Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PRAKERIN

DI RUMAH SAKIT KUNINGAN MEDICAL CENTER (KMC)

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir praktek keperawatan

Disusun oleh :

KELOMPOK IV

1. Indah siti sopiah


2. Cika nur NIS : 16175194
3. Dewi nurwidiyanti NIS : 16175202
4. Nur khanah NIS : 16175225
5. Tanti febriyanti NIS :

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YPIB MAJALENGKA


PROGRAM STUDY KEPERAWATAN
JL. Gerakan koperasi No.003 Majalengka
2017/2018
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

DI RUMAH SAKIT KUNINGAN MEDICAL CENTER


Dianjurkan untuk memenuhi tugas akhir praktek belajar lapangan

Setelah membaca laporan praktek balajar lapangan ini menurut pertimbangan kami,
telah memenuhi persyaratan sebagai laporan praktek belajar lapangan

Majalengka, Maret 2018

Disetujui oleh :

Pembimbing DU/DI Pembimbing

Sintiani Sara N,S.Kep,.Ners Tresna komalasari S.Kep,.Ners

Kepala Sekolah Ketua Program Studi

SMK YPIB MAJALENGKA Keperawatan

Oki Okiat,S.Kep Bunga Dewi Pertiwi,S.kep


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukuran kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya karena berkat taufik dan rahmatnya Laporan Praktek Kerja
Lapangan dapat diselesaikan tepat pada waktunya dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
(DEMAM THYPOID) DI RUANGAN TULIP 6 RUMAH SAKIT UMUM SWASTA
KUNINGAN MEDICAL CENTER ”.

Laporan ini berisikan tentang asuhan keperawatan mengenai Demam Thypoid


yang diajukan guna memenuhi syarat tugas praktik pendidikan keperawatan SMK YPIB
Majalengka.

Kami sampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah terlibat dan berperan
serta dalam penyusunan laporan ini dari awal samapai akhir . Oleh karena itu, sebagai
rasa syukur kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat :

1. Dr.Toto Taufikkurohmah Kosim selaku direktur utama RS KMC

2. Karbana,Amd.kep selaku ketua komite keperawatan

3. Aat Sukanah Amd.Kep

4. Sintiani Sarah Nurmesra,S.kep,Ners selaku kabid keperawatan

5. Imam Kostaman,Amd.kep selaku kepala seksi etika profesi dan diklat

6. Dia Wati,Amd.kep selaku kepala ruangan RPU 02

7. Mila Karmila ,Amd.kep selaku kepala ruangan RPU 03

8. Hermawati,Amd.kep selaku ruangan RPU 04

9. Neni,Amd.kep selaku ruangan RPU 05

10. Seluruh staf ruangan RPU 02,03,04,&05 Rumah sakit kuningan medical

centre yang telah memberikan bimbingan selama praktik belajar lapangan

keahlian keperawatan

11. Jejen Nurbayan selaku ketua yayasan pendidikan imam bonjol


12. Oki okiat,S.kep selaku kepala SMK YPIB Majalengka

13. Bunga Dewi pertiwi ,S.kep selaku ketua program studi keperawatan SMK

Majalengka dan selaku pembimbing

14. Tresna Komala,S,kep,Ners selaku pembimbing

15. Fenny Ristiyani,S.kep,Ners selaku guru produktif dan selaku pembimbing

16. Teti Pernasih,S.kep,Ners selaku guru produktif dan pembimbing

17. Seluruh Bapak dan Ibu beserta staf TU SMK YPIB Majalengka

Semoga atas keridhoan dan izin Allah SWT ,berkenan membalas budi baik dari
semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusuinan laporan akhir ini.

Kami menyadari bahwa makalh ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan untuk
perbaikan kami selanjutnya.

Akhir kata, kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat ,khususnya bagi
kami sendiri maupun bagi pengembangan ilmu keperawatan pada umumnya.

Wassalamualaimkum Wr.Wb

Majalengka , januari 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................

1.1 latar belakang

1.2 rumusan masalah

1.3

1.4

1.5

1.6

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB III TINJAUAN KASUS

A.

B.

C.

D.

E.

F.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Demam thypoid menjadi masalah kesehatan,yang umunya terjadi dinegara yang
sedang berkembang karena akibat kemiskinan ,kriminalitas dan kekurangan air bersih
yang dapat diminum. Tetapi lebih sering bersifat seporadis ,terpencar-pencar di suatu
daerah dan jarang menimbulkan lebih dari satu kasus pada orang-orang
serumah.Demam thypoid dapat ditemukan sepanjangb tahun .Insiden tertinggi
didapatkan pada anak-anak dan tidak ada perbedaan yang nyata.

Antara insiden demam thypoid pada wanita dan pria.Penyakit thypoid dapat
sangat berbahaya apa bila terjadi selama kehamilan atau pada periode setelah
melahirkan.kebnaykan penyebaran penyakit demam thypoid ini tertular pada manusia
pada daerah-daerah berkrmbang ini dikarekan pelayanan kesehatan yang belum
baik.hygienne personal yang buruk.salah satu contoh di Negara Nigeria ,dimana
terdapat 467 kasus dari tahun 1996 sampai dengan 2000.

Dalam lingkungan kita menjadi endemic di selatan dan Amerika utara ,Timur
Tengah ,Tenggara dan hampir seluruh Asia termasuk India.Di seluruh dunia tercatat
sekitar 33juta kasus dari demam thypoid dan menyebabkan lebih dari 500.000
kematian.

1.2. Rumusan Masalah


1.Apa yang disebut dengan thypoid?

2. apa penyebab terjadinya thypoid?

3.apa tanda dan gejala thypoid?

4.menjelaskan manifestasi klinis thypoid?

5.menjelaskan patofisiologis thypoid?

6.menjelaskan pemeriksaan penunjang thypoid?

7.menjelaskan penatalksanaan thypoid?

8.menjelaskan komplikasi thypoid?


1.3. Tujuan
Tujuan Umum :

Mengatahui asuhan keperawatan pada pasien dengan demem thypoid .

Tujuan khusus :

Untuk mengidentifikasi pengertian,etiologi,manisfestasi klinis, patofisiologi,


komplikasi,penatalaksanaan ,dan pemeriksaan penunjang tentang thypoid.

1.4 manfaat penulisan


1. mengetahui apa yang dimaksud dengan thypoid

2. mengerti apa yang menyebabkan thypoid

3. mengetahui proses dari thypoid

4. mengetahui pemeriksaan yang harus dilakukan pada penyakit thypoid

5.mengetahu patofisiologi thypoid

6.mengetahui manisfestasi klinis thypoid

7.mengetahui pemeriksaan penunjang thypoid

8.mengetahui piñatalaksanaan thypoid


1.5. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini menggunakan metode Deskriptif yaitu metode
dengan tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang,actual,serta
data yang dikumpulkan mula mula di susun,di jelaskan dan kemudian di analisa.

Adapun teknik yang di gunakan penyusunan dalam pengumpulan data ini sebagai
berikut ;

1. Studi Dokumentasi
pengumpulan data dengan cara membaca,mempelajari data data yang terdapat
kasus klien dan buku buku catatan yang ada hubungannya dengan masalah
yang penyusun bahasa dalam laporan ini.
2. Wawancara
Pengumpulan data dengan cara berkomunikasi dengan lisan baik secara
langsung dengan klien atau dengan keluarga klien.
3. Observasi
Mengamati secara langsung keadaan klien beserta respon yang di perlihatkan
bersama klien.
4. Partisipatif
Penyusunan melibatkan klien dan keluarganya dalam usaha pemecahan
masalah yang di alami klien baik biologi,fisikologi,social,dan spiritual.
5. Studi pustaka
Penyusunan memakai berbagai sumber pustaka yang relevan dengan kondisi
klien dan melandasi konsep konsep yang berhubungan dengan kasus yang di
bahas.

1.6. Ruang Lingkup penulisan


Dalam pembahasan makalah ini penulisan membatasi pada asuhan
keperawatan pada Ny.S dengan dema thypoid di ruang Tulip 6 Rumah sakuit
Kuningan Medical Center kota kuningan pada tanggal 15 januari 2018 sampai
tanggal 18 januari 2018.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Pengertian Thypoid


Thypoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi
salmonella Thypi.organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang
sudah terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman
salmonella.(Bruner and sudart,1994).
Thypoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang di sebabkan oleh
kuman salmonella thypi.(Arief Maeyer,1999).
Thypoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang di sebabkan oleh
kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit
ini adalah Typhoid dan para thpoid abdominalis,(syaifullah Noer, 1996).
Thypoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala
gejala sistemik yang di sebabkan oleh sal;monella thphosa, salmonella thpe
A,B.C. penularan terjadi secara pecal,oral melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi(Mansoero Orief.M. 1999).
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan sebagai berikut,
Thypoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang di sebabkan oleh
salmonella type A,B, dan C yang dapat menular oral,fecal,makanan dan
minuman yang terkontaminasi

2.2. Etiologi

Penyakit tifus di sebabkan oleh infeksi kuman salmonella typhosa, basil


garam negatif, berfagel (bergerek dengan bulu getar), dan tidak menghasilkan
spora.
Bakteri tersebut memasuki tubuh manusia melalui saluran pencernaan dan
manusia merupakan sumber utama infeksi yang mengeluarkan mikroorganisme
penyebab penyakit saat sedang sakit atau dalam pemulihan.kuman ini dapat
hidup dengan baik sekali pada tubuh manusia maupun pada suhu yang lebih
rendah sedikit,namun mati pada suhu 70 c maupun oleh antiseptic.
Demam thypoid adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh salmonella typhi
atau salmonella paratyphi (soedarto,19960. Terdapat ratusan jenis bakteri
salmonella,tetapi hanya 4 jenis yang dapat menimbulkan tifus yaitu :
a. Salmonella thyposa, basal garam negative yang bergerak dengan bulu getar,
tidak berspora mempunyai sekurang kurangnya tiga macam antigen yaitu:
 Antigen O (somatic,terdiri dari zat komplek lipolisakarida) ; Merupakan
polisakarida yang bersifat spesifik untuk grup salmonella dan berada pada
permukaan organisme dan juga merupakan somatik antigen yang tidak
menyebar .
 Antigen H : terdapat pada flagella dan bersifat termolabil
 Antigen V1 (merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan melindungi
antigen O terdapat fagositosis) dan protein membrane hialin.
b. Salmonella parathypi A
c. Salmonella parathypi B
d. Salmonella parathypi C
e. Faces dan urine dari penderita thypus (Rahmad Juwono, 1996).
Carier adalah orang yang sembuh dari demam thypoid dan masih terus
mengekresi salmonella typhi dalam tinjau dan air kemih selama lebih dari 1
tahun.
2.3. Manifestasi Klinis
Masa tunas 7-14 (rata rata 3-30) hari,selama inkubasi di temukan
gejala prodpromal (gejala awal tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas) :
 Perasaan tidak enak badan
 Lesu
 Nyeri kepala
 Pusing
 Diare
 Batuk
 Nyeri otot
 Anoreksia

Menyusul gejala klinis yang lain

1. Demam
Demam berlangsung selama 1 minggu
 Minggu I : Demam remiten,biasanya menurun pada pagi hari dan
meningkat pada sore dan malam hari, pusing, nyeri kepala, nyeri otot,
anoreksia, mual , muntah, obstpasi atau diare, perasan tidak enak di
perut, batuk dan epitaksis, pada pemeriksaan fisik tidak hanya di dapat
peningkatan suhu badan
2. Gangguan pada saluran pencernaan
 Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor,ujung dan tepi
kemerahan,jarang disertai tremor.
 Hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan
 Terdapat konstipasi,diare
3. Gangguan kesadaran
 Kesadaran yaitu apatis-somnolen
 Gejala lain “ROSEOLA” (bintik bintik kemerahan karena emboli hasil
dalam kapiler kulit)(Rahmad Juwano,1996).
2.4. Klasifikasi

Maka diagnosis klinis damam tifoid diklarifikasikan atas 3 : 2

1. Possible Case
Dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik di dapatkan gejala demam,
gangguan saluran cerna, gangguan pola buang air besar dan hepao /
splenomegali. Sindrom demam tyifoid belum lengkap. Diagnosis ini hanya
dibuat pada pelayanan kesehatan dasar.

2. Probable Case
Telah didapatkan gejala klinis lengkap atau hampir lengkap, serta di dukung
oleh gambara laboratorium yang menyokong demam thyfoid (titer widal O<
1/160 atau H>1/60 satu kali pemeriksaan).

3. Definite Case
Diagnosis pasti, ditemukan S.Thypi pada pemeriksaan biakan atau pasitif
S.Thypi pada pemeriksaan PCR atau terdapat kenaikan titer widal 4 kali lipat
(pada pemeriksaan ulang 5-7 hari) atau titer widal O > 1/320, H > 1/640 (pada
pemeriksaan sekali)

2.5. Patofisiologi

Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara,yang


kenal dengan 5 F yaitu food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku),Fomitus
(Muntah), Fly (lalat), dan melalui Fases.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman
salmonella thypi kepada orang lain.kuman tersebut dapat ditularkan melalui
perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi
oleh orang yang sehat.apabila orang tersebut kurang memperhatikan
kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar
kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui
mulut.Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan
dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini
kuman berkembang biak,lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel sel
retikuloendotelial.
Pada akhir masa inkubasi (5-9 hari ) kuman kembali masuk dalam darah
(bakteremi sekunder) dan menyebar keseluruh tubuh terutama kedalam
kelenjar limfoid usus halus,menimbulkan tukak berbentuk lonjong di atas plak
peyer. Tukak tersebut dapat mengakibatkan perdarahan dan perforasi
usus.pada masa bakteremi ini,kuman mengeluarkan endotoksin yang
mempunyai peran membantu proses peradangan lokal dimana kuman ini
berkembang..semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid
disebabkan oleh endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental
di simpulkan bahwa endotoksemia bukan merupakan penyebab utama
demam pada thypoid. Endoteksemia berperan pada patogenesis thypoid,
karena membantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam
disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinya merangsang sintesis
dan pelepasan za pirogen oleh leokosit pada jaringan yang meradang.

pathway

Makanan

Salmonella thyposa

Saluran pencernaan

Diserap oleh usus halus


Bakteri memasuki aliran darah sistemik

Kelenjar limpoid hati limpa endotoksin

usus halus
↓ ↓ ↓

Tukak hepatomegali splenomegali demam


↓ ↓ ↓

Pendarahan dan nyeri perabaan → mual / tidak nafsu makan


Perforasi

Gangguan kebutuhan nutrisi

Resiko gangguan kekurangan cairan


2.6. Komplikasi

a. Komplikasi intestinal
1) Perdaraha usus
2) Perporasi usus
3) Iiius paralitik
b. Komplikasi extra intestinal
1) Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis), miokarditis,
trombosis, tromboplebitis.
2) Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndroma urenia
hemolitik.
3) Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis
4) Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis, kolesistitis
5) Komplikasi ginjal : glomerulus nefritis, pyelonepritis dan perinepritis
6) Komplikasi pada tulang : osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan arthritis
7) Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningiusmus, meningitis, polineuritis
perifer, sindroma Guillain bare dan sidroma katatonia.

2.7.Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada klien dengan typhoid adalah pemeriksaan


laboratorium, yang terdiri dari :

a. Pemeriksaan leukosit
Di dalam beberapa literatur dinyatakan bahwa demam typhoid terdapat
leukopenia dan limposistosis relatif tetapi kenyataanya leukopenia tidaklah
sering di jumpai. Pada kebanyakan kasus demam typhoid, jumlah leukosit
pada sediaan darah tepi berada pada batas-batas normal bahkan kadang-
kadang terdapat leukosit walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi
sekunder. Oleh karena itu pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk
diagnosa demam tyhpoid.

b. Pemeriksaan hemoglobin
Normal 12-16 g/dll

2.8 Penatalaksanaan

Prinsip penatalaksanaan demam typhoid masih menganut trilogi


penataklasanaan yang meliputi : istirahat dan perawatan, diet dan terapi penunjang
(baik simptomatik maupun suportif), serta pemberian antimikroba. Selain itu diperlukan
pula tatalaksana komplikasi demam typhoid yang meliputi komplikasi intestinal maupun
ekstraintestinal.

1. Istirahat dan Perawatan


Bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan.
Tirah baring dengan perawatan dilakukan sepenuhnya di tempat seperti
makan, minum, mandi, dan BAB/BAK. Posisi pasien diawasi untuk
mencegah dekubitus dan pneumonia orthostatik serta higiene perorangan
tetap perlu diperhatikan dan dijaga.
2. Diet dan Terapi penunjang
a. Mempertahankan asupan kaloti dan cairan yang adekuat. Memberikan
diet bebas yang rendah serat pada penderita tanpa gejala meteorismus,
dan diet bubur saring pada penderita dengan meteorismus. Hal ini
dilakukan untuk menghindari komplikasi perdarahan saluran cerna dan
perforasi usus. Gizi penderita juga diperhatikan agar meningkatkan
keadaan umum dan mempercepat proses penyembuhan.
b. Cairan yang adequat untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare.
c. Primperan (metoclopramide) diberikan untuk mengurangi gejala mual
muntah dengan dosis 3x5 ml setiap sebelum makan dan dapat dihentikan
kapan saja penderita sudah tidak mengalami mual lagi.
3. Pemberian Antimikroba
Obat-obat antimikroba yang seing digunakan dalam melalukan tatalaksana
typhoid adalah : Pada demam typhoid, obat pilihan yang digunakan adalah
chloramphenicol dengan dosis 4x500 mg per hari dapat diberikan secara oral
maupun intervena, diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas.
Chloramphenicol bekerja dengan mengikat unit ribosom dari kuman
salmonella, menghambat pertumbuhannya dengan menghambat sintesis
protein. Chloramphenicol memiliki spectrum gram negative dan positif. Efek
samping penggunaan klorampenikol adalah terjadi agranulositosis.
Sementara kerugian penggunaan klorampenikol adalah angka kekambuhan
yang tinggi (5-7%), penggunaan jangka panjang (14 hari), dan seringkali
menyebabkan timbulnya karier. Tiamfenikol, dosis dan efektifitasnya pada
demam thypoid sama dengan kloramfenikol yaitu 4x500 mg, dan demam
rata-rata menurun pada hari ke-5 sampai ke-6. Komplikasi hematologi seperti
kemungkinan terjadinya anemia aplastik lebih rendah dibandingkan dengan
kloramfenikol.
Ampisilin dan Amoksisilin, kemampuan untuk menurunkan demam lebih
rendah dibandingkan kloramfenikol, dengan dosis 50-150 mg/kgBB selama 2
minggu. Trimetroprim-sulfamethoxazole, (TMP-SMZ) dapat digunakan
secara oral atau intervena pada dewasa pada dosis 160 mg TMP ditambah
800 mg SMZ dua kali tiap hari pada dewasa.
Sefalosforin Generasi Ketiga, yaitu ceftriaxon dengan dosis 3-4 gram dalam
dekstrosa 100 cc diberikan selama ½ jam perinfus sekali sehari, diberikan
selama 3-5 hari.
Golongan flurokuinolon ( norfloksasin, siprofloksasin). Secara relative obat-
obatan golongan ini tidak mahal, dapat ditoleransi dengan baik, dan lebih
efektif disbandingkan obat-obatan lini pertama sebelumnya (klorampenicol,
ampicilin, amoksisilin dan trimethoprim-sulfamethoxazole). Fluroquinolon
memiliki kemampuan untuk menembus jaringan yang baik, sehingga mampu
membunuh S. thypi yang berada dalam stadium statis dalam
monosit/makrophag dan dapat mencapai level obat yang lebih tinggi dalam
gallbladder dibandingkn dengan obat yang lain. Obat golongan ini mampu
memberikan respon trapeutik yang cepat, seperti menurunkan keluhan
panas dan gejala lain dalam 3 sampai 5 hari. Penggunskssn obsty golongsn
fluriquinolon juga dapatmenurunkan kemungkinan kejadian karier pasca
pengobatan.
Kombinasi 2 antibiotik atau lebih diindikasikan pada keadaan tertentu seperti
toksik tifoid, peritonitis atau perforasi, seperti syok septik. Pada wanita hamil,
kloramfenikol, tdak di anjurkan pada trimester ke-3 karena penyebab partus
prematur, kematian fetus intrauterine, dan grey syndrome pada neonatus.
Tiamfenikol tidak di anjurkan pada trimester pertama karena memiliki efek
teratogenik. Obat yang dianjurkan adalah ampisilin, amoksisilin, ceftriaxon.

2.9 Cara Mengobati Penyakit Thypoid


Penyakit ini tidak terlalu parah, namun sangat dapat mengganggu
aktivitas kita. Yang sangat dibutuhkan adalah istirahat total selama beberapa
minggu bahkan buanPenyakit ini tidak terlalu parah, namun sangat dapat
mengganggu aktivitas kita. Yang sangat dibutuhkan adalah istirahat total
selama beberapa minggu bahkan bulan. Bagi orag yang sangat aktif, hal ini
sangat menderita.
Yang perlu diperhatikan pasca terkena tipesa adalah pola makan
yang benar. Misalnya harus lunak, maka terapkan makan lunak sampai
batas yang telah ditentukan dokyter, kemudian makanan yang berminyak,
pedas, asam, spicy hindari. Kurangi kegiatan yang menguras tenaga.
Kemudian untuk menjaga stamina bisa diberikan kapsul tapak (sesuai
ketentuan dokter).
2.10 Pencegahan Penyakit Thypoid

Pencegahan utama dalam penyebaran penyakit ini yaitu denagn meningkatkan


hygiene sanitasi makanan makanan dan lingkungan seperti membiasakan cuci tangan
dengan bersih setelah BAB dan sebelum makan.

Vaksinasi dengan menggunakan vaksin T.A.B (mengandung basil thypoid dan


parathypoid A dan B yang dimatikan) yang diberikan subkutan 2 atau 3 kali pemberian
dengan interval 10 hari merupakan tindakan yang praktis untuk mencegah penularan
demam thypoid. Jumlah kasus penyakit itu di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 358-
810 kasus per 1000.000 penduduk per tahun. Suntikan imunisasi thypoidbolrh
dilakukan setiap dua tahun manakala vaksin oral diambil setiap lima tahun. Bagaimana
pun, vaksinasi tidak memberikan jaminan perlindungan 100 peratus.

Minum air yang telah dimasak. Masak air sekurang kurang lima menit penuh
(apabila air sudah masak biarkan ia selama lima menit lagi). Buat air batu
menggunakan air yang dimasak. Sekiranya dalam perjalanan, gunakan air botol atau
minuman berdosis berkarbonat tanpa ais. Hendaknya lebih berhati hati dengan ais
kacang atau air batu campur yang menggunakan air hancur, terutama sekali dalam
keadaan sekarang. Makan makanan yang baru dimasak.

Gunbakan sendok, atau garpu bersih untuk mengambil makanan. Buah


buahan hendaklah dikupas dan dibilas sebelum dimakan.
2.11 Proses Keperawatan

1. Pengkajian
a. identitas
meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, no. registrasi,
status perkawinan, agama, pekerjaan, TB, BB, dan tanggal masuk RS.
b. Riwayat keperawatan
1). Keluhan utama

Demam lebih dari 1 minggu,gangguan kesadaran: apatis sampai

somnolen, dan gangguan saluran cerna seperti,mulut bau,konstipasi atau diare,

tinjau berdarah dengan atau tanpa lender,anoreksia dan muntah.

2). Riwayat keperawatan

Ingesti makan yang tidak dimasak misalnya daging,telur,

Atau terkontaminasi dengan minuman.

3). Riwayat penyakit dahulu

Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan system imun menurun.

c. Riwayat kesehatan keluarga.


Tifoid congenital di dapatkan dari seorang I bu hamil yang menderita
demam tifoid dan menularkan kepada janin melalui darah. Umumnya
bersifat fatal.
d. Riwayat kesehatan lingkungan
e. Demam tifoid saat ini terutama di temukan di Negara sedangksn
berkembang dengan kepadatan tinggi serta kesehatan lingkungan yang
tidak memenuhi syarat kesehatan.pengaruh cuaca terutama pada musim
hujan sedangkan dari keputusan berat dilaporkan terutama pada musim
panas.
1. Pola – pola fungsi keperawatan
a. Pola persepsi dan tatalaksana kesehatan
Perubahan penatalaksanaan kesehatan yang dapat menimbulkan masalah
dalam kesehatannya.
b. Pola nutrisi dan metabolism
Adanya mual dan muntah,penurunan nafsu makan selama sakit,lidah
kotor,dan rasa pahit waktu makan sehingga dapat mempengaruhi status
nutrisi berubahm,
c. Pola aktifitas dan latihanPasien akan terganggu aktifitas akibat adanya
kelemahan fisik serta pasien akan mengalami keterbatasan gerak akibat
penyakitnya.
d. Pola eliminasi
Kebiasaan dalam buang BAK akan terjadi refensi bila dehidrasi karena
panas yang meninggi.konsumsi cairan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan.
e. Pola reproduksi dan sexual
Pada pola reproduksi dan sexual pada pasien yang telah atau sudah
menikah akan terjadi perubahan.
f. Pola persepsi dan pengetahuan
Perubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup akan mempengaruhi
pengetahuan dan kemampuan dalam merawat diri.
g. Pola persepsi dan konsep diri
Di dalam perubahan apabila pasien tidak efektif dalam efektif dalam
mengatasi masalah penyakitnya.

2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Biasanya pada pasien thypoid mengalami badan
lemah,panas,pucat,mual,perut tidak enak,anorexia.
b. Kepala dan leher
Kepala idak ada benjolan,rambut normal,kelopak mata
normal,konjungtiva anemia,mata cowong,muka tidak edema,pucat/bibir
kering,lidah kotor,ditepi dan di tengah merah,fungsi pendengaran
normal leher simetris,tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
c. Dada dan abdomen
Dada normal,bentuk simetris,pola nafas teratur,di daerah abdomen
ditemukan nyeri tekan.
d. System respirasi
Apa ada pernapasan normal,tidak ada suara tambahan , dan tidak
terdapat cuping hidung.
e. System kardiovaskuler
Bias anya pada pasien dengan thypoid yang ditemukan tekanan darah
yang meningkat akan tetapi bisa didapatkan tachiardi saat pasien
mengalami peningkatan suhu tubuh
f. System integument
Kulit bersih,turgor kulit menuirun,pucat,berkeringat banyak,akral
hanghat.
g. System eliminasi
Pada pasien thypoid kadang kadang diare atau konstifasi,produk kemih
pasien bisa mengalami penurunan (kurang darinnormal). N ½ -1 cc/kg
BB/jam
h. System muskuloskolesal
Apkahada gangguan pada extrimitas atas dan bawah atau tidak ada
gangguan
i. System endokrin
Apakah di dalam penderita thypoid ada pembesaran kelenjar toroid dan
tonsil.
j. System persyarafan
Apakah ksadaran itu penuh tau apatis, somnolen dan koma, dalam
penderita penyakit thypoid.

2.Diagnosa keperawatan dan intervensi

1. Hipertermi sehubungan dengan infs salmonella Typhii

Tujuan : suhu tubuh normal/terkontrol.

Kriteria hasil : tanda tanda vital dalam bnatas normal,turgor kulit kembali

Membaik.

Intervensi :

a. Observasi suhu tubuh


b. Berikan pakaian yang tipis
c. Anjurkan klien untuk istirahat mutak sampai suhu tubuhnya menurun.
d. Atur ruangan agar cukup ventilasi
e. Berikan kompres dingin
f. Anjurkan pasien untuk banyak minum (sirup,the manis,atau apa yang di sukai
anak).
g. Anjurkan klien untuk istirahat mutlak sampai suhu tubuhnya menurun.
h. Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian obat secara mencukupi.

2. perubahan nutrisi atau cairan dan elektrolit kurang dri kebutuhan tubuh

sehubungan dengan mual muntah.

Tujuan : Klien mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat.

Kriteria hasil : Nafsu makan meningkat, Klien mampu menghabiskan makanan

sesuai dengan porsi yang diberikan.


Intervensi :

a. Observasi intake output


b. Berikan makanan yang mengandung cukup cairan, rendah serat, tinggi protein,
dan tidak menimbulkan gas.
c. Jika kesadaran klien masih membaik berikan makanan lunak dengan lauk pauk
yang di cincang (hati dan daging), dan sayuran labu siam/wortel yang dimasak
lunak sekali. Boleh juga diberikan tahu, telur setengah matang atau matang yang
direbus. Susu diberikan 2x1 gelas/lebih, jika makanan tidak habis berikan susu
extra.
d. Jika kesadaran klien menurun, berikan makanan cair per sonde dan berikan
kalori sesuai dengan kebutuhannya. Pmberiannya diatur setiap 3 jam termasuk
makanan ekstra seperti sari buah atau bubur kacang hijau yang dihaluskan. Jika
kesadaran membaik, makanan dialihkan secara bertahap dari cair ke lunak.
e. Pasang infuse dengan cairan glukosa dan NaCI jika kondisi klien payah
(memburuk), seperti menderita delirium. Jika keadaan sudah tenang berikan
makanan per sonde, disamping infuse masih diteruskan. Makanan per sonde
biasanya merupakan setengah dari jumlah kalori, sementara setengahnya lagi
masih perinfus. Secara bertahap dengan melihat kemajuan klien, bentuk
makanan beralih ke makanan biasa.
f. Konsul dengan ahli diet untuk menentukan kalori/kebuthan nutrisi.

3. Intoleransi Aktivitas sehubungan dengan tirah baring

Hasil yang diharapankan :

a. Menyatakan pemahaman situasi/faktor resiko dan program pengobatan induvidu.


b. Penghematan energy : Tingkat pengelolaan energy aktif.

Intervensi :

a. Kaji respon emosi, sosial, dan spiritual terhadap aktivitas.


b. Pantau/dokumentasikan pola istirahat klien dan lamanya.
c. Bantu klien dalam melakukan aktivitas fisik, kognitif, social dan spiritual yang
spesifik.
d. Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.
e. Lakukan tindakan dengan cepat dan sesuai toleransi.
f. Berikan aktivitas hiburan yang tepat contoh menonton tv, radio dan membaca.
g. Ajarkan keluarga atau orang terdekat klien tentang tehnik perawatan diri.
h. Dapatkan bantuan dari keluarga dalam usaha mendukung dan mendorong klien
dalam menyelesaikan aktivitas.
i. Kolaborasi dengan ahli gizi berdasar program diet yang dicanangkan.
j. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi.

4. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakitnya sehubungan


dengan kurang informasi
Tujuan : pengetahuan klien dan orang tua klien bertambah dengan adanya
informasi.
kriteria hasil : klien akan menyatakan pemahaman proses penyakit,
pengobatan, mengidentifikasi situasi stress dan tindakan khusus untk
menerima nya dan berpartisipasi dalam program serta melakukan perubahan
pola hidup tertentu.

Intervensi:
a. Tentukan tingkat pengetahuan dan kesiapan belajar.
b. Dorongan penggunaan tekhnik relaksasi dan management stress lain, mis,
visualisasi, bimbingan imajinasi, umpan balik biologi.
c. Berikan penyuluhan kepada orang tua tentang hal hal sebagai berikut :
Klien tidak boleh tidur dengan anak-anak lain, klien harus istirahat mutlak,
pemberian obat dan pengukuran suhu dilakukan seperti di rumah sakit,
feses dan urine harus dibuang kedalam lubang WC dan disiram air
sebanyak banyak nya.
5. Nyeri sehubungan dengan proses peradangan
kriteria hasil : - melaporkan nyeri hilang atau terkontrol
- Tampak rileks dan mampu tidur dan istirahat dengan tepat

Intervensi :

a. Berikan posisi yang nyaman sesuai keinginan klien.


R/: posisi yang nyaman akan membuat klien lebih rileks sehingga
merelaksasikan otot-otot.
b. Ajarkan tehnik nafas dalam
R/: tehnik nafas dalam merelaksasikan oto-otot sehingga mengurangi
nyeri
c. Ajarkan kepada orang tua untuk menggunakan tehnik relaksasi misalnya
visualisasi, aktivitas hiburan yang tepat
R/: meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian
d. Kolaborasi obat-obatan analgetik
R/: dengan obat analgetik akan menekan atau mengurangi rasa nyeri
6. Resti infeksi sekunder sehubungan dengan tindakan invasive
Tujuan : infeksi tidak terjadi
kriteria hasil : bebas dari eritema, bengkak,tanda tanda infeksi dan bebas dari
seksekresi purulen/drainase serta febris.

Intervensi :
a. Observasi tanda-tanda vital (S,N,RR Dan RR). Observasi kelancaran
tetesan infuse, monitor tanda-tanda infeksi dan antiseptic sesuai dengan
kondisi balutan infuse
b. Awasi batas pengunjung sesuai indikasi
c. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antibiotik sesuai indikasi
d. Bantu irigasi dan drainase bila di indikasikan.
C.IMPLEMENTASI
Pelaksaan tindakan atau implementasi adalah pemberian tindakan keperawatan
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan rencana tindakan yang telah disusun setiap
tindakan keperawatan yang dilakukan dan dicacat dalam pencatatan keperawatan agar
tindakan keperawatan terhadap klien berlanjut. Prinsip dalam melaksanakan tindakan
keperawatan yaitu cara pendekatan pada klien efektif, teknik komunikasi terapi serta
penjelasan untuk setiap tindakan yang diberikan pada klien.

Dalam melakukan tindakan keperawatan menggunakan tiga tahap yaitu


independen, dependen, interdependen. Tindakan keperawatan secara independen
adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dokter
atau tenaga kesehatan lainnya, dependen adalah tindakan yang sehubungan dengan
tindakan pelaksanaan rencana tindakan medis dan interdependen adalah tindakan
keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama
dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi dan dokter,
keterampilan yang harus perawat punya dalam melaksanakan tindakan keperawatan
yaitu kongnitif dan sifat psikomotor.

D.EVALUASI
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan , rencana tindakan dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai kemungkinan terjadi pada tahap evaluasi
adalah masalah dapat diatasi, masalah teratasi sebagian, masalah sebelum teratasi
atau timbul masalah yang baru. Evaluasi dilakukan yaitu evaluasi proses dan evaluasi
hasil.

Evaluasi proses adalah yang dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap


tindakan. Sedangkan, evaluasi hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir tindakan
keperawatan secara keseluruhan sesuai dengan waktu yang ada pada tujuan.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S

DENGAN DIAGNOSA DEMAM THYPOID

DI RUANG RPU 5 (Tulip 6)

RUMAH SAKIT UMUM KUNINGAN MEDICAL CENTER (KMC)

A.Pengkajian

1. Identitas

a) identitas klien
Nama : Ny.S
Umur : (50) 05 november 1967
Alamat : ds.citapen kec.hantara kab.kuningan
Jenis kelamin : perempuan
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Status : menikah
Tanggal Masuk : 15 januari 2018
Pukul : 09:00
Diagnosa : demam thypoid
No Medrect : 017467
Tanggal Pengkajian : 15 januari 2018

b). Identitas Penanggung jawab


Nama : Nn.S
Umur : 4 februari 1996
Alamat : ds.cipaten kec.hantara keb.kuningan
Jenis Kelamin : perempuan
Pendidikan : S1
Pekerjaan : mahasiswa
Hubungan dengan klien : anak
Sumber biaya : BPJS
2. Keluhan Utama
Klien mengantakan demam
3. Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang ke Rumah Sakit pada tanggal 15 januari 2018 pukul 09.00.
Klien mengeluh demam kurang lebih 1 minggu, nyeri perut pada abdomen
bagian kanan dengan skala nyeri 6/10 , demam disertai mual muntah,demam
bertambah apabila terlalu banyak aktivitas yang mengakibatkan pola istirahat
terganggu,demam berkurang apabila minum obat dan istirahat yang cukup.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit yang di
derita seperti saat ini dan baru pertama kali masuk RS
5. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit
menular.
6. Kebutuhan Dasar

N KEBUTUHAN DASAR SEHAT SAKIT


O
1. Makan Frekuensi : 3x/hari Frekuensi : 3x/hari
Porsi : 1 porsi Porsi : ½ porsi
Jenis : nasi,lauk Jenis : bubur,lauk
pauk,sayuran pauk,sayuran

2. Minum Frekuensi : 7-8x/hari Frekuensi : 4-6x/hari


Jumlah : 8 gelas/hari Jumlah : 6 gelas/hari
Jenis : air putih Jenis : air putih

3. Istirahat/tidur
a.tidur siang Frekuensi : 2-3jam Frekuensi : 1-2jam /hari
tetapi kurang
b.tidur malam Frekuensi : 8jam nyenyak
Frekuensi : 6jam /hari
tetapi kurang
nyenyak

4. Personal hygiene Frekuensi : Frekuensi :


Mandi : 2x/hari tanpa Mandi : 1x/hari hanya
bantuan dilap dengan
Gosok gigi: 2x/hari tanpa waslap
bantuan Gosok gigi: 1x/hari
Keramas : 1x2/ hari Keramas : -
Ket : pakai sampo

5. Eliminasi
a.BAK Frekuensi : 6-8x/hari Frekuensi : 8-10x/hari
Warna : kuning jernih Warna : kuning jernih
bau : khas (ureum) Bau : khas (ureum)
Frekuensi :1-2x/hari Frekuensi :1x/hari
b.BAB Jumlah : 28gram Jumlah : 24gram
Warna : kuning Warna : kuning khas
Aroma : khas (feses) Aroma : khas (feses)
B.Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum :

Penampilan umum ;penampilan klien selama di rawat tampak bersih dan


keadaan lemah

Kesadaran : composmentis
Berat badan : 59 kg
Tinggi badan :168 cm
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 39,2° c
Nadi : 82x/menit
2. Kulit
Warna kulit sawo matang,tidak terdapat luka atau lesi,turgor kulit
elastisitas,lembab dan dapat merespon rangsangan ketika di cubit.
3. kepala
bentuk kepala oval,dengan keadaan rambut lurus panjang,berwarna hitam
dan tidak ada luka tidak ada lesi dan kelainan.
4. Mata
Keadaan sklera putih,konjungtiva ananemis (tidak pucat),pergerakan mata
normal terbukti dengan melirik kanan dan kiri.Reflek pupil normal terlihat
ketika di periksa dengan penlight.
5. Telinga
Fungsi pendengaran normal,terbukti klien masih bisa mendengar suara
perawat dan bisa meresponnya,bentuk simentris,tidak terdapat serumen.
6. Hidung
Fungsi penciuman normal terbukti klien masih bisa membedakan bau minyak
kayu putih dan alcohol. Tidak terdapat kelainan terdapat lender/serumen cair.
7. Mulut
Bentuk bibir simentris,mukosa bibir tidak kering ,gigi terlihat bersih dan
lengkap fungsi pengecapan normal, terbukti saat klien dikaji atau di Tanya
mengenai pengecapan rasa pada makanan,yaitu rasa
asin,manis,pahit,asam,pada lidah bagian tengah ufula terlihat menjuntai
kebawah,tonsil normal, stomatihs, caries
8. Leher
Pergerakan leher normal,terbukti klien bisa menengok kanan dan kiri, tidak
terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak, fungsi tenggorokan normal bisa
menelan makanan dan minuman
9. Dada
Bentuk dada simetris tidak terdapat luka atau lesi,frekuensi nafas
22x/menit,tidak terdapat bunyi lain. Suara jantung normal,tidak terdapat
nyeri,tekanan darah 120/80 mmHG,suara paru paru tidak putus putus.
10. Punggung
Bentuk simetris,tidak terdapat luka dan tidak ada nyeri tekan.
11. Abdomen
Bagian abdomen bawah berlipat lipat (cekung)atau rata,terdapat nyeri tekan
di sebelah kanan abdomen dan tidak ada benjolan,bunyi bising usus
12X/menit.
12. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas:bagian tangan klien terdapat pemasangan infuse asering
dengan tetesan 20 tetes/menit daerah sekitar infuse tidak terdapat
kelainan atau pembengkakan dan mobilisasi bagian tangan kiri seperti
biasa.
b. Ekstremitas bawah
Bagian kaki tidak terdapat lesi atau luka,reflex patella bisa bergerak bebas
(normal).
a. Hasil laboratorium

N Jenis pemeriksaan Nilai normal Hasil


o
1. Trombosit 150rb-300rb 10ɜ/µΙ 259.000 10ɜ/µΙ
2. Leukosit 4000-10000 10ɜ/µΙ 5.900 10ɜ/µ
3. Hematokrit 37-48% 34,2 %
4. Hemoglobin 12-16 g/dL 11,3 g/Dl
b. Terapi obat obatan

No Nama Dosis Waktu Fungsi Cara


obat/terapi pemberian
1. Infus Asering (20tetes/menit 8jam Untuk dehidrasi Intravena
) (syok
hipovolemik
dan asidosis)
2. Ondansetron Dosis : 4 mg 3x/hari Untuk Intravena
mengurangi
mual dan
muntah
3. PCT infus Dosis:500 mL 2x/hari Untuk Intravena
menurunkan
demam
4. Omeprazole Dosis 40mg 1x/hari Untuk Intravena
mengobati ulu
hati
C.Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Makanan Gangguan
- klien ↓ keseimbangan
mengatakan Salmonella thyposa suhu tubuh
demam ↓
DO : Saluran pencernaan
- Subuh tubuh ↓
39,2°C Diserap usus halus
- Tekanan ↓
darah 120/80 Bakteri memasuki aliran
mmHg darah
- Respirasi ↓
22x/menit Endotoksin
- Nadi ↓
82x/menit Gangguan
- Leukosit keseimbangan suhu
5.900 10ɜ/Ι tubuh

2. Makanan Gangguan rasa


DS : ↓ nyaman nyeri
- Klien Salomonella thyposa
mengatakan ↓
sakit Saluran pencernaan
perut saat ↓
diraba Diserap oleh usus halus

DO : Bakteri memasuki aliran
- Klien terlihat darah sisitemik
meringis ↓
kesakitan Hati
saat diraba ↓
perutnya. Hepatomegali
- Adanya nyeri ↓
tekan pada Nyeri perabaan
abdomen ↓
bagian kanan Nyeri
- Skala nyeri
6/10
3. DS : Makanan Gangguan
- Klien ↓ pemenuhan
Mengatakan Salmonella thyposa kebutuhan
mual ↓ nuitrisi
muntah Saluran pencernaan
DO : ↓
- Klien terlihat Diserap usus halus
lemas ↓
- Bentuk Bakteri memasuki aliran
muntah cair darah sistemik
- Frekuensi ↓
5x/hari Limpa
- Mukosa bibir ↓
kering Splenomegali
- Dengan porsi ↓
makan ½ Mual/tidak nafsu makan
porsi ↓
Gangguan pemunuhan
nutrisi

D.Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

1. Gangguan keseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi usus halus


2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan pembengkakan hati
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual dan muntah
E.Rencana asuhan keperawatan

Nama : Ny.S
Um : (50) 05 november 1967
Diagnosa medis : demam thypoid
No.RM : 017467

Perencanaan keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
.
1. Dx1 Setelah dilakukan tindakan -observasi keadaan umum dan ttv -Mengetahui
Gangguan keperawatan selama perkembangan keadaan
keseimbangan suhu 2x24jam diharapkan suhu vital dan untuk
tubuh berhubungan dalam batas normal dengan menentukan intervensi
dengan infeksi bakteri kriteria hasil : selanjutnya
salmonella thyposa di - Suhu 36,0◦C. - menganjurkan kompres dengan -Dengan vasodalitasi
usus halus - Tidak terjadi lagi air hangat dapat meningkatkan
infeksi pada usus penguapan yang
DS : -Klien mengeluh halus mempercepat
panas kurang penurunan suhu tubuh
lebih 1 Minggu -Anjurkan klien untuk banyak -indicator dehidrasi
minum air putih keadekuatan pengganti
DO : -39,2°C cairan
- Anjurkan klien untuk istirahat 8 -untuk memonitor waktu
jam/hari dan pola tidur klien
apakah klien mengalami
gangguan tidur/tidak
-kolaborasi dengan perawat dan -untuk pemberian terapi
dokter tentang pemberian terapi obat untuk penurun
obat,antipiretik dan antibiotik demam

2. Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan -anjurkan klien untuk dikompres -untuk mengurangi rasa
nyaman nyeri keperawatan selama oleh air hangat pada bagian nyeri
berhubungan dengan 2x24jam nyeri dapat teratasi perutnya
perabaan pada daerah kriteria hasil :
perut -nyeri perut berkurang -anjurkan klien banyak minum air -pengganti cairan dan
DS : -Klien putih hangat mengurangi mual
mengatakan
sakit perut saat -anjurkan klien untuk beristirahat -untuk memenuhi
diraba kebutuhan nutrisi yang
DO: -klien terlihat baik dalam tubuh
meringis -kolaborasi dengan perawat gizi -mengurangi rasa sakit
kesakitan saat pada bagian perut
diraba perutnya. -kolaborasi dengan dokter -untuk pemberian obat
dengan skala pemberian terapi obat nyeri
nyeri 6/10 -kaji kesakitan nyeri -untuk mengurangi rasa
nyeri
3. Gangguan pemenuhan Setelah dilakukan tindakan -anjurkan klien banyak minum air -indicator dehidrasi
kebutuhan nutrisi keperawatan selama putih hangat keadekuatan pengganti
berhubungan dengan 2x24jam diharapkan nutrisi cairan
mual dan muntah klien terpenuhi dengan -anjurkan klien untuk makan -untuk memenuhi jumlah
DS : -klien kriteria hasil : sedikit tetapi sering asupan kalori dan nutrisi
mengatakan -mual dan muntah -anjurkan klien untuk makan -mengurangi mual dan
mual dan muntah berkurang/teratasi makanan yang masih hangat muntah
DO : -klien terlihat -tubuh terlihat lebih -kolaborasi dengan perawat gizi -untuk memenuhi
lemas segar/sehat (pemberi menu makanan) kebutuhan nutrisi yang
-muntah 5x/hari -klien menghabiskan baik dalam tubuh
-Bb sebelumnya makanan yang disediakan -kolaborasi dengan dokter -untuk pemberian obat
65 kg -berat badan naik pemberian terapi obat (anti mual) anti mual.
Bb sekarang 59

c.
C.Implementasi Keperawatan

Nama : ny.S

Umur :05 november 1967

Disgnosa medis :demam thypoid

N0.rm :017467

No. Tanggal Waktu Diagnosa Implentasi Paraf


1. 15 januari 17.00 Gangguan T : mengobservasi
2018 keseimbangan keadaan umum
suhu tubuh dan ttv
berhubungan R : klien bersedia
dengan infeksi diobservasi
usus halus -TD : 120/80mmhg
-P : 82X/menit
-R : 22x/menit
22.00 -S : 37, 0 ° C
T : Menganjurkan
Mengompres
dengan
air hangat
R : klien bersedia
dikompres dengan
23.00 air hangat oleh
keluarga
T : menganjurkan
klien untuk banyak
minum
air putih hangat
R : klien bersedia
untuk minum air
putih hangat
sebanyak
8gelas/hari
T : melakukan
kolaborasi
dengan perawat
dan dokter
R : klien bersedia
untuk meminum
obat yang
diresekan dokter
2. 15 januari 17.00 Gangguan rasa T : menganjurkan
2018 nyaman klien untuk
berhubungan dikompres oleh air
dengan hangat pada
pembengkakan bagian perutnya
hati R : klien bersedia
untuk di kompres
perutnya dengan
air hangat
T : menganjurkan
22.00 klien banyak
minum air putih
hangat
R : klien bersedia
untuk minum air
putih hangat
sebanyak 8
gelas/hari
T : menganjurkan
23.00 klien untuk
beristirahat
R : klien bersedia
untuk beristirahat
T : kolaborasi dengan
dokter pemberian
terapi obat
R : klien bersedia untk
meminum obat
yang di anjurkan
oleh dokter
T : Mengkaji skala
nyeri
R : Skala nyeri 3/10
3. 15 januari 17.00 Gangguan T : mengganti cairan
2018 pemenuhan infuse
kebutuhan nutrisi R : klien bersedia
berhubungan diganti cairan
dengan mual dan infusnya per-8
muntah jam(20 tetes/menit)
T : menganjurkan
klien untuk banyak
minum air putih
hangat
R : klien bersedia
22.00 untuk minum air
putih hangat
sebanyak
8gelas/hari
T : menganjurkan
23.00 klien untuk makan
sedikit tapi sering
R: klien bersedia
makan sedikit tapi
sering
T : kolaborasi dengan
perawat dan ahli
gizi
R : klien bersedia
untuk memakan
makanan yang
disediakan
T : kolaborasi dengan
dokter pemberian
terapi obat
R : klien bersedia
untuk meminum
obat yang di
anjurkan oleh
dokter
G.Implementasi Keperawatan

Nama : Ny.S

Umur :05 november 1967

Disgnosa medis :demam thypoid

N0.RM :017467

No Tanggal Waktu Diagnosa Implentasi Paraf


.
1. 16 05.00 Gangguan T : mengobservasi
januari keseimbangan keadaan umum dan ttv
2018 suhu tubuh R : klien bersedia
berhubungan diobservasi
dengan infeksi -TD : 120/50mmhg
usus halus -P : 82X/menit
-R : 22x/menit
-S : 36° C
10.00 T : Menganjurkan
mengompres dengan
air hangat dengan
hasil suhu 36° c
R : klien bersedia
dikompres dengan
hasil suhu 36°C
11.00 T : menganjurkan klien
untuk banyak minum
air putih hangat
R : klien bersedia untuk
minum air putih
hangat sebanyak
8gelas/hari
T : melakukan kolaborasi
dengan perawat dan
dokter
R : klien bersedia untuk
meminum obat yang
diresepkan dokter
2. 16 05.00 Gangguan rasa T : menganjurkan klien
januari nyaman nyeri untuk dikompres oleh
2018 berhubungan air hangat pada bagian
dengan perutnya
pembengkakan R : klien bersedia untuk di
hati kompres perutnya
dengan air hangat
T : menganjurkan klien
banyak minum air
putih hangat
11.00 R : klien bersedia untuk
minum air putih
hangat sebanyak 8
gelas/hari
T : menganjurkan klien
untuk beristirahat
R : klien bersedia untuk
beristirahat
T : kolaborasi dengan
15.00 dokter pemberian
terapi obat
R : klien bersedia untk
meminum obat yang di
anjurkan oleh dokter
T : mengkaji skala nyeri
R : skala nyeri 1/10

3. 16 05.00 Gangguan T : mengganti cairan


januari pemenuhan infuse
2018 kebutuhan nutrisi R : klien bersedia diganti
berhubungan cairan infusnya per-8
dengan mual jam(20 tetes/menit)
dan muntah T : menganjurkan klien
untuk banyak minum
air putih hangat
R : klien bersedia untuk
mium air putih hangat
sebanyak 8gelas/hari
10.00 T : menganjurkan klien
untuk makan sedikit
tapi sering
R: klien bersedia makan
sedikit tapi sering
11.00 T : kolaborasi dengan
perawat dan ahli gizi
R : klien bersedia untuk
memakan makanan
yang disediakan
T : kolaborasi dengan
dokter pemberian
terapi obat
R : klien bersedia untuk
meminum obat yang di
anjurkan oleh dokter
H.Evaluasi keperawatan

Nama : Ny.S
Umur : 05 november 1967
Diagnosa medis : demam thypoid
No.RM : 017467

No. Tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf


keperawatan
1. 15 januari Gangguan S : Klien mengeluh demam
2018 keseimbangan O : suhu normal 37,0°C
suhu tubuh A : Masalah teratasi
berhubungan sebagian
dengan infeksi P : intervensi dilanjutkan
bakteri salmonella
thyposa di usus
halus

2. 15 januari Gangguan rasa S : klien mengatkan nyeri


2018 nyaman nyeri perut bagian kanan
behubungan atas
dengan O : klien terlihat kesakitan
pembengkakan dengan skala nyeri 3/10
hati A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi dilanjutkan

3. 15 januari Gangguan S : klien mengatakan mual


2018 pemenuhan nutrisi dan muntah
berhubungan O :-klien tetlihat tidak
dengan mual sehat/segar
muntah -klien mau minum obat
-klien menghabiskan
makanan ½ porsi
A : Masalah teratasi
sebagian
P : intervensi dilanjutkan
I. Evaluasi Keperawatan

Nama : Ny.S
Umur : 05 november 1967
Diagnosa medis : demam thypoid

No.RM : 017467

No Tanggal Diagnosa keperawatan Evaluasi Paraf

1. 16 januari Gangguan system S : klien tidak mengeluh demam


2018 termoregulasi; O : - suhu normal 36° c
hipertermia Klien mau dikompres
berhubungan dengan A : Masalah teratasi
infeksi bakteri P : intervensi dihentikan pasien pulang
salmonella thyposa di
usus halus

2. 16 januari Gangguan rasa S : klien mengatkan tidak nyeri perut


2018 nyaman nyeri bagian kanan atas
berhubungan dengan saat diraba
pembengkakan hati O : -klien terlihat tidak kesakitan dengan
skala nyeri 1/10
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan pasien pulang

3. 16 januari Gangguan pemenuhan S :klien mengatakan tidak mual dan


2018 nutrisi berhubungan muntah
dengan mual muntah O: - klien terlihat sehat/segar
- Klien mau minum obat
- Klien menghabiskan makanan 1
porsi
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan pasien pulang
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Tyohoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebakan oleh
salmonella type A,B dan C yang dapat menular melalui opral, fecal, makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Etiologi dem,am typhoid adalah salmonella thypi.
Gejala gejala yang timbul brvariasi. Penyakit dapat ditimbulkan dari berbagai faktor,
dan dapat membahayakan kesehatan bahkan berakibat kematian. Untuk itu
menjaga kebersihan perlu dirasa demi menjaga kesehatan diri dan lingkungan, agar
terhindar dari penyakit yang membahayakan kesehatan kita.

HCL (asam lambung) dalam lambung berperan sebagai penghambat


masuknya salmonella thypi dan lain lain bakteri usus. Jika salmonella masuk
bersama sama cairan, maka terjadi pengenceran HCL yang mengurangi daya
hambat terhadap mikroorganisme penyebab penyakit yang masuk. Daya hambat
HCL ini akan menurun pada waktu terjadi pengosongan lambung, sehingga
salmonella dapat masuk ke dalam usus penderita dengan lebih senang.

Dalam makalah ini dapat disimpulkan, bahwa penyakit demam thypoid


meruapakan salah satu penyakit yang sering terjadi dalam masyarakat dan sampai
saat ini masih belum bisa ditangani dan dihentikan. Menjaga diri dan lingkungan
masing masing merupakan cara terbaik untuk mencegah penyakit ini dating.

IV.2 Saran

Demam thypoid yang tersebar diseluruh dunia tidak tergantung pada iklim.
Kebersihan perorangan yang buruk merupakan sumber dari penyakit ini meskipun
lingkungan hidup umumnya adalah baik. Dengan kasus demam thypoi, semoga bisa
menjadi acuan pemahaman mengenai bagian bagian yang terkait dengan demam
thypoid, dan dapat mengetahui cara pencegahan yang benar.

Sebagai tenaga kesehatan, kita sebaiknya menberikan penyuluhan kepada


masyakat terutama pada anak anak supaya menjaga kebersihan, baik kebersihan
lingkungan, makanan, air minum, dan kebersihan diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai