KELOMPOK I
LEMBAR PENGESAHAN
DITERIMA DAN DISETUJUI
SEBAGAI BUKTI FISIK TELAH MELAKSANAKAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
(PRAKERIN)
PADA SMK ST. ELISABETH LELA TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018
MENYETUJUI
KATA PENGANTAR
Puji syukur tim penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-
Nya sehingga tim penulis mampu menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun
secara sistematis dan dilengkapi dengan lampiran materi praktik kerja industry.
Pada kesempatan ini pula tim penulis berterima kasih kepada pihak-pihak yang
telah mendukung tim penulis dalam menyelesaikan laporan ini :
1. Drs. Servatius Yasintus, selaku kepala SMK St. Elisabeth Lela yang telah
memberikan kesempatan kepada tim penulis untuk mengikuti praktik kerja
industri.
2. Karolus Marfa, selaku kepala Puskesmas Nita bersama staf yang telah
memberikan kepercayaan kepada tim penulis untuk menjalankan praktik kerja
industri di lahan praktik Puskesmas Nita.
3. Yohanes Bosko, S.Kep. Ns, Yosef D. F. Dulle, A.Md. Kep dan Maria Emanuel,
selaku CI Puskesmas Nita yang telah membimbing tim penulis dalam kegitan di
lahan praktik dan dalam menyelesaikan laporan ini.
4. Maria Noviana Lora, S.Kep. Ns dan Yuliana S. Piran, S. Kep. Ns selaku CT SMK
St. Elisabeth Lela yang telah mendampingi tim penulis dalam menjalani praktik
kerja industri di lahan praktik dan telah mendampingi tim penulis dalam
menyelesaikan laporan ini.
5. Pasien, keluarga dan masyarakat yang dengan sukarela membantu baik dalam
memberikan data, informasi kesehatan maupun perhatian dalam bentuk lainnya
selama kegiatan berlangsung.
6. Orang tua yang telah memberikan kepercayaan kepada tim penulis untuk
menimbah ilmu di lembaga pendidikan SMK St. Elisabeth Lela.
7. Teman-teman seperjuangan, yang saling memberi motivasi dalam
menyelesaikan laporan ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang dengan caranya
sendiri mendukung kami meyukseskan kegiatan.
Tim penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, tim penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca.
Nita,
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan suatu kegiatan untuk
meningkatkan skill peserta didik SMK, Khususnya di bidang keahlian
keperawatan kesehatan agar mampu meneruskan ke jenjang pendidikan tinggi.
Program praktik kerja industri (Prakerin) ini dirancang untuk mempersiapkan
peserta didik menghadapi pembelajaran praktik lapangan atau komunikasi, baik
di Puskesmas (Rawat jalan, rawat inap, balai pengobatan) maupun di Klinik.
Dalam hal ini, Rumah Sakit sebagai pengalaman belajar yang baru untuk
meningkatkan skill kompetensi dalam memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat,
serta memenuhi tuntutan kurikulum pendidikan khususnya komponen produktif
keperawatan.
Praktik Kerja Industri (Prakerin) dilakukan di Puskesmas. Dalam hal ini
Puskesmas diartikan sebagai suatu kesatuan organisasi fungsional yang
langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada
masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha
kesehatan pokok. Pelaksanaan kegiatan Puskesmas terdiri atas dua jenis yaitu
Puskesmas kecamatan (Puskesmas Pembina) dan Puskesmas kelurahan desa
(Puskesmas pembantu).
Puskesmas memiliki beberapa fungsi yaitu : sebagai pusat pembangunan
kesehatan masyarakat di wilayahnya, membina peran serta masyarakat di
wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
serta memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas juga memiliki 18 program kerja yang
dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan yang ada dari tiap-tiap
puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas dan biaya atau anggaran yang
tersedia.
Pada gelombang ini, Prakerin dilaksanakan di Puskesmas Nita - Maumere -
Flores. Dalam kegiatan di Puskesmas ada beberapa kegiatan kesehatan yang
dilakukan baik dalam gedung maupun di luar gedung. Kegiatan di dalam gedung
mencakup pelayanan umum di ruang pemeriksaan, pelayanan di KIA/KB,
pelayanan di Laboratorium, serta pelayanan imunisasi. Sedangkan kegiatan di
luar gedung mencakup Posyandu baik itu Posyandu bayi balita dan lansia serta
memberikan penyuluhan secara sederhana kepada masyarakat.
Berdasarkan pernyataan di atas, tim penulis dapat memperdalam
pengetahuan dan memikirkan kompetensi dengan melaksanakan praktik.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu mengembangkan cakrawala berpikir ilmiah dalam menerapkan
kemampuan dan keterampilan yang dipelajari kedalam situasi nyata di
Puskesmas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
sederhana dan dapat mengembangkan sikap yang baik sebagai perawat
pemula.
b. Tujuan Khusus
1. Mampu mengenal Puskesmas dan program kerja Puskesmas.
2. Membantu melaksanakan tindakan keperawatan dasar di dalam gedung :
pelayanan administrasi/loket, pelayanan umum, pelayanan polik gigi,
pelayanan KIA, pelayanan Laboratorium, pelayanan Apotik dan pelayanan
imunisasi.
3. Membantu melaksanakan tindakan keperwatan dasar di luar gedung
posyandu (balita, ibu hamil, lansia) memberikan penyuluhan kesehatan
sederhana kepada lanjut usia, melaksanakan senam lansia dan UKS.
4. Membantu melaksanakan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan
dasar manusia di bagian rawat nginap.
5. Mampu melakukan penilaian status pertumbuhan anak.
6. Mampu melakukan penilaian status perkembangan anak dengan DDST.
7. Mampu melakukan stimulasi dalam tumbuh kembang.
8. Mampu mengenal dan melaksanakan asuhan keperawatan pemenuhan
kebutuhan dasar pada anak.
9. Mampu melakukan evaluasi tindakan asuhan keperawatan anak dasar,
baik secara individu maupun berkelompok.
10. Sebagai bukti fisik telah mengikuti praktik kerja industri tahun pelajaran
2016/2017.
C. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah metode
deskriptif yaitu memaparkan sesuatu secara nyata yang terdiri dari :
1. Wawancara
Tim penulis mengambil data dengan cara berkomunikasi langsung kepada
pasien, Keluarga pasien dan perawat untuk mendapatkan gambaran yang
jelas akan kebutuhan dasar manusia.
2. Studi Pustaka
Tim penulis mempelajari sumber-sumber buku yang berhubungan dengan
ketrampilan dasar.
3. Studi Kasus
Tim penulis menggunakan pendekatan langsung kepada pasien.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab satu berisikan tentang pendahuluan yaitu latar belakang, tujuan, metode,
penulisan dan sistematika penulisan sedangkan Bab dua berisikan tentang
tinjauan teoritis, gambaran puskesmas, yaitu mencakup gambaran umum lahan
praktik, letak geografis, jumlah klien, struktur organisasi, dan program kerja
ketenagaan sedangkan Bab tiga berisikan tentang pelaksanaan praktik, peserta,
pembagian kelompok praktik/jadwal praktik (perhari praktik), pelaksanaan
kegiatan, evaluasi, hambatan dan solusi dan yang terakhir Bab empat yaitu
penutup yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
KONSEP DASAR PUSKESMAS
A. Pengertian
1. Puskesmas adalah satu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam kegiatan pokok.
Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. (buku pedoman kerja Puskesmas
jilid I th 1990 / 1991).
2. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung
memberikan pelayanan secara menyeluruh terhadap masyarakat dalam suatu
wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok. (Azrul
azwar : 161).
B. Fungsi Puskesmas
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
C. Kedudukan Puskesmas
1. Kedudukan secara administratif
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah TK II dan bertanggung
jawab baik teknis maupun administratif kepada dinas kesehatan Dati II.
2. Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan sesuai SKN maka Puskesmas
Berkedudukan tingkat fasilitas pelayanan kesehatan pertama.
D. Wilayah Puskesmas
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian kecamatan.
Faktor yang digunakan untuk menentukan wilayah kerja Puskesmas :
1. Kepadatan penduduk.
2. Luas daerah.
3. Keadaan geografis.
4. Keadaan intrastruktur yang lain.
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah TK II sehingga
pembagian wilayah kerja Puskesmas ditetapkan oleh Bupati KDH dengan
sarana teknis dari Kepala Kantor Departemen Puskesmas Kabupaten/Kodya
yang telah disetujui oleh Kepala Kantor Wilayah Kesehatan Propinsi.
e. Sasaran KIA.
1) Populasi KIA.
a) Bayi.
b) Balita
c) Anak pra sekolah
d) Ibu hamil
e) Ibu meneteki
f) Ibu bersalin
2) Target (menurut dinas kesehatan th 2000)
a) Bayi : 80 % dari sasaran adalah 559
b) Balita : 80 % = 559
c) Anak pra sekolah : 100 % = 850
d) Ibu hamil : 20 % = 692
e) Ibu meneteki : 80 % = 1118
f) Ibu bersalin : 80 % = 734
2. KELUARGA BERENCANA
a. Pengertian
Perencanaan kehamilan sehingga kehamilan terjadi pada waktu yang
diinginkan jarak kelahiran diperpanjang untuk membina kesehatan
sebaik-baiknya bayi, seluruh anggota dan kelahiran selanjutnya
dicegah apabilah jumlah anak telah mencapai jumlah yang dikehendaki
NKKBS (pedoman kerja Puskesmas jilid II).
b. Tujuan
1) Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dalam
rangka mewujudkan NKKBS yang menjadi dasar terwujudnya
mkasyarakat yaang sejahtera melalui pengendalian pertumbuhan–
penduduk Indonesia guna meyongsong tinggal landas
pembangunan VI mendatang.
2) Tujuan khusus
a) Meningkatkan jumlah kesadaran penduduk untuk menggunakan
alat kontrasepsi
b) Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi
c) Meningkatkan kesadaran keluarga dengan cara penjaringan
bayi
c. Kegiatan pokok KB
1) Dalam gedung
a) Memberikan informasi dan edukasi
b) Memberikan pelayanan kontrasepsi
c) Melakukan pemeriksaan
d) Pelayanan rujukan KB
e) Pencatatan dan pelaporan
2) Luar gedung
a) Memberikan pembinaan dan pengayoman medis kontrasepsi KB
b) Memberikan penyulihan tentang KB
c) Melakukan kunjungan
d. Sasaran
Populasi sasaran :
1) Mereka yang ingin mencegah karena alasan pribadi.
2) Mereka yang ingin menjarangkan kelahiran dengan tujuan demi
kesehatan ibu dan anak, jarak kelahiran anak yang baik adalah
tidak kurang dari 3 tahun.
3) Mereka yang ingin membatasi jumlah anak.
4) Keluarga tersebut dibawah ini :
a) Keluarga yang menderita penyakit mendadak atau menahun
b) Ibu yang usianya kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35
tahun
c) Ibu yang mempunyai riwayat persalinan
d) Keluarga yang mempunyai anak lebih dari 5 orang
e) Keluarga dengan anak bergizi buruk
f) Ibu yang mengalami keguguran berulang kali.
e. Target (menurut dinas kesehatan th 2000).
1) Akseptor baru SM : 40 % = 593,2
2) Akseptor baru MKJP : 70 % = 415,2
3) Akseptor baru SM mandiri : 60 % = 889,8
4) Akseptor MJJP mandiri : 70 % = 622,8.
f. Program kerja KB.
1) Untuk memberikan pemeriksaan pada peserta KB
2) Untuk menilai atau menentukan kelainan akseptor KB sedini
mungkin
3) Peserta KB yang mempunyai masalah harus dapat pembinaan
a) Wabah
Adalah suatu peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang
telah meluas secara cepat baik jumlah kasus maupun luas daerah
yang terjangkit.
b) Kejadian luar biasa
(1) KLB
Adalah timbulnya kejadian kesakitan/kematian dan
meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang
bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk
dalam kurun waktu tertentu.
(2) Kriteria KLB antara lain
(a) Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak
ada atau tidak dikenal suatu daerah.
(b) Adanya peningkatan kesakitan dari kematian yang biasa
terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu)
tergantung jenis penyakitnya.
(c) Adanya peningkatan kesakitan terus-menerus selama 3
kurun waktu (jam, hari, minggu) berturut-turut menurut jenis
penyakitnya.
(3) Penyakit-penyakit menular yang didapatkan adalah penyakit
yang memerlukan kewaspadaan ketat yaitu penyakit wabah
atau yang berpotensi wabah yang cepat menular
dikelompokan sbb :
(a) Penyakit karantina/penyakit wabah seperti kolera,
Poliomyelitis, pes, difteri.
(b) Penyakit potensial wabah / KLB yang menjalar dalam
waktu cepat atau mempunyai mortalitas tinggi dan
memerlukan tindakan segera : DHF, campak, rabies,
diare, pertusis.
(c) Penyakit potensial wabah lainnya dan beberapa penyakit
penting : malaria, hepatitis, encepalitis, meningitis,
tetanus menahun, antrax, keracunan.
(d) Penyakit menular yang berpotensi wabah tetapi
diprogramkan. Di tingkat kecamatan dilakukan secara
bulanan melalui rapat terpadu Puskesmas ke kabupaten
dan seterusnya.
b. Tujuan
Tujuan pemberantasan penyakit adalah :
1) Mencegah terjadinya penularan penyakit
2) Mengurangi kesakitan
3) Mengurangi kematian.
c. Langkah – langkah pemberantasan penyakit menular
Rencana efektif untuk mengurangi atau memberantas penyakit
menular harus diadakan ditingkat nasional dengan mengikutsertakan
tidak saja petugas Puskesmas tetapi juga seluruh anggota masyarakat.
Tehnik dasarnya dinamakan “ pengamatan dan pemberantasan “ terdiri
dari langkah – langkah sebagai berikut :
1) Pengumpulan dan analisa data tentang pengamatan atau
surveilance berarti terus – menerus mencari dan pengumpulan
data tentang penyakit dan analisa data itu dapat diambil tindakan
agar dapat efektif maka data itu harus lengkap dan sedapat –
dapatnya up to date (meliputi keadaan paling akhir) data itu
diperoleh petugas pelaksana dari suimber – sumber :
a) Penderita yang datang kePuskesmas.
b) Laporan kelahiran dan kematian dari kantor kecamatan.
c) Laporan dari petugas lapangan Puskesmas/lurah desa tentang
sekonyong–konyongnya penyakit berwabah dalam suatu
daerah.
d) Laporan dari petugas lapangan atau desa tentang sekonyong–
konyongnya bertambahnya kematian atau kuburan dalam suatu
desa atau daerah.
e) Laporan adanya kenaikan kematian binatang yang ada
hubunganya dengan bertambahnya penyakit dan kematian
antara manusia (seperti dalam wabah sampar antrax).
2) Melaporkan adanya penyakit menular
a) Laporan dalam 24 jam
1) Kasus – kasus baru penyakit potensial wabah harus segera
dilaporkan dalam waktu 24 jam.
2) Menentukan apakah peristiwa suatu letusan atau wabah atau
bukan embandingkan informasi yang tepat mengenai penderita
tersebut dengan definisi yang sudah ditentukan tentang letusan
wabah epidemi.
b) Laporan mingguan
Apabila masih terjadi kasus penyakit menular potensi wabah
maka kejadian tersebut dapat dilaporkan mingguan dengan
formulir W.II laporan dikirim tiap hari senin.
c) Laporan bulanan
Laporan bulanan sesuai dengan formulir SP2TP.
3) Penyelidikan lapangan
a) Klarifikasi tanpa laporan tentang morbiditas, mortalitas dalam suatu
daerah harus dikunjungi. Untuk menentukan apakah laporan itu
benar, jika memang demikian ditentukan persoalan seperti harapan
orang yang jatuh sakit dan harapan dalam keadaan terancam.
b) Contoh yang tepat diambil untuk pemeriksaan laborat tertentu dapat
dikerjakan diPuskesmas apabila fasilitas tersedia, seperti :
(1) Sedian darah untuk malaria.
(2) Sputum orang diduga menderita TBC untuk basil tahan asam.
(3) Contoh kulit orang yang disangka penderita penyakit kusta
untuk basil tahan asam.
c) Jika laporan tentang penyakit menular sudah dibenarkan maka
petugas lapangan harus:
(1) Mencari kasus – kasus lain didalam rumah penderita
disekitarnya dan diantara kontak (orang yang ada hubunganya
atau pernah mengunjungi penderita waktu sakit).
(2) Berusaha untuk mencari sumber infeksi. Langkah – langkah ini
merupakan proses berfikir yang ada dalam ingatan seseorang
penyelidik selama berlangsung penyelidikan epidemiologi
tersebut. Langkah – langkah itu secara berurutan adalah
sebagai berikut: Konfirmasi atau menegakkan diagnosa,
menentukan peristiwa itu suatu letusan / wabah dengan faktor
tempat, waktu, orang, rumuskan suatu hipotesis sementara,
laksanakan penyelidikan yang sudah direncanakan, tes
hipotesis dan rumuskan kesimpulan, lakukan tindakan
penanggulangan, buatlah laporan lengkap tentang penyelidikan
epidemiologi tersebut.
4) Tindakan pertama untuk membatasi penyebaran penyakit setiap
Puskesmas harus mengambil langkah – langkah untuk
membatasi, mencegah, memberantas penyebarluasan penyakit
menular.
5) Pengobatan penderita.
a) Pengobatan dan penyembuhan penderita penyakit menular
yang dilaksanakan di Puskesmas untuk menghilangkan satu
sumber infeksi, petunjuk cara pengobatan dapat dilihat
dalam tabel seksi B, tentang pengobatan atau seksi
kesehatan ibu dan anak.
b) Pengobatan terhadap penderita TBC, kusta, prambesis,
filaris hendaknya dilaksanakan sesuai dengan peraturan
pengobatan.
6) Pengelola (imunisasi)
Untuk penyakit tertentu jika perlu dapat diberikan imunisasi.
7) Pemberantasan vektor
a) Nyamuk, lalat dan dalam hal anjing dan kucing merupakan
penyebaran yang penting.
b) Penyakit seperti malaria, filiaris dan demam berdarah
sebagian dapat diberantas secara teratur dan terus menerus
menghilangkan sarang nyamuk seperti genangan air, kaleng-
kaleng kosong dan tempat air tanpa penutup.
c) Penggunaan kelambu dianjurkan disemua daerah endemi
malaria dan fiambosis.
d) Makanan harus terlindung dari lalat.
e) Rabies dapat diberantas dengan menangkap dan membunuh
semua anjing dan kucing liar dan imunisasi semua anjing dan
kucing peliharaan.
8) Penyuluhan kesehatan
a) Usaha pendidikan kesehatan yang harus dilakukan oleh
petugas Puskesmas.
b) Setiap kesempatan harus digunakan oleh petugas
Puskesmas untuk memberi pengertian pada pemimpin
masyarakat dan penduduk akan fakta dasar tentang
pemberantasan penyakit menular :
(1) Mendapatkan dan meneruskan pengobatan menurut
aturan dan menghilangkan sumber.
(2) Imunisasi sangat manjur terhadap penyakit cacat,
tetanus, TB, Difteri, polio.
(3) Air dan bahan makanan yang aman, sistim pembuangan
kotoran yang aman dan pemberantasan lalat guna
mencegah peyebaran penyakit lewat tinja.
(4) Menghilangkan sarang-sarang nyamuk di daerah akan
mengurangi bahaya menularnya penyakit, yang
disebabkan oleh gigitan nyamuk.
(5) Membunuh semua anjing liar akan mengurangi bahaya
rabies.
c) Kegiatan pokok meliputi
(1) Penyakit diare
(a) Pengertian
Keluarnya tinja lebih dari 3 kali dalam 24 jam yang
disebabkan oleh infeksi internal dan parenteral
(b) Tujuan
Tujuan umum
Menurunkan angka kematian dan kesakitan agar
tidak ada masalah dalam masyarakat.
Tujuan khusus
Menurunkan angka kematian bayi dan balita
karena penyakit diare sebesar 25 %
(c) Sasaran
Seluruh masyarakat luas terutama bayi dan balita
pada daerah Puskesmas.
(d) Program kerja dan kegiatan yang dilakukan
- Penemuan dan pelaporan penderita diare sedini
mungkin
- Pengobatan penderita diare.
- Membentuk tim gerak cepat penanggulangan
terjadinya kecelakaan luar biasa di lapangan
- Pembuatan tempat penampungan
(e) Target
10 % x 2x jumlah anak 0 – 4 th adalah penderita diare
yang diobati rata rata per bulan 32 jumlah diare
semua umur 10 % x 2 x 11,8 x jumlah penduduk =
1889
(2) Penyakit kusta
(a) Pengertian
Suatu penyakit infeksi yang menahun yang yang
disebabkan oleh basil kusta (mikroorganisme leprae).
(b) Tujuan
- Untuk melaksanakan usaha pemberantasan kusta
yang komperhensip sehingga tidak lagi merupakan
masalah kesehatan masyarakat.
- Mencegah cacat dan terselenggaranya usaha
rehabilitasi medis.
(c) Sasaran
Seluruh masyarakat dan daerah kerja Puskesmas.
(d) Program kerja dan kegiatan yang dilaksanakan
- Penemuan penderita secara aktif dan pasif.
- Pengobatan penderita secara teratur.
- Pemeriksaan kontak dari seluruh penderita.
- Pemeriksaan anak sekolah.
- Memberi penyuluhan
(e) Target
- 100 % prevalensi penderita didaerah dikurangi
jumlah penderita yang ditemukan di daftar = 18.
- 80 % dari jumlah penderita baru dan lama diobati
secara teratur = 3.
(3) Penyakit TBC paru
(a) Pengertian
Suatu penyakit menular yang bersifat menahun
karena kuman mikrobakterium tuberkulosa.
(b) Tujuan
- Tujuan umum
Menurunkan angka kematian agar tidak lagi
menjadi masalah yang serius pada masyarakat.
- Tujuan khusus
Menurunkan angka kesakitan TBC paru.
(c) Sasaran
Seluruh lapisan masyarakat yaitu usia 15 tahun ke
atas dan pemeriksaan BTA (+) diprioritaskan daerah
penduduk padat.
(d) Program kerja dan kegiatan yang dilaksanakan.
- Penyuluhan
- Kunjungan
- Pemeriksaan sputum
- Pengobatan secara berkala pada penderita TBC
paru (+).
(e) Target
100 % x 8,3 % x jumlah penduduk yang kena penyakit
TBC paru yang telah diobati = 37,2.
(4) Imunisasi
(a) Pengertian
Salah satu usaha untuk memberikan kekebalan
penyakit tertentu.
(b) Tujuan
- Tujuan umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang
disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi.
- Tujuan khusus
Untuk memenuhi kebutuhan dan penyaluran faksin
secara mandiri.
(c) Sasaran
- Bayi usia 0-11 bulan yaitu BCG, DPT, Polio,
Campak, dan Hepatitis B.
- Anak SD kelas I , imunisasi DT.
- Anak SD kelas IV, imunisasi terutama wanita.
- Ibu hamil, imunisasi TT 1 dan TT 2.
(d) Program kerja dan kegiatan yang dilaksanakan.
- Didalam gedung Puskesmas adalah imunisasi.
- Di luar gedung Puskesmas yaitu melalui posyandu
:
- Persiapan imunisasi
- Pengelolahan chold chain
- Pelaksanaan imunisasi
- Penyuluhan mengenai imunisasi
(e) Target
80 % imunisasi bayi dari populasi = 559
7. BALAI PENGOBATAN
a. Pengertian
Suatu bagian darai Puskesmas yang melayani masyarakat yang
memerlukan pengobatan baik secara prefentif maupun kuratif
(pedoman kerja Puskesmas jilid I tahun 1990 / 1991).
b. Tujuan
1) Tujuan umum
Meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan Masyarakat
Indonesia
2) Tujuan khusus
a) Untuk membuat diagnosa dini
b) Memberi pengobatan secara casual atau Lapangan
c) Membatasi ketidak mampuan petugas
d) Mengadakan rehabilitasi
e) Meringankan beban pasien
f) Mencegah dan memberantas penyakit menular
g) Mempertinggi taraf hidup masyarakat khususnya dalam
bidang kesehatan
c. Kegiatan pokok
1) Kegiatan dalam gedung
a) Rawat jalan
(1) Menjalani pengobatan penderita baru atau lama.
(2) Mengadakan rujukan dari posyandu, KIA, UKS.
(3) Melayani pengobatan secara berkala pada penderita
yang berpenyakit kronis.
(4) Mengadakan pencatatan dan pelaporan hasil kunjungan
rawat jalan.
(5) Memberikan HE kepada para pengunjung.
b). Rawat inap
2) Kegiatan diluar gedung
a) Posyandu
b) Pelayanan post pengobatan
c) Puskesmas keliling
d) Kunjungan rumah
d. Sasaran
Kepada semua masyarakat diwilayah kerja Puskesmas yang
membutuhkan pelayanan kesehatan.
e. Target (Menurut DINKES 2000)
1) Jangkauan pengobatan jalan
a) Jumlah kasus baru 0,45 % x 365 x 63,5 % x 80 % x 65
%x jumlah penduduk Puskesmas = 22.777
b) Kwalitas mutu pelayanan 100 %
2) Pelayanan kesehatan mata dasar
a) Jumlah kasus mata yang diobati 20 % x 19,51 % x jumlah
penduduk = 1646.
b) Pelayanan jangkauan retraksi 20 % x 25,3 % x jumlah
penduduk = 2135.
c) Jangkauan deteksi kasus katarak 60 % x 0,21 % x jumlah
penduduk = 53.
b. Tujuan
1) Tujuan umum :
Tercapainya kesehatan jiwa yang optimal bagi seluruh
masyarakat.
2) Tujuan khusus :
Untuk mempertahankan atau menurunkan angka-angka yang
diperoleh dengan epidemologi gangguan jiwa.
c. kegiatan kesehatan jiwa
1) Di dalam gedung
a) Penemuan klien baru ganggun jiwa serta tersaangka
penyala gunaan narkotika
b) Menentukan diagnosa dengan gangguan jiwa dari seorang
klien malalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium.
c) Melakukan rujukan.
2) Di luar gedung
a) Melakukan penyuluhan
b) Kunjungan rumah klien jiwa
d. Kegiatan program kesehatan jiwa
1) Pencarian dan penemuan klien ditujukan pada penemuan klien
serta para tersangka gangguan jiwa yang lain serta para
tersangka penyalahgunaan narkotika.
2) Pemeriksaan dan pengobatan klien psikosa, neurosa dan
penyalahgunaan obat narkotika.
3) Evaluasi penyakit gangguan jiwa.
e. Sasaran
Sasaran usaha kesehatan jiwa adalah semua lapisan masyarakat
yang mempunyai kelainan jiwa dan perlu perawatan.
f. Target (menurut dinas kesehatan)
Kegiatan pemeriksaan dan pengobatan
1) Jumlah klien baru psikosa, neurosa, depresi, penyala gunaan
obat narkotika, RM dan gangguan mental yang lazim adalah 3
% dari jumlah penduduk = 1238,9
2) Jumlah kunjungan pada klien lama
a) Klien psikosa 18 x setahun
b) Gangguan jiwa 4 x setahun
c) Kegiatan pencarian klien baru
d) Penyuluhan kesehatan jiwa 4 x setahun
e) Pembinaan
3) Jumlah kunjungan rumah dalam rangka pembinaan resosialisasi
klien psikosis atau tindak lanjut perawatan 18 x setahun
f. Pembinaan
Pembinaan merupakan langkah untuk meningkatkan pelestarian
kegiatan upaya kesehatan kerja oleh kader tenaga kerja.
1) Tujuan
a) Dikenalkannya masalah kesehatan umum dan masalah
kesehatan kerja oleh tenaga kerja.
b) Terpilihnya kelancaran pelaksanaaan kegiatan upaya
kesehatan kerja oleh tenaga kerja.
c) Meningkatkan hasil kegiatan UUK melalui peran serta
masyarakat.
2) Cara pembinaan
a) Rapat koordinasi berkala petugas kecamatan (Puskesmas,
pertanian, perindustrian, koperasi, bankdes) untuk
membahas pelaksanaan UUK.
b) Petugas tingkat kecamatan melakukan bimbingan dan
kunjungan ke desa untuk mengetahui pelaksanaan
kegiatan masalah dan pemecahan.
c) Petugas kecamatan secara berkala menghadiri rapat kader
desa memberikan informasi guna meningkatkan kegiatan
UUK.
d) Pencatatan dan pelaporan kegiatan UUK dilakukan di
kecamatan oleh petugas
e) Pertemuan berkala antar petugas kecamatan dan penilaian
hasil kegiatan.
f) Kunjungan kedaerah lain yang telah maju baik di dalam
maupun di luar daerah.
g) Penambahan pengetahuan melalui seminar / lokakarya /
rapat kerja di tingkat kabupaten atau propinsi.
d. Tenaga
1) Tenaga profesional
a) Umum : Dokter dan perawat, dokter mata, analisis dll
b) Khusus : Tenaga kesehatan dengan pendidikan khusus atau
tambahan
2) Tenaga non profesional
a) Kader.
b) Pemuka masyarakat.
e. Sasaran
Diprioritaskan pada masyarakat yang berpenghasilan rendah
dan khususnya kelompok lainnya dengan menggunakan
teknologi tepat guna yang disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan Puskesmas.
BAB III
GAMBARAN PUSKESMAS
e. Rumah dinas
a. Rumah dinas dokter umum = 2 buah
Rawat Jalan
Rawat Nginap
b. Rumah dinas dokter gigi
c. Rumah dinas para medis :
Rawat jalan :
Rumah dinas para medis : 1 unit
Rumah dinas para medis : 2 unit
Rawat Nginap :
Rumah dinas para medis : 3 unit
B. Letak dan batas wilayah Puskesmas
1. Batas – batas geografis
Utara : Berbatasan dengan kecamatan magepanda
Selatan : Berbatasan dengan kecamatan lela
Timur : Berbatasan dengan kecamatan koting
Barat : Berbatasan dengan kecamatan mego
2. Batas – batas antara desa terdekat
Utara : Desa Nitakloang
Selatan : Desa Tebuk
Timur : Desa Takaplager
Barat : Desa Bloro
C. Jarak tempuh
1. Jarak Puskesmas dengan kota Kabupaten Sikka berjarak 12 km dan dapat
di tempuh
dengan kendaraan roda 4 dan 2 ± 30 menit.
2. Jarak Puskesmas ke desa-desa
Desa jauh : Mahebora (2 jam), Nirangkliung (2 jam), Wuliwutik dan Nilo
(1/2 jam ), Lirikelun (1 jam ), Riit ( 1 ½ jam ) dapat di tempuh dengan
kendaraan roda 4 dan 2 ± 1×50 meter.
Desa sedang : Bloro, Lusitada, Tilang dapat di tempuh dengan
kendaraan roda 4 dan 2 ± 20 menit.
Desa dekat : Nita, Nitakloang, Tebuk, dapat di tempuh dengan
kendaraan roda 4 dan 2 ± 10 menit.
D. Jumlah Klien
1.Berdasarkan usia
2.Berdasarkan jenis kelamin
Jumlah kunjungan harian rawat jalan dan rawat nginap Puskesmas Nita
dari bulan Januari s/d Juni 2015 sebanyak : 12.809 orang yang terdiri dari
:
Laki : 3.864 orang
Perempuan : 8.945 orang
3. Berdasarkan 10 penyakit teratas rawat jalan
No Nama Penyakit Jumlah
1. ISPA 2.066
2. Penyakit lain pada saluran pernapasan 366
bagian atas
3. Hipertensi Essential 364
4. Gastritis Acute 265
5. Myalgia 239
6. Rematik Artritis Acute 196
7. Penyakit kulit alergi 175
8. Dispepsia 174
9. Diare 81
10. Penyakit kulit infeksi 66
Total 3.992
A. Waktu pelaksanaan
Praktik kerja industri (Prakerin ) dilaksanakan mulai tanggal 19 Juni 2017
sampai dengan 11 July 2017.
C. Peserta
Peserta praktik kerja industri (Prakerin) adalah siswa – siswi kelas XII
semester V SMK St. Elisabeth Lela yang berjumlah 17 orang terdiri dari laki- laki
sebanyak 3 orang , perempuan sebanyak 14 orang.