Anda di halaman 1dari 82

112

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA-SISWI DENGANKECERDASANEMOSIONAL DI


MASA PANDEMI SAAT BELAJAR KELAS 4 DAN 5
DI SDN REJOSARI 03 MIJEN DEMAK

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagian Salah Satusyaratan Mencapai Gelar


Sarjana Keperawatan (S-1)

Disusun Oleh :
PUPUT PUJI RAHAYU

NPM :920173038

Pembimbing :
1. SUKARMIN, M.Kep.,Sp.KepMB
2. YULISETYANINGRUM, Kep.,Ns.,M.Si.Med

PROGRAM STUDI S1- ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2020/2021

i
112

HALAMAN PERSETUJUAN

ii
112

HALAMAN PENGESAHAN
Proposal Skripsi dengan judul “HUBUNGAN MOTIVASI BELJAR ANAK DENGAN
KECERDASAN EMOSIONAL MASA PANDEMI COVID-19 SAAT BELAJAR DI SDN
REJOSARI 03 MIJEN DEMAK TAHUN 2020”,ini telah diuji dan disahkan oleh tim
penguji proposal skripsi jurusan S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus,
pada:

Hari :

Tanggal :

Nama : Puput Puji Rahayu

NIM : 92017303

Penguji Utama Penguji Anggota

SUKARMIN, M.Kep.,Ns.sp.,KepMB SUKESIH.S.Kep;Ns;M,Kep

NIDN : 0607057610 NIDN:0617048502

Mengetahui,
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor,

Rusnoto, SKM.,M.Kes.,(Epid)
NIDN : 0621087401

iii
112

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah kepada Tuhan YME atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“HUBUNGAN MOTIVASI BELJAR SISWA-SISWI DENGAN KECERDASAN
EMOSIONAL MASA PANDEMI COVID-19 SAAT BELAJAR KELAS 4 DAN 5 DI SDN
REJOSARI 03 MIJEN DEMAK TAHUN 2020”. Skripsi ini disusun sebagai syarat
mencapai Gelar S1 Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Kudus. Atas tersusunnya
Skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rusnoto, SKM,M.Kes (Epid), selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus


yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Indanah, M.Kep. Ners., Sp.Kep.An., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Kudus.
3. Umi Faridah, S.Kep.,Ners., MNS, selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan.
4. Bapak Sukarmin.M.Kep,Ns;Sp.Kep.MB selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi.
5. Ibu Yulisetyaningrum.S.Kep,Ns, M.Si.Med. selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, semangat dan dorongan dalam menyelesaikan
skripsi kepada saya.
6. Bapak dan Ibu dosen dan staf Universitas Muhammadiyah Kudus serta staff yang
telah banyak memberikan bekal ilmiah selama penulis mengikuti pendidikan.
7. Bapak dan Ibuku tercintadan keluarga besar saya yang telah memberikan
semangat, arahan, motivasi secara dukungan moril dan materiil.
8. Teman-teman terdekat saya dan teman S1 Ilmu Keperawatan seperjuangan saya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi masih banyak


kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari
berbagai pihak dalam perbaikan selanjutnya.

Kudus,22 September 2020

Puput Puji Rahayu


920173038

iv
112

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iv
DAFTAR ISI................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.........................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................vii
BAB IPENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................6
D. Manfaat Penelitian............................................................................................6
E. Keaslian Penelitian..........................................................................................7
F. Ruang Lingkup Penelitian..............................................................................14
BAB IITINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................15
A. Virus Corona/ Covid-19..................................................................................15
B. KECERDASAN EMOSIONAL SAAT PANDEMI............................................17
C. Konsep Anak Usia Sekolah............................................................................23
D. MOTIVASI BELAJAR.....................................................................................28
E. Penelitian Terkait............................................................................................36
F. KERANGKA TEORI.......................................................................................38
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN............................................................................40
A. Variabel Penelitian.........................................................................................40
B. Hipotesis Penelitian........................................................................................40
C. Rancangan Penelitian....................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................60
JADWAL PENELITIAN...............................................................................................62

v
112

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian...................................................................


Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian..................................................
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner....................................................................
Tabel 3.3 Panduan interpretasi uji hipotesis.............................................

Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional..........................

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Kuesioner Motivasi Belajar Anak di SDN Rejosari 03
Mijen, Demak

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosional Anak di SDN Rejosari 03 Mijen
Demak

Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas instrumen

vi
112

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal penelitian


Lampiran 2 Surat izin pengambilan data awal
Lampiran 3 Surat balasan pengambilan data awal
Lampiran 4 Surat permohonan calon responden
Lampiran 5 Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran 6 Surat izin penelitian
Lampiran 7 Surat balasan penelitian
Lampiran 8 Lembar Kuesioner
Lampiran 9 Lembar konsul

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik bertugas untuk mengembangkan kesadaran atas
tanggung jawab setiap warga negara terhadap kelanjutan hidupnya,
bukan saja terhadap lingkungan masyarakatnya dan negara tetapi
juga terhadap manusia.3 Dari uraian tersebut menjelaskan bahwa
pendidikan membentuk manusia memiliki kekuatan spiritual,
pengendalian diri, cerdas, serta berakhlak mulia, (Rose & Nicholl
(2015).

Pendidikan juga merupakan suatu kegiatan universal dalam


kehidupan manusia. Pendidikan merupakan suatu gejala yang umum
dalam setiap kehidupan masyarakat. Oleh karena itu pendidikan
dikatakan sebagai usaha untuk mencapai tujuan tertentu, (Khanif
Maksum,2015).

Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan perubahan


yang diiginkan dan diusahakan oleh proses pendidikan atau usaha
pendidikan, baik pada dataran tingkah laku individu dalam kehidupan
pribadinya maupun kehidupan bermasyarakat serta alam sekitar.4
Tujuan pendidikan merupakan problem inti dalam aktivitas
pendidikan dan merupakan saripati dari seluruh renungan
paedagogis.5 Oleh karena itu, tujuan pendidikan merupakan faktor
yang sangat penting dan menentukan jalan aktivitas pendidikan, baik
itu pendidikan nasional maupun pendidikan Islam, (Muabbid, 2015)
Pendidikan tidak lepas dengan proses belajar. Proses
belajar peserta didik dituntut untuk secara aktif mengembangkan
potensi dirinya sehingga dapat tercipta sumber daya manusia yang
cerdas. Salah satu hal yang sangat penting dalam proses belajar
adalah kecerdasan emosional amakKecerdasan emosi adalah
kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain dan

1
2

kemampuan mengelola emosi diri.9 Kecerdasan emosi ktor internal


dan eksternal maupun situsional sebagaimana pengertian motivasi
itu sendiri yang merupakan inner drive. Untuk membentuk motivasi
belajar yang lebih kuat maka harus ada stimulus dari luar atau
faktor eksternal yang dapat mengacu peserta didik mencapai
kesuksesan, dalam hal ini diantaranya kecerdasan emosional.
(Rose & Nicholl (2015).

Emosional dapat membuat seseorang merasakan emosi


negatif yang sedang terjadi, selanjutnya tidak begitu saja mengikuti
kemauan emosinya. Oleh karena itu, keadaan emosi dan mental
yang sehat diperlukan untuk dapat mengatasi segala hambatan
dalam proses belajar termasuk mengatasi masalah motivasi
belajar.Firmansyah, 2010).

Peserta didik yang memiliki kecerdasan emosi yang baik


dapat mengontrol dirinya dalam proses belajar. Emosi menyulutkan
kreatifitas, kolaborasi, inisiatif, dan transformasi, Sedangkan
penalaran logis berfungsi mengatasi dorongan yang keliru dan
menyelaraskan tujuan dengan proses, dan teknologi dengan
sentuhan.Wahyuningsih, 2015).

manusiawi. Berdasarkan keterangan di atas bahwasanya


emosi dapat memicu adanya kreatifitas yang tinggi, kolaborasi yang
baik dengan semua temannya, transformasi atau perubahan cara
pandang seseorang, dan juga dapat optimal dalam pembelajaran.
(Gottman, 2012)

Motivasi belajar adalah suatu kekuatan atau dorongan dalam


diri individu yang membuat individu tersebut bergerak, bertindak
untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya yaitu
melakukan perubahan perilaku berdasar pengalaman dengan
3

serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,


mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Motivasi belajar juga
adalah sesuatu yang mendorong, menggerakan dan mengarahkan
peserta didik dalam belajar. Motivasi belajar yang timbul pada
peserta didik tergantung derajad motivasi belajar yang dimilikinya, ini
dapat mengacu pada Berdasarkan hasil penelitian Anton Fajar
Hidayat bahwa kecerdasan yang disinyalir mampu menghidupkan
motivasi belajar.(Goleman, 2015)

Data kematian anak akibat Covid-19 di tanah air hingga saat


ini. Secara keseluruhan tercatat 70 persen dari kasus anak
meninggal karena infeksi virus corona 2019 berada di bawah
usia enam tahun. "Ini berdasarkan data kasus Covid-19 pada anak
yang dihimpun hingga 20 Juli 2020," kata Ketua Umum Pengurus
Pusat IDAI, Aman Bhakti Pulungan, di Jakarta, Kamis 23 Juli 2020.
Persentase tersebut lebih rinci 12 persen anak berusia 0 hingga 28
hari, 33 persen berusia 29 hari hingga 11 bulan 29 hari, dan 25
persen lainnya berusia satu tahun hingga lima tahun 11 bulan 29
hari. Total 70 persen kematian anak karena Covid-19 berada di
kelompok ini. Sisanya, 30 persen, di kelompok usia enam hingga 18
tahun. Mereka terdiri dari 12 persen berusia enam tahun hingga
sembilan tahun 11 bulan 29 hari, dan 18 persen berusia 10 hingga
18 tahun. (menurut WHO 2019).

Persentase tersebut berasal dari jumlah seluruhnya 51 kasus


anak meninggal karena virus corona sejak 17 Maret hingga 20 Juli
2020. Sedang jumlah kasus infeksi terkonfirmasi pada anak
seluruhnya dalam periode yang sama 2.712. Selain itu terdapat pula
anak yang berstatus sebagai kasus suspek sebanyak 7.633 dimana
290 di antaranya juga meninggal. (menurut WHO 2019).
4

Hasil observasi dilakukan pada Hari kamis, 24 september


2020 di SDN Rejosari 03 Mijen Demak, hasil wawancara langsung
dari Bapak kepala sekolah, jumlah siswa kelas 4 dan 5 adalah 50
siswa-siswi. Untuk Kelas 4 dengan jumlah 25 siswa-siswi terdiri dari
12 siswa putra, 13 siswa putri, sedangkan untuk kelas 5 berjumlah
25 siswa-siswi terdiri dari 14 siswa putra dan 11 siswa putri. Dilihat
dari hasil wawancara dengan kepala sekolah mengatakan masih
banyak siswa-siswi yang menujukan adanya hambat perkembangan
kecedasan emosionalnya, dilihat dari anak selama pembelajaran
jarak jauh dari beberapa aspek perkembangan. Dampak distance
learning mengakibatkan kurangnya aktivitas sosial, kejenuhan
belajar, tekanan orangtua dalam mendampingi anaknya, proses
belajar yang panjang, penumpukan tugas, suasana belajar yang
monoton menjadi salah salah satu faktor nya, siswa yang motivasi
belajar masih terlihat kurang. Hal ini dapat dilihat dari kesediaan
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sistem via onlone masih
kurang kondusif, konsentarasi peserta didik dan semangat belajar
yang tidak sepenuhnya pada kegiatan pembelajaran. Selain itu,
ketika guru menjelaskan materi pelajaran masih terdapat peserta
didik yang berbicara dan bergurau dengan temannya, melamun,
bahkan bermain.

Angka infeksi virus corona Covid-19 pada anak di Indonesia


lebih tinggi dibandingkan sejumlah negara. Sedang penyebab
mortalitas tertinggi pada anak meliputi pneumonia ataupun infeksi
pernapasan akut."Memang penyebab mortalitas tertinggi pada anak
di Indonesia saat ini ialah pneumonia, namun menyedihkan angka
Covid-19 kita lebih tinggi dibandingkan India, Myanmar dan
Pakistan," ujar dia.Padahal, jika merujuk pada data penyebab
mortalitas tertinggi pada anak di sejumlah negara tersebut, datanya
masih sama dengan sejumlah negara itu.(menurut WHO 2019)
5

Penelitian yang dilakukan oleh Pranata dan Kesuma tentang


“Pengaruh IQ, EQ dan SQ terhadap Motivasi Berprestasi Pegawai di
Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Khusus Tanjung Perak
Surabaya pada tahun 2005”, menyatakan bahwa faktor-faktor
penentu motivasi kerja individu dalam organisasi adalah faktor
individu dan faktor lingkungan kerja organisasi, sedangkan faktor
individu adalah faktor kecerdasan

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Hidayatul


Chasanah tentang “Studi Analisis Peranan Kecerdasan Emosional
dan Spiritual dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Santri Pondok
Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakartatahun 2017. ” menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional
dan kecerdasanspiritual dengan motivasi belajar peserta didik.
Semakin tinggi kecerdasan emosional dan spiritual peserta didik
maka semakin tinggi motivasi belajarnya.

Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk


melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Motivasi Belajar anak
Dengan Kecerdasan Emosional Anak Di Masa Pandemi Saat Belajar
kelas 4 dan 5 Di SDN Rejosari 03, Mijen Demak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka


rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.Adakah hubungan motivasi siswa dengan kecerdasan
emosional dimasa pandemi saat belajar kelas 4 dan 5 diSDN
Rejosari 03 Mijen Demak pada tahun 2020?
6

C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Motivasi siswaDengan Kecerdasan
Emosianal siswa dimasa pandemi saat belajar kelas 4 dan 5 di
SDN Rejosari 03 Demak.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui Kecerdasan Emosianal siswa dimasa pandemi
saat belajar kelas 4 dan 5 di SDN Rejosari 03 Demak
2. Mengetahui Motivasi Dasar siswa dimasa pandemi saat belajar
kelas 4 dan 5 di SD Rejosari 03 Demak

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan ilmu pendidikan,


khususnya mengenai motivasi belajar siswa dan kecerdasan
emosional dimasa pandemi saat belajar kelas 4 dan 5 di SDN
Rejosari 03 Demak.

2. Bagi Masyarakat
Sebagai sumber informasi untuk mengenai motivasi belajar
siswa dan kecerdasan emosional dimasa pandemi saat belajar
kelas 4 dan 5 SDN Rejosari 03 demak dengan kualitas
pembelajaran daring dimasa pandemi.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan informasi pentingnya motivasi anak dengan


kecerdasan emosioanal siswa dimasa pandemi kelas 4 dan 5
sehingga sekolah diharapkan dapat memberikan dukungan dalam
bentuk penyediaan sarana dan prasarana yang dapat merangsang
tumbuhnya motivasi anak.
7

4. Bagi Pengembangan Riset Keperawatan.


Sebagai bahan masukan bagi pengelola program kesehatan
khusunya pada siswa-siswi kelas 4 dan 5 agar bisa memotivasi
untuk belajar walaupun belajarnya daring

5. Bagi Responden
Dapat memberikan pengetahuan dan motivasi anak
terhadap kecerdasan emosional siswa kelas 4 dan 5 SDN Rejosari
03 demak di masa pandemi.

E. Keaslian Penelitian

Peneliti Judul Metode Hasil Perbedaan


Penelitian Penelitian
Paramit Hubungan Penelitian Ini Hasil Penelitian ini
a Dewi Kecerdasan menggunakan penelitian menggunakan
Emosi Dan pendekatan diketahui Hubungan
Motivasin kuantitatif. Subjek bahwa ada kecerdasan
Belajar penelitian yaitu hubungan emosi dan
Dengan siswa kelas V SD yang positif motivasi
Kemandiria se-Kecamatan antara belajar dengan
n Belajar Klaten Tengah kecerdasan kemandirian
Siswa Kelas yang telah emosi dan belajar siswa
V Sd Negeri diambil secara motivasi kelas V SD
Se- random sampling belajar Negeri Se-
Kecamatan dengan jumlah dengan Kecamatan
Klaten siswa 233 orang. kemandirian Klaten Tengah
Tengah Instrumen yang belajar tahun
Tahun digunakan dengan nilai pelajaran
Pelajaran berupa skala. Uji F hitung 2013-2014
2013/2014 validitas sebesar sedangkan
instrumen 394,407 saat ini
8

menggunakan (p=0,000). menggunakan


expert Dari hasil Hubungan
judgmentdan uji penelitian Motivasi
reliabilitas diketahui Belajar
dengan pula dalam Dengan
menggunakan variabel Kecerdasan
koefisien alpha kecerdasan Emosional
cronbach. emosi, dimasa
Adapun analisis aspek pandemi di
data penelitian ini mengelola SDN Rejosari
menggunakan emosi 03 Demak
analisis regresi. memiliki tahun ajaran
nilai prediksi 2020/2021.
paling besar
terhadap
kemandirian
belajar
(Beta=0,428
, p=0,000),
sedangkan
dalam
variabel
motivasi
belajar
aspek tekun
dalam
belajar
memiliki
prediksi
paling besar
terhadap
9

kemandirian
belajar
(Beta=0,330
, p=0,000).
Ilham Hubungan Penelitian ini Hasil Penelitian ini
Rahayu Kecerdasan menggunakan analisis menggunakan
Ulum Emosional metode deskriptif Hubungan
Dan kuantitatif, desain menunjukka Kecerdasan
Motivasi penelitian n emosional dan
Belajar korelasional. kecerdasan motivasi
Terhadap Populasi emosional, belajar
Hasil sebanyak 187 motivasi terhadap hasil
Belajar Pkn siswa. Teknik belajar dan belajar PKN
Kelas II pengambilan hasil belajar kelas II
sampel PKn dalam Sedangkan
menggunakan kategori penelitian saat
Proposionate sedang. ini
Stratified Hasil menggunakan
Random analisis Hubungan
Sampling, korelasi Motivasi
diperoleh sampel menunjukka Belajar
126 n hubungan Dengan
siswa. Teknik yang sangat Kecerdasan
pengumpulan kuat antara Emosional
data kecerdasan dimasa
menggunakan emosional pandemi
tes, angket, terhadap diSDN
wawancara dan hasil belajar Rejosari 03
dokumentasi. PKn. Demak tahun
Teknik analisis Motivasi ajaran
data belajar
10

menggunakan mempunyai 2020/2021.


analisis hubungan
deskripstif, teknik sangat kuat
analisis korelasi terhadap
sederhana dan hasil belajar
teknik analisis PKn.
korelasi ganda. Kecerdasan
emosional
dan
motivasi
belajar
secara
bersama-
sama
berhubunga
n terhadap
hasil belajar
PKn dalam
kategori
sangat kuat.
Simpulan
penelitian ini
terdapat
hubungan
yang positif
dan
signifikan
antara
kecerdasan
emosional
dan
11

motivasi
belajar
terhadap
hasil belajar
PKn siswa
kelas II SD
Gugus
Gajahmada
Kecamatan
Gajahmung
kur
Kota
Semarang.
Yusade Pengaruh Penelitian ini hasil uji F Penelitian ini
wa Estu Kecerdasan termasuk diperoleh menggunakan
Ramadh Emosional jenispenelitian Fhitung19,5 Pengaruh
a Dan kuantitatif dengan 95> 3,23. kecerdasan
Motivasi desain ex- Berdasarka emosional dan
Belajar posfacto. nhasil motivasi
Terhadap Populasi analisis belajar
Prestasi penelitian ini dapat terhadap
Belajar adalah siswa disimpulkan prestsi belajar
Siswa Sd kelas (IV, V, VI) bahwa: 1) siswa SD
Muhammadi SD ada muhammadiya
yah 10 Muhammadiyah pengaruh h 10 tipes
Tipes 10 kecerdasan surakarata
Surakarta TipesSurakarta. emosional tahun
Tahun Teknik sampling terhadap 2015/2016.
2015/2016 menggunakan prestasi Sedangkan
stratified belajar penelitian saat
proportional siswa SD ini
12

random sampling. Muhammadi menggunakan


Teknik yah 10 Hubungan
pengumpulan Tipes Motivasi
data Surakarta Belajar
menggunakan tahun Dengan
angket dan 2015/2016. Kecerdasan
dokumentasi. 2) ada Emosional
Teknik analisis pengaruh dimasa
data motivasi pandemi
menggunakan belajar diSDN
regresi berganda. terhadap Rejosari 03
Berdasarkan prestasi Demak tahun
hasil hitung belajar ajaran
diperoleh siswa SD 2020/2021.
persamaanregres Muhammadi
i: Y = 41,345+ yah 10
0,247 + 0,197. Tipes
Hasil uji t Surakarta
kecerdasan tahun
emosional 2015/2016.
diperoleh 3) ada
thitung2,550> pengaruh
2,018dan kecerdasan
motivasi belajar emosional
diperoleh dan
thitung2,692> motivasi
2,018. belajar
terhadap
prestasi
belajar
siswa SD
13

Muhammadi
yah 10
Tipes
Surakarta
tahun
2015/2016.
Variabel
kecerdasan
emosional
memberikan
sumbangan
efektif
sebesar
23,6% dan
variabel
motivasi
belajar
sebesar
25,3%.
Sehingga
total
sumbangan
efektif yang
diberikan
kedua
variabel
adalah
48,9%,
sedangkan
51,1%
sisanya
14

dipengaruhi
oleh
variabel lain
yang tidak
ditelit

F. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian ini adalah

Variabel Dependen adalah Kecerdasan Emosional

Variabel Independen adalah Motivasi Belajar

1) Lingkup Masalah
Masalah yang dikaji “ Hubungan Motivasi belajar dengan
kecerdasan emosional anak dimasa pandemik saat belajar kelas 4
dan 5 Di SDN Rejosari 03 Demak.
2) Lingkup Keilmuan
Penelitian ini termasuk dalam ilmu keperawatan dasar
3) Lingkup Lokasi
Demak
4) Lingkup sasaran
Sasaran penelitian adalah Siswa kelas 4 dan 5 SDN Rejosari 03
Dema
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Virus Corona/ Covid-19
1. Pengertian Virus Corona
Virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan
penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia corona diketahui
menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang
lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe
Acute Respiratory Syndrme (SARS). Virus ini mampu mengakibatkan orang
kehilangan nyawa sehingga WHO telah menjadikan status virus corona ini
menjadi pandemi dan meminta Presiden Joko Widodo menetapkan status
darurat nasional corona, (WHO,2020).

2. Proses Penularan Covid-19


Menurut WHO, Covid-19 menular dari orang ke orang. Caranya dari
orang yang terinfeksi virus corona ke orang yang sehat. Penyakit menyebar
melalui tetesan kecil yang keluar dari hidung atau mulut ketika mereka yang
terinfeksi virus bersin atau batuk. Tetesan itu kemudian mendarat di benda
atau permukaan yang disentuh dan orang sehat. Lalu orang sehat ini
menyentuh mata, hidung atau mulut mereka. Virus corona juga bisa
menyebar ketika tetesan kecil itu dihirup oleh orang sehat ketika berdekatan
dengan yang terinfeksi corona, (WHO,2020).

3. Cara Menanggulangi dan Mencegah Covid-19 Yang Benar


Seiring mewabahnya virus Corona atau Covid-19 ke berbagai
negara, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan protokol kesehatan.
Protokol tersebut akan dilaksanakan di seluruh Indonesia oleh pemerintah
dengan dipandu secara terpusat oleh Kementerian Kesehatan. Adapun
salah satu protokolnya yaitu jika merasa tidak sehat dengan kriteria demam
lebih dari 38o C, batuk, flu, nyeri tenggorokan maka beristirahatlah yang
cukup di rumah dan minumlah air yang cukup. Gunakan masker, apabila
tidak memiliki masker, hendaknya mengikuti etika ketika batuk dan bersin
yang benar dengan cara menutup hidung dan mulut dengan tisu, lengan atas
bagian dalam. Bila merasa tidak nyaman dan masih berkelanjutan dan

15
16

disertai sesak nafas maka segerakan diri untuk memeriksakan kesehatan di


fasilitas pelayanan kesehatan. Dan usahakan untuk tidak menaiki kendaraan
massal. Sebagaimana protokol diatas maka dapat diambil kesimpulan
mengenai penanggulangan dan pencegahan Covid-19 secara umum yang
benar adalah sebagai berikut: (menurut WHO, 2020).
a) Rajin mencuci tangan
b) Kurangi berinteraksi dengan orang lain
c) Gaya hidup sehat (makan, tidur, olahraga) untuk imunitas tubuh
d) Jaga jarak aman (1 meter) dengan orang yang batuk/bersin
e) Hindari kerumunan
f) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut
g) Hindari bepergian ke daerah terjangkit atau bila sedang sakit
h) Etika batuk dan bersin, hindari meludah di tempat umum
i) Olah daging mentah dengan hati-hati
j) Hindari memakan daging hewan yang sakit/ mati karena sakit
k) Bila ada gejala, segera berobat dan gunakan masker bila sedang sakit
l) Serta selalu berdoa kepada Tuhan yang Maha Melindungi

4. Bentuk Partisipasi Dalam Memerangi Covid-19


Di tengah gencarnya kebijakan Merdeka Belajar era Menteri Nadiem
Makarim, negara digegerkan dengan wabah virus corona (Covid-19).
Kebijakan yang diberlakukan saat ini adalah belajar di rumah. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Bapak Presiden Jokowi di istana bogor pada tanggal 15
Maret 2020 yaitu Dengan kondisi ini saatnya kita kerja dari rumah, belajar
dari rumah, ibadah di rumah. Hal ini sudah berjalan sejak satu bulan lebih.
Dimana sekolah diliburkan, tetapi proses belajar mengajar tetap berjalan
melalui kegiatan di rumah. Guru mengajar dari rumahnya masing-masing,
para siswa belajar di rumahnya masing-masing. Pembelajaran di rumah bisa
menggunakan model pembelajaran mandiri, pembelajaran online,
pembelajaran berbantu ICT, atau bentuk lain. Salah satu dari bentuk
partisipasi dalam memerangi Covid-19 yaitu mendukung kebijakan
pemerintah akan hal tersebut dengan tetap belajar di rumah, kerja dari
rumah dan ibadah di rumah. Hal ini bertujuan mengurangi dan
mengantisipasi penyebaran virus corona. Adapun pembelajaran online atau
17

pembelajaran daring merupakan sistem yang menggantikan pembelajaran


sistem tatap muka dengan via online dengan mengakses internet baik
melalui Hp ataupun laptop. Tujuannya agar proses pembelajaran tetap
berjalan walau dalam keadaan seperti ini. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa kita termasuk orang yang ikut berpartisipasi dalammemerangi
Covid19 ini. Namun terdapat cara yang dapat dilakukan agar pembelajaran
online tetap berjalan efektif Diantaranya: (Menurut WHO,2020).
a) Tetap mengoptimalkan manajemen waktu agar waktu belajar tetap
teratur
b) Mempersiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan saat pembelajaran
online berlangsung seperti Hp ataupun laptop
c) Belajar dengan serius dan fokus
d) Tetap menjaga komunikasi dengan pengajar dan teman-teman Dengan
demikian, pembelajaran online yang dilakukan akan mampu memberikan
nilai positif terhadapproses pembelajaran. Karena hal ini juga mampu
memberikan pengalaman baru serta pembelajaran yang menggambarkan
bahwa teknologi juga dapat bermanfaat baik bagi penggunanya.
e) Belajar dengan serius dan fokus
f) Tetap menjaga komunikasi dengan pengajar dan teman-teman kelas

B. KECERDASAN EMOSIONAL SAAT PANDEMI


1. Pengertian Kecerdasan Emosional Saat Pandemi

Kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan atau


menciptakan sesuatu yang bernilai bagi budaya tertentu. Sedangkan
menurut Alferd Binet dan Theodore Simon, kecerdasan terdiri dari tiga
komponen yaitu: kemampuan mengarahkan pikiran dan tindakan,
kemampuan mengubah arah tindakan jiak tindakan tersebut telah
dilakukan, dan kemampuan mengkritik diri sendiri. (Efendi, 2015).

Mendefinisikan istilah emosi merujuk kepada suatu perasaan dan


pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Sedangkan, (Ali dkk,
2015).
18

Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan,


memahami, mengenali, merasakan, mengelola, dan secara efektif
mengaplikasikan kekuatan serta kecerdasan emosi sebagai suatu
sumber energi manusia, informasi, hubungan, dan pengaruh.( Menurut
Cooper dkk, 2015).

2. Bentuk-bentuk Emosi

Menurut Ali dkk, (2015), emosi itu sedemikian kompleksnya,


namun Daniel Goleman mengidentifikasikan sejumlah kelompok emosi,
yaitu amarah, kesedihan, rasa takut, kenikmatan,cinta, terkejut, jengkel,
dan malu. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a) Amarah, di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah


besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, tersinggung,
bermusuhan, dan tindak kekerasan.
b) Kesedihan, di dalamnya meliputi pedih, sedih, muram, suram,
melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan
depresi.
c) Rasa takut, di dalamnya meliputi cemas, gugup, khawatir, was-was,
sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, panik, dan fobia.
d) Kenikmatan, di dalamnya meliputi bahagia, gembira, ringan puas,
rasa terpenuhi, girang, dan senang sekali.
e) Cinta, di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatan,
kepercayaan, kebaikan hati, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih
sayang.
f) Terkejut, di dalamnya meliputi takjub, dan terpana.
g) Jengkel, di dalamnyameliputi hina, jijik, muak, benci, dan tidak suka.
h) Malu, di dalamnya meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati,
menyesal, aib, dan hati hancur lebur.

3. Indikator Kecerdasan Emosional


Adapunindikator kecerdasan emosional menurut Daniel 2011 terdiri dari
lima unsur, yaitu:
19

a) Kemampuan mengenali emosi diri


b) Kemampuan mengelola emosi diri
c) Kemampuan memotivasi diri
d) Kemampuanberempati terhadap orang
laine.Kemampuanmembinahubungan dengan orang lain

4. Pengembangan Kecerdasan Emosional

Menurut Agus (2015) Pengembangan kecerdasan emosi anak.


Langkah-langkah yang digunakan untuk melatih emosi menurut dua ahli
di atas yaitu:

1. Menyadari emosi anak


2. Mengenali emosi sebagai peluang akrab dan untuk mengajar
3. Mendengarkan dengan penuh empati dan menegaskan perasaan-
perasaan anak
4. Menolong anak untuk memberi nama bagi emosinya dengan kata-
kata
5. Menentukan batas-batas sambil menolong anak untuk
memecahkan masalah
5. Kurikulum Kecerdasan Emosional

Effendi (2010) mengungkapkan bahwa unsur-unsur kurikulum


yang harusdicakup dalam kecerdasan emosi, antara lain kesadaran diri,
pengambilan keputusan pribadi, pengelolaan perasaan (emosi),
motivasi, menangani stres, dan kemampuan bergaul. Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut:

a) Kesadaran diri penerapan protokol kesehatan yang penuh dengan


kesadarasan diri akan membuat anak bisa tetap beraktifitas dan
sekaligus juga tetap terlindungi, disiplin menerapkan protokol
kesehatan saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari
yang harus terus bertambah dari dalam diri sendiri, pentingnya
protokol kesehatan untuk melindungi diri sendiri dan orang yang
dicintai, menggunakan masker, mencuci tanagn, dan menjaga jarak,
20

namun itu merupakan kunci yang dapat memberikan dampak yang


sangat berarti.
b) Pengambilan keputusan Prosedur pengambilan keputusan
pembelajaran tatap muka tetap dilakukan secara bertingkat seperti
pada SKB sebelumnya. Pemda/kantor/kanwil Kemenag dan sekolah
memiliki kewenangan penuh untuk menentukan apakah daerah
atau sekolahnya dapat mulai melakukan pembelajaran tatap muka.
Jadi bukan berarti ketika sudah berada di zona hijau atau kuning,
daerah atau sekolah wajib mulai tatap muka kembali ya, Mendikbud
menjelaskan.
c) Motivasi Semangat belajar dapat dimiliki dengan meningkatkan
motivasi belajar. Motivasi belajar adalah sebuah penggerak atau
pendorong yang membuat seseorang akan tertarik kepada belajar
sehingga akan belajar secara terus-menerus. Motivasi yang rendah
dapat menybabkan rendahnya keberhasilan dalam belajar sehingga
akan merendahkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, dalam
makalah kali ini akan membahas mengenai bagaimana cara
meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran online
akibat pandemi COVID-19.
d) Menangani stress Stres akademik adalah suatu keadaan atau
kondisi berupa gangguan fisik, mental atau emosional yang
disebabkan ketidaksesuian antara tuntutan lingkungan dengan
sumber daya aktual yang dimiliki siswa sehingga mereka semakin
terbebani dengan berbagai tekanan dan tuntutan di sekolah. Stres
rentan dialami oleh pelajar yang umumnya adalah anak atau remaja
yang berada dalam tahap perkembangan fisik maupun psikologis
yang masih labil. Stres akademik pada pelajar akan muncul ketika
harapan untuk pencapaian prestasi akademik meningkat, tugas
yang tidak sesuai dengan kapasitas siswa, bermasalah dengan
teman dan bosan dengan pelajaran, Riyadi (2018).
e) Kemampuan bergaul mengenai berkurangnya kemampuan sosial
emosional anak dalam penelitian terdahulu disebabkan oleh
berkurangnya intensitas anak dalam bergaul atau bermain dengan
teman sebaya. Anak akan menjadi canggung dalam pergaulan
21

disekolah dan sulit untuk melakukan hubungan sosial yang baik.


Oleh karena itu dilakukankannya penelitian ini dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana pembelajaran daring berdampak pada
perilaku sosial emosional anak. Anak-anak yang mengikuti
pembelajaran di sekolah secara langsung secara signifikan juga
lebih baik dalam melakukan interaksi sosial, dan lebih matang
secara emosional. Hal ini karena ketika anak-anak melakukan
pembelajaran di sekolah, anak-anak akan sering melakukan
interaksi secara langsung dengan guru dan juga teman-temannya,
sehingga akan menstimulasi perkembangan sosial emosionalnya
(McDonald., 2018).

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi Anak


dipandemi Covid-19

Menurut Asrori (2010) terdapat sejumlah faktor yang


memengaruhi perkembangan emosional Anak , antara lain:
1. perubahan jasmani,
2. perubahan pola interaksi dengan orang tua,
3. perubahan interaksi dengan teman sebaya,
4. perubahan pandangan luar, dan
5. perubahan interaksi dengan sekolah.
6. Perubahan motivasi belajar
Pertama yaitu perubahan jasmani perubahan yang terjadi dan
mengundang pertanyaan besar bagi anak-anak tentang mengapa mereka
tidak bisa lagi datang ke sekolah . Sebuah perubahan yang pasti
mengundang berbagai respons dari anak-anak sekolah terhadap
kesehariannya yang “hilang”. Keseharian belajar di sekolah, keseharian
bertemu dan bermain dengan teman-temannya, keseharian keluar rumah
untuk datang dan pergi dari rumah ke sekolah.
Kedua adalah perubahan pola interaksi dengan orang tuaPeran
orang tua dalam mendampingi kesuksesan anak selama belajar di
rumah menjadi sangat sentral, sekaitan dengan hal tersebut WHO,
(2020) merilis berbagai panduan bagi orang tua dalam mendampingi
putra-putri selama pandemi ini berlangsung yang meliputi tips
22

pengasuhan agar lebih positif dan konstuktif dalam mendampingi anak


selama beraktivitas di rumah. Orang tua pada awalnya berperan dalam
membimbing sikap serta keterampilan yang mendasar, seperti
pendidikan agama untuk patuh terhadap aturan, dan untuk
pembiasaan yang baik (Nurlaeni & Juniarti, 2017).
Kemudian penjelasan ketiga yaitu perubahan interaksi dengan
teman sebaya Di awal sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ), banyak
anak-anak yang belum bisa menerima keadaan. Mereka ingin sekali
bertemu sekaligus bermain bersama teman-temannya. Tak sedikit ada
beberapa orang tua yang khawatir kondisi ini akan berdampak pada
aspek sosial anak dan tumbuh kembangnya akan terhambat karena
adanya pembatasan sosial. Terlebih, sistem belajarnya ini membuat
anak lebih banyak menatap layar (screen time) lewat gadget atau
laptop.
Ke empat berupa perubahan pandangan luar. Perubahan
pandangan luar siswa dalam perkembangan emosi harus diarahkan ke
hal positif seperti dengan melibatkan siswa kedalam kegiatan-kegiatan
sekolah.
ke lima adalah perubahan interaksi dengan sekolah. Para guru
merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan siswa, karena
selain tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi para
siswa. Oleh karena itu, tidak jarang siswa lebih percaya, lebih patuh,
bahkan lebih takut kepada guru daripada kepada orang tuanya. Posisi
guru semacam ini sangat strategis apabila digunakan untuk
pengembangan emosi siswa melalui hal-hal positif
Terakhir atau ke enam perubahan motivasi belajar. Perubahan
motivasi belajar anak ditandai dengan perubahan suasana lingkungan
sekitar, semakin cangginya elektronik akan memepngarui motivasi
belajar anak, karena adanya hp anak sering main game.

C. Konsep Anak Usia Sekolah


a) Pengertian Anak Usia Sekolah
23

Menurut WHO/World Health Organization adalah golongan anak


yang berusia antara 7 sampai 15 tahun. Anak usia sekolah adalah anak-
anak yang dianggap sudah mulai mampu bertanggung jawab atas
perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orangtua mereka, teman
sebaya dan orang lain. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh
dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada
kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu (Wong, et al.,
2011).
Priode anak usia sekolah di negara-negara industri dimulai saat anak
mulai masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai pubertas yaitu
usia 12 tahun yang merupakan tanda akhir masa kanak-kanak menengah
(Potter & Perry, 2010). Periode usia sekolah berakhir dengan usia kurang
lebih 12 tahun, pada priode ini terdapat priode pra-remaja dan priode pra-
pubertas dan priode ini diakhiri dengan tanda awitan pubertas (Kozier, et
al., 2011). Anak usia sekolah berada pada pola perkembangan yang
rawan yaitu usia 10 tahun sampai 12 tahun atau tahap usia sekolah
dasar. Pada usia 10 sampai 12 tahun anak sedang dalam perkembangan
pra-remaja, yang mana secara fisik maupun psikologis pada masa ini
anak sedang menyongsong pubertas. Anak usia sekolah masih dalam
perkembangan aspek fisik, kognitif, emosional, mental, dan sosial,
sehingga dubutuhkan cara-cara tentang penyampaian tentang
pengetahuan seks dan kesehatan reproduksi (Amaliyasari dkk, 2011).
b) Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah
a. Pertumbuhan Fisik
Anak usia sekolah dilihat berdasarkan berat badan memiliki
kenaikan rata-rata 3-3,5 kg pertahunnya, sedangkan tinggi badan
anak usia sekolah memiliki kenaikan rata-rata 6 cm atau 2,5 inchi
pertahunnya (Behrman, Kliegman, & Arvin, 2010). Berat badan anak
laki-laki usia 6 tahun adalah sekitar 21 kg, sedangkan berat badan
anak perempuan lebih ringan 1 kg dari anak laki-lakiyaitu sekitar 20
kg. Berat badan anak usia sekolah usia 6 sampai 12 tahun
mengalami kenaikan rata-rata kurang lebih 3,2 kg pertahun. Tinggi
badan anak usia 6 tahun baik laki-laki maupun perempuan memiliki
tinggi badan yang hampir sama, yaitu kurang lebih 115 cm dan
24

setelah usia 12 tahun memiliki tinggi badan 150 cm. Uraian diatas
menunjukkan bahwa anak usia sekolah mengalami pertumbuhan fisik
yang berbeda-beda pada setiap individu, disebabkan oleh faktor
genetik dan lingkungan (Kozier, dkk, 2011).
b. Perkembangan Kognitif
Perubahan kognitif anak usia sekolah adalah kemampuan anak
berpikir logis dan sudah berubah dari pemikiran yang abstraksi.
Pemikiran anak usia sekolah tidak lagi didominasi oleh persepsinya
dan sekaligus sudah mampu untuk memahami dunia secara luas.
Anak usia 7 tahun mengalami perkembangan kognitif tahap ketiga
dalam teori Pieget. Ciri pokok perkembangan pada tahap ketiga
pieget, anak sudah mulai mampu menggunakan aturan-aturan yang
jelas dan logis, memiliki kecakapan berpikir logis akan tetapi hanya
pada benda-benda yang bersifat konkret (Potter, dkk, 2010).
Anak dalam tahap operasional konkret cenderung sedikit
egosentris dan mengembangkan kemampuan decenteryang
memungkinkan anak untuk berkonsentrasi pada lebih dari satu aspek
situasi. Anak juga mengembangkan reversibilitas, yaitu kemampuan
mencari cara memikirkan kembali suatu hal pada asalnya. Decentring
dan reversibilitas membuat anak menggunakan konservasi, yaitu
kemampuan mengenali jumlah kuantitas substansi tetap sama
meskipun terjadi perubahan bentuk atau penampilan. Anak usia
sekolah juga mampu menempatkan objek berdasarkan tingkatan
ukuran yang disebut seriasi, kemampuan ini terjadi pada usia 7 atau
8 tahun. Selama usia sekolah terjadi proses mental yang lebih
kompleks (Potter, dkk, 2010).
Anak usia sekolah menggunakan kemampuan kognitif untuk
memecahkan masalah. Anak usia sekolah yangmampu memecahkan
masalah dengan baik memiliki karakteristik sikap yang positif,
persistensi, mampu mengambil pelajaran dari suatu masalah, dan
mampu mencari fakta tanpa menduga-duga (Potter & Perry, 2010).
c. Perkembangan Psikososial
Anak usia sekolah berjuang untuk mendapatkan kompetensi dan
keterampilan yang penting bagi mereka untuk berfungsi sama seperti
25

dewasa. Anak usia sekolah yang mendapat keberhasilan positif


merasa berharga, dan yang gagal merasa mediokratis (biasa saja)
atau perasaan tidak berharga, yangdapat mengakibatkan menarik diri
dari sekolah dan sebaya (Potter, dkk, 2010).
d. Perkembangan Moral
Kebutuhan moral dan aturan sosial anak usia sekolah menjadi
lebih nyata sesuai peningkatan kemampuan kognitif dan pengalaman
sosial anak usia sekolah. Anak usia sekolah di usia 12 tahun mampu
mempertimbangkan seperti apa jadinya masyarakat tanpa aturan
karena kemampuan mereka untuk membuat alasan secara logis dan
pengalamn mereka dalam kelompok bermain. Anak usia sekolah
memandang aturan sebagai prinsif dasar kehidupan, bukan hanya
perintah dari yang memiliki otoritas (Potter, dkk, 2010).
e. Pertumbuhan Emosional
Pertambahan usia anak meningkatkan kepekaan anak terhadap
perasaannya sendiri dan perasaan orang lain. Anak dapat mengatur
ekspresi emosionalnya dalam situasi sosial, dan anak dapat
merespon tekanan emosional orang lain (Papalia, 2010).
Pemahaman emosi anak usia 6 sampai 7 tahun yaitu anak dapat
memahami dua perasaan yang muncul sekaligus. Anak usia 7
sampai 8 tahun dapat mengembangkan kategori terpisah untuk
emmosi positif dan negatif. Usia 7 sampai 8 tahun pada anak sudah
mulai menyadari bahwa anak memiliki dua perasaan yang sejenis
terhadap target yang berbeda. Pada anak usia 8 sampai 10 tahun
sudah dapat mengintegrasikan rangkaian emosi positif dan negatif.
Kemampuan anak mendeskripsikan perasaan yang saling
bertentangan terhadap target yang sama ditermuakan pada anak
yang berusia 11 tahun (Papalia dkk, 2010), menambahkan tentang
pandangan anak usia 7 atau 8 tahun yang dipengaruhi oleh rasa
malu, rasa bangga, dan jenis sosialisasi yang pernah diterima si
anak. (Papalia dkk, 2010), mengatakan bahwa anak-anak menjadi
lebih empati dan mulai condong pada tanda-tanda penyesuaian yang
positif, cenderung bertindak sesuai dengan situasi sosial, relatif
bebas dari emosi negatif, dan menghadapi masalah secara
26

konstruktif. (Papalia dkk, 2010), mengatakan bahwa kontrol terhadap


emosi negatif merupakan salah satu aspek pertumbuhan emosional.
Anak-anak belajar tentang apa-apa yang membuat anak
menunjukkan emosi, dan mereka belajar tentang hal yang membuat
mereka marah, takut, seduh, dan baimana orang lain menunjukkan
emosi ini, dan mereka belajar mengadaptasikan perilaku mereka
dengan emosi-emosi tersebut.
c) Masalah Pada Perilaku Anak Usia Sekolah
Menjalani kegiatan di rumah, isolasi, atau karantina mandiri
selama masa pandemi virus corona mungkin terasa sangat menjemukan
bagi setiap orang tetapi akan lebih menjenuhkan yang di alami oleh anak-
anak dimana anak-anak pada usia 6-12 tahun adalah usia penjelajah dan
eksploratif dimana anak tidak bisa untuk berdiam diri (Tabi’in 2017). Stay
at home bagi orang tua yang menjenuhkan masih bisa di atasi oleh
beberapa aktivitas, lain halnya dengan anak-anak, aktivitas yang
dilakukan oleh anak-anak memerlukan teman untuk bermain dan
bereksplorasi. Bagi anak-anak bermain dengan teman dapat mengusir
kejenuhan dan pembelajaran, hal itu tentunya perlu di dapat di luar
rumah. Perasaan terkurung dan pertanyaan kapan semua ini akan bisa
menjadi pemicu stress saat pandemi virus corona seperti saat ini. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa problem yang muncul pada anak-anak
usia dini akibat stay at home yaitu :(Tabi’in 2017).
1. .Stress pada anak

Berada di rumah saja menjadi upaya yang harus dilakukan semua


orang di tengah pandemi corona (COVID-19). Cara ini diharapkan dapat
memutus rantai penularan virus. Namun perlu di ketahui berdiam diri di
rumah saja ternyata memberi dampaknegatif pada anak. Salah satu yang
cukup terasa anak jadi stres. Salah satu penyebab stress anak.

2. Banyak Tugas belajar yang harus di kerjakan oleh anak.

Seiring dengan 14 hari belajar di rumah, ternyata tugas yang


harus dikerjakan anak-anak mereka di rumah cukup banyak, akibatnya
selama menjalani sekolah dari rumah, anak-anak bukannya merasa
27

bahagia dan refreshing di rumah. Tetapi merasakan stres yang berlebih


dan merasakan beban belajar lebih berat. Guru mengambil langkah
mudah dengan memindahkan beban belajar di sekolah ke rumah begitu
saja. Akibatnya banyak orang tua yang ikut-ikutan disibukkan
mengerjakan tugas sekolah anaknya. Sebagai mana di contohkan oleh
orangtua siswa,

3. Cara orangtua mengasuh anak


pada anak takhayal semakin membebani anak. (Tabi’in, 2020) Pola asuh
orang tua menjadi faktor dominan dalam meredam stress pada anak, jika
orang tua salah memberi treatmen/pendampingan
4. Orang tua tidak sabar dalam menemani anak belajar dan bermain

banyak orang tua dalam menemani belajar kurang sabar sehingga


muncul kekesalan dan melampiaskannya pada anak. Sejatinya orang tua
harus menjadi figur dalam memberi kesabaran pada anak, hal lain
menunjukkan bahwa ternyata orang tua juga sudah merasa jenuh dengan
stay at home serta WFH yang di terapkan hal itu memicu ketidak sabaran
orang tua dalam menemani anak belajar dan bermain. Sejatinya orang
tua harus mengetahui bahwa kesejahteraan psikologis anak, dalam arti
anak tidak menjadi cemas atau stres dalam situasi baru. Suasana tetap
harus menyenangkan. Perlu disadari bahwa situasi rumah itu, ya, homey,
sehingga perlu fleksibel juga.

5. Gangguan perilaku /Conduct disorder

Dampak stay at home yang selanjutnya yaitu munculnya gangguan


perilaku pada anak. Gangguan perilaku adalah gangguan serius dalam
hal tingkah laku dan emosi yang dapat terjadi pada anak-anak. Anak-anak
dengan gangguan perilaku dapat menunjukkan pola tingkah laku yang
mengganggu dan penuh kekerasan. Gangguan perilaku yang tidak diatasi
pada masa anak-anak dapat berlanjut menjadi gangguan kepribadian
pada masa dewasa. Gangguan perilaku pada anak ini muncul karena
anak sudah terlalu bosan apa yang dia lakukan di rumah.
28

D. MOTIVASI BELAJAR
1. Pengertian Motivasi Belajar

Setiap individu pasti memiliki motivasi, dan dalam segala kegiatan


yang kita lakukan diperlukan adanya motivasi, agar kegiatan
dapatberjalan dengan baik. Berikut pengertian motivasi menurutbeberapa
ahli antara lain:

a. Mc Donald (dalam Bahri Syaiful, 2010) menyatakan bahwa motivasi


adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Pengertian ini didukung oleh beberapa ahli lain
seperti Soemanto (Majid, 2013) secara umum mendefinisikan
motivasi sebagai perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan
efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan.
b. Menurut kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2010) motivasi yaitu
kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau
tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi
yaitu usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok
orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin tujuan yang
dikehendaki. Tiga pengertian diatas diperkuat olehpaparan dari
Sardiman (2010) motivasi dapat juga diartikan sebagai daya
penggerak yang ada didalam diri seseorang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan Motivasi merupakan
sesuatu yang penting dimiliki oleh semua orang untuk dapat
mewujudkan semua tujuannya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi


adalah sesuatu yang dapat menggerakkan kita untuk dapat
melakukan suatu kegiatan agar dapat mencapai tujuan yang kita
inginkan

2. Macam-Macam Motivasi
Secara umum motivasi dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik
dan motivasi intrinsik. Menurut Syaiful (2010) yaitu.
29

a. Motivasi Intrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif atau


berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b. Motivasi Ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari luar.

Wahyuni dkk, (2016) menambahkan motivasi dibagi menjadi dua yaitu


motivasi intrinsik dan ektrinsik.

a. Motivasi Intrinsik merupakan motivasi yang tumbuh dari dalam diri


individu dan telah menjadi fenomena yang penting dalam pendidikan,
bukan hanya bagi siswa, tetapi juga bagi guru, dosen, dan semua
personil yang terlibat dalam pendidikan.
b. Motivasi ekstrinsik merupakan sebuah konstruk yang berkaitan
dengan sebuah aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan
beberapa hasil karena faktor dari luar individu.

Sedangkan menurut Sardiman (2011) motivasi dibagi menjadi dua yaitu


motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirancang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
rangsangan dari luar.

3. Fungsi Motivasi

Menurut Hamalik (2010) motivasi berfungsi untuk mendorong


timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Jadi,
fungsi motivasi yaitumendorong timbulnya kelakuan atau suatu
perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan
perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan. Motivasi berfungsi
sebagai penggerak, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya suatu pekerjaan.

Menurut Sardiman (2011) ada tiga fungsi motivasi yaitu


30

1. mendorong manusia untuk berbuat,sebagai penggerak atau motor


yang melepaskan energi,
2. menentukan arah perbuatan, yakni tujuan yang hendak di capai,
3. menyeleksi perbuatan, yaitumenentukan perbutan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

Sedangkan menurut Nana Syaodin (2011) motivasi memiliki dua fungsi


yaitu mengarahkan atau directional function danmengaktifkan dan
meningkatkankegiatan.

Suatu perbuatan atau kegiatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat
lemah, akan dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh, tidak terarah
dan kemungkinan besar tidak akan membawa hasil. Sebaliknya
apabila motivasinya besar atau kuat, maka akan dilakukan dengan
sungguh-sungguh, terarah dan penuh semangat, sehingga
kemungkinan akan berhasil lebih besar.

1. Ciri-ciri Anak yang Memiliki Motivasi Belajar

Ciri-ciri Anak yang memiliki motivasi dalam belajar menurut Sardiman


(2010), yaitu:
1. Tekun menghadapi tugas-tugas dan dapat bekerja terus-menerus
sampai pekerjaannya selesai.
2. Ulet dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan.
3. Memungkinkan memiliki minat terhadap bermacam-macam masalah.
4. Lebih sering bekerjasecaramandiri.
5. Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.
6. Jika sudah yakin dapat mempertahankan pendapatnya.
7. Tidakakan melepaskan sesuatu yang telah diyakini.
8. Sering mencari dan memecahkan masalahsoal-soal

Sejalan dengan pendapat diatas, menurut Hamzah B. Uno (2011)bahwa


ciri-ciri Anak yang memiliki motivasi dalam belajardapat
diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Adanya hasrat dan keinginanuntukberhasil.


31

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.


3. Adanya harapan dancita-cita di masa depan.
4. Adanya penghargaan dalam belajar.
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa besarnya motivasi


belajar yang ada pada diri seseorang akan tercermin pada
tingkahlakunyayaitu:

a. Tekun mengerjakan tugas;


b. Ulet menghadapi kesulitan;
c. Lebih sering bekerja mandiri;
d. Memungkinkan minat terhadap macam-macam masalah;
e. Cepatbosan dengan tugas-tugas rutin;
f. Jika sudah yakin dapat mempertahankan pendapatnya;
g. Tidak melepas sesuatu yang diyakini;
h. Sering mencari dan memecahkan atas soal-soal;
i. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil;
j. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;
k. Adanya harapan dan cita-citadimasa depan;
l. Adanya penghargaan dalam belajar;
m. Adanya kegiatan menarik dalam belajar serta
a. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
seseorang siswa dapat belajar dengan baik
2. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

Enco (2011), menyebutkan bahwa prinsip yang dapat diterapkan untuk


meningkatkan motivasi belajar adalah sebagai berikut:
1. Peserta didikakan lebih giat apabila topik yang akan dipelajari
menarik dan berguna bagi dirinya.
2. Tujuan pembelajaran disusun secarajelas dan diinformasikan kepada
peserta didikagarmereka mengetahui tujuan belajar tersebut.
3. Peserta didik selalu diberi tahu tentang hasil belajarnya.
32

4. Pemberian pujian dan rewardlebih baik daripada hukuman,


tapisewaktu-waktu hukuman juga diperlukan.
5. Memanfaatkan sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu peserta didik.
6. Usahakan untuk memperhatikan perbedaan setiappeserta didik,
misalnya perbedaan kemauan, latarbelakang dan sikap terhadap
sekolah atau subjek tertentu.
7. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dengan selalu
memperhatikan merekadan mengatur pengalaman belajar yang
baikagar siswamemiliki kepuasan dan penghargaan serta
mengarahkan pengalaman belajarnyake arah keberasilan, sehingga
memilikikepercayaan diridan tercapainya prestasi belajar.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa prinsip-prinsip
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu jikatopik yang akan
dipelajari menarik dan berguna, tujuan pembelajaran pun disusun
secara jelas, hasil belajar peserta didik harus diberitahukan,
pemberian rewardbagi yang berprestasi, memanfaatkan sikap-sikap,
cita-cita dan rasa ingin tahu peserta didik, memperhatikan perbedaan
mereka, dan berusaha memenuhi kebutuhan peserta didik dengan
memperhatikannya.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Slameto (2010), motivasi belajar dipengaruhi oleh tiga komponen,


yaitu:
1. Dorongan kognitif, yaitu kebutuhan untuk mengetahuhi, mengerti, dan
memecahkan masalah. Dorongan initimbul di dalam proses interaksi
antara siswa dengan tugas/ masalah.
2. Harga diri, yaitu ada siswa tertentu yang tekun belajardan
melaksanakan tugas-tugas bukan terutama untuk memperoleh
pengetahuan atau kecakapan, tetapi untuk memperoleh status dan
harga diri.
3. Kebutuhan berafiliasi, yaitu kebutuhan untuk menguasai bahan
pelajaran/ belajar dengan niat gunamendapatkanpembenaran dari
orang lain/ teman-teman.Kebutuhaninisukar dipisahkan dengan harga
diri
33

Selain itu,Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sumardi Suryabrata


(2011),menyebutkanada beberapa hal yang mendorong motivasi
belajar, yaitu:
1. Adanya sifat ingin tahu untuk belajar danmenyelidiki dunia yang lebih
luas.
2. Adanya sifat yang kreatif pada manusia dan berkeinginan
untukterusmaju
3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru,
dan teman-teman.
4. Adanya keinginan untuk memperbaikikegagalan yang lalu dengan
usaha yang baik melaluikooperasi maupun dengan kompetisi.
5. Adanya keinginan untuk mendapatkan kenyamananbila menguasai
pelajaran.
6. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir kegiatan
pembelajaran.
Sejalan dengan pendapat di atas, Syamsu (2010), menyebutkanfaktor-
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

1. Faktor InternalFaktor internal meliputi:


a) Faktor Fisik
Faktor fisik meliputi nutrisi (gisi), kesehatan, dan fungsi-fungsi fisik
(terutama panca indera).
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis berhubungan dengan aspek-aspek yang mendorong
atau menghambat aktivitas belajar pada siswa.
2. Faktor Eksternal
a) Faktor Non-Sosial
1. Faktor non-sosial meliputi keadaan udara (cuaca panas atau dingin),
waktu (pagi, siang, malam), tempat (sepi, bising, atau kualitas
sekolah tempat belajar), sarana dan prasarana atau fasilitas belajar.
b) Faktor Sosial
Faktor sosial adalah faktor manusia (guru, konselor, dan orang tua), baik
yang hadir secara langsung maupun tidak langsung (foto atau
suara).Prosesbelajar akan berlangsung dengan baik, apabila guru
34

mengajar dengan caramenyenangkan, seprti bersikap ramah,


memberi perhatian padsemuasiswa,serta selalu membantu siswa
yang mengalami kesulitan belajar. Pada saatdirumah siswa tetap
mendapat perhatian orang tua, baik material denganmenyediakan
sarana dan prasarana belajar guna membantu danmempermudah
siswa belajar di rumah.Dari penjelasan diatas, dapatdisimpulkan
bahwa motivasi belajar mempunyai pengaruh yang
sangatbesarterhadap hasil usaha seseorang.

7. Pengembangan Motivasi Belajar

Setiap motivasi belajar memiliki tujuan secara umum, motivasi bertujuan


menggerakkan seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk
melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai
tujuan tertentu.Menurut Oemar Hamalik (2011)motivasi itu sendiri
mengandung nilai-nilai sebagai berikut:

1. Motivasi akan menentukan tingkat keberasilan atau kegagalan belajar


peserta didik. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk
berhasil.
2. Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan motifdanminat pada
peserta didik. Pembelajaran inisesuai dangan tuntutan demokrasi
dalam pendidikan.
3. Pembelajaran yang bermotivsi menuntut kreatifitas dan imajinasi guru
untuk bersungguh-sungguh mencari cara-cara yang sesuai guna
membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru
harusberusaha agar murid-muridnya memiliki self motivationyang
baik.
4. Berhasil atau tidaknyadalam membangkitkan dan menggunakan
motivasi dalam pengajaran erat hubungannyadengan pengaturan
disiplin dalam kelas. Jika gagalakan berdampaktimbulnya masalah
disiplindidalam kelas.
5. Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral daripada
asasdalammengajar,penggunaan motivasi dalam mengajar bukan
35

saja melengkapi prosedur mengajar tetapi akanmenjadi faktor yang


menentukan pembelajaranyanglebih efektif, asas motivasi sangat
esensialdalam proses belajar mengajar.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan motivasi


belajar mengandung nilai-nilai yaitu motivasi menentukan tingkat
keberasilan, pembelajaran bermotivasi hakikatnya adalah pengajaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan, pembelajaran bermotivasi harus
kreatif dan imajinatif, kegagalan menimbulkan disiplin, dan asas motivasi
menjadi salah satu bagian yang integral.

8. Pentingnya Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Menurut


Nana Syaodih Sukmadimata (2010), “motivasi mempunyai dua fungsi,
yaitu mengarah (directional function) serta mengaktifkan dan
meningkatkan kegiatan (activating and energizing function)”.Menurut
Dimyati Mudjiono (2015), motivasi belajar penting bagi siswa dan
guru.Bagi siswa, pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1. Menyadarkan siswapada awal belajar, proses dan hasil akhir


2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajarsiswa, yang
dibandingkan dengan teman sebaya.
3. Mengarahkan kegiatan belajarsiswa
4. Membesarkan semangat belajarsiswa
5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian
bekerjayang di sela-selanya ada istirahat danbemainsecara
berkesinambungan.

Dari beberapa hal diatas menunjukan betapapentingnya motivasi belajar


tersebut disadari oleh siswa. Bila motivasi belajar disadari oleh siswa,
maka siswa akanbelajar dengan baiksehingga akan meningkatkan
prestasi belajar. Dengan demikian dalam proses pembelajaran guru
berperan besar mengupayakanmeningkatkan motivasi belajar. Guru
dapat menumbuhkan motivasi belajar seperti yang diungkapkan pada
kajian teori yaitu memberi angka, hadiah, kompetisi, ego-involvement,
36

memberi ulangan, mengetahui hasil ujian, hukuman, hasrat untuk


belajar, minat, dan tujuan yang diakui.

E. Penelitian Terkait

Paramita Dewi, “Hubungan Kecerdasan Emosi Dan Motivasin


Belajar Dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas V Sd Negeri Se-
Kecamatan Klaten Tengah Tahun2014” Penelitian Ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD se-
Kecamatan Klaten Tengah yang telah diambil secara random sampling
dengan jumlah siswa 233 orang. Instrumen yang digunakan berupa skala.
Uji validitas instrumen menggunakan expert judgmentdan uji reliabilitas
dengan menggunakan koefisien alpha cronbach. Adapun analisis data
penelitian ini menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian diketahui
bahwa ada hubungan yang positif antara kecerdasan emosi dan motivasi
belajar dengan kemandirian belajar dengan nilai F hitung sebesar 394,407
(p=0,000). Dari hasil penelitian diketahui pula dalam variabel kecerdasan
emosi, aspek mengelola emosi memiliki nilai prediksi paling besar terhadap
kemandirian belajar (Beta=0,428, p=0,000), sedangkan dalam variabel
motivasi belajar aspek tekun dalam belajar memiliki prediksi paling besar
terhadap kemandirian belajar (Beta=0,330, p=0,000).

Ilham Rahayu Ulum, “Hubungan Kecerdasan Emosional Dan


Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Pkn Kelas II Tahun 2015”
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, desain penelitian
korelasional. Populasi sebanyak 187siswa. Teknik pengambilan sampel
menggunakan Proposionate Stratified Random Sampling, diperoleh sampel
126 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, angket,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis
deskripstif, teknik analisis korelasi sederhana dan teknik analisis korelasi
ganda. Hasil analisis deskriptif menunjukkan kecerdasan emosional,
motivasi belajar dan hasil belajar PKn dalam kategori sedang. Hasil analisis
korelasi menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara kecerdasan
emosional terhadap hasil belajar PKn. Motivasi belajar mempunyai
hubungan sangat kuat terhadap hasil belajar PKn. Kecerdasan emosional
37

dan motivasi belajar secara bersama-sama berhubungan terhadap hasil


belajar PKn dalam kategori sangat kuat. Simpulan penelitian ini terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar PKn siswa kelasII SD Gugus
Gajahmada Kecamatan Gajahmungkur
Kota Semarang.

Yusadewa Estu Ramadha, ” Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan


Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sd Muhammadiyah 10
Tipes Surakarta Tahun 2016” Penelitian ini termasuk jenispenelitian
kuantitatif dengan desain ex-posfacto. Populasi penelitian ini adalah siswa
kelas (IV, V, VI) SD Muhammadiyah 10 TipesSurakarta. Teknik sampling
menggunakan stratified proportional random sampling. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisis
data menggunakan regresi berganda. Berdasarkan hasil hitung diperoleh
persamaanregresi: Y = 41,345+ 0,247 + 0,197. Hasil uji t kecerdasan
emosional diperoleh thitung2,550> 2,018dan motivasi belajar diperoleh
thitung2,692> 2,018. hasil uji F diperoleh Fhitung19,595> 3,23.
Berdasarkanhasil analisis dapat disimpulkan bahwa: 1) ada pengaruh
kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah
10 Tipes Surakarta tahun 2015/2016. 2) ada pengaruh motivasi belajar
terhadap prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta
tahun 2015/2016. 3) ada pengaruh kecerdasan emosional dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah 10 Tipes
Surakarta tahun 2015/2016. Variabel kecerdasan emosional memberikan
sumbangan efektif sebesar 23,6% dan variabel motivasi belajar sebesar
25,3%. Sehingga total sumbangan efektif yang diberikan kedua variabel
adalah 48,9%, sedangkan 51,1% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak ditelit
38
39

F. KERANGKA TEORI

Skema kerangka berpikir ditunjukkan pada gambar di bawah ini


Kecerdasanadalah kemampuan Motivasi belajar adalah
untuk memecahkan atau suatu kekuatan atau dorongan
menciptakan sesuatu yang bernilai dalam diri individu yang
bagi budaya tertentu. Sedangkan membuat individu tersebut
kecerdasan terdiri dari tiga bergerak, bertindak untuk
komponen yaitu: kemampuan memenuhi kebutuhan dan
mengarahkan pikiran dan tindakan, mencapai tujuannya yaitu
kemampuan mengubah arah melakukan perubahan perilaku
tindakan jiak tindakan tersebut telah berdasar pengalaman dengan
dilakukan, dan kemampuan serangkaian kegiatan misalnya
mengkritik diri sendiri. (Efendi, dengan membaca, mengamati,
2015). mendengarkan, meniru dan lain
sebagainya

Faktor-Faktor yang Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Mempengaruhi Motivasi Belajar
Kecerdasan Emosi Anak
dipandemi Covid-19 1. Faktor ekternal
 Lingkungan kerja
1. perubahan jasmani  Tuntunan perkembangan
2. Perubahan pola interaksi
organisasi atau tugas
dengan orang tua
 Dorongan atau bimbingan
3. Perubahan pola interaksi
keluarga.
dengan temen sebaya
4. Perubahan pandangan 2. Faktro internal
luar  Pembawaan individu
5. Perubahan interaksi  Tingkat pendidikan
sekolah  Keinginanan atau harapan
6. Perubahan motivasi masa depan
belajar

DIMASA PANDEMI COVID-19

VIRUS CORONA
40

Sumber : (Suharsimi Arikunto, 2010, Hamalik, 2011, Mangkunegara, 2011)

KETERANGAN
= yang tidak diteliti

= yang diteliti

= yang mempengaruhi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik yang melekat pada populasi, bervariasi
antara satu orang dengan yang lainnya dan diteliti dalam suatu penelitian,
misalnya jenis kelamin, berat badan, indeks massa tubuh, kadar hemoglobin.
(Dharma, 2011).
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok lain (Notoatmodjo, 2010).
1. Variable bebas (Independent Variable)
Variabel independent (bebas) disebut juga variabel sebab, yaitu
karakteristik dari subjek yang dengan keberadaannya menyebabkan
perubahan pada variabel lainnya (Dharma, 2011).
Variabel independent (bebas) pada penelitian ini adalah Motivasi Belajar
Anak, Kecerdasan Emosional Anak
2. Variabel terikat (Dependent Variable)
Varibel dependent (terikat) adalah variabel akibat atau variabel
yang akan berubah akibat pengaruh atau perubahan yang terjadi pada
variabel independent (Dharma, 2011).

Variabel dependent (terikat) pada penelitian ini adalah dimasa pandemi


covid-19 saat belajar kelas 4 dan 5 di SDN Rejosari 03 mijen Demak.

B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis di dalam suatu penelitian adalah suatu jawaban atas
pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan dalam perencanaan penelitian
(Notoatmodjo, 2010).

Hipotesis penelitian yang digunakan adalah


Ha :Ada Hubungan Motivasi Belajar Anak Dengan Kecerdasan
Emosional anak masa pandemi covid-19 saat belajar kelas 4 dan 5 di SDN
Rejosari 03 Mijen Demak 2020 .

41
42

Ho :Tidak ada Hubungan Motivasi Belajar Anak Dengan Kecerdasan


Emosional anak masa pandemi covid-19 saat belajar kelas 4 dan 5 di SDN
Rejosari 03 Mijen Demak 2020.

A. Kerangka Konsep Penelitian


Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka kerangka konsep dapat
digambarkan sebagai berikut :

Variabel bebas (Independent) Variabel terikat (dependent)

Motivasi Belajar Anak Kecerdasan


Gambar 3.1
Emosional
Kerangka Konsep

C. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi, yaitu
bentuk penelitian yang mendeskripsikan serangkaian masalah
keperawatan yang terjadi pada kasus (Hidayat, 2010).
Pada penelitian ini akan mengkorelasikan Motivasi Belajar Anak Dengan
Kecerdasan Emosional anak Di masa pandemi Covid-19 saat belajar
kelas 4 dan 5 di SDN Rejosari 03 mijen Demak Tahun 2020.

2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data


Pendekatannya menggunakan rancangan penelitian Cross
Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran
atau observasi data variabel independen dan variabel dependen dinilai
secara stimultan pada suatu saat yaitu pada saat bersamaan (sekali
waktu ) antara faktor resiko dengan kasus (Hidayat, 2010). Dalam
penelitian ini peneliti ingin menggambarkan hubungan antara variabel
independen (Motivasi Belajar Anak) dengan variabel dependen (dengan
Kecerdasaan Emosional Di Masa Pandemi Covid-19 kelas 4 dan 5 yang
dilakukan di SDNRejosari 03 Mijen Demak tahun 2020.
43

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data penelitian kelas 4 dan


5 di i SDNRejosari 03 Mijen Demak, antara variabel independen
dengan dependen di rencanakan untuk diambil dalam waktu
bersamaan.

3. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif, yaitu menggunakan
kuesioner dan hasilnya berupa data dalam bentuk bilangan (numerik).
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
atau angket. Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan cara
memberikan daftar pertanyaan/ pernyataan tertulis dengan beberapa
pilihan jawaban kepada responden (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Hidayat (2010) pengumpulan data adalah proses
pengumpulan karakteristik responden yang diperlukan dalam suatu
penelitian. Data yang dikumpulkan meliputi ;
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat
pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi
yang dicari (Azwar, 2012). Langkah-langkah dalam pengambilan
data primer penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Meminta surat pengantar untuk melakukan pengumpulan data dari
pihak Universitas Muhammadiyah Kudus.
2) Menyampaikan surat pengantar dan meminta ijin untuk
pengambilan data kelas 4 dan 5 dari SDN Rejosari 03 Mijen
Demak.
3) Peneliti mendatangi langsung siswa dengan meminta bantuan dari
pihak sekolah untuk menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan
peneliti untuk menjadi responden.
4) Peneliti menyampaikan kuesioner kepada responden siswa –siswi
kelas 4 dan 5 SDNRejosari 03 Mijen Demak.
5) Kuesioner yang telah terisi kemudian dilakukan proses pengolahan
data pemberian coding, entry data, cleaning dan tabulasi
b. Data Sekunder
44

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya. Data
sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau laporan yang
telah tersedia (Azwar, 2012).
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan mencari data
kelas 4 dan 5 dari SDN Rejosari 03 Mijen Demak, berupa data
nama siswa siswi SDN Rejosari 03 mijen Demak.
Langkah-langkah pengumpulan data sekunder adalah sebagai berikut :
1) Menyampaikan surat permohonan ijin pengambilan data dan ijin
penelitian kepada kepala sekolah SDN Rejosari 03 Mijen Demak.
2) Peneliti menerima surat tembusan atau surat ijin dariSDN Rejosari
03 Mijen Demak,.
3) Peneliti mengambil data kelas 4 dan 5 berupa tinggi badan dan
berat badan serta melengkapi data yang dibutuhkan.

4. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Saryono, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa – siswi kelas 4 dan 5 di SD
Negeri Rejosari 03 Mijen Demak, jadi total keseluruhan populasi kelas 4
dan 5 adalah 50 siswa.
5. Sampel dan teknik sampling
a. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
mengunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono,
2010).
Berdasarkan sampel dalam penelitian ini dihitung
denganmenggunakan rumus solvin menurut ismail 2018:
45

N
n=
1+ N ( e2 )

Keterangan:

n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = taraf kesalahan

N
n=
1+ N ( e2 )
50
n=
1+ 50 ( 0,05 2 )
50
=
1+ 0,38
50
=
1,38
= 44
= 44

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 44 siswa-


siswi kelas 4 dan 5 SDN Rejosari 03 mijen demak.
Sampel diambil secara langsung pada saat peneltian dilakukan
dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi.

b. Prosedur Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
mengunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2010).
Teknik penentuan sampel (teknik sampling) adalah cara menentukan
sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan
dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat
penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representative
46

(Saryono, 2010). Pengambilan dalam sampel ini adalah secara total


sampling. Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sapel dengan
menetapkan kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian
(Sugiono,2016).
Adapun kriteria sampel sebagai berikut:

1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteriastik umum subjek
penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan
diteliti (Nursalam, 2010).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Siswa siswi di SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak
b. Bersedia menjadi responden dengan menandatangani
lembar persetujuan penelitian (informed consent).Kriteria Eksklusi
2) Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan
subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai
sebab (Saryono, 2010). Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah :
a) Siswa yang pada saat dilakukan penelitian tidak ada di tempat
b) Responden penelitian yang menolak/ membatalkan menjadi
responden.
c) Responden tidak mengisi kuesioner dengan benar atau tidak
Lengkap.
47

6. Definisi operasional variabel


Definisi operasional variabel adalah batasan yang digunakan untuk
membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati
atau diteliti (Notoadmojo, 2010).

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Skala Ukur Variabel

N Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


o Operasiona
l

1. Variabel perubahan Kuisioner Hasil Ordinal


bebas: energi dikategorikan:
dalam diri
Motivasi 1. Motivasi
seseorang
Belajar belajar baik
yang
Anak jika X Scor 8
ditandai
- 15
dengan
2. Motivasi
munculnya
Belajarkurang
“feeling”
baik jika X
dan
scor 1-7
didahului
dengan
tanggapan
terhadap
adanya
tujuan.
2. Variabel Kecerdasa Kuisioner 1. Kecerdasan Ordinal
terikat: n emosional
emosional baik jika X
Kecerdasa
merupakan Skor 8 -15
n
kemampua 2. Kecerdasan
48

Emosional n untuk emosioanal


anak memikirkan sedang jika
dan X Score 1 - 7
menggunak
an emosi
untuk
meningkatk
an
kemampua
n berpikir.

7. Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian


a. Instrumen penelitian

1. PenyusunanInstrumen

Pada dasarnya meneliti adalah mengukur suatu gejala


menggunakan instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2011)
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel
penelitian.
Jenis instrumen penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner dan tes. Dalam penelitian ini
ada tiga instrumen yang dibuat, yaitu instrumen untuk
mengukur motivasi belajar, kecerdasan emosional.

a. Instrumen Motivasi Belajar dan Kecerdasan Emosional

Skala pengukuran yang akan dipakai dalam penelitian ini


adalah Skala Likert. Skala pengukuran Likert dipilih untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi dari siswa mengenai
motivasi belajarnya. Selain itu, skala pengukuran Likert juga
49

dipilih untuk mengukur aspek pengenalan emosi, aspek


mengelola emosi, aspek memotivasi diri sendiri, aspek
mengenali emosi orang lain, dan aspek membina hubungan
dengan orang lain dari siswa mengenai kecerdasan
emosional. Instrumen penelitian yang menggunakan Skala
Likert ini dibuat dengan bentuk checklist. Jawaban dari setiap
soal mempunyai kategori dari sangat setuju sampai sangat
tidak setuju. Berikut penjelasan kategori dan skor
jawabankuesioner:

Tabel 3.2.
Kategori dan Skor Jawaban Kuesioner
Skor
Kategori
Pertanyaan Pertanyaan
Jawaban
Positif Negatif
YA 1 0
TIDAK 0 1

Kuesioner yang dibuat berupa pertanyaan-pertanyaan tertutup


yang disusun berdasarkan kisi-kisi motivasi belajar dan
kecerdasan emosional.
50

Tabel 3.3.
Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar

Nomor Soal Jumlah


Aspek Indikator
Positif Negatif Soal
Kemampuan mengenali
keadaan emosi
Kesadara diri sendiri 2 1 3
Kemampuan
n Diri
mengidentifikasi emosi
orang lain
Kemampuan Kemampuan dalam 1 2
Mengelola menangani, 3
Emosi memahami
dan mengolah emosi
Kemampuan dalam
menyalurkan emosi 1 1
Optimisme sebagai suatudorongan 2
(motivasi) untuk
mencapai tujuantertentu
Kepekaan terhadap 1
Empati perasaan orang lain 2 3

Keterampilan Kemampuan dalam 2 2


Sosial mengembangkan 4
kompetensi sosial

Jumlah Item soal 15


50

Tabel 3.4.

Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional

Nomor Soal Jumlah


Aspek Indikator
Soal
Positif Negatif

Kemampuan mengenali
keadaan emosi diri
KesadaraDi sendiri 1 2,3 3
Kemampuan
ri
mengidentifikasi emosi
orang lain
Kemampuan Kemampuan dalam 4,5 6
Mengelola menangani, memahami 3
Emosi dan mengolah emosi
Kemampuan dalam
menyalurkan emosi 7 8,9
Optimisme sebagai suatudorongan 3
(motivasi) untuk mencapai
tujuantertentu
Kepekaan terhadap
Empati perasaan orang lain 10, 11, 2

Keterampilan Kemampuan dalam 12, 13. 14, 15


Sosial mengembangkan 4
kompetensi sosial

Jumlah Item soal 15


51

2. PengujianInstrumen

Suatu alat ukur dikatakan sebagai

suatu alat ukur yang baik apabila telah memenuhi dua persyaratan
penting yaitu valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Sedangkan hasil
penelitian reliabel, bila terdapat kesamaan datadalam waktu yang
berbeda (Sugiyono, 2013). Maka perlu dilakukannya uji validitas dan
reliabilitas terhadap instrumen-intrumen yang akan digunakan dalam
penelitianini

1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
suatu instrumen (Arikunto, 2009) Uji validitas digunakan untuk mengetahui
instrumen tersebut valid. Valid artinya ketepatan mengukur variabel (Arikunto,
2010). Pengujian validitas kuesioner penelitian ini dilakukan melalui pengujian
validitas isi, yaitu menguji setiap butir 15 pernyataan dalam kuesioner. Cara
mengujinya, yaitu dengan menguji cobaan kuesioner pada responden lain yang
memiliki karakteristik hampir sama dengan responden yang diteliti. Jumlah
responden yang digunakan dalam uji validitas ini sebanyak 44 responden
(Notoadmodjo, 2010. Usia anak SD kelas 4 dan 5 yang memiliki karateristik
yang sama dengan responden yang digunakan sama dengan lokasi penelitian
yaitu berlokasi di Desa Mijen , Kecamatan Demak, Kabupaten Jawa Tengah . Uji
validitas dilakukan dengan bantuan program komputer. Validitas item soal
digunakan rumus korelasi product moment, dirumuskan sebagai berikut

n( ∑ XY )−( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
2 2 2 2
√[ n( ∑ X )−( ∑ X ) |n( ∑ Y )−(∑ Y ) ]

KETERANAGN
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi antara X dan Y
X : Pertanyaan nomor 1
52

Y : Skor total X
Y : Skor pernyataan nomor 1 dikali skor total
(Notoatmodjo 2018)

Hasil perhitungan tiap-tiap item dibandingkan dengan tabel nilai product


momen. Bila r Hitung lebih besar dari r tabel (0,514) pada taraf signifikasi 5%,
maka kuesioner dikatakan valid dan dapat dipakai untuk pengambilan data
penelitian. Namun jika sebaliknya jika r Hitung (0,514) maka pertanyaan
tersebut tidak valid, dan harus dikelurkan dari kuesioner (Riyanto, 2013).

Tabel 3.5.

Hasil Uji Validitas Kuesioner Motivasi Belajar Anak di SDN Rejosari 03


Mijen, Demak

Pertanyaan r- Hitung Perbandingan r product Keteranagn


moment
1 24,283 > 0,541 Valid
2 26,683 > 0,541 Valid
3 25,249 > 0,541 Valid
4 23,563 > 0,541 Valid
5 24,661 > 0,541 Valid
6 23,492 > 0,541 Valid
7 24,019 > 0,541 Valid
8 24,171 > 0,541 Valid
9 24,399 > 0,541 Valid
10 22,992 > 0,541 Valid
11 26,392 > 0,541 Valid
12 24,158 > 0,541 Valid
13 23,633 > 0,541 Valid
14 26,248 > 0,541 Valid
15 22,578 > 0,541 Valid
Sumber : olah Data SPSS
53

Tabel 3.6.
Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosional Anak di SDN Rejosari 03 Mijen
Demak

Pertanyaan r- Hitung Perbandingan r product Keteranagn


moment
1 12,777 > 0,541 Valid
2 12,945 > 0,541 Valid
3 13,202 > 0,541 Valid
4 11,230 > 0,541 Valid
5 12,255 > 0,541 Valid
6 13,645 > 0,541 Valid
7 11,324 > 0,541 Valid
8 12,406 > 0,541 Valid
9 11,959 > 0,541 Valid
10 12,712 > 0,541 Valid
11 12,344 > 0,541 Valid
12 12,564 > 0,541 Valid
13 11,969 > 0,541 Valid
14 12,062 > 0,541 Valid
15 12,978 > 0,541 Valid
Sumber : Olah Data SPSS
Berdasarkan Tabel 3.4 dan 3.5. dapat diketahui bahwa masing-masing
item memiliki r hitung lebih besar dari r Tabel dan bernilai positif.
Dengan demikian butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid.

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah Suatu indeks yang menunjukkkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam arti dapat
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetas asas
bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,
dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoadmodjo, 2018). Menurut
Santoso (2013) reliabilitas instrument menggunakan Alpha Cronbach. Tingkat
reliabilitas dengan metode Alpha cronbach diukur berdasarkan skala alpha
dengan membandingkan dengan nilai r tabel pada taraf signifikan 5%.
54

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat


pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Item tersebut dikatakan andal
(reliabel) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil. Untuk mengujinya dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach
(Sugiyono, 2010).
Penghitungan reabilitas hanya pada pertanyaan yang sudah memiliki
validitas. Penghitungan reabilitas dengan menggunakan rumus reabilitas
Alpha Cronbach (Sugiyono, 2010), sebagai berikut :

2
∑σb
r 11 =
k
[ ][
k−1
1−
V 2t ]
Keterangan :

r11 = reliabilitas instrument


k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ σ 2b = jumlah varian butir/item


2
V t = varian total

Instrument dinyatakan reliabilitas jika reliabilitas internal seluruh


instrument sama dengan atau lebih dari 0,60 sampai mendekati angaka satu
dan nilainya positif (Riyanto, 2013)

Tabel 3.7.
Hasil Uji Reliabilitas instrumen

Variabel Reliabilitiy Alpha Keterangan


Coeffiients
Motivasi Belajar 0,527 0,60 Reliabel
Kecerdasaan 0,134 0,60 Reliabel
Emosional dimasa
55

pandemi
Sumber : Olah Data SPSS

Berdasarkan table 3.6 dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki


nilai Cronbach Alpha > 0,60 dengan demikian dikatakan reliable.
Hasil Uji Validitas dan Realibilitas yang dilakuakan oleh penelitian untuk
kuesioner variabel independen (variabel bebas) yaitu Motivasi belajar yanng
dilakukan pada 15 Responden di SDN Karang Lincak Kragan Rembang.
Intrument ini dinyatakan reliabel jika Reliabilitas internal seluruh. Instrument
sama dengan atau lebih dari 0,60 sampai menekati angaka satu dan bernilai
positif.
Hasil Uji Validitas dan Realibilitas yang dilakuakan oleh penelitian untuk
kuesioner variabel Dependen (variabel terikat ) yaitu kecerdasan Emosioanal
anak dimassa pandemi covid-19 siswa dilakukan pada 15 Responden di SDN
Karang Lincak Kragan Rembang. Intrument ini dinyatakan reliabel jika
Reliabilitas internal seluruh. Instrument sama dengan atau lebih dari 0,60
sampai menekati angaka satu dan bernilai positif
2. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
a. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2018), Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan computer dengan program system pengolahan data komputer.
Adapun langkah-langkah pengolahan data dilakukan sebagai berikut :
1) Editing
Merupakan upaya untuk memeriksa/mengecek kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan pada tahap pengumpulan data
atau setelah data terkumpul. Peneliti akan memeriksa kebenaran atau kegiatan
pengecekan (isian kuesioner terisi semua/ tidak) dan kelengkapan data atau
setelah data terkumpul meliputi pemeriksaan akan kelengkapan pengisian
kuesioner, kejelasan jawaban, terbaca, jawaban relevan dengan pertanyaan,
dan kosentrasi antara jawaban-jawaban.
2) Coding (Pemberian Kode)
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka). Setelah semua
kuesioner diedit atau di sunting, selanjutnya dilakukan peng ”kodean” atau
“coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka
56

atau bilangan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pada saat analisa dan
juga pada saat memasukan data (data entry).
Untuk lembar kuesioner motivasi belajar
a. Kode 1 : motivasi belajar Baik
b. Kode 2 : motivasi belajar Tidak Baik
Untuk lembar kuesioner kecerdasan emosional anak belajar daring di masa
pandemi

a. Kode 1 : Kecerdasan Emosional Anak Belajar Daring Baik


b. Kode 2 : Kecerdasan Emosional Anak Belajar Daring Tidak Baik
3) Scoring (Penilaian)
Kegiatan melakukan scoring terhadap jawaban dari kuesioner. Pemberian skor
atau nilai pada jawaban pertanyaan yang telah diterapkan, penelitian ini
menggunakan skala ordinal.
a. Motivasi belajar , skor penilaian menggunakan skala likert sebagai berikut:
a) Nilai pertanyaan positif sebagai berikut :
1) Jawaban YA nilai 1
2) Jawaban TIDAK nilai 0
b) Nilai pertanyaan negatif sebagai berikut :
1) Jawaban YA nilai 1
2) Jawaban TIDAK nilai 0
Setelah data diperoleh dan di proses maka hasil penelitian akan menggambarkan
Kecedasan Emosional dan Motivasi Belajar yaitu :

1. Baik : 76-100%
2. Tidak Baik : <56%
b. Kecerdasan emosional anak belajar daring di masa pandemi, skor penilaiannya
sebagai berikut:
a) Menjawab pertanyaan Ya sebanyak 8-15
b) Menjawab pertanyaan TIDAK sebanyak 0-7
Setelah data diperoleh dan di proses maka hasil penelitian akan menggambarkan
kemampuan kognitif belajar daring di masa pandemi yaitu :
1. Baik : 53,3%
2. Tidak Baik : <53,3%
4) Processing (Memasukkan Data)
Processing atau memasukkan data setelah merubah data menjadi angka,
selanjutnya data dari kuesioner dimasukkan ke dalam program computer.
57

5) Cleaning (Pembersihan Data)


Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah
dimasukkan, untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode,
ketidaklengkapan, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

a. Analisa Data
Analisis data bertujuan memperoleh kesimpulan secara umum dari penelitian,
yang merupakan konstribusi dalam pengembangan ilmu yang bersangkutan. Hasil
penelitian diolah dengan menggunakan program komputer, dan selanjutnya akan
dilakukan analisa. Pengolahan dan Analisa data ini dilakukan dengan
menggunakan software SPSS (Notoatmodjo, 2018).
Analisis data suatu penelitian, biasanya melalui prosedur bertahap antara lain:
1) Analisa Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan
variabel penelitian yaitu baik variabel terikat dan variabel bebas, dimana dalam
penelitian ini hubungan motivasi belajar anak dengan kecerdasan emosional anak
belajar di masa pandemi kelas 4 – 5 SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak. Analisis
Univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteritik masing-
masing setiap variabel penelitian. Untuk data numerik digunakan nilai mean atau
rata – rata. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi
frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoadmodjo, 2018).
2) Analisa Bivariat
Analisa bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2018). Analisa bivariat dilakukan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ini hubungan motivasi belajar anak
dengan kecerdasan emosional anak belajar daring di masa pandemi siswa SD
Negeri Rejosari 03 Mijen Demak. Dalam analisa bivariat akan dilakukan uji yang
diolah secara statistik menggunakan program komputer dengan uji statistic Chi
Square.

x 2= ∑ ¿ ¿

Keterangan:
chi kuadrat/ chi square
f0= frekuensi observasi
fh = frekuensi harapan
Aturan yang berlaku pada Chi Square yaitu:
58

a) Bila pada tabel 2 x 2 dijumpai nilai expected (harapan) kurang dari 5, maka yang
digunakan “Fisher’s Exact Test”
b) Bila tabel 2 x 2 tidak ada nilai E < 5, maka uji yang dipakai sebaiknya “Continuity
Correction (a)”
c) Bila tabelnya lebih dari 2 x 2, misalnya 3 x 2, 3 x 3 dsb, maka digunakan uji
“Pearson Chi Square”
d) Uji “Likelihood Ratio” dan “Linear-by-Linear Assciation”, biasanya untuk
keperluan lebih spesifik, misalnya analisis stratifikasi pada bidang epidemiologi
dan juga untuk mengetahui hubungan linier dua variabel katagorik, sehingga
kedua jenis ini jarang digunakan.
e) Untuk mengetahui adanya nilai E kurang dari 5, dapat dilihat pada footnote b
dibawah kotak Chi Square Test, dan tertulis diatas nilainya 0 cell (0%) berarti
pada tabel silang diatas tidak ditemukan nilai E < 5.

Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan perilaku peneliti yang harus di penggang secara teguh
pada sikap ilmiah dan etika penelitian meskipun penelitian yang kita lakukan tidak
merugikan atau membahayakan bagi responden tetapi etika penelitian harus tetap
dilakukan.

Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti yaitu sebagai berikut
(Hidayat, 2014 ):

1. Informed consent adalah salah satu bentuk persetujuan yang telah diterima subjek
penelitian setelah mendapatkan keterangan yang jelas mengenai perlakuan dan
dampak yang timbul pada penelitian yang akan dilakukan. Informed consent ini
diberikan kepada responden sebelum dilakukan penelitian supaya responden
mengetahui maksud dan tujuan serta memahami dampak dari penelitian tersebut.
Saat responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar informed
consent tersebut. Apabila responden tidak bersedia, maka peneliti tidak boleh
memaksa dan harus menghormati keputusan dan hak responden yang ada di SD
Negeri Rejosari 03 Mijen Demak.

2. Anonymity (Tanpa Nama) Masalah etika responden yang memberikan jaminan


dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden atau
memakai nama inisial pada lembar kuesioner dan hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan dilaksanakan. Dalam
melakukan penelitian kita harus menghargai calon responden yang berada di SD
59

Negeri Rejosari 03 Mijen Demak, apabila responpen tidak mau namanya tertulis
kita bisa menggantinya dengan inisial saja, peneliti harus mengargai setiap
keputusan responden dalam pelaksanaan penelitian.

3. Confidentiality (Kerahasiaan) Masalah etika responden pada setiap penelitian di


berikan jaminan untuk menjaga kerahasiaan hasil penelitian, baik secara
informasi tertulis maupun tidak tertulis ataupun masalah lain yang terjadi saat
penelitian berlangsung. Sebagai peneliti kita harus menjaga kerahasiaan
penelitian semua informasi yang didapatkan dari responden yang berada di SD
Negeri Rejosari 03 Mijen Demak, yang telah dikumpulkan pada peneliti akan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang
dilaporkan pada hasil perhitungan data.

4. Justice and Inklusiveness (Keadilan dan Keterbukaan) Permasalahan etika


responden yang memberikan jaminan keadilan untuk setiap responden untuk
mendapatkan perlakuan yang sama tanpa membedakan gender, agama dan
etnis. Dalam melakukan penelitian kita harus menerapkan prinsip ini karena kita
tidak boleh memilih-milih calon responden, semuanya sama tidak dibeda-
bedakan. Sedangkan untuk keterbukaan peneliti memberikan jaminan untuk
lingkungan peneliti. Jaminan ini diberikan agar responden merasa nyaman dan
juga supaya dikondisikan sesuai situasi agar peneliti dapat menjelaskan prosedur
penelitian secara terbuka kepada responden yang ada di SD Negeri Rejosari 03
Mijen Demak.

BAB IV
HASIL PENELITIAN
60

Gambaran Umum Lokasi Penelitian


SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak secara geografis terletak di bagian
paling barat di dukuh Sidomulyo desa Rejosari Rt 001 Rw 004 Kecamatan Mijen
Kabupaten Demak. SD Negeri Rejosari 03 berdiri di atas organisasi
penyelenggara milik pemerintah dengan nomor SK: 421.2/005/31/51/1985 dan
bangunan sekolah milik sendiri luasnya 3 m2.

Adapun fasilitas yang tersedia di SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak


adalah: tersedianya 6 ruang kelas, ruang guru, ruang kantor, gedung
perpustakaan, gudang sekolah, gedung penjaga sekolah, terdapat toilet 3 dan
tersedianya 7 tempat cuci tangan yang di sediakan oleh sekolah. Di SD Negeri
Rejosari 03 Mijen Demak menggunakan kebijakan kurikulum 2013 dalam
kegiatan pembelajaran dan terdapat 6 guru pengajar, kepala sekolah, penjaga
sekolah serta komite sekolah.

Program yang tersedia di SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak dengan


mengikuti program anak sekolah dasar yaitu dengan biasakan mengkonsumsi
aneka ragam makanan pokok, batasi konsumsi panganan manis asin dan
berlemak, lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan ideal,
biasakan mengkonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi, biasakan
cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, biasakan sarapan pagi, biasakan
minum air putih yang cukup, dan program darurat seperti saat ini pihak sekolah
melakukan kegiatan belajar dengan daring (dalam jaringan) yang telah
ditetapkan oleh pemerintah dengan menetapkan kurikulum darurat (dalam
kondisi khusus).

Penelitian di mulai pada tanggal 26 April 2021 di SD Negeri Rejosari 03


Mijen Demak. Responden dalam penelitian ini sebanyak 44 siswa, penelitian ini
berjudul Hubungan Peran Keluarga Dengan Kemampuan Kognitif Belajar Daring
di Masa Pandemi Siswa SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak.

Setelah mendapatkan persetujuan dari kepala sekolah SD Negeri Rejosari


03 untuk melakukan penelitian, kemudian proses pengumpulan data yang di
lakukan oleh peneliti dengan menggunakan simple random sampling dengan
absensi siswa yang telah tersedia, saat dilakukanya penelitian program sekolah
menerapkan pergantian siswa masuk dan tidak masuk. Maka peneliti menemui
61

responden untuk menjelaskan dan memberikan informed consent (persetujuan


penelitian), Peneliti membagikan kuesioner kepada responden yang diisi
langsung tanpa ada paksaan dari siapapun dimulai dari absen 1-13 dari 2 kelas
tersebut. Selanjutnya sama seperti sebelumnya dilanjutkan dengan absen 14-26
kriterianya yang peneliti ambil sesuai pedoman kriteria inklusi, saat di lakukanya
pembagian siswa masuk sesuai absen siswa peneliti sangat terbantu.

Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SD Negeri Rejosari 03
Mijen Demak tahun 2021, maka dapat digambarkan karakteristik responden
sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Anak


Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Anak
Tahun 2021 (N=44)

Umur Anak Frekuensi (F) Presentase (%)

10 tahun 16 36.4
11 tahiun 28 63.6

Total 44 100.0

Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan sebagian besar responden berumur


11 tahun yaitu sebanyak 28 responden (63.6 %) dan responden berumur 10
tahun sebanyak 16 responden (36.4 %).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Table 4.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Anak Tahun 2021 (N=44)
62

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase %

Laki-laki 24 54.5

Perempuan 20 45.5

Total 44 100.0

Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.2 di atas bahwa jenis kelamin laki-laki 24 responden


(54.5%), kemudian jenis kelamin perempuan 20 responden (45.5%). Sebagian
besar responden berjenis kelamin laki-laki 24 responden (54.5%).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


a. Pekerjaan Ayah
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Ayah Tahun 2021 (N=44)

Pekerjaan Ayah Frekuensi Presentase %

Swasta 2 4.5

Buruh 8 18.2

Wiraswasta 24 54.5

Petani 10 22.7

Total 44 100.0

Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.3 di atas bahwa sebagian pekerjaan ayah adalah


wiraswasta dengan 24 responden (54.5 %) dan pekerjaan ayah adalah swasta
dengan 2 responden (4.5 %).

b. Pekerjaan Ibu
Tabel 4.4
63

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan


Ibu Tahun 2021 (N=44)

Pekerjaan Ibu Frekuensi Presentase %

Swasta 4 9.1

Buruh 8 18.2

Wiraswasta 15 34.1

Ibu Rumah
17 38.6
Tangga

Total 44 100.0

Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.4 di atas bahwa sebagian pekerjaan ibu adalah ibu
rumah tangga dengan 17 responden (38.6 %) dan pekerjaan ibu swasta dengan
4 responden (9.1 %).

Analisa Univariat
Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Motivasi belajar dengan
kecerdasan Emosional siswa di Masa Pandemi saat belajar kelas 4 dan 5 SD
Negeri Rejosari 03 Mijen Demak maka di dapatkan hasil sebagai berikut :

1. Motivasi Belajar
Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar kelas 4 dan 5 di SD Negeri Rejosari


03 Mijen Demak Tahun 2021 (N=44)

Peran
Frekuensi Presentase %
Keluarga

Baik 29 65,9

Kurang Baik 15 34,1

Total 44 100.0
64

Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat di simpulkan bahwa dari 44 responden


sebagian responden memiliki Motivasi Belajar dimasa pandemic sebanyak 29
responden (65,9%), kurang baik sebanyak 15 responden (34,1%).

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosional siswa kleas 4 dan 5 di Masa
Pandemi SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak Tahun 2021 (N=44)

Kemampuan
Kognitif Belajar Frekuensi Presentase %
Daring

Baik 20 40,0

Kurang Baik 22 60,0

Total 44 100.0

Sumber : Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat di simpulkan bahwa dari 44 responden


sebagian responden memiliki Kecerdasan Emosioanal di masa pandemic baik
sebanyak 20 responden (40,0 %), kurang baik sebanyak 22 responden (60.0
%).
65

Analisa Bivariat
1. Hubungan Motivasi Belajar dengan Kecerdasan Emosional siswa
kelas 4 dan 5 di Masa Pandemi SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak
Analisa bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Hubungan Motivasi Belajar dengan Kecerdasan Emosional siswa di Masa
Pandemi Siswa SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak untuk mengetahui
hipotesa di atas, maka diperlukan uji hipotesis melalui bantuan program
komputerisasi.

Setelah dilakukan uji hipotesis terdapat data sebagai berikut:

Tabel 4.7

Distribusi Hubungan Motivasi Belajar Dengan Kecerdasan Emosional


anak di Masa Pandemi Siswa kelas 4 dan 5 SD Negeri Rejosari 03
Mijen Demak Tahun 2021 (N=44)

Motivasi
Kecerdasa Motivasi Belajar O P
Total r
n Belajar Baik Kurang R Value
Emosional Baik
anak kelas N % N % N % 0,5 37, 0,000
4 dan 5 56 50
0

Baik 15 38,0 10 0,0 % 25 63,0


% %
66

Kurang 10 13,0 9 0,5 % 19 37.0


Baik % %

Jumlah 25 51,0 19 6,8 % 44 100,


% %

Sumber: Data Primer 2021

Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh hasil bahwa dari 25 kecerdasan


emosional anak di masa pandemi baik, ada motivasi belajar baik, dan dari 15
kecerdasan emosional anak dimasa pandemi kurang baik, ada 10 motivasi
belajar yang kurang baik, dari 19 kecerdasan Emosional anak di masa
pandemi kurang baik ada 10 motivasi belajar yang baik dan ada 9 motivasi
yang kurang baik.

Hasil uji statistik menggunakan Sperman’s Rho di peroleh nilai p value =


0,000 < 0,5 dan memiliki r (Correlatio Coefficient) sebesar 0,556 yang berada
di antara rentang r = 0, 41 - 0, 70 (korelasi kuat) dan memiliki arah hubungan
positif (searah) yang artinya dari dua variable tersebut dikatakan berkorelasi
apabila perubahan pada variabel yang satu akan diikuti perubahan variabel
yang lain secara teratur dengan arah yang sama maka disebut positif (searah).
Maka dapat di simpulkan bahwa ada hubungan motivasi Belajar dengan
kecerdasan emosional di masa pandemi siswa kelas 4 dan 5 SD Negeri
Rejosari 03 Mijen Demak.
67

BAB V
PEMBAHAS
a. Analisa Univariat
1. Motivasi Belajar
Berdasarkan analisis univariat tabel 4.5 dapat disimpulkan dari 44
responden, memiliki peran keluarga baik sebanyak 29 responden (65.9 %),
Motivasi belajar kurang baik sebanyak 15 responden (34.1 %). Dari data
tersebut dapat di simpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki
motivasi belajar yang baik. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar dengan kecerdasan emosional di masa pandemi siswa SD
Negeri Rejosari 03 dalam kategori baik sebanyak 29 responden (65.9 %).
Setelah di lakukan tabulasi silang, maka dilakukan analisis dengan
menggunakan spearmean rho dan di peroleh hasil p Value sebesar 0,000
< 0,005 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi, ada hubungan motivasi
belajar dengan kecerdasan emosional di masa pandemi siswa SD negeri
Rejosari 03 Mijen Demak.
Motivasi belajar sangat penting dibutuhkan seorang anak di SD
Negeri Rejosari 03 Mijen Demak, terutama seorang anak di saat situasi
68

darurat seperti pandemi yang mengharuskan anak belajar dari rumah atau
pemebelajaran jarak jauh seperti saat ini. Hal ini terlihat dari jawaban siswa
tentang “Apakah Anda Mengerjakan tugas-tugas selama pembelajaran
daring.” yang menunjukkan 16 siswa menyampaikan “iya” dalam
pertanyaan positif dengan jawaban iya yang bernilai 1.
Menurut hasil penelitian ada hubungan motivasi belajar dengan
kecerdasan emosional di masa pandemi siswa SD Negeri Rejosari 03
Mijen Demak. Motivasi belajar yang kurang baik akan menyebabkan anak
merasa tidak ada semanagat untuk belajar, tidak ada kepeduli terhadap
dirinya dan tugas yang diberikan oleh guru, tidak adanya rasa aman,
seharusya siswa memiliki motivasi belajar yang baik di usia anak sekolah.
Dalam hal ini motivasi belajar memiliki peranan sangat penting dalam
mencapai hasil pembelajaran siswa menjadi optimal, dengan demikian
motivasi dapat memberikan arahan dan kegiatan bagi siswa yang harus
dikerjakan dengan sesuai tujuan.
Masalah yang ditemukan dalam peran keluarga dengan kemampuan
kognitif belajar daring di masa pandemi siswa SD Negeri rejosari 03 Mijen
Demak adalah masih di dapatkan peran keluarga kurang baik sebanyak 5
responden (11.4 %) berdasarkan distribusi jawaban responden adalah
menjawab selalu pada pertanyaan negatif “apakah kamu selalu
diperingatkan terlebih dahulu ketika kamu diminta sesuatu hal”.

2. Kecerdasan Emosional dimasa pandemi


Berdasarkan analisis univariat tabel 4.6 dapat disimpulkan dari 44
responden di dapatkan hasil yang memiliki Kecerdasan Emosional dimasa
pandemi yang baik sebanyak 27 responden (60.0 %), Kecerdasan
Emosional dimasa pandemi yang kurang baik sebanyak 17 responden
(40.0 %). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
Emosional di masa pandemi siswa SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak,
sebagian besar responden kecerasan Emosional di masa pandemi baik
berjumlah 27 responden (60.0 %) dan dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa masih banyak yang mengalami kecerdasan Emosional di masa
pandemi kurang baik dengan presentase 17 responden (40.0 %)
keterbatasan fasilitas para siswa menjadikan salah satunya. .
69

Setelah di lakukan tabulasi silang, maka dilakukan analisis dengan


menggunakan spearmean rho dan di peroleh hasil p Value sebesar 0,000
< 0,005 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi, ada hubungan motivasi
belajar dengan kecerdasan Emosional di masa pandemi siswa SD negeri
Rejosari 03 Mijen Demak.
Kecerdasan Emosioanal merupakan aspek terpenting untuk menjadi
pedoman dalam proses pendidikan anak. Dalam keadaan normal belajar di
sekolah maupun di rumah memiliki tujuan pembelajaran yang sama. Hal ini
terlihat pada jawaban siswa tentang “Saya bertanya kepada guru saat tidak
memahami pelajaran daring (dalam jaringan)” yang menunjukkan 22 siswa
menyampaikan “iya ” dalam pertanyaan positif yang menunjukkan nilai 1
dari jawaban iya.
Menurut hasil penelitian motivasi belajar dengan kecerdasan
emosional di masa pandemi siswa SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak.
masih banyak yang mengalami kecerdasan emosioanal yang kurang baik
di masa pandemi presentase 15 responden (34.1 %). Menurut pendapat
peneliti, contohnya “apabila ada tugas kelompok saya tidak ikut
mengerjakan tugas daring tersebut” sedangkan tugas kelompok
seharusnya dikerjakan secara berkelompok bukan hanya satu orang saja.
Masalah yang ditemukan dalam motivasi belaja dengan kecerdasan
emoeional di masa pandemi siswa SD Negeri rejosari 03 Mijen Demak
adalah masih di dapatkan kecerdasan emosioanal di masa pandemi
kurang baik sebanyak 15 responden (34.4 %).

b. Analisa Bivariat
1. Hubungan Peran Keluarga dengan Kemampuan Kognitif Belajar
Daring di Masa Pandemi Siswa SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak
Berdasarkan hasil pada tabel 4.7 analisa motivasi belajar dengan
kecerdasan Emosioanl di masa pandemi siswa SD Negeri Rejosari 03
Mijen Demak dapat disimpulkan dari 44 responden, didapatkan hasil 19
responden (37.0 %) dan 25 responden (63,6 %) dengan motivasi belajar
baik. Dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa motivasi belajar dengan
70

kecerdbasan Emosional di masa pandemi sebagian responden sudah


memiliki motivasi belajar yang baik sebanyak 25 responden.
Setelah dilakukan tabulasi silang maka dilakukan analisis dengan
menggunakan Spearmean rho dan di peroleh hasil p Value sebesar 0,000
< 0,005 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima dan memiliki r (Correlatio
Coefficient) sebesar 0,556 yang berada di antara rentang r = 0, 41 - 0, 70
(korelasi kuat). Jadi ada hubungan motivasi belajar dengan kecerdasan
emosional di masa pandemi siswa SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak.
Kecerdasan Emosional seorang anak tidak serta merta tumbuh begitu
saja, akan tetapi dukukungan orang tua yang membuat anak tumbuh dan
berkembang sehingga anak dapat berinteraksi dengan keluarganya
terutama orang tuanya, penelitian ini dilakukan di SD Inpres Tempok
populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas 4-6 di SD Inpres Tempok
yang berjumlah 31 orang, tekning yang digunakan dalam penelitiannya
adalah total sampling dan instrument yang digunakanya menggunakan
kuesioner, dari hasil penelitianya di dapatkan kecerdaan emosioanal ringan
23 responden (76,7 %) dan P Value 0,025. Tingkat kemaknaan alfa (α)
yang digunakan yaitu 0,05 jadi p = 0,025 < 0,05 maka H0 ditolak dan
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara verbal abuse
dengan kecerdasan Emosioanal pada anak (Mamesah, 2018).
Menurut hasil penelitian kecerdasan emosional di masa pandemi
siswa SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak. Kecerdasan emosional siswa
dapat disimpulkan bahwa masih banyak yang mengalami kecerdasan
emosioanal di masa pandemi kurang baik dengan presentase 19
responden (34.1 %) keterbatasan fasilitas para siswa menjadikan salah
satunya.
Masalah yang ditemukan dalam perkembangan kognitif belajar dari di
masa pandemi siswa SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak berdasarkan
distribusi jawaban responden adalah:
a. Responden menjawab iya pada pertanyaan negatif pada
pertanyaan “apabila ada tugas kelompok saya tidak ikut
mengerjakan tugas daring tersebut?” sebanyak 5 responden (11,4
%)
71

b. Responden menjawab iya pada pertanyaan negatif pada


pertanyaan “Saya bertanya kepada guru saat tidak memahami
pelajaran daring (dalam jaringan)?” sebanyak 17 responden (38,6
%)

2. Keterbatasan Peneliti
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki banyak kekurangan dan
keterbatasan diantaranya adalah :
1. Dimasa pandemi Covid-19 ini sehingga penelitian dilakukan secara tatap
muka namun tetap menerapkan protokol kesehatan (mencuci tangan,
memakai masker dan menjaga jarak ) demi memutus rantai penyebaran
virus Covid-19.
2. Penelitian ini menggunakan instrument kuesioner, sehingga peneliti harus
melakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang peneliti
susun karena sebelumnya belum pernah uji validitas dan uji reliabilitas
3. Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner yaitu
kadang jawaban yang diberikan oleh responden tidak menunjukkan
keadaan yang sesungguhnya.
4. Saat dilakukanya penelitian peneliti menyesuaikan jadwal siswa, dalam
keadaan ini siswa yang masuk hanya sebagian lalu sebagian lagi hari
berikutnya.
72

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Motivasi belajar paling banyak didapatkan dalam katagori baik, dari 44
responden, 29 responden (65,9%) dengan peran keluarga baik.
2. Kecerdasan Emosioanal di masa pandemi siswa SD Negeri Rejosari 03
Mijen Demak dari 44 responden sebagaian responden memiliki
kecerdasan Emosioanal yang baik berjumlah 22 responden (60.0%). Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosioanal di masa
pandemi siswa SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak sebagian besar
responden memiliki motivasi belajar dengan kecerdasan emosioanal baik
yaitu sebanyak 28 responden (63,6%).
3. Ada hubungan antara motivasi belajar dengan kecerdasan Emosional di
masa pandemi siswa SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak dengan P value
sebesar (0,000) dengan r (0,556).
73

B. Saran
1. Bagi Penulis
Memberikan pengalaman bagi penulis dan diharapkan bagi penulis
selanjutnya menambahkan jumlah responden dan menggunakan analisa
multivariate untuk mengetahui factor-faktor yang berpengaruh dalam
meneliti kecerdasan Emosioanal di masa pandemi guna pencegahan dari
penyebaran Covid-19.

2. Bagi Masyarakat di desa Rejosari


Peneliti ini dapat di pakai sebagai informasi masyarakat, caranya
dengan memberikan pemahaman melalui platform media whatsapp grup
yang didalamnya terdapat orang tua wali murid di desa Rejosari.
Khususnya dalam memeberi motivasi orang tua dalam membimbing anak-
anaknya, tidak hanya pada saat pandemi ini terjadi, tetapi untuk
seterusnya .
3. Bagi Institusi Pendidikan (Universitas Muhammadiyah Kudus)
Hasil penelitian ini di sarankan untuk Universitas Muhammadiyah
Kudus sebagai dasar pemikiran untuk referensi mahasiswa yang akan
melakukan penelitian, sebagai bahan ajar baik oleh peneliti sendiri maupun
peneliti-peneliti yang lain. Sebagai tambahan materi bagi mahasiswa
keperawatan dan sebagai bentuk pengabdian ke mahasiswa dalam bentuk
penelitian.

4. Bagi Responden
Hasil penelitian ini disarankan bagi responden untuk menambah
pengetahuan bagi siswa siswi yang terkena dampak dari pandemi yang
menyebabkan pembelajaran menjadi terhambat, dalam penelitian ini
mengenai hubungan motivasi belajar dengan kecerasan emosional di
masa pandemi siswa SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak.
74

Anda mungkin juga menyukai