SKRIPSI
SKRIPSI
Mengetahui
Ka.Prodi D-IV Kebidanan
iv
ABSTRAK
Latar Belakang : Proses persalinan adalah hal yang fisiologis. Tetapi tidak jarang
persalinan dapat menyebabkan rasa cemas. Rasa cemas itu sendiri merupakan salah
satu faktor yang dapat menyebabkan kontraksi rahim semakin nyeri.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender
terhadap tingkat kecemasan ibu bersalin kala I fase aktif di BPM kota Palembang.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan
cross sectional . Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin bi BPM
Kustirah, BPM Fauziah Hatta, BPM Vitri Suzanti dan BPM Bakiah Azhar Pada
Bulan Febuari sampai Mei 2018. Sampel penelitian ini sebesar 30 responden diambil
dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Variabel independen adalah
aromaterapi lavender, variabel dependen adalah tingkat kecemasan.Pengumpulan
data menggunakan skala HARS. Data dianalisis dengan menggunkan uji paired T-
Test berpasangan dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.
Hasil : Penelitian ini sebelum diberikan aromaterapi lavender pada kecemasan
sedang 60% dan setelah diberikan aromaterapi lavender rata-rata tingkat kecemasan
ibu pada kecemasan sedang 56,7%. Hasil ini menunjukkan adanya penurunanan
tingkat kecemasan ibu bersalin setelah diberikan aromaterapi lavender. Hasil uji
statistik didapatkan ƿ- value : 0,000 < α : 0,05. Sehingga, ada pengaruh pemberian
aromaterapi lavender dalam menurunkan kecemasan ibu bersalin.
Penelitian ini diharapkan dapat dipelajari lebih lanjut lagi agar dapat diterapkan ke
ibu bersalin sehingga, dijadikan sebagai salah satu terapi non farmakologi bagi ibu
bersalin yang mengalami kecemasan.
vii
ABSTRACT
Background: The process of labor is physiological. But not infrequently labor can
cause anxiety. Anxiety itself is one of the factors that can cause more painful uterine
contractions.
Objective: This study aims to determine the influence of lavender aromatherapy on
maternal anxiety level at stage I active phase in BPM Palembang city.
Method : This research use analytical research design with cross sectional approach.
The population of this research are all maternal mothers of BPM Kustirah, BPM
Fauziah Hatta, BPM Vitri Suzanti and BPM Bakiah Azhar In February to May 2018.
The sample of this research is 30 respondents taken by using purposive sampling
technique. The independent variable is lavender aromatherapy, the dependent variable
is the level of anxiety. The data collection uses the HARS scale. Data were analyzed
by using paired T-Test paired with significance level α = 0,05.
Results: This study was administered before lavender aromatherapy in moderate
anxiety of 60% and after giving lavender aromatherapy the average maternal anxiety
level on moderate anxiety was 56,7%. These results indicate a decrease in maternal
anxiety levels after giving lavender aromatherapy. Statistical test results obtained ƿ-
value: 0,000 <α: 0,05. Thus, there is the effect of giving lavender aromatherapy in
reducing maternal anxiety.
This research is expected to be studied furthermore so that it can be applied to the
maternal mother so that, made as one of non-pharmacology therapy for mothers who
have anxiety.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat – Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan
proposal skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Terapan Prodi D-4 Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Palembang.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi
saya untuk menyelesaikan proposal skripsi ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu drg. Hj. Nur Adiba Hanum, M.Kes selaku direktur Poltekkes
Kemenkes Palembang.
2. Ibu Hj. Murdiningsih, SST, S.Pd, M.kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Palembang.
3. Ibu Hj. Nesi Novita, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Prodi D- 4 Kebidanan dan
dosen Pembimbing 1 yang selalu memberikan bimbingan dan
masukannya.
4. Desy Setiawati, SST., M.Keb selaku dosen Pembimbing 2 yang selalu
memberikan bimbingan dan masukannya.
5. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral.
6. Teman-teman satu angkatan ( D-4 Kebidanan angkatan petama) yang
telah banyak memberikan masukan, dan dukungan penuh.
7. Adik bimbingan yang juga telah ikut membantu dalam menyelesaikan
skripsi ni.
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang……………………………………………… 1
B. Rumusan masalah…………………………………………... 5
C. Tujuan ……………………………………………………… 5
D. Manfaat…………………………………………………….. 6
ix
B. Waktu Dan Tempat Penelitian ………………………………. 48
C. Populasi Dan Sampel ……………………………………….. 48
D. Variabel (Cara pengukuran dan Pengamatan)......................... 49
E. Definisi Operasional………………………………………… 50
F. Instrument penelitian……………………………………….. 51
G. Tehknik analisa data………………………………………… 52
H. Langkah-langkah penelitian ……………………………….... 52
I. Tehnik pegolahan Data............................................................ 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………. 72
B. Saran………………………………………………………... 72
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menyebabkan rasa cemas, takut dan tegang. Ibu yang akan bersalin tidak bisa
melepaskan rasa cemas dan takut ketika melahirkan. Secara fisiologis, rasa
cemas dan takut ini dapat menyebabkan kontraksi rahim terasa semakin nyeri.
Sebalikya, jika saat persalinan dihadapi dengan tenang dan nyaman, secara
nyaman dan rileks. Dalam keadaan rileks, rahim secara alamiah dapat
Pada umumnya ibu yang pertama kali hamil akan sangat senang
disaat yang sama tumbuh pula perasaan cemas dalam diri ibu. Perasaan cemas
(147 wanita) yang cemas melahirkan dan 93,2% (1902 wanita) tanpa cemas
2
0,05). Penelitian terhadap 2206 wanita ini juga menyatakan, wanita dengan
rasa cemas melahirkan menghabiskan 1,54 jam (1 jam dan 32 menit) lebih
tidak jarang pada saat persalinan terdapat hambatan dan perlu dilakukan
cemas dan takut. Rasa takut dan cemas akan sangat buruk akibatnya dalam
takut terhadap proses persalinan tentu akan memberikan efek tidak baik.
2011, p. 19).
seseorang yang akan mengalami hal yang baru, sehingga membuat seseorang
merasakan suatu perasaan yang was-was, seolah ada sesuatu yang buruk
yang akan terjadi pada dirinya ( Lestari, 2008, p. 23). Menurut Peplau (2007)
cemas. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh orgozali
Aromaterapi Lavender dianggap sebagai salah satu best seller over the
linalyl acetate atau linalool. Linalyl acetate atau linalool inilah yang dapat
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mahin et. al (2008) di Iran
ada penurunan yang signifikan dalam tingkat kecemasan trait, sebelum dan
nilai sebesar Z= -2,499 p= 0.006 (p< 0,05). Nilai rata-rata skala kecemasan
menghadapi kelahiran anak pertama pada saat pree test sebesar 59.60
sedangkan nilai rata-rata pada saat post test sebesar 46.70. Nilai rata-rata ini
dapat diinterpretasi bahwa ada perbedaan atau selisih rata-rata pada hasil pre
test dan post test. Artinya pemberian aromaterapi sangat efektif dalam
sebelum diberi aroma terapi 26,41% dan setelah diberikan aroma terapi
Tahun 2018”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Bagi Pendidikan
penelitian selanjutnya.
aromaterapi lavender.
efek pengurangan kecemasan pada ibu bersalin dan dapat diterapkan pada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi persalinan
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta yang telah cukup bulan atau
hamper cukup bulan dan dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lahir lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri).
normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setalah
persalinan, hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir. Sementara itu, fokus
b. Keregangan otot-otot
mulai persalinan
8
c. Peningkatan Hormon
menimbulkan his.
d. Pengaruh Janin
e. Teori Prostaglandin
(Nurasiah, 2012, p. 4)
3. Tahapan Persalinan
a. Kala I Persalinan
Kala I terdiri dari 2 fase yaitu fase aktif dan fase laten.
1) Fase laten.
a) Fase akselerasi
4cm menjadi 9 cm
c) Fase deselerasi
b. Kala II Persalinan
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut
multipara. Dalam kondisi yang normal pada kala II kepala janin sudah
masuk dalam dasar panggul, maka pada saat his dirasakan tekanan pada
10
mengedan. Wanita merasa adanya tekanan pada rectum dan seperti akan
kemudian kepala janin tampak di vulva saat ada his. Jika dasar panggul
sudah berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his. Dengan
kekuatan his dan dahi, muka, dagu melewati perineum. Setelah his
Persalinan kala III dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir
setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan dari fundus
uteri.
d. Kala IV Persalinan
post partum.
a. Power
otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang
his dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut dimana tuba
2) Tenaga Mengedan
b. Passage
menjadi 2, yaitu:
12
(1) Os ilium ( tulang usus) terdiri dari : crista iliaca, spina iliaca
corpus os ilii.
corpus os ischii.
coccyges
b) Ruang panggul
1) Pelvis mayor ( false pelvis) : bagian diatas pintu atas panggul tidak
Pintu Atas Panggul (PAP) atau disebut pelvic inlet Batasan PAP
b. Bidang Hodge
setinggi spina isciadica kanan dan kiri. Pada rujukan lain, bidang
hodge III ini disebut juga dengan bidang O. Kepala yang berada
jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (26-29cm).
d. Bentuk panggul
transversa.
mendekati sacrum
belakang.
2) Bagian Lunak
pelvis.
1) Janin
yakni kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Karena
plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka dia dianggap sebagai
2) Plasenta
d. Psikologis
proses persalinan. Ibu bersalin yang didampingi oleh suami dan orang
bahwa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang
yang pertama kali beradaptasi dengan ruang bersalin. Hal ini harus
disadari dan tidak boleh diremehkan oleh petugas kesehatan yang akan
.
18
kesakitan yang luar biasa. Biasanya ibu hamil mengalami ketakutan primer
yang sulit.
emosi dan cinta kasih yang diterima ibu. Perasan bersalah ini akan lebih
sangat jelas berlaku jika anak yang dilahirkan adalah hasil pemerkosaan
aborsi. Selain itu juga rasa bersalah ibu hamil terhadap ibunya membuat ibu
suatu “keadaan yang belum pasti” ibu kini benar-benar akan terjadi
kelahiran ini disertai banyak ketegangan batin dan rasa cemas atau
yang sangat kuat untuk lebih aktif dan mau mengatur sendiri proses
spontan.
abnormal.
bahkan berhenti secara total dan proses kelahiran itu menjadi sangat
c. Wanita mungkin menjadi takut dan khawatir jika dia berada pada
lingkungan yang baru atau asing, diberi obat, lingkungan RS yang tidak
yang tinggal dirumah, dalam hal ini bidan bisa berbuat banyak untuk
wanita bisa menjadi kuat dan mampu untuk melalui proses persalinan
terhadap apa yang mereka lakukan yang terbaik bagi bayi mereka.
1. Pengertian Kecemasan
merupakan pengalaman emosi dan subjektif tanpa ada objek yang spesifik
ada sesuatu yang buruk akan terjadi dan pada umumnya disertai gejala-
tersinggung.
f. Keluhan- keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
kehidupan sehari-hari.
a. Teori Psikoanalitik
sinyal kepada ego bahwa suatu dorongan yang tidak dapat diterima
b. Teori Perilaku
c. Teori Eksistensi
cemas yang bersifat kronis. Inti dari teori eksistensi adalah seseorang
merasa hidup didalam dunia yang tidak bertujuan. Rasa cemas adalah
d. Neurotransmiter
1) Norepinephrine
2) Serotonin
dominan pada raphe nuclei pada rostral brainstem dan menuju pada
3) GABA
25
kanan otak, tapi tidak ada pada hemisfer kiri. MRI, SPECT, dan
3) gastrointestinal (diare)
4) respirasi (takipneu)
26
lambat pada stimuli repetitif dan berlebih pada stimulus yang sedang.
terjadinya cemas.
f. Korteks Serebri
antara presentasi klinis dan EEG pada pasien dengan epilepsy lobus
g. Sistem Limbik
sistem limbik berpengaruh pada respon cemas dan takut. Dua area pada
kompulsif.
27
2012, p. 3-7)
lain:
tercekik, terengah-engah.
makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual, nyeri ulu hati, dan
diare.
sering berkemih.
(telapak tangan), gatal, rasa panas, dan dingin pada kulit, wajah
6. Rentang Kecemasan
a. Kecemasan Ringan
2) Kewaspadaan meningkat
melakukan tindakan.
b. Kecemasan sedang
karakteristik:
1) Respon biologis : sering sesak nafas pendek, nadi ekstra sistol dan
mampu diterima.
c. Kecemasan Berat
pada sesuatu yang terperinci dan spesifik, serta tidak dapat berfikir
mempunyai karakteristik :
d. Panik
koordinasi motorik.
7. Ciri-Ciri Kecemasan
bahkan tidak jelas lagi kaitanya dengan suatu faktor penyebab atau
penyebabnya dan lebih banyak melibatkan konflik jiwa yang ada dalam
c. Tidak adanya ancaman yang riil atau yang tertentu atau yang diketahui
gejalanya, maka jika ini benar-benar terjadi maka secara pasti ia tidak
reaksional.
mungkin terjadi.
32
capai detak jantung semakin cepat dan dada terasa sesak dan lain
sebagianya.
Larasati, 2016)
kecemasan adalah :
a. Umur
Bahwa umur yang lebih muda lebih mudah menderita stress dari
b. Keadaan fisik
c. Sosial Budaya
agamanya rendah.
d. Tingkat pendidikan
respon terhadap sesuatu yang datang baik dari dalam maupun luar.
e. Tingkat pengetahuan
kecemasan.
ibu hamil dan bersalin karena dapat mempengaruhi janin yang sedang
emosi. Calon ibu yang cemas dalam keadaan hamil dan bersalin maka
tersebut.
34
HARS pertama kali digunakan pada tahun 1995 yang diperkenalkan oleh
tersinggung.
d. Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur
konsentrasi.
g. Gejala somatik: Nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara
panas di perut.
dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat, napas pendek dan
cepat.
sangatlah rumit, terdiri dari berbagai unsur senyawa kimia yang masing-
tanaman.
menggunakan essential oil atau sari minyak murni untuk membantu dan
menyegarkan serta menenangkan jiwa dan raga. Kata “Aroma” berarti bau
wangi atau keharuman dari tumbuhan. Kadang, aroma ini bisa kita
temukan di halaman rumah kita sendiri seperti aroma bunga melati atau
memberikan efek relaksasi bagi saraf dan otot-otot yang tegang. Sejalan
2. Sejarah Aromaterapi
Aroma Terapi Modern” yaitu seorang ahli kimia bangsa perancis. Ia sejak
bakar, serta luka-luka kronis lainya. Gattefosse dalam tahun 1928 menulis
sebuah buku yang diberi judul “Aroma Theraphie” dan setelah ini ia
dengan minyak dasar untuk terapi pijat. Pada zaman aromaterapi modern,
38
aromaterapi digali lagi oleh Robert Tisserand yang menulis buku the art of
aromaterapi.
mngeluarkan zat yang mudah menguap dari sebuah larutan. Misalnya akar
larutan akan terdapat pula aromaterapi yang langsung dari akar tersebut.
Bila cairan ini dipanasi, maka aromaterapi akan menguap. Uap ini dialirkan
aromaterapi. Agar hanya essential oil itu saja yang menguap diatas bejana
seemikian rupa hingga yang akan menguap hanyalah essential oil itu saja,
4 yaitu:
tungku. Namun bisa juga jika dioleskan pada kain atau pada saluran
udara.
b. Dupa Aromaterapi
bagian dari salah satu bentuk aromaterapi. Bentuknya padat dan berasap
jika dibakar, biasanya digunakan untuk ruangan berukuran bear atau pada
ruangan terbuka. Jenis dupa aromaterapi ini terdiri dari 3 jenis, yaitu
c. Lilin aromaterapi
Ada dua jenis lilin yang digunakan, yaitu lilin digunakan untuk
dibakar.
40
lain, cara penggunaanya yang berbeda, karena ini digunakan dengan cara
di pijat.
keseimbangan fisik dan mental sangatlah luar biasa. Aroma dan kelembutan
minyak essensial dapat mengatasi keluhan fisik dan psikis. Minyak essensial
diserap oleh tubuh melalu 2 cara yaitu melalu indra penciuman (inhalation)
a. Inhalasi
dari luar tubuh ke dalam tubuh dengan satu tahap yang mudah, yaitu
mudah merangsang olfactory pada saat setiap kali bernafas dan tidak
dari minyak essensial. Aroma bau wangi yang tercium akan memberikan
efek terhadap fisik dan psikologis konsumen. Cara ini biasanya terbagi
b. Pijat
c. Berendam
aromaterapi ke dalam air. Dengan cara ini, efek minyak essential akan
sebagai salah satu best seller over the counter herbal remedies untuk
linalool atau linalyl acetate yang tinggi di dalam minyak essential lavender
(Da Porto et al., 2009). Linalool atau linalyl acetat inilah yang dapat
ini untuk menghilangkan stres, kegelisahan dan kecemasan ( Lopez et. al,
2016). Ada banyak sekali aroma terapi, salah satunya adalah aroma terapi
lavender.
mekar pada saat musim panas (Kusuma, 2000, p. 19). Lavender digunakan di
pusat, seperti kegelisahan, stres, dan gangguan tidur. Minyak esensial ini
adalah salah satu solusi alami terlaris dan alat terapi umum untuk fisioterapis
digunakan sebagai obat dalam. Minyak lavender merupakan salah satu bahan
linalyl acetat. Linalyl acetat dan linalool adalah aroma yang biasanya
al., (2016) menyatakan bahwa linalyl acetat dan linalool dapat memecah
menurunkan tingkat stress, baik stress fisik maupun psikis, serta siklus
atau dapat larut dalam air (water- soluble) ataupun larut dalam lemak
(lipid-soluble) selaput plasma kita terbentuk dari lemak (lipid) pada saat
44
actetat lavender adalah aromaterapi yang banyak digunakan saat ini, baik
secara inhalasi atau dengan pemijatan pada kulit.. Dalam otak, sistem ini
sebagai pusat nyeri, senang, marah, takut, depresi dan berbagai emosi
lainya. Akses melalui jalur nasal jelas merupakan cara paling cepat dan
depresi, dan beberapa rasa nyeri kepala ( Sutanto dan lianywaty, 2015).
45
D. Kerangka Teori
Persalinan
Aromaterapi Lavender
Lynalyl acetat
dan Linalool
Sumber : Nurasiah (2012), Hidayat (2014), Lestari (2015), Peplau (2007) dalam
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya, atau antara variabel
yang satu dengan variabel lainya yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2013, p. 82)
E. Hipotesis
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
berikut:
Pada penelitian ini, ibu bersalin primi para kala I fase aktif (Pembukaan
1. Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal Februari- Mei tahun 2018
2. Tempat penelitian
1. Populasi
2. Sampel
dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat- sifat populasi
1) Ibu primipra
3) Mengalami Kecemasan
bagian dari inividu atau objek yang dapat diukur. Pada penelitian ini, variabel
E. Definisi Operasional
50
Tabel 3.1.DefinisiOperasional
Skor 42-56 =
panik/
kecemasan
sangat berat
F. Instrumen Penelitian
51
Pada penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
normal sehingga uji analisis data yang digunakan adalah Paired T-test.
H. Langkah-Langkah Penelitian
a. Sumber data
1) Prosedur Administratif
aromaterapi lavender.
2) Prosedur Teknis
dan eksklusi.
juga.
dianalisa.
1. Editing
jelas.
yang lainya.
2. Coding
skala hars merupakan bentuk interval maka nilai yang tertera harus
kepada responden.
computer.
4. Pembersihan data(Cleaning)
A. HASIL PENELITIAN
Palembang
Bidan praktik mandiri Kustirah berdiri pada tahun 2000. Klinik ini buka
setiap hari. Dari hari senin sampai minggu dan buka 24 jam. Pengelola
(2) Ruangan VK
57
b) Fasilitas pelayanan kesehatan
a) Promosi Kesehatan
b) KIA/KB
c) Pengobatan
d) Imuniasasi
Bidan praktik mandiri Vitri Suzanti berdiri pada tahun 2013. Klinik ini
buka setiap hari. Dari hari senin sampai minggu dan buka 24 jam.
Pengelola dan pendiri klinik ini adalah ibu Vitri Suzanti, Amd. Keb
58
Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, BPM Vitri
b) Ruangan VK
e) Ruang tunggu
a) Promosi Kesehatan
b) KIA/KB
c) Pengobatan
d) Imuniasasi
f) Pijat bayi
59
3) Nama Klinik : Bidan Praktik Mandiri Bakiah Azhar
Palembang
60
2. Karakteristik Responden
No Karakteristik Frekuensi %
1 Usia
<20 Tahun 6 20
20-35 Tahun 24 80
2. Pendidikan
SMP 4 13,3
SMA 24 80
PT 2 6,7
3 Pekerjaan
IRT 19 63,3
Pegawai Swasta 10 33,3
Lainya 1 3,34
4 Pembukaan
Kala I Fase Aktif Pembukaan 4 5 16,4
Kala I Fase Aktif Pembukaan 5 12 40
Kala I Fase Aktif Pembukaan 6 10 33,3
Kala I Fase Aktif Pembukaan 7 3 10
Total 30 100
Dari Tabel 4.1. Dapat diketahui bahwa 80% responden berada pada
63,3% merupakan ibu rumah tangga dan pada saat peneliti datang paling
61
banyak ibu sedang dalam pembukaan 5 dengan jumlah 12 responden
(40%).
3. Analisis Univariat
Analisis univariat yang dapat disajikan dalam penelitian ini meliputi skor
Jumlah responden dan persentase tingkat kecemasan ibu sebelum dan setelah
62
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Kecemasan Setelah Diberikan Aromaterapi Lavender Di BPM Kota
Palembang Tahun 2018
Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa terdapat 17 responden (56,7%) yang
terhadap data yang ada. Hasil uji normalitas dapat dilihat dari tabel 4.4.
N Df Sig
Dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui hasil Uji normalitas yang digunakan adalah
saphiro –wilk karena jumlah responden <50 orang (Dahlan, 2012). Hasil uji
63
aromaterapi lavender adalah 0,326 hal ini menunjukan bahwa hasil uji
0,063. Hasil ini juga menunjukan bahwa data terdistribusi secara normal (p >
0,05). Sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah Uji T berpasangan (paired t-
test)
5. Analisis Bivariat
64
a. Uji T-test Berpasangan
Tabel 4.5. Hasil uji T-Test Berpasangan Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin
Sebelum dan Setelah Diberikan Aromaterapi Lavender Di BPM Kota
Palembang Tahun 2018
Tabel 4.5 menggunakan uji Statistik paired t-test untuk mengetahui rata-rata
kecemasan ibu bersalin setelah diberikan aromaterapi lavender adalah 17,6. Hasil
ini menunjukkan terdapat penurunan tingkat kecemasan ibu sebelum dan setelah
dengan selisih 3,2. Berdasarkan tabel 4.5. diatas diperoleh nilai signifikan
sebesar 0,000 (p- value <0,05) artinya pada tingkat kepercayaan 95% ada
pengaruh yang signifikan rata-rata nilai skor tingkat kecemasan sebelum dan
65
B. PEMBAHASAN
bersalin di BPM Kota Palembang. Pada bab ini peneliti akan membahas hasil
Lavender
usia pendidikan , tingkat pengetahuan ibu itu sendiri. Penelitian ini sejalan
Kala I. penelitian ini juga didukung oleh Lestari (2015) yang menyatakan
66
bahwa semakin muda ibu maka akan semakin mudah juga ibu merasakan
Ketidaktahuan tentang suatu hal yang baru karena kurangnya informasi akan
sesuatu yang datang baik dari luar maupun dari dalam. Orang yang
merupakan hal fisiologis dan tidak perlu berfikir bahwa persalinan adalalah
kecemasan pada persalinan kala I baik ibu yang telah diberikan aromaterapi
67
2. Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin Setelah Diberikan Aromaterapi
Lavender
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Syukrini (2016) di RSUD
didapatkan nilai sig 0,000 (p< 0,05) dengan demikian dapat disimpulkan
memberikan efek relaksasi bagi saraf dan otot-otot yang tegang.oleh karena
itu salah satu cara relaksasi yang digunakan untuk menunrunkan kecemasan
Bersalin
68
mengalami kecemasan sedang pada saat bersalin. sedangkan rata-rata tingkat
sebesar 17,6 atau rata-rata tingkat kecemasan ibu bersalin yang telah
aromaterapi lavender lebih kecil dari pada ibu bersalin yang tidak diberikan
dapat menurunkan tingkat kecemasan ibu pada saat melahirkan ( kala 1 fase
aktif). Diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Mahin, dkk (2011)
yang dilakukan terhadap 102 ibu bersalin primipara yang menunjukan hasil
69
Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataaan Gatiningsih (2009),
lavender dapat mengurangi rasa kuatir yang berlebihan, mengurangi rasa sakit
tenang (rileks) pada jasmani, pikiran dan rohani, menciptakan suasana yang
rileks yang dapat rasa takut, rasa khawatir, dan perasaan tegang.
70
4. Keterbatasan Penelitian
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
kecemasan ibu bersalin yang signifikan dengan hasil uji T-test berpasangan,
B. Saran
1. Bagi Pendidikan
72
farmakologis khususnya pemberian aromaterapi lavender pada ibu
bersalin.
Perlu dilakukan penelitian tentang terapi non farmakologi lain yang dapat
dengan sampel yang lebih besar, memperluas populasi dan ada kelompok
kontrol.
73
DAFTAR PUSTAKA
Adams, SS. (2012). Fear of childbirth and duration of labour : a study of 2206
wowen birth intended vaginal delivery.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22734617. Health service research
centre. 119: 1238-1246. Diakses tanggal 12 Desember 2017.
Anggraini, Deri Riski. 2013. Kupas Tuntas Seputar Kehamilan. Jakarta. PT Agro
Meid Pustaka
Aprilia, Yesie. 2014. Catatan ayah pintar, Menjadi Pendamping Persalinan Yang
Super. Yogykarta: C.V Andi Offset
Burns, E., Zobbi, V., Panzeri, D., Oskrochi, R., & Regelia, A. (2007). Aromateraphy
in Childbirth: A Pilot randomized controlled trial .
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Aromateraphy+in+Childbirth%3
A+A+Pilot+randomized+controlled+trial. BJOG an International Journal of
Obstetics and gynaecology. Diakses tanggal 20 Desember 2017.
Dewi, Ratna Dilla., Farhan Dika Putra, Dan Rani Fitriani Arifin. (2017). Pengaruh
aromaterapi lavender terhadap penurunan kecemasan ibu pre-operasi section
caesaria di rumahsakitbersalin. Caring nurshing journal, vo1 , 51-56. Diakses
tanggal 15 desember 2017.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2014). Metode Penelitian Kebidnan Dan Tehnik Analis
Data. Jakarta: Salemba Medika.
Hawari, Dadang. (2016). Menejemen Stres, Cemas, Dan Depresi. FKUI: Jakarta
Hutasoit, aini. 2002. Panduan Aromatherapy Untuk pemula. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka.
73
Igarashi. Physical And Psychologic Effects Of Aromatherapy Inhalation On Pregnant
Women: A Randomized Controlled Trial.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Physical+And+Psychologic+Effe
cts+Of+Aromatherapy+Inhalation+On+Pregnant+Women. Diakses tanggal 18
desember 2017.
Lestari, Titik. 2015. Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Mahin, et. al. (2008).The effect of lavender oil on level of anxiety during first stage of
labor in primigravida women.
www.sid.ir/En/Journal/Viewpaper.aspx?id256499. The quarterly jurnal of
fundamental of mental health, vol 12, 720-726. Diakses 15 desember 2017.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Sinopsis Obstetry Jilid I. EGC. Jakarta
Masruroh, Nur. (2015). Pengaruh kecemasan ibu terhadap Proses Persalinan kala I
Fase Aktif, Jurnal Ilmiah KesehatanVol 8, 162-170.
Nursiah, Ai. , Ani Rukmawati, Dan Dewi Laelatul Badriah. 2012. Asuhan persalinan
normal bagi bidan . Bandung. PT. Refika Aditama
74
Norman, Matthew. 2005. Hamilton Anxiety Rating Scale (HAR-S). Atlanta :
psychiatric associetes of atlanta, LLC, 2005.
75