Anda di halaman 1dari 37

PERILAKU MENYIKAT GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH

SDN 3 KOROLOLAKI KELAS II DAN III KECAMATAN


PETASIA KABUPATEN MOROWALI UTARA

PROPOSAL

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT


DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA
KEPERAWATAN (S.Kep)

OLEH :
SEPRIYANTI LAPATO
PK 115 018 002

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


INDONESIA JAYA
PALU, 2022

1
PERILAKU MENYIKAT GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH
SDN 3 KOROLOLAKI KELAS II DAN III KECAMATAN
PETASIA KABUPATEN MOROWALI UTARA

PROPOSAL

DIAJUKAN OLEH

SEPRIYANTI LAPATO

PK 115 018 002

Telah disetujui dan diterima oleh:

Dosen Pembimbing I

Gustini, S.Kep., Ns., M.Kep Tanggal,…………….2022


NIDN. 0931128302

Dosen Pembimbing II

Jumain, S.Kep., Ns., M.Kep Tanggal,…………….2022


NIDN. 0918108503

Ketua STIK Indonesia Jaya

Subardin AB., SKM., M.Kes Tanggal,……………2022


NIDN.0907116901

2
PERYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : SEPRIYANTI LAPATO


NPM : PK 115 018 002
Pogram studi : Ilmu Keperawatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar

hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila

dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi hasil ini jiplakan, maka

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Palu, Agustus 2022


Yang Membuat Pernyataan

SEPRIYANTI LAPATO
NPM PK 115 018 002

3
ABSTRAK

Hipertensi menjadi masalah kesehatan di seluruh belahan dunia dan


sebagai salah satu faktor resiko utama penyakit kardiovaskular. Hipertensi juga
disebut sebagai penyakit tidak menular, karena hipertensi tidak ditularkan dari
orang ke orang. Berdasarkan hasil wawancara dari 2 orang yang menderita
penyakit hipertensi, 2 orang ini mengatakan bahwa sudah memahami apa yang
dimaksud dengan hipertensi namun pasien belum memahami dengan jelas
masalah pencegahan dan pengobatan hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah
diketahuinya pengetahuan dan motivasi pasien dalam pencegahan dan
pengendalian hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bulili Kota Palu.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan dan motivasi pasien dalam pencegahan hipertensi. Jenis data
menggunakan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner dengan 10 item untuk penilaian pengetahuan dan 10 item
untuk penilaian motivasi. Analisa data menggunakan analisa univariat. Populasi
pada penelitian ini adalah penderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bulili
Tahun 2022 berjumlah 426 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 43
responden.
Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang tingkat pengetahuan
penderita dengan kategori baik sebanyak 24 orang (68,6%), kepatuhan diet DM
dengan kategori patuh sebanyak 22 orang (62,9%) dengan p value 0.035 yang
berarti p ≤ 0,05.
Kesimpulan Ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan diet DM
Di Puskesmas Tipo Kecamatan Ulujadi Kota Palu Sulawesi Tengah.
Kata kunci : Pengetahuan, Motivasi, Hipertensi

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada TUHAN YANG MAHA ESA,

yang telah memberikan kemampuan dan kesehatan, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi, yang berjudul “Pengetahuan dan Motivasi

pasien dalam Pencegahan serta Pengendalian Hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Bulili Kota Palu”

Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis menyadari bahwa itu tak

lepas bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materi. Olehnya itu, penulis

mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua penulis tercinta (Ayahanda

Mesran Koboti dan Ibunda Suriyati Ningsih Latunda. A. Mambuhu), yang telah

merawat, membesarkan, mendidik, memberikan doa, motivasi moril dan materil

serta rasa kasih sayang yang tiada henti-hentinya dan kepada Saudari kandung

penulis (Indriyana Koboti), Semoga Tuhan selalu melimpahkan Berkat, kasih

sayangnya, kesehatan, kekuatan, dan umur yang panjang.

Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dan kerja sama dari berbagai

pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima

kasih serta penghargaan yang tinggi kepada yang terhormat Gustini, S.Kep., Ns.,

M.Kep., sebagai dosen pembimbing I dan Jumain, S.Kep., Ns., M,Kep sebagai

dosen pembimbing II.

Selanjutnya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan

kepada yang terhormat:

1. dr. PASH. Panggabean, MPH, DR (HC), Ketua Yayasan Tri Karya Husada

Palu yang telah banyak memberikan bantuan kepada peneliti selama

5
mengikuti proses pendidikan di kampus STIK IJ Palu.

2. Subardin AB., SKM., M.Kes, Ketua STIK Indonesia Jaya Palu yang telah

memberikan arahan kepada peneliti dalam mengikuti pendidikan.

3. Ns. Ni Ketut Elmiyanti, M.Kep, Ketua program studi ilmu Keperawatan

STIK Indonesia Jaya Palu yang telah banyak memberikan dukungan dan

bimbingan kepada peneiti.

4. Irma, S.Sos Kepala Kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu Provinsi Sulawesi

Tengah.

5. Seluruh responden yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian.

6. Dosen dan seluruh Staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu

yang telah banyak memberikan bantuan, arahan dan motivasi kepada

peneliti selama mengikuti proses pendidikan.

7. Rekan-rekan Mahasiswa seangkatan dan sejurusan, khususnya kepada

sahabat-sahabat tercinta yang selalu dalam kebersamaan selama peneliti

menempuh pendidikan.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini sangatlah jauh dari kesempurnaan

baik dari segi isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu peneliti sangat

memohon adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini. Semoga Allah SWT menerima amal baik kita dan semoga skripsi ini

dapat memberi banyak manfaat bagi banyak orang. Amin.

Palu, Agustus 2022

Peneliti

6
DAFTAR ISI
Isi Hal

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................................. iii
ABSTRAK.......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR........................................................................................ v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi ................................................... 8


B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan ............................................... 17
C. Tinjauan Umum Tentang Motivasi ...................................................... 20
D. Landasan Teori .................................................................................... 31
E. Kerangka Pikir ..................................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 33


B. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................... 33
C. Variable dan Definisi Operasional ....................................................... 33
D. Bahan dan Alat...................................................................................... 35
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ...................................................... 35
F. Pengolahan Data .................................................................................. 36
G. Analisa Data ......................................................................................... 37
H. Penyajian Data ..................................................................................... 37
I. Populasi dan Sampel ............................................................................ 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA....................................... 38

7
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian....................................................... 38
B. Deskripsi Hasil Penelitian....................................................................... 48
C. Pembahasan............................................................................................. 54
D. Keterbatasan Penelitian........................................................................... 58

BAB V PENUTUP.............................................................................................. 59
A. Kesimpulan......................................................................................... 59
B. Saran................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 40

LAMPIRAN

8
DAFTAR TABEL
Tabel Hal

Table 2.1 Klasifikasi Hipertensi .................................................................... 8

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden di kelurahan


Birobuli Selatan Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.................. 48
.......................................................................................................

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di


kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu Provinsi Sulawesi
Tengah........................................................................................... 49

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di kelurahan


Birobuli Selatan Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.................. 50

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Resonden di kelurahan


Birobuli Selatan Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.................. 51
.......................................................................................................

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Penderita Hipertensi


di kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu Provinsi
Sulawesi Tengah ........................................................................... 53

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Motivasi Penderita Hipertensi di


kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu Provinsi Sulawesi
Tengah .......................................................................................... 53

9
DAFTAR GAMBAR
Hal

2.1 Kerangka Pikir ........................................................................................... 31

10
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Untuk Menjadi Responden

2. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

3. Kuesioner Penelitian

4. Master Tabel

5. Hasil Olahan Data

6. Surat Izin Penelitian dari STIK Indonesia Jaya

7. Surat Keterangan Telah Melaksanakan penelitian dari Kelurahan Birobuli

Selatan

8. Dokumentasi Penelitian

9. Jadwal Penelitian

10. Biodata Peneliti

11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan penunjang tercapainya kesehatan

tubuh yang optimal. Kondisi kesehatan gigi dan mulut yang terpelihara

akan berpengaruh pada peningkatan kualitas hidup dan produktifitas sumber

daya manusia. Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut harus

dilakukan sejak dini pada usia sekolah dasar mengingat penyakit gigi dan

mulut berada pada peningkatan sepuluh besar penyakit yang terbanyak dan

terbesar diberbagai wilayah (Ramadhani, 2018).

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi sebaiknya dilakukan sejak usia

dini. Usia sekolah dasar merupakan saat yang ideal untuk mengajari dan

melatih kemampuan motorik seorang anak, termaksud diantaranya menyikat

gigi. Kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar merupakan faktor

cukup penting untuk pemeliharaan gigi dan mulut (sari, 2013).

Pada usia anak sekolah dasar diperlukan untuk usaha untuk menjaga

kesehatan gigi dan mulut secara berkala, baik dalam penyuluhan

pemeriksaan dan perawatan gigi, oleh orang tua, sekolah dan instansi

pemerintah terkait (wahyuni & hidayat 2016).

Global burden of disease study 2016 memperkirakan bahwa penyakit

mulut memperngaruhi setidaknya 3,58 miliar orang diseluruh dunia, dengan

karies gigi menjadi yang paling dinilai. Secara global diperkirakan 2,4 miliar

orang menderita karies gigi dan 486 juta anak menderita karies gigi sulung.

12
Karies gigi terjadi ketika biofilm mikroba (plak) yang terbentuk pada

permukaan gigi mengubah gula bebas yang terkandung dalam makanan dan

minuman menjadi asam yang melarutkan enamel gigi dan dentin dari waktu

ke waktu, dengan asupan gula bebas yang terus menerus tinggi, paparan

fluoride yang tidak memadai dan tanpa biofilm mikroba yang dapat

dilepaskan secara teratur, struktur gigi dihancurkan, yang mengakibatkan

perkembangan gigi berlubang dan nyeri. Berdampak pada kualitas hidup

yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut, dan pada tahap

selanjutnya kehilangan gigi dan infekri sistemik. WHO (2019).

Ditemukan bahwa 91,1% orang Indonesia menggosok gigi setiap hari.

Namun hanya 7,3% dari keseluruhan melakukan penggosokan gigi dengan

benar. Fakta yang terjadi 72,1% penduduk indonesia memiliki masalah gigi

berlubang dan 46,5% diantaranya tidak merawat gigi berlubang (Lubis &

Nugrahaeni, 2018).

Hasil riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan

bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak,

berlubang, dan sakit sebanyak (45,31%). Sedangkan masalah kesehatan

mulut yang mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak dan

atau keluar bisul (abses) sebesar 14%.

Perawatan gigi sebenarnya dapat dilakukan dengan kebiasaan teratur

dan disiplin yaitu sebanyak dua kali sehari, pada waktu pagi hari setelah

sarapan dan malam hari sebelum tidur (Kemenkes 2012).

13
Berdasarkan profil kesehatan Profinsi Sulawesi Tengah (2019),

menunjukan bahwa jumlah murid tahun 2019 yaitu 152.349

orang,dibandingkan tahun 2018 yaitu 161.930 orang salah satu factor

penyebab penurunan jumlah kasus adalah beberapa Kabupaten/Kota tidak

mengirimkan jumlah siswa pada tahun 2019, jumlah murid yang diperiksa

terjadi peningkatan tahun 2019 yaitu 27.014 orang, dibandingkan tahun

2018 yaitu 20.897 orang, yang mendapatkan perlu perawatan tahun 2019

yaitu 5.925 orang terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2018 yaitu 1.977

orang. Berdasarkan data diatas masih kurangnya dilaksanakan pelanyanan

tentang kesehatan gigi dan mulut disekolah Kabupaten/Kota.

Pada saat penggambilan data awal pada tanggal 25 Mei 2022 di SDN 3

Korololaki Kecamatan Petasia Kabupaten Morowali Utara didapatkan

jumlah siswa kelas II sebanyak 22 orang dan kelas III sebanyak 25 orang,

berdasarkan data wawancara dan observasi awal kepada beberapa orang

anak kelas II dan III di SDN 3 peneliti tertarik untuk meneliti siswa karena,

dari hasil survei beberapa anak menjelaskan bahwa masih kurang teratur

dalam menyikat gigi sehingga gigi anak berlubang karena anak malas

menyikat gigi pada saat mau tidur dikarenakan tidak terbiasa menyikat gigi

pada malam hari, berdasarkan observasi keadaan gigi anak tidak utuh atau

berlubang.

14
Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti tertarik untuk

mengangkat judul “Perilaku Menyikat Gigi Pada Anak Usia Sekolah SDN 3

Korololaki Kelas II Dan III Kecamatan Petasia Kabupaten Morowali Utara.

15
B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, memberi dasar untuk merumuskan

masalah yaitu “Perilaku Menyikat Gigi Pada Anak Usia Sekolah SDN 3

Korololaki Kelas II Dan III Kecamatan Petasia Kabupaten Morowali Utara”.

C. Tujuan Peneliti

Untuk mengetahui “Perilaku Menyikat Gigi Pada Anak Usia Sekolah

SDN 3 Korololaki Kelas II Dan III Kecamatan Petasia Kabupaten Morowali

Utara”

D. Manfaat Peneliti

1. Bagi Sekolah SDN 3 Korololaki

Dapat memberikan motifasi sekolah tersebut untuk melakukan

pemahaman tentang pentingnya menyikat gigi yang benar

2. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu

Sebagai tambahan referensi dalam pengembangan ilmu keperawatan

khususnya yang berkaitan dengan permasalahan Perilaku Menyikat Gigi

Pada Anak Usia Sekolah di SDN 3 Korololaki.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk

mengembangkan penelitian dengan permasalahan yang sama.

16
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Anak Usia Sekolah

1. Pengertian

Anak sekolah dasar yaitu anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik

lebih kuat yang mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak

bergantung dengan orang tua. Anak usia sekolah ini merupakan masa

dimana terjadi perubahan yang bervariasi pada pertumbuhan dan

perkembangan anak yang akan mempengaruhi pembentukan karakteristik

dan kepribadian anak. Periode usia sekolah ini menjadi pengalaman inti

anak yang dianggap mudah bertangung jawab atas perilakunya sendiri

dalam hubungan dengan teman sebaya, orang tua lainnya. Selain itu usia

sekolah merupakan masa dimana anak memperoleh dasar-dasar

pengetahuan dalam menentukan keberhasilan untuk menyesuaikan diri

pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tetentu (Diyantini,

et al. 2015).

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah

Pertumbuhan adalah proses yang berhubungan dengan bertambah

besarnya ukuran fisik karena terjadinya pembelahan dan bertambahnya

banyaknya sel, disertai bertambahnya substansi intersal pada jaringan

tubuh. Proses tersebut dapat diamati dengan adanya perubahan-perubahan

pada besar dan bentuk yang dinyatakan dalam nilai-nilai ukuran tubuh,

17
misalnya berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas,

dan sebagainya. Pada masa anak-anak banyak mengalami pertumbuhan-

perubahan di dalam tubuh yang meliputi meningkatnya tinggi dan berat

badan.

Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap

masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu gunakan

kata sederhana yang spesifik, jelaskan sesuatu yang membuat

ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini

keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedur dari objek tertentu

sangat tinggi maka jelaskan arti fungsi dan prosedurnya, maksud dan

tujuan dari yang ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau

mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi

secara efektif (Hidayat, 2012).

B. Tinjauan Umum Tentang Perilaku Menyikat Gigi

Menurut sihite (2011), perilaku menyikat gigi dipengaruhi oleh:

a. Cara menyikat gigi

b. Frekuensi menyikat gigi

c. Waktu menyikat gigi

d. Alat dan bahan menyikat gigi

Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat

salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kesehatan gigi

dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan

pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Anak-anak masih sangat tergantung

18
pada orang dewasa dalam hal menjaga kebersihan gigi karena kurangnya

pengetahuan anak mengenai kesehatan gigi dibandingkan orang dewasa.

Perilaku kesehatan gigi positif misalnya, kebiasaan menyikat gigi secara

teratur sebaliknya perilaku kesehatan gigi negative misalnya, tidak menyikat

gigi secara teratur sehingga kondisi kesehatan gigi dan mulut akan menurun

dengan dampak antara lain gigi mudah berlubang (Notoatmodjo, S. 2012).

Menyikat gigi adalah rutinitas yang penting dalam menjaga dan

memelihara kesehatan gigi dari bakteri dan sisa makanan yang melekat

dengan menggunakan sikat gigi. Menyikat gigi merupakan suatu upaya yang

dilakukan untuk menjaga agar gigi tetap dalam keadaan yang bersih dan sehat

(Ramadhan, 2012).

1. Pengertian gigi

Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi-gigi

pada rahang atas dan rahang bawah, lidah serta saluran-saluran penghasil

air ludah. Menurut Targian (2013) struktur gigi manusia dibagi menjadi

dua bagian yaitu:

a. Struktur jaringan keras

Struktur jaringan keras atau biasa dikenal dengan mahkota gigi

dilepas oleh email gigi. Email gigi berfungsi dalam proses pengunyah

makanan. Permukaan gigi yang melakukan pengunyaan merupakan

perubahan yang tidak rata dan berlekuk-lekuk (fissure). Dibagian

bawah email gigi terdapat lapisan berwarna putih yang disebut detin

gigi.

19
b. Struktur jaringan lunak

Jaringan lunak yang menyongkong tulang gigi dikenal dengan

gusi. Dibagian bawah gusi terdapat rongga-rongga tempat meletaknya

gigi yang disebut tulang gigi. Bagian gigi terdapat rongga yang disebut

pulpa gigi dan didalam pulpa terdapat serabut syaraf dan pembulu

darah.

2. Persiapan alat dan bahan menyikat gigi

Menurut (Putri, Dkk, 2010) sikat gigi yang harus memenuhi syarat

kesehatan sebagai berikut:

a. Sikat gigi

Ialah salah satu alat oral fisiotherapi yang digunakan secara luas

untuk membersihkan gigi dan mulut. Macam sikat gigi ada yang

manual elektrik, dengan berbagai ukuran dan bentuk. Banyak jenis

sikat gigi dipasaran, harus diperhatikan keefektifan sikat untuk

membersihkan gigi dan mulut.

b. Kepala sikat yang kecil

Ukuran kepala sikat gigi yang kecil tujuannya agar dapat

membersihkan permukaan gigi yang paling belakang serta dapat

digerakan dengan mudah pada sudut permukaan gigi yang berbeda.

c. Tangkainya lurus

Tangkai sikat gigi yang dipergunakan tangkainya lurus dengan

tujuan agar mudah dipegang.

20
d. Bulu sikat yang halus

Bulu sikat yang dipergunakan harus halus supaya tidak merusak

gigi dan jangan terlalu keras karena tidak dapat membersihkan sisa

makanan yang menempel pada permukaan gigi.

e. Pasta gigi

Pasta gigi biasanya digunakan bersama-sama dengan sikat gigi

untuk membersihkan dan menghaluskan permukaan gigi geligi, serta

memberikan rasa nyaman dalam rongga mulut, karena aroma yang

terkandung didalam pasta gigi tersebut terasa nyaman dan

menyegarkan. Pasta gigi yang sebaiknya digunakan adalah pasta gigi

yang mengandung fluor, karena fluor dapat mencegah kerusakan gigi

yang lebih lanjut.

f. Gelas kumur

Gelas kumur digunakan untuk kumur-kumur pada saat

membersihkan setelah menggunakan sikat gigi. Dianjurkan air yang

digunakan adalah air matang, tetapi paling tidak air yang digunakan

adalah air yang bersih dan jernih.

g. Cermin

Cermin digunakan untuk melihatan permukaan gigi yang tertutup

plak pada saat menyikat gigi, selain itu juga biasa digunakan untuk

melihat bagian gigi yang belum disikat.

21
h. Cara menyimpan sikat gigi

Menyimpan sikat gigi setelah menyikat gigi maka harus bersih.

Setelah itu harus digantung dengan kepala dibawah. Bila disimpan,

dibawah maka air tidak segera turun dan kuman yang tinggal akan

berkembang biak. Tetapi dengan digantung maka sikat gigi akan

segerah kering dan bersih dari kuman. Tempat yang basah

memungkinkan kuman akan menempel dan berkembang biak.

3. Hal penting dalam menyikat gigi

Menurut Kusumawardi (2011) hal penting dalam menyikat gigi untuk

menjaga kesehatan dan kebersihan gigi, menyikat gigi adalah suatu

prosedur yang menjadi keharusan. Ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan waktu menyikat gigi, yaitu:

a. Waktu gosok gigi

Banyak para dokter gigi yang menyarankan untuk selalu menyikat

gigi sebelum tidur. Hal ini sangat penting karena pada waktu tidur, air

ludah berkurang sehingga asam yang dihasilkan oleh plak akan

menjadi lebih pekat dan kemampuannya untuk merusak gigi tentunya

menjadi lebih besar. Oleh karena itu, untuk mengurangi kepekatan dari

asam maka plak harus dihilangkan. Gigi juga harus disikat pada pagi

hari, boleh sebelum ataupun sesudah sarapat pagi.

Frekuensi menyikat gigi dapat dilakukan dengan kebiasaan teratur

dan disiplin yaitu dua kali sehari, pada waktu pagi hari setelah sarapan

dan malam hari sebelum tidur (kemenkes 2012).

22
Hal ini tergantung jam berapa sarapan pagi. Idealnya, sarapan pagi

dilakukan sebelum beraktivitas dan dilanjutkan dengan menyikat gigi,

sehingga kondisi mulut tetap bersih sampai makan siang. Apabila

terlambat srapan atau bahkan tidak sarapan sama sekali, sebaiknya

tetap menyikat gigi setelah bangun tidur. Karena, walaupun sebelum

tidur sudah menyikat gigi dengan bersih, plak akan mulai terbentuk

setelah setelah menyikat gigi. Oleh karena itu, rutinitas menyikat gigi

harus dilakukan setiap hari agar plak yang terbentuk tidak bertambah

tebal.

b. Menyikat gigi dengan kelembutan

Menyikat gigi yang terlalu keras juga dapat menyebabkan resesi

gusi yang mengakibatkan terbukanya permukaan akar gigi. Tekanan

yang digunakan juga harus dengan tekanan yang ringan. Pegang sikat

gigi seperti memegang pulpen. Hal ini akan membuat tangan

menghasilkan suatu tekanan yang ringan dan lembut. Menyikat gigi

tidak memerlukan tekanan yang kuat, karena plak itu memiliki

konsistensi yang lunak. Dengan tekanan ringanpun akan terbuang. Plak

tidak akan hilang kalau sudah mengeras menjadi karang gigi

(kalkulus). Karena gigi ini harus dibuang dengan prosedur skeling

didokter gigi, karena dengan penyikatan gigi yang kuat sekalipun

karang gigi tidak akan hilang.

23
c. Menyikat gigi minimal 2 menit

Menyikat gigi yang terlalu cepat tidak akan efektif membersihkan

plak. Menyikat gigi yang tepat paling tidak membutuhkan waktu

minimal dua menit dan sebagian besar tidak ada orang yang menyikat

gigi.

d. Menyikat gigi dengan urutan yang sama setiap harinya

Bebas untuk memulai dari gigi bagian mana saja yang ingin

pertama kali disikat. Hanya saja pastikan bahwa seluruh bagian gigi

disikat semua. Agar lebih pasti, lakukanlah urutan yang sama setiap

harinya. Misalnya dimulai dari permukaan bagian luar gigi di lengkung

rahang atas sebelah kanan sampai ke lengkung gigi di rahang bawah,

lalu permukaan kunyah gigi pada rahang atas dan bahwa dan

permukaan bagian dalam gigi rahang atas dan bawah. Apabila urutan

ini dilakukan terus setiap hari dan menjadi suatu kebiasaan.

e. Rutin mengganti sikat gigi

Apabila bulu sikat sudah mekar alias rusak ataupun sikat gigi

sudah berusia 3 bulan, maka sikat gigi tersebut akan kehilang

kemampuannya untuk membersihkan gigi dengan baik. Gantilah sikat

gigi dengan yang baru apabila salah satu diantaranya dua hal ini

terjadi. Apabila bulu sikat sudah rusak sebelum 3 bulan, bias jadi hal

tersebut merupakan tanda kalau menyikat gigi terlalu keras.

24
Selain itu, penggantian sikat gigi juga diperlukan setelah menderita

sakit. Karena sikat gigi bisa menjadi tempat menempelnya kuman

penyakit dan hal ini berisiko menjadi terinfeksi lagi.

f. Menjaga kebersihan sikat gigi

Sikat gigi bisa menjadi tempat perkembangbiakan kuman dan

jamur. Setiap habis menyikat gigi, selalu bersihkan sikat gigi dengan

cara mengocoknya yang kencang di dalam air atau dibilas di bawah

aliran air. Keringkan sikat gigi setiap habis digunakan dan simpan

sikat gigi dengan posisi berdiri ditempatnya. Kalau suka berpergian,

jangan lupa juga bawa sikat gigi dan pasang tutup kepala sikat yang

terbuat dari plastic untuk melindungi bulu sikat agar tidak rusak ketika

disimpan didalam tas.

g. Gunakan sikat gigi yang mengandung fluoride

Selain membantu untuk membersihkan gigi dengan lebih baik,

pasta gigi yang mengandung fluoride berperan untuk melindungi gigi

dari kerusakan. Bahkan fluoride dapat memperbaiki kerusakan gigi

sampai batas-batas tertentu dengan cara mengganti mineral-mineral

gigi yang hilang akibat erosi dan asam. Tidak perlu banyak dalam

menggunakan pasta gigi, cukup gunakan pasta gigi dengan ukuran

sebuah kacang polong. Karena yang terpenting adalah teknik menyikat

gigi, bukan banyaknya pasta gigi yang anda gunakan.

25
h. Cara menyikat gigi yang baik dan benar (Sariningsih 2012) sebagai

berikut :

1) Menyikat gigi bagian depan rahang atas dan rahang bawah dengan

gerakan naik turun (ke atas dan ke bawah) minimal delapan kali

gerakan.

2) Menyikat gigi pada bagian pengunyahan gigi atas dan bawah

dengan gerakan maju mundur. Menyikat gigi minimal delapan kali

gerakan untuk setiap permukaan gigi.

3) Menyikat gigi pada permukaan gigi depan rahang bawah yang

menghadap kelidah dengan gerakan dari arah gusi kearah

tumbuhnya gigi.

4) Menyikat gigi pada permukaan gigi belakang rahang bawah yang

menghadap ke lidah dengan gerakan dari arah gusi kearah

tumbuhnya gigi.

5) Menyikat gigi permukaan depan rahang atas mengadap ke langit-

langit dengan gerakan dari gusi kearah tumbuhnya gigi.

6) Menyikat gigi permukaan gigi belakang rahang atas yang

menghadap ke langit-langit dengan arah dari gusi ke arah

tumbuhnya gigi.

7) Menyikat gigi pada permukaan gigi yang menghadap ke pipi

dengan gerakan naik turun sedikit memutar.

26
C. Landasan Teori

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah suatu kegiatan atau

aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu,

dari segi biologis semua manusia mempunyai aktivitas masing-masing.

(Notoatmodjo 2010)

Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terdapat factor-faktor

yang mempengaruhi Lawrence Green. Membedakan dua derteminan dalam

arti subjek atau terlebih dahulu masalah kesehatan yaitu factor perilaku

(behavioral factors) dan factor (non behavioral factory). Lawrence Green

(2011) menjelaskan bahwa factor perilaku ditentukan oleh tiga faktor utama

yaitu:

1. Factor predisposisi

Terbentuknya suatu perilaku baru dimulai pada cognitive domain

dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus sehingga

menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut, selanjutnya

menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subjek. Pengetahuan dan

sikap subjek terhadap PHBS diharapkan akan membatu perilaku

(psikomotorik) subjek terhadap PHBS. Faktor-faktor yang mempermudah

atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain

pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, dan nilai-nilai tradisional.

27
2. Factor pendukung atau pemungkin

Hubungan antara konsep pengetahuan dan praktek kaitnya dalam

suatu materi kegiatan biasanya mempunyai anggapan yaitu adanya

pengetahuan tentang manfaat sesuatu hal yang akan menyebabkan orang

lain mempunyai sikap positif terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap

positif ini akan mempengaruhi untuk ikut dalam kegiatan ini. Niat ikut

serta dalam kegiatan ini akan menjadi tindakan apabila mendapatkan

dukungan social dan tersedianya fasilitas kegiatan ini disebut perilaku.

3. Factor penguat

Factor yang mendorong untuk bertindak untuk mencapai suatu

tujuan yang terwujud dalam peran keluarga terutama orang tua, guru dan

petugas kesehatan untuk saling bahu membahu, sehingga tercipta

kerjasama yang baik antara pihak rumah dan sekolah yang akan

mendukung anak dalam memperoleh pengalaman yang hendak direncan,

lingkungan yang bersifat anak sebagai pusat yang akan mendorong suatu

perilaku.

Menurut Kusumawardi (2011) hal penting dalam menyikat gigi untuk

menjaga kesehatan dan kebersihan gigi, menyikat gigi adalah suatu prosedur

yang menjadi keharusan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan waktu

menyikat gigi, yaitu:

1. Waktu gosok gigi

2. Menyikat gigi dengan kelembutan

3. Menyikat gigi minimal 2 menit

28
4. Menyikat gigi dengan urutan yang sama setiap harinya

5. Rutin mengganti sikat gigi

6. Menjaga kebersihan menyikat gigi

7. Gunakan sikat gigi yang mengandung fluoride

D. Kerangka Pikir

Kerusakan gigi dan kesehatan gigi dapat di pengaruhi oleh beberapa factor

diantaranya perilaku atau kebiasaan dan pengetahuan yang kurang tentang

menggosok gigi dan pentingnya kesehatan gigi. Kerangka piker dalam

penelitian ini dapat digambarkan sebagian berikut:

Perilaku menyikat gigi Anak usia sekolah

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

29
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian desktitif dengan definisi survei.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli Tahun 2022 di SDN 3

Korololaki Kecamatan Petasia Kabupaten Morowali Utara.

C. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah Perilaku Menyikat Gigi Pada

Anak Usia Sekolah.

2. Definisi operasional

Definisi : Perilaku menyikat gigi adalah kegiatan atau akivitas

responden yang diamati langsung dalam hal kegiatan

menyikat gigi siswa kelas II dan III di SDN 3 Korololaki

Alat ukur : Lembar kuesioner


Cara ukur : Pengisian kuesioner
Skala ukur : Ordinal

30
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis data

a. Data primer

Data primer adalah data yang diambil dengan pemeriksaan

langsung dan observasi cara menyikat gigi pada siswa kelas II dan III

di SDN 3 korololaki.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data siswa kelas II dan III SDN 3 korololaki

yang di ambil dari absen siswa.

2. Cara pengumpulan data

Data perilaku menyikat gigi dikumpulkan dengan cara melakukan

pengamatan langsung terhadap siswa yang mendemonstrasikan teknik

menyikat gigi secara langsung, kemudian hasilnya dituangkan pada

lembar kuesioner dengan metode checklist. Hasil dari pengisian

kuesioner akan peneliti uraiankan kembali pada hasil penelitian.

E. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang sangat penting

dilakukan dalam suatau penelitian. Hal ini disebabkan karena data yang

diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan

informasi apa-apa, dan belum siap untuk disajikan. Untuk dapat memperoleh

penyajian data sebagai hasil yang bermakna dan kesimpulan yang baik, maka

diperlukan pengolahan data (Notoatmodjo, 2010). Dalam hal ini pengolahan

data menggunakan computer dan akan melalui tahap-tahap yaitu:

31
a. Editing

Dilakukan untuk melakukan pemeriksaan terhadap adanya

kesalahan dan kekurangan data yang diisi oleh responden.

b. Coding

Dilakukan untuk mengklasifikasikan data dengan cara memberi

kode yaitu mengubah data dalam bentuk angka atau huruf yang

memberikan petunjuk dan identifikasi pada suatu data yang akan dianisis.

c. Tabulating

Tabulating yaitu data yang telah dikelompokkan kemudian

disajikan dalam bentuk tabel.

d. Entry Data

Pada tahap ini memasukkan data dari kuesioner ke computer agar

dapat dianalisis.

e. Cleaning

Melakukan pengecekan kembali data yang selesai dimasukkan

untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode dan

ketidaklengkapan.

f. Describing

Menggambarkan dan menerangkan data yang telah dikumpulkan

32
F. Analisa Data

1. Analisis univariat

Analisis data menggunakan analisis univariat, yang dilakukan untuk

mengetahui distribusi frekuensi dari setiap varibel yang termasuk dalam

variabel penelitian dengan rumus distribusi frekuensi sebagai berikut

(Sugiyono, 2010):

f
P X 100 %
n

Keterangan :

P = Presentasi

f = Frekuensi tiap kategori

N = Jumlah sampel

G. Penyajian Data

Penyajian yang dilakukan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang

disertai dengan penjelasan sehingga memudahkan untuk dianalisis.

H. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi target adalah siswa kelas II dan III yang sekolah di SDN

korololaki dan jumlah siswa sebanyak 46orang.

33
2. Sampel

Penelitian mengganggap jika populasi pasien yang dirawat setiap

waktu selalu berubah, sehingga tidak dapat ditentukan jumlah pasti dari

populasi, oleh karena itu peneliti menggunakan rumus menghitung besar

sampel untuk estimasi proporsi (Natoatmodjo, 2010).

z 2 1−a /2 P(1−P)
n=
d2

Keterangan :

n = Besar sampel minimum

Z(2-a/2) = Nilai distribusi normal baku (1,96)

P = Jumlah proporsi dipopulasi, karena belum ada penelitian

sebelumnya dan prevalensi cukup besar, maka menetapkan

50% (0,5)

d = keselahan yang dapat ditolerir 15% (0,15)

Dari rumus diatas, peneliti dapat menghitung jumlah minimal

sampel yang harus diambil yaitu:

( Z 1/2 ∝2 ) . P .Q
n= 2
(d)

34
Dari rumus diatas, peneliti dapat menghitung jumlah minimal

sampel yang harus diambil yaitu:

( Z 1/2 ∝2 ) . P .Q
n=
(d)2

2
1 , 96 x 0,5 x (1−0,5)
n=
(0,15)2

¿ 43

Jadi, sampel dalam penelitian ini sebanyak 43 orang.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan

menggunakan teknik nonprobality sampling. Yaitu sampling kebetulan

(incidental/accidental sampling).

4. Kriteria sampel

Adapun kriteria sampel sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

a. Siswa kelas II dan III

b. Yang bersedia menjadi responden

2. Kriteria eksklusi

a. Kelas I, IV, V, VI dan guru sekolah

b. Siswa kelas II dan III yang tidak berada ditempat

35
DAFTAR PUSTAKA

Diyantini N. K, Ni Luh P &Sagung M. L. (2015) Hubungan karakteristik


dankepribadian anak dengan kejadian bullying pada siswa kelas Vdi
SD“X” di kabupaten Badung. Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana Denpasar. ISSN: 2303-1298.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. (2019). Profil Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tengah tTahun 2019.Palu.
Fahrion,A. WHO. https://www.who.int/news-room/factsheets/detail/oral-health
akses trg;l 13 Juni 2022.
Green.(2011) Lawerence W. Heald promotion planning An Educational and
Enironnental Approach.Mayfield Publishing Company.London: Mounin
View-Tronto.
Hidayat, (2012) Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta salemba medika.
Hidayat, W., Nuraeny, N., Wahyuni, I. S. (2016). Pembekalan Pengetahuan Dan
Kemandirian Dalam Perawatan Kesehatan Gigi Dan Mulut
Masyarakat Desa Balingbing Dan Desa Cidadap, Kecamatan Pagaden
Barat, Subang. Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat.
Kusumawardani, S. (2011). Perawatan gigi pada balita. Jakarta: EGC.
Kementrian Kesehatan RI. 2018, Mediakan Edisi 98 September 2018: Yuk!.
Peduli Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta, Kementrian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. , 2012, Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolaj (USKGS).
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
Lubis & Nugraheani, (2018). Sudahkah Anda Menyikat Gigi Dengan Benar
diakses pada tanggal 29 Mei 2022.
Nursalam (2017). Metodologi penelitian ilmu keperawatan pendekatan praktis
edisi 4 jakarta. Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipt.
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.

36
Nursalam (2017). Metodologi penelitian ilmu keperawatan pendekatan praktis
edisi 4 jakarta. Salemba Medika.
Panggabean P, Wartana K, Subardin, Sirait E, Rasiman N.B, Pelima R.V. 2021.
Pedoman Penulisan Proposal Skripsi. STIK-IJ. Palu.
Putri, M.H., E. Herujulianti, dan N. Nurjannah. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta:EGC.
Ramadhani, (2018). Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut Melalui
Pendekatan Kuratif Di sekolah Dasar Negeri Susukan, Kecamatan
Sumbang, Kabupaten Bayumas.
Sariningsih, E. 2012. Merawat Gigi Anak Sejak Dini. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Sari, siti alimah., 2013. Skripsi Hubungan Kebiasaan Menggosok gigi dengan
Timbulnya Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah kelas 4-6 di SDN
Ciputan 6 Tanggerang Selatan Provinsi Banten Tahun 2013.
Sihite, J.N 2011. Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut
DenganPegalamanKaries.http://repository.usa.ac.id/bitstream/1234567
89/25491/4/capter%20II. pdf. Diakses tanggal 13 Juni 2022.
Tarigan, R. 2013. Karies Gigi. Jakarta: EGC.
Widhiasti, N.M, Tedjasulaksana. R, dan Agung. A. A. G. Optimalisasi
Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa sebagai Wujud
Implementasi Pelatihan Dokter Gigi Kecil di SD 2 Dawan Kelod
Klungkung 2015.

37

Anda mungkin juga menyukai