Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PELAKSANAAN

PRAKTIK KERJA INDUSTRI ( PRAKERIN )


DI PUSKESMAS NITA
TANGGAL 19 JUNI S/D 11 JULY 2017

KELOMPOK I

YAYASAN SANTO LUKAS KEUSKUPAN MAUMERE


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ST. ELISABETH LELA
BIDANG KEAHLIAN : KESEHATAN
PROGRAM KEAHLIHAN : KESEHATAN
KOMPETENSI KEAHLIAN : KEPERAWATAN
NOMOR STATISTIK SEKOLAH : 352240804011
AKREDITASI : B
LELA – SIKKA – NTT
HP. 082236707088 KODE POS : 8 6 1 6 1
Website:www.smkstelisabethlela.sch.id Email : smksanbela@yahoo.com

LEMBAR PENGESAHAN
DITERIMA DAN DISETUJUI
SEBAGAI BUKTI FISIK TELAH MELAKSANAKAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
(PRAKERIN)
PADA SMK ST. ELISABETH LELA TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018

MENYETUJUI

CLINICAL INSTRUKTUR CLINICAL TEACHER

YOSEF D. F. DULLE, MARIA NOVIANA LORA, S.Kep. Ns


Amd. Kep.
MENGETAHUI
KEPALA SEKOLAH

Drs. SERVATIUS YASINTUS


NIP. 19581014 199801 1 001

KATA PENGANTAR
Puji syukur tim penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-
Nya sehingga tim penulis mampu menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun
secara sistematis dan dilengkapi dengan lampiran materi praktik kerja industry.

Pada kesempatan ini pula tim penulis berterima kasih kepada pihak-pihak yang
telah mendukung tim penulis dalam menyelesaikan laporan ini :
1. Drs. Servatius Yasintus, selaku kepala SMK St. Elisabeth Lela yang telah
memberikan kesempatan kepada tim penulis untuk mengikuti praktik kerja
industri.
2. Karolus Marfa, selaku kepala Puskesmas Nita bersama staf yang telah
memberikan kepercayaan kepada tim penulis untuk menjalankan praktik kerja
industri di lahan praktik Puskesmas Nita.
3. Yohanes Bosko, S.Kep. Ns, Yosef D. F. Dulle, A.Md. Kep dan Maria Emanuel,
selaku CI Puskesmas Nita yang telah membimbing tim penulis dalam kegitan di
lahan praktik dan dalam menyelesaikan laporan ini.
4. Maria Noviana Lora, S.Kep. Ns dan Yuliana S. Piran, S. Kep. Ns selaku CT SMK
St. Elisabeth Lela yang telah mendampingi tim penulis dalam menjalani praktik
kerja industri di lahan praktik dan telah mendampingi tim penulis dalam
menyelesaikan laporan ini.
5. Pasien, keluarga dan masyarakat yang dengan sukarela membantu baik dalam
memberikan data, informasi kesehatan maupun perhatian dalam bentuk lainnya
selama kegiatan berlangsung.
6. Orang tua yang telah memberikan kepercayaan kepada tim penulis untuk
menimbah ilmu di lembaga pendidikan SMK St. Elisabeth Lela.
7. Teman-teman seperjuangan, yang saling memberi motivasi dalam
menyelesaikan laporan ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang dengan caranya
sendiri mendukung kami meyukseskan kegiatan.
Tim penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, tim penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca.

Nita,
Tim Penulis

NAMA-NAMA ANGGOTA KELOMPOK


1. ANASTASIA DAY
2. STEVANIA MAHING
3. VIVIANA BALI SUA
4. YOSEFA MARNI RENDO
5. BERNADETHA NONA HELVI
6. WENDELINUS D. JAWA
7. MARIA H. LIMAHEKIN
8. MARIA ROSALIA MARAN
9. ANA A. CONSPINA
10. MARIA I. IMELDA
11. MARIA Y. ODANG
12. HERMAN YOSEP GLEKO
13. WIHELMINA M NONIS
14. MARIA STEVIANA GANDO
15. GREGORIUS SENIO
16. VERONIKA BULU MASAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan suatu kegiatan untuk
meningkatkan skill peserta didik SMK, Khususnya di bidang keahlian
keperawatan kesehatan agar mampu meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi.
Program praktik kerja industri (Prakerin) ini dirancang untuk mempersiapkan
peserta didik menghadapi pembelajaran praktik lapangan atau komunikasi, baik
di Puskesmas (Rawat jalan, rawat inap, balai pengobatan) maupun di Klinik.
Dalam hal ini, Rumah Sakit sebagai pengalaman belajar yang baru untuk
meningkatkan skill kompetensi dalam memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat,
serta memenuhi tuntutan kurikulum pendidikan khususnya komponen produktif
keperawatan.
Praktik Kerja Industri (Prakerin) dilakukan di Puskesmas. Dalam hal ini
Puskesmas diartikan sebagai suatu kesatuan organisasi fungsional yang
langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada
masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha
kesehatan pokok. Pelaksanaan kegiatan Puskesmas terdiri atas dua jenis yaitu
Puskesmas kecamatan (Puskesmas Pembina) dan Puskesmas kelurahan desa
(Puskesmas pembantu).
Puskesmas memiliki beberapa fungsi yaitu : sebagai pusat pembangunan
kesehatan masyarakat di wilayahnya, membina peran serta masyarakat di
wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
serta memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas juga memiliki 18 program kerja yang
dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan yang ada dari tiap-tiap
puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas dan biaya atau anggaran yang
tersedia.
Pada gelombang ini, Prakerin dilaksanakan di Puskesmas Nita - Maumere -
Flores. Dalam kegiatan di Puskesmas ada beberapa kegiatan kesehatan yang
dilakukan baik dalam gedung maupun di luar gedung. Kegiatan di dalam gedung
mencakup pelayanan umum di ruang pemeriksaan, pelayanan di KIA/KB,
pelayanan di Laboratorium, serta pelayanan imunisasi. Sedangkan kegiatan di
luar gedung mencakup Posyandu baik itu Posyandu bayi balita dan lansia serta
memberikan penyuluhan secara sederhana kepada masyarakat.
Berdasarkan pernyataan di atas, tim penulis dapat memperdalam
pengetahuan dan memikirkan kompetensi dengan melaksanakan praktik.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu mengembangkan cakrawala berpikir ilmiah dalam menerapkan
kemampuan dan keterampilan yang dipelajari kedalam situasi nyata di
Puskesmas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
sederhana dan dapat mengembangkan sikap yang baik sebagai perawat
pemula.
b. Tujuan Khusus
1. Mampu mengenal Puskesmas dan program kerja Puskesmas.
2. Membantu melaksanakan tindakan keperawatan dasar di dalam gedung :
pelayanan administrasi/loket, pelayanan umum, pelayanan polik gigi,
pelayanan KIA, pelayanan Laboratorium, pelayanan Apotik dan pelayanan
imunisasi.
3. Membantu melaksanakan tindakan keperwatan dasar di luar gedung
posyandu (balita, ibu hamil, lansia) memberikan penyuluhan kesehatan
sederhana kepada lanjut usia, melaksanakan senam lansia dan UKS.
4. Membantu melaksanakan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan
dasar manusia di bagian rawat nginap.
5. Mampu melakukan penilaian status pertumbuhan anak.
6. Mampu melakukan penilaian status perkembangan anak dengan DDST.
7. Mampu melakukan stimulasi dalam tumbuh kembang.
8. Mampu mengenal dan melaksanakan asuhan keperawatan pemenuhan
kebutuhan dasar pada anak.
9. Mampu melakukan evaluasi tindakan asuhan keperawatan anak dasar,
baik secara individu maupun berkelompok.
10. Sebagai bukti fisik telah mengikuti praktik kerja industri tahun pelajaran
2016/2017.

C. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah metode
deskriptif yaitu memaparkan sesuatu secara nyata yang terdiri dari :
1. Wawancara
Tim penulis mengambil data dengan cara berkomunikasi langsung kepada
pasien, Keluarga pasien dan perawat untuk mendapatkan gambaran yang
jelas akan kebutuhan dasar manusia.
2. Studi Pustaka
Tim penulis mempelajari sumber-sumber buku yang berhubungan dengan
ketrampilan dasar.
3. Studi Kasus
Tim penulis menggunakan pendekatan langsung kepada pasien.

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab satu berisikan tentang pendahuluan yaitu latar belakang, tujuan, metode,
penulisan dan sistematika penulisan sedangkan Bab dua berisikan tentang
tinjauan teoritis, gambaran puskesmas, yaitu mencakup gambaran umum lahan
praktik, letak geografis, jumlah klien, struktur organisasi, dan program kerja
ketenagaan sedangkan Bab tiga berisikan tentang pelaksanaan praktik, peserta,
pembagian kelompok praktik/jadwal praktik (perhari praktik), pelaksanaan
kegiatan, evaluasi, hambatan dan solusi dan yang terakhir Bab empat yaitu
penutup yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran.

BAB II
KONSEP DASAR PUSKESMAS

A. Pengertian
1. Puskesmas adalah satu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam kegiatan pokok.
Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. (buku pedoman kerja Puskesmas
jilid I th 1990 / 1991).
2. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung
memberikan pelayanan secara menyeluruh terhadap masyarakat dalam suatu
wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. (Azrul
azwar : 161).

B. Fungsi Puskesmas
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.

C. Kedudukan Puskesmas
1. Kedudukan secara administratif
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah TK II dan bertanggung
jawab baik teknis maupun administratif kepada dinas kesehatan Dati II.
2. Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan sesuai SKN maka Puskesmas
Berkedudukan tingkat fasilitas pelayanan kesehatan pertama.

D. Wilayah Puskesmas
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian kecamatan.
Faktor yang digunakan untuk menentukan wilayah kerja Puskesmas :
1. Kepadatan penduduk.
2. Luas daerah.
3. Keadaan geografis.
4. Keadaan intrastruktur yang lain.
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah TK II sehingga
pembagian wilayah kerja Puskesmas ditetapkan oleh Bupati KDH dengan
sarana teknis dari Kepala Kantor Departemen Puskesmas Kabupaten/Kodya
yang telah disetujui oleh Kepala Kantor Wilayah Kesehatan Propinsi.

E. Kegiatan Pokok Puskesmas


Meliputi 18 program sebagai berikut :
1. KESEHATAN IBU DAN ANAK
a. Pengertian
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu
meneteki, bayi, anak balita, prasekolah serta mencakup pola
kesehatan pada masyarakat pemuka masyarakat, serta menambah
ketrampilan para dukun bayi dan menambah kegiatan anak di taman
sekolah. (pedoman kerja Puskesmas jilid II).
b. Tujuan
1) Tujuan umum
Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat
kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk menjamin
proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi
peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
2) Tujuan khusus
a) Meningkatkan kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan prilaku)
dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan
menggunakan tehnologi tepat guna dalam upaya pembinaan
kesehatan keluarga, penyuluhan keluarga, penyelenggaraan
posyandu dan sebagainya.
b) Meningkatnya upaya pembinaaan kesehatan balita dan anak
pra sekolah secara mandiri dalam lingkungan keluarga,
paguyuban keluarga, posyandu dan karang balita dan pra
sekolah.
c) Meningkatnya jangkauan bayi, anak balita, bumil, ibu bersalin,
ibu nifas dan ibu meneteki.
d) Meningkatnya mutu pelayanan bayi, anak balita, bumil, bufas
dan ibu meneteki.
e) Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat
keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah
kesehatan ibu, balita dan pra sekolah terutama melalui peran
ibu dalam keluarga.
c. Kegiatan pokok program KIA.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh KIA Puskesmas untuk mencapai
tujuan
adalah :
1) Kegiatan dalam gedung
a) Pemeriksaan ibu hamil dan ibu meneteki.
b) Pemeriksaan dan pengobatan bayi dan ibu meneteki.
c) Pemberian imunisasi pada bayi, ibu hamil dan pasangan usia
subur.
d) Pertolongan persalinan.
e) Pembinaan dukun bayi.
f) Pembinaan atau penyuluhan mengenai keluarga.
g) Mengadakan pencatatan dan pelaporan.
2) Kegiatan di luar gedung.
a) Pembinaan kegiatan posyandu.
b) Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang
memerlukan pemeliharaan untuk memberikan pendidikan
kesehatan.
c) Pengamatan Tumbang.
d) Kunjungan rumah untuk ibu hamil dan menyusui.
e) Penyuluhan kesehatan.
f) Melayani kunjungan partus.
g) Pembinaan kader, ibu guru TK, dukun bayi.
h) Pengobatan ringan pada bumil.
i) Melaksanakan imunisasi pada bumil.

d. Program kerja KIA.


Program kerja KIA di Puskesmas adalah :
1) Untuk memberikan pemeriksaan pada ibu hamil minimal 4 kali
kunjungan.
2) Ibu hamil sebelum usia 8 bulan kehamilanya harus mendapat
imunisasi TT.
3) Untuk pemeriksaan pada bumil resiko tinggi 7 kali kunjungan.
4) Untuk menilai atau menentukan kelainan-kelainan akseptor KB
sedini mungkin.

e. Sasaran KIA.
1) Populasi KIA.
a) Bayi.
b) Balita
c) Anak pra sekolah
d) Ibu hamil
e) Ibu meneteki
f) Ibu bersalin
2) Target (menurut dinas kesehatan th 2000)
a) Bayi : 80 % dari sasaran adalah 559
b) Balita : 80 % = 559
c) Anak pra sekolah : 100 % = 850
d) Ibu hamil : 20 % = 692
e) Ibu meneteki : 80 % = 1118
f) Ibu bersalin : 80 % = 734

2. KELUARGA BERENCANA
a. Pengertian
Perencanaan kehamilan sehingga kehamilan terjadi pada waktu yang
diinginkan jarak kelahiran diperpanjang untuk membina kesehatan
sebaik-baiknya bayi, seluruh anggota dan kelahiran selanjutnya
dicegah apabilah jumlah anak telah mencapai jumlah yang dikehendaki
NKKBS (pedoman kerja Puskesmas jilid II).
b. Tujuan
1) Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dalam
rangka mewujudkan NKKBS yang menjadi dasar terwujudnya
mkasyarakat yaang sejahtera melalui pengendalian pertumbuhan–
penduduk Indonesia guna meyongsong tinggal landas
pembangunan VI mendatang.
2) Tujuan khusus
a) Meningkatkan jumlah kesadaran penduduk untuk menggunakan
alat kontrasepsi
b) Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi
c) Meningkatkan kesadaran keluarga dengan cara penjaringan
bayi

c. Kegiatan pokok KB
1) Dalam gedung
a) Memberikan informasi dan edukasi
b) Memberikan pelayanan kontrasepsi
c) Melakukan pemeriksaan
d) Pelayanan rujukan KB
e) Pencatatan dan pelaporan
2) Luar gedung
a) Memberikan pembinaan dan pengayoman medis kontrasepsi KB
b) Memberikan penyulihan tentang KB
c) Melakukan kunjungan
d. Sasaran
Populasi sasaran :
1) Mereka yang ingin mencegah karena alasan pribadi.
2) Mereka yang ingin menjarangkan kelahiran dengan tujuan demi
kesehatan ibu dan anak, jarak kelahiran anak yang baik adalah
tidak kurang dari 3 tahun.
3) Mereka yang ingin membatasi jumlah anak.
4) Keluarga tersebut dibawah ini :
a) Keluarga yang menderita penyakit mendadak atau menahun
b) Ibu yang usianya kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35
tahun
c) Ibu yang mempunyai riwayat persalinan
d) Keluarga yang mempunyai anak lebih dari 5 orang
e) Keluarga dengan anak bergizi buruk
f) Ibu yang mengalami keguguran berulang kali.
e. Target (menurut dinas kesehatan th 2000).
1) Akseptor baru SM : 40 % = 593,2
2) Akseptor baru MKJP : 70 % = 415,2
3) Akseptor baru SM mandiri : 60 % = 889,8
4) Akseptor MJJP mandiri : 70 % = 622,8.
f. Program kerja KB.
1) Untuk memberikan pemeriksaan pada peserta KB
2) Untuk menilai atau menentukan kelainan akseptor KB sedini
mungkin
3) Peserta KB yang mempunyai masalah harus dapat pembinaan

3. USAHA PENINGKATAN GIZI KELUARGA


a. Pengertian
Kegiatan masyarakat dalam upaya peningkatan gizi dalam tiap kelurga
di Indonesia (buku pedoman Puskesmas th 1990 / 1991).
b. Tujuan
1) Tujuan umum
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya menyiapkan
diri sehingga mempunyai kemampuan untuk memperbaiki ataupun
meningkatkan status gizi anggota keluarganya.
2) Tujuan khusus
a) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam perawatan
kegiatan.
b) Merubah perilaku yang mendukung perbaikan gizi, meliputi :
(1) Semua anak diteteki sampai 2 tahun dan mendapatkan
makanan tambahan sesuai dengan kebutuhannya.
(2) Setiap kali anak mencret harus segera diberi oralit.
(3) Untuk balita (1 – 4 tahun) harus mendapatkan vitamin A
dosis tinggi setiap 6 bulan sekali setelah umur 1 tahun.
(4) Tiap PUS mengikuti KB.
(5) Tiap bulan bayi ditimbang.
(6) Tiap ibu hamil, ibu meneteki 1 sampai 2 piring makanan
tambahan yang bergizi dan lebih baanyak dari biasanya.
(7) Setiap pekarangan dimanfaatkan untuk meningkatkan gizi
keluarga.
c. Dasar pemikiran
1) Kurang gizi penyebab utama kematian bayi dan anak.
2) Kurang gizi dapat meningkatkan angka kematian.
3) Kurang gizi dapat menurunkan produktifitas dan keselamatan kerja
karena menurunka keadaan jasmani dan rohani.
4) Kurang gizi dapat mempengaruhi daya tahan nasional karena itu
kekurangan gizi dapat melemahkan bangsa.
5) Kurang gizi dapat menurunkan kecerdasan anak terutama anak
sekolah.
6) Masalah gizi yang utama adalah :
a) Kekurangan protein dan kalori terutama pada balita, bumil dan
ibu meneteki.
b) Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kebutaan.
c) Kurang zat besi pada bumil dan anak.
d) Kurang garam yodium pada anak-anak.
d. Kegiatan UPGK
Kegiatan UPGK yang dilakukan di pukesmas :
1) Pencatatan dan penghitungan status gizi untuk mengetahui status
gizi anak dilakukan penimbangan baik di desa maupun di
Puskesmas.
2) Penanganan anak balita dengan gizi buruk meliputi pemberian
makanan anak waktu ditimbang.
3) Penyuluhan tentang gizi meliputi :
a) Cara memperoleh makanan, menghidangkan makanan dan cara
menyiapkan.
b) Cara memberikan makanan yang telah diterima dengan
pemanfaatan Pekarangan.
4) Memberikan UPGK yaitu diberi oleh petugas Puskesmas adalah :
a) Posyandu
b) Pembinaan kader
e. Lokasi pelayanan gizi
1) Di dalam gedung Puskesmas.
a) Penimbangan dan pengisian KMS.
b) Pemberian makanan tambahan.
c) Pemberian tablet tambah darah dan oralit.
d) Penyuluhan gizi.
2) Di luar gedung Puskesmas
a) Penimbangan dan pengisian.
b) Pemberian makanan tambahan.
c) Pemberian tablet tambah darah dan oralit.
d) Penyuluhan gizi.
f. Sasaran UPGK
1) Bayi
2) Anak
3) Ibu hamil
4) Ibu meneteki
5) Ibu nifas
6) Pembinaan dukun bayi
7) Pembinaan guru TK

g. Target UPGK (menurut dinas kesehatan th 2000)


1) Jumlah balita 0 – 4 tahun yang ditimbang 60 % x perkiraan jumlah
usia balita 0 – 4 tahun = 2168
2) Perkiraan anak balita 1 – 4 tahun yang diberi kapsul vitamin A dosis
tinggi 80 % x perkiraan penduduk usia balita 1 – 4 tahun = 587
3) Jumlah bumil yang diberi tablet besi 80 % x di perkirakan bumil
yang ada di Puskesmas =615
4) Penduduk yang mendapat garam beryodium 100 % x penduduk
sasaran
5) Pria 100 % x 19,43 % x jumlah penduduk sasaran
6) Wanita 100 % x 36,45 % x jumlah penduduk sasaran
4. UPAYA PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN
a. Pengertian
Kesehatan lingkungan pemukiman adalah upaya untuk meningkatkan
kesehatan lingkungan pemukiman melalui usaha sanitasi dasar,
pengamatan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan dengan meningkatkan peran
serta masyarakat keterpaduan pengolahan lingkungan melalui analisis
dampak lingkungan (buku pedoman kerja Puskesmas jilid II, th 1989 /
1990).
b. Tujuan
1) Tujuan umum
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan dalam
terkendalinya dan hilangnya semua unsur fisik lingkungan yang
terdapat dalam masyarakat yang dapat memberikan pengaruh jelek
pada kesehatan mereka.
2) Tujuan khusus
a) Meningkatkan mutu lingkungan hidup yang dapat mempengaruhi
derajat kesehatan.
b) Terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat dan sektor
lain yang berkaitan dan bertanggung jawab atas upaya
peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup.
c) Terlaksananya perundangan dan peraturan tentang kesehatan
lingkungan dan pemukiman yang berlaku.
d) Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang
kesehatan dalam rangka peningkatan kesehatan lingkungan dan
pemukiman.
e) Terlaksananya pengamatan secara teratur pada sarana sanitasi
perumahan kelompok masyarakat, tempat penjualan makanan,
perusahaan dan tempat umum.
c. Pokok kegiatan
1) Penyediaan air bersih
2) Penyehatan-penyehatan perumahan dan sanitasi lingkungan
3) Pengawasan kualitas lingkungan
4) Pembudayaan kesehatan lingkungan
d. Sasaran target (menurut dinkes 2000)
1) Seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
2) Seluruh sarana fisik yang terkait dalam program kesehatan
lingkungan di wilayah Puskesmas.
Target yang dilaksanakan Puskesmas :
1) Jangkauan / target air bersih 70 % dari jumlah penduduk = 42.196.
2) Jangkauan pelayanan SPAL 50 % dari jumlah penduduk = 4972.
3) Pemakaian jamban keluarga 90 % dari jumlah penduduk = 21.098.
4) Pengawasan terhadap TTV 100% dari TTU yang ada.
5) TTU yang memenuhi syarat 100 % dari TTV yang ada =1.
6) TP2M yang memenuhi syarat 100 % dari TTV yang ada =8.
7) Jumlah pengelola TP2M yang diberi kasus.
8) Jumlah kunjungan rumah yang diberi petunjuk 2375 dari rumah.

5. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR


a. Pengertian
P2M adalah menghilangkan atau merubah cara berpindahnya penyakit
menular dan infeksi. pemindahan penyakit atau penularan itu suatu
cara bagaimana orang yang rawan dapat memperoleh penyakit atau
infeksi dari orang lain atau hewan yang sakit.
Cara-cara tersebut adalah :
1) Penularan langsung dari manusia atau hewan yang sakit ke
manusia, ini dapat terjadi karena tetesa-tetesan halus yang
terhambur dari batuk, ludah atau bersin.
2) Penularan tidak langsung :
a) Dengan perantara benda / barang yang kotor
b) Dengan perantara serangga atau gigitan serangga
Istilah-istilah dalam pemberantasan penyakit dan kejadian-kejadian
yang luar biasa artinya sebagai berikut :

a) Wabah
Adalah suatu peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang
telah meluas secara cepat baik jumlah kasus maupun luas daerah
yang terjangkit.
b) Kejadian luar biasa
(1) KLB
Adalah timbulnya kejadian kesakitan/kematian dan
meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang
bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk
dalam kurun waktu tertentu.
(2) Kriteria KLB antara lain
(a) Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak
ada atau tidak dikenal suatu daerah.
(b) Adanya peningkatan kesakitan dari kematian yang biasa
terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu)
tergantung jenis penyakitnya.
(c) Adanya peningkatan kesakitan terus-menerus selama 3
kurun waktu (jam, hari, minggu) berturut-turut menurut jenis
penyakitnya.
(3) Penyakit-penyakit menular yang didapatkan adalah penyakit
yang memerlukan kewaspadaan ketat yaitu penyakit wabah
atau yang berpotensi wabah yang cepat menular
dikelompokan sbb :
(a) Penyakit karantina/penyakit wabah seperti kolera,
Poliomyelitis, pes, difteri.
(b) Penyakit potensial wabah / KLB yang menjalar dalam
waktu cepat atau mempunyai mortalitas tinggi dan
memerlukan tindakan segera : DHF, campak, rabies,
diare, pertusis.
(c) Penyakit potensial wabah lainnya dan beberapa penyakit
penting : malaria, hepatitis, encepalitis, meningitis,
tetanus menahun, antrax, keracunan.
(d) Penyakit menular yang berpotensi wabah tetapi
diprogramkan. Di tingkat kecamatan dilakukan secara
bulanan melalui rapat terpadu Puskesmas ke kabupaten
dan seterusnya.

b. Tujuan
Tujuan pemberantasan penyakit adalah :
1) Mencegah terjadinya penularan penyakit
2) Mengurangi kesakitan
3) Mengurangi kematian.
c. Langkah – langkah pemberantasan penyakit menular
Rencana efektif untuk mengurangi atau memberantas penyakit
menular harus diadakan ditingkat nasional dengan mengikutsertakan
tidak saja petugas Puskesmas tetapi juga seluruh anggota masyarakat.
Tehnik dasarnya dinamakan “ pengamatan dan pemberantasan “ terdiri
dari langkah – langkah sebagai berikut :
1) Pengumpulan dan analisa data tentang pengamatan atau
surveilance berarti terus – menerus mencari dan pengumpulan
data tentang penyakit dan analisa data itu dapat diambil tindakan
agar dapat efektif maka data itu harus lengkap dan sedapat –
dapatnya up to date (meliputi keadaan paling akhir) data itu
diperoleh petugas pelaksana dari suimber – sumber :
a) Penderita yang datang kePuskesmas.
b) Laporan kelahiran dan kematian dari kantor kecamatan.
c) Laporan dari petugas lapangan Puskesmas/lurah desa tentang
sekonyong–konyongnya penyakit berwabah dalam suatu
daerah.
d) Laporan dari petugas lapangan atau desa tentang sekonyong–
konyongnya bertambahnya kematian atau kuburan dalam suatu
desa atau daerah.
e) Laporan adanya kenaikan kematian binatang yang ada
hubunganya dengan bertambahnya penyakit dan kematian
antara manusia (seperti dalam wabah sampar antrax).
2) Melaporkan adanya penyakit menular
a) Laporan dalam 24 jam
1) Kasus – kasus baru penyakit potensial wabah harus segera
dilaporkan dalam waktu 24 jam.
2) Menentukan apakah peristiwa suatu letusan atau wabah atau
bukan embandingkan informasi yang tepat mengenai penderita
tersebut dengan definisi yang sudah ditentukan tentang letusan
wabah epidemi.

b) Laporan mingguan
Apabila masih terjadi kasus penyakit menular potensi wabah
maka kejadian tersebut dapat dilaporkan mingguan dengan
formulir W.II laporan dikirim tiap hari senin.
c) Laporan bulanan
Laporan bulanan sesuai dengan formulir SP2TP.
3) Penyelidikan lapangan
a) Klarifikasi tanpa laporan tentang morbiditas, mortalitas dalam suatu
daerah harus dikunjungi. Untuk menentukan apakah laporan itu
benar, jika memang demikian ditentukan persoalan seperti harapan
orang yang jatuh sakit dan harapan dalam keadaan terancam.
b) Contoh yang tepat diambil untuk pemeriksaan laborat tertentu dapat
dikerjakan diPuskesmas apabila fasilitas tersedia, seperti :
(1) Sedian darah untuk malaria.
(2) Sputum orang diduga menderita TBC untuk basil tahan asam.
(3) Contoh kulit orang yang disangka penderita penyakit kusta
untuk basil tahan asam.
c) Jika laporan tentang penyakit menular sudah dibenarkan maka
petugas lapangan harus:
(1) Mencari kasus – kasus lain didalam rumah penderita
disekitarnya dan diantara kontak (orang yang ada hubunganya
atau pernah mengunjungi penderita waktu sakit).
(2) Berusaha untuk mencari sumber infeksi. Langkah – langkah ini
merupakan proses berfikir yang ada dalam ingatan seseorang
penyelidik selama berlangsung penyelidikan epidemiologi
tersebut. Langkah – langkah itu secara berurutan adalah
sebagai berikut: Konfirmasi atau menegakkan diagnosa,
menentukan peristiwa itu suatu letusan / wabah dengan faktor
tempat, waktu, orang, rumuskan suatu hipotesis sementara,
laksanakan penyelidikan yang sudah direncanakan, tes
hipotesis dan rumuskan kesimpulan, lakukan tindakan
penanggulangan, buatlah laporan lengkap tentang penyelidikan
epidemiologi tersebut.
4) Tindakan pertama untuk membatasi penyebaran penyakit setiap
Puskesmas harus mengambil langkah – langkah untuk
membatasi, mencegah, memberantas penyebarluasan penyakit
menular.

5) Pengobatan penderita.
a) Pengobatan dan penyembuhan penderita penyakit menular
yang dilaksanakan di Puskesmas untuk menghilangkan satu
sumber infeksi, petunjuk cara pengobatan dapat dilihat
dalam tabel seksi B, tentang pengobatan atau seksi
kesehatan ibu dan anak.
b) Pengobatan terhadap penderita TBC, kusta, prambesis,
filaris hendaknya dilaksanakan sesuai dengan peraturan
pengobatan.
6) Pengelola (imunisasi)
Untuk penyakit tertentu jika perlu dapat diberikan imunisasi.
7) Pemberantasan vektor
a) Nyamuk, lalat dan dalam hal anjing dan kucing merupakan
penyebaran yang penting.
b) Penyakit seperti malaria, filiaris dan demam berdarah
sebagian dapat diberantas secara teratur dan terus menerus
menghilangkan sarang nyamuk seperti genangan air, kaleng-
kaleng kosong dan tempat air tanpa penutup.
c) Penggunaan kelambu dianjurkan disemua daerah endemi
malaria dan fiambosis.
d) Makanan harus terlindung dari lalat.
e) Rabies dapat diberantas dengan menangkap dan membunuh
semua anjing dan kucing liar dan imunisasi semua anjing dan
kucing peliharaan.
8) Penyuluhan kesehatan
a) Usaha pendidikan kesehatan yang harus dilakukan oleh
petugas Puskesmas.
b) Setiap kesempatan harus digunakan oleh petugas
Puskesmas untuk memberi pengertian pada pemimpin
masyarakat dan penduduk akan fakta dasar tentang
pemberantasan penyakit menular :
(1) Mendapatkan dan meneruskan pengobatan menurut
aturan dan menghilangkan sumber.
(2) Imunisasi sangat manjur terhadap penyakit cacat,
tetanus, TB, Difteri, polio.
(3) Air dan bahan makanan yang aman, sistim pembuangan
kotoran yang aman dan pemberantasan lalat guna
mencegah peyebaran penyakit lewat tinja.
(4) Menghilangkan sarang-sarang nyamuk di daerah akan
mengurangi bahaya menularnya penyakit, yang
disebabkan oleh gigitan nyamuk.
(5) Membunuh semua anjing liar akan mengurangi bahaya
rabies.
c) Kegiatan pokok meliputi
(1) Penyakit diare
(a) Pengertian
Keluarnya tinja lebih dari 3 kali dalam 24 jam yang
disebabkan oleh infeksi internal dan parenteral
(b) Tujuan
Tujuan umum
Menurunkan angka kematian dan kesakitan agar
tidak ada masalah dalam masyarakat.
Tujuan khusus
Menurunkan angka kematian bayi dan balita
karena penyakit diare sebesar 25 %
(c) Sasaran
Seluruh masyarakat luas terutama bayi dan balita
pada daerah Puskesmas.
(d) Program kerja dan kegiatan yang dilakukan
- Penemuan dan pelaporan penderita diare sedini
mungkin
- Pengobatan penderita diare.
- Membentuk tim gerak cepat penanggulangan
terjadinya kecelakaan luar biasa di lapangan
- Pembuatan tempat penampungan
(e) Target
10 % x 2x jumlah anak 0 – 4 th adalah penderita diare
yang diobati rata rata per bulan 32 jumlah diare
semua umur 10 % x 2 x 11,8 x jumlah penduduk =
1889
(2) Penyakit kusta
(a) Pengertian
Suatu penyakit infeksi yang menahun yang yang
disebabkan oleh basil kusta (mikroorganisme leprae).

(b) Tujuan
- Untuk melaksanakan usaha pemberantasan kusta
yang komperhensip sehingga tidak lagi merupakan
masalah kesehatan masyarakat.
- Mencegah cacat dan terselenggaranya usaha
rehabilitasi medis.
(c) Sasaran
Seluruh masyarakat dan daerah kerja Puskesmas.
(d) Program kerja dan kegiatan yang dilaksanakan
- Penemuan penderita secara aktif dan pasif.
- Pengobatan penderita secara teratur.
- Pemeriksaan kontak dari seluruh penderita.
- Pemeriksaan anak sekolah.
- Memberi penyuluhan
(e) Target
- 100 % prevalensi penderita didaerah dikurangi
jumlah penderita yang ditemukan di daftar = 18.
- 80 % dari jumlah penderita baru dan lama diobati
secara teratur = 3.
(3) Penyakit TBC paru
(a) Pengertian
Suatu penyakit menular yang bersifat menahun
karena kuman mikrobakterium tuberkulosa.
(b) Tujuan
- Tujuan umum
Menurunkan angka kematian agar tidak lagi
menjadi masalah yang serius pada masyarakat.
- Tujuan khusus
Menurunkan angka kesakitan TBC paru.
(c) Sasaran
Seluruh lapisan masyarakat yaitu usia 15 tahun ke
atas dan pemeriksaan BTA (+) diprioritaskan daerah
penduduk padat.
(d) Program kerja dan kegiatan yang dilaksanakan.
- Penyuluhan
- Kunjungan
- Pemeriksaan sputum
- Pengobatan secara berkala pada penderita TBC
paru (+).
(e) Target
100 % x 8,3 % x jumlah penduduk yang kena penyakit
TBC paru yang telah diobati = 37,2.
(4) Imunisasi
(a) Pengertian
Salah satu usaha untuk memberikan kekebalan
penyakit tertentu.
(b) Tujuan
- Tujuan umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang
disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi.
- Tujuan khusus
Untuk memenuhi kebutuhan dan penyaluran faksin
secara mandiri.
(c) Sasaran
- Bayi usia 0-11 bulan yaitu BCG, DPT, Polio,
Campak, dan Hepatitis B.
- Anak SD kelas I , imunisasi DT.
- Anak SD kelas IV, imunisasi terutama wanita.
- Ibu hamil, imunisasi TT 1 dan TT 2.
(d) Program kerja dan kegiatan yang dilaksanakan.
- Didalam gedung Puskesmas adalah imunisasi.
- Di luar gedung Puskesmas yaitu melalui posyandu
:
- Persiapan imunisasi
- Pengelolahan chold chain
- Pelaksanaan imunisasi
- Penyuluhan mengenai imunisasi
(e) Target
80 % imunisasi bayi dari populasi = 559

6. PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT


a. Pengertian
Penyuluhan adalah suatu proses belajar untuk mengembangkan
pengertian yang benar, singkat dan positif pada individu dan
keluarga terhadap kesehatan agar yang bersangkutan dapat
menaerapkan cara hidup sehat sebagian dari cara hidupnya sehari-
hari, kesadaran dan kemauan diri. (pedoman kerja Puskesmas jilid I
th 1990 /1991).
b. Tujuan
1) Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat (menolong dirinya
sendiri) dan bidang kesehatan dengan melaksanakan hidup
sehat dapat berperan dalam pembangunan kesehatan.
2) Tujuan khusus
a) Dapat mewujudkan derajat kesehatan perorangan dan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
b) Menyebar luaskan informasi kesehatan dengan lebih
memanfaatkan medis penyuluhan.
c) Meningkatkan pengembangan dan penyuluhan Puskesmas
sebagai pola kehidupan sehari – hari.
d) Kebersihan dan hidup sehat dapat diterima sebagai pola
kehidupan sehari – hari.
e) Meningkatkan teknis – teknis penyuluhan bagi petugas
Puskesmas.
f) Memberi bekal ketrampilan dan pengetahuan kader tentang
kegiatan posyandu agar dapat membantu secara aktif upaya
kesehatan posyandu.
c. Sasaran
1) Kelompok umum baik pedesaan maupun perkotaan.
2) Kelompok khusus
a) Masyarakat di daerah terpenuhi dan terasing
b) Masyarakat di daerah perekonomian dan termasuk transmigrasi
c) Masyarakat yang terkena masalah kesehatan misalnya wabah
diare, demam berdarah
d) Masyarakat yang mempunyai pengaruh dalam menentukan
pengambilan keputusan dan proses pelayanan, misalnya
pemuka masyarakat baik formal maupun nonformal
e) Masyarakat yang peka terhadap masalah kesehatan, misalnya
bumil, ibu meneteki, dan manula
f) Masyarakat yang berada di berbagai instansi perumahan baik
pemerintah, swasta misalnya RS, puskermas, sekolah,
posyandu, dan lain – lain
g) Kelompok yang hipotensi dalam kegiatan penyuluhan seperti
PKK, karang taruna, KPNI
d. Target
Penyuluhan kelompok dan umum di dalam dan di luar Puskesmas
1) Frekuensi penyuluhan kelompok 12 kali setahun
2) Frekuensi penyuluhan melalui media tradisional 4 kali setahun
3) Frekuensi penyuluhan melalui media keliling 12 kali setahun
e. Kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat
1) Di dalam gedung
a) Memberi contoh yang positif tindakan dokter, perawatan dan
tenaga kesehatan yang lain
b) Puskesmas sebagai contoh penampilan yang rapi, bersih,
sehat gedungnya
c) Gambar – gambar yang mudah dipahami, seperti poster
d) Penyuluhan kesehatan mengenai imunisasi dan KB
e) Penyuluhan individu saat pemeriksaan
f) Penyuluhan kelompok di Puskesmas (KIA / KB)
2) Di luar gedung
a) Kegiatan posyandu dan imunisasi
b) Kunjungan rumah dan kasus
c) Di laksanakan di dalam desa binaan

7. BALAI PENGOBATAN
a. Pengertian
Suatu bagian darai Puskesmas yang melayani masyarakat yang
memerlukan pengobatan baik secara prefentif maupun kuratif
(pedoman kerja Puskesmas jilid I tahun 1990 / 1991).
b. Tujuan
1) Tujuan umum
Meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan Masyarakat
Indonesia
2) Tujuan khusus
a) Untuk membuat diagnosa dini
b) Memberi pengobatan secara casual atau Lapangan
c) Membatasi ketidak mampuan petugas
d) Mengadakan rehabilitasi
e) Meringankan beban pasien
f) Mencegah dan memberantas penyakit menular
g) Mempertinggi taraf hidup masyarakat khususnya dalam
bidang kesehatan
c. Kegiatan pokok
1) Kegiatan dalam gedung
a) Rawat jalan
(1) Menjalani pengobatan penderita baru atau lama.
(2) Mengadakan rujukan dari posyandu, KIA, UKS.
(3) Melayani pengobatan secara berkala pada penderita
yang berpenyakit kronis.
(4) Mengadakan pencatatan dan pelaporan hasil kunjungan
rawat jalan.
(5) Memberikan HE kepada para pengunjung.
b). Rawat inap
2) Kegiatan diluar gedung
a) Posyandu
b) Pelayanan post pengobatan
c) Puskesmas keliling
d) Kunjungan rumah
d. Sasaran
Kepada semua masyarakat diwilayah kerja Puskesmas yang
membutuhkan pelayanan kesehatan.
e. Target (Menurut DINKES 2000)
1) Jangkauan pengobatan jalan
a) Jumlah kasus baru 0,45 % x 365 x 63,5 % x 80 % x 65
%x jumlah penduduk Puskesmas = 22.777
b) Kwalitas mutu pelayanan 100 %
2) Pelayanan kesehatan mata dasar
a) Jumlah kasus mata yang diobati 20 % x 19,51 % x jumlah
penduduk = 1646.
b) Pelayanan jangkauan retraksi 20 % x 25,3 % x jumlah
penduduk = 2135.
c) Jangkauan deteksi kasus katarak 60 % x 0,21 % x jumlah
penduduk = 53.

8. USAHA KESEHATAN SEKOLAH


a. Pengertian
UKS merupakan salah satu program yang ada diPuskesmas yang
merupakan salah satu wahana yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat yang akan menghasilkan derajat
kesehatan yang optimal. UKS adalah salah satu wahana dalam
meningkatkan usaha kersehatan masyarakat yang dijalankan
disekolah dengan anak didik dan lingkungan kehjidupan sebagai
sasaran utama.
b. Tujuan
1) Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
masyarakat serta menciptakan lingkungan sehat sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang
harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
seutuhnya.
2) Tujuan khusus
Menanamkan kebiasaan hidup sehat kepada anak didik agar
dapat bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan
lingkungannya sertya ikut aktif dalam usaha kesehatan baik
disekolah maupun dirumah.
c. Sasaran
1) Sasaran pelayanan kesehatan
Peserta didik dari sekolah dasar sampai sekolah tingkat
menengah termasuk perguruan tinggi.
2) Sasaran pembinaan
a) Pelaksanaan lingkungan.
b) Lingkungan fisik sekolah.
c) Lingkungan rumah tangga.
d. Target (menurut dinas kesehatan th 2000)
1) Jangkauan pelayanan
a) Target jumlah SD / MI 100 % = 39
b) Jumlah SLTP / SMU / MTS / MA 100 % = 4
2) Penjaringan
a) Jumlah murid kelas I SD / MI 81 % = 786
b) Jumlah murid kelas I SMTP / SMU / MTS /MA 50 % = 198
3) Pembinaan dan bimbingan teknis
a) Frekwensi kunjungan 7 x 1 / tahun 100 %
b) Target pembinaan peran serta
(1) Target jumlah rapat koordinasi tim pembinaan UKS
tingkat
Kecamatan 2 x 1 tahun 100 %
(2) Target jumlah pertemuan guru UKS 4 x 1 tahun 100 %.
4) Imunisasi
a) Jumlah murid SD kelasI SD /MI 100 % = 753
b) Jumlah murid wanita kelas VI SD yang dapat imunisasi TT
lengkap 100 % = 623
e. Sarana dan prasarana
1) pelaksanaan
a) Alat timbang badan
b) Ukuran tinggi badan
c) Brosur-brosur
d) Obat-obatan sederhana
2) Tenaga
a) Petugas UKS
b) Petugas P2M kusta
c) Juru imunisasi
d) Dr. gigi
e) Guru UKS
f) Wali murid.
f. Ruang lingkup kegiatan UKS
1) Pendidikan kesehatan
a) Kegiatan oleh peserta didik
b) Bimbingan hidup sehat
c) Kesehatan penyuluhan dan demonstrsi kesehatan
2) Pelayanan kesehatan
a) Kegiatan peningkatan kesehatan
b) Kegiatan pencegahan
c) Kegiatan penyembuhan dan pemulihan

9. PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT


a. Pengertian
PHN adalah upaya kesehatan masyarakat paripurna dasar baik
secara khusus maupun PHN terintegrasi dengan kegiatan pokok
Puskesmas lingkungannya (pedoman kerja Puskesmas jilid II 1990
/1991)
b. Tujuan
1) Tujuan umum
Meningkatka upaya keperawatan kesehatan masyarakat dasar
secara optimal
2) Tujuan khusus
a) Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok
masyarakat dalam melaksanakan keperawatan dasar
b) Meningkatkan pengetahuan petugas yang dibina dalam
memberikan tindakan keperawatan dasar
c) Meningkatkan cakupan keluarga rawan yang dibina melalui
seleksi keluarga
d) Meningkatkan cakupan dan suatu asuhan keperawatan pada
keluarga yang dibina melalui tindakan lanjut kasus resiko
tinggi yang datang / mencari pelayanan kesehatan.
c. Kegiatan
1) Kegiatan di dalam gedung
a) Pengelolaan pelayanan keperawatan
b) Melaksanakan beberapa cara pembersihan dan pencucian:
(1) Kunjungan rumah
(2) Kunjungan panti
(3) Perawatan orang sakit
(4) Kegiatan posyandu
(5) Melaksanakan kegiatan lintas sektoral dan lintas
program sesuai kebutuhan.
d. Target (menurut dinas kesehatan th 2000)
1) Pembinaan keluarga rawan 100 % ketentuan standart 4x. = 140
2) Penanganan kasus 100 % dari jumlah yang ada = 727
3) Penanganan resiko tinggi non hamil 100 % = 527

10. USAHA KESEHATAN GIGI DAN MULUT


a. Pengertian
Usaha kesehatan paripurna dari kesehatan gigi dasar yang di
tujukan pada individu, keluarga, masyarakat dan wilayah kerja
Puskesmas dengan prioritas masyarakat berpenghasilan rendah
khususnya masyarakat yang rawan terhadap gigi dan mulut
b. Tujuan
1) Tujuan umum
Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal
2) Tujuan khusus
a) Meningkatkan kesedaran, prilaku dan sikap masyarakat
dalam kemampuan dalam memelihara diri di bidang gigi
dan mulut mencapai pengobatan sedini mungkin
b) Menurunkan prevalensi penyakit gigi dan mulut.
c) Mengurangi gangguan fungsi kunyah akibat kerusakan gigi
c. Kegiatan
Membina atau mengembangkan kemampuan dan PSM dalam
upaya pemeliharaan individu melalui pengembangan dan upaya
kesehatan yang bersumber aktivitas masyarakat dengan
pendekatan PKMD dalam wadah UKGM atau program UKGM.
d. Pelayanan Asuhan Pada Kelompok Rawan
1) Anak sekolah SD, SLTP, SLTA, SLB.
2) Kelompok ibu hamil atau ibu meneteki, anak sekolah kegiatan
diintegrasikan dengan kegiatan KIA baik diluar gedung
Puskesmas.
3) Pelayanan medik dan gigi dasar.
e. Sasaran
Semua lapisan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
f. Target
1) Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dan
Puskesmas = 1288
2) Jumlah murid SD UKGS tahap I-II yang telah mendapat paket
promotif dalam 1 tahun kalender 100% = 4175.
3) Target jumlah murid SD UKGS tahap II-III yang telah mendapat
perawatan menyeluruh dalam 1 tahun kalender 100% = 3296.
4) Target jumlah penduduk yang mendapat pelayanan kesehatan
gigi oleh kader 100 %

11. USAHA KESEHATAN JIWA


a. Pengertian
Adalah upaya kesehatan jiwa yang khususnya dilaksanakan
ditingkat
Puskesmas secara khusus atau terintegrasi dengan kegiatan pokok
Puskesmas yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan
dukungan dan peran serta masyarakat baik didalam maupun diluar
gedung Puskesmas yang ditujukan pada kegiatan keluarga.

b. Tujuan
1) Tujuan umum :
Tercapainya kesehatan jiwa yang optimal bagi seluruh
masyarakat.
2) Tujuan khusus :
Untuk mempertahankan atau menurunkan angka-angka yang
diperoleh dengan epidemologi gangguan jiwa.
c. kegiatan kesehatan jiwa
1) Di dalam gedung
a) Penemuan klien baru ganggun jiwa serta tersaangka
penyala gunaan narkotika
b) Menentukan diagnosa dengan gangguan jiwa dari seorang
klien malalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium.
c) Melakukan rujukan.
2) Di luar gedung
a) Melakukan penyuluhan
b) Kunjungan rumah klien jiwa
d. Kegiatan program kesehatan jiwa
1) Pencarian dan penemuan klien ditujukan pada penemuan klien
serta para tersangka gangguan jiwa yang lain serta para
tersangka penyalahgunaan narkotika.
2) Pemeriksaan dan pengobatan klien psikosa, neurosa dan
penyalahgunaan obat narkotika.
3) Evaluasi penyakit gangguan jiwa.
e. Sasaran
Sasaran usaha kesehatan jiwa adalah semua lapisan masyarakat
yang mempunyai kelainan jiwa dan perlu perawatan.
f. Target (menurut dinas kesehatan)
Kegiatan pemeriksaan dan pengobatan
1) Jumlah klien baru psikosa, neurosa, depresi, penyala gunaan
obat narkotika, RM dan gangguan mental yang lazim adalah 3
% dari jumlah penduduk = 1238,9
2) Jumlah kunjungan pada klien lama
a) Klien psikosa 18 x setahun
b) Gangguan jiwa 4 x setahun
c) Kegiatan pencarian klien baru
d) Penyuluhan kesehatan jiwa 4 x setahun
e) Pembinaan
3) Jumlah kunjungan rumah dalam rangka pembinaan resosialisasi
klien psikosis atau tindak lanjut perawatan 18 x setahun

12. LABORATORIUM SEDERHANA


a. Pengertian
Pelayanan dasar esensial dibidang laboratorium kesehatan yang
diperlukan ditingkat Puskesmas.pelayanan tersebut
diselenggarakan secara khusus terpadu pada kegiatan pokok
lainya dilaksanakan oleh tenaga profesional didukung peran serta
aktif masyarakat baik dalam maupun luar gesung Puskesmas
(pedoman kerja Puskesmas jilid IV th 1990/1991).
b. Tujuan
1) Tujuan umum
Untuk mendukung keperluan peningkatan kegiatan
pencegahan penyakit maupun monitor terapi dalam rangka
upaya penyembuhan.
2) Tujuan khusus
a) Dikembangkan kegiatan dibidang laboratorium kesehatan
sampai kePuskesmas pembantu, pusling dan posyandu
serta pos kesehatan lainya sesuai dengan kebutuhanya.
b) Meningkatkan peran serta Puskesmas, petugas lapangan
dan kader kesehatan dalam kegiatan dibidang laboratorium
sampai batas wewenang atau kompetensi tertentu
c) Meningkatkan PSM selama kegiatan di dalam laboratorium
sesuai dengan tingkat kemampuanya.
c. Kegiatan laboratorium sederhana
1) Melaksanakan pemeriksaan laboratorium sederhana sesuai
dengan standart kemampuan
2) Mengumpulkan dan merujuk spesimen untuk pemeriksaan
lebih lanjut
3) Memberikan penyediaan pelayanan masyarakat sedini
mungkin
4) Melakukan pemeriksaan penyaringan pada ibu hamil
5) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
d. Kegiatan pokok program
1) Di dalam gedung
a) Penerimaan klien
b) Pengambilan / pengukuran spesimen
c) Penanganan spesimen
d) Pelaksanaan pemeriksaan
e) Penanganan sisa spesimen
f) Pencatatan hasil pemeriksaan
g) Pengontrolan hasil pemeriksaan
h) Penyampaian hasil pemeriksaan
2) Di luar gedung
a) Melakukan test screning HB.
b) Melakukan pengambilan spesimen untuk dikirim ke
laboratorium Puskesmas.
c) Memberikan penyuluhan.
d) Untuk keperluan dilakukan laboratorium yang memadai.
e. Sasaran
1) Pemeriksaan spesimen darah.
2) Semua pemeriksaan.
3) Pemeriksaan penyakit malaria.
f. Target (Dinkes th 2000)
1) Pemeriksaan darah : 80 %
2) Semua pemeriksaan : 80 %
3) Pemeriksaan penyakit malaria : 100 %

13. UPAYA KESEHATAN USIA LANJUT


a. Pengertian
Usaha kesehatan paripurna dasar dibidang kesehatan usia lanjut
yang di laksanakan di tingkat Puskesmas serta di selenggarakan
secara khusus maupun umum yang diinterogasikan dengan
kegiatan pokok Puskesmas lainnya
b. Tujuan
1) Tujuan umum
Meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut untuk mencapai masa
tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga
dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam mencapai
mutu kehidupan usia lanjut yang optimal.
2) Tujuan khusus
a) Menigkatkan kesadaran dalam usia lanjut untuk membina
sendiri Kesehatannya.
b) Meningkatkan kemampuan dan PSM dalam menghayati dan
mengatasi masalah kesehatan usia lanjut secara optimal
c) Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut
d) Meningkatkan jenis dan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.
c. Sasaran
1) Sasaran langsung
a) Kelompok usia menjelanng usia lanjut
b) Kelompok usia lanjut dalam usia prasenium (55 – 64 tahun)
c) Kelompok usia lanjut dalam mas asenescans (> 65 tahun)
dan usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun)
2) Sasaran tidak langsung
a) Kelompok dimana usia lanjut berada
b) Organisasi sosial yang berkaitan sengan usia lanjut
c) Masyarakat luar.
d. Kegiatan kesehatan usia lanjut
1) Upaya promotif yaitu upaya mengarahkan semangat
hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai dan
tetap berguna bagi diri sendiri, keluarga maupun
masyarakat. Upaya promotif dapat berupa kegiatan
penyuluhan tentang
a) Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri
b) Makanan yang mengandung gizi seimbang
c) Kesegaran jasmani yang dilakukan secara tereatur
dan sesuai dengan kemampuan usia lanjut agar
tetap meras sehat dan bugar.
d) Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan
terhadap Tuhan yang maha esa
e) Membina ketrampilan
f) Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat
2) Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap
kemungkinan terjadinya penyakit maupun komplikasi
yang disebab oleh proses ketuaan :
a) Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur
untuk menemukan secara dini penyakit usila.
b) Kesegaran jasmani yang telah dilakukan secara
teratur dan disesuaikan kemampuan usia lanjut agar
tetap merasa sehat dan segar.
c) Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat
bantu misal: kaca mata, dll.
d) Penyuluhan untuk mencegah tehadap kemungkinan
terjadinya kecelakaan pada usia lanjut.
e) Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3) Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan usia lanjut, yaitu :
a) Pelayanan kesehatan dasar.
b) Pelayanan kesehatan spesifik melalui sistem
rujukan.
4) Upaya rehabilitatif yaitu pengembalian fungsi organ
yang telah menurun dengan cara antara lain :
a) Memberikan pengetahuan informal dan pelayanan
b) Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan
memperkuat mental penderita
c) Pembinaan usia lanjut dalam hal pemenuhan
kebutuhan pribadi, pemenuhan aktivitas didalam
maupun diluar rumah
d) Nasehat cara hidup yang sesuai dengan penyakit
yang diderita
e) Penerapan fisioterapi
5) Peningkatan peran serta masyarakat
6) Pengembangan usia lanjut

14. UPAYA KESEHATAN KERJA


a. Pengertian
Merupakan kegiatan pokok Puskesmas yang ditujukan terutama
pada masyarakat pekerja non formal di wilayah kerja Puskesmas
dalam rangka upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
serta kecelakaan berkaitan pekerjaan dan lingkungan kerja.
(pedoman kerja Puskesmas jilid I 1990 / 1991).
b. Tujuan
1) Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan tenaga kerja untuk menolong
dirinya sendiri dengan terjadi peningkatan produktifitas kerja
melalui kesehatan kerja.
2) Tujuan khusus
a) Meningkatkan pelayanan masyarakaat bagi tenaga non
formal dan keluarganya yang belum terjangkau selama ini.
b) Meningkatkan kemampuan masyarakat pekerja dalam
upya pencegahan dan pemberantasan penyakit dan
kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan
kunjungan kerja.
c) Meningkatkan kemampuan dan keselamatan kerja dengan
mencegah penggunaan barang-barang atau bahan yang
dapat membahayakan kunjungan kerja dan masyarakat
serta persiapan prinsip ergonomik.
c. Sasaran
Dengan memperhatikan begitu luasnya masyarakat pekerja yang
harus dilayani, maka upaya kesehatan kerja diarahkan kepada
tenaga kerja yang mempunyai dampak besar dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi, misalnya :
1) Tenaga kerja terutama petani, nelayan, penyelam mutiara,
pengrajin industri kecil.
2) Tenaga kerja bangunan, kaki lima dan usaha angkutan
terutama angkutan kota.
3) Tenaga kerja wanita khususnya usia muda.
d. Strategi
1) Upaya kesehatan kerja bagi para pekerja dan keluarganya
dikembangkan terpadu dan menyeluruh baik Puskesmas
maupun rujukan.
2) Upaya kesehatan kerja dilakukan melalui pelayanan
kesehatan paripurna dengan penekanan pada :

a) Pelayanan kesehatan kerja


b) Kesehatan kerja
c) Kesehatan lingkungan
3) Peningkatan upaya kesehatan kerja dilaksanakan melalui
pelayanan peran serta aktif masyarakat dengan menggunakan
perawatan KKMD.
e. Penyelenggaraan ksehatan kerja di Puskesmas
1) Peyuluhan kesehatan kerja di dokter Puskesmas atau staf
kerja sebagai tindakan promotif dan preventif ditekankan oad
prinsip ergonomik.
2) Pelayanan kesehatan di Puskesmas.
3) Latihan kader.
4) Pembentukan pos dan upaya kesehatan kerja.

f. Pembinaan
Pembinaan merupakan langkah untuk meningkatkan pelestarian
kegiatan upaya kesehatan kerja oleh kader tenaga kerja.
1) Tujuan
a) Dikenalkannya masalah kesehatan umum dan masalah
kesehatan kerja oleh tenaga kerja.
b) Terpilihnya kelancaran pelaksanaaan kegiatan upaya
kesehatan kerja oleh tenaga kerja.
c) Meningkatkan hasil kegiatan UUK melalui peran serta
masyarakat.
2) Cara pembinaan
a) Rapat koordinasi berkala petugas kecamatan (Puskesmas,
pertanian, perindustrian, koperasi, bankdes) untuk
membahas pelaksanaan UUK.
b) Petugas tingkat kecamatan melakukan bimbingan dan
kunjungan ke desa untuk mengetahui pelaksanaan
kegiatan masalah dan pemecahan.
c) Petugas kecamatan secara berkala menghadiri rapat kader
desa memberikan informasi guna meningkatkan kegiatan
UUK.
d) Pencatatan dan pelaporan kegiatan UUK dilakukan di
kecamatan oleh petugas
e) Pertemuan berkala antar petugas kecamatan dan penilaian
hasil kegiatan.
f) Kunjungan kedaerah lain yang telah maju baik di dalam
maupun di luar daerah.
g) Penambahan pengetahuan melalui seminar / lokakarya /
rapat kerja di tingkat kabupaten atau propinsi.

15. UPAYA KESEHATAN MATA


a. Pengertian
Upaya kesehatan Mata adalah upaya kesehatan dasar dibidang
UKM atau PK yang dilaksanakan pada Puskesmas
diselenggarakan secara khusus / terpadu dengan kegiatan pokok
Puskesmas lainnya yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas yang dibantu oleh peran aktif masyarakat baik di dalam
maupun di luar Puskesmas di tujukan kepada individu, keluarga,
masyarakat di wilayah Puskesmas. (Pedoman kerja Puskesmas jilid
I th 1990 / 1991).
b. Tujuan
1) Tujuan umum
Meningkatkan derajat kesehatan mata masyarakat secara
optimal.
2) Tujuan khusus
a) Meningkatkan kesadaran, sikap, prilaku masyarakat di dalam
pemeliharaan dirinya di bidang kesehatan mata dan
penyelenggaraan kebutuhan.
b) Menurunnya prevalensi kesehatan mata dan kebutuhan
sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat.
c) Meningkatnya jangkauan pelayanan retraksi sehingga
masyarakat yang mengalami gangguan fungsi penglihatan
terlayani.
c. Kegiatan kesehatan mata
1) Di dalam gedung
Pemeriksaan diagnostik kelainan mata seperti pemeriksaa
retraksi, tes warna fonduskopi dan lapang pandang.
2) Di luar gedung
a) Screning mata
b) Penanggulangan kebutaan (katarak)
c) Glaukoma
d) Kegiatan program kesehatan mata
e) Tehnologi tepat guna berpengaruh pada:
(1) Masalah kesehatan mata.
(2) Sumber daya yang tersedia di masyarakat.
(3) Terjangkau oleh masyarakat.
(4) Diterima oleh masyarakat baik pemberiaan maupun
penerimaan pelayanan.
(5) Sesuai dengan asas manfaat secara berdaya guna dan
berhasil dengan baik.
(6) Peran serta masyarakat baik sebagai pemberi maupun
penerima pelayanan dengan mobilisasi dengan
sumberdaya yang tersedia dalam pemecahan masalah
kesehatan melalui perencanaan, pelaksanaan, penilaian,
pembinaan dan pengembangan UKM atau PK setempat.

d. Tenaga
1) Tenaga profesional
a) Umum : Dokter dan perawat, dokter mata, analisis dll
b) Khusus : Tenaga kesehatan dengan pendidikan khusus atau
tambahan
2) Tenaga non profesional
a) Kader.
b) Pemuka masyarakat.
e. Sasaran
Diprioritaskan pada masyarakat yang berpenghasilan rendah
dan khususnya kelompok lainnya dengan menggunakan
teknologi tepat guna yang disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan Puskesmas.

16. USAHA KESEHATAN OLAHRAGA.


a. Pengertian
Semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu atau pengetahuan
fisik pada umumnya yang bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan kesegaran jasmani, olahragawan untuk mencapai
prestasi yang maximal.
b. Tujuan
1) Umum
Menunjang upaya peningkatan derajat kesehatan melalui
kesehatan fisik.
2) Khusus
a) Mengembangkan upaya peningkatan derajat kesehatan
melalui latihan fisik
b) Membantu peningkatan kesegaran jasmani yang mempunyai
pengaruh terhadap produktifitas kerja
c) Membantu meningkatkan upaya olahraga prestasi, olahraga
masyarakat dan olahraga tradisional
c. Sasaran
Upaya peningkatan kesegaran jasmani melalui upaya kesehatan
olahraga akan menjangkau
1) Semua usia golongan produktif terutama kota besar
2) Seluruh kelompok masyarakat usia sekolah melalui upaya
pelaksanaan kurikulum dan program ekstrakurikuler
3) Seluruh kelompok olahraga masyarakat dalam bentuk
perkumpulan
4) Pusat-pusat kesegaran jasmani lain (tempat, alat olahraga
rehabilitasi dengan latihan fisik lain)
5) Tenaga memberikan pelayanan dalam bidang kesehatan
olahraga baik medis maupun non medis
6) Puskesmas sebagai ujung tombak pemberi pelayanan
kesehatan olahraga dengan seluruh sistem rujukan
7) Organisasi olahraga prestasi (Koni) dan Bapopi
8) Golongan pendapatan penyakit degeneratif (kardiovaskuler, dll)
d. Kebijaksanaan dan strategi
1) Perluasan jangkauan pelayanan dengan menggunakan pola
sebagai berikut :
a) Sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah dalam mencapai
janji olahraga
b) Peningkatan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya
upaya kesehatan olah raga sebagai pendukung
2) Peningkatan kebijaksanaan kualitas pelayanan kesehatan
keluarga akan dilaksanakan dengan patokan sebagai berikut :
a) Penelitian sebagai aspek guna menunjang pembinaan dan
pengembangan olahraga.
b) Bimbingan kesehatan olahraga pada kelompok perkumpulan
dan masyarakat luar perlu dilakukan dengan perjanjian
sebelum dijadikan kebijaksanaan nasional di bidang
olahraga
c) Dalam upaya rujukan kesehatan olahraga maka perlu
dilakukan dan dikembangkan fasilitas penunjang pelayanan
berbentuk :
(1) Pusat kesehatan olahraga dimana pelayanan spesialisasi
kesehatan olahraga dapat diberikan.
(2) Pusat Pelayanan kesehatan berintegrasi dengan sarana
kesehatan yang ada.
(3) Bantuan peningkatan olahraga masyarakat merupakan
cermin dari kemampuan bangsa dalam menerapkan ilmu
dan tehnologi dalam rekayasa fisik bantuan langsung
diberikan.
d) Pelayanan kesehatan olahraga
Sasaran pelayanan di bagi 2 golongan :
(1) Peserta olahraga masyarakat umum
(2) Atlit
Bentuk pelayanan antara lain :
(1) Pemeriksaan berkala
(2) Penentuan takaran latihan
(3) Pengobatan, latihan dan rehabilitasi
(4) Pengobatan akibat cidera lain
(5) Pengawasan selama pemusatan latihan

17. PEMBINAAN PENGOBATAN TRADISIONAL


a. Pengertian
Suatu upaya kesehatan kepada produsen obat-obatan tradisional
agar mereka mampu memberikan pelayanan seoptimal mungkin
(pedoman kerja Puskesmas julid I th 1990 / 1991).
b. Tujuan
1) Meningkatkan mutu pelayanan.
2) Meningkatkan kemampuan produsen agar mengolah secara baik.
3) Menghindarkan bahaya keracunan dari penggunaan obat
tradisional.
c. Sasaran
1) Produsen obat tradisional.
2) Pengelola obat tradisional.
3) Penjual obat tradisional
4) Masyarakat luas.
d. Kegiatan
1) Mengkaji pengelolaan obat tradisional
2) Mengkaji dan menggunakan obat tradisional di masyarakat
3) Menguasai cara pengolahan dan penggunaan di masyarakat
4) Memberikan penyuluhan tentang cara menanggulangi bila terjadi
bahaya keracunan.

18. SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN


Dalam pelaksanaan sistem pelayanan dan pelaporan kegiatannya
sudah terintegrasi dalam seluruh kegiatan program Puskesmas

BAB III
GAMBARAN PUSKESMAS

A. Gambaran Umum Lahan Praktik


1. Gedung Puskesmas
a. Rawat Nginap : 6 ruang penginapan yang terdiri dari
 UGD : Tempat tidur 2 buah, lemari 1 buah, sterilisator 1 buah, tabung
oksigen 2 buah, tensi meter 2 buah, thermometer 1 buah, set heling 2
set, diagnostik set 1 buah, anbul 1 set, set aff jahitan 2 set, saksen 1,
buli-buli air panas ada 2 buah, tromol besar 2, sedang 2, bak instrumen
6 buah, nierbeken 8 buah, kom untuk larutan besar 2 buah, sedang 2
buah, kecil 2 buah, kursi roda 1 buah, troli 2 buah, dan korentang.
 VK : Alat resusitasi 2 set, set partus 3, set hetng 3, set untuk
pemasangan ayudi 2 set, meja ginakakologi 1 buah, meja perawatan
bayi 1 buah, lampu sorot 1 buah dopler 1 buah, meja dorong (troli) 1
buah, incubator 1 buah, tensi 1 buah, thermometer 1 buah, nierbeken 4
buah, bak instrument 10 buah, tromol bulat besar 1, kecil 4 buah,
gunting dan plester.
 Ruang pasien Umum
A1
 Tempat tidur 2 buah
 Lemari klien 3 buah
Ruang pasien nifas
 Tempat tidur 5 buah
 Lemari klien 3 buah
b. Rawat Jalan
 Supres sakres 93/94 (rangka bajal untuk pelayanan 20×9)
 Rekapan dokter bantuan gempa 2008 untuk administrasi pembantu
(pustu)
c. Gedung puskesmas pembantu (pustu) 4 buah :
 Pustu Bloro
 Pustu Riit
 Pustu Tilang
 Pustu Nirangkliung
d. Polindes : 12 buah
 Polindes Nita = pmpm
 Polindes Takaplager
 Polindes Tebuk
 Polindes Ladogahar
 Polindes Nitakloang
 Polindes Wuliwutik
 Polindes Lusitada
 Polindes Bloro
 Polindes Riit
 Polindes Tilang
 Polindes Nirangkliung
 Polindes Watubura

e. Rumah dinas
a. Rumah dinas dokter umum = 2 buah
 Rawat Jalan
 Rawat Nginap
b. Rumah dinas dokter gigi
c. Rumah dinas para medis :
 Rawat jalan :
 Rumah dinas para medis : 1 unit
 Rumah dinas para medis : 2 unit
 Rawat Nginap :
 Rumah dinas para medis : 3 unit
B. Letak dan batas wilayah Puskesmas
1. Batas – batas geografis
 Utara : Berbatasan dengan kecamatan magepanda
 Selatan : Berbatasan dengan kecamatan lela
 Timur : Berbatasan dengan kecamatan koting
 Barat : Berbatasan dengan kecamatan mego
2. Batas – batas antara desa terdekat
 Utara : Desa Nitakloang
 Selatan : Desa Tebuk
 Timur : Desa Takaplager
 Barat : Desa Bloro
C. Jarak tempuh
1. Jarak Puskesmas dengan kota Kabupaten Sikka berjarak 12 km dan dapat
di tempuh
dengan kendaraan roda 4 dan 2 ± 30 menit.
2. Jarak Puskesmas ke desa-desa
 Desa jauh : Mahebora (2 jam), Nirangkliung (2 jam), Wuliwutik dan Nilo
(1/2 jam ), Lirikelun (1 jam ), Riit ( 1 ½ jam ) dapat di tempuh dengan
kendaraan roda 4 dan 2 ± 1×50 meter.
 Desa sedang : Bloro, Lusitada, Tilang dapat di tempuh dengan
kendaraan roda 4 dan 2 ± 20 menit.
 Desa dekat : Nita, Nitakloang, Tebuk, dapat di tempuh dengan
kendaraan roda 4 dan 2 ± 10 menit.
D. Jumlah Klien
1.Berdasarkan usia
2.Berdasarkan jenis kelamin
Jumlah kunjungan harian rawat jalan dan rawat nginap Puskesmas Nita
dari bulan Januari s/d Juni 2015 sebanyak : 12.809 orang yang terdiri dari
:
Laki : 3.864 orang
Perempuan : 8.945 orang
3. Berdasarkan 10 penyakit teratas rawat jalan
No Nama Penyakit Jumlah
1. ISPA 2.066
2. Penyakit lain pada saluran pernapasan 366
bagian atas
3. Hipertensi Essential 364
4. Gastritis Acute 265
5. Myalgia 239
6. Rematik Artritis Acute 196
7. Penyakit kulit alergi 175
8. Dispepsia 174
9. Diare 81
10. Penyakit kulit infeksi 66
Total 3.992

4. Berdasarkan 10 penyakit teratas rawat nginap


No Nama Penyakit Jumlah
1. Diare 7
2. KLL 3
3. Gastritis 2
4. Dispneu 2
5. Obs. Febris 1
6. KPD 1
7. Kala 1 lama 1
8. HDK 1
9. Obs. Vomitus 1
10 Hipertensi G. 1 1
Total 20
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTIK

A. Waktu pelaksanaan
Praktik kerja industri (Prakerin ) dilaksanakan mulai tanggal 19 Juni 2017
sampai dengan 11 July 2017.

B. Tempat pelaksanaan praktik


Praktik kerja industri (Prakerin) dilaksanakan di Puskesmas Nita (Rawat Jalan
dan Rawat Nginap).

C. Peserta
Peserta praktik kerja industri (Prakerin) adalah siswa – siswi kelas XII
semester V SMK St. Elisabeth Lela yang berjumlah 17 orang terdiri dari laki- laki
sebanyak 3 orang , perempuan sebanyak 14 orang.

D. Pembagian Kelompok Praktik / Jadwal Praktik (Perhari Praktik)


E. Pelaksanaan Kegiatan (Terlampir)
F. Evaluasi
G. Hambatan dan solusi
1. Hambatan
- Loket
- Ruang periksa
- Imunisasi
- dll
Dalam pelaksanaan praktik kerja industri yang dirancang untuk
mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
dan mengembangkan keterampilan memiliki banyak hambatan, baik
hambatan dalam mengembangkan skill di lahan praktik (memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dan masyarakat), seperti sulit mengkaji pasien
selama 24 jam karena pembagian shiff hanya berlaku selama setengah hari,
maupun membuat laporan pelaksanaan praktik kerja industri seperti sulit
mendapat data – data, baik itu data mengenai puskesmas Nita maupun data
pasien di dalamnya.
2. Solusi
a. Bagi peserta didik
Sebaiknya peserta praktik kerja industri (prakerin) mempersiapkan diri
dengan matang sebelum memberikan asuhan keperawatan yang baik
kepada pasien dan masyarakat dengan berbagai pemenuhan kebutuhan
dasar manusia (KDM).
b. Bagi pasien
Sebaiknya para pasien membantu perawat dalam memberikan kebutuhan
dasar manusia dan juga dapat membantu pasien dalam proses
penyembuhannya.
c. Bagi institusi pendidikan
Sebaiknya pihak institusi pendidikan menyediakan referensi atau media
yang tepat dalam melakukan penyuluhan dan kegiatan- kegiatan di luar
sekolah.
d. Bagi puskesmas
Sebaiknya puskesmas memperhatikan kebutuhan higyene personal
pasien dan lingkungan baik itu pengunjung pasien dan keluarga pasien
seperti membuang sampah pada tempatnya dan menyediakan fasilitas
yang baik seperti laken, stik laken, bantal, sarung bantal, baju pasien, kain
lipa dan selimut sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih
memuaskan.
BAB V
PENUTUP

Setelah melaksanakan kegiatan praktik kerja industri (prakerin) di Puskesmas Nita


tim penulis membuat kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dalam membuat laporan ini adalah :
1. Pengetahuan dan keterampilan merupakan modal dasar dalam memberikan
pelayanan keperawatan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat
2. Kegiatan prakerin merupakan hal yang mendasar dalam meningkatkan skill
peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
3. Kegiatan prakerin juga merupakan proses belajar yang baik bagi peserta didik
dan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi
B. SARAN
1. Bagi peserta didik
Hendaknya memanfatkan waktu dengan membaca sumber – sumber buku
untuk menambah ilmu pengetahuan
2. Bagi intitusi pendidikan
Agar selalu memberikan motivasi bagi peserta didik untuk menimba ilmu
pengetahuan yang lebih banyak
3. Bagi lahan praktik
Hendaknya setiap puskesmas menyiapkan fasilitas yang lebih memadai untuk
tindakan kesehatan
4. Bagi pasien
Hendaknya para pasien selalu memperhatikan hygiene personal dan hygiene
lingkungan agar terhindar dari penyakit
5. Bagi pembaca
Diharapkan agar para pembaca dapat memberi usul dan saran mengenai
laporan yang sudah tim penulis susun.

Anda mungkin juga menyukai