Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN

LAPORAN PRAKTEK ANALISIS KEPENDUDUKAN DI DESA


BATUSUYA,KECAMATAN SINDUE TOMBUSABORA
KABUPATEN DONGGALA

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
MENI KLARA 115019025
ANNISA RIFNING QOMARIATUL JANNAH 115019053
SRI FATIAH 115019039
JEIN SUSANTI LAETO 115019077
JEANETTE GRACELLA WEYHA 115020076
MOHAMMAD RIFKI DJA 115019028

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA JAYA PALU


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
2022
LAPORAN PRAKTEK ANALISIS KEPENDUDUKAN DI DESA
BATUSUYA,KECAMATAN SINDUE TOMBUSABORA
KABUPATEN DONGGALA

LAPORAN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

Telah disetujui dan diterima oleh:

Dosen Pembimbing

Subardin AB., SKM.,M.Kes Tanggal,...................2022


NIDN. 09 071169 01

ii
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Kelompok 2 : Annisa Rifning Qomariatul Jannah


Mata Kuliah : Analisis Kependudukan

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa laporan yang kami tulis benar


merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pangambil alihan tulisan atau
pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa
sebagian atau keseluruhan laporan ini hasil karya orang lain, kami bersedia menerima
kosekuensi atas perbuatan tersebut.

Palu, 10 Juli 2022


Yang menyatakan
Ttd

Materai Rp. 10.000

Kelompok 2

iii
ABSTARK

Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar Negara-negara


berkembang di dunia. Hal yang paling mendasar yang umum di jumpai dalam suatu
Negara berkembang adalah jumlah penduduk yang sangat besar. Indonesia
merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk yang terbanyak. Hal ini
dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat.
Dalam pengetahuan tentang kependudukan di kenal sebagai istilah karakteristik
penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah laku
sosial ekonomi penduduk. Di banding dengan Negara-negara yang sedang
berkembang lainnya.
Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan primer yang melakukan
pelayanan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitative. Oleh sebab itu puskesmas
khusus melakukan pelayanan kesehatan yang komprehensif. Pemanfaatan pelayanan
kesehatan adalah timbulnya keinginan masyarakat untuk memanfaatkan suatu
pelayanan kesehatan adalah timbulnya keinginan masyarakat untuk memanfaatkan
suatu pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan pasien baik
pada saat sehat untuk konsultasi kesehatan dan pada saat masyarakat merasa pasien
dan membutuhkan pelayanan petugas kesehatan (Notoadmodjo,2010).
Hasil Data analis kependudukan di Desa Batusuya Kecamatan Sindue
Tombusabora Kabupaten Donggala berdasarkan laporan terjadi siklus demografi
mulai dari kelahiran, kematian, pernikahan, bahkan perceraian di Desa tersebut.
Kesimpulan dari hasil penelitian kami kelompok 2 kami melihat dan
menganalisa bahwa jumlah penduduk di Desa Batusuya berjumlah 3.895 jiwa dan
lebih banyak berprofesi sebagai petani. Dapat di lihat juga angka kelahiran dan
kematian di Desa Batusuya mengalami peningkatan pada tahun 2019, jumlah
perkawinan meningkat di tahun 2020, dan perceraian meningkat di tahun 2019.
Desa Batusuya jga memiliki empat pelayanan kesehatan yaitu puskesmas rawat
inap, rumah bersalin, poli klinik/balai pengobatan dan tempat praktek bidan. Di
Desa Batusuya juga memiliki sarana pendidikan yaitu 1 Paud dan 3 SD (Sekolah
Dasar)

Kata Kunci : Kependudukan, puskesmas

KATA PENGANTAR

iv
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat, berkah serta ridho-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Analisis Kependudukan, dimana
pelaksanaannya mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu telah
melaksanakan Penelitian tentang Kependudukan di Desa Batusuya dan Penyakit yang
signifikan Di Puskesmas Batusuya yang dilaksanakan di Desa dan Puskesmas Di
Desa Batusuy Kecamatan Sindue Tombusabora Kabupaten Donggala Provinsi
Sulawesi tengah tepat pada waktunya.
Kami sangat menyadari, dalam pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari
masalah-masalah serta kendala yang kami temui baik dalam pelaksanaan, maupun
hubungan dengan petugas puskesmas. Namun berkat kerja keras serta kerjasama
dengan teman-teman , sehingga masalah serta kendala tersebut dapat teratasi dengan
baik.
Merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk kami sehingga menjadi
bahan acuan dalam pelaksnaan penelitian lainnya. Keberhasilan yang kami capai
dalam penelitian ini tentunya tidak lepas dari arahan serta bimbingan dari :
1. Dr. PASH Pangabean, MPH, DR (HC), selaku Ketua Yayasan Tri Karya Husada
Palu yang telah banyak memeberikan bimbingan dan bantuan kepda kami selama
mengikuti pendidikan.
2. Subardin AB, SKM, M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Jaya Palu sekaligus Dosen pengampuh mata kuliah Analisis
Kpendudukan yang senantiasa memberikan dorongan, bimbingan dan bantuan
serta nasehat kepada kami.
3. Veni Mornalita SKM, M.Kes., selaku Ketua Prodi Kesehatan Masyarakat STIK
Indonesia Jaya Palu.
4. Haerun, Amd. Kep , selaku Kepala Desa Batusuya yang telah memeberikan kami
izin turun dalam pengambilan data di Desa Batusuya.
5. Rekan-Rekan Mahasiswa(i) yang telah memberikan dukungan dan semangat
kepada kami untuk menyelesaikan tugas laporan.

v
Tentu kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik yang membangun dan alangkah baiknya disertai saran sehingga
dapat menjadi pembelajaran bagi kami kedepannya.
Akhir kata, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan
Mahasiswa atas masukannya dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan Epidemiologi Dasar ini.

Palu,10 Juli 2022

Kelompok 3

vi
DAFTAR ISI

Isi Hal
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
ABSTRAK........................................................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.......................................................... iv
KATA PENGANTAR...................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Umum Tentang Analisis Penduduk............................. 4
B. Tinjauan Umum Tentang Puskesmas ......................................... 5
C. Tinjauan Umum Tentang Penyakit Gastristis.............................. 7
D. Tinjauan Umum Tentang Alat Kontrasepsi ............................... 33
E. Landasan Teori............................................................................ 35

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian............................................................................ 36
B Waktu dan Lokasi penelitian........................................................ 36
C Variabel dan Definisi Operasional .............................................. 36
D Jenis dan Cara Pengumpulan Data............................................... 39
E. Pengolahan Data.......................................................................... 39
F Analisa Data.................................................................................. 40
G Penyajian Data.............................................................................. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 41
B.Temuan Hasil Penelitian............................................................... 42
C. Pembahasan ................................................................................ 48

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 50
B. Saran ........................................................................................... 51

vii
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 52
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Penduduk Desa Batusuya Berdasarkan Jenis


Kelamin......................................................................................... 43
Tabel 4.2 Distribusi Jumlah Penduduk Desa Batusuya Berdasrkan Umur.... 44
Tabel 4.3 Distribusi Jumlah Penduduk Desa Batusuya Berdasarkan
Pekerjaan ...................................................................................... 44
Tabel 4.4 Distribusi Jumlah Penduduk Desa Batusuya Berdasarkan Dusun
.....................................................................................................
45
Tabel 4.5 Distribusi Penduduk Desa Batusuya Berdasarkan Jenis
Kontrasepsi.................................................................................... 45
...................................................................................................
Tabel 4.6 Distribusi Penduduk Desa Batusuya Berdasarkan Jumlah
Kelahiran 3 Tahun Terakhir.......................................................... 45
Tabel 4.7 Distribusi Penduduk Desa Batusuya Berdasarkan Jumlah
Kematian 3 tahun Terakhir ........................................................... 46
Tabel 4.8 Distrubis Penduduk Desa Batusuya Berdasrkan Jumlah
Perkawinan 3 Tahun Terakhir ...................................................... 46
Tabel 4.9 Distribusi Penduduk Desa Batusuya Berdasarkan Jumlah
Perceraian 3 Tahun Terakhir ........................................................ 47
Tabel 4.10 Distribusi Jumlah Pelayanan Kesehatan di Desa Batusuya.......... 47
Tabel 4.11 Distribusi Jumlah Pendidikan di Desa Batusuya ......................... 47

ix
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Penelitian dari STIK Indonesia Jaya Palu

2. Surat Balasan Telah Melakukan Penelitian Dari Puskesmas Pantoloan

Kecamatan Tawaeli Kota Palu

3. Dokumentasi Penelitian

4. Biodata Peneliti

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar Negara-negara
berkembang di dunia. Hal yang paling mendasar yang umum dijumpai dalam suatu
Negara berkembang adalah jumlah penduduk yang sangat besar. Indonesia
merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk yang terbanyak. Hal ini
dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat.
Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal sebagai istilah karakteristik
penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah laku
sosial ekonomi penduduk. Dibanding dengan negara-negara yang sedang
berkembang lainnya.
Indonesia menempati urutan ketiga dalam jumlah penduduk setelah Cina
dan India. Indonesia merupakan negara yang sedang membangun dengan
mempunyai masalah kependudukan yang sangat serius disertai dengan, yaitu
jumlah penduduk yang sangat besar disertai dengan tingkat pertumbuhan yang
relatif tinggi dan persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk bukan
hanya merupakan modal , tetapi juga akan merupakan beban dalam pembangunan.
Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan kemiskinan dan
kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen
demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, dan migrasi akan membantu
para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan
program pembangunan kependudukan dan peningkatan ksesejahteraan masyarakat
yang tepat pada sasarannya.
Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil)
Kementrian dalam Negeri mencatat, jumlah Penduduk Sulawesi Tengah sebanyak
3,03juta jiwa pada Juni 2021. Dari jumlah tersebut, 2,12 juta jiwa (69,91%)
merupakan kelompok produktif (Usia 15-64 Tahun). Sementara itu, ada 913,14
ribu jiwa (30,09%) penduduk Sulawesi Tengah yang merupakan kelompok usia

11
tidak produktif. Secara rinci (0-14) Tahun. Kemudia sebanyak 151,44 ribu jiwa
(4,99%) penduduk Sulawesi Tengah yang merupakan kelompok usia sudah tidak
produktif (65 Tahun ke atas). Berdasarkan jenis kelamin, penduduk laki-laki di
Sulawesi Tengah sebanyak 1,56 juta jiwa (51,34%) dan perempuan sebanyak 1,48
juta jiwa (48,66%). Menurut status perkawinan, ada 1,47 jiwa (48,58%)
pendudukSulawesi Tengah yang berstatus belum kawin. Ada pula 33,78 ribu jiwa
(1,11%) penduduk di provinsi tersebut yang berstatus cerai hidup dan terdapat
106,28 ribujiwa (3,5%) yang berstatus cerai mati.
Kabupaten Donggala adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Sulawesi
Tengah, Indonesia. Ibu Kota Kabupaten sekaligus pusat administrasi terletak di
Kecamatan Banawa. Kabupaten ini mempunyai luas sebesar 5.275,69 km² dan
berpenduduk sebanyak 304.110 jiwa pada Tahun 2020. Donggala adalah
Kabupaten terluas ke-7, terpadat ke-4, dan memiliki populasi terbanyak ke-4 di
Sulawesi Tengah. Kabupaten Donggala terdiri dari 16 Kecamatan dan 166
Desa/Kelurahan. Donggala mengelilingi Kota Palu, dan berbatasan dengan Parigi
Moutong di bagian Timur, Tolitoli di bagian utara dan timur laut, Sigi di bagian
selatan dan Sulawesi Barat di bagian Barat dan Barat Daya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka yang menjadi masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Berapakah jumlah penduduk Desa Batusuya, Kecamatan Sindue
Tombusabora, Kabuten Donggala berdasarkan umur, pekerjaan, dusun, jenis
kelamin, dan penggunaan kontrasepsi?
2. Berapakah jumlah penduduk Desa Batusuya, Kecamatan Sindue
Tombusabora, Kabupaten Donggala 3 Tahun terakhir berdasarkan jumlah
kelahiran, kematian, perkawinan dan perceraian?
3. Berapakah Jumlah pelayanan kesehatan dan sarana pendidikan yang ada di
Desa Batusuya, Kecamatan Sindue Tombusabora, Kabupaten Donggala?

12
4. Berapakah masalah kesehatan yang paling siknifikan 3 Tahun terakhir di Desa
Batusuya, Kecamatan Sindue Tombusabora, Kabupaten Donggala?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umun dari penelitian ini selaras dengan rumusan masalah
yaitu mengetahui jumlah penduduk Desa Batusuya, Kecamatan Sindue
Tombusabora, Kabupaten Donggal berdasarkan umur, pekerjaan, dusun,jenis
kelamin, penggunaan alat kontrasepsi, kelahiran, kematian, perkawinan dan
perceraian. Serta mengetahuai jumlah sarana pelayanan kesehatan, pendidikan
dan masalah penyakit di desa tersebut.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini selaras dengan rumusan
masalah yakni:
a. Diketahuinya jumlah penduduk Desa Batasusuya, Kecamatan Sindue
Tombusabora, Kabuten Donggala berdasarkan umur, pekerjaan, dusun,
jenis kelamin, dan penggunaan kontrasepsi.
b. Diketahuinya jumlah penduduk Desa Batusuya, Kecamatan Sindue
Tombusabora, Kabupaten Donggala 3 Tahun terakhir berdasarkan jumlah
kelahiran, kematian, perkawinan dan perceraian.
c. Diketahuinya Jumlah pelayanan kesehatan dan sarana pendidikan yang ada
di Desa Batusuya, Kecamatan Sindue Tombusabora, Kabupaten Donggala.
d. Diketahuinya masalah kesehatan yang paling siknifikan 3 Tahun terakhir di
Desa Batusuya, Kecamatan Sindue Tombusabora, Kabupaten Donggala.

13
D. Manfaat

1. Bagi Desa dan Pusekesman Batusuya


Sebagai bahan masukan bagi Desa dan Pusekemas untuk mengetahui
kondisi kependudukan serta dalam melakukan penanggulangan kependudukan
serta penyakit.
2. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu
Dapat dijadikan sumber informasi untuk kegiatan penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam mata kuliah Analisis
Kependudukan.
3. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengalaman secara nyata dalam
penelitian dan sarana untuk belajar menerapka teori yang telah diperoleh
selama pendidikan dalam bentuk nyata dan meningkatkan daya berfikir serta
memperluas wawasan dan pengetahuan tentang Kependudukan.

14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Analisis Penduduk


Secara umum data dapat diartikan sebagai kumpulan informasi yang

diperoleh dari suatu pengamatan berupa angka, lambang atau sifat yang dapat

memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Data juga dapat

didefinisikan sebagai sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari

pengamatan (observasi) suatu objek. Oleh karena itu data yang baik adalah data

yang bisa dipercaya kebenarannya (reliable), tepat waktu dan mencakup ruang

lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara

menyeluruh merupakan data relevan. Sedangkan kependudukan atau demografi

merupakan ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Demografi

meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah

penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.

Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau

kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan,

agama atau etnisitas tertentu. Dengan demikian data kependudukan adalah segala

tampilan data penduduk dalam bentuk resmi maupun tidak resmi yang diterbitkan

oleh badan-badan pencatatan kependudukan (pemerintah maupun non

pemerintah), dalam berbagai bentuk baik angka, grafik, gambar dan lain lain.

Secara khusus UU No.24 Tahun 2013 pasal 1 point 9 menyebutkan bahwa

data kependudukan adalah data perseorangan dan/atau data agregat yang

terstruktur sebagai hasil dari kegiatan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

15
Dalam UU Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan, data

dikelompokkan menjadi :

1. Data Pribadi adalah data perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat, dan

dijaga kebenaran serta dilindungi kerahasiaannya (pasal 1 point 22).

2. Database adalah kumpulan berbagai jenis data kependudukan yang tersimpan

secara sistematik, terstruktur dan saling berhubungan dengan menggunakan

perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan komunikasi data (pasal 1 point

29 PP No. 37 Tahun 2007).

3. Data Kependudukan adalah data perseorangan atau data agregat yang

terstruktur sebagai hasil kegiatan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

Data perseorangan menurut UU No. 24 Tahun 2013, pasal 58 ayat 2, meliputi

nomor Kartu Keluarga; Nomor Induk Kependudukan; nama lengkap; jenis

kelamin; tempat lahir; tanggal/bulan/tahun lahir; golongan darah;

agama/kepercayaan; status perkawinan; status hubungan dalam keluarga;

cacat fisik dan/atau mental; pendidikan terakhir; jenis pekerjaan; NIK ibu

kandung; nama ibu kandung; NIK ayah; nama ayah; alamat sebelumnya;

alamat sekarang; kepemilikan akta kelahiran/surat kenal lahir; nomor akta

kelahiran/nomor surat kenal lahir; kepemilikan akta perkawinan/buku nikah;

nomor akta perkawinan/buku nikah; tanggal perkawinan; kepemilikan

aktaperceraian; nomor akta perceraian/surat cerai; tanggal perceraian; sidik

jari;iris mata; tanda tangan; dan elemen data lainnya yang merupakan aib

seseorang.

16
4. Data agregat adalah kumpulan data tentang peristiwa kependudukan, peristiwa

penting, jenis kelamin, kelompok usia, agama, pendidikan, dan pekerjaan

(penjelasan pasal 58 ayat 3 UU No. 24 Tahun 2013). Data kependudukan yang

dihimpun dari pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil menjadi data

agregat penduduk yang meliputi himpunan data perseorangan berupa data

kuantitatif dan data kualitatif. Data Kependudukan tersebut digunakan untuk

semua keperluan berasal dari Kementerian Dalam Negeri (pasal 58 UU No. 24

Tahun 2013), antara lain dimanfaatkan untuk :

a. Pelayanan publik antara lain untuk penerbitan surat izin mengemudi,

izin usaha, pelayanan wajib pajak, pelayanan perbankan, pelayanan

penerbitan sertifikat tanah, asuransi, jaminan kesehatan masyarakat, dan

jaminan sosial tenaga kerja.

b. Perencanaan pembangunan yakni untuk perencanaan pembangunan

nasional, perencanaan pendidikan, perencanaan kesehatan, perencanaan

tenaga kerja, dan pengentasan masyarakat dari kemiskinan.

c. Alokasi anggaran meliputi penentuan Dana Alokasi Umum (DAU) dan

perhitungan potensi perpajakan.

d. Pembangunan demokrasi yaitu penyiapan Data Agregat Kependudukan

per kecamatan (DAK2) dan penyiapan data Penduduk Potensial Pemilih

Pemilu (DP4).

e. Penegakan hukum dan pencegahan kriminal antara lain untuk

memudahkan pelacakan pelaku kriminal, mencegah perdagangan orang

dan mencegah pengiriman tenaga kerja illegal.

17
B. Tinjauan Umum Tentang Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung
jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya, maka
wilayah kerja dari puskesmas meliputi suatu kecamatan atau sebagian.
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga
pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati (Profil Kesehatan
Indonesia,2007).
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang
diberikan oleh puskesmas kepada masyarakat mencakup perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan dan dituangkan dalam suatu
sistem (Peraturaan Menteri Kesehatan Republik Indonesia,2014).
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan
terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya
kesehatan wajib (basic six) dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang
disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi
serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Puskesmas dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh dan terpadu
dilaksanakan melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan
pemulihan disertai dengan upaya penunjang yang diperlukan (Profil
Kesehatan Indonesia,2009).

18
Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada
kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan
berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan.
Puskemas berdasarkan karakteristik wilayah kerja dikategorikan menjadi :
a. Puskesmas kawasan perkotaan
b. Puskesmas kawasan pedesaan
c. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil.

Puskesmas berdasarkan kemampuan penyelenggaraan dikategorikan menjadi:


a. Puskesmas non rawat inap
b. Puskesmas rawat inap

2. Fungsi dan tujuan puskesmas


Sesuai dengan Sistem Kesahatan Nasional, Puskesmas sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama mempunyai 3 (tiga) fungsi sebagai
berikut:
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas harus mampu membantu menggerakkan
(motivator,fasilitator) dan turut serta memantau pembangunan yang
diselenggarakan di tingkat kecamatan agar dalam pelaksanaannya
mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan sebagai faktor
pertimbangan utama.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang
bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat atau keluarga agar mampu mengidentifikasi masalah,
merencanakan dan mengambil keputusan untuk pemecahannya dengan
benar (Subekti,2009).

19
c. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health service)
adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pokok (basic health service),
yang sangat dibutuhkan oleh sebagian masyarakat serta mempunyai nilai
strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
(Azwar,1996).

C. Tinjauan Umum Tentang Penyakit Gastritis

Gastritis adalah peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,


kronik, difus atau lokal. Menurut penelitian sebagian besar gastritis disebabkan
oleh infeksi bacterial mukosa lambung yang kronis. Selain itu, beberapa bahan
yang sering dimakan dapat menyebabkan rusaknya sawar mukosa pelindung
lambung (Wijaya & Putri, 2013).
Gatritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung,
peradangan ini mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai
terlepasnya epitel mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam
gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbunlnya
proses inflamasi pada lambung (Sukarmin, 2013).
Menurut jenisnya gastritis dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian
besar merupakan penyakit ringan dan sembuh sempurna. Salah satu bentuk
gastritis yang manifestasi klinisnya adalah :
Gastritis akut erosive, disebut erosive apabila kerusakan yang terjadi
tidak lebih dalam daripada mukosa muscolaris (otot-otot pelapisan
lambung).

a. Gastritis akut hemoragic, disebut hemoragic karena pada penyakit ini


akan dijumpai perdarahan mukosa lambung yang menyebabkan erosi
dan perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi

20
erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada
beberapa tempat, menyertai inflamasi pada mukosa lambung tersebut
(Hirlan, 2009)
2. Gastritis Kronis
Menurut (Muttaqin, 2011) gastritis kronis adalah suatu peradangan
mukosa lambung yang bersifat menahun. Gastritis kronis diklasifikasikan
dengan tiga perbedaan yaitu :
a. Gastritis superficial, dengan manifestasi kemerahan, edema, serta
perdarahan dan erosi mukosa.
b. Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi diseluruh lapisan mukosa
pada perkembangannya dihubungkan dengan ulkus dan kanker
lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari
penurunan jumlah sel parietal dan sel chief.
c. Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul- nodul
pada mukosa lambung yang bersifat ireguler, tipis, dan hemoragik.

D. Tinjauan Umum Tentang Alat Kontrasepsi


1. Kontrasepsi

a. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah pencegaha terbuahinya sel telur oleh sel sperma


(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke
dinding rahim (Taufan Nugroho dkk, 2014) keluarga berencana (KB)
adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas
(BKKBN, 2015).

Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana


pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal
terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Ini dibedakan

21
dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau cerai. Pada masa
ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan
reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga
berencana sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan
untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan
datang (Manuaba.2015)

b. Macam-macam kontrasepsi Menurut (Atikah proverawati, 2010)

1) Kontrasepsi Sederhana.

a) Kondom Kondom merupakan selubung/sarung karet tipis yang


dipasang pada penis sebagai tempat penampungan sperma yang
dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga tidak tercurah pada
vagina. Cara kerja kondom yaitu mencegah pertemuan ovum dan
sperma atau mencegah spermatozoa mencapai saluran genital
wanita. Sekarang sudah ada jenis kondom untuk wanita, angka
kegagalan dari penggunaan kondom ini 5-21%.

b) Coitus Interuptus Coitus interuptus atau senggama terputus adalah


menghentikan senggama dengan mencabut penis dari vagina pada
saat suami menjelang ejakulasi. Kelebihan dari cara ini adalah tidak
memerlukan alat/obat sehingga relatif sehat untuk digunakan wanita
dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain, risiko kegagalan dari
metode ini cukup tinggi.

c) KB Alami KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak


masa subur, dasar utamanya yaitu saat terjadinya ovulasi. Untuk
menentukan saat ovulasi ada 3 cara, yaitu : metode kalender, suhu
basal, dan metode lendir serviks.

d) Diafragma Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk


mencegah sperma mencapai serviks sehingga sperma tidak

22
memperoleh akses ke saluran alat reproduksi bagian atas (uterus
dan tuba fallopi). Angka kegagalan diafragma 4-8% kehamilan.

e) Spermicida Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang


dapat mematikan dan menghentikan gerak atau melumpuhkan
spermatozoa di dalam vagina, sehingga tidak dapat membuahi sel
telur. Spermicida dapat berbentuk tablet vagina, krim dan jelly,
aerosol (busa/foam), atau tisu KB. Cukup efektif apabila dipakai
dengan kontrasepsi lain seperti kondom dan diafragma.

2) Kontrasepsi Hormonal

a) KB Suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau


tablet yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesteron (Pil
Kombinasi) atau hanya terdiri dari hormon progesteron saja (Mini
Pil). Cara kerja pil KB menekan ovulasi untuk mencegah lepasnya
sel telur wanita dari indung telur, mengentalkan lendir mulut rahim
sehingga sperma sukar untuk masuk kedalam rahim, dan
menipiskan lapisan endometrium. Mini pil dapat dikonsumsi saat
menyusui. Efektifitas pil sangat tinggi, angka kegagalannya berkisar
1-8% untuk pil kombinasi, dan 3-10% untuk mini pil.

b) Manfaat Pil KB

1. Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir mempunyai efektifitas


tubektomi), bila digunakan tiap hari.

2. Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.

3. Tidak mengganggu hubungan seksual.

4. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang


(mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid.

23
5. Dapat digunakan jangka panjang selama masih ingin
menggunakannya untuk mencegah kehamilan.

6. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.

7. Mudah dihentikan setiap saat.

8. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.

9. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.

10. Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium dan


endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, efek
Samping.

c) Efek samping

1. Gangguan siklus haid

2. Tekanan darah tinggi

3. Kenaikan berat badan

4. Jerawat

5. Bercak bercak coklat pada wajah

d) Suntik KB Suntik KB ada dua jenis yaitu, suntik KB 1 bulan


(cyclofem) dan suntik KB 3 bulan (DMPA). Cara kerjanya sama
dengan pil KB. Efek sampingnya dapat terjadi gangguan haid,
depresi, keputihan, jerawat, perubahan berat badan, pemakaian
jangka panjang bisa terjadi penurunan libido, dan densitas tulang.

e) Implant Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah


kulit, biasanya dilengan atas. Cara kerjanya sama dengan pil,
implant mengandung levonogestrel. Keuntungan dari metode
implant ini antara lain tahan sampai 5 tahun, kesuburan akan

24
kembali segera setelah pengangkatan. Efektifitasnya sangat tinggi,
angka kegagalannya 1-3%.

f) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / IUD AKDR adalah alat


kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya
bermacam-macam, terdiri dari plastik (polyethyline), ada yang
dililit tembaga (Cu), dililit tembaga bercampur perak (Ag) dan ada
pula yang batangnya hanya berisi hormon progesteron. Cara
kerjanya, meninggikan getaran saluran telur sehingga pada waktu
blastokista sampai ke rahim endometrium belum siap menerima
nidasi, menimbulkan reaksi mikro infeksi sehingga terjadi
penumpukan sel darah putih yang melarutkan blastokista, dan
lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas. Efektifitasnya
tinggi, angka kegagalannya 1%.

g) Metoda Kontrasepsi Mantap (Kontap)

h) Tubektomi Suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya


ovum dengan cara mengikat atau memotong pada kedua saluran
tuba fallopi (pembawa sel telur ke rahim), efektivitasnya mencapai
99 %.

i) Vasektomi merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk


menghalangi keluarnya sperma dengan cara mengikat dan
memotong saluran mani (vas defferent) sehingga sel sperma tidak
keluar pada saat senggama, efektifitasnya 99%. (Suratun, 2008)

E. Landasan Teori
1. Teori-Teori Kependudukan
a. Aliran Malthusian (Thomas Robert Malthus)
Malthus adalah orang pertama yang mengemukakan tentang
penduduk. Dalam “Essay on Population”, Malthus beranggapan bahwa
bahan makanan penting untuk kelangsungan hidup, nafsu manusia tak

25
dapat ditahan dan pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan
makanan. Teori Malthus menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk
mengikuti deret ukur sedangakn pertumbuhan ketersediaan pangan
mengikuti deret hitung, pada kasus ini dimana terdapat permasalahan
meledaknya jumlah penduduk dikota yang tidak diimbangi dengan
ketersediaan pangan pun berkurang, hal ini merupakan perimbangan yang
kurang menguntungkan jika kita kembali kepada teori Malthus
Teori Malthus jelas menekankan tentang pentingnya keseimbangan
pertambahan jumlah penduduk menurut deret ukur terhadap persediaan
bahan makanan menurut deret hitung. Teori Malthus tersebut sebetulnya
sudah mempersoalkan daya dukung lingkungan dan daya tampung
lingkungan. Tanah sebagai suatu komponen lingkungan alam tidak
mampu menyediakan hasil pertanian untuk mencukupi kebutuhan jumlah
penduduk yang terus bertambah dan makin banyak. Daya dukung tanah
sebagai komponen lingkungan menurun, karena beban manusia yang
makin banyak. Jumlah penduduk harus seimbang dengan batas ambang
lingkungan, agar tidak menjadi beban lingkungan atau mengganggu daya
dukung dan daya tampung lingkungan, dengan menampakkan bencana
alam berupa banjir, kekeringan, gagal panen, kelaparan, wabah penyakit
dan kematian.
Menurut pendapatnya, faktor pencegah dari ketidakseimbangan
penduduk dan manusia antara lain Preventive checks (penundaan
perkawinan, mengendalikan hawa nafsu dan pantangan kawin), Possitive
checks (bencana alam, wabah penyakit, kejahatan dan peperangan).
Robert Malthus ini mengemukakan beberapa pendapat tentang
kependudukan, yaitu :
1) Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada
pembatasan akan berkembang biak dengan sangat cepat dan memenuhi
dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi.

26
2) Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju
pertumbuhan makanan jauh lebih lambat (deret hitung) dibandingkan
dengan laju pertumbuhan penduduk (deret ukur)
b. Aliran Marxist (Karl & F. Angel)
Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi
penduduk akan kekurangan makanan). Menurut Marxist tekanan
penduduk di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan
makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja (misalnya di negara
kapitalis) Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah
manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian
tidak perlu diadakan pembatasan penduduk. Negara-Negara yang
mendukung teori Malthus umumnya adalah negara berekonomi kapitalis
seperti USA, Inggris, Prancis, Australia, Canada, dll Sedangkan negara-
negara yang mendukung teori Marxist umumnya adalah negara-negara
berekonmi Sosialis seperti Eropa Timur, RRC, Korea, Rusia dan
Vietnam.
Dasar Pegangan Marxist adalah beranjak dari pengalaman bahwa
manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman. Beda pandangan Marxist dan Maltus adalah pada
“Natural Resource” tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi
kecepatan pertumbuhan penduduk.Menurut Marxist tekanan penduduk di
suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi
tekanan terhadap kesempatan kerja (misalnya di negara kapitalis). Marxist
juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi
produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu diadakan
pembatasan penduduk. Berikut beberapa pendapat aliran Marxis :
1) Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi mempengaruhi
kesempatan kerja.
2) Kemeralatan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk,
tapi karena kaum kapitalis mengambil sebagian hak para buruh

27
3) Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin tinggi
produktifitasnya, jika teknologi tidak menggantikan tenaga manusia
sehingga tidak perlu menekan jumlah kelahirannya, ini berarti ia
menolak teori Malthus tentang moral restraint untuk menekan angka
kelahiran
c. Aliran NEO-MALTHUSIAN (Garreth Hardin & Paul Ehrlich)
Pada abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali. kelompok
ini menyokong aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini
sangat menganjurkan untuk mengurangi jumlah penduduk dengan
menggunakan caracara “Preventif Check” yaitu menggunakan alat
kontrasepsi. Tahun 1960an dan 1970an foto-foto telah diambil dari ruang
angkasa dengan menunjukkan bumi terlihat seperti sebuah kapal yang
berlaya dengan persediaan bahan bakar dan bahan makanan yang terbatas.
Pada suatu saat kapal ini akan kehabisan bahan bakar dan bahan makanan
tersebut sehingga akhirnya malapetaka menimpa kapaltersebut. Tahun
1871 Ehrlich menulis buku “The Population Bomb” dan kemudian
direvisi menjadi “The Population Explotion” yang berisi :
1) Sudah terlalu banyak manusia di bumi ini.
2) Keadaan bahan makanan sangat terbatas.
3) Lingkungan rusak sebab populasi manusia meningkat
Analisis ini dilengkapi oleh Meadow (1972), melalui buku “The
Limit to Growth” ia menarik hubungan antara variabel lingkungan
(penduduk, produksi pertanian, produksi industri, sumber daya alam) dan
polusi. Tapi walaupun begitu, melapetaka tidak dapat dihindari, hanya
manusia cuma menunggunya, dan membatasi pertumbuhannya sambil
mengelola alam dengan baik. Kritikan terhadap Meadow umumnya
dilakukan oleh sosiolog yang menyindir Meadow karena tidak
mencantumkan variabel sosial-budaya dalam penelitiannya. Karena itu
Mesarovic dan Pestel (1974) merevisi gagasan Meadow &
mencantumkan hubungan lingkungan antar kawasan.

28
2. Teori Kependudukan Kontemporer.
a. John Stuart Mill.
John Stuart Mill, seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi
berkebangsaan Inggris dapat menerima pendapat Malthus mengenai laju
pertumbuhan penduduk melampaui laju pertumbuhan bahan makanan
sebagai suatu aksioma. Namun demikian dia berpendapat bahwa pada
situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya.
Selanjutnya ia mengatakan apabila produktivitas seorang tinggi ia
cenderung ingin memiliki keluarga kecil. Dalam situasi seperti ini
fertilitas akan rendah. Jadi taraf hidup (standard of living) merupakan
determinan fertilitas. Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat
dihindarkan (seperti dikatakn Malthus) atau kemiskinan itu disebabkan
karena sistem kapitalis (seperti pendapat Marx) dengan mengatakan,
kalau suatu waktu di suatu wilayah terjadi kekurangan bahan makanan,
maka keadaan ini hanyalah bersifat sementara saja.
Pemecahannya ada dua kemungkinan yait : mengimpor bahan
makanan, atau memindahkan sebagian penduduk wilayah tersebut ke
wilayah lain. Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahirann
ditentukan oleh manusia itu sendiri, maka Mill menyarankan untuk
meningkatkan tingkat golongan yang tidak mampu. Dengan
meningkatnya pendidikan penduduk maka secara rasional maka mereka
mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan
karier dan usaha yang ada. Di sampan itu Mill berpendapat bahwa
pentingnya distribusi kekayaan para konglomerat erop
b. Arsene Dumont.
Arsene Dumont seorang ahli demografi bangsa Perancis yang hidup
pada akhir abad ke-19. Pada tahun 1980 dia menulis sebuah artikel
berjudul Depopulation et Civilization. Ia melancarkan teori penduduk
baru yang disebut dengan teori kapilaritas sosial (theory of social

29
capilarity). Kapilaritas sosial mengacu kepada keinginan seseorang untuk
mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat, misalnya: seorang ayah
selalu mengharapkan dan berusaha agar anaknya memperoleh kedudukan
sosial ekonomi yang tinggi melebihi apa yang dia sendiri telah
mencapainya. Untuk dapat mencapai kedudukan yang tinggi dalam
masyarakat, keluarga yang besar merupakan beban yang berat dan
perintang. Konsep ini dibuat berdasarkan atas analogi bahwa cairan akan
naik pada sebuah pipa kapiler. Teori kapilaritas sosial dapat berkembang
dengan baik pada negara demokrasi, dimana tiap-tiap individu
mempunyai kebebasan untuk mencapai kedudukan yang tinggi di
masyarakat. Di negara Perancis pada abad ke-19 misalnya, dimana system
demokrasi sangat baik, tiap-tiap orang berlomba mencapai kedudukan
yang tinggi dan sebagai akibatnya angka kelahiran turun dengan cepat. Di
negara sosialis dimana tidak ada kebebasanuntuk mencapai kedudukan
yang tinggi di masyarakat, system kapilaritas sosial tidak dapat berjalan
dengan baik.
c. Emile Durkheim
Emile Durkheim adalah seorang ahli sosiologis Perancis yang hidup
pada akhir abad ke-19. Apabila Dumont menekankan perhatiannya pada
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, maka
Durkheim menekankan perhatiannya pada keadaan akibat dari adanya
pertumbuhan penduduk yang tinggi (Weeks, 1992). Ia mengatakan, akibat
dari tingginya pertumbuhan penduduk, akan timbul persaingan diantara
penduduk untuk dapat mempertahankan hidup. Dalam memenangkan
persaingan tiap-tiap tiap-tiap orang berusaha untuk meningkatkan
pendidikan dan keterampilan, dan mengambil spesialisasi tertentu,
keadaan seperti ini jelas terlihat pada kehidupan masyarakat perkotaan
dengan kehidupan yang kompleks. Apabila dibandingkan antara
kehidupan masyarakat tradisional dan masyarakat perkotaan, akan terlihat
bahwa pada masyarakat tradisional tidak terjadi persaingan dalam

30
memperoleh pekerjaan, tetapi pada masyarakat industri akan terjadi
sebaliknya. Hal ini disebabkan ada masyarakat industri tingkat
pertumbuhan dan kepadatan penduduknya tinggi.
d. Michael Thomas Sadler dan Doubleday,
Kedua ahli ini adalah penganut teori fisiologis. Sadler
mengemukakan, bahwa daya reproduksi manusia dibatasi oleh jumlah
penduduk yang ada di suatu wilyah atau negara. Jika kepadatan penduduk
tinggi, daya reproduksi manusia akan menurun, sebaliknya jika kepadatan
penduduk rendah, daya reproduksi manusia akan menungkat. Thomson
(1953) meragukan kebenaran teori ini setelah melihat keadaan di Jawa,
India dan Cina dimana penduduknya sangat padat, tetapi pertumbuhan
penduduknya juga tinggi. Dalam hal ini Malthus lebih konkret
argumentasinya dari pada Sadler.
Malthus mengatakan bahwa penduduk disuatu daerah dapat
mempunyai tingkat fertilitas yang tinggi, tetapi dalam pertumbuhan
alaminya rendah karena tingginya tingkat kematian. Namun demikian,
penduduk tidak dapat mempunyai fertilitas tinggi, apabila tidak
mempunyai kesuburan (fecunditas) yang tinggi, tetapi penduduk dengan
tingkat kesuburan tinggi dapat juga tingkat fertilitasnya rendah. Teori
Doubleday hamper sama dengan teori Sadler, hanya titik tolaknya
berbeda.

3. Teori Transisi Kependudukan.


a. Tahap Peralihan keadaan demografis:
1) Tingkat kelahiran dan kematian tinggi. Penduduk tetap atau naik
sedikit. anggaran kesehatan meningkat. Penemuan obat-obatan
semakin maju. Angka kelahiran tetap tinggi.
2) Angka kematian menurun,tingkat kelahiran masih tinggi dan
pertumbuhan penduduk meningkat. Adanya Urbanisasi., usia kawin
meningkat. pelayanan KB semakin Luas., pendidikan meningkat.

31
3) Angka kematian terus menurun, angka kelahiran menurun – laju
pertumbuhan penduduk menurun
4) Kelahiran dan kematian pada tingkat rendah pertumbuhan penduduk
kembali seperti kategori I - mendekati nol. Keempat kategori ini akan
didialami oleh negara yang sedang melaksanakan pembangunan
ekonomi
Penerapan Transisi kependudukan Yang mencerminkan kenaikan
taraf hidup rakyat di suatu negara adalah besarnya tabungan dan
akumulasi kapital dan laju pertumbuhan penduduknya. Laju pertumbuhan
yang sangat cepat di banyak negara sedang berkembang nampaknya
disebabkan oleh fase atau tahap transisi demografi yang dialaminya.
Negara-negara sedang berkembang mengalami fase transisi demografi di
mana angka kelahiran masih tinggi sementara angka kematian telah
menurun. Kedua hal ini disebabkan karena kemajuan pelayanan kesehatan
yang menurun angka kematian balita dan angka tahun harapan hidup. Ini
terjadi pada fase kedua dan ketiga dalam proses kependudukan.
Umumnya ada empat tahap dalam proses transisi, yaitu:
Tahap 1: Masyarakat pra-industri, di mana angka kelahiran tinggi dan
angka kematian tinggi menghasilkan laju pertambahan penduduk rendah;
Tahap 2: Tahap pembangunan awal, di mana kemajuan dan pelayanan
kesehatan yang lebih baik menghasilkan penurunan angka kelahiran tak
terpengaruh karena jumlah penduduk naik.
Tahap 3: Tahap pembangunan lanjut, di mana terjadi penurunan angka
kematian balita, urbanisasi, dan kemajuan pendidikan mendorong banyak
pasangan muda berumah tangga menginginkan jumlah anak lebih sedikit
hingga menurunkan angka kelahiran. Pada tahap ini laju pertambahan
penduduk mungkin masih tinggi tetapi sudah mulai menurun;
Tahap 4: Kemantapan dan stabil, di mana pasangan-pasangan berumah
tangga melaksanakan pembatasan kelahiran dan mereka cenderung
bekerja di luar rumah. Banyaknya anak cenderung hanya 2 atau 3 saja

32
hingga angka pertambahan neto penduduk sangat rendah atau bahkan
mendekati nol.

BAB III
METODE PENELITIAN

33
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif, yaitu untuk
mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi secara langsung tanpa adanya
manipulasi dan untuk memahami karakteristik atau apa yang sedang terjadi dari
tempat yang hendak diteliti dilokasi penelitian yaitu Di Desa Batusuya
Kecamatan Sindue Tombusabora, Kabupaten Donggala.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 20 Juni Hingga 03 Juli 2022
di Desa Batusuya Kecamatan Sindue Tombusabora, Kabupaten Donggala.

C. Variabel dan Defenisi Operasional


Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek

pengamatan penelitian. Penelitian deskriptif merupakan salah satu jenis penelitian

yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting social atau

dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau

kenyat4aan social, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang

berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti anatara fenomena yang diuji.

Operasionalisasi konsep dalam penelitian ini adalah: Dalam pelayanan

umum terdapat beberapa faktor yang penting guna tercipta dan terwujudnya

pelaksanaan pelayanan secara efektif, adalah sebagai berikut:

1. Faktor Kesadaran

34
Kesadaran menunjukkan suatu keadaan pada jiwa seseorang, yaitu

merupakan titik temu atau equilibrium dari berbagai pertimbangan sehingga

diperoleh suatu keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan keseimbangan

dalam jiwa yang bersangkutan. Dengan adanya kesadaran pada pegawai atau

petugas, diharapkan mereka dapat melaksanakan tugas dengan penuh

keikhlasan, kesungguhan, dan disiplin.

2. Faktor Aturan

Aturan adalah perangkat penting dalam segala tindakan dan perbuatan

seseorang. Dalam organisasi kerja aturan dibuat oleh manajemen sebagai

pihak yang berwenang mengatur segala sesuatu yang ada di organisasi kerja

tersebut. Peraturan tersebut harus diarahkan kepada manusia sebagai subjek

aturan, artinya mereka yang membuat, menjalankan dan mengawasi

pelaksanaan aturan itu, maupun manusia sebagai objek aturan.

3. Faktor Organisasi

Organisasi pelayanan pada dasarnya tidak berbeda dengan organisasi

pada umumnya, namun terdapat beberapa perbedaan dalam penerapannya.

Sasaran pelayanan ditujukan secara khusus kepada manusia yang memiliki

watak dan kehendak yang multikompleks. Organisasi yang dimaksud yakni

mengorganisir fungsi pelayanan baik dalam struktur maupun mekanismenya

yang akan berperan dalam mutu dan kelancaran pekerjaan.

4. Faktor Empati

35
Empati ialah kesan yang diberikan oleh pelaksana dalam

melaksanakan pekerjaanya, sehingga dapat memberikan kesan kepada selurug

petugas dan organisasi.

5. Faktor Kemampuan dan Keterampilan.

Kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang dalam hubungan

dengan tugas/pekerjaan berarti dapat melakukan tugas/pekerjaan sehingga

menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang diharapkan. Kata

kemampuan dengan sendirinya juga merupakan kata sifat/keadaan yang

ditujukan pada sifat atau keadaan seseorang yang dapat melaksanakan

tugas/pekerjaan atas dasar ketentuan-ketentuan yang ada.

6. Faktor Sarana Pelayanan.

Sarana pelayanan yang dimaksud adalah segala jenis peralatan,

perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat

utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga berfungsi sosial

dalam rangka kepentingan orang-orang yang sedang membangun dalam

organisasi kerja tersebut. Peranan sarana pelayanan sangat penting disamping

unsur manusianya sendiri, antara lain (1) sarana kerja yang meliputi peralatan

kerja, perlengkapan kerja dan perlengkapan bantu atau fasilitas, (2) fasilitas

pelayanan yang meliputi fasilitas ruangan, telepon umum dan alat panggil.

D. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data

36
1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

di peroleh dari penelitian secara empiris untuk menjawab masalah pokok yang

dikaji dalam penelitian ini. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data

yang diperoleh dari Desa dan Puskemas Batusuya Kecamatan Sindue Tobata,

Kabupaten Donggala..

2. Cara Pengumpulan Data

Dalam penelitian dilakukan metode pendekatan deskriftif analisis yaitu

suatu metode yang berusaha mengumpulkan dan memberikan gambaran

dengan cukup jelas tentang data yang diteliti.

E. Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan maka dilakukan pengolahan data sedemikian

rupa menjadi informasi yang akhirnya bias menjawab tujuan penelitian ini dengan

penelitian data. Adapun tahap pengolahan data yaitu:

1. Editing : Tujuan daripada editing adalah untuk mengurangi kesalahan atau

kekurangan yang ada dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai

sejauh mungkin.

2. Coding: memberi tanda/kode.

3. Tabulating : tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel.

4. Entry Data : memasukkan data ke komputer kemudian dianalisa.

5. Cleaning : yaitu membersihkan data dengan melihat variabel-variabel yang

digunakan apakah data-data sudah benar atau belum.

37
6. Describing : yaitu menggambarkan atau menjelaskan data yang sudah di

kumpulkan.

F. Analisa Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif yaitu menganalisa data dari studi lapangan dan kepusktakaan dengan

cara menjelaskan dan memaparkan hasil atau kenyataan objek yang akan disusun

secara logis, selanjutnya dari pengumpulan data dan hasil penelitian yang

dianalisis dan dibahas akan disusun dalam laporan hasil penelitian mengenai

sepuluh penyakit terbesar puskesmas.

G. Penyajian Data

Data hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel dan tulisan pada

deskripsi hasil penelitian dan tulisan pada pembahasan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

38
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Gambaran Geografi dan Administrasi
Puskesmas Batusuya merupakan puskesmas yang keberadaannya di
Desa Batusuya Kecamatan Sindue Tombusabora. Letak puskesmas batusuya
kurang lebih 68 Km sebelah utara kota palu, dengan berbatas wilayah sebelah
barat Desa Tamarenja Kecamatan Sindue Tobata, sebelah selatan berbatasan
dengan laut dan sebelah utara bersebelahan dengan Desa Kaliburu Kecamatan
Sindue Tombusabora.

Puskesmas batusuya memiliki pegawai 29 orang terdiri dari 1 Dokter


umum, 1 Dokter gigi, 8 orang D3 Keperawatan, 3 orang Bidan puskesmas, 5
orang Bidan Desa, 1 orang tenaga Apoteker, 1 Orang tenaga D3 Gizi, 3 orang
tenaga Sanitarian, 4 orang tenaga Kesehatan Masyarakat dan 2 orang tenaga
Administrasi. Puskesmas Batusuya membawahi fasilitas kesehatan yaitu 2
bangunan Pustu dan 1 bangunan Posyandu yang masing-masing terletak di
Desa Batusuya dengan jenis pelayanan berupa Promotif, Preventif, dan
Kuratif.

2. Gambaran Kependudukan

Sampai dengan akhir 2018 Puskesmas Batusuya masih membawahi


tiga wilayah kerja yaitu Desa Batusuya, Desa Kaliburu dan Desa Tamarenja
dengan jumlah penduduk 14.594 Jiwa, jumlah Dusun yang ada di wilayah
Kerja Puskesmas Batusuya terdiri dari 3 Desa, Desa Batusuya 5 Dusun , Desa
Kaliburu 6 Dusun, sedangkan Desa Tamarenja 3 Dusun. Dengan jumlah KK
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Batusuya Sebanyak 1.003 KK.

a. Ekonomi dan Pendidikan

39
Secara umum Keadaan Sosial Ekonomi masyarakat dapat
dikatakan hampir rata-rata berpenghasilan kecil sebagian besar mata
pencaharian masyarakat adalah Nelayan, Buruh dan Petani, sebagian
kecil adalah Pegawai Negeri Sipil. Dengan Keadaan Sosial Ekonomi
tersebut maka sebagian besar masyarakat berpendapatan musiman.

Dari Jumlah Penduduk 14.594 Jiwa yang ada Wilayah kerja


Puskesmas Perawatan Pantoloan rata-rata mendapatkan kartu BPJS dan
KIS.

Untuk sarana Pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas


Perawatan Pantoloan Sekolah TK 8, Sekolah SD 12, Sekolah SMP 2 dan
SMA 3.

b. Agama dan Sosial Budaya

Sebagian besar penduduk beragama islam berjumlah sekitar


98,13% hal ini terlihat dari sarana Ibadah (Mesjid) yang berada di setiap
Kelurahan, keadaan Sosial Budaya cukup baik ini di lihat dari kerja
sama dan gotong royongan masyarakat dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari, sebagian besar penduduk adalah Suku Kaili dan sebagian
kecil adalah pendatang yang sudah berbaur dengan masyarakat
setempat.

B. Temuan dan Hasil Penelitian

40
Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Penduduk Desa Batusuya Bedasarkan Jenis
Kelamin
NO Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-Laki 1.989 Orang

51,06%

2 Perempuan 1.906 Orang

47,82%

Jumlah 3.895 Orang 100%

Sumber : Data Sekunder 2022

Intepretasi : Dari data jumlah penduduk di Desa Batusuya berdasarkan jenis

kelamin dapat kita lihat, bahwa jenis kelamin Laki-laki

berjumlah 1.989 Orang dan jenis kelamin Perempuan itu

berjumlah 1.906 Orang, dengan total keseluruhan penduduk

berjumlah 3.985 Orang.

Tabel 4.2 Distribusi Jumlah Penduduk Desa Batusuya Berdasarkan Umur

NO Umur Jumlah Persentase

1 1 Tahun 50 Orang 1,51%

2 1-4 Tahun 206 Orang 6,25%

3 5-14 Tahun 350 Orang 10,62%

4 15-39 Tahun 1.500 Orang 45,52%

5 40-64 Tahun 1.083 Orang 32,86%

6 65 Tahun ke atas 106 Orang 3,21%

Jumlah 3.295 Orang 100%

41
Sumber : Data Sekunder 2022

Intepretasi : Dari data jumlah penduduk di Desa Batusuya berdasarkan

umur dapat kita lihat bahwa, penduduk yang memiliki umur 1

Tahun berjumlah 50 Orang, penduduk yang memiliki umur 1-4

Tahun berjumlah 206 Orang, penduduk yang memiliki umur 5-

14 Tahun berjumlah 350 Orang, penduduk yang memiliki

umur 15-39 Tahun berjumlah 1500 Orang, penduduk yang

memiliki umur 40-64 Tahun berjumlah 1083 Orang,dan

penduduk yang memiliki umur 65 Tahun ke atas berjumlah

106 Orang.

Tabel 4.3 Distribusi Jumlah Penduduk Desa Batusuya Berdasarkan Pekerjaan


NO Jenis pekerjaan Jumlah Persentase

1 Petani 1.525 Orang 62,57%

2 Nelayan 750 Orang 30,77%

3 Buruh tani/Nelayan 125 Orang 5,1%

4 PNS 13 Orang 0,53%

5 Wiraswasta/Pedagang 18 Orang 0,73%

6 TNI 1 Orang 0,04%

7 Polri 2 Orang 0,08%

8. Bidan 2 Orang 0,08%

9. Perawat 1 Orang 0,04%

Jumlah 2.437 Orang 100%

Sumber : Data Sekunder 2022

42
Intepretasi : Dari data penduduk Desa Batusuya berdasarkan pekerjaan kita

dapat lihat bahwa penduduk yang bekerja sebagai petani

berjumlah 1525 orang, pekerja Nelayan berjumlah 750 Orang,

pekerja Buruh tani/nelayan berjumlah 125 Orang, pekerja

sebagai PNS berjumlah 13 Orang, pekerja sebagai

Wiraswasta/Pedagang berjumlah 18 orang, pekerja sebagai

TNI berjumlah 1 orang, pekerja sebagai Polri 2 Orang, pekerja

Bidan 2 Orang dan Perawat berjumlah 1 Orang.

Tabel 4.4 Distribusi Penduduk Desa Batusuya Berdasarkan Dusun

NO Nama Dusun Jumlah KK Persentase

1 Dusun I 283 37,13%

2 Dusun II 227 29,79%

3 Dusun III 90 11,81%

4 Dusun IV 49 6,43%

5 Dusun V 113 14,82%

Jumlah 762 100%

Sumber : Data Sekunder 2022

Intepretasi : Dari data penduduk Desa Batusuya berdasarkan dusun dapat

kita lihat bahwa jumlah penduduk di Dusun I terdapat 283 KK,

jumlah penduduk di Dusun II terdapat 227 KK, jumlah

penduduk di Dusun III terdapat 90 KK, jumlah penduduk di

43
Dusun IV terdapat 49 KK, dan jumlah penduduk di Dusun V

terdapat 113 KK.

Tabel 4.5 Distribusi Penduduk Desa Batusuya Berdasarkan Jenis Kontrasepsi


NO Jenis Kontrasepsi Jumlah KK Persentase

1 KB Pil 82 Orang 14,46%

2 Kondom 3 Orang 0,52%

3 KB Suntik 85 Orang 14,99%

4 Implan 16 Orang 2,82%

5 MOW 33 Orang 5,82%

6 Tradisional 348 Orang 61,37%

Jumlah 567 Orang 100%

Sumber : Data Sekunder 2022

Intepretasi : Dari data penduduk Desa Batusuya berdasarkan Jenis

Kontrasepsi kita dapat lihat bahwa jenis kontrasepsi KB Pil

memiliki jumlah 82 Orang, jenis kontrasepsi Kondom

berjumlah 3 Orang, jenis kontrasepsi KB Suntik memiliki

jumlah 85 Orang, jenis kontrasepsi Implan memiliki jumlah 16

Orang, jenis kontrsepsi MOW memiliki jumlah 33 Orang, dan

jenis kontrasepsi Tradisional memiliki jumlah 348 Orang.

Tabel 4.6 Distribusi Penduduk Desa Batusuya Bedasarkan Jumlah Kelahiran


3 Tahun Terakhir
NO Tahun Jumlah Kelahiran Persentase

44
1 2019 33 Orang 37,5%

2 2020 28 Orang 31,81%

3 2021 27 Orang 30,68%

Jumlah 88 Orang 100%

Sumber : Data Sekunder 2022

Intepretasi : Dari data penduduk Desa Batusuya berdasarkan jumlah

kelahiran 3 Tahun terakhir dapat dilihat bahwa pada Tahun

2019 berjumlah 33 orang, pada tahun 2020 berjumlah 28

Orang dan pada Tahun 2021 berjumlah 27 Orang.

Tabel 4.7 Distribusi Penduduk Desa Batusuya Berdasarkan Jumlah Kematian 3


Tahun Terakhir
NO Tahun Jumlah Kematian Persentase

1 2019 12 Orang 42,85%

2 2020 10 Orang 35,71%

3 2021 6 Orang 21,42%

Jumlah 28 100%

Sumber : Data Sekunder 2022

Intepretasi : Dari data penduduk Desa Batusuya berdsarkan jumlah

kematian 3 Tahun terakhir dapat dilihat bahwa pada Tahun

2019 jumlah kematian sebanyak 12 Orang, pada Tahun 2020

jumlah kematian 10 Orang dan pada tahun 2021 jumlah

kematian sebanyak 6 Orang.

Tabel 4.8 Distribusi Penduduk Desa Batusuya Berdasarkan Perkawinan 3


Tahun Terakhir

45
NO Tahun Jumlah Perkawinan Persentase

1 2019 14 Pasang 28%

2 2020 19 Pasang 38%

3 2021 17 Pasang 34%

Jumlah 50 Pasang 100%

Sumber : Data Sekunder 2022

Intepretasi : Dari data penduduk Desa Batusuya berdasarkan perkawinan 3

Tahun terakhir dapat dilihat bahwa pada tahun 2019

perkawinanan berjumlah 14 Pasang, pada tahun 2020

perkawinan berjumlah 19 Pasang dan tahun 2021 perkawinan

berjumlah 17 Pasang.

Tabel 4.9 Distribusi Penduduk Desa Batusuya Berdasarkan Perceraian 3 Tahun


Terakhir
Tahun Jumlah Perceraian Persentase

1 2019 9 Pasang 45%

2 2020 5 Pasang 25%

3 2021 6 Pasang 30%

Jumlah 20 100%

Sumber : Data Sekunder 2022

Intepretasi : Dari data penduduk Desa Batusuya berdasarkan perceraian 3

Tahun terakhir, dapat dilihat bahwa perceraian pada Tahun

2019 berjumlah 9 Orang, pada Tahun 2020 perceraian

46
berjumlah 5 Orang dan pada Tahun 2021 perceraian berjumlah

6 Orang.

Tabel 4.10 Distribusi Jumlah Pelayanan Kesehatan di Desa Batusuya

NO Pelayanan Kesehatan Jumlah

1 Puskesmas Rawat Inap 1

2 Rumah Bersalin 1

3 Poli Klinik/Balai Pengobatan 1

4 Tempat Praktek Bidan 1

Jumlah 4

Sumber : Data Sekunder 2022

Intepretasi : Dari data jumlah pelayanan kesehatan di Desa Batusuya dapat

dilihat, bahwa jumlah pelayanan kesehatan ada 4 yaitu 1

puskesmas rawat inap, 1 rumah bersalin, 1 poli knlik/balai

pengibatan dan 1 tempat praktek bidan.

Tabel 4.11 Distribusi Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Batusuya

NO Sarana Pendidikan Jumlah Persentase

1 Paud 1 30%

47
3 SD 3 30%

Jumlah 4 100%

Sumber : Data Sekunder 2022

Intepretasi : Dari data jumlah sarana pendidikan di Desa Batusuya dapat di

lihat bahwa, sarana pendidikan Paud berjumlah 1 Buah, dan

sarana pendidikan SD berjumlah 3.

C. Pembahasan
Berdasarkan data yang telah disajikan diatas, baik dalam bentuk tabel atau
narasi (textular), bahwa dari hasil data Kependudukan Desa Batusuya, yaitu:
Dari data jumlah penduduk di Desa Batusuya berdasarkan jenis kelamin

dapat kita lihat, bahwa jenis kelamin Laki-laki berjumlah 1.989 Orang dan jenis

kelamin Perempuan itu berjumlah 1.906 Orang, berdasarkan umur dapat kita lihat

bahwa, penduduk yang memiliki umur 1 Tahun berjumlah 50 Orang, penduduk

yang memiliki umur 1-4 Tahun berjumlah 206 Orang, penduduk yang memiliki

umur 5-14 Tahun berjumlah 350 Orang, penduduk yang memiliki umur 15-39

Tahun berjumlah 1500 Orang, penduduk yang memiliki umur 40-64 Tahun

berjumlah 1083 Orang,dan penduduk yang memiliki umur 65 Tahun ke atas

berjumlah 106 Orang, dan penduduk yang memiliki umur 65 tahun ke atas 119

Orang ,berdasarkan pekerjaan kita dapat lihat bahwa penduduk yang bekerja

sebagai petani berjumlah 1525 orang, pekerja Nelayan berjumlah 750 Orang,

pekerja Buruh tani/nelayan berjumlah 125 Orang, pekerja sebagai PNS berjumlah

13 Orang, pekerja sebagai Wiraswasta/Pedagang berjumlah 18 orang, pekerja

sebagai TNI berjumlah 1 orang, pekerja sebagai Polri 2 Orang, pekerja Bidan 2

48
Orang dan Perawat berjumlah 1 Orang. Berdasarkan dusun kita dapat lihat bahwa

jumlah jumlah penduduk di Dusun I terdapat 283 KK, jumlah penduduk di Dusun

II terdapat 227 KK, jumlah penduduk di Dusun III terdapat 90 KK, jumlah

penduduk di Dusun IV terdapat 49 KK, dan jumlah penduduk di Dusun V terdapat

113 KK. Berdasarkan Jenis Kontrasepsi kita dapat lihat bahwa jenis kontrasepsi

KB Pil memiliki jumlah 82 Orang, jenis kontrasepsi Kondom berjumlah 3 Orang,

jenis kontrasepsi KB Suntik memiliki jumlah 85 Orang, jenis kontrasepsi Implan

memiliki jumlah 16 Orang, jenis kontrsepsi MOW memiliki jumlah 33 Orang, dan

jenis kontrasepsi Tradisional memiliki jumlah 348 Orang.

Dari data penduduk Desa Batusuya, Kecamtan Sindue Tombusabora,

Kabupaten Donggala berdasarkan jumlah kelahiran 3 Tahun terakhir dapat dilihat

bahwa pada Tahun 2019 berjumlah 33 orang, pada tahun 2020 berjumlah 28

Orang dan pada Tahun 2021 berjumlah 27 Orang. Berdsarkan jumlah kematian 3

Tahun terakhir dapat dilihat bahwa pada Tahun 2019 jumlah kematian sebanyak

12 Orang, pada Tahun 2020 jumlah kematian 10 Orang dan pada tahun 2021

jumlah kematian sebanyak 6 Orang.. Berdasarkan perkawinan 3 Tahun terakhir

dapat dilihat bahwa pada tahun 2019 perkawinanan berjumlah 14 Pasang, pada

tahun 2020 perkawinan berjumlah 19 Pasang dan tahun 2021 perkawinan

berjumlah 17 Pasang. Berdasarkan perceraian 3 Tahun terakhir, dapat dilihat

bahwa perceraian pada Tahun 2019 berjumlah 9 orang, pada Tahun 2020

perceraian berjumlah 4 Orang dan pada Tahun 2021 perceraian berjumlah 6

Orang.

49
Dari data jumlah pelayanan kesehatan di Desa Batusuya, Kecamatan

Sindue Tombusabora, Kabupaten Donggala dapat dilihat bahwa jumlah

pelayanan kesehatan ada 4 yaitu 1 puskesmas rawat inap, 1 rumah bersalin, 1 poli

knlik/balai pengibatan dan 1 tempat praktek bidan., jumlah sarana pendidikan di

Desa Sikara dapat di lihat bahwa, sarana pendidikan sarana pendidikan Paud

berjumlah 1 Buah, dan sarana pendidikan SD berjumlah 3.

UMK adalah singkatan dari Upah Minimum Kabupaten/Kota. Sesuai

kepajanggannya, UMK merupakan upah bulanan terendah yang di tetapkan di

sebuah wilaya Kabupaten/Kota yang terdiri atas upah pokok dan tunjangan tetap.

Penetapan upah ini ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota berdasarkan

peraturan Presiden No. 78 Tahun 2015 tetntang pengupahan. Dimana

penetapannya memperhatikan syarat pertumbuhan ekonomi daerah atau inflasi

Kabupaten/Kota terkait. UMK Kabupaten Donggala Rp 2.338.884 per bulan.

Sedangkan data yang di peroleh di Desa Sikara, Kecamatan Sindue Tobata,

Kabupaten Donggala pendapatan perkapita Rp 1.500.000.

Penyakit signivikan Desa Batusuya, Kecamtan Sindue Tombusabora,

Kabupaten Donggala dari Tahun 2019-2021 adalah Penyakit Gastritis.

BAB V
PENUTUP

50
Berdasarkan dari hasil pembahasan yang telah kami paparkan pada bab
sebelumnya sehingga dapat di tarik kesimpulan dan saran yang sesuai dengan tujuan
dan manfaat dari Penelitian Analisis Kependudukan di Desa Batusuya Kecamatan
Sindue Tombusabora Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

A. Kesimpulan
Menurut hasil pemikiran kami, dengan di tunjang data yang kami dapat dan
di buat dalam bentuk tabel serta interprestasi. Berdasarkan hasil pendataan kami
di Desa Batusuya, dapat kami simpulkan bahwa :
1. Pada tabel 4.1 jumlah penduduk di desa Batusuya lebih banyak berjenis

kelamin laki-laki di banding perempuan.

2. Pada tabel 4.2 jumlah penduduk berdasarkan umur lebih banyak umur 15-39

tahun dan lebih sedikit umur 1 tahun.

3. Pada tabel 4.3 jumlah penduduk berdasarkan pekerja lebih banyak petani dan

lebih sedikit TNI dan Perawat.

4. Pada tabel 4.4 jumlah penduduk berdasarkan Dusun lebih banyak Dusun I dan

lebih sedikit jumlah penduduk di Dusun IV

5. Pada tabel 4.5 jumlah penduduk berdasarkan kontrasepsi lebih banyak

menggunakan Tradisional dan paling sedikit menggunakan Kondom.

6. Pada tabel 4.6 jumlah penduduk berdasarkan jumlah kelahiran 3 tahun

terakhir lebih banyak pada tahun 2019.

7. Pada tabel 4.7 jumlah penduduk beradasarkan jumlah kematian 3 tahun

terakhir lebih banyak di tahun 2019.

8. Pada tabel 4.8 jumlah penduduk berdasarkan jumlah perkawinan 3 tahun

terakhir lebih banyak di tahun 2020.

51
9. Pada tabel 4.9 jumlah penduduk berdasarkan jumlah perceraian 3 tahun

terakhir lebih banyak di tahun 2019 dan lebih sedikit di tahun 2020.

10. Pada tabel 4.10 jumlah pelayanan kesehatan yaitu puskesmas rawat inap,

rumah bersalin, poli knlik/balai pengibatan dan tempat praktek bidan.

11. Pada table 4.11 jumlah sarana pendidikan berdasarkan jumlah lebih banyak di

SD.

B. Saran
1. Bagi Pihak Pemerintah Desa Batusuya
Dengan adanya laporan ini, kiranya dapat membantu Pemerintah Desa

Sikara untuk lebih meningkatkan pendataan penduduk terlebih dalam

pendataan jumlah kelahiran balita, dan jumlah imigrasi dalam suatu Desa.

2. Bagi Masyarakat Desa Batusuya


Kepada masyarakat Desa Batusuya agar Sekira nya lebih tau dan

memahami bagaimana cara penggunaan KB yang baik dengan cara sering

mengikuti sosialisasi yang ada di desa

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan

penelitian ini dan di jadikan sebagai referensi kedepannya.

52
DAFTAR PUSTAKA

Arsin, A., 2012. Malaria di Indonesia Tinjauan Aspek pidemiologi. Buku Masagena
Press. Makasar
Badan Kependudukan dan Kelurga Berencana Nasional (BKKBN). 2014. BKKBN
dengan Visi, Misi, dan Strategi Baru. bkkbn .go.id.
Harijanto, PN., 2010. Malaria. Dalam Ilmu Penyakit Dalam 4th er. A. W. Sudoyo.
FKUI Press. Jakarta
Handayani, S., 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana, Yogyakarta:
Pustaka Rihama
Harianto, H., 2002. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
Harianto, H., 2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
Harianto, H., 2009. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan: 212-213
Kementerian Kesehatan RI., 2014. Pedoman Manajemen Malaria. Jakarta.
Prabowo A., 2004. Malaria. Mencegah dan Mengatasi . Cetakan I. Puspa Swara.
Jakarta
Panggabean PASH, Wartana Kadek, Sirait Esron, AB Subardin, Rasiman Noviany,
Pelima Robert, 2021. Pendoman Penulisan Proposal/Skripsi, Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya.Palu.
Rusli, Said. 1984. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES.
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

A. PERSONALIA
1. Pelaksana
a. Nama : MENI KLARA
NPM : 115 019 025
b. Nama : ANNISA RIFNING QOMARIATUL JANNAH
NPM : 115 019 053
c. Nama : MOHAMMAD RIFKI DJA
NPM : 115 019 028
d. Nama : SRI FATIAH
NPM : 115 019 039
e. Nama : JEIN SUSANTI LAETO
NPM : 115 019 077
f. Nama : JEANETTE GRACELLA WEYHA
NPM : 115 020 076

2. Pembimbing

a. Nama Pembimbing : SUBARDIN AB, S.KM, M.KES


B. JADWAL PENELITIAN
No Kegiatan Juni 2022– Juli 2022
1 2 3 4
1. Menentukan Judul, lokasi
penelitian, dan Identifikasi
Masalah
2. Izin Penelitian
3. Pelaksanaan Penelitian
4. Penyusunan Laporan
Dokumentasi Penelitian

Pengantaran surat izin turun di Desa Batusuya

Foto bersama bapak Kepala Desa Beserta STAF Desa Batusuya Kecamatan
Tombusabora Kabupaten Donggala
Foto bersama Kepala Puskesmas

Foto bersama Ibu Kader Desa Batusuya


Pengambilan surat balasan dari Puskesmas Batusuya
BIODATA PENELITI

A. Identitas Pribadi
Nama : Meni Klara
Npm : 115019025
Tempat/Tanggal Lahir : Makuhi/ 30 Mei 2001
Agama : Kristen Protesntan
Alamat Rumah : Jl.manunggal.Tatura Selatan
Suku /Bangsa : Rampi/ Indonesia

B. Riwayat Pendidikan
1. Tamat SD Negri Salutome Tahun 2013
2. Tamat SMP Negri 11 Sigi Tahun 2016
3. Tamat SMK Bala Keselamatan Maranatha Tahun 2019
4. Menempuh Pendidikan kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Jaya Palu dengan program studi S1 Kesehatan Masyarakat
dari tahun 2019-sekarang

BIODATA PENELITI
A. Identitas Pribadi
Nama : Annisa Rifning Qomariatul Jannah
Npm : 115019053
Tempat/Tanggal Lahir : Tentena/ 29 Agustus 1999
Agama : Islam
Alamat Rumah : Towua, Jl. Malaya 1
Suku /Bangsa : Pamona/ Indonesia

B. Riwayat Pendidikan
1. Tamat SD Inpres Masigi Tahun 2011
2. Tamat Mts. Al-Khairat Parigi Tahun 2014
3. Tamat SMA Negeri 1 Parigi Tahun 2017
4. Menempuh Pendidikan kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Jaya Palu dengan program studi S1 Kesehatan Masyarakat dari
tahun 2019-sekarang

BIODATA PENELITI
A. Identitas Pribadi
Nama : Jean Susanti Laeto
Npm : 115019077
Tempat/Tanggal Lahir : Kolonodale/ 20 Januari 2001
Agama : Kristen Protestan
Alamat Rumah : Jl. Karajalemba
Suku /Bangsa : Mori/ Indonesia

B. Riwayat Pendidikan
1. Tamat SD Negri Poso Tahun 2013
2. Tamat SMP Negri 1 Poso Kota Selatan Tahun 2016
3. Tamat SMA Negri 2 Poso Tahun 2019
4. Menempuh Pendidikan kuliah di sekolah tinggi ilmu kesehatan
Indonesia jaya palu dengan program studi S1 Kesehatan Masyarakat
dari tahun 2019-sekarang

BIODATA PENELITI
A. Identitas Pribadi
Nama : Sri Fatiah
Npm : 115019039
Tempat/Tanggal Lahir : Ampana/ 07 Oktober 2002
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jl. Moh. Yamin (Taipa)
Suku /Bangsa : Bugis/ Indonesia

B. Riwayat Pendidikan
1. Tamat SD Negri 8 Ampana Kota Tahun 2013
2. Tamat SMP Negri 3 Ampana Kota Tahun 2016
3. Tamat SMA Negri 1 Ampana Kota Tahun 2019
4. Menempuh Pendidikan kuliah di sekolah tinggi ilmu kesehatan
Indonesia jaya palu dengan program studi S1 Kesehatan Masyarakat
dari tahun 2019-sekarang

BIODATA PENELITI
A. Identitas Pribadi

Nama : Jaenette Gracella Weyha

NPM : 1150120076

Tempat/Tanggal Lahir : Bomba, 04 Jaunuari 1998

Agama : Kristen

Suku/Bangsa : Bada/ Indonesia

Alamat : jln. Karajalemba

B. Riwayat Pendidikan

1. Tamat SD Negri bomba 2009

2. Tamat SMP Negri 2 lore selatan 2012

3. Tamat SMK Negri 2 lore 1 selatan 2015

4. Menempu pendidikan di sekolah tinggi ilmu kesehatan Indonesia jaya

palu dengan Program studi S1 Kesehatan Masyarakat dari Tahun 2019-

sekarang.

Anda mungkin juga menyukai