SKRIPSI
SKRIPSI
Nyeri persalinan merupakan proses fisiologis yang dirasakan oleh ibu bersalin
disebabkan karena kontraksi uterus sebagai upaya membuka serviks dan
mendorong kepala bayi ke panggul. Nyeri dominan yang dirasakan ibu bersalin
yaitu nyeri kala satu fase aktif. Pada fase ini nyeri yang dirasakan lebih berat,
tajam serta dapat berdampak pada psikologis ibu bersalin. Salah satu cara
non-farmakologis untuk mengurangi nyeri persalinan yaitu dengan aromaterapi
lavender. Aromaterapi adalah sebuah terapi terapeutik yang melibatkan
penggunaan wewangian berasal dari minyak esensial. Kandungan linalil asetat
pada lavender dapat merangsang pengeluaran hormon endorfin yang dapat
menimbulkan efek rileks, tenang dan nyaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender
terhadap nyeri persalinan kala I di BPM Kota Palembang Tahun 2018. Jenis
penelitian ini Pre-Eksperimen dengan model rancangan One-Group
Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin
di BPM Kota Palembang Tahun 2018. Sampel penelitian diambil dengan teknik
Purposive Sampling sebanyak 30 sampel.
Hasil analisis univariat didapatkan skor nyeri sebelum perlakuan dengan median 7
(nyeri berat) dan setelah perlakuan skor nyeri dengan media 5 (nyeri sedang).
Hasil analisis bivariat dengan uji statistik Wilxocon Signed Ranks pada batas
kemaknaan α=0,05 diperoleh nilai ρ value = 0,000 (ρ < 0,05) artinya terdapat
perbedaan yang bermakna antara tingkat nyeri sebelum dan setelah diberikan
aromaterapi lavender sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh aromaterapi
lavender terhadap nyeri persalinan kala I di BPM Kota Palembang Tahun 2018.
Diharapkan aromaterapi lavender dapat dijadikan sebagai alternatif
non-farmakologi untuk mengurangi nyeri persalinan dan dapat diaplikasikan
dalam pelayanan kebidanan maternitas.
ii
ABSTRACT
Maternal pain is a physiological process felt by the mother of labor due to uterine
contractions as an attempt to open the cervix and push the baby's head to the
pelvis. The dominant pain felt by the maternal mother is the pain when one is
active phase. In this phase the pain is felt more severe, sharp and can affect the
maternal psychological. One non-pharmacological way to reduce labor pain is
with lavender aromatherapy. Aromatherapy is a therapeutic therapy that involves
the use of fragrances derived from essential oils. The content of linalyl acetate in
lavender can stimulate the release of endorphin hormones that can cause a relaxed,
calm and comfortable effect.
This study aims to determine the influence of lavender aromatherapy on labor
pain in stage I in BPM Palembang City Year 2018. This research type
Pre-Experiment with One-Group design model Pretest-Posttest Design. The
population in this study were all maternal mothers in BPM Palembang City Year
2018. The sample of the study was taken with Purposive Sampling technique of
30 samples.
Result of univariate analysis got pain score before treatment with median 7
(severe pain) and after treatment of pain score with medium 5 (moderate pain).
The result of bivariate analysis with Wilxocon Signed Ranks statistic test on the
significance level α = 0,05 obtained value ρ value = 0,000 (ρ <0,05) meaning
there is a significant difference between pain level before and after given lavender
aromatherapy so it can be concluded there is influence of aromatherapy lavender
to the first stage of labor pain in BPM Palembang City 2018.
It is expected that lavender aromatherapy can be used as a non-pharmacological
alternative to reduce labor pain and can be applied in maternity obstetric care.
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : PO.71.24.2.14.031
Telah disetujui untuk diseminarkan dihadapan tim penguji skripsi Program Studi
D-IV Kebidanan.
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segaala rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh
Aromaterapi Lavender Terhadap Nyeri Persalinan Kala I di BPM Kota
Palembang Tahun 2018”. Penyusunan skripsi ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi Diploma IV
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi, sangatlah sulit bagi
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu drg. Hj. Nur Adiba Hanum, M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes
Palembang.
2. Ibu Hj. Murdiningsih, SST, S.Pd, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Palembang.
3. Ibu Hj. Nesi Novita, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Palembang
4. Pimpinan BPM Vitri, BPM Lismarini dan BPM Kustirah.
5. Ibu Hj. Nesi Novita, S.SiT, M.Kes selaku dosen pembimbing utama yang telah
memberikan masukan, arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Desy Setiawati, S.ST, M.Keb selaku dosen pembimbing pendamping yang
telah memberikan kritik, saran dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh staf dan dosen Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Kebidanan
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu dan penulis juga mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan dimasa yang akan datang.
Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Palembang, Juli 2018
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A....Latar belakang ......................................................................... 1
B.... Rumusan Masalah ................................................................... 5
C.... Tujuan ..................................................................................... 5
D....Manfaat ................................................................................. 6
ii
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 41
A....Desain Penelitian ..................................................................... 41
B.... Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 41
C.... Populasi dan Sampel ............................................................... 41
D....Variabel ................................................................................... 42
E.... Definisi Operasional ................................................................ 44
F.... Instrumen Penelitian ................................................................ 45
G....Uji Validitas dan Realibilitas .................................................. 45
H....Teknik dan Analisa Data ......................................................... 46
I..... Langkah-Langkah Penelitian .................................................. 47
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
meskipun nyeri termasuk proses fisiologi, apabila tidak segera diatasi akan
menimbulkan dampak yang negatif pada ibu dan bayinya (Usatama, 2013).
yang paling cepat untuk menghilangkan nyeri. Salah satu nya dengan
melakukan operasi Sectio caesar tanpa indikasi yang jelas. Sangat penting
sakit, tetapi muncul setelah persalinan. Meskipun ibu mendapat obat pereda
sakit terbaik di rumah sakit, rasa sakit dan tidak nyaman pasca operasi baru
hilang setelah enam minggu. Khususnya, rasa sakit diderita di daerah perut.
2004, p. 11).
Jakarta (19, 9%) dan terendah di Sulawesi Tenggara (3,3%). Pusat data
Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia juga menjelaskan bahwa 15% ibu di
yaitu nyeri kala satu fase aktif. Pada fase ini nyeri yang dirasakan lebih berat,
tajam serta dapat berdampak pada psikologis ibu (Sumarah, Widyastuti &
Nyeri persalinan yang timbul semakin sering dan semakin lama dapat
menyebabkan ibu bersalin gelisah, takut dan setres yang berakibat pelepasan
sehingga terjadi inersia uteri yang berdampak pada partum lama (Bare &
Smeltzer, 2002).
yaitu paritas, usia, pengetahuan, ras, budaya, pengalaman nyeri yang lalu dan
serta mencegah terjadinya komplikasi pada ibu maupun janin pada saat proses
Salah satu metode yang dapat mengurangi rasa nyeri persalinan yaitu
menenangkan diri dan otak, serta stress yang dirasakan (Lailiyana, dkk, 2011).
4
2011). Zat endorphin merupakan zat kimia yang diproduksi oleh tubuh
sebagai hasil dari stimuli eksternal dan menghasilkan perasaan tenang, senang,
rileks terangsang serta melemaskan otot-otot yang tegang seperti rasa sakit
(78,8%), tidak nyeri sebanyak 5 responden (15,2) dan nyeri sedang sebanyak 2
responden (6,1%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin
lavender.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Institusi
b. Institusi Pendidikan
2. Ibu Bersalin
3. Peneliti
a. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal serta acuan yang
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Persalinan
1. Pengertian Persalinan
menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah
proses di mana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir.
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Sumarah, Widyastuti
a. Estrogen
dan mekanis.
b. Progesteron
7
8
polos relaksasi.
belum diketahui benar, yang ada hanya berupa teori-teori yang kompleks
a. Teori Keregangan
6).
d. Teori Oksitosin
e. Teori Prostaglandin
terjadinya persalinan.
3. Tahapan Persalinan
kala yaitu:
1) Fase laten
2) Fase aktif
mendorong janin hingga keluar. Pada kala II ini memiliki ciri khas:
1) His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit
sekali
4) Vulva membuka
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi
terlepas terdorong dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan
jam. Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari vagina, tapi
tidak banyak, yang berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding
Rasa nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri kontraksi
warna kulit apabila tidak segera diatasi maka akan meningkatkan rasa
a. Specificity Theory
b. Pattern Theory
berasal dari tanduk dorsal spinal cord. Pola impuls saraf tertentu
cara pada input sensrori ini, seperti teknik distraksi, guided imagery
dan visualisasi.
mengajarkan pada klien apa yang diharapkan dari situasi saat ini.
seperti opiate yang terjadi secara alami di dala tubbuh. Substansi ini
berikut:
transmisi dari pesan nyeri. Jadi, adanya endorfin pada sinaps sel-sel
yaitu:
nervus pudendal yang berasal dari S2-S4. Pada kala II ini intensitas
berikut:
1) Pada kala I
Nyeri dihasilkan oleh dilatasi serviks dan SBR serta distensi uterus.
bervariasi. Sensasi nyeri dari uterus sinapsnya pada Toralak 10, 11,
17
daerah diatasnya.
Selama fase transisi ibu biasanya akan merasakan sensasi nyeri yang
3) Pada kala II
dirasakan pada:
tungkai.
1) Persalinan kala I
perineum.
2) Persalinan kala II
a) Selama persalinan kala I, pada saat serviks uteri atau leher rahim
segmen sekral.
e) Nyeri pada kala II ini sangat berbeda dengan nyeri viseral kala I,
lokasi jelas.
karena:
fundus uteri.
6) Rasa nyeri pada saat setiap fase persalinan dihantarkan oleh segmen
uterus.
timbul karena:
semakin sering.
vagina)
4) Jaringan disekitar uterus dan panggul ikut tertarik dan tegang akibat
kontraksi uterus dan gerakan bayi yang mulai turun dalam rahim.
1) Kala I persalinan
2) Kala II persalinan
Selama kala I akhir dan kala II awal nyeri menyebar ke kaki bagian
penjahitan episiotomi.
e. Dengan kata lain, nyeri pada proses persalinan akan melalui empat
tahap/kala, yaitu:
3) Tahap III adalah nyeri yang timbul karena pelapasan plasenta dan
perineum.
23
kelahiran itu sendiri. Pengaruh utama yang terjadi adalah karena terpicunya
terutama epinefrin.
hipergikemia, lipolisis.
sementara yang lainnya bersikap toleran dan optimis. Beberapa ibu ada yang
24
pada saat mengalami nyeri persalinan yang sangat hebat; sementara yang
lainnya tetap berbaring dengan tenang di tempat tidur dan mungkin hanya
orang cenderung berespon terhadap stimulus nyeri dengan cara yang dapat
bersikap tenang dan pandai menahan rasa sakit/nyerinya atau karena hal inni
diharapkan.
saat ini dan saat yang akan datang, orang-orang yang telah mengalami nyeri
tampak lebih sensitif terhadap stimulus nyeri daripada orang yang belum
pernah mengalaminya.
ibu tentang nyeri itu sendiri, namun demikian, intensitas nyeri juga dapat
ditentukan dengan berbagai macam cara. Salah satu caraya adalah dengan
Skor/nilai skala nyeri dapat dicatat pada flow chart untuk memberikan
Pola nyeri meliputi waktu terjadinya nyeri, durasi dan interval tanpa
nyeri. Oleh karena itu, petugas kesehatan dapat menentukan kapan nyeri
dimulai; berapa lama nyeri berlangsung; apakah nyeri ini berulang; dan
jika ya, lamanya interval tanpa nyeri; dan kapan nyeri terakhir terjadi.
atau transiet. Ibu juga ditanyakan waktu dan kapan nyeri mulai
Area nyeri adalah tempat pada tubuh dimana nyeri terasa. Petugas
Intensitas nyeri adalah jumlah nyeri yang terasa. Intensitaas nyeri dapat
Skala ini sudah biasa dipergunakan dan telah divalidasi. Berat ringannya
pendapat subyektif nyeri. Skala numerik dari 0 hingga 10, dibawah ini,
nol (0) merupakan keadaan tanpa atau bebas nyeri, sedangkan sepuluh
Terdapat skala sejenis yang merupakan garis lurus tanpa angka. Bisa
bebas mengekspresikan nyeri, arah kiri menuju tidak sakit, arah kanan
Pasien diminta menunjukkan posisi nyeri pada garis antara kedua nilai
sedang.
Visual Analogue Scale (VAS). Skala berupa suatu garis lurus yang
Intensitas nyeri pada skala 0 tidak terjadi nyeri, intensitas nyeri pada
skala 1 sampai 3, rasa nyeri seperti gatal atau tersetrum atau nyut-nyutan
atau melilit atau terpukul atau perih atau mules. Intensitas nyeri pada
skala 4 sampai 6, seperti ham atau kaku atau tertekan atau sulit bergerak
tetapi masih dapat dikontrol oleh klien. Intensitas nyeri sangat berat pada
Skala ini terdiri dari enam wajah dengan profil kartun yang
menjadi wajah kurang bahagia, wajah yang sangat sedih, sampai wajah
yang sangat ketakukan hal ini menunjukkan nyeri yang sangat hebat
C. Konsep Aromaterapi
1. Pengertian Aromaterapi
dan menjaga kesehatan pikiran, jiwa dan raga serta merangsang proses
2. Essential Oil
Cairan murni ini disuling dari berbagai bagian tanaman (Hutasoit, 2002, p.
25)
sulingan dari berbagai jenis bunga, akar, pohon, biji, getah, daun dan
tanaman yang mengandung minyak dalam tong yang terbuat dari stainless
Setelah didinginkan, cairan ini secara alam terpisahkan dari air. Residu air
dikenal dengan sebutan “floral water” atau “air bunga” (Hutasoit, 2002, p.
27).
Essential oil bekerja dalam berbagai cara. Jika dioleskan pada kulit,
minyak ini akan diserap dengan cepat melalui kantong rambut karena
32
essential oil diserap dalam kurun waktu yang berbeda-beda, dari 20 menit
essential oil langsung pada kulit tubuh tanpa mencampurnya lebih dulu
langsung pada kulit kecuali sari minyak lavender dan tea tree (Hutasoit,
2002, p. 28).
Essential oil dapat digunakan untuk terapi pijat. Essential oil harus
dicampur dengan minyak dasar yang disebut sebagai “carrier oil” atau
dikenal juga dengan “base oil”. Carrier oil ini tersedia di toko dengan label
“carrier oil”. Jenis carrier oil yang sering digunakan adalah minyak zaitun
(olive), minyak biji anggur (grape seed), almond, minyak bunga matahari
fisik.
kategori, kategori ini menentukan berapa lama aroma dari setiap minyak
murni bertahan:
a. Base note
33
b. Middle note
Sari minyak dengan aroma yang hanya bertahan sekitar 2 hingga 3 hari.
c. Top note
tambahan pewangi. Pada setiap botol essential oil akan tertera ”pure
Banyak sekali “perfumed oil” atau sari minyak yang bukan minyak
atau “perfumed oil”, berarti minyak tersebut bukan essential oil. Tapi
jika terdapat tulisan “100% pure essential oil” beraarti produk tersebut
minyak esensial. Oleh sebab itu terapi ini disebut aroma – terapi. Untuk
dapat dicium, suatu objek harus bersifat mudah menguap atau dapat
larut dalam air (water soluble) ataupun larut dalam lemak (lipid –
soluble). Selaput plasma terbentuk dari lemak. Pada saat tercium, suatu
34
Oil burner yang ideal memiliki mangkuk yang terbuat dari keramik.
air, diamkan hingga panas. Setelah itu tuangkan 2-3 tetes essensial
Jenis lili yang baik ialah yang terbuat dari beeswax atau lilin tawon,
3) Kotak kayu
Essential oil yang baik di kemas dalam botol kaca berwarna gelap
tersebut dalam kotak kayu. Hindari dari sinar matahari dan lembab
dengan minyak dasar pada kulit, minyak tersebut akan diserap oleh
dilakukan yaitu:
1) Kompres
dingin, rendam handuk kecil, peras dan letakkan pada area yang
memerlukan.
2) Pijat
Cara yang satu ini sangat digemari untuk menghilangkan rasa lelah
3) Baluran
Pilih essential oil yang telah di campur dengan carrier oil (minyak
4) Berendam
36
mengurangi rasa sakit, pegal dan dapat membantu agar tidur lebih
5) Semprot
6. Jenis Aromaterapi
menstruasi, lemah seksual, perasaan frustasi, rasa labil dan rasa bersalah.
37
Essential oil ini sangat baik untuk menangani bau kaki dengan
masalah kulit seperti bercak dan jerawat. Sari minyaknya diambil dari
bunga yang memililki komponen kimia utama yaitu linalil asetat dan
Minyak esensial lavender diserap oleh tubuh melalui dua cara yaitu
indra penciuman dan melalui kulit. Cara paling sederhana melalui indra
penciuman, oleh sebab itu terapi ini disebut aroma – terapi. Indra
38
dan psikis. Secara fisik dapat mengurangi nyeri dan secara psikis dapat
atau dapat larut dalam air (water souble) ataupun larut dalam lemak
Pada saat tercium, suatu aroma melebur dalam lipid agar dapat
2006).
efek relaksasi dan sedatif pada tubuh; dan dampak fisiologis akibat
atau langsung menuju inti saraf penciuman dan melewati sistem limbic
2008).
D. Kerangka Teori
Faktor penyebab:
1. Iskemik miometrium
2. Penipisan dan Nyeri Persalinan Kala I Aromaterpi Lavender
Fase Aktif
pelebaran serviks
3. Janin menekan
persarafan di sekitar
40
Linalil asetat
Hypotalamus
Sekresi Endorfin
Nyeri berkurang
yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan
F. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada
1. Lokasi
Penelitian ini telah dilakukan di BPM Lismarini, BPM Kustirah dan BPM
Vitri.
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
42
43
2. Sampel
oleh populasi (Sugiyono, 2016, p. 81). Menurut Gay, Milis dan Airasian
1. Ibu Primipara
1. Asma
2. Hipertensi
D. Variabel
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu
timbulnya variabel lain (Sugiyono, 2016, p. 39). Dalam penelitian ini yang
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016, p. 39). Dalam penelitian ini yang
E. Definisi Operasional
(Nursalam, 2013, p. 183). Pada penelitian ini terdapat dua instrumen yaitu
menggunakan lembar atau form yang berisi biodata pasien, tanggal masuk,
intensitas nyeri persalinan. Pada penelitian ini menggunakan alat ukur berupa
0 : tidak nyeri
ukut mampu mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2013, p. 46).
tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula
1. Pengolahan Data
berikut:
a. Editing
b. Coding
termasuk kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam
bentuk angka untuk membedakan antara data atau identitas data yang
akan dianalisis.
2=tidak bekerja) dan pembukaan serviks (1=5 cm, 2=6 cm, 3=7 cm,
4=8 cm).
c. Tabulasi
SPSS.
2. Analisis Data
a. Analisis univariat
b. Analisis bivariat
normal maka uji statistik dapat dilanjutkan dengan uji alternatif yaitu
I. Langkah-Langkah Penelitian
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel
dan narasi.
Pada tahap ini disajikan laporan sebagai tahap akhir penulisan ini.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
a. BPM Lismarini
1) Letak Wilayah
Lebar Palembang.
2) Tenaga kerja
b. BPM Kustirah
1) Letak Wilayah
50
51
2) Tenaga Kerja
c. BPM Vitri
1) Letak Wilayah
Bidan praktik mandiri Vitri Suzanti berdiri pada tahun 2013 yang
2) Tenaga Kerja
bidan pendamping.
berobat, ruangan VK, ruangan perawatan ibu nifas dan bayi, ruang
2. Karakteristik Responden
pendidikan, pekerjaan dan pembukaan serviks dapat dilihat pada tabel 4.1
dibawah ini.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia,
Pendidikan, Pekerjaan dan Pembukaan Serviks
di BPM Kota Palembang Tahun 2018
No Karaktreristik f %
1. Usia
<20 tahun 8 26,7
20-35 tahun 22 73,3
>35 tahun 0 0
Total 30 100
Pendidikan
2. SD 5 16,7
SMP 9 30
SMA 11 36,6
PT 5 16,7
Total 30 100
3. Pekerjaan
Bekerja 11 36,7
Tidak Bekerja 19 63,3
Total 30 100
4. Pembukaan Serviks
5 cm 4 23,3
6 cm 8 36,7
7 cm 11 26,7
8 cm 7 16,3
Total 30 100
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 30 responden sebagian besar
3. Analisis Univariat
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Nyeri Persalinan Kala I
Sebelum Diberikan Aromaterapi Lavender
di BPM Kota Palembang Tahun 2018
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Tingkat Nyeri Persalinan Kala I
Setelah Diberikan Aromaterapi Lavender
di BPM Kota Palembang Tahun 2018
4. Uji Normalitas
Tabel 4.4
Uji Normalitas Data dengan Shapiro-Wilk
Pre Post
Asympt. Sig (2-tailed) .008 .009
ρ < 0,05 yang menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal, maka uji
statistik dapat dilanjutkan dengan uji alternatif yaitu dengan uji wilcoxon
5. Analisis Bivariat
yaitu apakah ada pengaruh tingkat nyeri persalinan kala I sebelum dan
yang digunakan yaitu uji wilcoxon dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.
55
Tabel 4.5
Hasil Uji Wilcoxon Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Sebelum
dan Setelah diberikan Aromaterapi Lavender
di BPM Kota Palembang Tahun 2018
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa tingkat nyeri setelah diberikan
diberikan perlakuan, tingkat nyeri paling tinggi adalah skor 9 (nyeri berat)
dan paling rendah adalah skor 5 (nyeri sedang). Sedangkan setelah diberikan
perlakuan, tingkat nyeri paling tinggi skor 8 (nyeri berat) dan paling rendah
B. Pembahasan
Lavender
nyeri persalinan. Pada penelitian ini sebagian kecil ibu yang bekerja
nyeri persalinan.
persalinan yang dirasakan ibu bersalin akan bertambah kuat dan lama. Hal
Lavender
minyak esensial untuk mengatasi keluhan fisik dan psikologis ibu bersalin.
penurunan nyeri persalinan pada 30 menit dan 60 menit setelah dua kali
Minyak esensial diserap oleh tubuh melalui dua cara yaitu indra
penciuman dan melalui kulit. Cara paling sederhana adalah melalui indra
penciuman, oleh sebab itu terapi ini disebut aroma – terapi. Indra
memberikan reaksi fisik berupa tingkah laku. Aroma yang sangan lembut
lavender dari tingkat nyeri berat menjadi nyeri sedang dengan selisih nilai
59
aromaterapi lavender diperoleh nilai ρ value 0,000 lebih kecil dari α 0,05
udara sebagai uap air. Untuk dapat dicium, suatu objek harus bersifat
mudah menguap atau larut dalam air atau larut dalam lemak. Selaput
plasma pada hidung terbentuk dari lemak (lipid). Ketika uap air yang
dalam lipid agar dapat tertangkap oleh rambut penciuman (olfactory cilia).
Minyak esensial lavender sangat efektif dan bermanfaat saat dihirup atau
dengan emosi manusia. Saat aroma dari minyak esensial lavender dihirup,
memiliki khasiat fisik tetapi juga dapat memberikan rasa tenang, simpatis
dan cinta.
menjadi dua yaitu sisi lateral dan medial. Pada sisi lateral, traktus ini
ambiens yang merupakan bagian dari limbik. Jalur sisi medial juga
berakhir pada sistem limbik. Limbik merupakan bagian dari otak yang
berbentuk seperti hruf C sebagai tempat pusat memori, suasana hati dan
atas memori dan pengenalan terhadap bau juga tempah bahan kimia pada
proses yang lebih tinggi di kortek somatosensoris dan trasisional ( Baehr &
Frotscher, 2014).
4. Keterbatasan Penelitian
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
62