam satu jam pertama kehidupan, bayi hanya menerima ASI tanpa

tambahan makanan atau minuman, termasuk air, menyusui sesuai permintaan

atau sesering yang diinginkan bayi, dan tidak menggunakan botol atau dot

(WHO, 2018).

Menurut data World Health Organization (WHO) dan UNICEF, cakupan

ASIeksklusif pada bayi di bawah 6 bulan adalah 41% dan ditargetkan

mencapai 70% pada tahun 2030 (Global Breastfeeding Scorecard, 2018).

Standar pertumbuhan anak yang diterapkan diseluruh dunia menurut WHO

yaitu menekankan pemberian ASI sejak lahir sampai usia 6 bulan. Setelah itu

bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI sampai usia mencapai 2 tahun

dan tetap menyusui (Arma, 2017).

Berdasarkan data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2017, cakupan

presentasi bayi yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia adalah sebesar

61,33% (Profil Kesehatan Indonesia, 2017). Pemerintah telah menargetkan

pencapaian ASI Ekslusif di Indonesia sebesar 80%, namun hal itu masih belum

tercapai hingga saat ini. Upaya untuk meningkatkan cakupan ini dengan

memberikan informasi yangbenar dan tepat mengenai berbagai manfaat ASI

eksklusif bagi ibu maupun bayi sehingga dapat meningkatkan kesadaran

masyarakat mengenai pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi.

Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2019

menunjukkan bahwa tren pencapaian bayi kurang dari 6 bulan yang

mendapatkan ASI ekslusif menunjukkan peningkatan dari tahun 2018 yaitu dari

65,26% menjadi 69,3% pada tahun 2019. Sedangkan capaian pemberian ASI

ekslusif di Kabupaten Pesisir Barat ditinjau dari data cakupan bayi kurang dari
3

6 bulan yang mendapatkan ASI ekslusif tahun 2019 mencapai 80,9%% (Profil

Kesehatan Provinsi Lampung, 2019).

Cakupan bayi mendapatkan ASI Ekslusif berdasarkan profil kesehatan di

Kabupaten Pesisir Barat tahun 2019 sebesar 80,9% dimana angka ini telah

memenuhi target yang diharapkan yaitu 60%. Angka pemberian ASI di

Puskesmas Karya Penggawa termasuk dalam 5 besar pencapaian ASI tertinggi

di Kabupaten Pesisir Barat yaitu 56,1%, akan tetapi masih ada angka dimana

belum tercapainya pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Karya Penggawa (Profil Kesehatan Provinsi Lampung, 2019).

Produksi ASI yang sedikit pada hari-hari pertama setelah melahirkan

menjadi kendala dalam memberikan ASI secara dini. Usaha untuk merangsang

hormone prolaktin dan oksitosin pada ibu setelah melahirkan selain dengan

memeras ASI, dapat juga dilakukan dengan melakukan perawatan payudara,

inisiasi menyusu dini (IMD), lama dan frekuensi menyusui secara on demand,

serta pijat oksitosin (Putri, 2010).

Pengeluaran ASI dapat dipercepat dengan tindakan non-farmakologi

yaitu melalui pijat oksitosin yang dapat dilakukan dengan cara memijat area di

sekitar punggung (vertebra pars thoratica) untuk merangsang keluarnya ASI,

sehingga ibu akan merasakan puas, bahagia, percaya diri, karena bisa

memberikan ASI pada bayinya, memikirkan bayinya dengan penuh kasih dan

perasaan positif lainnya akan membuat reflek oksitosin bekerja (Asih dan

Risneni, 2016).
4

Pijat oksitosin adalah pemijatan tulang belakang pada costae (tulang

rusuk) ke lima hingga keenam sampai ke scapula (tulang belikat) yang akan

mempercepat kerja saraf parasimpatis, saraf yang berpangkal pada medulla

oblongata dan pada daerah-daerah sacrum dari medulla spinalis, merangsang

hipofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin, oksitosin menstimulasi

kontraksi sel-sel otot polos yang melingkari duktus laktiferus kelenjar mamae

yang menyebabkan kontraktilitas mioepitel payudara sehingga dapat

meningkatkan pelancaran ASI dari kelenjar mamae (Suryani dan Astuti, 2013).

Hasil penelitian Isnaini dan Rama (2015) menjelaskan bahwa dari 15

responden yang dilakukan pijat oksitosin sebanyak 9 ibu nifas (60%) yang

pengeluaran ASI cepat, 5 ibu nifas (33%) yang pengeluaran ASI normal dan

ibu yang mengalami pengeluaran ASI lambat sebesar 1 ibu nifas (7% ) dan

kelompok yang tidak dilakukan pijat oksitosin 15 responden sebanyak 12 ibu

nifas (80%).

Dampak tidak lancarnya pengeluaran dan produksi ASI bisa

menimbulkan masalah baik pada ibu maupun bayi diantaranya payudara

bengkak (engorgement), mastitis, abses payudara, saluran susu tersumbat

(obstructed duct), sindrom ASI kurang, bayi sering menangis, bayi ikterus

(Marmi, 2012). Oleh karena itu, perlu adanya usaha untuk merangsang hormon

prolaktin dan oksitosin pada ibu setelah melahirkan selain dengan memeras

ASI, dapat dilakukan juga dengan melakukan perawatan dan pemijatan

payudara, membersihkan puting, sering menyusui bayi meskipus ASI belum

keluar, menyusui dini dan teratur serta pijat oksitosin (Mardiyaningsih dkk.,

2011).
5

Hasil survei yang dilakukan oleh peneliti terhadap ibu Post Partum di

Puskesmas Karya Penggawa didapatkan hasil bahwa dari 8 ibu Post Partum

primipara, 5 diantaranya mengeluh ASI nya tidak keluar pada hari pertama

melahirkan serta merasa produksi ASI kurang.Melihat fenomena tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Efektivitaspijat oksitosin

terhadap pengeluaran ASI pada ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas

Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2021 “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena tersebut muncul suatu pertanyaan penelitian yaitu

apakah efektivitas pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu Post

Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat

Tahun 2021?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuiefektivitaspijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu

Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Karya Penggawa Kabupaten

Pesisir Barat Tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi pengeluaran ASI pada kelompok pijat

oksitosin

b. Diketahui kategori pengeluaran ASI pada kelompok kompres air

hangat

c. Diketahui pengaruh pijat oksitosin pada ibu Post Partum di Puskesmas

Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2021


6

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai

pihak, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pustaka

mengenai manfaat pijat oksitosin bagi ibu Post Partum yang bertujuan untuk

merangsanng pengeluaran ASI pada hari pertama melahirkan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas Karya Penggawa

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bentuk

bahan acuan untuk memberikan informasi lebih mendalam mengenai

pentingnya pengeluaran ASI pada hari pertama melahirkan dengan

melakukan pijat oksitosin dan diharapkan Pukesmas Karya Penggawa

dapat membuat suatu program pendidikan kesehatan bagi ibu Post

Partum.

b. Bagi ibu Post Partum

Mampu memberikan informasi serta pengetahuan tambahan

mengenai pijat oksitosin, sehingga mampu memberikan ASI pada

bayinya pasca melahirkan dengan melakukan pijat oksitosin.

c. Bagi Universitas Aisyah Pringsewu

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan

diperpustakaan Universitas Aisyah Pringsewu serta sebagai sumber

refrensi bagi mahasiswa.


7

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan mampu memberikan informasi atau gambaran

mengenai efektivitas pijat oksitosin serta diharapkan peneliti

selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan desain

penelitian yang berbeda serta memperluas variable penelitian.

E. Ruang Lingkup

Jenis penelitin ini adalah kuantitatif dan rancangan penelitian

menggunakan True Eksperimental dengan rancangan penelitian Randomize

Control Trial (RCT). Objek penelitian ini adalah efektivitaspijat oksitosin

terhadap pengeluaran ASI Subjek penelitian ini adalah ibu Post Partum di

Wilayah Kerja Puskesmas Karya Penggawa. Penelitian ini telah dilaksanakan

di Wilayah Kerja Puskesmas Karya PenggawaKabupaten Pesisir Barat Tahun

2021.
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Air Susu Ibu (ASI)

1. Definisi

ASI merupakan sumber kehidupan bagi anak yang sangat penting

dalam pertama kehidupan seorang anak, dimana dalam ASI terdapat

banyak kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak yang menunjang

tumbuh kembang seorang anak. ASI adalah cairan hasil sekresi payudara

ibu. ASI merupakan emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan

garam-garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar

payudara ibu setelah melahirkan (Imam, Fitriani, dan Bustami, 2018).

Air Susu Ibu (ASI) merupakan bahan makanan pertama dan tunggal

yang paling baik, paling sesuai dan paling sempurna bagi bayi, terutama

pada saatsaat permulaan kehidupan.Kecukupan jumlah serta kualitas ASI

yang harus diberikan sangat menentukan perkembangan dan

pertumbuhan bayi, agar tetap dalam keadaan sehat. Kecukupan jumlah

maupun kualitas ASI, sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi ibunya

sewaktu hamil hingga menyusui. Karena selama kehamilan dan periode

menyusui ibu tidak boleh menderita kekurangan gizi (Lina Rahmiati,

2015).
9

2. Fisiologis Pengeluaran ASI

Menurut (Rini dan Kumala, 2017) pengeluaran ASI merupakan

suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik, saraf

dan bermacam-macam hormon. Pengaturan hormon terhadap pengeluaran

ASI, dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

a. Pembentukan Kelenjar Payudara

Permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari duktus

yang baru, percabangan-percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi

oleh hormon-hormon plasenta dan korpus luteum. Hormon-hormon

yang ikut membantu mempercepat pertumbuhan adalah prolaktin,

laktogen plasenta, karionik gonadotropin, insulin, kortisol, hormon

tiroid, hormon paratoroid, dan hormon pertumbuhan. Pada trimester

pertama kehamilan, prolaktin dari adenohipofise/hipofise anterior

mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu

yang disebut kolostrum. Pada masa ini pengeluaran kolostrum masih

dihambat oleh estrogen dan progesteron, tetapi jumlah prolaktin

meningkat, hanya aktivitas dalam pembuatan kolostrum yang

ditekan pada trimester kedua kehamilan, laktogen plasenta mulai

merangsang untuk pembuatan kolostrum. Keaktifan dari rangsangan

hormon-hormon terhadap pengeluaran air susu telah

didemonstrasikan kebenarannya bahwa seorang ibu yang melahirkan

bayi berumur 4 bulan dimana bayinya meninggal, tetap keluar

kolostrum.
10

b. Pembentukan ASI

Seorang ibu yang menyusui dikenai 2 reflek yang masing-

masing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu

yaitu:

1) Reflek Prolaktin

Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan

untuk membuat kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas

karena aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan

progesteron yang kadarnya memang tinggi. Setelah partus

berhubung lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus

luteum maka estrogen dan progesteron sangat berkurang

ditambah dengan adanya isapan bayi yang merangsang puting

susu dan kalang payudara, akan merangsang ujung-ujung saraf

sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.

Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla

spinalis hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor-faktor

yang menghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang

pengeluaran faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin.

Faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin akan merangsang

hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini

merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat ASI.

Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3

bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat


11

tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan

bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung.

2) Reflek Letdown

Bersama dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise

anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang

dilanjutkan kehipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian

dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini diangkat

menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus

sehingga terjadi involusi dari organ tersebut. Kontraksi dari sel

akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan

masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui

duktus laktiferus masuk ke mulut bayi.

c. Pemeliharaan Pengeluaran ASI

Puting susu yang sudah masuk ke dalam mulut dengan bantuan

lidah, puting susu di tarik lebih jauh dan rahang menekan kadang

payudara di belakang puting susu yang pada saat itu sudah terletak

pada langit-langit keras. Dengan tekanan pemeliharaan penyediaan

air susu selama menyusui. Bila ASI tidak dikeluarkan akan

mengakibatkan berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang

menyebabkan terlambatnya proses menyusui. Berkurangnya

rangsangan menyusui oleh bayi misalnya kekuatan isapan yang

kurang, frekuensi isapan yang kurang dan singkatnya waktu

menyusui. Ini berarti pelepasan prolaktin yang cukup untuk


12

mempertahankan pengeluaran ASI mulai sejak minggu pertama

kelahiran.

d. Proses Laktasi

Proses menyusui atau laktasi melibatkan dua jenis hormon yaitu

hormon prolaktin (produksi ASI) dan oksitosin (pengeluaran ASI),

ASI mulai di produksi saat bayi menghisap payudara ibu, saat proses

ini berlangsung akan terjadi 2 macam refleks yaitu refleks prolaktin

dan reflex let down. Refleks prolaktin dan refleks let down di bentuk

bersamaan saat bayi menghisap payudara ibu (Maryunani, 2015).

Refleks prolaktin merangsang neurohormonal pada puting susu

dan aerola ibu teruskan ke lobus anterior melalui nervus untuk

mengeluarkan hormon prolaktin masuk ke peredaran darah dan

sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI. Sementara itu, pada

reflex let down rangsangan dari isapan bayi di teruskan ke hipofise

posterior untuk mengeluarkan hormone oksitosin. Hormon oksitosin

dibawa melalui aliran darah menuju uterus sehingga menimbulkan

kontraksi sel untuk memeras air susu yang telah terproduksi keluar

dari alveoli dan mengalir melalui duktus laktiferus (Maryunani,

2015).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI

Menurut (Proverawati dan Rahmawati, 2010), faktor yang

memengaruhi produksi ASI antara lain:


13

a. Frekuensi Penyusuan

Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulai

hormon dalam kelenjar payudara. Berdasarkan beberapa penelitian,

maka direkomendasikan untuk frekuensi penyusuan paling sedikit 8

kali per hari pada periode awal setelah melahirkan.

b. Berat Lahir

Beberapa penelitian menyebutkan adanya hubungan antara berat

lahir bayi dengan volume ASI, yaitu berkaitan dengan kekuatan

menghisap, frekuensi dan lama penyusuan. Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR) memiliki kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah

dibandingkan dengan bayi berat lahir normal. Kemampuan

menghisap yang rendah ini termasuk didalamnya frekuensi dan lama

penyusuan yang lebih rendah yang akan memengaruhi stimulasi

hormon prolactin dan oksitosin dalam produksi ASI.

c. Umur Kehamilan saat melahirkan

Umur kehamilan saat melahirkan akan memengaruhi asupan

ASI si bayi. Bila umur kehamilan kurang dari 34 minggu, maka bayi

dalam kondisi sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara

efektif, sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi lahir

normal dan tidak prematur. Lemahnya kemampuan menghisap pada

bayi premature ini dapat disebabkan oleh karena berat badannya

rendah dan belum sempurnanya fungsi organ tubuh bayi tersebut.


14

d. Usia dan Paritas

Usia dan paritas tidak berhubungan dengan produksi ASI. Pada

ibu menyusui yang masih berusia remaja dengan gizi yang baik,

intake ASI mencukupi. Sementara itu, pada ibu yang melahirkan

lebih dari satu kali, produksi ASI pada hari keempat postpartum jauh

lebih tinggi dibandingkan pada ibu yang baru melahirkan pertama

kalinya.

4. Hormon Pembentuk ASI

a. Esterogen dan Progesteron

Hormon progesterone ini mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran

alveoli. Tingkat progesteron akan menurun sesaat setelah melahirkan

dan hal ini dapat mempengaruhi produksi ASI berlebih.

Hormon estrogen menstimulasi saluran ASI untuk membesar.

Hormon estrogen akan menurun saat melahirkan dan akan tetap

rendah selama beberapa bulan selama masih menyusui. Pada saat

hormone estrogen menurun dan ibu masih menyusui, di anjurkan

untuk menghindari KB hormonal berbasis hormone estrogen karena

akan menghambat produksinya ASI.

b. Prolaktin

Hormon prolaktin merupakan suatu hormon yang di sekresikan

oleh grandula pituitary. Hormon ini berperan dalam membesarnya

alveoli saat masa kehamilan. Hormon prolaktin memiliki peran

penting dalam memproduksi ASI, karena kadar hormon ini meningkat

selama kehamilan. Kadar hormon prolaktin terhambat olek plasenta,


15

saat melahirkan dan plasenta keluar hormon progesterone dan

estrogen mulai menurun sampai tingkat dilepaskan dan diaktifkannya

hormone prolaktin.

c. Oksitosin

Hormon oksitosin berfungsi mengencangkan otot halus pada

Rahim pada saat melahirkan dan setelah melahirkan. Pada saat setelah

melahirkan, oksitosin juga mengancangkan otot halus pada sekitar

alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Hormon oksitosin

juga berperan dalam proses turunnya susu let down/milk ejection

reflex. Hormon prolaktin dapat merangsang payudara untuk

menghasilkan lebih banyak susu. Sedangkan hormon oksitosin

merangsang kontraksi otot-otot yang sangat kecil yang mengelilingi

duktus dalam payudara, kontraksi ini menekan duktus dan

mengelurkan air susu ke dalam penampungan di bawah areola (Rini

Yuli Astutik, 2014); (Dr. Taufan Nugroho, Nurrezki,, Desi dan Wilis,,

2014).

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi keluarnya hormone

oksitosin, yaitu :

1) Isapan bayi saat menyusu

2) Rasa kenyamanan diri pada ibu menyusui

3) Diberikan pijatan pada punggung atau pijat oksitosin ibu

yangsedang menyusui

4) Dukungan suami dan keluarga pada ibu yang sedang dalam masa

menyusui eksklusif pada bayinya


16

5) Keadaan psikologi ibu menyusui yang baik

6) (Nia Umar S. Sos, 2014)

d. HPL (Human Placenta Lactogen)

Pada saat kehamilan bulan kedua, plasenta akan banyak

mengeluarkan hormon HPL yang berperan dalam pertumbuhan

payudara, putting, dan areola sebelum melahirkan.

5. Manfaat ASI

Memberian ASI sangat bermanfaat bagi bayi, khususnya pemberian

ASI secara eksklusif, ASI eksklusif merupakan pemberian minum ASI

secara murni yaitu bayi hanya di berikan ASI saja tanpa ada makanan

atau minuman tambahan selama 6 bulan penuh. Manfaat pemberian ASI

juga bermanfaat bagi ibu bayi, manfaat pemberian ASI bagi ibu dan bayi

sebagai berikut :

a. Manfaat Bagi Bayi

1) ASI sebagai nutrisi karena mempunyai komposisi yang sesuai

dengan kebutuhan nutrisi bayi yang dilahirkan

2) Jumlah kalori yang terdapat dalam ASI dapat memnuhi kebutuhan

bayi sampai usia bayi enam bulan

3) Pemberian ASI dapat mempengaruhi ikatan batin antara ibu dan

bayi, serta dapat pula mengurangi kareis pada gigi akibat kadar

laktosa yang sesuai kebutuhan bayi

4) Dapat mengurangi kejadian malokluasi akibat penggunaan dot

yang lama (Rini Yuli Astutik, 2014)


17

b. Manfaat Bagi Ibu Bayi

1) Mencegah perdarahan setelah melahirkan

2) Mempercepat involusi uterus

3) Mengurangi resiko anemia

4) Mencegah terjadinya kanker payudara dan kanker ovarium

5) Dapat menimbulkan ikatan batin antara ibu dan anak

6. Kontra Indikasi ASI

Menurut (Medforth, Battersby, Evans, Marsh, dan Walker, 2012),

kontraindikasi dalam pemberian ASI yaitu:

a. Obat-obatan

Sebagian besar obat akan masuk ke ASI dalam jumlah yang lebih

banyak atau lebih sedikit. Sebagian obat ada yang dapat dikonsumsi

secara aman, tetapi ada beberapa obat yang dikontraindikasikan

selama menyusui

b. Kanker

Terapi antikanker biasanya sangat toksik dan akan membuat

menyusui tidak mungkin dilakukan tanpa membahayakan bayi.

c. Cedera Payudara

Kerusakan serius pada payudara yang disebabkan oleh luka bakar

dan kecelakaan mungkin meninggalkan bekas parut yang membuat

menyusui tidak memungkinkan untuk di lakukan.

d. Infeksi HIV

Ibu yang terinfeksi HIV kemungkinan dapat menularkan ke bayi

melalui ASI.
18

7. Penatalaksanaan Pengeluaran ASI dengan Tehnik Non-Farmakologi

Tindakan nonfarmakologi mencakup intervensi perilaku-kognitif dan

penggunaan agen-agen fisik. Dalam melakukan intervensi keperawatan,

manajemen nonfarmakologis merupakan tindakan independen dari

seorang perawat untuk membantu pengeluaran ASI pada pasien. Teknik

non farmakologis untuk membantu pengeluaran ASI yaitu:

a. Kompres Hangat

Kompres hangat pada payudara akan memberikan sinyal ke

hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang

peka terhadap panas di hipotalamus dirangsang, sistem efektor

mengeluarkan sinyal dengan vasodilatasi perifer. Kompres hangat

payudara selama pemberia ASI akan dapat meningkatkan aliran ASI

dari kelenjar-kelenjar penghasil ASI. Manfaat kompres hangat

payudara adalah :

1) Stimulasi reflek let down;

2) Mencegah bendungan payudara yang bisa menyebabkan

payudara bengkak, dan

3) Memperlancar peredaran darah pada daerah payudara (Mas’adah

2015).

b. Tehnik Mermet

Teknik ini merupakan kombinasi antara cara memerah ASI dan

memijat payudara sehingga reflek keluarnya ASI optimal, teknik ini

pada prinsipnya bertujuan untuk mengosongkan ASI dari sinus

laktiferus (Mas'adah, 2015).


19

c. Breast Care

Breast care bertujuan untuk memerlancar sirkulasi dan mencegah

tersumbatnya aliran susu sehingga memerlancar pengeluaran ASI

serta menghindari terjadinya pembengkakan dan kesulitan menyusui

(Mas'adah, 2015).

8. Pengukuran Keberhasilan Pengeluaran ASI

Menurut Budiarti (dalam Naziroh, 2017) yang menyatakan bahwa

untuk mengetahui pengeluaran kolostrum serta banyaknya produksi ASI

beberapa kriteria dapat digunakan sebagai patokan diantaranya yaitu :

a. Pengeluaran ASI< 24 jam

b. ASI yang banyak dapat merembes keluar melalui putting

c. Bayi akan tertidur tenang selama 3-4 jam jika ASI cukup

d. Bayi paling sedikit menyusu 8-10 kali dalam 24 jam

e. Pada 24 jam pertama bayi mengeluarkan BAB yang berwarna hijau

pekat.

Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui kelancaran pengeluaran

ASI ibu Post Partum pada penelitian ini yaitu lembar observasi

berdasarkan kriteria yaitu :

a. Cepat (24-48 jam)

b. Normal (48-72 jam)

c. Lambat (> 72 jam) (Isnaeni, 2015)


20

B. Pijat Oksitosin

1. Definisi Pijat Oksitosin

Pijat oksitosin dilakukan dengan pemijatan tulang belakang sampai

tulang costae ke 5-6 melebar ke scapula yang akan mempercepat kerja

syaraf parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke otak sehingga

pengeluaran hormon oksitosin meningkat (Desmawati, 2013).

Pijat oksitosin dapat dilakukan segera setelah ibu melahirkan

bayinya dengan durasi 2-3 menit. Pijat oksitosin dapat dilakukan setiap

saat, lebih disarankan sebelum menyusui atau memerah ASI, frekuensi

pemberian pijatan minimal 2 kali sehari (Ummah, 2014).

2. Manfaat Pijat Oksitosin

Menurut Widuri (2013), banyak manfaat yang bisa diperoleh dari

melakukan pijat oksitosin, diantaranya yaitu:

a. Mengurangi bengkak payudara/ engorgement

b. Mengurangi sumbatan ASI

c. Merangsang pelepasan hormon oksitosin

d. Mempertahankan pengeluaran ASI ketika ibu dan bayi sakit.

e. Memberikan kenyamanan pada ibu

3. Langkah-langkah Pijat Oksitosin

Menurut Roito (2013), pijat oksitosin dilakukan dengan cara

memijat area disekitar tulang punggung (vertebrata pars thoracica) untuk

merangsang keluarnya oksitosin. Cara memijat punggung adalah sebagai

berikut:
21

a. Ibu duduk rileks bersandar ke depan, tangan dilipat di atas meja

dengan kepala diletakkan di atasnya.

b. Payudara tergantung lepas tanpa pakaian.

c. Penolong memijat kedua sisi tulang belakang menggunakan kedua

kepalan tangan dengan ibu jari menghadap ke depan.

d. Tekan kuat- kuat membentuk gerakan melingkar kecil- kecil dengan

kedua ibu jarinya.

e. Pada saat bersamaan, lakukan pemijatan ke arah bawah pada kedua

sisi tulang belakang, dari leher ke arah tulang belikat.

f. Lakukan selama 2- 3 menit

Gambar 2.1 Pijat Oksitosin


(Sumber : Roito, 2013)

C. Penelitian Terkait

Penelitian terkait pengaruh pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI

dan kolostrum pada ibu Post Partum pernah dilakukan oleh beberapa

peneliti, diantaranya :

1. Saputri, Ginting dan Zendato (2019) dengan judul “Pengaruh pijat

oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu Post Partum”. Penelitian ini
22

merupakan penelitian pre eksperimental dengan desian pretest-posttest

without control group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan pijat oksitosin terhadap produksi ASI

dengan p-value = 0,008

2. Naziroh (2017), tentang “Pengaruh pijat oksitosin terhadap kelancaran

ASI pada ibu Primipara”. Penelitian ini menggunakan desian pretest-

posttest without control group design. Hasil penelitian menggunakan

uji Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

pijat oksitosin terhadap kelancaran ASI dengan p-value = 0,000

3. Kholisotin, Munir dan Astutik (2019) yang berjudul “pengaruh pijat

oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu Post Partum primipara di

RSIA Srikandi IBI”. Penelitian ini menggunakan the static group

comparison: randomized control group only design. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada pengaruh pijat oksitosin terhadap pengeluaran

ASI dengan hasil p-value = 0,001.

D. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan

untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti (diamati) yang

berkaitan dengan konteks ilmu pengetahuan yang digunakan untuk

mengembangkan kerangka konsep penelitian (Notoatmodjo, 2014). Kerangka

teori dalam penelitian ini yaitu :


23

Gambar 2.2
Kerangka Teori

Faktor yang Mempengaruhi


Produksi ASI dan Kolostrum

1. Esterogen dan
Progesteron
2. Prolaktin
3. Oksitosin
4. HPL (Human Placenta
Lactogen)

Faktor yang
Mempengaruhi Keluarnya
Hormon Oksitosin

1. Isapan Bayi saat


menyusui
Pijat Oksitosin
2. Dukungan Suami dan
Keluarga
3. Pijat Oksitosin
4. Keadaan Psikologis Ibu
Pengeluaran ASI

Sumber (Modifikasi) : Naziroh, 2017;Dr. Taufan Nugroho, Nurrezki,, Desi dan Wilis,,
2014) (Rini Yuli Astutik, 2014) (Risa dan Rika, 2014).

E. Kerangka Konsep

Gambar 2.3
Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pijat Oksitosin Pengeluaran ASI


24

F. Hipotesis

Ha : Efektivitas Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Post

Partum Di Wilayah Kerja Puskesmas Karya Penggawa Kabupaten

Pesisir Barat Tahun 2021


25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian ilmiah yang

sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-

hubungannya. Penelitian kuantitatif merupakan definisi, pengukuran data

kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari

sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah

pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase

tanggapan mereka (Notoatmodjo, 2012).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat

Penelitian telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Karya

Penggawa

2. Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan bulan Februari-Maret tahun 2021.

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan suatu rencana struktur dan strategi

untuk menjawab permasalahan yang dihadapi atau diteliti dengan

mengoptimalkan validitas. Berdasarkan tujuan penelitian, desain yang

digunakan yaitu Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah True Eksperimental dengan rancangan penelitian Randomize Control

Trial (RCT). Penelitian ini dilakukan dengan percobaan acak terkontrol yang
26

melibatkan dua kelompok kasus yaitu kelompok kontrol dan kelompok

intervensi (Chivite-Matthews dan Thornton, 2011).

Bagan 3.1
Randomize Control Trial (RCT)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalahwilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu Post Partum di

Wilayah Kerja Puskesmas Karya Penggawa bulan Februari-Maret 2021

yaitu 65 responden.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti yang dianggap mewakili dalam menggambil sampel penelitian ini

digunakan cara atau tekhnik tertentu sehingga sempel tersebut sedapat

mungkin mewakili populasinya (Notoatmodjo, 2018). Pengambilan


27

sampel untuk penelitian eksperimen sederhana menggunakan sampel

minimum yaitu 10 sampai dengan 20 sampel penelitian (Sugiyono,

2016). Sampel pada penelitan ini adalah ibu Post Partum yang ASInya

tidak keluar di hari pertamadi Wilayah Kerja Puskesmas Karya

Penggawa Tahun 2021 yang memenuhi syarat untuk menjadi sampel.

Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 orang didapatkan dari total

populasi yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi dimana

yang memenuhi kriteria inklusi hanya 30 orang responden, 15 orang

diberikan intervensi Pijat Oksitosin dan 15 orang sebagai grup kontrol

yang diberikan kompres hangat, Sampel diambil pada bulan Februari-

Maret 2021

3. Teknik sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

denganmetode Purposive Sampling yaitu suatu tehnik penempatan

sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan

yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili

karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Sugiyono, 2016).

Sampel yang diambil dengan kriteria sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

1) Ibu Post Partum normal di Wilayah Kerja Puskesmas Karya

Penggawa

2) Ibu Post Partum primipara

3) Ibu Post Partum hari pertama (2 jam Post Partum) dan belum

mengeluarkan ASI
28

b. Kriteria Eksklusi

1) Ibu Post Partum SC (Sectio Caesarea)

2) Ibu Post Partum dengan preeklamsia

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki anggota-anggota suatu

kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain

(Notoadmodjo, 2018).

Dalam penelitian ini terdapat 2 macam variabel, yaitu:

1. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang memengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen atau

terikat Variabel independen dalam penelitian yaitu efektivitas pijat

oksitosin

2. Variabel dependen

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah pengeluaran ASI.


29

F. Defenisi Operasional Variable

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Skala
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur

VARIABEL INDEPENDEN

1. Pijat Tindakan pemijatan SOP Melakukan 1. Dilakukan Nominal


Oksitosin
tulang belakang pijatan
dengan tujuan sesuai SOP 2. Tidak
pengeluaran hormon dilakukan
oksitosin
VARIABEL DEPENDEN

2. Pengeluaran Waktu yang Lembar Mengamati 1. Lambat (> 72 Ordinal


ASI dibutuhkan untuk Observasi secara jam)
memberikan atau lansung 2. Normal (48-
pengeluaran 72 jam)
mengeluarkan ASI
ASI 3. Cepat(24-48
untuk bayi baru lahir jam)

Isnaeni (2015)

G. Alat Ukur

Instrumen penelitian atau yang biasa disebut sebagai alat penelitian

adalah pengumpulan data dengan cara apapun dan selalu di perlukan suatu alat

(Notoatmodjo, 2018). Instrument dalam penelitian ini yaitu SOP pijat oksitosin

dan lembar observasi pengeluaran ASI.

H. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data

yang didapatkan langsung dari responden. Adapun tahapan yang akan dilalui

oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitian meliputi :

1. Langkah – langkah pengumpulan data

a. Langkah persiapan

1) Penelitian mengajukan surat izin penelitian kepada pimpinan


30

2) Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian

kepada pimpinan

b. Langkah pelaksanaan

1) Menyerahkan surat izin dan menetapkan tanggal penelitian

2) Kemudian peneliti membagikan lembar informed consent

3) Mengumpulkan, memproses dan menganalisis serta membahas

permasalahan

2. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data yang akan dilakukan yaitu dengan cara memberikan

lembar informed consent kepada calon responden yang kemudian

dilanjutkan dengan melakukan pijatan oksitosin sesuai dengan Standar

Operasional Prosedur (SOP) yang kemudian mengisi lembar observasi

pada grup intervensi dan grup kontrol dibantu oleh 2 enumerator yang

membantu dalam mengobservasi. Peneliti kemudian mencatat hasil dari

pengisian lembar observasi rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk

pengeluaran ASI pada responden grup kontrol dan grup intervensi. Pada

grup kontrol tidak diberikan perlakuan (pijat oksitosin) yang bertujuan

melihat keberhasilan pengeluaran ASI pada grup kontrol dan grup

intervensi

I. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting. Hal ini

disebabkan karena data yang dioeroleh langsung dari penlitian maasih

mentah, belum memberikan instrument apa-apa, dan belum siap untuk


31

disajikan. Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan

kesimpulan yang baik, diperlukan pengolahan data (Notoadmodjo 2018).

Pengolahan data dengan menggunakan computer melalui tahap-tahap

sebagai berikut :

1. Editing

Data yang sudah didapatkan selanjutnya pengecekan isian formulir

atau lembar kuesioner yang telah diisi oleh responden apakan jawaban

yang ada sudah lengkap, jelas relevan dan konsisten.

2. Coding

Memberikan kode yaitu menubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan pada variable yang diteliti.

Pengkodingan dilakukan pada kategori kelancaran pengeluaran ASI yaitu

0 jika pengeluaran ASI Lambat ( > 72 jam), 1 jika pengeluaran ASI

Normal (48-72 jam), 2 jika pengeluaran ASI Cepat (24-48 jam)

3. Processing

Penelitian memasukan data yang dalam bentuk kode di masukkan

kedalam program atau software computer dengan menggunakan metode

komputerisasi

4. Cleaning

Peneliti meneliti data setiap responden selesai memasukkan, perlu di

cek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya kemudian di

lakukan pembetulan atau koreksi.


32

5. Analisa data

Setelah data terkumpul kemudin data teranalisa.Analisa data yang

digunakan adalah anlisa univariat dan analisa bivariat.

J. Analisa Data

Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisa. Analisa data

dilakukan menggunakan distribusi frekuensi prosentase univariat dan bivariat.

1. Analisa univariat

Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur

distribusi frekuensi masing-masing variabel penelitian

2. Analisa bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji antara

dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel luar

dengan variabel terikat atau variabel luar dengan variabel bebas.

Analisis bivariat dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus

Chi Square (X2) dengan derajat kemaknaan yang diinginkan peneliti

sebesar 95% pada tingkat kesalahan sebesar 5% (α < 0,05)


33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum lokasi Penelitian

Puskesmas Karya Penggawa terletak di jalan raya lintas Bengkulu di

pekon Way sindi, berdiri sejak tahun 1994. Wilayah kerja Puskesmas Karya

Penggawa memiliki luas ±9989 km² dengan batas wilayah

1. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Pesisir Utara

2. Sebelah timur berbatasan dengan kawasan hutan lindung TNBBS

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Way Krui

4. Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia

Wilayah kerja Puskesmas Karya penggawa terdiri dari 12 pekon yaitu

Pekon Menyancang, Penggawa V Tengah, Laay, Penggawa V Ulu,

Penengahan, Kebuayan, Way Nukak, Way Sindi, Way Sindi hanuan,

Tebakak, Way Sindi Utara, dan Pekon Asahan.

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas

adalah untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan

nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal diwilayah kerja Puskesmas

agar terwujud derajat kesehatan yang setingi tingginya.

Adapun visi dari Puskesmas karya penggawa adalah “mewujudkan

masyarakat Karya Penggawa sehat tahun 2025”, sedangkan misi dari

Puskesmas Karya Penggawa adalah :


34

1. Menyelengarakan program Karya Penggawa sehat dengan pendekatan

keluarga.

2. Mengupayakan pengendalian penyakit menular dan tidak menular

serta penanggulangan masalah kesehatan.

3. Menggerakan pembanguan kesehatan diwilayah Karya Penggawa

4. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dengan memperkuat

UKBM.

5. Melaksanakan manajemen Puskesmas yang transparan, akuntabel,

visibel, dan meningkatkan kualitas SDM Puskesmas.

Penelitian ini mengambil tempat di 9 pekon yaitu, pekon Menyancang,

Penggawa V Tengah, Laay, Penggawa V Ulu, Penengahan, Kebuayan,

way nukak, Way Sindi, Way Sindi Hanuan.

B. Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat

a. Distribusi Frekuensi Karakteristik Reponden

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pengeluaran ASI
Variabel Pijat Oksitosin Kompres Air Hangat
(%) (%)
Pengeluaran ASI
Lambat 4 (26,7%) 13 (86,7%)
Normal 11 (73,3%) 2 (13,3%)
Cepat 0 0
Total 15 15

Berdasarkan tabel 4.1 data karakteristik responden menunjukkan

persentase pengeluaran ASI paling banyak pada kelompok pijat


35

oksitosin yaitu pengeluaran ASI normal (73,3%) dan pada kelompok

kompres air hangat yaitu pengeluaran ASI lambat (86,7%).

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Pijat Oksitosin Kompres Air Hangat
No Variabel
(%) (%)
1 Pendidikan
SMP 0 8 (100%)
SMA 10 (71,4%) 4 (28,6%)
DIII/S1 5 (62,5%) 3 (37,5%)
2 Pekerjaan
IRT 7 (50%) 7 (50%)
Wiraswasta 5 (45,5%) 6 (54,5%)
PNS 3 (60,0%) 2 (40,0%)

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan paling

banyak pada kelompok pijat oksitosin yaitu pendidikan SMA (71,4%)

dan pada kelompok kompres air hangat yaitu pendidikan SMP (8

orang). Karaktersitik berdasarkan pekerjaan pada kelompok pijat

oksitosin dan kelompok kompres air hangat paling banyak yaitu 7

orang (50%) sebagai IRT.

2. Analisa Bivariat

Tabel 4.2
Evektifitas Pijat Oksitosin dan Kompres Air Hangat terhadap
Pengeluaran ASI pada Ibu Post Partum

Variabel Pengeluaran ASI


Lambat Normal Cepat Jumlah  P-Value RR 95% CI
N (%) N (%) N (%)
Pijat 4 11 0 15 17,8 0,003 3.2 1,372-
Oksitosin (26,7%) (73,3%) 7,698
Kompres Air 13 2 0 15
Hangat (86,7%) (26,7%)
36

Berdasarkan tabel 4.2 mengenai hubungan pijat oksitosin terhadap

pengeluaran ASI didapatkan bahwa hasil uji statistik dengan

menggunakan Chi Square memiliki nilai p-value sebesar 0,003 yang

berarti terdapat hubungan yang bermakna signifikan antara pijat oksitosin

terhadap pengeluaran ASI. Hasil analisis didapatkan nilai RR sebesar 3,2

pada tingkat kepercayaan 95% CI: 1,372-7,698yang berarti bahwa

kelompok pijat oksitosin berpeluang 3,2 kali lebih lancer pengeluaran ASI

dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan pijat oksitosin

(kompres air hangat).

C. Pembahasan

1. Analisa Univariat

a. Pengeluaran ASI

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan persentase

pengeluaran ASI paling banyak pada kelompok pijat oksitosin yaitu

pengeluaran ASI normal (73,3%) dan pada kelompok kompres air

hangat yaitu pengeluaran ASI lambat (86,7%). Penurunan produksi

dan pengeluaran ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan dapat

disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormone prolaktin dan

oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produksi dan

pengeluaran ASI.

Ada beberapa faktor yang dapatmempengaruhi kelancaran

produksi dan pengeluaran ASI yaitu makanan, ketenangan jiwa dan

pikiran, penggunaan alat kontrasepsi, perawatan payudara, faktor

aktivitas istirahat, faktor isapan bayi, konsumsi alcohol dan rokok


37

(Dewi, 2011). Depkes RI (2013), menyatakan bahwa manfaat pijat

oksitosin yaitu memberikan rasa nyaman dan membantu

menghilangkan stress pada ibu sehingga merangsang pelepasan

hormone oksitosin. Pijat oksitosin juga bermanfaat untuk

meningkatkan gerakan ASI ke payudara, menambah pengisian ASI ke

payudara, dan memperlancar pengeluaran ASI. Nugroho (2011)

menjelaskan bahwa produksi dan pengeluaran ASI dimulai pada tahap

laktogenesis II, yang dimulai sekitar 30 sampai 40 jam pasca

persalinan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh

sekitar 2 sampai 3 hari setelah melahirkan.

Sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa pengeluaran ASI

dapat dipercepat dengan tindakan non farmakologi yaitu melalui pijat

oksitosin yang dapat dilakukan dengan cara memijat area di sekitar

punggung (vertebra pars thoratica) untuk merangsang keluarnya ASI,

sehingga ibu akan merasakan puas, bahagia, percaya diri, karena bisa

memberikan ASI pada bayinya, memikirkan bayinya dengan penuh

kasih dan perasaan positif lainnya akan membuat reflek oksitosin

bekerja (Asih dan Risneni, 2016).

Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian lain Yang berjudul

“Pijat Oksitosin Untuk Mempercepat Pengeluaran ASI pada Ibu Pasca

Salin Normal di Dusun Sono Desa Ketanen Kecamatan Panceng

Gresik” dengan menggunakan lembar observasi bersamaan dan

membandingkan keduanya. Terdapat pengaruh yang signifikan


38

sehingga dapat disimpulkan bahwa pijat oksitosin dapat mempercepat

pengeluaran ASI (Faizatul, 2014).

Berdasarkan hasil penelitian dan teori peneliti berasumsi bahwa

pengeluaran ASI akan lebih cepat apabila dilakukan pijat oksitosin

dibandingkan dengan perlakuan lain seperti kompres air hangat.

b. Pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden

berdasarkan tingkat pendidikan paling banyak pada kelompok pijat

oksitosin yaitu pendidikan SMA (71,4%) dan pada kelompok kompres

air hangat yaitu pendidikan SMP (8 orang). Notoatmojo (2014)

mengemukakan bahwa pendidikan seseorang sangat berpengaruh

dalam memberikan repon yang datang dari luar. Seseorang yang

berpendidikan akan berfikir keuntungan yang akan diperoleh dari

gagasan yang disampaikan orang lain untuk dirinya. Ibu menyusui

yang berpendidikan akan dapat merespon dengan baik serta dapat

memberikan perubahan terhadap apa yang mereka lakukan.

Sejalan dengan penelitian Mayasari et al (2017) menjelaskan

dalam penelitiannya bahwa Ibu menyusui yang berpendidikan dapat

cepat merespon apa yang orang lain berikan dalam hal ini pijat

oksitosi dapat berpengaruh dalam produksi ASI.

Berdasarkan hasil penelitian dan teori peneliti berasumsi bahwa

pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap respon berfikir.

Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin luas wawasan dan


39

penerimaan akan pengetahuan baik yang didapatkan dari jenjang

pendidikan maupun dari luar seperti masyarakat.

c. Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil karaktersitik

berdasarkan pekerjaan pada kelompok pijat oksitosin dan kelompok

kompres air hangat paling banyak yaitu 7 orang (50%) sebagai IRT.

Susanti (2012) menjelaskan bahwa pekerjaan merupakan suatu profesi

yang dilakukan setiap hari dalam waktu tertentu atau lebih untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagian besar ibu Post Partum yang

menyusui bayinya memilih untuk tidak bekerja. Hal tersebut

dikarenakan Ibu ingin merawat bayinya sepenuh hati dan memberikan

ASI ekslusif untuk bayinya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Seri, dkk (2018) yaitu sebagian besar responden sebanyak 24

responden (80%) bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT).

Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya peneliti berasumsi

bahwa ibu dengan pekerjaan IRT akan lebih fokus dalam proses

memberikan ASI ekslusif terhadap bayinya, hal tersebut karena ibu

lebih banyak waktu bersama bayinya dibandingkan dengan ibu yang

bekerja diluar rumah


40

2. Analisa Bivariat

Efektivitas Pijat Oksitosin pada Kelompok Kontrol (Kompres

Hangat) dan Kelompok Intervensi (Perlakuan)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna signifikan antara pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI

dengan p-value = 0,003. Hasil analisis didapatkan nilai RR sebesar 3,2

pada tingkat kepercayaan 95% CI: 1,372-7,698 yang berarti bahwa

kelompok pijat oksitosin berpeluang 3,2 kali lebih lancer pengeluaran ASI

dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan pijat oksitosin

(kompres air hangat).

Penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa dengan

waktu yang lama pengeluaran ASI dapat di percepat dengan tindakan

nonfarmakologis yaitu melalui pijatan atau rangsangan pada tulang

belakang, neurotransmitter rakan merangsang medullaoblongata langsung

mengirim pesan ke hypothalamusdi hypofise posterior untuk

mengeluarkan oksitosin yang menyebabkan buah dada mengeluarkan air

susunya. Dengan pijatan di daerah tulang belakang ini juga akan

merelaksasi ketegangan dan menghilangkan stress dan dengan begitu

hormon oksitosin keluar dan akan membantu pengeluaran air susu ibu,

dibantu dengan isapan bayi pada putting susu pada saat segera setelah bayi

lahir dengan keadaan bayi normal.

Menurut Rahayu, P (2016) Pijat okstosin ini dilakukan untuk

merangsang refleks Let Down saat bayi mengisap aerola yang akan

mengirimkan stimulus ke neurohipofisis untuk memproduksi dan


41

melepaskan oksitosin secara intermiten. Oksitosin akan masuk ke aliran

darah ibu dan merangsang selotot disekeliling alveoli sehingga

berkontraksi dan membuat ASI yang telah terkumpul didalamnya mengalir

kesaluran duktus. Penelitian ini dikuatkan oleh penelitian sebelumnya

yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pijat oksitosin terhadap

pengeluaran ASI padaibu Post Partum dibuktikan dengan P-Value 0,03

(Wijayanti,2014).

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji chi square didapatkan

hasil bahwa p-value = 0,000 yang artinya terdapat pengaruh pijat

oksitosin terhadap kelancaran pengeluaran ASI pada ibu Post Partum di

Puskesmas Karya Penggawa tahun 2021.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan

oleh Pilaria dan Sopiatun (2017) dengan hasil penelitian menunjukkan

bahwa hasil uji statistic mcnemar didapatkan p-value = 0.000 dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi

ASI pada ibu postpartum di wilayah kerja Puskesmas Pejeruk Tahun 2017.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Batubara, et al (2017), dalam

penelitiannya membandingkan produksi ASI pada ibu yang dilakukan pijat

oksitosin dan Ibu yang menggunakan kompres hangat. Hasil menunjukkan

bahwa ibu yang dilakukan pijat oksitosin terjadi peningkatan yang

signifikan (p=0.002) dalam produksi asi bila dibandingkan dengan ibu

yang diberikan kompres hangat.


42

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, peneliti berpendapat

bahwasannya Pijat oksitosin lebih efektiv terhadap pengeluaran ASI

dibandingkan dengan kompres air hangat serta dapat mempercepat dan

memperbanyak ASI ibu Post Partum. Selain itu, pentingnya peran ayah

dalam mendukung ibu selama memberikan ASI memunculkan istilah

Breasfreeding Father atau ayah menyusui. Jika ibu merasa didukung,

dicintai dan perhatian, maka akan muncul emosi positif yang akan

meningkatkan produksi hormon oksitosin, sehingga produksi ASI pun

lancar.
43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Efektivitas Pijat Oksitosin Terhadap

Pengeluaran ASI Pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Karya

Penggawa Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2021 dapat di kesimpulan bahwa:

1. Karakteristik responden menunjukkan persentase pengeluaran ASI

paling banyak pada kelompok pijat oksitosin yaitu pengeluaran ASI

normal (73,3%) dan pada kelompok kompres air hangat yaitu pengeluaran

ASI lambat (86,7%).

2. Karakteristik pendidikan paling banyak pada kelompok pijat

oksitosin yaitu pendidikan SMA (71,4%) dan pada kelompok kompres air

hangat yaitu pendidikan SMP (8 orang).

3. Karaktersitik berdasarkan pekerjaan pada kelompok pijat oksitosin

dan kelompok kompres air hangat paling banyak yaitu 7 orang (50%).

4. Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square memiliki nilai

p-value sebesar 0,003 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna

signifikan antara pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI. Kelompok pijat

oksitosin berpeluang 3,2 kali lebih lancer pengeluaran ASI dibandingkan

dengan kelompok yang tidak diberikan pijat oksitosin (kompres air

hangat).

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Karya Penggawa


44

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bentuk bahan

acuan untuk memberikan informasi lebih mendalam mengenai pentingnya

pengeluaran ASI pada hari pertama melahirkan dengan melakukan pijat

oksitosin dan diharapkan Pukesmas Karya Penggawa dapat membuat suatu

program pendidikan kesehatan bagi ibu Post Partum.

2. Bagi ibu Post Partum

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi serta pengetahuan

tambahan mengenai pijat oksitosin, sehingga mampu memberikan ASI

pada bayinya pasca melahirkan dengan melakukan pijat oksitosin.

3. Bagi Universitas Aisyah Pringsewu

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan diperpustakaan

Universitas Aisyah Pringsewu serta sebagai sumber refrensi bagi

mahasiswa.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat digunakan sebagai sumber informasi atau gambaran mengenai

efektivitas pijat oksitosin serta diharapkan peneliti selanjutnya dapat

melakukan penelitian dengan menggunakan desain penelitian yang

berbeda serta memperluas variable penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Arma, N., et.al, 2017. Asuhan Kebidanan. Medan

Asih Yusari & Risneni. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Jakarta: CV. Trans Info Media

Astutik, R.Y. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan dan Menyusui. Jakarta: CV
Trans Info Media.

Astutilk, Yuli, Reni, 2017. Payudara Dan Laktasi. Jakarta: Salemba Medika.

Chivite-Matthews, N. and Thornton, P. 2011. Guidance on evaluating the impact


of interventions on business. Report for Department for Business Innovation
and Skills, 1–22.

Desmawati. 2013. Sistem Hematologi dan Imunologi. Edited by D. Juliastuti.


Jakarta: Penerbit In Media

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2019.Profil Dinkes Provinsi Lampung 2019.


Bandar Lampung

Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat. 2019.Profil Dinkes Kabupaten Pesisir


Barat. Dinas Kesehatan Pesisir Barat.

Imam, J., Fitriani, R., & Bustami. 2018. Perlindungan Hak Anak terhadap
Pemberian Air Susu Ibu. Yogyakarta: Deepublish.

Isnaini dan Rama., 2015. Hubungan pijat oksitosin pada ibu nifas terhadap
pengluaran asi di wilayah kerja puskesmas raja basa indah bandar lampung
tahun 2015. Jurnal kebidanan vol 1, no 2, juli 2015: 91-97.

Mardiyaningsih, Eko. 2011. Efektifitas kombinasi teknik marmet dan pijat oksitosin
terhadap produksi ASI ibu post seksio
sesarea.http://jos.unsoed.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/317.

Maryunani, A. 2015. IMD ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta: TIM

Marmi, 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Mas'adah, & Rusmini. 2015. Teknik Meningkatkan Dan Memperlancar Produksi


Asi Pada Ibu Post Sectio caesarea. Jurnal Kesehatan Prima, 9, 1495-1505.
Medforth,J., Battersby,S., Evans, M., Marsh, B., Walker, A., 2012.Kebidanan
Oxford (Dari bidan untuk bidan). Jakarta: EGC.

Naziroh, U., Rosyidah, I., & Millia H.R, I. M. H. 2019. Pengaruh Pijat Oksitosin
Terhadap Kelancaran ASI Pada Ibu Primipara (Di Posyandu Balita Desa
Segodobancang Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo)  Hospital Majapahit.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto, 11(1),
17-23. https://doi.org/10.5281/zenodo.3514648

Nia Umar S. Sos, 2014. Multitasking Breastfeeding Mama. Jakarta : Pustaka Bunda
Grup.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi III Jakarta : Rineka


Cipta

Nugroho, T. 2011. ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: NuMed.

Proverawati, A dan Rahmawati, E. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui.


Yogyakarta: NuMed

Rahmiati, L., & Susanti, A. I. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui. Jakarta:
Erlangga

Rini, S. dan F. Kumala. 2017. Panduan Asuhan Nifas dan Evidence Based Pratice.
Yogyakarta : Deepublish.

Roito, Juraida. dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Deteksi Dini
Komplikasi. Jakarta : EGC

Suryani, E. dan Widhi Astuti., 2013. Pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi
ASI ibu Post Partum di BPM Wilayah Kabupaten Klaten. Jurnal Terpadu
Ilmu Kesehatan. 41-155.

Ummah. 2014. Pijat Oksitosin untuk Mempercepat Pengeluaran ASI pada Ibu
Pasca Salin Normal di Dusun Sono Desa Ketanen Kecamatan Panceng
Gresik. Surya;02; XVIII.

World Health Organization(WHO). 2018. Maternal Mortality. In: Reproduction


Health and Research, editor. Geneva: World Health Organization
LAMPIRAN
Lampiran I

SURAT PERSETUJUAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN


PROGRAM SARJANA TERAPAN FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU T.A 2021/2021

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :

Menyatakan setelah mendapatkan penjelasan tenatang maksud, tujuan dan manfaat


penelitian ini saya bersedia berpartisipasi sebagai responden penelitian yang
dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah Pringsewu Lampung yang berjudul
“Efektivitas Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Post Partum
Di Wilayah Kerja Puskesmas Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2021”
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan
dari pihak manapun.

Pringsewu, Januari 2021


Mahasiswa Responden

(……………………..) (………...………………..)
Standar Operasional Prosedur (SOP)

Pijat Oksitosin
Definisi:

Pijat oksitosin merupakan salah satu teknik untuk menjaga kebersihan dan menjaga
kelancaran aliran ASI.

Tujuan :

1. Memperlancar pengeluaran ASI


2. Menjaga atau memperlancar ASI
3. Mencegah terjadinya infeksi

Indikasi : Ibu Post Partum

Persiapan Alat :

1. Kursi
2. Meja
3. Minyak Kelapa
4. Handuk

Persiapan Pasien :

1. Pastikan identitas pasien.


2. Kaji kondisi pasien.
3. Beritahu dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan.
4. Posisikan pasien senyaman mungkin

Persiapan Perawat :

1. Menyiapkan alat dan mendekatkan ke pasien


2. Membaca status pasien
3. Mencuci tangan
4. Menutup tirai
5. Menjaga privasi pasien
Persiapan Lingkungan :

Jaga privacy pasien

Prosedur :

A. Tahap Pra Interaksi

1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien


2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

B.Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Melakukan evaluasi/validasi
3. Melakukan kontrak
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
5. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja

1. Mencuci tangan
2. Menstimulir puting susu : menarik puting susu dengan pelan-pelan memutar puting
susu dengan perlahan dengan jari-jari
3. Mengurut atau mengusap ringan payudara dengan ringan dengan menggunakan
ujung jari
4. Ibu duduk rileks bersandar ke depan, tangan dilipat di atas meja dengan kepala

diletakkan di atasnya.

5. Payudara tergantung lepas tanpa pakaian.

6. Penolong memijat kedua sisi tulang belakang menggunakan kedua kepalan tangan

dengan ibu jari menghadap ke depan.

7. Tekan kuat- kuat membentuk gerakan melingkar kecil- kecil dengan kedua ibu
jarinya.

8. Pada saat bersamaan, lakukan pemijatan ke arah bawah pada kedua sisi tulang

belakang, dari leher ke arah tulang belikat.

9. Lakukan selama 2- 3 menit

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Evaluasi :

1. Evaluasi respon pasien :


 Evaluasi subjektif
 Evaluasi Objektif.
2. Tindak lanjut pasien.
3. Kontrak : topik / waktu / tempat
Sikap :

1. Sistematis.
2. Hati-hati.
3. Berkomunikasi.
4. Mandiri.
5. Teliti.
6. Tanggap terhadap respon klien.
7. Rapi
8. Menjaga privacy
Dokumentasi :

1. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.


2. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan setelah tindakan prosedur.
3. Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah tindakan. (Scribd.com)
Standar Operasional Prosedur (SOP)

Perawatan Payudara dengan Kompres Air Hangat


Tujuan :

1. Memelihara kebersihan payudara.


2. Melancarkan keluarnya ASI.
3. Mencegah bendungan pada payudara/ mencegah payudara bengkak
Indikasi : Ibu Pasca Melahirkan

Persiapan Alat :

1. Waslap 2 buah
2. Handuk kecil
3. Baby oil
4. 2 buah baskom yang berisi air hangat dan air dingin
5. Kapas

Persiapan Pasien :

1. Pastikan identitas pasien.


2. Kaji kondisi pasien.
3. Beritahu dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan.
4. Jaga privasi pasien.
5. Posisikan pasien senyaman mungkin

Persiapan Lingkungan :

Jaga privacy pasien

Prosedur :

A. Tahap Pra Interaksi

1. Melakukan verifikasi program tindakan yang akan dilakukan


2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B.Tahap Orientasi

1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic


2. Melakukan evaluasi/validasi
3. Melakukan kontrak
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
5. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja

1. Membersihkan puting susu


 Cuci bersih kedua tangan ibu dengan benar dan menggunakan sabun
 Ibu duduk bersandar
 Pakaian atas dibuka
 Handuk diletakkan dibawah payudara
 Kapas dibasahi dengan baby oil
 Kedua putting susu dikompres dengan kapas yang sudah dibasahi dengan
minyak selama 3-5 menit
 Kapas digosok-gosok di sekitar putting susu untuk mengangkat kotoran

2. Melakukan Pengompresan
 Kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama 2 menit, kemudian
ganti dengan kompres waslap dingin selama 1 menit. Kompres bergantian
selama 2x berturut-turut akhiri dengan kompres air hangat.

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan
Evaluasi :

1. Evaluasi respon pasien :


 Evaluasi subjektif
 Evaluasi Objektif.
2. Tindak lanjut pasien.
3. Kontrak : topik / waktu / tempat
Dokumentasi :

1. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.


2. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan setelah tindakan prosedur.
3. Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah tindakan.

Sumber : Gunawan, 2016


LEMBAR OBSERVASI

EFEKTIVITAS PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENGELUARAN ASI


PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KARYA PENGGAWA
KABUPATEN PESISIR BARAT
TAHUN 2021

Nomor Urut :

Tanggal :

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :……………………..
2. Alamat :……………………....
3. Pendidikan :………………………
4. Pekerjaan :………………………
5. Tanggal dan jam persalinan : …………………….....
6. Pengeluaran ASI
Tanggal dan jam : …………………………..
LEMBAR REKAP DATA OBSERVASI

EFEKTIVITAS PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENGELUARAN ASI


PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KARYA PENGGAWA
KABUPATEN PESISIR BARAT
TAHUN 2021

Berilah tanda () pada kolom observasi sesuai dengan aspek penilaian.

1. Grup Kontrol (Kompres Air Hangat)

Waktu Pengeluaran ASI


Nama Responden
No Cepat Sedang Lambat
(Inisial)
(24-48 jam) (48-72 jam) (> 72 jam)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
LEMBAR REKAP DATA OBSERVASI

EFEKTIVITAS PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENGELUARAN ASI


PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KARYA PENGGAWA
KABUPATEN PESISIR BARAT
TAHUN 2021

Berilah tanda () pada kolom observasi sesuai dengan aspek penilaian.

2. Grup Intervensi (Pijat Oksitosin)

Waktu Pengeluaran ASI


Nama Responden
No Cepat Sedang Lambat
(Inisial)
(24-48 jam) (48-72 jam) (> 72 jam)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
REKAPITULASI DATA RESPONDEN

Waktu
No Nama/Inisial Kelompok Kategori Coding
Pengeluaran ASI
1 Ny. AN Intervensi 49 Normal 1
2 Ny. AY Intervensi 74 Lambat 0
3 Ny. AF Intervensi 50 Normal 1
4 Ny. N Intervensi 76 Lambat 0
5 Ny. F Intervensi 49 Normal 1
6 Ny. T Intervensi 50 Lambat 0
7 Ny. R Intervensi 61 Normal 1
8 Ny. RI Intervensi 49 Normal 1
9 Ny. T Intervensi 49 Normal 1
10 Ny. W Intervensi 64 Lambat 0
11 Ny. WA Intervensi 49 Normal 1
12 Ny. DF Intervensi 50 Normal 1
13 Ny. VI Intervensi 49 Normal 1
14 Ny. AG Intervensi 50 Normal 1
15 Ny. VN Intervensi 51 Normal 1
16 Ny. A Kontrol 78 Lambat 0
17 Ny. FT Kontrol 71 Lambat 0
18 Ny. GH Kontrol 96 Lambat 0
19 Ny. AZZ Kontrol 81 Lambat 0
20 Ny. MT Kontrol 86 Lambat 0
21 Ny. ZH Kontrol 78 Lambat 0
22 Ny. WT Kontrol 76 Lambat 0
23 Ny. QH Kontrol 49 Lambat 0
24 Ny. NK Kontrol 78 Lambat 0
25 Ny. ZT Kontrol 91 Lambat 0
26 Ny. CT Kontrol 49 Normal 1
27 Ny. KI Kontrol 78 Lambat 0
28 Ny. PT Kontrol 49 Normal 1
29 Ny. SA Kontrol 78 Lambat 0
30 Ny. TS Kontrol 71 Lambat 0
Frequency Table

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SMP 8 26.7 26.7 26.7

SMA 14 46.7 46.7 73.3

DIII/S1 8 26.7 26.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IRT 14 46.7 46.7 46.7

Wiraswasta 11 36.7 36.7 83.3

PNS 5 16.7 16.7 100.0

Total 30 100.0 100.0


Pengeluaran ASI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Lambat 17 56.7 56.7 56.7

Normal 13 43.3 43.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

CROSSTABS
/TABLES=Kelompok BY Pengeluaran_ASI
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC CORR BTAU RISK CMH(1)
/CELLS=COUNT EXPECTED ROW TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kelompok * Pengeluaran ASI 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%

Kelompok * Pengeluaran ASI Crosstabulation

Pengeluaran ASI

Lambat Normal Total

Kelompok Kompres Air Hangat Count 13 2 15

Expected Count 8.5 6.5 15.0

% within Kelompok 86.7% 13.3% 100.0%

% of Total 43.3% 6.7% 50.0%

Pijat Oksitosin Count 4 11 15

Expected Count 8.5 6.5 15.0

% within Kelompok 26.7% 73.3% 100.0%


% of Total 13.3% 36.7% 50.0%
Total Count 17 13 30

Expected Count 17.0 13.0 30.0

% within Kelompok 56.7% 43.3% 100.0%

% of Total 56.7% 43.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 10.995a 1 .001


b
Continuity Correction 8.688 1 .003
Likelihood Ratio 11.876 1 .001
Fisher's Exact Test .003 .001
Linear-by-Linear Association 10.629 1 .001
N of Valid Cases 30

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Kelompok


(Kompres Air Hangat / Pijat 17.875 2.734 116.877
Oksitosin)
For cohort Pengeluaran ASI =
3.250 1.372 7.698
Lambat
For cohort Pengeluaran ASI =
.182 .048 .685
Normal
N of Valid Cases 30

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Pengeluaran_ASI
/METHOD=ENTER Kelompok.
Regression

Variables Entered/Removeda

Variables
Model Variables Entered Removed Method

1 Kelompokb . Enter

a. Dependent Variable: Pengeluaran ASI


b. All requested variables entered.

Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 .605 .367 .344 .408

a. Predictors: (Constant), Kelompok

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.700 1 2.700 16.200 .000b

Residual 4.667 28 .167

Total 7.367 29

a. Dependent Variable: Pengeluaran ASI


b. Predictors: (Constant), Kelompok
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) .533 .236 2.263 .032

Kelompok .600 .149 .605 4.025 .000

a. Dependent Variable: Pengeluaran ASI


DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai