Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI KLINIK DHARMA BHUANA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIAGNOSA THIYPOID

DISUSUN OLEH:
NAMA:VINA SETIAWATY
NISN:

PROGRAM STUDI KEPRAWATAN


SMK AS-SHIDDIQIYAH
Jln. Lintas Timur, Lubuk Seberuk, Kecamatan Lempuing Jaya,
Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan, 30657
Email:SmkAs-Shiddiqiyah@gmail.Com
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

Judul:
Asuhan Keperawatan Pasien Diagnosa Thiypoid

Disusun Oleh:
VINA SETIAWATY
Nisn:

Tempat:
Klinik Dharma Bhuana

Laporan ini telah di setujui pada senin, 31 Oktober 2022

Mengesahkan:

Guru Pembimbing, Keperawatan Kaprodi

Ns.Toyibah,S.Kep. Ns.Agung Wibowo,S.Kep

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMK AS-SHIDDIQIYAH
Hj. Eriyana Rahmawati, S.Pd,MM
LEMBAR PENGESAHAN INSTANSI
LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

Judul:
Asuhan keperewatan pasien Diagnosa Thiypoid

Di susun oleh:
VINA SETIAWATY
Nisn:

Tempat:
Klinik Dharma Bhuana

MENGETAHUI/MENGESAHKAN

Pimpinan Klinik, Pembimbing DU/DI

Ns.Ng.Nirke, S.Kep Umi Salamah,Am.Kep


Nip: 196410101988032010
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul Asuhan


Keperawatan Pada PAsien Diagnosa Thiypoid di Klinik Dharma Bhuana.

Nama :
NISN :

Telah diuji dan lulus pada


Hari :
Tanggal :

Tim Penguji :
Ns.Toyibah, S.Kep (_______________)

Ns.Agung Wibowo, S.kep (_______________)


PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur yang mendalam, dengan telah terselesaikan
nya laporan ini, penulis secara khusus mempersembahkan kebanggaannya
dan mengucapkan banyak terimakasih kepada:
Keluarga besar penulis, terkhusus orang tua tercinta yang telah
senantisa memberikan semangat dan do’a terbaikanya untuk penulis:
1. Ibu H.j Eriana Rahmawati, S.pd.I.,M.M., selaku kepala sekolah SMK
As-Shiddiqiyah yang selalu memberikan dukungan, motivasi,
edukasi serta masukannya kepada penulis.
2. Ibu Ns. Ng. Nirke, S.Kep., selaku pimpinan klinik yang telah
berkenan mengijinkan penulis untuk melaksanakan PKL selama tiga
bulan lamanya.
3. Bapak Ns.Agung Wibowo,S.Kep., selaku kepala program studi
keperawatan yang telah mendukung peserta praktik selama
pelaksanaan PKL.
4. Ibu Ns.Toyibah, S.Kep., selaku guru pembimbing yang telah
membimbing, mengarahkan, dan membantu penulis selama
melaksanakan PKL hingga laporan ini terselesaikan.
5. Ibu Umi Salamah, Am.Kep., selaku pembimbing DU/DI yang telah
membantu, membimbing serta memberikan pengalaman kepada
penulis selama pelaksaaan PKL berlangsung.
6. Bapak dan Ibu dewan guru SMK As-Shiddiqiyah, yang sangat berjasa
dalam membentuk pemahaman dan pola pikir penulis.
7. Almamater tercintaku; SMK As-Shiddiqiyah, almamater yang telah
mengukir potongan perjalanan hidup penulis dengan sangat indah
dan penuh makna.
8. Seluruh staf tenaga kesehatan klinik Dharma Bhuana yang telah
membantu penyusun selam pelaksaan peraktik kerja lapangan.
9. Teman-teman seperjuangan khususnya yang juga praktik di Klinik
Dhrama Bhuana atas kerja samanya selama pelaksanaan PKL.
10. Serta semua pihak yang telah membantu, yang terlibat dalam
penyusunan laporan ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
MOTTO

“Kepercayaan diri sendiri adalah kunci utama untuk sukses"

~Vina Setiawaty~
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah Swt. yang telah
memberikan nikmat sehat jasmani dan rohani kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Diagnosa Thiypoid”. Penulis laporan ini ditunjukan untuk sebagai guna
bukti bahwa penulis telah menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di Industri terkait dalam waktu kurang
lebih tiga bulan terhitung sejak tanggal 01 Agustus sampai dengan 31
Oktober 2022.
Laporan ini berisi tentang hasil praktik penyusun di Instansi,
mulai dari persiapan hingga akhir kegiatan serta materi dasar teori dan
praktik mengenai penyakit thiypoid. LAporan ini dilengkapi dengan
mencantumkan dokumentasi kegiatan penulis di Instansi yang nantinya
dapat dijadikan bukti nyata akan semua kegiatan yang dilakukan oleh
penyusun.

Terselesaikannya laporan ini tentu tidak lepas dari bantuan


banyak pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1. Ibu Hj. Eriyana Rahmawati, S.Pd.,MM., selaku Kepala Sekolah SMK
As-Siddiqiyah.
2. Ibu Ns.Ng. Nirke, S.Kep., selaku Pemimpin Kelinik.
3. Bapak Agung Wibowo, S.Kep.,Ners., selaku Kepala Program Studi
Keperawatan.
4. Ibu Ns. Toyibah, S.Kep., selaku Kepala Program Studi Keperawatan.
5. Ibu Andini, S.Kep., selaku Penguji II.
6. Bapak dan Ibu dewan guru SMK As-Shiddiqiyah.
7. Almamater tercinta, SMK As-Shiddiqiyah.
8. Seluruh Staf Tenaga Kesehatan Klinik Dharma Bhuana.
9. Teman-teman seangkatan, SMK As-Shiddiqiyah.
10. Serta semua pihak yang telah membantu, yang terlibat dalam
penyusunan laporan ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh


dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan didalamnya karena keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu penyusun mengharapkan
klinik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca, guna
memperbaiki serta menyempurnakan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua
pihak yang telah turut membantu penyusun dalam menyelesaikan
penyusunan laporan ini.

Demikianlah, mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat


bagi penyusun khususnya untuk pembaca yang pada umumnya. Akhir kata,
kurang dan lebihnya, saya sebagai penyusun mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Lempuing Jaya, 01 Agustus 2022


Penulis,

VINA SETIAWATY
NISN:
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
LEMBAR PENGESAHAN INSTANSI
LEMBAR PERSETUJUAN
PERSEMBAHAN
MOTTO
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan PKL
1.2.2. Tujuan Penulisan Laporan
1.3. Manfaat
1.3.1. Manfaat PKL
1.3.2. Manfaat Penulisan Laporan
1.4. Metode Pengumpulan Data
1.5. Pemilihan Tempat Praktik
1.6. Sasaran Praktik Kerja Lapangan (PKL)
1.7. Waktu dan Tempat PKL

BAB II PROFIL INSTANSI


2.1.Sejaran Singkat Instansi
2.2.Visi, Misi dan Tujuan Instansi
2.3.Daftar Tenaga Kesehatan Klinik
2.4.Rekapitulasi Peralatan Instansi
2.5.Kegiatan Pelayanan Instansi
2.6.Fasilitas Instansi

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PKL


3.1. Jadwal Praktik
3.2. Gambaran Proses Praktik Berdasarkan Fungsi Ruang
3.3. Kegiatan PKL
3.4. Keterlaksanaan PKL
3.5. Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Instansi
3.6. Hasil Yang Dicapai
3.7. Manfaat Yang Diperoleh
3.8. Pengembangan/Tindak Lanjut

BAB IV TINJAUAN PUSTAKA


4.1. Konsep Dasar Thiypoid
4.2. Konsep Dasar Keperawatan
4.3. Asuhan Keperawatan

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.3.1. Daftar Tenaga Kesehatan


Tabel 2.4.1. Rekapitulasi Peralatan
Tabel 3.1.1. Jam Praktik
Tabel 4.3.6.1. Analisa Data
Tabel 4.3.8.1. Investasi Keperawatan
Tabel 4.3.9.1. Implementasi Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bradley. Curtis H. dan Friendenberg, memberikan pengertian
pendidikan kejuruan adalah training atau retraining mengenai
persiapan siswi dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang diperlukan untuk dapat kerja dan memperbaharui keahlian serta
pengembangan lanjut dalam pekerjaan sebelum tingkat sarjana muda.
Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di terapkan bahwa
diwajibkan untuk melaksakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
yang merupakn kegiatan sekolah yang berorientasi pada bentuk
pembelajan siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan tenaga
kerja yang berkualitas. Dengan mengikuti Praktik Kerja Lapangan
diharapkan dapat menambah pengetahuan ,keterampilan dan
pengalaman siswa dalam mempersiapkan diri untuk memasuki dunia
kerja yang sebenarnya. Selain itu untuk memenuhi kewajiban sekolah,
diharapkan kegiatan tersebut dapat menjadi penghubug antara dunia
pendidikan dengan dunia kerja . Praktik Kerja Lapangan (PKL)
diselenggarakan secara sistematis dan terjadwal dibawah bimbingan
guru dan pembimbing yang memenuhi syarat. Praktik Kerja Lapangan
(PKL) merupan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh siswa untuk
mengikuti kegiatan sekolah khususnya pada Program Studi
Keperawatan.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang
memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di
sekolah dan program penguasaan keahlian yang di peroleh melalui
bekerja di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkatan
keahlian professional tertentu.
Dasar dari penyelenggaraan PKL tertuang dalam Undang –
undang dan Peratuan Pemerintah. Hal yang dimaksudkan adalah UU
Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Berdasarkan
Permendikbud Nomer 60 tahun 2014 menyatakan bahwa PKL di mata
Negara setengah sangat penting mengingat perannya dapat mengasah
skill dengan lebih maksimal.
Bagi peserta praktik yang telah melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ditugaskan untuk membuat suatu laporan. Laporan
adalah suatu cara komunikasi dimana penulis menyampaikan
informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya (Keraf 2001 : 284). Dalam laporan ini
menjelaskan serangkai kegiatan yang dilaksanakan oleh penulis secara
singkat. Juga menjelaskan mengenai materi praktik yang sering penulis
praktikan ditempat praktik.
Selanjutnya pada pelatihan ini, dengan ini penulis menyusun
laporan dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diagnosa
Thiypoid”.Typhoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat
akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi dan dapat menular
melalui makanan atau minuman yang tercemar kuman tersebut. Maka
dari itu, materi yang akan penulis jabarkan mengenai penyakit
Thiypoid. Berdasarkan hal hal tersebut diatas, maka saya selaku
penyusun membuat Laporan Praktik Kerja Lapangan ini sebagai bukti
bahwa penyusun telah selesai melaksanakan rangkaian kegiatan
Praktik.

1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan PKL
Tujuan Praktik Kerja Lapangan mencakup aspek–aspek
berikut :
1. Meningkatkan pelajar yang efisien dalam proses pendidikan
dan peltihan tenaga kerja yang terdidik dan berkualitas
didalam perusahaan.
2. Meningkatkan wawasan siswa dalam aspek potensiel dunia
kerja seperti stuktur organisasi, lingkungan, dan system kerja
serta penerapan dalam keadaan sebenarnya.
3. Mengimplementasikan materi yang selama ini didapatkan di
sekolah.
4. Membentuk pola piker yang membangun bagi siswa-siswi
PKL.
5. Melatih siswa untuk berkomunikasi/berinteraksi secara
professional didunia kerja yang sebenarnya.
6. Membentuk semangat kerja yang baik bagi siswa PKL.
7. Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dasar
yang dimiliki oleh siswa bidang masing – masing.
8. Diharapkan siswa dapat menjadi tenaga kerja yang
berwawasan mutu, ekonomi, bisnis, kewirausahaan, dan
produktif. Serta dapat menyerap perkembangan teknologi
dan budaya kerja untuk kepentingan perkembangan diri.
9. Menambah jenis keterampilan yang dimiliki oleh siswa agar
dapat dikembangkan dan di Implementsi dalam kehidupan
sehari - hari.
10. Menjalani kerjasama yang baik antara sekolah dengan dunia
industri maupun dunia usaha.
11. Mendapat pengalaman dalam dunia usaha.
12. Mengimplementasikan secara sistematis dan sinkron antara
program di sekolah dengan program penguasaan keahlian
yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di
dunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.
1.2.2. Tujuan Penulisan Laporan
1. Untuk memenuhi tugas akhir setelah melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) tahun pelajar 2022/2023.
2. Untuk menunjukan hasil dari rangkaian kegiatan pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama kurang lebih tiga bulan
lamanya.
3. Untuk bahan evaluasi pembimbing terhadap siswa yang telah
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
4. Untuk media pembelajaran generasi selanjutnya.
5. Untuk menambah wawasan mengenai Karya Tulis Ilmiah baik
itu dari segi penyusunan maupun penulisan yang tepat dan
benar.
1.3. Manfaat
1.3.1. Manfaat PKL
Manfaat Praktik Kerja Lapangan antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan rasa percaya diri, kedisiplinan dan tanggung
jawab siswa.
2. Mendapat bekal untuk peningkatan atau pengembangan diri
secara berkelanjutan.
3. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk melatih
keterampilan-keterampilan manajemen dalam situasi
lapangan yang actual. Hal ini penting dalam rangka belajar
menerapkan teori, konsep atau prinsip yang telah dipelajari
sebelumnya.
4. Siswa berkesempatan memecahkan berbagai masalah
manajemen di lingkungan lapangan dengan
mendayagunakan kemampuannya.
5. Memberikan pengalaman-pengalaman praktis kepada siswa
sehingga hasil penelitian bertambah luas.
6. Mendapat pendidikan dan penelitian serta pengalaman kerja
sesungguhnya.

1.3.2. Manfaat Penulisan Laporan


1. Dapat memenuhi tugas akhir setelah melaksakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) tahun pelajaran 2022/2023.
2. Dapat menunjukakan hasil dari rangkaian kegiatan
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama kurang lebih
tiga bulan lamanya.
3. Dapat bahan evaluasi pembimbing terhadap siswa yang telah
melaksakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
4. Dapat media pembelajaran generasi selanjutnya.
5. Dapat menambah wawasan mengenai Karya Tulis Ilmiah baik
itu dari segi penyusunan maupun penulisan yang tepat dan
benar

1.4. Metode Pengumpulan Data


Dalam penulisan karya tulis akhir ini, penulisan
menggunakan 3 (tiga) metode pengimpulan data diantaranya:
1. Wawancara
Wawancara ialah teknik pengumpulan data dengan
melalui tanya jawab baik itu secara langsung maupun tidak. . Disini
tentunya penulis melakuakan wawancara dengan senior ataupun
perusahaan Klinik Dharma Bhuana.

2. Observasi
Penulis melakukan pengamatan secara langsung dan
terlibat dalam setiap kegiatan selama magang di Kilnik Dharma
Bhuana guna memperoleh data.
3. Studi pustaka
Dalam metode studi pustaka penilisan dapat
mengumpulkan data dengan cara memperoleh data melalui buku
maupun referensi lain (website google) yang tentunya ada
keterkaitan masalah.

1.5. Pemilihan Tempat Praktik


Dalam hal ini penulis memilih tempat praktik di Klinik
Dharma Bhuana yang telah memberikan kesempatan untuk
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan ditempatnya. Adapun alasan
saya memilih praktik di Klinik Dharma Bhuana adalah:
1. Klinik terpadu langsung oleh tenaga kesehatan yang professional.
2. Lokasi Klinik dekat dengan jalan raya sehingga mudah untuk
dijangkau oleh masyarakat luas.
3. Klinik memiliki fasilitas yang cukup memadai untuk menunjang
kelancaran proses pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
4. Klinik tersebut memiliki kriteria untuk di jadikan tempat Praktik
Kerja Lapangan (PKL)

1.6. Sasaran Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Adapun sasaran Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini ditunjukkan
untuk seluruh siswa Kelas XI SMK As-Shiddiqiyah.
1.7.1. Waktu
Kegiatan PKL ini dilaksakan pada tangal 01 Agustus –
31 Oktober 2022 selama 3 (tiga) bulan lamanya.

1.7.2. Tempat
Kegiatan PKL ini di laksakan pada Klinik Dharma
Bhuana beralamat di Jl. Lintas Timur Desa Lubuk Seberuk Kec.
Lempuing Jaya, Kab. Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatra
Selatan.

BAB II
PROFIL INSTANSI
2.1. Sejarah Singkat Instansi
2.1.1. Sejarah
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini di laksanakan
oleh penyusun di Klinik Dharma Bhuana. Klinik Dharma Bhuana
didirikan pada tahun 2007 oleh Ns. Ng. Nirke,S.Kep. Klinik
Dharma Bhuana dibuka bagi masyarakat umum selama 24 jam.
Klinik Dharma Bhuana terletak di Desa Lubuk Seberuk,
kelurahan Lubuk Seberuk, Kec. Lempuing Jaya, Kab. Ogan
Komering Ilir, Provinsi Sumatra Selatan, disamping Indomaret.
Daerah ini merupakan Jl. Lintas Timur yang memiliki potensi yang
sangat besar untuk berkembang dan menjadi lebih maju. Oleh
karena itu, Klinik Dharma Bhuana mendapat respon yang sangat
baik dari masyarakat.

2.2. Visi, Misi dan Tujuan Instansi


Berikut adalah visi dan misi Klinik Dharma Bhuana:
1. Visi
Menjadi Klinik yang unggul dan terpercaya dalam
mewujudkan masyarakat yang sehat.
2. Misi
● Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
● Memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif,
prefetatif, kuratif dan rehabilitative.
● Mendukung akses layanan kesehatan yang berkelanjutan.
● Mendukung program pemerintah dalam meningkatkan drajat
kesehatan.

3. Tujuan
Memberikan layanan kesehatan secara pripurna
berorientasi kepada keselamatan pasien.

2.3. Daftar Tenaga Kesehatan Klinik


Berikut daftar tenaga kesehatan Klinik Dharma Bhuana :
1. Ns.,Ng.Nirke, S.Kep
2. Umi Salamah, Am.Kep
3. Dwi Aprianti, Am.Kep
4. Fitri Noviati, Am.Kep
5. Surepto, Am.Kep
2.4. Rekapitulasi Peralatan Instansi
Adapun peralatan Klinik Dharma Bhuana, yaitu sebagai
berikut:
Table 2.4.1. Rekapitulasi Peralatan
No Peralatan dan Perabotan Kondisi
Stethoscop Baik
1.
2. Sphygmomanometer Baik
3. Thermometer Baik
4. Arloji Baik
5. Tonerquit Baik
6. Pisau Anatomi, Pinset Silinguis Baik
7. Gunting Jaringan Kecil, Gunting Epis, Baik
Gunting Tali Pusat, Gunting Jaringan
8. Tabung O2 Baik
9. Tiang Infuse Baik
10. Needle Baik
11. Holder/pemegang Baik
12. Jarum Bedah dan Benang Operasi Baik
13. Nampan Baik
14. Abocath Baik
15. Palu Reflex Baik
16. Timbangan Baik
17. Senter Baik
18. Bak Instrument Besar Baik
19. Bak Instrument Kecil Baik
20. Bak Instrument Sedang Baik
21. Gunting Episiotomy Baik
22. Klem Umbilical Baik
23. Klem Kocher Baik
24. Infiusion Set Baik
25. Pinset Cirurgis, Pinset Anatomis Baik
26. Gunting Umbilical Baik
27. Amubag Baik
28. Nald Folder Baik
29. Nebulizer Baik
30. Scaper Baik
31. Speculum cocor bebek Baik
32. Speculum Sim Baik
33. Tenaculum Baik
34. Korentang Baik
35. Pispot Baik
36. Kursi Roda Baik
37. Rotogen Baik
38. EKG Baik
39. Kanul Baik
40. Serillized Baik
41. Otoskop Baik
42. Opthalmoscope Baik
43. Incubator Baik
44. Tempat Tidur Pasien Baik

2.5. Kegiatan Pelayanan Instansi


Kegiatan pelayanan yang ada di Klinik Dharma Bhuana yaitu
sebagai berikut:
1. Pelayanan Rawat Inap
2. Pelayanan Rawat Jalan
3. Tindakan Medis
4. Pertolongan Persalinan
5. Tindakan Gawat Darurat dan Ambulance 24 jam
2.6. Fasilitas Instansi
Fasilitas Klinik Dharma Bhuana terdapat beberapa ruangan
yaitu:
1. IGD
2. Ruang Pendaftaran
3. Ruang Dokter
4. Ruang Tindakan
5. Instalasi Farmasi
6. Administrasi
7. Ruang Rawat Inap ada 10 kamar
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PKL

3.1. Jadwal Praktik


Tebel 3.1.1. Jam Praktik

SHIFT JAM PRAKTIK

MASUK PULANG

08.00 WIB 13.00


Pagi
WIB
13.00 WIB 17.00
Siang
WIB

3.2. Gambaran Proses Praktik Berdasarkan Fungsi Ruang


Gambara proses praktik yang dilakukan di Klinik Dharma
Bhuana berdasarkan fungsi ruang, yaitu sebagai berikut:
1. Ruang Pendaftaran
Ruang Pendaftaran adalah tempat dimana data-data
atau status pasien datang berobat ke Klinik di dibuat dan di
dokumentasi. Pasien harus mendaftar terlebih dahulu untuk
dibuat rekamedis sebagai catatan tentang data-data pasien dan
perjalanan penyakit oleh perawat Klinik.
2. Ruang UGD
Tempat untuk pelayanan pasien gawat darurat UGD
dibagi menjadi empat jelur evakuasi.
3. Ruang Tindakan
Ruang tindakan digunakan untuk memeriksa pasien
dan mengetahui diagnosa atau penyakit yang ada di dalam tubuh
pasien. Sebelum diperiksa, pasien harus diperiksa tekanan
darahnya terlebih dahulu. Setelah mengetahui diagnosa dari
pasien tersebut, dokter akan mengambil resep obat, kemudian
resep tersebut diberikan ke instalasi farmasi dan diserahkan ke
tenaga kefarmasian. Setelah selesai disiapkan, obat tersebut
diserahkan kepada pasien. Untuk pasien dengan diagnosa yang
tidak diperbolehkan pula oleh doktor akan dibawa ke ruang rawat
inap, untuk proses perawatan.
4. Ruang Rawat Inap
Rawat inap (orname) adalah istilah yang berarti proses
perawatan pasien oleh tenaga kesehatan professional akibat
penyakit tertentu, dimana pasien di inapkan di suatu ruangan di
Klinik. Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien di rawat.
Disini psien akan dipantau statusnya kesehatannya oleh doktor
dan perawat hingga dinyatakan diperbolehkan pulang oleh dokter.
5. Ruang Instalasi Farmasi
Ruang Instalasi Farmasi adalah ruang untuk pelayanan
resep. Melalui dari skrinin resep, pembuatan salinan resep (Coppy
Resep), menyiapkan obat sampai dengan penyerahan obat kepada
pasien berserta penjelasan tentang cara pemakaian obat.
6. Ruang Dokter
Ruang Dokter adalah ruangan yang digunakan dokter
untuk melakukan tugasnya.
7. Ruang Administrasi
Setelah pasien diperbolehkan pulang, pasien akan
menyelesaikan administrasi di ruangan yang tersedia di Klinik.

3.3. Kegiatan PKL


Adapun kegiatan yang praktikkan lakukan selama Praktik
Kerja Lapangan di Klinik Dharma Bhuana sebagai berikut:
1. Memperkenalkan diri kepada staf tenaga kesehatan Klinik
2. Pengenalan fasilitas Klinik
3. Pemeriksaan tanda-tanda vital
4. Menyiapkan alat pemasangan infuse
5. Memindahkan pasien
6. Mengikuti visit dokter
7. Mencampurkan obat
8. Membuat kasa
9. Mensterilkan alat
10. Perawatan infuse
11. Verbeden dengan tanpa pasien diatasnya
12. Mengantarkan resep dokter keruangan instalasi farmasi
13. Lakukan GP pada pasien yang membutuhkan, misalnya untuk
perawatan luka lecet, luka bakar,dan luka habis operasi
14. Membuat surat control untuk pasien pulang
15. Membantu melakukan rekam medis terhadap pasien

3.4. Keterlaksanaan PKL


Pada pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan terhadap
dua faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor pendukung dan faktor
penghambat. Uraian dari kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Faktor pendukung
Faktor pendukung yang ada di Klinik Dharma Bhuana
dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan antara lain:
a. Bimbingan kepada peserta peraktik oleh pihak usaha sanagat
baik.
b. Bimbingan pembimbing sekolah kepada praktikaan juga sangat
baik.
c. Teori dalam pembelajaran mudah dipengerti.
d. Diberi kesempatan untuk melekukan tindakan sendiri, namun
tetap diawasi oleh pembimbing.
e. Ruang pemeriksaan lengkap.
f. Fasilitas peralatan yang sangat mendukung.
g. Lingkungan kerja yang rapi dan asri.
h. Saran pengobatan cukup lengkap dan berkualitas.
i. Dari sisi letak geografis,Klink ini terletak sangat strategis
sehingga mudah untuk dijangkau masyarakat luas.
2. Faktor penghambat
Adapun faktor penghambatan Praktik Kerja Lapangan
diantaranya sebagai berikut:
a. Kurangnya pengalaman berkerja sehingga hilangnya pekerjaan
yang praktikan, kerja terkadang tidak bisa berjaan dengan
lancar.
b. Kurangnya keterampilan dan kreativitas siswa dalam
menguasai peralatan praktik sehingga siswa harus meluangkan
waktu untu berlatih terlebih dahulu.

3.5. Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Instansi


Imlementasi K3 yang ada di Klinik Dharma Bhuana
adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan alat pemadam pembakaran.
2. Mencegah dan menguranggi bahaya peledakan.
3. Member jalur evakuasi keadaan darurat.
4. Member APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga kerja.
5. Mencegh dan mengendalikan timbulnya penyebaran suhu,
kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan
dam getaran.
6. Penerapan yang cukup dan sesuai.
7. Suhu dan kelembapan udara yang baik.
8. Menyediakan ventilasi cukup.
9. Memilih kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
10. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara dan proses
kerja.
11. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
12. Mencegah tekanan aliran listrik berbahaya.
13. Menggunakan masker dan hanscoon.
14. Mencuci tanggan sebelum melakukan tindakan.
15. Dilarang mengambil gambar/foto.
16. Menggikuti tata tertib di ruangan dokter.
17. Menyediakan tempat pembuangan alat medis yang telah dipakai.
3.6. Hasil Yang Dicapai
Selama Praktik Kerja Lapangan khususnya di Klinik Dharma
Bhuana, penulis memperoleh hasil antara lain:
1. menggetahui tentang bagaimana pelayanan di Klinik
2. mengetahui tentang bagaimana melakukan anamnesa dan
pemeriksaan TTV yang baik secara langsung.
3. Mengetahui tentang berbagai penyakit dasar dan pengobatannya.
4. Mengetahui tentang bagaimana memberikan tindakan-tindakan
peralatan yang baik kepada pasien sesuai dengan penyakit.

3.7. Manfaat Yang Diperoleh


Melalui pelaksanaan praktik kerja lapangan ini, ada
beberapa manfaat yang penulis rasakan setelah praktik di Klinik
Dharma Bhuana, antara lain:
1. Dapat membandingkan kemampuan yang diperoleh di sekolah
dengan yang dibutuhkan di dunia kerja.
2. Dapat mengumpulaka data guna kepentingan sekolah di masa
yang akan datang.
3. Dapat memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran
yang diperoleh di sekolah.
4. Penulis memperoleh pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
mengenai dunia kerja.
5. Mengetahui arti penting disiplin dan tanggung jawab dalam
melaksanakan berbagai tugas.

3.8. Pengembangan/Tindak Lanjut


1. Akan mengembangkan lagi di sekolah sesuai dengan apa yang telah
didapatkan di dunia kerja.
2. Akan meningkatkan kedisiplinan dalam sikap kerja.
3. Akan meningkatkan kreativitas dunia dalam bekerja.
4. Akan membagi ilmu yang didapat selama PKL pada adik-adik
generasi selanjutnya yang belum melaksanakan PKL.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Konsep Dasar Thiypoid


Typhoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat
akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi dan dapat menular
melalui makanan atau minuman yang tercemar kuman tersebut. Kasus
penyakit typhoid sendiri memiliki angka tinggi di wilayah negara-
negara berkembang yang beriklim tropis, seperti di wilayah asia, salah
satunya di Indonesia.
Penderita Typhoid sebagian besar berusia > 9tahun (10–12
tahun) sedangkan sebagian besar berusia ≤ 9 tahun (7–9 tahun) tidak
terdiagnosis menderita typhoid dan sebagian besar berjenis kelamin
laki-laki lebih banyak terdiagnosis menderita demam typhoid
dibandingkan berjenis kelamin perempuan. (Hilda dan Fariani, 2016)
Data WHO (World Health Organisation) memperkirakan
angka insidensi di seluruh dunia terdapat sekitar 17 juta per tahun
dengan 600.000 orang meninggal karena Typhoid dan 70%
kematiannya terjadi di Asia (WHO, 2008 dalam Depkes RI, 2013).
Insidens Typhoid tergolong tinggi terjadi di wilayah Asia
Tengah, Asia Selatan, Asia Tenggara dan kemungkinan Afrika Selatan
(insidens > 100 kasus per 100.000 populasi per tahun). Incidents
Typhoid yang tergolong sedang (10-100 kasus per 100.000 populasi per
tahun) berada di wilayah Afrika, Amerika Latin, dan Oceania (kecuali
Australia dan Selandia Baru). (Djoko Widodo, 2014)
Indonesia sendiri mempunyai insidens Typhoid yang banyak
dijumpai pada populasi dengan usia 3-9 tahun. Kejadian Typhoid di
Indonesia juga berkaitan dengan rumah tangga, yaitu adanya anggota
keluarga dengan riwayat terkena Typhoid, tidak adanya sabun untuk
mencuci tangan, menggunakan piring yang sama untuk makan, dan
tidak tersedianya tempat buang air besar dalam rumah. (Djoko
Widodo, 2014). Dalam buku yang ditulis oleh Marni (2016), Khan, dkk
(2013) menurut penelitianya menyatakan bahwa kejadian Typhoid di
Indonesia mencapai 148,7 per 100.000 penduduk. (Marni, 2016).
Ditjen Bina Upaya Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI,
melaporkan Typhoid menempati urutan ke-3 dari 10 pola penyakit
terbanyak pada pasien rawat inap rumah sakit di Indonesia (41.081
kasus). (Djoko Widodo, 2014)
Berdasarkan data dari Rekam Medis RST dr. Soedjono
Magelang yang dilakukan pada tanggal 8 Desember 2017 melaporkan
angka kesakitan periode bulan Januari sampai bulan Oktober tahun
2017 sebanyak 1198 pasien. Jumlah penderita gastro enteritis
sebanyak 346 pasien (28,88%), penderita Typhoid sebanyak 339 pasien
(28,29%), penderita DHF sebanyak 183 pasien (15,22%), penderita
dengue fever sebanyak 148 pasien (12,55%), penderita kejang
sebanyak 101 pasien (8,43%), penderita bronkitis sebanyak 82 pasien
(6, 06%), penderita asthma sebanyak 69 pasien (5,7%), penderita BRPN
sebanyak 54 pasien (4,5%), penderita hidrodefalus sebanyak 31 pasien
(2,58%), dan penderita BBLR sebanyak 24 pasien (2,6%). Typhoid
berada di peringkat ke 2. (Rekam Medis RST dr. Soedjono Magelang,
2017).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut yang menyerang
saluran pencernaan yang ditandai dengan demam lebih dari 7 hari,
gangguan pada saluran cerna dan dapat pula terjadi gangguan
kesadaran pada penderita. (Arfiana dan Arum, 2016). Typhoid adalah
suatu penyakit infeksi sistemik yang bersifat akut yang disebabkan oleh
Salmonella typhi yang menyerang usus halus khususnya daerah ileum.
(Bachrudin dan Najib, 2016)
Typhoid atau typhoid fever ialah suatu sindrom sistemik
yang terutama disebabkan oleh Salmonella typhi. Typhoid merupakan
jenis terbanyak dari salmonelosis. Jenis lain dari demam enteric adalah
demam paratyphoid yang disebabkan oleh S. paratyphi A, S.
schottmuelleri (semula S. paratyphi B), dan S.hirschfeldii (semula S.
parathypi C).Typhoid memperlihatkan gejala lebih berat dibandingkan
demam enterik yang lain. (Widagdo, 2014)
Penanganan yang tidak adekuat atau terlambat akan
menyebabkan komplikasi di usus halus, diantaranya perdarahan,
perforasi, dan peritonitis. Pasien yang mengalami nyeri hebat juga
dapat mengalami syok neurogenic, komplikasi dapat menyebar di luar
usus halus, misalnya bronkitis, kolelitiasis, peradangan pada meningen,
dan miokarditis. (Marni, 2016)
Data ini adalah hal yang mendasari penulis untuk melakukan
penelitian 4 kasus berjudul “Asuhan Keperawatan pada anak Typhoid
dengan fokus studi pengelolaan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh di RST dr.Soedjono Magelang”

1.4.1. Rumusan Masalah


Bagaimanakah penatalaksanaan pasien yang
mengalami mengalami Typhoid dengan ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di RST dr. Soedjono
Magelang.

1.4.2. Tujuan Penelitian


Mendeskripsikan penatalaksanaan pasien yang
mengalami Typhoid dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh di RST dr. Soedjono Magelang.

1.4.3. Manfaat Penulisan


1. Manfaat Teoritis
Proposal ini diharapkan mampu memberikan
tambahan informasi mengenai asuhan keperawatan pada
anak dengan Typhoid.
2. Manfaat Praktis
a. Penulis
Menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan
dalam menangani kasus Typhoid.
b. Perawat
Sebagai panduan perawat dalam pengelolaan
kasus Typhoid.
c. Perpustakaan
Menambah jumlah pustaka dan sebagai bahan
pembanding dengan asuhan keperawatan lain guna
kemajuan ke arah yang lebih baik.
d. Pembaca
Sumber informasi dan pengetahuan mengenai
Typhoid serta penanganannya sebagai bahan
pertimbangan dalam pembuatan karya tulis ilmiah
selanjutnya.
4.2. Konsep Dasar Keperawatan Thiypoid
1. Typhoid
Typhoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik
bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini
ditandai oleh panas berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia
tanpa keterlibatan struktur endhotelia atau endokardial dan invasi
bakteri sekaligus multiplikasi kedalam sel fagosit monocular dari
hati, limpa, kelenjar limfe usus dan peyer’s patch dan dapat
menular pada orang lain melalui makanan atau air yang
terkontaminasi. (Amin Huda & Hardhi Kusuma, 2015)
Typhoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang di
sebabkan oleh Salmonella tipe A, B dan C yang dapat menular
melalui oral, fekal, makanan dan minuman yang terkontaminasi.
(Dewi & Meira, 2016)
Typhoid adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus,
dan terkadang pada aliran darah, yang disebabkan oleh kuman
salmonella typhi atau salmonella paratyphi A, B dan C, yang
terkadang juga dapat menyebabkan gastroenteritis (keracunan
makanan) dan septicemia (tidak menyerang usus). Menurut
Ardiansyah (2012) dalam buku yang di tulis oleh Dewi & Meira
(2016).
Typhoid ialah penyakit infeksi akut yang menyerang
saluran pencernaan yang ditandai dengan demam yang berlangsung
lebih dari satu minggu, gangguan pencernaan dan bisa sampai
terjadi gangguan kesadaran. (Arfiana & Arum L, 2016).

Kesimpulan dari pengertian diatas dapat disimpulkan,


typhoid merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri usus halus Salmonella typhi dengan ditandai panas
berkepanjanga dan dapat pula menyebabkan gangguan pada
saluran pencernaan serta gangguan kesadaran, yang dapat menular
melalui oral, fekal, makanan dan minuman yang terkontaminasi.

2. Etiologi
Typhoid disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella
thyposa/Eberthela thyposa yang merupakan mikroorganisme
pathogen yang berada di jaringan limfatik usus halus, hati, limpa,
dan aliran darah yang terinfeksi. Kuman ini berupa gram negative
yang akan nyaman hidup dalam suhu tubuh manusia. Kuman ini
akan mati pada suhu 70o C dan dengan pemberian antiseptic. Masa
inkubasi penyakit ini antara 7-20 hari. Namun, ada juga yang
memiliki masa inkubasi paling pendek yaitu 3 hari, dan paling
panjang yaitu 60 hari. (Marni, 2016)
Salmonella thyphosa memiliki 3 macam antigen yaitu :
a. Antigen O: Ohne Hauch, yaitu somatic antigen (tidak menyebar)
b. Antigen H: Hauch (menyebar), terdapat pada flagella dan
bersifat termolabil.
c. Antigen V: Kapsul, merupakan kapsul yang menyelimuti tubuh
kuman dan melindungi
d. Antigen O terhadap fagositosis. (Marni, 2016) Padila (2013)
dalam buku yang di tulis Dewi dan Meira (2016) menyampaikan
bahwa Salmonella parathyphi terdiri dari 3 jenis yaitu A, B, dan
C. ada dua sumber penularan Salmonella thyphi yaitu pasien
dengan demam typhoid dan pasien carrier. Carrier adalah
orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus
mengekskresi Salmonella typhi dalam tinja dan air kemih
selama lebih dari satu tahun. (Dewi & Meira, 2016)

3. Manifestasi Klinis
Dewi dan Meira (2016) mengungkapkan gejala klinis
penyakit typhoid pada anak biasanya lebih ringan dibandingkan
penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Masa tunas
tersingkat adalah empat hari, jika infeksi terjadi melalui makanan.
Sedangkan, jika infeksi melalui minuman mana tunas terlama
berlangsung 30 hari. Selama masa inkubasi, mungkin ditemukan
gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri
kepala, pusing, dan tidak bersemangat, yang kemudian disusul
dengan gejala – gejala klinis sebagai berikut:
a. Demam Demam khas (membentuk pelana kuda) berlangsung 3
minggu, sifat febris remitten dan suhu tidak seberapa tinggi.
Minggu pertama suhu meningkat setiap hari, menurun pada
pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Minggu
kedua pasien terus berada dalam keadaan demam. Minggu
ketiga suhu tubuh berangsur turun dan normal pada akhir
minggu ketiga.
b. Gangguan pada saluran pencernaan Napas berbau tidak sedap,
bibir kering, dan pecah-pecah, lidah tertutup selaput putih
kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai tremor,
anoreksia, mual, dan perasaan tidak enak di perut. Abdomen
kembung, hepatomegali, dan splenomegli, kadang normal,
dapat terjadi diare.
c. Gangguan kesadaran Kesadaran menurun yaitu apatis sampai
somnolen. Jarang terjadi spoor, koma, atau gelisah. (Ardiansyah,
2012)
Menurut pendapat Padila dari buku yang di tulis Dewi dan
Meira (2016) masa tunas typhoid adalah sekitar 10-14 hari dengan
rincian sebagai berikut:
a. Minggu 1 Pada umumnya demam berangsur naik, terutama
pada sore hari dan malam hari. Dengan keluhan dan gejala
demam, nyeri otot, nyeri 10 kepala, anoreksia, dan mual,
batuk, epistaksis, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di
perut.
b. Minggu ke – 2 Pada minggu ke-2 gejala sudah jelas dapat
berupa demam, bradikardi, lidah yang khas (putih, kotor,
pinggirnya hiperemi), hepatomegali, meteorismus, penurunan
kesadaran. (Dewi dan Meira, 2016)

4. Anatomi fisiologi
Gambar berikut ini merupakan contoh dari reaksi
Anatomi Fisiologi pada Sistem Pencernaan.

Pencernaan makanan adalah proses mengubah


makanan, dari ukuran besar menjadi ukuran yang kecil dan halus.
Proses tersebut juga meliputi pemecahan molekul makanan yang

kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan


enzim dan organ-organ pencernaan. Zat makanan yang sudah
dicerna akan diserap oleh tubuh.
Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat
dibedakan atas dua macam, yaitu:
a. Proses pencernaan mekanik Proses mengubah makanan dari
bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus.
b. Proses pencernaan kimiawi Proses mengubah makanan dari zat
yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan
bantuan enzim.
c. Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat
pencernaan makanan.
Alat-alat pencernaan dapat dibedakan menjadi salur
pencernaan dan kelenjar pencernaan.
1) Saluran Pencernaan Saluran pencernaan makanan merupakan
saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya
untuk diserap tubuh. Proses pencernaan meliputi proses
mengunyah, menelan, dan mencampur dengan enzim-enzim yang
diproduksi, mulai dari mulut sampai anus.
a) Mulut Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke
dalam mulut.
Rongga mulut merupakan bagian pertama dari tabung
pencernaan. Fungsi utamanya adalah untuk melayani sebagai
pintu masuk dari saluran pencernaan dan untuk memulai
proses pencernaan dengan air liur dan tenaga penggerak dari
pencernaan bolus ke faring. Bagian-bagian mulut meliputi :
bibir, rongga mulut, palatum, faring, gigi, lidah dan kelenjar
ludah.
b) Kerongkongan
Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran
penghubung antara rongga mulut dengan lambung.
Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah
dikunyah dari mulut menuju lambung. Otot kerongkongan
dapat berkontraksi secara bergelombang, sehingga mendorong
makanan masuk ke dalam lambung, gerakan kerongkongan ini
disebut gerak peristalsis. Gerak ini terjadi karena otot yang
memanjang dan melingkari dinding kerongkongan mengerut
secara bergantian.
c) Lambung
Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang
terletak disebelah kiri rongga perut. Ini adalah tempat sejumlah
proses pencernaan berlangsung. Lambung terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian atas (kardiak), letaknya berdekatan dengan
hati dan berhubungan dengan kerongkongan, bagian tengah
(fundus), yang berbentuk membulat, serta bagian bawah
(pylorus), yang berhubungan langsung dengan usus dua belas
jari Ujung kardiak dan pylorus terdapat klep atau sfingter yang
mengatur masuk dan keluarnya makanan ke dan dari lambung.
d) Usus halus
Usus halus (intestinium) merupakan tempat
penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya proses
pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari, usus
duabelas jari (duodenum), usus kosong, usus penyerap
(jejenum), dan usus penyerap (ileum)
e) Usus besar
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya
selulosa, bersama dengan lender akan menuju ke usus besar
menjadi feses, didalam usus besar terdapat bakteri Escherichia
Coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa
makanan menjadi feses.
f) Anus
Anus merupakan lubang tempat pembuangan feses
dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung
terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap
dibuang, maka otot spinker rectum mengatur pembukaan dan
penutupan anus. (Kirnanoro dan Maryana, 2014)
2) Saluran pengeluaran limbah
a) Hati
Hati adalah organ serta kelenjar terbesar dari tubuh
manusia. Hati terletak di rongga perut, yaitu ruang yang berada
diantara dada dan daerah panggul. Dengan kata lain hati
terletak tepat dibawah diafragma, di kuadran kanan atas perut.
Fungsi hati adalah membantu dalam sintesis berbagai zat
penting seperti sintesis glukosa dan gliserol. Organ ini juga
membantu metabolisme lemak dan protein tertentu.
b) Ginjal
Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh yang
berfungsi menyaring racun dan menjaga keseimbangan cairan
tubuh. Selain fungsi tersebut, ginjal juga bekerja
menghilangkan limbah yang dihasilkan melalui proses
metabolisme. Ginjal juga membantu dalam mengontrol
produksi sel darah merah dengan mengeluarkan hormone yang
disebut dengan eritropietin. Selain dengan mendukung
produksi sel darah merah, 15 ginjal juga membantu dalam
merangsang vitamin D. Ginjal memainkan peran penting dalam
menjaga tekanan darah dan volume darah.
c) Pancreas
Pancreas terletak di belakang lambung dan dibagian
belakang perut. Panjang organ ini 15 cm dan berbentuk seperti
ikan atau tabung. Ada kelompok sel yang berbeda, disebut
sebagai Pulau Langerhans, yang menyusun pancreas. Kelompok
sel tersebut termasuk sel – sel beta, sel gamma, sel-sel alfa dan
sel-sel delta. Masing-masing ini memiliki fungsi tertentu dalam
tubuh. Sel alfa bertanggungjawab dalam memproduksi
glucagon sedangkan sel beta penting dalam produksi insulin.
Glucagon mempertahankan jumlah glukosa diantara waktu
makan. Insulin memungkinkan glukosa yang diambil oleh sel-sel
yang berbeda di dalam tubuh untuk digunakan. Somatostatin,
protein atau hormon yang membantu mengatur system saraf
dan system endokrin, dilepaskan oleh sel –sel delta pancreas,
serta oleh beberapa sel-sel dari otak dan anus. Sel gamma
berfungsi untuk membantu dalam pengurangan nafsu makan.
d) Kandung empedu
Kandung empedu atau gallbladder adalah tempat
cairan empedu dikumpulkan sebelum di sekresikan kedalam
usus halus. Cairan empedu adalah cairan pencerna berwarna
kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati. Kandung empedu
merupakan kantong otot kecil yang memiliki 16 bentuk seperti
buah pir dengan panjang 7-10 cm dan merupakan membrane
berotot. Terletak di dalam fossa dari permukaan visceral hati.
(Kirnanoro dan Maryana, 2014)

5. Patofisiologi
Istilah system fagosit makrofag, system sel histiosit,
system retikulo – histiosit dan system RES adalah istilah lama yang
merupakan sebutan kolektif untuk semua sel fagosit yang dapat
hidup lama diseluruh jaringan tubuh. Sekarang system itu disebut
system fagosit makrofag. Dalam hal ini system makrofag memiliki
peran penting dalam penyebaran dari kuman Salmonella typhi yang
merupakan bakal penyakit typhoid. (Baratawidjaja dan Iris, 2012)
Masuknya kuman Salmonella typhi ke dalam tubuh
manusia terjadi melalui makanan yang terkontaminasi kuman.
Sebagian kuman dimusnahkan dilambung dan sebagian lagi lolos
masuk kedalam usus dan selanjutnya berkembang biak. Bila respon
imunitas humoral mukosa (IgA) usus kurang baik maka kuman akan
menembus sel sel epitel (terutama sel-M) dan selanjutnya ke lamina
propia. Di lamina propia kuman berkembang biak dan difagositkan
oleh sel-sel fagosit terutama magrofag. Kuman dapat hidup dan
berkembang biak didalam magrofag dan selanjutnya dibawa ke plak
peyeri ileum distal dan kemudian ke kelenjar getah bening
mesentrika.
Selanjutnya melalui duktus torasikus kuman yang
terdapat di makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah
(mengakibatkan bakterimia pertama yang asimtomatik) dan
menyebar ke seluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama hati
dan 17 limpa. Di organ-organ ini kuman meninggalkan sel-sel fagosit
dan kemudian berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid dan
selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi mengakibatkan
bakterimia yang kedua kalinya dengan disertai tanda-tanda dan
gejala penyakit infeksi sistemik.
Kuman dapat masuk ke dalam kandung empedu,
berkembang biak, dan bersama cairan empedu di eksresikan secara
intermitten ke dalam usus halus. Sebagian kuman dikeluarkan
melalui feses dan sebagian masuk lagi ke dalam sirkulasi setelah
menembus usus. Proses yang sama terulang kembali, karena
makrofag yang telah teraktvasi, hiperaktif; maka saat fogositosis
kuman Salmonella terjadi pelepasan beberapa mediator inflamasi
yang selanjutnya akan menimbulkan gejala reaksi inflamasi sistemik
seperti demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, gangguan
vaskular, mental, dan koagulasi.
Didalam plak payeri makrofag hiperaktif menimbukan
reaksi hyperplasia jaringan (S. typhi intra makrofag menginduksi
reaksi hipersensitivitas tipe lambat, hyperplasia jaringan dan
nekrosis organ). Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi
pembuluh darah sekitar plague peyeri yang sedang mengalami
nekrosis dan hyperplasia akibat akumulasi sel-sel mononuclear di
dinding usus. Proses patologis jaringan limfoid ini dapat
berkembang hingga ke lapisan otot, serosa usus, dan dapat
mengakibatkan perforasi.
Endotoksin dapat menempel di reseptor sel endotel
kapiler dengan akibat timbulnya komplikasi seperti gangguan
neuropsikiatrik, kardiovaskular, pernapasan, dan gangguan organ
lainnya. (Widodo Djoko, 2009)
Infeksi terjadi pada saluran pencernaan basil yang diserap
di usus halus. Melalui pembuluh limfe halus masuk kedalam
peredaran darah sampai di organ-organ terutama hati dan limpa.
Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limpa
sehingga organ – organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada
perabaan. Kemudian basil masuk kembali ke dalam darah
(bakterimia) dan menyebar ke seluruh tubuh terutama dalam
kelenjar limfoid usus halus, menimbulkan tukak berbentuk lonjong
pada mukosa di atas plak peyeri. Tukak tersebut dapat
mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus. Gejala demam
disebabkan oleh endotoksin sedangkan gejala pada saluran
pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus. (Arfiana & Arum ,
2016)

6. Pathway Demam Thypoid

Salmonella Thyposa
Masuk bersama makanan
dan Minuman

Masuk kesaluran
gastrointestimal

Lolos dari asam lambung


(HCL)

Inflamansi
Bakteri masuk ke usus
(Peradangan)

Pembuluh limfe

Penyebaran
dalam darah
(bakteriamia primer)

Bakteri Retikulo
Masuk ke
mengeluarkan endoteleal (RES)
dalam darah
endotoksin terutama hati dan
limfe

Gangguanpada
Peradangan pusat termoeregulasi
lokal meningkat (pusat pengaturnan HIPERTERMIA

suhu tubuh)
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada klien dengan typhoid
menurut pendapat Padila (2013) dalam buku yang di tulis oleh Dewi
dan Meira (2016) terdiri dari:
a. Pemeriksaan leukosit Didalam beberapa literature dinyatakan
bahwa demam typhoid terdapa leucopenia dan limpositosis
relative tetapi kenyataannya leucopenia tidaklah sering
dijumpai. Pada kebanyakan kasus demam typhoid, jumlah
leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas-batas
normal bahkan kadang-kadang terdapat leukosit walaupun
tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder.
b. Pemeriksaan SGOT dan SGPT SGOPT dan SGPT pada klien
typhoid sering kali meningkat tetapi dapat kembali normal
setelah sembuhnya typhoid.
c. Biakan darah Bila biakan darah positif hal itu menandakan
adanya penyakit typhoid, tetapi bila biakan darah negative
tidak menutup kemungkinan juga tetap dapat terjadi penyakit
typhoid. Hal ini karena hasil biakan darah tergantung dari
beberapa factor yaitu:
1) Teknik pemeriksaan laboratorium Hasil pemeriksaan satu
laboratorium berbeda dengan laboratorium yang lain. Hal
ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan 21 media biakan
yang digunakan. Waktu pengambilan darah yang baik
adalah saat demam tinggi, yaitu pada saat bakterimia
berlangsung.
2) Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit Biakan darah
terhadap salmonella thypi terutama positif pada minggu
pertama dan berkurang pada minggu-minggu berikutnya.
Pada waktu kambuh biakan darah dapat positif kembali.
3) Vaksinasi di masa lampau Vaksinasi terhadap demam
typhoid di masa lampau dapat menimbulkan antibody
dalam darah klien, antibody ini dapat menekan bakterimia
sehingga biakan darah negative.
4) Pengobatan dengan obat antimikroba Bila klien sebelum
pembiakan darah sudah mendapatkan obat anti mikroba
pertumbuhan kuman dalam media biakan trerhambat dan
hasil biakan mungkin negative.
d. Uji widal Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen
dan antibody (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap
Salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid
juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen
yang digunakan pada uji widal adalah suspense Salmonella
yang sudah dimatikan dan diolah dilaboratorium. Tujuan dari
uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutini dalam
serum klien yang disangka menderita typhoid. (Dewi dan
Meira, 2016)
e. Uji Typhidot Uji thypidot dapat mendeteksi antibody IgM dan
IgG yang terdapat pada protein membrane luar Salmonella
typhi. Hasil positif pada uji typhidot didapatkan 2-3 hari setelah
infeksi dan dapat mengidentifikasi secara spesifik antibody IgM
dan IgG terhadapa antigen s.typhi seberat 50kD, yang terdapat
pada strip nitroselulosa. (Djoko widodo, 2014)
f. Uji IgM Dipstik Uji ini khusus mendeteksi antibody IgM spesifik
terhadap s. typhi pada specimen serum atau whole blood. Uji
ini menggunakan strip yang mengandung antigen
lipopolisakarida (LKS) S.typhi dan antigen IgM (sebagai control),
reagen deteksi yang mengandung antibody antigen IgM yang
dilekati dengan lateks pewarna, cairan membasahi strip
sebelum diinkubasi dengan reagen dan serum pasien, tabung
uji. Komponen perlengkapan ini stabil untuk disimpan selama 2
tahun pada suhu 4-250 C ditempat kering tanpa paparan sinar
matahari. Pemeriksaan dimulai dengan inkubasi strip pada
larutan campuran reagen deteksi dan serum, selama 3 jam
pada suhu kamar. Setelah inkubasi, strip dibilas dengan air
mengalir dan dikeringkan. Secara semi kuantitatif, diberikan
penilaian terhadap garis uji dengan membandingkan dengan
reference strip. Garis control harus terwarna dengan baik.
(Djoko widodo, 2014)
8. Penatalaksanaan
a. Non farmakologi
1) Bed rest
2) Diet, diberikan bubur saring kemudian bubur kasar dan
akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Diet
berupa makanan rendah serat.
b. Farmakologi
1) Kloramfenikol, dosis 50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3-4 kali
pemberian, oral atau IV selama 14 hari.
2) Bila ada kontraindikasi kloramfenikol diberikan ampisilin
dengan dosis 200 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3-4 kali.
Pemberian, intervena saat belum dapat minum obat, selama
21 hari, atau amoksisilan dengan dosis 100 mg/kgBB/hari,
terbagi dalam 3-4 kali. Pemberian, oral/intravena selama 21
hari kotrimoksasol dengan dosis (tmp) 8 mg/kgBB/hari terbagi
dalam 2-3 kali pemberian oral selama 14 hari.
3) Pada kasus berat, dapat diberi seftriakson dengan dosis 50
mg/kgBB/kali dan diberikan 2 kali sehari atau 80
mg/kgBB/hari, sekali sehari, intravena, selama 5-7 hari.
4) Pada kasus yang diduga mengalami MDR, maka pilihan
antibiotika adalah meropenem, azithromisin dan
fluoroquinolon. (Amin & Kusuma , 2015)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.N DENGAN THIYPOID DI RUANGAN 2A


DI KLINIK DHARMA BHUANA

I. Pengkajian Ruang
No. Registar : 0013
Ruang : 1B
TGL/Jam MRS : 10 Semtember 2022 09:00
Diagnosa medis : Thiypoid

a. Biodata Pasien
Nama : a/n N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 1 Tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Alamat : Lubuk Seberuk
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn. B
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Lubuk Seberuk
Hubungan dengan pasien ayah pasien.

II. Riwayat Kesehatan


a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan panas .
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan panas, batuk, muntah. Sebelumnya sudah
pernah berobat tapi tidak ada perubahan.
c. Riwayat Kesehatan Masalalu
Ibu pasien mengatakan pasien tidak pernah mengalami penyakit
seperti ini hanya pernah mengalami batuk pilek dan tidak pernah di
rawat sebelumnya.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu Pasien mengatakan dalam keluarga tidak pernah ada yang
menderita sakit seperti inimaupun penyakit lainnya, tetepi ibu
pasien memiliki riwayat hipertensi.
III. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum: Pasien tampak lemas
b. Mulut pasien terdapat nafas yang berbau tidak sedap, serta bibir
kering dan pecah-pecah.
c. Keadaan perut kembung
d. Pemeriksaan kepala
Kepala Nampak normal, rambut kepela kotor dan kusam,terdapat
nyeri di kepala
e. Mata sipit akibat suhu tubuh yang meningkat
f. Hidung memiliki bentuk yang simetris
g. Terdapat kotoran di dalam telinga
h. Kulit Nampak kemerahan dan kering

S : 38,2oC
N : 60 x/menit
RR : 24x/ menit

IV. Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN ANGKA


NORMAL
Hemoglobin 12,7 g/dl 11-16
Leukosit (WBC) 4,5 ribu/jul 5-10
Eristrosit (RBC) 5,04 juta/jul 4,6-5,5
Segment 64 % 30-70
Limfosit 33 % 20-40
Monosit 3 % <8
LED (ESR) 15 Mm/jam <10
Trombosit 229 Ribu/jul 150-400
hematokrit 38 % 33-43

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN ANGKA


NORMAL
Salmonella typhi O (+)1: 160 Negatif
Salmonella paratyphi AO (+) 1:80 Negatif

V. Analisa Data

Data Etiologi Masalah


Ds. Proses infeksi Peningkatan suhu
Pasien dalam tubuh b/d tubuh.
mengatakan
panas ± 4 hari.

Do.
Pasien Nampak
lemas.
Pucat
Pantau
TTV = 120/80
mmHg
S = 38,40 C
RR = 24 x
/menit.
N = 60 x /menit.
Ds. Mual muntah b/d Kurangnya nutrisi
Pasien cairan dalam
mengatakan tubuh.
muntah ± 4 hari.
Pasien
mengatakanKal
o makan
rasanya pahit .
Pasien
mengatakan
tidak nafsu
makan.

Do
Lidah pasien
nampak kotor.
Mukosa bibir
kering.

VI. Diagnosa Keperawatan.


1. Peningkatan suhu tubuh hubungan dengan proses infeksi.
2. Kurangnya nutrisi dalam tubuh hubungan dengan mual-
muntah.
VII. Intervensi
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Peningkatan Setelah Anjurkan Agar suhu
suhu tubuh dilakukan pasien untuk tubuh
b/d tindakan diberi pasien
Proses keperawaran kompres air menurun.
infeksi. dalam waktu 3 hangat. Agar suhu
x 24 jam Anjurkan tubuh
diharapkan. pasien untuk pasientetap
Suhu tubuh memakai terjaga
dalam batas pakaian tipis. stabil dan
normal. Anjurkan tidak
Lidah pasien pasien untuk meningkat.
bersih. minum yang Agar pasien
Mukosa bibir banyak. tidakkehila
lembab. Bina ngan cairan
hubungan Untuk
saling percaya memperera
kepada t hubungn
keluarga. silaturahmi.
Kolaborasi Menentuk-
obat dengan an
dokter. pemberian
obat yang
tepat

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Kurangnya Setelah Anjurkan Agar nutrisi
nutrisi dilakukan pasien makan dalam tubuh
dalam tindakan sedikit tapi terkecukupi.
tubuh b/d keperawatan sering. Agar pasien
mual dalam waktu 3 Anjurkan terhindar
muntah. x 24 jam di pasien un dari bakteri
harapakan. tukmenjaga dan kuman.
Mual muntah lingkungan Agar pasien
berkurang. dan terhindar
Perut sudah kebersihan dari kurang
tidak sakit. tubuh. nya cairan
Nafsu makan Anjurkan dalam tubuh.
pasien pasien minum Untuk
membaik. yang banyak. mempererat
Bina tali
hubungan silaturahmi
saling percaya antar
kepada perawat
keluarga. dengan
Kolaborasi keluarga
obat dengan pasien.
dokter. Menentukan
pemberian
obat yang
tepat.

VIII. Implementasi

Tanggal/JamImplementasi Tanggal/Jam Evaluasi


10/10/2022 1.Menganjurkan 11/10/2022 S. pasien
09:00 pasien untuk mengatakan
diberi kompres demam
hangat. sudah
2. Mengajurkan berkurang
pasien untuk atau
memakai menurun.
pakaian tipis.
3. Menganjurkan O.
pasien -Paien
untukminum sudah tidak
yang banyak. Nampak
4. Bina hubungan lemas dan
saling percaya pucat.
kepada Hasil
keluarga. pemeriksaa
5. Berkolaborasi n
obat dengan TTV
dokter. S = 36,8 o C
RR =
24x/menit
N = 60 x /
menit.

A. Masalah
teratasi
sebagia
n

P. Masalah
belum
teratasi
semua
interven
si
dilanjut
kan.

Tanggal/Jam Implementasi Tanggal/Jam Evaluasi


12/10/2022 1. Menganj 13/10/2022 S:
urkan pasien
pasien mengatak-
untuk an mual
makan muntah
sedikit sudah
tapi berkurang
sering. dan nafsu
2. Menganj makan
urkan sudah
pasien un membeik.
tuk
menjaga O:
lingkunga - lindah
ndan pasien
menjaga mulai
kebersiha Nampak
n. bersih.
3. Menganj - mukosa
urkan bibir mulai
pasien lembab.
untuk
minum Hasil
sedikit. pemeriksa
4. Membina an
hubunga TTV
n saling S= 36o C
percaya RR=
kepada 24x/menit
keluarga. N = 60 x /
5. Berkolab menit.
orasi
obat A.
dengan Masalah
dokter. tertasi
sebagian.

P.
Intrvensi
dilanjutk-
an.

IX. Evaluasi.
Merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang telah
digunakan untuk menetukan seberapa baik rencana yang telah
dilakukan.
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inveksi.
Pada diagnosa pertama berdasarkan evaluasi tanggal 10
September, 2022. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24
jam suhu tubuh pasien sudah normal dengan hasil vital sig, T =
36,6o C. Maka dari hasil tersebut disimpulkan bahwa analisa
masalah teratasi dan rencana selanjutnya mempertahan kan
intervensi yang telah ada, seperti mengkaji tanda-tanda vital
pasien dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
obat.
2. Kurangnya nutrisi dalam tubuh yang berhubungan dengan mual
dan muntah. Pada diagnosa ke dua berdasarkan evaluasi pada
tanggal 13 Septemeber 2022. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24 Jam maka, hasil dari evaluasi pada diagnosa
keperawatan ini adalah pasien sudah memiliki nafsu makan walau
sedikit-sedikit, tapi sudah sering dan makanan yang disediakan
dari klinik hampir ½ porsi telah dimakan oleh pasiean maka
rencana tindakan keperawatan yang ditetapkan teratasi dan
selanjutnya kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
untuk dibawa pulang oleh pasien.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Sesuai dengan asuhan keperawatan dengan typhoid yang
penulis telah lakukan pada An. N di ruangan 1B di Klinik Dharama
Bhuana Ns. Ng. Nirke,S.Kep Lubuk Seberuk pada tanggal 10 sampai
dengan 18 September 2022 dapat disimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Data pengkajian klien 1 yaitu An. N pada tanggal 10
September 2022 pukul 09.00 di ruang 1B di Klinik Dharama
Bhuana Ns. Ng. Nirke,S.Kep data subjektif klien 1 (An. N) Ibu An. N
mengatakan bahwa bahwa anaknya mengalami penurunan nafsu
makan, mual dan muntah sudah 2 kali. Data obyektif Nadi : 96
x/menit, RR : 26 x/menit, Suhu : 37,6 0C, pemeriksaan
Antropometri didapatkan berat badan klien sebelum sakit 14 Kg
(BBI = 18,4 Kg) dan berat badan selama sakit 12 kg, tinggi badan
100 cm, LILA 14 cm, LIDA 50 cm dan IMT 12. Hasil pemeriksaan
darah di dapatkan WBC 10,2 k/uL, RBC 3,98 M/uL, PLT 207 k/uL,
HB 10,2 g/dl dan HCT 29.4 %. Clinical sign didapatkan turgor kulit
kembali kurang dari 2 detik, keadaan rambut tidak mudah rontok,
konjungtiva tidak anemis, mukosa bibir kering, lidah kotor dan
putih dibagian tengah serta kemerahan di bagian ujung dan
pinggir, bising usus klien 9 x/menit, keadaan umum klien 105
lemah dan untuk diit yaitu bubur halus klien menghabiskan 5
sendok makan.. Sehingga dari kedua klien tersebut dapat
disimpulkan bahwa klien mengalami Typhoid dengan masalah
keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorpsi
nutrien ditandai dengan berat badan 20% atau lebih di bawah
rentang berat badan ideal, kurang minat pada makanan, mual dan
muntah, membran mukosa pucat atau kering.
2. Diagnosa
Keperawatan Masalah keperawatan yang menjadi
fokus studi dalam karya tulis ilmiah ini adalah kurangnya nutri
ddalam tubuh berhubungan dengan mual muntah,dan
peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi,
kurang minat pada makanan, membran mukosa bibir pucat atau
kering.
3. Intervensi
Keperawatan Intervensi keperawatan yang diberikan
untuk klien 1 dan klien 2 yaitu mengidentifikasi adanya alergi atau
intoleransi makanan yang dimiliki klien, memonitor nadi, suhu dan
status pernafasan, memberikan makanan dalam porsi kecil dan
lebih sering serta tingkatkan porsi secara bertahap, memberikan
arahan (informasi) bila diperlukan, berkolaborasi dengan ahli gizi
mengenai cara meningkatkan asupan energi dri makanan, dan
yang terakhir menentukan obat apa yang diperlukan dan kelola
menurut resep dan/atau protokol.
4. Pelaksanaan
Tindakan keparawatan dilakukan selama 3 X 8 jam
pada An. A dan An. M meliputi mengidentifikasi adanya alergi atau
intoleransi makanan yang dimiliki klien, memonitor nadi, suhu dan
status pernafasan, memberikan makanan dalam porsi kecil dan
lebih sering serta tingkatkan porsi secara bertahap, berikan arahan
(informasi) bila diperlukan, berkolaborasi dengan ahli gizi
mengenai cara meningkatkan asupan energi dri makanan, dan
menentukan obat apa yang diperlukan dan kelola menurut resep
dan/atau protokol.
5. Evaluasi
Hasil yang dicapai untuk klien 1 (An. A) setelah
pemberian asuhan keperawatan pada tanggal 8 sampai dengan 10
Januari 2018 di antaranya masalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian dengan di buktikan
ibu klien mengatakan bahwa klien sudah tidak mengalami mual
muntah lagi, ibu klien juga mengatakan bahwa anaknya sudah
mulai bersedia makan walaupun sediki-sedikit penaikan berat
badan dari BB sebelumnya 12 Kg, BB sekarang 12,5 Kg pada hari ke
3 selama dilakukan perawatan. Sedangkan untuk klien 2 (An. M)
setelah pemberian asuhan keperawatan pada tanggal 10 sampai
dengan 13 Januari 2018 di antaranya masalah ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian dengan di
buktikan klien tidak mengalami mual muntah lagi, penaikan berat
badan dari BB sebelumnya 16 Kg, BB sekarang 16,5 Kg, ibu klien
mengatakan bahwa klien nafsu makanya sudah mulai membaik,
klien juga mau makan walaupun sedikit – sedikit pada hari ke 3
selama dilakukan perawatan.
5.2. Saran
Adapun saran penulis karya tulis laporan Praktik Kerja
Lapangan ini adalah:
1. Bagi mahasiswa Karya tulis ini diharapkan menjadi sumber bacaan
dan referensi mahasiswa dalam peningkatan ilmu pengetahuan
sehingga mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan juga dalam
melakukan proses keperawatan anak dengan kasus Typhoid
2. Bagi institusi pendidikan Institusi pendidikan diharapkan dapat lebih
memberikan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa terutama
dalam kegiatan pembelanjaran untuk penerapan asuhan
keperawatan anak dengan Typhoid
3. Bagi lahan praktik
a. Sebagai referensi untuk lebih meningkatkan pelayanan yang
diberikan agar lebih baik khususnya dalam penanganan pada
pasien anak dengan Typhoid.
b. Dapat lebih melibatkan peran orang tua dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan anak sehingga asuhan keperawatan lebih
efektif
4. Bagi klien dan keluarga Diharapkan klien dan keluarga mampu ikut
serta dalam peningkatan dan mempertahankan kemmpuan
perawatan anggota keluarganya, khususnya anggota keluarga yang
terkena Typhoid.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Uta
Baratawidjaja, K,G & Rengganis I. (2012). Imunologi Dasar Edisi ke-10.
Jakarta: FKUI
Gloria, dkk.(2013). Nursing Intervention Classification (NIC) 6th Indonesian
Edition. Indonesia: ELSEVIER
Hidayat, A. (2012). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusi :Pendekatan
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya: Health Book Publishing.
Marni. (2016). Asuhan Keperawatan Anak Pada Penyakit Tropis. Jakarta:
Erlangga. Nanda Internasional. (2015).
Nanda International Inc. Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-
2017 Edisi–10. Jakarta: EGC
Nuruzzaman, H & Fariani, S,. (2016). Analisis risiko kejadian demam tifoid
berdasarkan kebersihan diri dan kebiasaan jajan di rumah. Vol. 4 No.
1. (Online), (http://www.e-jurnal.com/m=1, diakses pada 3 Oktober
2017).
Rekam Medis RSTdr. Soedjono Magelang. (2017). Rekapitulasi Pasien
Rawat Inap bulan Januari – Oktober 2017. Magelang: RST dr.
Soedjono Magelang.
Thamrin, Husniah Rubiana dkk. (2008). Informatorium Obat Nasional
Indonesia 2008. Jakarta: Badan Pom
LAMPIRAN

Gambar 2. Tanda Bukti Observasi di Klinik Dharma Bhuanan

Anda mungkin juga menyukai