Anda di halaman 1dari 23

PASIEN GANGGUAN JIWA

Kelompok 1
1. Indah siti sopiah
2. Sri rahayu
3. Susilawati
4. Tengku rafli maulana
Macam-Macam Halusinasi
1. Halusinasi penglihatan : klien melihat gambaran
• Halusinasi yang jelasa atau samar- samar tanpa stimulus yang
nyata dan orang lain tidak melihatnya.
adalah tanggapan/persepsi
2. Halusinasi pendengaran : Klien mendengar suara
panca indra tanpa dan bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus
nyata dan orang- orang lain tidak mendengarnya.
rangsangan dari luar/
eksternal yang dapat 3. Halusinasi penghidung/penciuman : Klien mencium
bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus
berupa halusinasi dengan, yang nyata dan orang lain tidak menciumnya.
lihat raba dan lain-lain. 4. Halusinasi pengecapan : Klien merasa makan
sesuatu yang tidak nyata.Biasanya merasakan rasa
(Rasmun, 2001, hal.23) makanan yang tidak enak.

5. Halusinasi perabaan : Klien merasakan sesuatu pada


kulitnya tanpa stimulus yang nyata. (Rasman, 2001,
hal.23)
Sebab-Sebab Timbulnya
Halusinasi
1. Model Diatesis Stress
(Stress Diatesis Model)

2. Faktor Biologis
A. PENGKAJIAN
RUANG RAWAT : XI (Larasati)
I.Identitas Klien
• Klien
Nama : Ny. A
Umur : 56 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tempat Pertemuan : Ruang menonton televisi
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Ds. Terban RT 02/03 Jekulo kudus
• Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Hub.dg klien : Suami
Alamat : Ds. Terban RT 02/03 Jekulo kudus
• Catatan masuk
Tgl masuk :23 juni 2014
No. CM : 09.89.60

II. Alasan Masuk


Klien dibawa kerumah sakit karena sering marah-marah tanpa sebab tidak
bisa tidur.

III. Faktor Predisposisi


Keluarga klien mengatakan klien belum pernah sakit sebelumnya, dirawat
di RSJ baru 1x dan mulai sakit pada tahun 2012 dan belum pernah
dilakukan pengobatan sebelumnya. Klien tidak pernah mengalami
penganiayaan fisik, seksual, penolakan, kekerasan dalam rumah tangga
ataupun tindakan kriminal. Dan di anggota keluarga klien tidak ada anggota
keluarganya yang sakit jiwa. 3 tahun yang lalu klien mempunyai
pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu pada saat ibunya meninggal
karena sakit . klien sering mengamuk karena peralatan makanan yang sudah
tidak layak masih dipakai.
Masalah keperawatan : Resiko Menciderai diri sendiri dan orang lain
IV.Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 150/ 90 mmHg
Nadi : 80 kali per menit
RR : 20x/menit
2. Ukur : TB : - cm, BB : - kg
3. Keluhan Fisik : Klien mengatakan kaki, paha, tengkuk, kepala pegal
semua.

Masalah Keperawatan : -
Klien anak nomor ketiga dari 6 bersaudara dan suaminya anak nomor pertama dari
dua bersaudara. Dan sekarang klien di karuniai 1 orang anak laki-laki dan sekarang
anaknya bekerja di bogor sebagai seorang supir. Dan klien tinggal serumah dengan suami dan anaknya karena anaknya belum
mempunyai tempat tinggal sendiri. Di
keluarga klien tidak ada yang mengalami seperti klien.

2. Konsep diri
Citra tubuh
: klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya.
Identitas diri
: sebelum sakit klien biasanya ikut acara PKK di
masyarakat dan perannya biasanya sebagai pembawa
acara dan klien adalah anak ketiga dari enam
Bersaudara.1
Peran : klien adalah seorang Ibu rumah tangga dan tidak ada hambatan dalam melaksanakan perannya. Tetapi
semenjak klien sakit, klien kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain, sering menyendiri dirumah tidak
mau bergaul.

Ideal diri : klien ingin sembuh dan pulang ke rumah dan ingin kembali menjadi ibu rumah tangga untuk keluarganya.

Harga diri: klien mengatakan sejak dia sakit dia lebih suka mengurung diri, malu, minder, pusing, tidak bisa tidur karena
suka mendengar suara-suara yang tidak jelas.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

3. Hubungan sosial
Klien dirumah dekat dengan suaminya karena dirumah hanya bersama suaminya, dan lebih sering bertemu dengan
suaminya karena anaknya di luar kota. Sebelum sakit klien aktif dalam kegiatan PKK dan Posyanduselama 16 tahun.
Tetapi semenjak klien sakit klien sering menyendiri, malu terhadap dirinya sendiri, tidak pernah ikut kegiatan di
masyarakat lagi.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial.
b. Kegiatan ibadah : klien sebelum sakit rajin melakukan ibadah shalat, mengaji. Tetapi selama sakit klien tidak pernah
sholat
c. Masalah keperawatan : -

5. Status mental
a. Penampilan
Klien mengatakan dirumah mandi 2x sehari, mandi pakai sabun dan shampo, gosok gigi dengan pasta gigi sebanyak 2x.
Di RSJ mandi 2x, gosok gigi setiap habis mandi menggunakan pasta gigi, keramas 3x seminggu. Klien nampak bersih,
rambut rapi,penampilan cukup rapi.
Masalah keperawatan : -

b. Pembicaraan
Selama interaksi klien berbicara kurang jelas, lambat, kadang tidak nyambung.
Masalah Keperawatan : -

c. Aktivitas motorik
Klien tampak sering tegang , gelisah karena sering mondar-mandir keluar masuk kamar, dan kurang percaya diri
terhadap pembicaraannya.
Masalah keperawatan : -
d. Alam perasaan
Klien mengatakan merasa ketakutan karena sering mendengar suarasuara yang tidak nyata.
Masalah keperawatan : halusinasi pendengaran

e. Afek
Datar karena tidak ada perubahan roman muka pada saat ada sesuatu yang menyenangkan atau menyedihkan, kontak
mata kurang, kurang kooperatif.
Masalah keperawatan : -

f. Interaksi selama wawancara


Pada waktu interaksi klien kontak mata kurang karena tidak mau menatap lawan bicara.
Masalah keperawatan :-

g. Persepsi klien mengatakan mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya dan sering mengamuk. Suaranya
muncul pada saat malam hari, dan mendengar nya sehari 3x dengan waktu yang sering, suaranya mengatakan untuk
tidak gembar-gembor, dan menyuruhnya shalat (“jangan gembar-gembor terus”, “asmonah cepat sana shalat”).
Masalah keperawatan : Halusinasi pendengaran

h. Proses pikir
Klien bicaranya kacau karena terkadang tidak nyambung saat di ajak berkomunikasi.
Masalah keperawatan : -
i. Isi pikir
Klien terkadang membicarakan presiden soeharto dan tommy soeharto karena klien berfikir mereka ada saudaranya.
Masalah keperawatan : -

j. Tingkat kesadaran
Klien tampak bingung dan kacau saat berbicara.
Masalah keperawatan : -

k. Memori
Memori jangka panjang Klien mampu mengingat umurnya, kegiatan 16 tahun yang lalu klien menjadi ketua PKK dan
mengikuti kegiatan posyandu. Memori jangka pendek klien seminggu yang lalu telah dibawa oleh suaminya di RSJ.
Kegiatan di rumah sakit setiap hari biasanya makan, tidur, minum obat, istirahat.

l. Tingkat konsentrasi berhitung


Saat berinteraksi dan wawancara, klien berfokus pada satu topik pembicaraan. Kemampuan berhitung klien cukup baik,
klien dapat berkonsentrasi dan mampu berhitung sederhana..

m. Kemampuan penilaian
Klien dapat mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan orang lain.Seperti saat perawat memberikan pilihan
kepada klien bahwa dia
memilih mengobrol atau istirahat, dan klien menjawab mengobrol dulu
Masalah keperawatan : -

n. Daya tilik diri


Klien tidak mengingkari sakit yang dialaminya.

VI. Kebutuhan Persiapan Pulang


a. Makan
Klien makan 3 kali sehari sesuai porsi yang disediakan rumah sakit. Klien mengatakan merasa senang dengan pola makannya, klien suka
makan bersama teman-temannya.

b. Eliminasi
Klien mengatakan biasa BAB 1 kali sehari. Klien mangatakan biasa BAK 3-4 kali sehari.

c. Mandi
Klien mengatakan bahwa dia mandi secara teratur, selama di RSJ pasienkeramas dan sikat gigi secara rutin.

d. Berpakaian
Klien mampu berganti pakaian secara mandiri, klien mampu memilih pakaian yang cocok untuk dirinya. Penampilan
klien cukup rapi.

e. Istirahat tidur
Klien mengatakan biasa tidur siang sekitar 2 jam, klien mengatakan tidur malam sekitar 7-8 jam sehari,pasien belum terbiasa
menggosok
gigi sebelum tidur, klien terbiasa merapikan tempat tidur setelah bangun tidur.

f. Penggunaan obat
Selama di RSJ klien mendapatkan terapi obat dan rutin minum obat dan klien bisa minum obat secara mandiri tanpa di paksa oleh
perawat.

g. Pemeliharaan kesehatan
klien memperhatikan masalah kesehatannya, dan terbukti klien di ajak oleh suaminya ke RSJ untuk mendapatkan pengobatan untuk
bisa kembali normal. Dan suaminya mendukung sepenuhnya untuk
kesembuhan klien dan setelah itu keluarganya mau untuk mengajak klien untuk kontrol kesehatannya.

h. Aktivitas di dalam rumah


Klien dapat memenuhi semua kebutuhannya di rumah secara mandiri, sering memasak sendiri dirumah.

i. Aktivitas di luar rumah


Klien mengatakan senang bergaul di lingkungannya seperti kegiatan PKK dan Posyandu sebelum sakit dan belanja setiap hari untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.

VIII. Mekanisme Koping


Klien mengatakan jika ada masalah biasanya di pendam sendiri tanpamenceritakan kepada suaminya dan terkadang membanting-
banting peralatan makanan.
Masalah keperawatan : Resiko menciderai diri sendiri.
IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien mengatakan mempunyai masalah dengan keluarganya karena klien sudah tidak keluar rumah,
keluarga mendukung untuk dilakukan pengobatan. Di lingkungan tetangganya klien menjadi seorang yang
pendiam, malu.
Masalah keperawatan :-

X.Kurang Pengetahuan Tentang


Klien mengatakan dirinya tahu alasan dibawa kerumah sakit karena mengamuk akibat membanting-
banting peralatan akhirnya klien marahmarah dan memukul-mukul tembok.
Masalah keperawatan : -

XI.Aspek Medik
Diagnosa Medis : Skizofrenia paranoid
Teraphy
Chlorpromizin 1x50mg
Zofredol 2x2mg
Zac 1x20mg
Captopril 12,5-25
Simvastatin 1x10mg
ANALISIS DATA
No Hari/tanggal Data Fokus Masalah Keperawatan
1 Jum’at , 18 juli 2014 DS: Gangguan persepsi
09.00 -klien mengatakan mendengar suara-suara yang tidak ada sensori :
wujudnya dan sering mengamuk Suaranya muncul pada saat halusinasi pendengaran
malam hari, dan mendengar nya sehari 3x dengan waktu yang
sering, suaranya mengatakan untuk tidak gembar-gembor,
danmenyuruhnya shalat (“jangan gembar-gembor terus”,
“asmonah cepat sana shalat”).
DO:
-Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu
-Klien bersikap seperti mendengar/melihat
sesuatu. Isolasi social
DS :
Jumat , 18 juli 2014 -Keluarga Klienmengatakan klien dirumah dekat dengan
2 09.30 suaminyakarena dirumah hanya bersama suaminya, dan lebih
sering bertemu dengan suaminya karena anaknya di luar kota.
Sebelum sakit klien aktif dalam kegiatan PKK dan Posyandu
selama 16 tahun. Tetapi semenjak klien
sakit klien sering menyendiri, malu terhadap dirinya sendiri,
tidak pernah ikut kegiatan di masyarakat lagi.
DO :
-Klien terlihat lebih suka
sendiri, bingung,
Ekspresi sedih,
Komunikasi verbal
kurang, Aktivitas
menurun,

DS :
3 Jumat , 18 juli 2014 10.00 -Klien mengatakandibawa kerumah sakit Resiko menciderai diri sendiri ,
karena sering marahmarah tanpa sebab tidak orang lain dan lingkungan.
bisa tidur. lalu klien
sering mengamuk karena peralatan makanan
yang sudah tidak layak masih
dipakai.
DO :
- Pandangan kosong
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
- Resiko Mencederai Diri Sendiri, Orang Lain Dan Lingkungan
- Halusinasi
- Isolasi Sosial
Pohon Masalah
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Halusinasi

Isolasi Sosial
(Budiana Keliat, 1999)
XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Halusinasi
Nama klien : Ny. A RENCANA KEPERAWATAN
Ruang : XI
  No. Diagnosa Perencanaan Intervensi TTD
DP Keperawata
n
Tujuan Kriteria Evaluasi

1 1 Halusinasi
a. Tujuan Umum : klien tidak terjadi
     
   
perubahan persepsi sensori : halusinasi    
b. Tujuan khusus :    
   
Klien dapat membina hubungan  
  - Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati,
saling percaya (mengucapkan
Ekspresi wajah tenang, klien mau sebut nama perawat, dan jelaskan tujuan interaksi.
salam terapeutik, berjabat
berkenalan dengan perawat, klien - Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai
tangan, menjelaskan
mampu menceritakan masalahnya - bicara dengan sikap tenang, rileks, dan tidak menantang
tujuan interaksi,
kepada - Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan
membuat kontrak topik, waktu,
perawat perasaannya
dan tempat setiap kali bertemu
 
pasien.   - dengarkan ungkapan perasaannya untuk
    mngidentifikasi halusinasinya
  - Anjurkan klien mengungkapkan
- Klien dapat mengenali
Mampu menceritakan/mengenali
halusinasi
  apa yang di dengarnya.
- Klien dapat mengontrol Klien mampu cara
No. Diagnosa Perencanaan Intervensi TTD
DP Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi

 
halusinasinya dengan mengontrol halusinasi dengan yang dialami dan dirasakan saat mendengar
cara menghardik menghardiknya yaitu
dengan suara-suara yang tidak ada wujudnya.
  - Kaji jenis halusinasinya
menutup kedua tangan di telinga
 
  - Frekuensi halusinasi
 
klien mampu bercakap- cakap - Waktu halusinasi
- Klien dapat bercakap- cakap dengan orang lain - Isi halusinasi
dengan orang lain  
  - Tanyakan apa yang dilakukan saat mendengar suara-
klien mampu melakukan
- Klien dapat melakukan aktifitas yang suara itu?
kegiatan/aktifitas yang sudah di
terjadwal - Ajarkan cara mengusir suara-suara yang muncul
catat di lembar kegiatan.
    - Ajarkan cara bercakap- cakap dengan orang lain
 
  Klien mampu minum obat secara supaya lupa dengan suara- suara yang muncul
teratur. - Lakukan aktifitas yang sudah terjadwal
- Klien dapat meminum obat
- Lakukan untuk minum obat secara teratur
secara teratur
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Hari,tanggal, Diagnosa Implementasi evalusi paraf

jam/ keperawatan
pertemuan
1. Jum`at, 18 Juli halusinasi  
1. Membina hubungan saling percaya S : klien mengatakan hari ini baik, saya lebih nyaman disini, saya tadi malam
2014 jam dengan bisa tidur, dan masih mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya
10.00 mengungkapkan prinsip Suaranya muncul pada saat malam hari, dan mendengar nya sehari 3x dengan

/pertemuan ke 1 komunikasi terapeutik, dengan waktu yang sering, suaranya mengatakan untuk tidak gembar-gembor, dan
menyapa klien dengan ramah, perkanalkan menyuruhnya shalat (“jangan gembar-gembor terus”, “asmonah cepat sana
diri dan menjelaskan tujuan shalat”).
pertemuan. Sekarang saya sudah mengerti cara menghardik suara- suara jika suara itu
2. Memberi lingkungan yang aman dan tenang muncul yaitu dengan mnutup kedua
dengan mengajak klien ke tempat yang telinga dan menutup mata sambil berkata “pergi-pergi saya tidak mau
nyaman,tenang dan mempersilahkan klien mendengar suaramu lagi, suaramu palsu”. Dan membuat jadwal kegitan harian
duduk klien.
 
3. Mengobservasi tingkah laku klien terkait
O : klien mau berjabat tangan, mau berkenalan, kontak mata kurang
dengan halusinasi
A : SPIP tercapai dapat mengerti cara menghardik dan dapat mempraktekkan
4. Mengkaji tentang halusinasi yang dialami
kembali cara menghardik halusinasi dan membuat jadwal kegiatan harian
klien jenis, isi, frekuensi, waktu.
P : lanjutkan SP2P perawat
5. Mengajarkan bersama klien
1. Mengevaluasi cara menghardik halusinasi
cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
2. Mengajarkan klien cara bercakap-cakap dengan orang lain
halusinasi yaitu dengan cara menghardik
     
     
      3. Menganjurkan memasukan jadwal kegiatan harian Klien :
     
      Lakukan cara menghardik waktu muncul serta memasukan kedalam
      jadwal kegiatan harian.
       
       
     
Sabtu, 19 Juli SP2P S : klien mengatakan kabar saya hari ini baik mbak, saya sudah bisa
1. membina hubungan saling percaya dengan perawat.
2014 melakukan cara menghardik dan membuat jadwal harian dan mempraktekkannya
Kliendapat mengenal halusinasinya.
Jam 10.00 2. Evaluasi/validasi jika suara-suara itu muncul. Saya mau disini saja mbak selama 10menit. Saya
mau melakukan cara yang kedua yaitu bercakap-cakap dengan orang lain. Saya
Pertemuan ke- 2 3. Ajarkan cara mnengontrol halusinasi dengan bercakap-
sekarang sudah sedikit bisa melakukan cara bercakap-cakap dengan orang lain
cakapdenganorang lain.
yaitu apabila mendengar suara-suara lagi langsung mencari teman ngobrol
4. Masukkandalam jadwal harian.
dengan cara ibu ayo ngobrol dengan saya, saya mendengar suara-suara yang
 
tidak ada wujudnya.
5. Melakukan cara kegiatan kedua dengan cara bercakap-
Serta membuat jadwal kegitan harian.
cakapdenganorang lain  
 
O : klien terlihat tenang, kooperatif, lebih sering menundukkan
kepala..
A : SP2 teratasi klien dapat menjelaskan cara bercakap- cakap dengan
orang lain dan mengulang cara bercakap- cakap dan membuat kegiatan harian
P : lanjutkan SP3P perawat :
         
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien dengan bercakap-
       
        cakap dengan orang lain
        2. melatih klien membuat jadwal kegiatan harian.
       
        3. menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
        Klien :
       
        Anjurkan klien untuk tetap mengingat cara bercakap-cakap dengan
       
orang lain yaitu apabila mendengar suara-suara lagi langsung mencari
       
        teman ngobrol dengan cara ibu ayo ngobrol dengan saya, saya
       
mendengar suara-suara yang tidak ada wujudnya. Serta membuat
       
        jadwal kegitan harian.
         
3. Senin, 21 juli SP3P S : saya hari ini baik-baik saja mbak, saya tadi malam bisa tidur. Saya
1. membina hubungan saling percaya dengan
2014 jam sudah melakukakn kegiatan harian yaitu jika mendengar suara-suara
perawat. Klien dapat mengenal halusinasinya.
09.30 2. Evaluasi/validasi yang tanpa ada wujudnya saya menutup kedua telinga dan bercakap-
cakap dengan orang lain. Serta membuat jadwal kegitan harian.
Pertemuan ke- 3 3. Masukkan dalam jadwal harian. O : klien terlihat tenang, lebih sering menunduk.
4. Melakukan kegiatan yang terjadwal
A : SP3 teratasi dapat menjelaskan cara dan membuat kegiatan
harian.
P : lanjutkan SP4P perawat :
4. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
5. melatih klien minum obat secara teratur.
6. menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
        Klien :  
       
        Anjurkan klien untuk tetap mengingat cara melakukan melakukan
       
aktifitas yang terjadwal yaitu apabila mendengar suara-suara yang tidak
       
        ada wujudnya mengusirnya dengan menutup kedua telinga dan
       
bercakap- cakap dengan orang lain. Serta membuat jadwal kegitan
       
        harian.
         
       
S : saya hari ini baik mbak, saya sudah bisa melakukan kegiatan
4. Selasa, 22 juli SP4P
1. membina hubungan saling percaya dengan
yang terjadwal. Selanjutnya saya minum obat secara teratur yaitu
2014 jam
perawat. Klien dapat mengenal halusinasinya.
pada pagi, siang dan malam setelah makan. Serta membuat jadwal
09.45 2. Evaluasi/validasi
kegitan harian.
pertemuan ke- 4 3. Masukkan dalam jadwal harian. O : klien terlihat tenang, kooperatif, tersenyum.
4. Melakukan kegiatan yang terjadwal
A : SP4 teratasi yaitu dapat menjelaskan cara minum obat secara tertur
 
dan membuat kegiatan harian.
5. Mengkolaborasikan pada tim medis untuk P :
pemberian obat dan memberikan obat secara
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
teratur.
2. melatih klien minum obat secara teratur.

3. menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian


Klien :

Anjurkan klien untuk tetap mengingat cara meminum obat secara


teratur Serta membuat jadwal kegitan harian.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai