Anda di halaman 1dari 8

Asuhan Keperawatan pada pasien

Respiratory Distress Syndrom (RDS)

HEALTHY SEVENTINA SIRAIT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CIREBON
PRODI S1 KEPERAWATAN
Definisi
 Respiratory Distress Syndrome (RDS) di sebut juga Hyaline Membrane Disease
(HMD), merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan difesiensi surfaktan
dengan manifestasi dari RDS, disebabkan adanya atelectasis alveoli, edema,
kerusakan sel dan selanjutnya menyebabkan bocornya serum protein ke dalam
alveoli sehingga menghambat fungsi surfaktan (Lewis et al, 2011).
 Respiratory Distress Syndrome (RDS) atau Sindrom Distress Pernapasan adalah
bentuk gagal napas yang mendadak dan progresif yang dicirikan oleh dyspnea
parah, hipoksemia berulang dan infiltrate difus bilateral (Black, Joyce, M &
Hawks,H. 2014).
 Respiratory Distress Syndrom (RDS) bukan merupakan penyakit tetapi disfungsi
pernapasan berat yang ditandai dengan kadar oksigen arteri (PaO2) < 50 mmHg
dan kadar karbon dioksida darah arteri (PCO2) > 50 mmHg, yang bisa disebabkan
ketidak adekuatan ventilasi aveolar (hipoventilasi), gangguan pertukaran gas, atau
mismatch ventilasi-perfusi yang berat (LeMone, et all., 2015).
Anatomi Sistem Pernapasan
 Fungsi Sistem Pernapasan
1) Pertukaran gas antara atmosfer dan darah.
2) Regulasi homeostasis pH tubuh
3) Proteksi dari patogen & iritan yang terhirup.
4) Membantu proses vokalisasi
5) Ekskresi air dan panas tubuh.
6) Membantu meningkatkan aliran balik vena (sebagai pompa).
7) Mengeluarkan, memodifikasi, aktivasi/inaktivasi bahan/materi yang melalui peredaran darah
paru.

 Proses Pernapasan
1) Respirasi luar (external respiration) proses pertukaran O2 & CO2 antara sel-sel dalam tubuh
dengan lingkungan luar
2) Respirasi dalam/sel (internal/ cellular respiration) proses metabolik intrasel yang terjadi
dimitokondria meliputi penggunaan O2 dan produksi CO2 selama pengambilan energi dari
bahan nutrient
 Mekanisme Pernafasan
Jumlah udara yang membawa oksigen yang mencapai paru dan
mengeluarkan karbondioksida tergantung dari tiga faktor, antara lain; (1)
volume dan kapasistas paru, (2) kemampuan paru untuk mengembang,
dan (3) tahanan aliran udara. Volume dan kapasitas paru adalah jumlah
udara yang masuk dan keluar paru. Kondisi tuberkulosis dapat
menyebabkan perubahan jaringan paru yang kemudian menurunkan
kapasitas udara. Perubahan pada kemampuan paru untuk mengembang
terjadi karena paru menjadi kaku, membuat kesulitan untuk bernafas.
Membran alveokapilari juga terpengaruh, menyebabkan hipoksia.
Kemampuan paru mengembang dipengaruhi oleh deformitas thorak,
spasme otot dan distensi abdomen. Tahanan aliran udara merupakan
kebalikan dari aliran udara (airflow), perubahan pada tahanan dapat
muncul pada jaringan paru, dinding dada, maupun jalan nafas.
Peningkatan tahanan aliran udara menyebabkan seseorang menjadi sulit
bernafas, khususnya saat ekspirasi, untuk mengkompensasi jalan nafas
yang menyempit dan menurunnya pertukaran gas.
 Patoflowdiagram
 Asuhan Keperawatan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai