Anda di halaman 1dari 89

PENGARUH LATIHAN FISIK TERSTRUKTUR TERHADAP

PENURUNAN KADAR KOLESTROL PADA PASIEN

HIPERTENSI DI RS GRANDMED LUBUK PAKAM

TAHUN 2021

SKRIPSI

Disusun Oleh :

Ida Yolanda Situmeang


1711064

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI INSTITUT

KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul:

PENGARUH LATIHAN FISIK TERSTRUKTUR TERHADAP

PENURUNAN KADAR KOLESTROL PADA PASIEN

HIPERTENSI DI RS GRANDMED LUBUK PAKAM

TAHUN 2021

Oleh :

Ida Yolanda Situmeang


1711064

Telah disetujui untuk diujikan dan dipertahankan dihadapan Komisi penguji

Skripsi pada ujian sidang Skripsi Program Studi Keperawatan Program Sarjana

Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk

Pakam

Lubuk Pakam, Januari 2021

Pembimbing

Ns. Tati Murni Karokaro, S.Kep, M.Kep


NPP. 01.02.28.02.1980

i
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul :

PENGARUH LATIHAN FISIK TERSTRUKTUR TERHADAP

PENURUNAN KADAR KOLESTROL PADA PASIEN

HIPERTENSI DI RS GRANDMED LUBUK PAKAM

TAHUN 2021

Oleh :

Ida Yolanda Situmeang


1711064

Telah disetujui untuk diujikan dan dipertahankan dihadapan Komisi penguji Skripsi pada

ujian sidang Skripsi Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fakultas

Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam

Lubuk Pakam, Januari 2021

Komisi Penguji :

1.

2.

3. Ns. Tati Murni KaroKaro, S.Kep, M.Kep


NPP. 01.02.28.02.1980

Disahkan oleh :

Dekan Ketua Program Studi

Ns. Kuat Sitepu, S.Kep, M.Kes Ns. Tati Murni Karokaro, S.Kep, M.Kep
NPP.01.96.26.02.1972 NPP. 01.02.28.02.1980

ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN

PENGARUH LATIHAN FISIK TERSTRUKTUR TERHADAP

PENURUNAN KADAR KOLESTROL PADA PASIEN

HIPERTENSI DI RS GRANDMED LUBUK PAKAM

TAHUN 2021

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam proposal ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.

Lubuk Pakam, Januari 2021

Peneliti

Ida Yolanda Situmeang


1711064

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas Berkat Rahmat dan karunia Nya, sehingga saya dapat menyusun dan

menyelesaikan Skripsi, yang bertujuan untuk melengkapi dan memenuhi salah

satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana Keperawatan di Institut

Kesehatan Medistra Lubuk Pakam dengan judul “Pengaruh Latihan Fisik

Terstruktur terhadap Penurunan Kadar Kolestrol Pada Pasien Hipertensi di RS

GRANDMED Lubuk Pakam tahun 20211”

Dalam penyusunan Skripsi ini, saya banyak memperoleh bimbingan,

bantuan, saran, dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Medistra

Lubuk Pakam

2. Ns. Rahmad Gurusinga, S.Kep, M.Kep, selaku Rektor Institut Kesehatan

Medistra Lubuk Pakam

3. Ns. Kuat Sitepu, S.Kep, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan

Fisioterapi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

4. Ns. Tati Murni Karo Karo, S.Kep, M.Kep Selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan

MEDISTRA Lubuk Pakam sekaligus dosen pembimbing peneliti yang telah

banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta selalu sabar dalam

membantu peneliti dan memberi saran serta arahan dalam penyusunan

proposal ini

iv
5. Ns. Dian Anggri Yanti, S.Kep, M.Kep, Selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan

Medistra Lubuk Pakam

6. dr. Arif Sujatmiko, M.Kes, selaku Direktur Rumah Sakit Grandmed Lubuk

Pakam, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan

penelitian

7. Ns. Arfah May Syara, S.Kep, M.Kep, selaku wali tingkat yang selama ini

sudah mendidik dan memberi arahan serta dukungan kepada peneliti

8. Seluruh Staf pegawai serta staf Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan Medistra Lubuk

Pakam yang telah banyak memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada

peneliti selama mengikuti pendidikan

9. Hormat dan Sayang peneliti kepada Ayahanda tercinta Ringkop Situmeang

dan Ibunda tercinta Relita Marpaung yang selalu mendoakan serta

memberikan dukungan moril & material dalam segala hal untuk segala

kebaikan peneliti di masa depan, termasuk dalam hal penyelesaian skripsi ini.

Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada Abang dan Adik peneliti

Richard Hiras Situmeang dan Deby Cintia Situmeang yang selalu memberi

dukungan dan motivasi selama mengikuti pendidikan termasuk dalam hal

menyelesaikan proposal ini

10. Teman-teman terkasih dan tersayang Elsanina Purba, Ayu Gultom, Mei

Sianipar, Lasma Marbun, Kristina Sitohang, Indah Gulo yang telah menemani,

memberi dukungan dan motivasi kepada peneliti selama menempuh

pendidikan sampai pada peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, Juga kepada

v
Rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi khususnya PSIK IV Angkatan 2017 yang

telah banyak memberikan dukungan dan bantuan kepada peneliti dalam

penyusunan proposal ini

Peneliti menyadari bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini mungkin

masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki, maka peneliti mengharapkan

kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa Senantiasa Memembalas Semua Kebaikan

dan Bantuan yang telah peneliti terima dalam proses penulisan penelitian ilmiah

ini.

Lubuk Pakam, 2020


Peneliti

Ida Yolanda Situmeang


1711064

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
ABSTRAK...........................................................................................................xiii
RIWAYAT HIDUP PENULIS............................................................................xv
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................6
TINJAUAN TEORITIS.........................................................................................6
2.1 Kolestrol....................................................................................................6
2.1.1 Defenisi..............................................................................................6
2.1.2 Klasifikasi Kolestrol..........................................................................6
2.1.3 Faktor yang mempengaruhi Kadar Kolestrol.....................................8
2.1.4 Manifestasi Klinis............................................................................10
2.1.5 Cara mengatasi Kolestrol.................................................................11
2.2 Aktivitas Fisik Terstruktur......................................................................12
2.2.1 Defenisi............................................................................................12
2.2.2 Senam Lansia...................................................................................13
2.2.3 Latihan Jalan Kaki...........................................................................16
2.2.4 Prinsip Latihan fisik.........................................................................18
2.3 Hipertensi................................................................................................19
2.3.1 Defenisi............................................................................................19
2.3.2 Klasifikasi........................................................................................19
2.3.3 Faktor Penyebab Hipertensi.............................................................21

vii
2.3.4 Manifestasi Klinis............................................................................23
2.3.5 Penatalaksanaan...............................................................................23
2.4 Kerangka Teori........................................................................................27
2.5 Kerangka Konsep....................................................................................29
2.6 Variabel Penelitian..................................................................................29
2.7 Hipotesis..................................................................................................29
BAB III..................................................................................................................30
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................30
3.1 Jenis dan Desain Penelitian.....................................................................30
3.1.1 Jenis Penelitian.................................................................................30
3.1.2 Desain Penelitian..............................................................................31
3.2 Lokasi dan Waktu penelitian...................................................................31
3.2.1 Lokasi Penelitian..............................................................................31
3.2.2 Waktu Penelitian....................................................................................32
3.3 Populasi dan Sampel...............................................................................33
3.3.1 Populasi............................................................................................33
3.3.2 Sampel..............................................................................................33
3.4 Variabel dan Defenisi Operasional..........................................................35
3.4.1 Variabel............................................................................................36
3.4.2 Defenisi Operasional.............................................................................36
3.5 Instrumen Penelitian................................................................................37
3.6 Metode Pengumpulan Data.....................................................................37
3.6.1 Data Primer......................................................................................37
3.6.2 Data Sekunder..................................................................................38
3.7 Metode Pengukuran data.........................................................................38
3.8 Analisa Data............................................................................................39
BAB IV..................................................................................................................40
HASIL PENELITIAN.........................................................................................40
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................................40
4.1.1 Data Geografi...................................................................................40
4.1.2 Data Demorafi..................................................................................41
4.2 Karakteristik Responden.........................................................................42
4.3 Deskripsi Data.........................................................................................43
4.4 Uji Homogenitas......................................................................................44
4.5 Analisa Univariat.....................................................................................45
4.6 Analisa Bivariat.......................................................................................46

viii
BAB V....................................................................................................................48
PEMBAHASAN...................................................................................................48
5.1 Analisa Univariat.....................................................................................48
5.1.1 Kadar Kolestrol Sebelum Dilakukan Latihan Fisik Terstruktur......48
5.1.2 Kadar Kolestrol Setelah Dilakukan Latihan Fisik Terstruktur........49
5.2 Analisa Bivariat.......................................................................................50
BAB VI..................................................................................................................52
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................52
6.1 Kesimpulan..............................................................................................52
6.2 Saran........................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................55

ix
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Halaman

Gambar 2.1 Diagram Penghitungan Detak Jantung Maksimal.............................16

Gambar 2.2 Kerangka Teori..................................................................................27

Gambar 2.3 Kerangka Konsep..............................................................................29

Gambar 3.1. Desain Penelitian..............................................................................31

x
DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Halaman

Tabel 2.1 Pengelompokan Kadar Kolestrol...........................................................8

Tabel 2.2 Klasifikasi Derajat Hipertensi...............................................................21

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Penelitian.................................................................32

Tabel 3.2 Defenisi Opersional...............................................................................36

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...........................42

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur........................................42

Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Obat Hipertensi yang di

konsumsi...........................................................................................43

Tabel 4.4 Deskripsi data hasil post-test kelompok eksperimen dan post-test

kelompok kontrol...............................................................................44

Tabel 4.5 Uji Homogen ........................................................................................45

Tabel 4.6 Kadar Kolestrol sebelum diberi Latihan Fisik Terstruktur...................45

Tabel 4.7 Kadar Kolestrol setelah diberi Latihan Fisik Terstruktur......................46

Tabel 4.8 Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

latihan fisik terstruktur terhadap penurunan kadar kolestrol pada

pasien hipertensi di RS Grandmed Lubuk Pakam tahun 2021.............47

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Halaman

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden ........................................42

Lampiran 2 Persetujuan Menjadi Responden........................................................43

Lampiran 3 Lembar Observasi Peneliti ................................................................44

Lampiran 4 Program Latihan Penelitian ...............................................................45

Lampiran 5 Standard Operasional Prosedur (SOP) Senam Lansia.......................46

Lampiran 6 Data Master .......................................................................................64

Lampiran 7 Data SPSS .........................................................................................65

Lampiran 8 Permohonan Studi Pendahuluan Penelitian Ilmiah/Skripsi............. 67

Lampiran 9 Persetujuan Studi Pendahuluan Penelitian Ilmiah........................... 68

Lampiran 10 Permohonan Mengadakan Penelitian............................................ 69

Lampiran 11 Persetujuan Mengadakan Penelitian.............................................. 70

xii
ABSTRAK

Hipertensi atau sering dikenal sebagai tekanan darah tinggi adalah suatu
kondisi ketika terjadi peningkatan darah didalam arteri. Hipertensi dan
peningkatan kolesterol merupakan dua keadaan yang berkesinambungan. Kadar
kolesterol dalam tubuh adalah satu faktor terpenting untuk menetukan risiko
seseorang untuk menderita penyakit pembuluh darah jantung. Ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah antara lain usia, berat
badan, pola makan, aktivitas fisik, merokok, stress, dan faktor keturunan
sementara Hipertensi dapat dihindari dengan menghindari faktor risiko dan
mencegahnya dengan berbagai upaya yaitu menerapkan pola hidup sehat dengan
melakukan aktivitas fisik secara teratur, kebutuhan tidur yang cukup, pikiran
rileks dan santai, menghindari kafein, rokok, alkohol dan stres kemudian
menerapkan pola makan yang sehat dengan menghindari mengurangi makanan
yang mengandung lemak tinggi, tinggi kalori, berminyak, kolesterol, santan
garam berlebihan. Oleh sebab itu perlu diberikan Latihan Fisik Terstruktur berupa
Olahraga teratur, selain dapat mengurangi stres, juga dapat menurunkan berat
badan, membakar lebih banyak lemak dalam darah, dan memperkuat otot jantung.
Untuk dapat melakukan olahraga ringan tidak perlu datang ke tempat latihan
khusus, karena program terbaik adalah latihan yang disenangi dan dapat
berlangsung secara teratur. Metode: Penelitian ini menggunakan metode
Kuantitatif yang bersifat Eksperimen dengan menggunakan Desain -test post-test
dengan kelompok kontrol (pretest posttest with control grup) dengan jumlah
sampel 15 orang. Pengambilan sampel digunakan dengan teknik Purposive
Sampling dengan menggunakan rumus Isac dan Mikael, Penelitian digunakan
pada bulan April 2021. Hasil: Dari hasil penelitian didapati pada kelompok
eksperimen nilai p value 0,000 ≤ 0,05 dan pada kelompok kontrol nilai p value
0,001 ≤ 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada Kelompok eksperimen
memberikan hasil pengaruh lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol
Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam Tahun 2021.
Oleh sebab itu Diharapkan perawat di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam
dapat meningkatkan pelayanan dibidang non farmakologis terkhusus bagi pasien

xiii
Hipertensi yang menderita Hiperkolestrolemia yang dapat diatasi dengan
diberikannya intervensi berupa Latihan Fisik Terstruktur.

Kata Kunci : Latihan Fisik Tersruktur, Kadar Kolestrol, Hipertensi


Referensi : (2010-2018)

ABSTRACT

Hypertension or often known as high blood pressure is a condition when


there is an increase in blood in the arteries. Hypertension and elevated cholesterol
are two continuous conditions. Cholesterol level in the body is one of the most
important factors to determine a person's risk of suffering from heart artery
disease. There are several factors that can affect blood cholesterol levels,
including age, weight, diet, physical activity, smoking, stress, and heredity, while
hypertension can be avoided by avoiding risk factors and preventing them with
various efforts, namely implementing a healthy lifestyle by doing regular
physical activity, the need for adequate sleep, a relaxed and relaxed mind,
avoiding caffeine, cigarettes, alcohol and stress then adopting a healthy diet by
avoiding reducing foods that contain high fat, high calories, oiliness, cholesterol,
excessive coconut milk and salt. Therefore it is necessary to provide Structured
Physical Exercise in the form of regular exercise, in addition to reducing stress, it
can also lose weight, burn more fat in the blood, and strengthen the heart muscle.
To be able to do light exercise, you don't need to come to a special training
ground, because the best program is one that you enjoy and can take place
regularly. Methods: This study used a quantitative experimental method using
post-test design with a control group (pretest posttest with control group) with a
sample size of 15 people. Sampling was used with purposive sampling technique
using the Isac and Mikael formulas, the study was used in April 2021. Results:
From the research results found in the experimental group the p value was 0.000 ≤
0.05 and in the control group the p value was 0.001 ≤ 0.05. so it can be concluded
that the experimental group gives a better effect than the control group on
hypertension patients at Grandmed Lubuk Pakam Hospital in 2021. Therefore it is
hoped that nurses at Grandmed Lubuk Pakam Hospital can improve services in
non-pharmacological fields, especially for hypertension patients who suffering
from hypercholestrolemia which can be overcome by giving intervention in the
form of structured physical exercise.

xiv
Keywords : Structured Physical Exercise, Cholesterol Levels, Hypertension
Reference : (2010-2018)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

A. Identitas Pribadi

Nama : Ida Yolanda Situmeang

Tempat/Tanggal Lahir : Pematangsiantar, 16 Mei 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Nama Ayah : Ringkop Situmeang

Nama Ibu : Relita Marpaung

Anak Ke : 2 dari 3 bersaudara

Alamat : Jl. Melanthon Siregar, Gg. Kukubalam no.9

Pematangsiantar.

B. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 2004-2005 : TK Cinta Rakyat

Lulus dan Berijazah

2. Tahun 2005-2011 : SD SW 4 YP HKBP

Lulus dan Berijazah

3. Tahun 2011-2014 : SMP Cinta Rakyat 1

Lulus dan Berijazah

xv
4. Tahun 2014-2017 : SMA METHODIST

Lulus dan Berijazah

5. Tahun 2017-2021 : Mengikuti Pendidikan Program Studi Ilmu

Keperawatan Program Sarjana Institut

Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

xvi
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hipertensi dan peningkatan kolesterol merupakan dua keadaan yang

berkesinambungan. Menurut Fryer, dkk (2010), melalui survey penyakit kronis

yang dialami oleh masyarakat Amerika saat ini adalah penyakit Hipertensi yang

disertai dengan hiperkolesterolemia. Lebih dari 55% responden yang diteliti

menunjukkan tanda dan gejala Hipertensi yang disertai dengan

hiperkolesterolemia.

Prevalensi hiperkolesterolemia di dunia sekitar 45%, di Asia Tenggara

sekitar 30% dan di Indonesia 35% (Kemenkes RI, 2017; Balitbangkes, 2013;

WHO, 2019). Sementara Persentase Pengunjung Posbindu PTM dan Puskesmas

yang memiliki kolesterol tinggi di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 sebanyak

235 orang atau sebesar 47,6%.

Kadar kolesterol dalam tubuh adalah satu faktor terpenting untuk

menetukan risiko seseorang untuk menderita penyakit pembuluh darah jantung.

Ada beberapa faktor yang terbukti melalui penelitian dapat mempengaruhi kadar

kolesterol dalam darah antara lain usia, berat badan, pola makan, aktivitas fisik,

merokok, stress, dan faktor keturunan (Yovina 2012).

Hipertensi dapat dihindari dengan menghindari faktor risiko dan

mencegahnya dengan berbagai upaya yaitu menerapkan pola hidup sehat dengan

melakukan aktivitas fisik secara teratur, kebutuhan tidur yang cukup, pikiran

rileks dan santai, menghindari kafein, rokok, alkohol dan stres kemudian

menerapkan pola makan yang sehat dengan menghindari mengurangi makanan

1
2

yang mengandung lemak tinggi, tinggi kalori, berminyak, kolesterol, santan

garam berlebihan (Tilong dalam Fajar, 2015).

Olahraga teratur selain dapat mengurangi stres, juga dapat menurunkan

berat badan, membakar lebih banyak lemak dalam darah, dan memperkuat otot

jantung. Untuk dapat melakukan olahraga ringan tidak perlu datang ke tempat

latihan khusus, karena program terbaik adalah latihan yang disenangi dan dapat

berlangsung secara teratur. Seperti yang sudah dijalani sebagai kegiatan sehari-

hari misalnya lebih banyak melakukan aktivitas seperti berjalan, olahraga ringan,

bersepeda (Lanny Dkk dalam Rahadiyanti, 2013).

Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa ada hubungan yang

nyata antara latihan dan pengendalian penyakit hiperkolesterolemia. Latihan

dengan intensitas rendah lebih baik untuk penderita hiperkolesterolemia pada

pasien hipertensi usia muda sampai dengan usia tua. Untuk mendapatkan manfaat

kesehatan aktivitas fisik sebaiknya dilakukan 30 menit perhari (Kemenkes, 2017)

Mengingat latihan fisik merupakan pilar utama pencegahan terhadap

penyakit gangguan pembuluh darah, maka keterkaitan antara pengaruh latihan

fisik terstruktur yaitu latihan aerobik terhadap perbaikan kondisi fisik yang biasa

dilakukan oleh masyarakat perlu mendapat perhatian.

Hubungan antara kolesterol dengan kejadian penyakit Hipertensi telah

banyak diteliti. Resiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan Hipertensi meningkat

2 sampai 3% untuk setiap 1,0 mg / dl penurunan HDL kolesterol (Durstine &

Haskell 1994). Hal ini juga menetapkan bahwa gaya hidup memberikan kontribusi

signifikan terhadap perkembangan PJK dan Hipertensi.


3

Menurut hasil survei data pasien hipertensi yang di rawat inap di RS

GRANDMED Lubuk Pakam tahun 2020 sebanyak 63 orang, dan sebanyak 39

orang pasien rawat inap di RS GRANDMED Lubuk Pakam sudah menderita

Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan Hipertensi, diantaranya 23 laki-laki dan 16

perempuan serta mayoritas dari mereka sudah menduduki usia lanjut. Pasien yang

sedang di rawat inap cenderung bedrest atau tidak mau melakukan latihan fisik

sementara latihan fisik yang sederhana dan terstruktur berperan penting dalam

menurunkan kadar kolestrol darah secara alami (nonfarmakologis). Oleh karena

itu perlu dikembangkan suatu alternatif latihan yang murah, aman,

menyenangkan, tidak terlalu banyak menyita perhatian, tenaga, waktu dan efektif

untuk memperbaiki profil lipid darah.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk

meneliti pengaruh latihan fisik terstruktur terhadap penurunan kadar kolestrol

pada pasien hipertensi di RS GRANDMED Lubuk Pakam.

1.2 Rumusan Masalah

Dari fenomena yang disampaikan diatas dan uraian pada latar belakang

maka masalah penelitian ini adalah adakah pengaruh latihan fisik terstruktur

terhadap penurunan kadar kolesterol pada pasien Hipertensi?


4

1.3 Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh latihan fisik terstruktur terhadap

penurunan kadar kolestrol padan pasien Hipertensi di RS

GRANDMED Lubuk Pakam tahun 2021.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi nilai rerata kadar kolestrol sebelum

dilakukan tidakan latihan fisik

2. Untuk mengidentifikasi nilai rerata kadar kolestrol pada kelompok

eksperimen setelah dilakukan tindakan latihan fisik selama 3 kali

dalam seminggu

3. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh pemberian tindakan

latihan fisik terhadap penurunan kadar kolestrol pada pasien

hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Untuk Pelayanan Keperawatan

Bila diketahui adanya pengaruh latihan fisik terstruktur terhadap

penurunan kadar kolestrol pasien Hipertensi maka latihan fisik

terstruktur itu dapat di jadikan sebagai salah satu intervensi

keperawatan pasien Hipertensi.

b. Untuk Instutitusional Pendidikan

Bila diketahui adanya pengaruh latihan fisik terstruktur terhadap

penurunan nilai kolestrol pasien Hipertensi maka latihan fisik


5

terstrukur itu perlu dikembangkan melalui kurikulum pendidikan untuk

proses pembelajaran keperawatan klinis.

c. Untuk Peneletian Selanjutnya

Bila diketahui ada pengaruh latihan fisik terstruktur terhadap

penurunan nilai kolestrol pasien Hipertensi maka data ini dapat

dijadikan bahan untuk penelitian yang terkait dengan pasien

Hipertensi.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS
2.1 Kolestrol

2.1.1 Defenisi

Kolesterol merupakan senyawa lemak yg kompleks yang berada

pada tiap sel di dalam tubuh. Kolesterol berfungsi sebagai materi awal

untuk pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin, dan hormon –

hormon tertentu, seperti hormone seks dan lainnya. Kolesterol menyebar

di dalam darah dan sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi kolesterol yang

berlebih atau sering disebut Hiperkolestrolemia akan menimbulkan

masalah berupa gangguan metabolisme kolestrol yg disebabkan kadar

kolestrol yg berlebih sehingga dapat menyebabkan penyempitan pada

pembuluh darah jantung dan otak (Mayasari D.R, dkk 2014).

2.1.2 Klasifikasi Kolestrol

Klasifikasi kolestrol dibagi menjadi 2 yaitu jenis kolestrol dan

kadar kolestrol (Yovina, 2012). Kolestrol terdiri dari beberapa komponen

yang memiliki peran, karakteristik dan jumlah masing-masin

mengindikasikan kondisi tubuh secara spesifik.

a. Jenis Kolestrol

1) Low Density Lipoprotein (LDL)

Jenis kolesterol ini sering disebut sebagai kolesterol jahat.

Kolesterol LDL mengangkut kolesterol paling banyak di dalam

darah sekitar 60-70%. Tingginya kadar LDL menyebabkan

6
7

pengendapan kadar kolesterol dalam arteri. Kolesterol LDL

merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular dan stroke.

Timbunan lemak di dalam lapisan pembuluh darah (plak

koletserol) membuat saluran pembuluh darah menjadi sempit

sehingga aliran darah kurang lancar dimana sebuah proses yang

disebut dengan ateroklerosis. Karena pembuluh darah sudah

mengalami penyempitan dan pengerasan oleh plak koletserol,

maka bekuan darah ini mudah menyumbat pembuluh darah secara

total dan dapat berpeluang besar menjadi faktor risiko terjadinya

stroke.

2) High Density Lipoprotein (HDL)

HDL disebut dengan kolestrol baik karena partikel kolestrol HDL

mencegah ateroklerosis dengan mengeluarkan kolestrol dari

tembok arteri dan membuang kolestrol ini melalui hati dan dapat

melindungi trhadap penyakit jantung dan stroke.

3) Trigliserida

Trigliserida merupakan satu jenis lemak yang diserap oleh usus

setelah mengalami hidrolisis, kemudian masuk ke dalam plasma.

Trigliserida terdapat di dalam darah dan berbagai organ dalam

tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah juga dapat

meningkatkan kadar kolesterol. Sejumlah faktor dapat

mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti kegemukan,

konsumsi alkohol, gula, dan makanan berlemak. Trigliserida

merupakan lemak darah yang cenderung naik seiring dengan


8

konsumsi alkohol, peningkatan berat badan, diet tinggi gula atau

lemak serta gaya hidup. Peningkatan trigliserida akan menambah

risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke.

b. Kadar Kolestrol

Tabel 2.1
Pengelompokan Kadar Kolestrol
Kadar Kolestrol Total Kategori Kolestrol Total
Kurang dari 200 mg/dl Bagus
200-239 mg/dl Ambang batas atas
240 mg/dl dan lebih Tinggi

Kadar Kolestrol LDL Kategori Kadar Kolestrol LDL


Kurang dari 100 mg/dl Optimal
100-129 mg/dl Hampir optimal / diatas optimal
130-159 mg/dl Ambang batas atas
160-189 mg/dl Tinggi
190 mg/dl dan lebih Sangat Tinggi

Kadar Kolestrol HDL Kategori Kadar Kolestrol LDL


Kurang dari 40 mg/dl Rendah
60 mg/dl Tinggi
Sumber : National Institutes of Health, Detection, Evaluation, dan
Treatment of High Blood Cholesterol in Adults III (2011)

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi Kadar Kolestrol

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar

kolestrol dalam darah meliputi :

a. Pola Makan

Kebiasaan seseorang yang paling berisiko memiliki kadar

kolesterol tinggi adalah mereka yang menerapkan pola makan yang

mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi (Yovina 2012). Bukan

hanya berasal dari Lemak hewani, Lemak jenuh juga dapat ditemukan

pada lemak nabati seperti mentega, keju dan krim yang dapat
9

meningkatkan kadar kolesterol LDL dalam darah. Mengurangi asupan

lemak jenuh dengan menggantinya dengan lemak tak jenuh tunggal

dan lemak tak jenuh ganda dan makan lebih banyak buah, sayur, salat,

sterol tumbuhan dan kedelai juga dapat membantu. Cara memasak

seperti memanggang yang lebih sehat daripada menggoreng.

b. Berat Badan

Berat badan berlebih tidak hanya mengganggu penampilan saja

tetapi juga lebih banyak efek buruk terhadap kesehatan. Kelebihan

berat badan dapat meningkatkan trigliserida dan menurunkan HDL

(kolesterol baik).

c. Kurang Aktivitas Fisik

Tubuh manusia didesain untuk selalu bergerak sehingga sangat

dianjurkan untuk banyak bergerak. Aktivitas fisik atau olagraga yang

kurang, dapat menyebabkan asupan energi yang ada didalam tubuh

dapat mengalami penimbunan yang kemudian menjadi jaringan lemak

sehingga dapat meningkatkan kadar LDL (kolesterol jahat) dan

menurunkan HDL (kolesterol baik).

d. Umur dan Jenis Kelamin

Peningkatan kadar kolesterol dalam batas tertentu merupakan hal

alami yang terjadi dalam proses penuaan. Kadar kolesterol meningkat

tinggi seiring usia pada pria dan wanita. Pada pria kadar kolesterol

tinggi terlihat setelah berusia 50 tahun. Sedangkan pada wanita, kadar

kolesterol mengalmi kenaikan setelah mengaklami menopause dan

akan setara dengan pria (Yovina, 2012)


10

2.1.4 Manifestasi Klinis

Pada pemulaan mungkin belum ada terlihat gejala. Apabila

berlangsung lama, bisa ditemukan, antara lain:

a. Pengendapan lemak pada tendon dan kulit atau yang disebut xanthoma

b. Hati dan limpa membesar yang dapat ditemukan pada pemeriksaan

palpasi

c. Nyeri perut yang berat akibat adanya radang pancreas (pancreastitis)

akibat dari pengendapan trigliserida pada pancreas. Hal ini terjadi

apabila kadar trigliserida lebih atau sebesar 800 mg/dL.

d. Nyeri dada kiri pertanda mulai ada serangan jantung koroner karena

lembaran-lembaran kolesterol menyumbat pembuluh darah jantung.

Namun apabila kadar kolesterol yang dirasakan sudah memasuki

stadium yang cukup parah atau semakin tinggi kadar kolesterolnya baru

akan memperlihatkan gejala-gejala sebagai berikut:

a. Sakit kepala terutama sangat dirasakan pada bagian tengkuk dan

kepala bagian belakang sekitar ulang leher bagian belakang.

b. Merasa pegal-pegal hingga bagian pundak.

c. Sering merasa cepat lelah dan capek.

d. Sendi terasa sakit.

e. Kaki terkadang membengkak

f. Mudah mengantuk.

g. Merasakan vertigo atau migraine yang sering kambuh.

Gejala tersebut timbul dapat disebabkan karena salah satunya yaitu

kurangnya asupan oksigen, karena didalam kadar kolesterol yang tinggi


11

dapat menyebabkan aliran darah menjadi kental sehingga oksigen menjadi

berkurang. Namun rasa sakit kepala dan timbul rasa pegal ini tidak selalu

menjadi tanda atau gejala yang spesifik yang dapat diartikan bahwa

seseorang menderita kolesterol. Kolesterol tinggi atau hiperkolesterol,

baru dapat diketahui apabila seseorang dinyatakan enderita penyakit

jantung coroner atau penyakit stroke (Yovina, 2012).

2.1.5 Cara mengatasi Kolestrol

Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai salah satu cara

untuk mengendalikan kadar kolestrol dalam darah meliputi :

a. Edukasi atau Penyuluhan

Pemberian edukasi dan penyuluhan merupakan suatu hal yang penting

dimana dapat menambah pengetahuan penderita mengenai kolestrol,

sehingga dapat dijadikan salah satu cara untuk memilih makanan yang

tepat agar kolestrol tidak mengalami peningkatan. Hasil penelitian dari

Yuliana (2014) bahwa konseling dapat berpengaruh dalam

menurunkan kadar kolestrol lebih besar dan perubahan terhadap pola

makan.

b. Aktivitas fisik atau Olahraga

Aktivitas fisik dapat mengontrol kadar kolestrol dalam darah seperti

jalan santai, jalan cepat, senam, jogging, atau bersepeda. Penelitian

Astari (2012) menyimbulkan bahwa aktivitas fisik terhadap penurunan

tekanan darah dan dapat mengendalikan kadar kolestrol dalam tubuh.

Penelitian Ikafah (2014) menemukan hasil bahwa pengukuran tekanan


12

darah dan kolestrol seiap sebelum dan sesudah senam didapatkan

bahwa ada penurunan secara bertahap.

c. Pemeriksaan Kolestrol Rutin

Melakukan pemeriksaan kolestrol secara rutin sangat baik dilakukan

sebagai salah satu langkah dalam pencegahan primer terhadap

komplikasi dari terjadinya peningkatan kadar kolestrol seperti penyakit

kardiovaskular.

2.2 Aktivitas Fisik Terstruktur

2.2.1 Defenisi

Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang

membutuhkan energi untuk mengerjakannya seperti berjalan, menari, dan

lain sebagainya. Sedangkan Latihan fisik adalah aktivitas fisik yang

terencana dan terstruktur serta melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang

dan bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani (Farizati dalam

Fajar 2015)

Tujuan dari aktivitas fisik antara lain untuk meningkatkan daya

tahan, kekuatan, koordinasi tubuh, memelihara kesehatan, selain itu

aktivitas fisik juga dapat menunda perubahan fisiologis yang biasanya

terjadi pada proses penuaan muskuloskletal, penurunan kekuatan dan

fleksibilitas, peningkatan kerentanan terhadap cidera, penurunan

kelenturan struktur sendi, serta melindungi lansia dari jatuh (Stanley dan

Beare dalam Rahadiyanti, 2013).


13

2.2.2 Senam Lansia

a. Defenisi

Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah

serta terencana yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan

maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga. Senam juga

didefinisikan sebagai bentuk latihan anggota tubuh untuk mendapatkan

kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan gerak, keseimbangan

gerak, daya tahan, kesegaran jasmani dan stamina (Arwani, Nurhayati &

Purnomo, 2013). Senam lansia adalah upaya peningkatan jasmani yang

dibuat oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga untuk kelompok lansia

yang jumlahya semakin bertambah, sehingga perlu diberdayakan. Gerakan

gerakan pada senam lansia merupakan rangkaian gerakan ringan kegiatan

sehari hari dengan diiringi musik yang lembut dan tidak menghentak–

hentak dan menimbulkan suasana santai.

b. Manfaat Senam Lansia

Manfaat program latihan berupa senam lansia dapat meningkatkan

kemampuan dan kemandirian lansia, mendorong jantung bekerja optimal

dan membantu mengurangi radikal bebas yang ada di dalam tubuh,

meningkatkan kontrol berat badan, meningkatkan kekuatan dan daya tahan

otot, meningkatkan kelenturan, koordinasi dan keseimbangan tubuh

(Widianti, 2010). Manfaat lain dari senam lansia yaitu ditemukan hasil

bahwa para peserta senam lansia menyatakan bisa tidur lebih nyenyak

(Lanawati, 2015).

c. Gerakan Senam Lansia


14

Prinsip senam lansia yaitu gerakannya bersifat dinamis atau

berubah-ubah, bersifat progresif yaitu memiliki tahapan yang bertingkat,

diawali dengan pemanasan, gerakan inti dan diakhiri dengan pendinginan

pada setiap latihan (Suroto dalam Lanawati, 2015). Urutan dari rangakaian

gerak senam lansia adalah sebagai berikut :

1. Pemanasan

Latihan pemanasan terdiri atas sembilan gerakan, masing-

masing dilakukan 2 x 8 hitungan dilakukan sebelum latihan.

Pemanasan bertujuan menyiapkan fungsi organ tubuh mampu

menerima pembebanan yang lebih berat pada saat latihan

sebenarnya. Penanda bahwa tubuh siap menerima pembebanan

antara lain detak jantung telah mencapai 60% detak jantung

maksimal, suhu tubuh naik 10 C–2 0 C dan badan berkeringat.

Pemanasan yang dilakukan dengan benar akan mengurangi

cedera atau kelelahan.

2. Gerkan Inti

Setelah pemanasan cukup dilanjutkan tahap gerakan inti atau

kondisioning yakni melakukan berbagai rangkaian gerak

dengan model latihan yang sesuai dengan tujuan program

latihan dengan diselingi gerakan peralihan di setiap perubahan

gerakan. Gerakan inti merangsang peningkatan stroke volume

dan cardiac output serta untuk meningkatkan sirkulasi lokal dan

metabolisme aerobik pada kelompok otot yang terlibat.

Gerakan inti bertujuan untuk menguatkan otot-otot terutama


15

pada tungkai agar kestabilan tubuh terjaga. Posisi gerakan yang

berdiri sambil menggerakan tubuh bagian atas selain

memperkuat otot-otot tubuh dan membantu otot-otot

ekstremitas bawah untuk berkerja meningkatkan

keseimbangan.

3. Pendinginan

Pendinginan merupakan periode yang sangat penting dan

esensial. Tahap ini bertujuan mengembalikan kondisi tubuh

seperti sebelum berlatih dengan melakukan serangkaian

gerakan berupa peregangan. Tahapan ini ditandai dengan

menurunnya frekuensi detak jantung, menurunnya suhu tubuh

dan semakin berkurangnya keringat. Tahap ini juga bertujuan

mengembalikan darah ke jantung untuk reoksigenasi sehingga

mencegah pengumpulan darah di otot kaki dan tangan.

d. Porsi Senam Lansia

Tidak berbeda dengan aktivitas olahraga lainnya, saat

melakukan latihan fisik seperti senam juga harus disesuaikan

dengan tujuan latihan yaitu dilakukan secara benar, teratur dan

terukur. Konsep FITT (Frequency, Intensity, Time and Type)

merupakan konsep latihan yang telah banyak disepakati oleh para

pakar olahraga. Frekuensi latihan adalah jumlah latihan yang

dilakukan dalam satu minggu. Frekuensi latihan ini bertujuan

untuk menunjukkan jumlah tatap muka atau sesi latihan pada setiap

minggunya. Frekuensi latihan jika dilakukan sebanyak 7 kali dalam


16

seminggu dianggap densitasnya terlalu tinggi. Bila dilakukan 1 kali

seminggu dianggap densitasnya terlalu rendah, karena efek

olahraga untuk fisik seseorang akan hilang setelah 72 jam (Hoeger,

2018). Intensitas latihan yang ditentukan tercapainya denyut nadi

sekitar 50 – 70% dari denyut nadi maksimal. Cara menentukan

denyut nadi maksimal dengan rumus 220 dikurangi umur

(Kemenkes, 2017).

DJM = 220 - Umur


Gambar 2.1 Diagram Penghitungan Detak Jantung Maksimal

(Sumber : Djoko Pekik Irianto, 2004)

Senam lansia termasuk dalam latihan aerobic low impact

dengan intensitas ringan sampai sedang yang bersifat menyeluruh

dengan gerakan yang melibatkan otot tubuh, mengandung gerakan-

gerakan melawan beban badan dengan pemberian beban antara

bagian kanan dan kiri secara seimbang (Darmabudi, 2015).

2.2.3 Latihan Jalan Kaki

a. Defenisi

Jalan kaki merupakan gerak maju dengan melangkah tanpa adanya

hubungan terputus dengan tanah. Setiap langkah kaki harus menyentuh

tanah sebelum kaki belakang meninggalkan tanah, atau dalam satu periode

satu langkah, dijalan satu kaki harus berada di tanah, maka kaki harus
17

tegak lurus dan kaki menumpu dalam posisi tegak lurus dan vertical

(Sumaryoto dan Nopembri, 2017). Berjalan kaki merupakan olah raga

dengan efek samping yang rendah, yang mehanya menimbuklan kekakuan

sedikit pada tulang dan jaringan tubuh.

b. Manfaat Jalan Kaki

1. Memperbaiki efektifitas jantung dan paru-paru

2. Membakar lemak dalam tubuh

3. Meningkakan metabolisme sehingga tubh membakar kalori

lebih cepat, bahk

4. Membantu mengontrol selera makan

5. Membantu penyembuhan stress

6. Meperlambat penuaan

7. Menurunkan tingkat kolestrol

8. Menurunkan tingkat darah tinggi

9. Membantu mengontrol dan mencegah diabetes

10. Menurunkan beberapa resiko kanker prostat dan payudara

c. Porsi Latihan Jalan Kaki

Latihan berjalan kaki besifat dinamis dan berulang-ulang dari

beberapa bagian otot , menstimulasi system kardiovaskular dan pulmonal

untuk mengirim oksigen ke otot yang sedang bekerja. Berjalan kaki

termasuk jenis latihan aerobic yang bersifat kontiyu dan menyebabkan

perbuahan konsentrasi myoglobin sebagai senyawa yang dapat mengikat

oksigen. Latian ini meningkatkan kemampuan tubuh untuk mengkonsumsi

oksigen.
18

Melalui latihan yang bersifat aerobic dan dengan frekuensi 3

sampai 4 kali seminggu , durasi selama 30 sampai 60 menit dengan

intensitas yang disesuaikan dengan kondisi individual. Intensitas latihan

dapat ditentukan hasil uji jalan 6 menit. Frekuensi latihan bergantung

dengan tingkat kebugaran seseorang , yang juga dapat di tentukan

berdasarkan uji jalan 6 menit. Bila seseorang mampu berjalan sejauh 300

meter per 6 menit, maka frekuensi latihannya 3 sampai 4 kali perminggu.

(Kemenkes, 2017)

2.2.4 Prinsip Latihan fisik

Latihan fisik dilakukan dengan prinsip Baik, Benar, Teratur,

Terukur (BBTT) sesuai kaidah kesehatan untuk mendaptkan hasil yang

maksimal.

a. Latihan fisik yang baik adalah latihan fisik yang disesuaikan dengan

kondisi fisik dan kemampuan supaya tidak menimbulkan dampak yang

merugikan, dilakukan dilingkungan yang sehat, aman, nyaman, tidak

rawan cedera serta menggunakan pakaian dan sepatu yang nyaman.

b. Latihan fisik yang benar adalah latihan fisik yang dilakukan secara

bertahap dan dimulai dari latihan pemanasan (termasuk peregangan),

latihan inti (latihan pada intensitas yang dituju), latihan pendinginan

(termasuk peregangan).

c. Latihan fisik yang terukur adalah latihan fisik yang dilakukan dengan

mengukur intensitas dan waktu latihan


19

d. Latihan fisik yang teratur adalah latihan fisik yang dilakukan secara

teratur 3-5 kali seminggu dengan selang waktu istirahat (Kemenkes RI,

2017)

2.3 Hipertensi

2.3.1 Defenisi

Hipertensi merupakan suatu kondisi tekanan darah dikatakan

abnormal ataupun tinggi yakni ketika terjadi tekanan darah sama atau

diatas 140 mmHg pada saat jantung berdetak (sistolik) dan tekanan darah

sama dengan atau diatas 90 mmHg pada saat jantung berelaksasi

(diastolik) (WHO, 2015). Selain itu Hipertensi atau sering dikenal sebagai

tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi ketika terjadi peningkatan darah

didalam arteri. Secara umum, hipertensi adalah keadaan yang tidak

menimbulkan gejala, akan tetapi tekanan darah yang abnormal dapat

mengakibatkan peningkatan resiko terhadap penyakit lain (Triyanto,

2014).

2.3.2 Klasifikasi

Klasifikasi dalam hipertensi terbagi atas 2 yakni berdasarkan

etiologi dan derajat Hipertensi.

a. Klasifikasi Berdasarkan Etiologi

1) Hipertensi Essensian (Primer)

Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang

90% tidak diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga

berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial diantaranya :


20

Faktor genetik, jenis kelamin dan usia, diit konsumsi tinggi garam

atau kandungan lemak, obesitas, serta merokok.

2) Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui

penyebabnya dan patofisiologi nya sehingga lebih mudah untuk

dikendalikan. Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa

penyakit, yaitu : kelainan ginjal seperti tumor, resistensi insulin,

diabetes, hipertiroidisme, dan penggunaan obat-obatan seperti

kortikosteroid dan kontrasepsi oral (Wijaya dan Putri, 2013)

b. Klasifikasi Berdasarkan Derajat Hipertensi

Tabel 2.2

Klasifikasi Derajat Hipertensi

Kategori Tekanan darah sistolik Tekanan darah


(mmHg) diastolik (mmHg)
Optimal <120 dan/atau <80
Normal 120-129 dan/atau 80-84
Normal Tinggi 130-139 dan/atau 85-89
Hipertensi Tingkat 1 140-159 dan/atau 90-99
Hipertensi Tingkat 2 160-179 dan/atau 100-109
Hipertensi Tingkat 3 180-209 dan/atau 109-119
Hipertensi Isolated ≥210 dan/atau ≥210
systolic
Sumber : Konsesus Penatalaksanaan Hipertensi (BPJS Kesehatan, 2014)
21

2.3.3 Faktor Penyebab Hipertensi

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan

tekanan darah yaitu sebagai berikut:

a. Faktor Genetik

Menurut Triyanto (2014) rentang kasus antara 70-80% hipertensi

esensial, didapati riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga. Jika

kedua orang tua mengalami riwayat hipertensi, maka dugaan hipertensi

esensial akan lebih besar. Penelitian oleh Putri, Kaunang & Kepel

(2016) didapati hasil bahwa pasien yang memiliki riwayat keluarga

yang mengalami hipertensi maka kemungkinan mengalami hipertensi

bisa terjadi.

b. Rokok

Kandungan rokok yang banyak mengandung berbagai macam

racun yang membahayakan bagi tubuh yaitu salah satunya masalah

yang dapat muncul akibat rokok yaitu hipertensi. Penelitian oleh

Setyanda, Sulastri & Lestari (2015) didapati bahwa rokok berpengaruh

besar terhadap kejadian seseorang mengalami hipetensi, hal tersebut

juga didukung oleh Sriani, Fahriadi & Rosadi (2016) bahwa perilaku

merokok pada laki-laki dapat menyebabkan terjadinya hipertensi.

Bukan hanya yang mengkonsumsi rokok saja yang menentukan

terjadinya hipertensi, riwayat merokok juga berperan terhadap

terjadinya hipertensi.

c. Kegemukan (Obesitas)
22

Salah satu faktor lainnya yang juga merupakan penyebab

timbulnya hipertensi yaitu kegemukan (obesitas). Berdasarkan hasil

penelitian oleh Kembuan, Kandou & Kaunang (2015) menyatakan

bahwa faktor berat badan yang berlebihan atau obesitas dapat

berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi.

d. Kurang Olahraga

Berbagai macam kesibukan yang luar biasa yang saat ini terjadi,

manusia merasa tidak punya cukup waktu untuk melakukan olahraga.

Akibatnya, kondisi inilah yang dapat memicu kolesterol mengalami

peningkatan, sehingga meningkatkan tekanan darah yang terus

menguat dan mengakibatkan atau memunculkan hipertensi. Hal

tersebut juga telah diteliti oleh Putri, Kaunang & Kepel (2016) bahwa

kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan terjadinya hipertensi

pada seseorang (Susilo & Wulandari, 2011)

e. Kolestrol

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan timbunan kolesterol

pada dinding pembuluh darah yakni kandungan lemak yang berlebihan

di dalam darah. Hal tersebut yang menyebabkan pembuluh darah

mengalami penyempitan dan akibatnya tekanan darah akan meningkat

(Susilo & Wulandari, 2011). Menurut penelitian Rahmat, Delmi &

Husnil (2014) bahwa antara kadar kolesterol total dalam darah dengan

hipertensi saling berkaitan dan berhubungan erat. Berbagai macam

faktor-faktor tersebut mengalami suatu proses didalam tubuh manusia

yang mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan darah.


23

2.3.4 Manifestasi Klinis

Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016),

tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Tidak ada Gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter

yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah

terdiagnosa jika tekanan darah tidak teratur.

b. Gejala yang lazim

Seing dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi

meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini

merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang

mencari pertolongan medis. Beberapa pasien yang menderita

hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala (pusing), Lemas (kelelahan),

sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epistaksis, serta kesadaran

menurun.

2.3.5 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk penderita hipertensi

dibagi menjadi 2 yaitu terapi non farmakologi dan terapi farmakologi.

a. Terapi Non Farmakologi

1) Berhenti Merokok

Berikan edukasi pada pasien hipertensi agar tidak merokok,

mulailah berhenti merokok dan menghindari asap rokok.


24

2) Latihan Fisik

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa hidup aktif dengan

melakukan latihan fisik yang sedang selama minimal 30 menit

setiap hari, mampu menurunkan resiko terjadinya hipertensi

sebesar 30-50% (BPJS Kesehatan, 2014). Salah satu olahraga yang

dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah yaitu dengan

melakukan latihan fisik secara teratur.

3) Membatasi Konsumsi Alkohol

Jangan memulai mengkonsumsi alkohol. Menurut BPJS Kesehatan

(2014) satu meta-analisis menunjukkan bahwa berapapun kadar

kolesterol, hal tersebut akan meningkatkan tekanan darah.

Mengurangi alkohol pada penderita hipertensi akan menurunkan

tekanan darah sebesar 3.8 mmHg.

4) Memperbaiki makanan dan gizi seimbang

Menurut Kowalak, Welsh & Mayer (2011) bantu pasien untuk

merencanakan program diet untuk menurunkan berat badannya,

beritahu klien untuk menghindari beberapa makanan yang

kandungan natriumnya tinggi seperti acar, keripik kentang, sup

atau makanan yang berbentuk kalengan, produk daging olahan dan

garam dalam masakan yang berlebihan. Salah satu diet yang dapat

dilakukan adalah diet DASH (Dietary Approaches to Stop

Hypertension) yaitu tinggi buah, sayuran, dan produk susu rendah

yang lemak telah terbukti menurunkan tekanan darah tinggi

(Smeltzer, 2014).
25

b. Terapi Farmakologi

Menurut Triyanto (2014), terapi farmakologi yang dapat diberikan

pada pasien dengan hipertensi yaitu sebagai berikut :

1) Golongan diuretik

Diuretik tiaze merupakan obat pertama yang bisanya diberikan

untuk mengobati hipertensi. Diuretik dapat membantu membuang

garam dan air yang berlebih, yang akan mengurangi cairan di

seluruh tubuh sehingga dapat menurunkan tekanan darah.

2) Penghambat adrenergik

Golongan obat ini terdiri dari alfa blocker, beta blocker, dan alfa

beta blocker labetalol yang dapat menghambat efek dari sistem

saraf simpatis. Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang

langsung memberikan respon terhadap stress dengan cara

meningkatkan tekanan darah.

3) Inhibitor (ACE-Inhibitor)

Golongan obat jenis ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan

tekanan darah dengan cara melebarkan pembuluh darah. Obat ini

efektif diberikan kepada orang yang berkulit putih, bagi penderita

hipertensi usia muda, penderita gagal jantung, pasien dengan

protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal

menahun atau penyakit ginjal diabetik, kemudian pada pria yang

impotensi sebagai efek samping dari obat yang lainnya.

4) Angiotensin II blocker
26

Obat golongan ini dapat mnyebabkan penurunan tekanan darah,

mekanisme kerjanya hampir sama dengan ACE Inhibitor.

5) Antagonis kalsium

Obat jenis ini akan mengakibatkan pelebaran pembuluh darah

dengan mekanisme yang berbeda. Obat ini efektif diberikan bagi

orang-orang kulit hitam, penderita nyeri dada, denyut jantung yang

cepat, dan sakit kepala migren.

6) Vasodilator

Obat jenis ini akan memberikan efek pelebaran pembuluh darah.

Obat ini diberikan sebagai obat tambahan terhadap obat anti

hipertensi lainnya.
27

2.4 Kerangka Teori

Faktor Hipertensi :

Faktor Genetik

Rokok

Kegemukan Hipertensi
Kurang Olahraga

Kolestrol

Prinsip Latihan Fisik


Faktor Kolestrol : (Olahraga) BBTT :
Makanan Baik
Kurang Pengetahuan Benar
Kurang Ativitas Fisik Terukur
(Olaharaga) Teratur

Kadar Kolestrol

Frekuensi

Intensitas
Porsi Latihan
Time (Waktu)

Tipe / Jenis Latihan Latihan Fisik


Terstruktur

Gambar 2.2 Kerangka Teori

Sumber: (Triyanto, 2014; Yovina, 2012; Kemenkes RI, 2017)


28

Berdasarkan kerangka teori tersebut bahwa keturunan atau genetik dan

kurang olahraga merupakan faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya

hipertensi, sedangkan rokok adalah penyebab seseorang mengalami hipertensi

karena kandungan rokok yang merugikan bagi tubuh, faktor lain yang

menyebabkan terjadinya hipertensi yaitu kegemukan, berat badan yang berlebihan

pada seseorang dapat meningkatkan terjadinya penyakit hipertensi, bukan hanya

itu saja bahwa kolesterol sangat perpengaruh terhadap terjadinya hipertensi.

Faktor terjadinya peningkatan kadar kolesterol dapat terjadi karena beberapa

faktor yaitu salah satunya kurang pengetahuan, kurangnya pengetahuan seseorang

mempengaruhi kadar kolesterol karena ketidaktahuan terhadap makanan yang

dikonsumsinya.

Latihan fisik dilakukan dengan prinsip Baik, Benar, Teratur, Terukur

(BBTT) sesuai kaidah kesehatan untuk mendaptkan hasil yang maksimal. Latihan

fisik yang baik adalah latihan fisik yang disesuaikan dengan kondisi fisik dan

kemampuan supaya tidak menimbulkan dampak yang merugikan, lalu Latihan

fisik yang benar adalah latihan fisik yang dilakukan secara bertahap dan dimulai

dari latihan pemanasan, latihan inti dan latihan pendinginan. Kemudian Latihan

fisik yang terukur adalah latihan fisik yang dilakukan dengan mengukur intensitas

dan waktu latihan, serta Latihan fisik yang teratur adalah latihan fisik yang

dilakukan secara teratur 3-5 kali seminggu dengan selang waktu istirahat

Namun, porsi latihan sangat menentukan efek latihan tersebut kepada

pasien serta dampak yang diterima oleh pasien, jika tidak melakukan sesuai porsi

dan kondisi pasien makan malah akan memperburuk keadaan dari pasien tersebut.

Menurut ACSM (2011) Frekuensi latihan dilakukan 3-5 kali per minggu dan bila
29

kondisi kesehatan dan kemampuan telah memungkinkan dapat ditingkatkan

menjadi 5-7 kali perminggu. Intensitas menentukan kualitas yang menunjukkan

berat ringannya suatu latihan, sedangkan waktu yang diperlukan setiap melakukan

latihan fisik/olahraga sekitar 30-60 menit perhari, tidah hanya itu Bentuk latihan

fisik yang menggunakan latihan sedang, melatih secara aerobic dan membuat

latihan menjadi efektif dan menarik. Jenis latihan aerobic memiliki intensitas

ringan, repetisi banyak dan waktu melakukannya panjang seperti Jalan cepat.

2.5 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengaruh Latihan
Penurunan Kadar
Fisik Terstrukur Kolestrol

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

2.6 Variabel Penelitian

a. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Pengaruh Latihan

Fisik Terstruktur.

b. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol.

2.7 Hipotesis

Ada pengaruh latiahan fisik terstruktur dengan kadar kolesteol

pada penderita hipertensi di RS GRANDMED Lubuk Pakam.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian berfungsi memberikan rambu-rambu yang

cermat dan mengajukan syarat yang benar dalam penelitian agar tercapai

tujuan penelitian yang diharapkan, serta dapat dipertanggung jawabkan secara

ilmiah. Penelitian ini akan diuraikan beberapa hal yang berkenaan dengan

metodologi penelitian, adalah sebagai berikut:

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti ingin mencari hubungan sebab akibat

antara Latihan fisik terstruktur sebagai penyebab dan penurunanan

kadar kolesterol sebagai efek yang ditimbulkan. Maka metode yang

digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat ini adalah metode

eksperimen.

Eksperimen atau percobaan adalah suatu penelitian dengan

melakukan percobaan, yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau

pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau

eksperimen tersebut (Soekidjo Notoadmodjo, 2012). Ciri khusus dari

penelitian ekperimen adalah percobaan atau trial atau intervensi.

Percobaan ini berupa perlakuan atau intervensi terhadap suatu

variabel. Dari perlakuan tersebut diharapkan terjadi perubahan atau

pengaruh terhadap variabel yang lain.

30
31

3.1.2 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan desain pre-test post-test

dengan kelompok kontrol (pretest posttest with control grup). Dalam

rancangan ini dilakukan randomisasi, artinya pengelompokkan

anggota-anggota kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

dilakukan berdasarkan acak atau random. Kemudian dilakukan pre-test

(01) pada kedua kelompok tersebut, dan diikuti intervensi (X) pada

kelompok ekperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan post-test (02)

pada kedua kelompok tersebut.

Pretest Perlakuan Posttest

01 X 02
R (Kel. Eksperimen)

R (Kel. Kontrol) 01 02

Gambar 3.1. Desain Penelitian “pretest posttest with control group”


(Sumber : Soekidjo Notodmojo.2012)

3.2 Lokasi dan Waktu penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Rumah Sakit Grandmed

Lubuk Pakam. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di Rumah

Sakit Grandmed Lubuk Pakam karena perawat di Rumah Sakit Grandmed


32

Lubuk Pakam kurang menerapkan tindakan non farmakologi latihan fisik

pada pasien yang mengalami Hiperkolestrolemia serta Hipertensi. Lokasi

tersebut merupakan salah satu wahana praktik peneliti sehingga

mempermudah dalam proses untuk izin penelitian dan pengumpulan data

penelitian dan observasi peneliti.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2020 sampai bulan

Mei 2021

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Penelitian

No Uraian Bulan
Kegiatan DES JAN FEB MARET APRIL MEI
2020 2021 2021 2021 2021 2021
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan
Judul
2. Bimbinga
n proposal
3. Persentasi
dan
Seminar
Proposal
4. Revisi
Proposal
5. Pengumpu
lan Data
6. Analisa
Data
Bimbinga
33

n bab
IV,V,VI
7. Penulisan
Laporan
8. Sidang
Skripsi
9. Pengumpu
lan Skripsi

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi

Arikunto, 2010). Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau

individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama.

Populasi dalam penelitian ini adalah Pasien Hipertensi yang dirawat

inap di rs grandmed lubuk pakam.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga

diperoleh contoh yang benar-benar berfungsi Sebagai contoh, atau

dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarny. Untuk

menentukan besarnya sampel yaitu apabila subyek kurang dari 100,

lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini disebut sebagai

penelitian populasi (Suharsimi Arikunto, 2010).


34

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan

sampel. Teknik sampling yang digunakan didalam penelitian ini

adalah “Purposive Sampling” (Sugiyono, 2012).. Teknik ini dilakukan

karena disesuaikan dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk

mengetahui penurunan kadar kolesterol sesudah latihan fisik terstruktur.

Perhitungan besar sampel menggunkan rumus Isac dan Michael

Rumus perhitungan besar sampel adalah

2
N . z . p .q
n= 2
d ( N −1 )+ z . p . q

Dimana :

n : Besar Sample

z : Nilai standard normal α = (biasanya 95% = 1,96)

p : perkiraan porposi, jika tidak diketahui dianggap 50%

q : 1-p (100%-p)

d : Tingkat kesalahan yang dipilih (0,05)

N : Jumlah populasi (63)

Berdasarkan rumus Purposive Samping tersebut, diperoleh besarnya

sampel sebagai berikut :


2
63.(1 , 96) .50 % .50 %
n=
0 , 05. ( 63 )+(1 , 96)2 .50 % .50 %

60 , 48
n=
4 ,11
= 14,71
35

Dengan menggunakan rumus tersebut didapat jumlah sampel sebanyak 15

pasien.

Sampel dari kriteria inklusi penelitian ini sebagai berikut:

a. Pasien berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang menderita

Hipertensi dan Hiperkolestrolemia

b. Responden berusia 30 tahun ke atas

c. Jarang Olahraga

d. Dapat bergerak

e. Bersedia menjadi responden

f. Mengkonsumsi obat yang sama

Sampel dari kriteria eksklusi penelitian ini sebagai berikut:

a. Pasien menolak menjadi responden

b. Mengkonsumsi alkohol

c. Merokok

d. Stres berat

e. Penyakit penyerta (stroke, gagal ginjal)

f. Hipertensi Berat : sistol ≥ 180 dan diastol ≥ 110

3.4 Variabel dan Defenisi Operasional

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi

perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto,2010). Dalam penelitian

ini terdapat dua variabel yaitu variabel Dependen dan variabel

Independen.
36

3.4.1 Variabel

1. Variabel Dependen

Menurut Suharsimi Arikunto (2010) variabel dependen

(terikat) disebut juga dengan variabel tergantung, yaitu

variabel yang dipengaruhi. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah penurunan kadar kolesterol pada pasien hipertensi.

2. Variabel Indpenden

Menurut Suharsimi Arikunto (2010) variabel Independen

(bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel

penyebab. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Latihan fisik

terstruktur.

3.4.2 Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2015).

Tabel 3.2 Defenisi Opersional

Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Skala Hasil


Ukur
Pemberian Suatu pemberian tindakan - - -
Latihan Fisik latihan fisik terstruktur
Terstruktur dengan durasi waktu selama
30 menit dengan frekuensi 3
kali pertemuan
37

Penurunan Kemampuan untuk Lembar I Bagus :


Kadar Kolestrol merontokkan penimbunan Observasi N Kurang
jaringan lemak pada tubuh T dari 200
sehingga dapat menurunkan E mg/dl
LDL (Kolestrol Jahat) dan R Ambang
meningkatkan HDL V batas
(Kolestrol Baik) A atas : 200-
L 239 mg/dl
Tinggi :
240 mg/dl
dan lebih

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan

sistematis sehingga mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2010). Untuk

memperoleh hasil data kolesterol dalam tubuh, maka harus dilakukan

uji tes kolesterol. Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah: Alat

tulis, Alat pengukur kolestrol, puncturer, test strip, lancet/ jarum, kapas

alcohol, dan handscoon.

3.6 Metode Pengumpulan Data

3.6.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber yang

pertama baik dari individu atau perorangan seperti wawancara atau hasil

pengisian lembar kuisioner dan lembar observasi yang bisa dilakukan

peneliti. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan

menggunakan lembar observasi yang berisi dengan data karakteristik


38

responden (Tekanan darah tinggi (Hipertensi), Kadar Kolestrol tinggi

(Hiperkolestrolemia)). Observasi dilakukan oleh peneliti dengan

sebelumnya memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga pasien

tentang maksud dan tujuan penelitian dan perlakukan apa yang akan

diberikan.

3.6.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain,

yaitu data yang diperoleh dari Rekam Medik Rumah Sakit Grandmed

Lubuk Pakam.

3.7 Metode Pengukuran data

a. Variabel Independen

Untuk mengetahui pengaruh pemberian tindakan Latihan Fisik

Terstruktur terhadap perubahan kadar kolestrol pada pasien Hipertensi.

Sebelum memberikan tindakan Latihan Fisik Terstruktur, dilakukan

observasi terlebih dahulu terhadap kadar kolestrol, lalu berikan intervensi

(Latihan Fisik Terstruktur) kurang lebih 30 menit selama 3 kali pertemuan

lalu diobservasi kembali kadar kolestrol pasien, apakah terjadi perubahan

atau tidak.

b. Variabel Dependen

Untuk mengetahui perubahan kadar kolestrol yang dilakukan

dengan cara observasi secara langsung dengan mengukur kadar kolestrol

pasien dengan kategori :


39

1. Kurang dari 200 mg/dl : Bagus

2. 200-239 mg/dl : Ambang batas atas

3. 240 mg/dl dan lebih : Tinggi

3.8 Analisa Data

Penelitian ini menggunakan analisis statistika dengan alasan data

yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa

angka-angka. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan bantuan komputer memakai program software IBM SPSS

Statistik 25 atau Microsof Excel, jenis data yang dilakukan adalah :

a. Analisa Univariat

Analisa ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi

frekuensi atau besarnya proporsi berdasarkan variable yang diteliti yaitu

variable independen (pengaruh pemberian tindakan Latihan Fisik

Terstruktur) dan variable dependen (perubahan kadar kolestrol pada pasien

Hipertensi).

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat untuk melihat dua variable yang diduga

berpengaruh yaitu variable independen (Latihan fisik terstruktur) dan

variable dependen (perubahan kadar kolestrol pada pasien Hipertensi).

Penelitian ini menggunakan tehnik analisis yang digunakan adalah uji T


40

data yang berpasangan atau simple paired t-test yaitu untuk menguji

pengaruh antara dua variael.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini berisikan hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian Pengaruh

Latihan Fisik Terstruktur Terhadap Penurunan Kadar Kolestrol Pada Pasien

Hipertensi Di RS Grandmed Lubuk Pakam. Pada bab ini akan menjelaskan

tentang gambaran umum lokasi penelitian, analisa univariat dan analisa bivariat.

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Data Geografi

Rumah sakit Grandmed berada di kota lubuk pakam (Ibu Kota

Kabupaten Deli Serdang), ± 28 km dari kota Medan (Ibu Kota Provinsi

Sumatera Utara). Rumah sakit Grandmed mempunyai luas lahan ± 3 , 4 Ha

dengan luas bangunan ± 17.513 .512m2 Geografis rumah sakit ini terletak

pada ketinggian ± 0 sampai dengan 500 meter diatas permukaan laut, suhu

udara rata-rata 27,7oC , terletak dikawasan pantai timur Sumatera Utara

dengan posisi Geografis pada 2’57’’ Lintang utara, 3’16’’ Lintang Selatan,

98’33’’ dan 99’27’’ Bujur Timur. Rumah Sakit Grandmed sebelah utara

berhadapan dengan jalan lintas Sumatra, sebelah barat berbatasan dengan

desa Peluh Kemiri, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kampung

Kelapa.

Rumah Sakit Grandmed merupakan Rumah Sakit milik Yayasan

Medsitra Lubuk Pakam, Rumah sakit ini didirikan pada tahun 2009

sebagai Rumah Sakit swasta. Rumah Sakit ini juga beroperasi dengan izin

dari Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang Nomor

41
42

3890/440/DS/SIRS/2009. Rumah Sakit ini berada dibawah naungan

Yayasan Medistra, yang juga mengelola Institusi berupa Institut Kesehatan

Medistra Lubuk Pakam.

4.1.2 Data Demorafi

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Rumah Sakit Grandmed

Lubuk Pakam dipimpin oleh seorang direktur, dibantu seorang wakit

direktur bidang pelayanan medik dan keperawatan, dan seorang wakil

direktur bidang keuangan dan logistik dan didukung oleh tenaga Dokter

Spesialis , Dokter Umum, Dokter Gigi, Paramedis, Perawat dan Non

Perawat, serta tenaga Non Medis lainnya. Motto Rumah Sakit Grandmed

adalah “Berpaya memberikan yang terbaik” visi Rumah Sakit ini adalah

“Menjadi Rumah Sakit Rujukan Dengan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Dan Terpercaya”, Sedangkan misinya adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang aman, berkualitas serta

terjangkau

b. Meningkatkan kemampuan pelayan kesehatan dengan pelatihan dan

pendidikan yang berkelanjutan.

c. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien melalui kerjasama

pelayanan kesehatan didukung fasilitas kesehatan canggih.

Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang

tersebar di Lubuk Pakam ini terdiri dari: Instalasi Gawat Darurat,

Poliklinik Spesialis dan Subspesialis, pelayanan/kamar Rawat Inap,


43

Instalasi Bedah Sentral, Laboratorium Center, Ruang Intensive Care Unit,

HDU (High Dependency Unit) dan CHATLAB.

4.2 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 15 orang pasien yang

dirawat inap di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam yang memenuhi

syarat menjadi responden dengan ketentuan yang telah dibuat. Namun

dalam penelitian hanya didapati 12 orang pasien yang memenuhi

Karakteristik Responden dalam berdasarkan Jenis kelamin, Umur dan

Jenis Obat Hipertensi

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Karakteristik Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)


1 Laki-laki 9 60
2 Perempuan 6 40
Total 15 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa responden yang berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 9 orang (60%) dan yang berjenis kelamin perempuan

sebanyak 6 orang (40%).

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Karakteristik Jenis Usia Frekuensi (f) Persentase (%)


1 50-59 10 66,7
2 60-69 5 33,3
Total 15 100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa umur responden yang

berusia 50-59 tahun yaitu 10 orang (66,7%) dan yang berusia 60-69 tahun

sebanyak 5 orang (33,3%).


44

Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Obat

Hipertensi yang di konsumsi

No Karakteristik Jenis Obat Frekuensi (f) Persentase (%)


Hipertensi
1 Amlodipin 5mg 12 80
2 Captropil 25 mg 3 20
Total 15 100

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jenis obat Hipertensi menggunakan

Amlodipin 5mg sebanyak 12 orang (80%) dan yang menggunakan Captropil

25mg sebanyak 3 orang (20%).

4.3 Deskripsi Data

Setelah dilakukan perlakuan berupa Latihan Fisik Terstruktur

sebanyak 3 kali pertemuan dalam satu minggu terhadap kelompok

eksperimen, selanjutnya dilakukan tes akhir atau post-tes untuk

mengetahui berapa pengaruh penurunan kadar kolesterol pada pasien

Hipertensi usia 50-69 di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam tahun

2021.

Deskripsi data hasil tes akhir dalam pemberian perlakuan Latihan

Fisik Terstruktur dengan pengaruh penurunan kadar kolesterol pada

pasien Hipertens usia 50-69 di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut dapat disajikan

sebagai berikut:
45

Tabel 4.4 Deskripsi data hasil post-test kelompok eksperimen dan

post-test kelompok kontrol

N Minumum Maximum Mean Std.Deviation


Pre-Test 6 219 252 234,33 11,361
Eksperimen
Post-Test 6 204 238 216,67 12,549
Eksperimen
Pre-Test Kontrol 6 220 248 234,83 11,089
Post-Test Kontrol 6 210 241 227,67 11,183
Valid N 6

Tabel 4.4 diatas terlihat bahwa rata-rata post-test pada kelompok

eksperimen yang diberikan latihan fisik terstruktur sebesar 216,67 dengan standart

deviasi 12,549 hasil tertinggi 238 dan hasil terendah 204. Sementara itu rata-rata

hasil post-test kelompok kontrol yang tidak diberikan Latihan Fisik Terstruktur

sebesar 227,67 dengan standar deviasi 11,183 hasil tertinggi 241 dan hasil

terendah 210. Berdasarkan hasil tersebut tampah bahwa hasil penurunan kolestrol

pada kelompok eksperimen yang diberikam perlakuan latihan fisik terstruktur

lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan

perlakuan latihan fisik terstruktur.

4.4 Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogen tidaknya

variasi sampel yang diambil dari populasi yang sama dalam

penelitian.
46

Tabel 4.5 Uji Homogen

Levena df1 df2 Sig.


statistic
Kadar Based on Mean ,085 1 10 ,777
Kolestrol Based on Median ,048 1 10 ,831
Based on Median and ,048 1 9,749 ,831
with adjusted df
Based on trimmed Mean ,069 1 10 ,799

Berdasarkan output diatas diketahui nilai Signifikasni (Sig.) Based on

Mean adalah sebesar 0,777 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa varians

data Post-Test kelompok Eksperimen dan data Post-Test Kelompok Kontrol

adalah sama atau Homogen.

4.5 Analisa Univariat

Tabel 4.6 Kadar Kolestrol sebelum diberi Latihan Fisik Terstruktur

Paired Samples Mean N Std. Deviation Std. Error Mean


Statistics
Pre-Test Eksperimen 234,33 6 11,361 4,638
Pre-Test Kontrol 234,83 6 11,089 4,527

Dari tabel 4.5 diatas diketahui bahwa 6 orang dari 12 jumlah responden

yang termasuk Kelompok Eksperimen memiliki nilai rata-rata kadar kolestrol

sebelum diberikan perlakuan yaitu 234,33 dengan nilai standar deviasi 11,361.

Sedangkan 6 orang dari 12 jumlah responden yang termasuk Kelompok Kontrol

memiliki nilai rata-rata kadar kolestrol yaitu 234,83 dengan nilai standar deviasi

11,089.
47

Tabel 4.7 Kadar Kolestrol setelah diberi Latihan Fisik Terstruktur

Paired Samples
Statistics Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Post-Test Eksperimen 216,67 6 12,549 5,123
Post-Test Kontrol 227,67 6 11,183 4,566

Dari tabel 4.6 diatas diketahui bahwa 6 orang dari 12 jumlah responden

yang termasuk Kelompok Eksperimen memiliki nilai rata-rata kadar kolestrol

setelah diberikan perlakuan yaitu 216,67 dengan nilai standar deviasi 12,549.

Sedangkan 6 orang dari 12 jumlah responden yang termasuk Kelompok Kontrol

memiliki nilai rata-rata kadar kolestrol yaitu 227,67 dengan nilai standar deviasi

11,183.

4.6 Analisa Bivariat

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang didapat dari

hasil penelitian adalah teknik uji paired sample T-test dengan taraf

signifikan 95% (α =0 , 05 ) untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Lathan

Fisik Terstruktur Terhadap Penurunan Kadar Kolestrol Pada Pasien

Hipertensi Di RS Grandmed Lubuk Pakam Tahun 2021. Hasil

pengetahuan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah

ini.
48

Tabel 4.8 Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah ada


pengaruh latihan fisik terstruktur terhadap penurunan
kadar kolestrol pada pasien hipertensi di RS Grandmed
Lubuk Pakam tahun 2021.

Paired Mead Std. Std. 95% Convidance t df Sig.


Sample Deviati Error Interval of the (2-
Test on mean Difference taill
Lower Upper ed)
Pre-test 17,667 3,266 1,333 14,239 21,094 13,250 5 ,000
Eksperim
en-Post-
test
Eksperim
en

Paired Mead Std. Std. 95% Convidance t df Sig.


Sample Deviati Error Interval of the (2-
Test on mean Difference taill
Lower Upper ed)
Pre-test 7,167 2,317 ,946 4,736 9,598 7,578 5 ,001
Kontrol-
Post-test
Kontrol

Dari tabel 4.7 diatas sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada

kelompok kontrol didapatkan nilai rata-rata 7,167 dengan standar deviasi 2,317

dan didapatkan nilai p value 0,001, sementara pada kelompok eksperimen

didapatkan nilai rata-rata 17,667 dengan standar deviasi 3,266, dan didapatkan

nilai p value 0,000 dimana nilai (p value ≤ 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa

Ho ditolak dan Ha Diterima, maka dari hasil tersebut ada pengaruh signifikan

pada kelompok eksperimen dibanding dengan kelompok kontrol yang tidak diberi

perlakuan Latihan Fisik Terstruktur pada pasien Hipertensi.


BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Analisa Univariat

5.1.1 Kadar Kolestrol Sebelum Dilakukan Latihan Fisik Terstruktur

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 12 orang dari 15

responden yang terbagi 2 menjadi kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol didapatkan nilai rata-rata kadar kolestrol sebelum diberi perlakuan

yaitu pada kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata kadar kolestrol

yaitu 234,33 dengan nilai standar deviasi 11,361. Sedangkan pada

Kelompok Kontrol memiliki nilai rata-rata kadar kolestrol yaitu 234,83

dengan nilai standar deviasi 11,089. Pada tabel ini menunjukkan bahwa

adanya peningkatan kadar kolestrol sebelum dilakukan Latihan Fisik

Terstruktur di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam, hal ini diketahui

pada saat peneliti melakukan observasi pada pasien Hipertensi yang

sedang di rawat inap.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aristoteles

(2018) yang berjudul Pengaruh Latihan Fisik Aerobik Terhadap Kadar

High Density Lipoprotein (HDL) yang menyatakan bahwa penyebab

kolestrol (HDL) yang rendah salah satunya adalah kurang gerak badan.

Olahraga membuat otot dan rangka tubuh bergerak, denyut jantung

meningkat sehingga darah beserta oksigen dan nutrisi bisa disalurkan

dengan baik ke seluruh tubuh. Jarang berolahraga membuat distribusi

49
50

oksigen keseluruh terganggu. Dampaknya, otot tubuh akan kekurangan

oksigen sehingga membuat badan terasa pegal-pegal dan kaku.

Kadar kolestrol dalam tubuh adalah satu faktor terpenting untuk

menetukan risiko seseorang untuk menderita penyakit pembuluh darah

jantung.

5.1.2 Kadar Kolestrol Setelah Dilakukan Latihan Fisik Terstruktur

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 12 orang dari 15

responden yang terbagi 2 menjadi kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol didapatkan nilai rata-rata kadar kolestrol setelah diberi perlakuan

yaitu pada kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata kadar kolestrol

yaitu 216,67 dengan nilai standar deviasi 12,549. Sedangkan pada

Kelompok Kontrol memiliki nilai rata-rata kadar kolestrol yaitu 227,67

dengan nilai standar deviasi 11,183. Pada tabel ini menunjukkan bahwa

adanya penurunan kadar kolestrol secara signifikan setelah dilakukan

Latihan Fisik Terstruktur di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam, hal ini

diketahui pada saat peneliti melakukan observasi pada pasien Hipertensi

yang sedang di rawat inap.

Latihan Fisik Terstruktur (Olahraga) secara teratur selain dapat

mengurangi stres, juga dapat menurunkan berat badan, membakar lebih

banyak lemak dalam darah, dan memperkuat otot jantung.


51

5.2 Analisa Bivariat

Pengaruh Latihan Fisik Terstruktur Terhadap Penurunan Kadar

Kolestrol Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Grandmed Lubuk

Pakam Tahun 2021.

Berdasarkan data di atas diperoleh nilai rata-rata kadar kolestrol

pada pasien Hipertensi sebelum diberi perlakuan yaitu 234,33 dengan nilai

standar deviasi 11,361 dan nilai rata-rata kadar kolestrol setelah diberi

perlakuan yaitu 216,67 dengan nilai standar deviasi 12,549 dengan jumlah

responden 12 orang dari 15 sampel yang dilakukan observasi pengukuran

kadar kolestrol pada saat terapi Latihan Fisik terstruktur di Rumah Sakit

Grandmed Lubuk Pakam tahun 2021 dan hasil uji statistik pada kelompok

eksperimen dapat diketahui nilai p value=0,000 (p value ≤ 0,05) maka Ho

ditolak dan Ha diterima, jadi dapat diketahui bahwa ada pengaruh Latihan

Fisik Terstruktur terhadap penurunan kadar kolestrol pada pasien

hipertensi di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam tahun 2021.

Hal ini sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Suwarsi (2017) dengan judul Penurunan Kadar Kolestrol Darah Pada

Kelompok Lansia Yang Diberikan Terapi Aktivitas Fisik Di Desa

Wedomartani Sleman didapati hasil bahwa terapi aktivitas fisik efektif

dalam menurunkan kadar kolestrol darah pada lansia yang mengalami

hiperkolestrolemia. Terapi aktivitas fisik merupkan bagian dari terapi

modalitas, yang merupakan metode pemberian terapi menggunakan

kemampuan fisik atau elektrik. Terapi modalitas menurut National center


52

for complementary alternative Medicine menyebutkan bahwa terapi

aktivitas fisik merupakan terapi manipulative yang berbasis tubuh.

Aktivitas olahraga juga salah satu yang mempengaruhi kadar

kolestrol total daluham darah. Aktivitas olahraga adalah kondisi natural

yang dibutuhkan manusia. Daya tahan tubuh akan semakin meningkat

seiring meningkatnya aktivitas olahraga yang dilakukan. Aktivitas

olahraga seperti berjalan kaki, jalan cepat, lari-lari kecil, senam jantung

sehat, bersepeda dan kegiatan olahraga yang bersifat tidak kompetisi dan

tidak berlebihan akan memperkuat kerja jantung dan mengurangi resiko

kolestrol tinggi. Aktivitas olahraga yang dilakukan secara rutin akan

meningkatkan kadar HDL dan menurunkan kadar LDL, dengan begitu

kadar kolestrol total dalam darah akan seimbang (Susanto, 2010).

Setiap pasien diteliti 2 kali, sebelum dilakukan terapi dan 3 hari

setelah dilakukan terapi Latihan Fisik Terstruktur. Latifan fisik dilakukan

sebanyak 3 kali yang terdiri dari hari pertama Senam (20-30 menit), hari

ke 2 Jalan kaki (20-30 menit), dan hari ke 3 Senam (20-30 menit). Hasil

penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan bahwa pasien

mendapatkan terapi Latihan Fisik Terstruktur selama 3 hari menunjukkan

penurunan kadar kolestrol secara signifikan dibandingkan dengan pasien

yang tidak diberi terapi Latihan Fisik Terstruktur.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Grandmed

Lubuk Pakam tahun 2021. Dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata kadar

kolestrol pada kelompok Eksperimen yaitu 234,33 sedangkan

pada Kelompok Kontrol memiliki nilai rata-rata kadar kolestrol

yaitu 234,83, menandakan bahwa adaya peningkatan kadar

kolestrol pada pasien Hipertensi di Rumah Sakit Grandmed

Lubuk Pakam tahun 2021.

2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata kadar

kolestrol pada kelompok eksperimen setelah dilakukan

perlakuan yaitu 216,67, sedangkan nilai rata-rata kadar

kolestrol pada kelompok kontrol yaitu 227,67, menandakan

pasien mengalami penurunan kadar kolestrol setelah dilakukan

terapi Latihan Fisik Terstruktur di Rumah Sakit Grandmed

Lubuk Pakam tahun 2021.

3. Dari hasil penelitian dapat diketahui pada kelompok

eksperimen nilai p value 0,000 ≤ 0,05 dan pada kelompok

kontrol nilai p value 0,001 ≤ 0,05 sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada Kelompok eksperimen memberikan hasil pengaruh

lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol Pada Pasien

53
54

Hipertensi Di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam Tahun

2021.

4. Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan menunjukkan

adanya hasil yang signifikan sehingga dapat disimpulkan

adanya Pengaruh Latihan Fisik Tertruktur Terhadap Penurunan

Kadar Kolestrol Pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit

Grandmed Lubuk Pakam Tahun 2021. Dalam hal ini Susanto

(2010) menyatakan bahwa Aktivitas olahraga juga salah satu

yang mempengaruhi kadar kolestrol total dalam darah.

Aktivitas olahraga adalah kondisi natural yang dibutuhkan

manusia. Daya tahan tubuh akan semakin meningkat seiring

meningkatnya aktivitas olahraga yang dilakukan. Aktivitas

olahraga yang dilakukan secara rutin akan meningkatkan kadar

HDL dan menurunkan kadar LDL, dengan begitu kadar

kolestrol total dalam darah akan seimbang.

6.2 Saran

a. Untuk Pelayanan Keperawatan

Diharapkan perawat di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam

dapat meningkatkan pelayanan dibidang non farmakologis

terkhusus bagi pasien Hipertensi yang menderita

Hiperkolestrolemia yang dapat diatasi dengan diberikannya

intervensi berupa Latihan Fisik Terstruktur.

b. Untuk Institusional Pendidikan


55

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah bahan informasi

dan bahan bacaan tentang latihan fisik terstrukur, serta perlu

dikembangkan melalui kurikulum pendidikan untuk proses

pembelajaran keperawatan klinis.

c. Untuk Penelitian Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk penelitian

yang terkait dengan pasien Hipertensi.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”.


Jakarta: Rineka Cipta.

Aristoteles. 2018. “Pengaruh latihan fisik aerobik terhadap kadar high density
lipoprotein (HDL)”. Jurnal ilmiah Multi science kesehatan, vol 9, no 2 :
154. (online),
http://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/
128. (accesed Desember 20, 2020).

Arwani, Nurhayati dan Purnomo. 2013. “Perbedaan Keseimbangan Tubuh Lansia


Berdasarkan Keikut Sertaan Senam Lansia Di Panti Werda Pelkris
Pengayoman Dan Elim Semarang” . Journal balance of body, gymnastics
elderly. vol.6, no. 1.

Hidayat, S. S. dkk. (2015). “Panduan Penulisan skripsi sarjana” Edisi Revisi.


Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Kemenkes RI. 2017. “Ayo Bergerak Lawan Obesitas”. Jakarta: Kementrian


Kesehatan RI

Lanawati. 2015. “Hubungan Antara Senam Kesegaran Jasmani Dengan Fungsi


Kognitif Dan Keseimbangan Tubuh Di Posyandu Lansia Desa Dauh Puri
Kauh Denpasar”. (Tesis). Bali: Universitas Udayana.

Putri I A, Kaunang W P J, dan Kepel B J. (2016). “Hubungan Antara Aktivitas


Fisik, Kebiasaan Merokok, Dan Riwayat Keluarga Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik Intera Rumah Sakit
Umum Daerah Bitung”. Manado: Universitas Samratulangi.

Rahadiyanti, Ayu. dkk. (2015). “Asupan Makan Dash-Like Diet Untuk Mencegah
Risiko Hipertensi Pada Wanita Prediabetes”.Semarang:Jurnal Klinik
Indonesia

Sugiyono. 2012. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B”. Bandung:


Alfabeta

Sumaryoto dan Nopembri, S. 2017. “Buku guru pendidikan jsmani, olahraga, dan
kesehatan untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI” Edisi revisi. Jakarta :
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Susanto. (2010). “Hindari Hipertensi, Konsumsi Garam 1 Sendok per Hari”.


Jakarta: Gramedia.

Suwarsi. 2017. “Penurunan Kadar Kolestrol Darah Pada Kelompok Lansia Yang
Diberikan Terapi Aktivitas Fisik Di Desa Wedomartani Sleman”. Jurnal

56
57

Keperawatan Respati Yogyakarta, 4 (3). Online,


http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/index.(accesed
Desember 22, 2020).

Triyanto E. (2014). “Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara


Terpadu”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Widianti, Anggriyana Tri dan Atikah Proverawati. 2010. “Senam Kesehatan”.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Wijaya A S, dan Putri Y M. (2013). “Keperawatan Medikal Bedah”.


Yogayakarta: Nuha Medika.

Yovina. 2012. “Kolestrol”. Yogyakarta: Pinang Merah Publisher

Yuliana, S. “Pelatihan Kombinasi Core Stability dan Ankle Strategy Exercise


Tidak Lebih Meningkatkan Dari Core Stability Exercise Untuk
Keseimbangan Statis Pada Mahasiswa S1 Fisioterapi Stikes ‘Aisyiyah”
Yogyakarta. Tesis. Denpasar: Universitas Udayana.
Lampiran 1
Lembar Permohonan Menjadi Responden
PENGARUH LATIHAN FISIK TERSTRUKTUR TERHADAP
PENURUNAN KADAR KOLESTROL PADA PASIEN
HIPERTENSI DI RS GRANDMED LUBUK PAKAM
TAHUN 2021
Responden yang terhormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ida Yolanda Situmeang
Nim : 17.11.064
Mahasiswa : Program Studi Keperawatan Program Sarjana
Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan
MEDISTRA Lubuk Pakam
Dalam kesempatan ini peneliti akan melakukan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui Pengaruh Latihan Fisisk Terstruktur terhadap penurunan kadar
kolestrol pada pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam Tahun
2021. Penelitian ini ditujukan untuk menyelesaikan program pendidikan Sarjana
Keperawatan pada Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fakultas
Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam .
Saya memohon kesediaan bapak/ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dengan cara mengikuti kegiatan Latihan Fisik Tertruktur berupa Senam dan Jalan
kaki yang dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Hasil dari kegiatan tersebut
untuk mengetahui ada atau tidaknya penurunan kadar kolestrol pada pasien, data
yang saya dapatkan akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk
laporan penelitian. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Lubuk Pakam, Maret 2021


Peneliti

Ida Yolanda Situmeang

58
Lampiran 2
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan untuk berpartisipasi
sebagai responden penelitian dengan judul “Pengaruh Latihan Fisik
Terstruktur Terhadap Penurunan Kadar Kolestrol Pada Pasien Hipertensi
Di Rumah Sakit Grendmed Lubuk Pakam Tahun 2021”.

Nama :
Umur :

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Pengaruh Latihan Fisik


Terstruktur Terhadap Penurunan Kadar Kolestrol Pada Pasien Hipertensi Di
Rumah Sakit Grendmed Lubuk Pakam Tahun 2021”.

Yang Dilaksanakan Oleh :


Nama : Ida Yolanda Situmeang
Nim : 17.11.064
Umur : 21 Tahun
Pendidikan : Ilmu Keperawatan Institut Kesehatan Medistra LubukPakam
Alamat : Jl. Jendral Sudriman No. 38 Lubuk Pakam
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sukarela tanpa adanya
paksaan dari pihak manapun untuk dipergunakan seperlunya.

Lubuk Pakam, Maret 2021

Responden Peneliti

( ) (Ida Yolanda Situmeang)

59
Lampiran 3
Lembar Observasi Peneliti

PENGARUH LATIHAN FISIK TERSTRUKTUR TERHADAP

PENURUNAN KADAR KOLESTROL PADA PASIEN

HIPERTENSI DI RS GRANDMED LUBUK PAKAM

TAHUN 2021

No Nama Usia Jenis Tekanan Riwayat Kadar


(Inisial) Kelamin Darah Obat Kolestrol
(mmHg) Hipertensi (mg/dL)
Pre Post
Test Test

60
Lampiran 4

Program Latihan Penelitian

PENGARUH LATIHAN FISIK TERSTRUKTUR TERHADAP

PENURUNAN KADAR KOLESTROL PADA

PASIEN HIPERTENSI

(EKSPERIMEN PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP

RS GRANDMED LUBUK PAKAM TAHUN 2021)

PERTEMUAN WAKTU KELOMPOK KELOMPOK


EKSPERIMEN KONTROL
PERTEMUAN 1 35 MENIT SENAM LANSIA
1. Pemanasan
2. Inti
3. Pendinginan

PERTEMUAN 2 30 MENIT JALAN KAKI

PERTEMUAN 3 35 MENIT SENAM LANSIA


1. Pemanasan
2. Inti
3. Pendinginan

61
Lampiran 5

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

LATIHAN FISIK SENAM LANSIA

A. Nama Kegiatan Senam Lansia


B. Pengertian Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur
dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut
usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan
kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut
(Widianti, 2010).
C. Tujuan 1. Untuk menurunkan tekanan darah, kadar kolestrol, kadar
glukosa
2. Memperbaiki pasokan oksigen dan proses metabolisme
3. Membangun kekuatan dan daya tahan tubuh
4. Menurunkan lemak
5. Meningkatkan kondisi otot dan sendi.
D. Waktu Dilakukan seminggu 3-5 kali dalam waktu 20-30 menit
E. Prinsip Senam 1. Selalu memperhatikan tekanan darah sebelum dan
Lansia sesudah senam
2. Selalu mempertahankan keselamatan
3. Latihan dilakukan secara bertahap
4. Latihan dilakukan secara teratur
5. Membantu tubuh agar tetap bergerak atau berfungsi
6. Menaikkan kemampuan daya tahan tubuh
7. Mengurangi atau menghambat proses penuaan
F. Langkah- 1. Pemanasan
langkah Senam Sebelum mengawali senam sebaiknya tarik nafas selama
Lansia 3 sampai 5 kali, setelah itu letakkan kedua tangan
disamping badan, pandangan lurus kedepan, lalu buka
kedua kaki sekitar 30 cm kemudian senam dapat dimulai.
2. Kegiatan Inti
a. Gerakan muka (fungsinya untuk mengencangkan

62
63

kulit muka agar tidak kaku), yang terdiri dari dua


gerakan:
1) Pertama ucapkan a, i, u, e, o sebanyak 5 kali
2) Kedua ucapkan ha-ha, hi-hi sebanyak 5 kali
b. Gerakan kepala (fungsinya untuk meregangkan otot-
otot kepala agar peredaran darah yang melewati
kepala dapat beredar secara lancar), anggugkkan
kepala keatasbawah dalam hitungan 1 sampai 8
dilakukan sebanyak 5 kali, setelah itu anggukkan
kekirikanan dalam hitungan 1 sampai 8 dilakukan
sebanyak 5 kali
c. Gerakan Tangan
1) Pertama gerakan jari tangan membuka dan
menutup hitungan dari 1 sampai 8 mulai dari
dilakukan sebanyak 5 kali, (gerakan ini fungsinya
untuk mengurangi kekakuan pada telapak tangan
dan jari-jari tangan.
2) Kedua gerakan tepuk tangan dengan salah satu
jari menekuk mulai dari hitungan 1 sampai 8
sebanyak 5 kali, gerakan ini fungsinya untuk
mengurangi resiko DM atau sering disebut
penyakit gula.
3) Ketiga gerakan menyatukan kedua telapak tangan
dengan cara tepuk tangan dan posisi tangan
sejajar dengan dada mulai dari hitungan 1 sampai
8 dilakukan sebanyak 5 kali, gerakan ini
fungsinya untuk memperlancar kerja jantung dan
mengurangi penyakit jantung.
4) Keempat dengan merentang kedua tangan ke
samping kanan dan kiri lalu memutar
pergelangan tangan mulai dari hitungan 1 sampai
8 sebanyak 5 kali, gerakan ini dilakukan untuk
64

mengurangi beban kerja jantung dan juga


mengurangi kekakuan pada otot-otot dari pundak
sampai jari tangan.
5) Kelima masih merentangkan kedua tangan ke
samping kanan dan kiri, dengan tangan mengepal
(menggenggam) naik turun mulai dari hitungan 1
sampai 8 dilakukan sebanyak 5 kali, gerakan ini
fungsinya untuk mengoptimalkan kerja jantung
dan juga mengurangi kekakuan otot pada tangan
dan pergelangan tangan.
d. Gerakan kaki, dilakukan untuk mengurangi kejadian
asam urat dan memperlancar peredaran darah dari
jantung ke seluruh tubuh.
1) Dalam posisi berdiri dilakukan gerakan jinjit-
jinjit secara bergantian kaki kanan dan kiri mulai
dari hitungan 1 sampai 8 sebanyak 5 kali
2) Salam posisi duduk dengan luruskan kaki dengan
mengayunkan telapak kaki mulai dari hitungan 1
sampai 8 dilakukan sebanyak 5 kali.
3. Pendinginan
Tarik nafas secara perlahan-lahan dan sedalam mungkin,
pertahankan selama 10 hitungan kemudia keluarkan
udara seperlahan mungkin.
Lampiran 6
MASTER DATA

PENGARUH LATIHAN FISIK TERSTRUKTUR TERHADAP

PENURUNAN KADAR KOLESTROL PADA PASIEN

HIPERTENSI DI RS GRANDMED LUBUK PAKAM

TAHUN 2021

No Nama Usia Jenis Tekanan Riwayat Kadar


(Inisial) Kelamin Darah Obat Kolestrol
(mmHg) Hipertensi (mg/dL)
Pre Post
Test Test
1 Tn. J 50 tahun Laki-laki - Captropil - -
25mg
2 Ny. R 58 tahun Perempuan 150/90 Amlodipin 219 204
5mg
3 Ny. T 64 tahun Perempuan 160/90 Amlodipin 252 238
5mg
4 Ny. J 68 tahun Perempuan 170/90 Amlodipin 228 207
5mg
5 Tn. F 53 tahun Laki-laki 150/80 Amlodipin 230 212
5mg
6 Ny. A 57 tahun Perempuan 170/80 Amlodipin 237 215
5mg
7 Tn. B 61 tahun Laki-laki 160/90 Amlodipin 240 224
5mg
8 Tn. M 50 tahun Laki-laki 150/80 Amlodipin 220 210
5mg
9 Tn. J 52 tahun Laki-laki - Captropil - -
25mg
10 Tn. R 57 tahun Laki-laki 160/90 Amlodipin 248 241
5mg
11 Ny. D 64 tahun Perempuan - Captropil - -
25mg
12 Tn. T 51 tahun Laki-laki 170/90 Amlodipin 225 220
5mg
13 Tn. L 55 tahun Laki-laki 150/80 Amlodipin 235 229
5mg
14 Ny. M 69 tahun Perempuan 150/80 Amlodipin 235 230
5mg
15 Tn. M 57 tahun Laki-laki 160/80 Amlodipin 246 236
5mg

65
Lampiran 7

Descriptives

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pre-Test Eksperimen 6 219 252 234,33 11,361
Post-Test Eksperimen 6 204 238 216,67 12,549
Pre-Test Kontrol 6 220 248 234,83 11,089
Post-Tets Kontrol 6 210 241 227,67 11,183
Valid N (listwise) 6

Frequencies

Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 9 60,0 60,0 60,0
Perempuan 6 40,0 40,0 100,0
Total 15 100,0 100,0

Frequencies

Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 50-59 10 66,7 66,7 66,7
60-69 5 33,3 33,3 100,0
Total 15 100,0 100,0

Frequencies

Obat Hipertensi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Amlodipin 5mg 12 80,0 80,0 80,0
Captropil 25mg 3 20,0 20,0 100,0
Total 15 100,0 100,0

66
67

T-Test

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pre-Test Eksperimen 234,33 6 11,361 4,638
Post-Test Eksperimen 216,67 6 12,549 5,123
Pair 2 Pre-Test Kontrol 234,83 6 11,089 4,527
Post-Tets Kontrol 227,67 6 11,183 4,566

Homogenitas

Test of Homogeneity of Variance


Levene Statistic df1 df2 Sig.
Kadar Kolestrol Based on Mean ,085 1 10 ,777
Based on Median ,048 1 10 ,831
Based on Median and with ,048 1 9,749 ,831
adjusted df
Based on trimmed mean ,069 1 10 ,799
Lampiran 8

68
Lampira 9

69
Lampiran 10

70
Lampiran 11

71

Anda mungkin juga menyukai