Anda di halaman 1dari 15

38

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik yang melekat pada populasi, bervariasi antara satu
orang dengan yang lainnya dan diteliti dalam suatu penelitian, misalnya jenis kelamin,
berat badan, indeks massa tubuh, kadar hemoglobin. (Dharma, 2011).
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain
(Notoatmodjo, 2010).
1. Variable bebas (Independent Variable)
Variabel independent (bebas) disebut juga variabel sebab, yaitu
karakteristik dari subjek yang dengan keberadaannya menyebabkan perubahan
pada variabel lainnya (Dharma, 2011).
Variabel independent (bebas) pada penelitian ini adalah Motivasi Belajar Anak
2. Variabel terikat (Dependent Variable)
Varibel dependent (terikat) adalah variabel akibat atau variabel yang akan
berubah akibat pengaruh atau perubahan yang terjadi pada variabel independent
(Dharma, 2011).
Variabel dependent (terikat) pada penelitian ini adalah Kecerdasan Emosional
Anak dimasa pandemi covid-19 di SDN Rejosari 03 mijen Demak.

B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis di dalam suatu penelitian adalah suatu jawaban atas pertanyaan
penelitian yang telah dirumuskan dalam perencanaan penelitian (Notoatmodjo,
2010).
Hipotesis penelitian yang digunakan adalah
Ha :Ada Hubungan Motivasi Belajar Anak Dengan Kecerdasan Emosional
anak masa pandemi covid-19 di SDN Rejosari 03 Mijen Demak 2020 .
.
Ho :Tidak ada Hubungan Motivasi Belajar Anak Dengan Kecerdasan
Emosional anak masa pandemi covid-19 di SDN Rejosari 03 Mijen Demak
2020.

C. Kerangka Konsep Penelitian


Berdasarkan kerangka teori yang ada, maka kerangka konsep dapat
digambarkan sebagai berikut :
39

Variabel bebas (Independent) Variabel terikat (dependent)

Motivasi Belajar Anak Kecerdasan


Emosional

Gambar 3.1
Kerangka Konsep

D. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi, yaitu bentuk
penelitian yang mendeskripsikan serangkaian masalah keperawatan yang terjadi
pada kasus (Hidayat, 2010).
Pada penelitian ini akan mengkorelasikan Motivasi Belajar Anak Dengan
Kecerdasan Emosional anak Di masa pandemi Covid-19 di SDN Rejosari 03
mijen Demak Tahun 2020.
2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data
Pendekatannya menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu
jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel
independen dan variabel dependen dinilai secara stimultan pada suatu saat yaitu
pada saat bersamaan (sekali waktu ) antara faktor resiko dengan kasus (Hidayat,
2010). Dalam penelitian ini peneliti ingin menggambarkan hubungan antara
variabel independen (Motivasi Belajar Anak) dengan variabel dependen (dengan
Kecerdasaan Emosional Di Masa Pandemi Covid-19 yang dilakukan di SDN
Rejosari 03 Mijen Demak tahun 2020.
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data penelitian di SDN Rejosari
03 Mijen Demak, antara variabel independen dengan dependen di rencanakan
untuk diambil dalam waktu bersamaan.
40
3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif, yaitu menggunakan
kuesioner dan hasilnya berupa data dalam bentuk bilangan (numerik). Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket.
Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan cara memberikan daftar
pertanyaan/ pernyataan tertulis dengan beberapa pilihan jawaban kepada
responden (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Hidayat (2010) pengumpulan data adalah proses pengumpulan
karakteristik responden yang diperlukan dalam suatu penelitian. Data yang
dikumpulkan meliputi ;
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung
pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar, 2012). Langkah-
langkah dalam pengambilan data primer penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Meminta surat pengantar untuk melakukan pengumpulan data dari pihak
Universitas Muhammadiyah Kudus.
2) Menyampaikan surat pengantar dan meminta ijin untuk pengambilan data
dari SDN Rejosari 03 Mijen Demak.
3) Peneliti mendatangi langsung siswa dengan meminta bantuan dari pihak
sekolah untuk menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan peneliti
untuk menjadi responden.
4) Peneliti menyampaikan kuesioner kepada responden siswa siswi SDN
Rejosari 03 Mijen Demak.
5) Kuesioner yang telah terisi kemudian dilakukan proses pengolahan data
pemberian coding, entry data, cleaning dan tabulasi
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya. Data sekunder biasanya
berwujud data dokumentasi atau laporan yang telah tersedia (Azwar, 2012).
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan mencari data dari
SDN Rejosari 03 Mijen Demak, berupa data nama siswa siswi SDN Rejosari
03 mijen Demak.
Langkah-langkah pengumpulan data sekunder adalah sebagai berikut :
1) Menyampaikan surat permohonan ijin pengambilan data dan ijin penelitian
kepada kepala sekolah SDN Rejosari 03 Mijen Demak.
2) Peneliti menerima surat tembusan atau surat ijin dari SDN Rejosari 03
Mijen Demak,.
3) Peneliti mengambil data berupa tinggi badan dan berat badan serta
melengkapi data yang dibutuhkan.
41
4. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Saryono, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa siswi di SD Negeri
Rejosari 03 Mijen Demak, jadi total keseluruhan populasi sekolah dasar adalah
152 siswa.

5. Sampel dan teknik sampling


a. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat mengunakan sampel yang diambil dari populasi itu
(Sugiyono, 2010).
Berdasarkan sampel dalam penelitian ini dihitung denganmenggunakan
rumus solvin menurut ismail 2018:
N
n=
1+ N ( e2 )

Keterangan:

n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = taraf kesalahan
N
n=
1+ N ( e2 )
152
n=
1+ 152 ( 0,0 52 )
152
= 1+ 0,38
152
= 1,38
= 57
= 57

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 57 siswa-siswi SDN


Rejosari 03 mijen demak.
Sampel diambil secara langsung pada saat peneltian dilakukan
dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi.

b. Prosedur Sampel
42
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat mengunakan sampel yang diambil dari populasi itu
(Sugiyono, 2010).
Teknik penentuan sampel (teknik sampling) adalah cara menentukan
sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan
sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat penyebaran
populasi agar diperoleh sampel yang representative (Saryono, 2010).
Pengambilan dalam sampel ini adalah secara total sampling. Purposive
sampling yaitu teknik pengambilan sapel dengan menetapkan kriteria tertentu
sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiono,2016).
Adapun kriteria sampel sebagai berikut:
1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteriastik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2010).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Siswa siswi di SD Negeri Rejosari 03 Mijen Demak
b. Bersedia menjadi responden dengan menandatangani lembar
persetujuan penelitian (informed consent).Kriteria Eksklusi
2) Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Saryono,
2010). Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah :
a) Siswa yang pada saat dilakukan penelitian tidak ada di tempat
b) Responden penelitian yang menolak/ membatalkan menjadi
responden.
c) Responden tidak mengisi kuesioner dengan benar atau tidak
Lengkap.

6. Definisi operasional variabel


Definisi operasional variabel adalah batasan yang digunakan untuk
membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau
diteliti (Notoadmojo, 2010).
43

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Skala Ukur Variabel


No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
1. Variabel perubahan Kuisioner Hasil Ordinal
bebas: energi dikategorikan:
Motivasi dalam diri 1. Motivasi baik
Belajar seseorang jika X Scor 4
Anak yang 2. Motivasi
ditandai sedang jika X
dengan score 3
munculnya 3. Motivasi jelek
“feeling” jika X score 2
dan 4. Motivasi
didahului sanagat jelek
dengan jika X score 1
tanggapan
terhadap
adanya
tujuan.
2. Variabel Kecerdasan Kuisioner 1. Kecerdasan Ordinal
terikat: emosional baik jika X
Kecerdasa merupakan Score 4
n kemampuan 2. Kecerdasan
Emosional untuk sedang jika
anak memikirkan X
dan Score 3
menggunak 3. Kecerdasan
an emosi jelek jika X
untuk Score 2
meningkatk 4. Kecerdasan
an sanagat jelek
kemampuan jika X
berpikir. Score 1

7. Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian


a. Instrumen penelitian

1. Penyusunan Instrumen
Pada dasarnya meneliti adalah mengukur suatu gejala menggunakan
instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2011) instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variabel penelitian.

Jenis instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini


adalah kuesioner dan tes. Dalam penelitian ini ada tiga instrumen yang
dibuat, yaitu instrumen untuk mengukur motivasi belajar, kecerdasan
emosional, dan hasil belajar siswa.
45
a. Instrumen Motivasi Belajar dan Kecerdasan Emosional
Skala pengukuran yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala
pengukuran Likert dipilih untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi dari siswa
mengenai motivasi belajarnya. Selain itu, skala pengukuran Likert juga dipilih untuk
mengukur aspek pengenalan emosi, aspek mengelola emosi, aspek memotivasi diri
sendiri, aspek mengenali emosi orang lain, dan aspek membina hubungan dengan
orang lain dari siswa mengenai kecerdasan emosional. Instrumen penelitian yang
menggunakan Skala Likert ini dibuat dengan bentuk checklist. Jawaban dari setiap soal
mempunyai kategori dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Berikut penjelasan
kategori dan skor jawaban kuesioner:

Tabel 3.1. Kategori dan Skor Jawaban Kuesioner


Skor
Kategori Jawaban
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
Kuesioner yang dibuat berupa pertanyaan-pertanyaan
tertutup yang disusun berdasarkan kisi-kisi motivasi belajar dan
kecerdasan emosional.

Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar


Nomor Soal Jumlah
Aspek Indikator
Positif Negatif Soal

Adanya pemenuhan
1,2 3 3
kebutuhan jasmani
Kebutuhan
fisiologis Adanya pemenuhan 5,6
kebutuhan rasa aman 4,
secara psikis 3
Adanya usaha
8,9
pemenuhan 7
kebutuhan 3
dasar untuk memulai
belajar
Adanya keinginan untuk
berprestasi/sukses 12
10,11
dalam belajar 2
Adanya usaha uuntuk
bertanggung jawab akan 13,14 15
tugas yang 3
Diberikannya
Jumlah Item soal 15
46

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional

Nomor Soal Jumlah


Aspek Indikator
Soal
Positif Negatif

Kemampuan mengenali
keadaan emosi
Kesadara diri sendiri 1 2,3 3
n Diri Kemampuan
mengidentifikasi emosi
orang lain
Kemampuan Kemampuan dalam 4,5 6
Mengelola menangani, 3
Emosi memahami
dan mengolah emosi
Kemampuan dalam
menyalurkan emosi 7 8,9
Optimisme sebagai suatu dorongan 2
(motivasi) untuk
mencapai tujuan tertentu
Kepekaan terhadap
Empati perasaan orang lain 10, 11, 2

Keterampilan Kemampuan dalam 12, 13. 14, 15


Sosial mengembangkan 4
kompetensi sosial

Jumlah Item soal 15

2. Pengujian Instrumen
Suatu alat ukur dikatakan sebagai suatu alat ukur yang baik apabila
telah memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Hasil
penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Sedangkan hasil penelitian reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda (Sugiyono, 2013). Maka perlu dilakukannya uji
validitas dan reliabilitas terhadap instrumen-intrumen yang akan
digunakan dalam penelitian ini

a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa itu yang diukur (Notoatmojdo, 2018). Untuk
mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur
apa yang hendak diukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skors
(nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors total kuesioner tersebut..
47
Menurut Sugiyono (2010), Validitas (keaslian) isi kuesioner adalah
berkaitan dengan permasalahan apakah instrument dapat mengukur
secara tepat sesuai yang akan diukur. Uji Validitas dalam penelitian ini
menggunakan uji Pearson Product Moment dengan rumus berikut :
n( ∑ XY )−( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
2 2 2 2
√[ n( ∑ X )−( ∑ X ) |n( ∑ Y )−(∑ Y ) ]
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi suatu butir/item
n = jumlah subyek
X = skor suatu butir/item
Y = skor total
Untuk mengetahui validitas yaitu bila r hitung (r person) ≥ r tabel
(0,444) yang artinya pertanyaan tersebut valid. Bila r hitung (r person) ≤ r
tabel (0,444) maka artinya pertanyaan tersebut tidak valid (Riwidikdo,
2010).
b. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Item tersebut dikatakan andal
(reliabel) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil. Untuk mengujinya dengan menggunakan teknik Alpha
Cronbach (Sugiyono, 2010).
Penghitungan reabilitas hanya pada pertanyaan yang sudah memiliki
validitas. Penghitungan reabilitas dengan menggunakan rumus reabilitas
Alpha Cronbach (Sugiyono, 2010), sebagai berikut :
2
∑σb
r 11 = [ ][
k
k−1
1−
V 2t ]
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ σ 2b = jumlah varian butir/item

V 2t = varian total

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa instrument reliable apabila


nilai alpha > 0,60.

Tabel 3.5. Tabel Koefisien Reliabilitas


Nilai Koefisien Keterangan
0,90¿r11≤1,00 Sangat Tinggi
0,70¿r11≤0,90 Tinggi
0,40¿r11≤ 0,70 Sedang
48
0,20¿r11≤ 0,40 Rendah
¿r11≤ 0,20 Sangat
rendah
Guilford (dalam Haris dan Jihad, 2013)

8. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data


a. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah


data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Salah satu
kegiatan dalam analisis data ialah melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2011). Analisis data dalam
penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap pertama analisis deskriptif
dan tahap kedua analisis korelasional.

Dari data penelitian, diperoleh hasil tiap-tiap tes yang ditampilkan dan
dideskripsikan dalam Statistik Deskriptif berupa :

a. Data mentah, berupa perolehan skor masing-masing tes dan


perolehan nilai secara keseluruhan.
b. Tabel frekuensi perolehan nilai tiap subjek.
c. Ukuran pemusatan data, yaitu mean (rata-rata), median (nilai tengah),
modus (nilai yang sering muncul), dan sum (jumlah nilai).
d. Ukuran penyebaran data, yaitu standar deviasi, variansi, range
(jangkauan), nilai minimum, dan nilai maksimum.
e. Serta penyajian data melalui Histogram.

b. Analisis data motivasi Belajar


Data motivasi belajar siswa dianalisis dan diperoleh dari lembar
kuesioner yang telah diberikan dan dijawab oleh setiap siswa yang hadir
dalam waktu pengambilan data. Nilai motivasi belajar siswa adalah jumlah
skor total yang diperoleh dari lembar kuesioner yang diberikan. Untuk
memudahkan dalam membaca data motivasi belajar siswa siswi SDN
Rejosari 03 Mijen Demak, selanjutnya skor yang diperoleh oleh masing-
masing siswa-siswi dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu 1.
Motivasi baik, 2. Motivasi sedang ,3. Motivasi jelek , 4. Motivasi sanagat
jelek .

3. Analisis data kecerdasan emosional


Data kecerdasan emosional siswa dianalisis dan diperoleh dari
lembar kuesioner yang telah diberikan dan dijawab oleh setiap siswa
49
yang hadir dalam waktu pengambilan data. Data tersebut digunakan
untuk mengukur seberapa besar tingkat kecerdasan emosional yang
dimiliki siswa. Nilai kecerdasan emosional siswa adalah jumlah skor total
yang diperoleh dari lembar kuesioner yang diberikan. Untuk memudahkan
dalam membaca data motivasi belajar siswa siswi SDN Rejosari Mijen
Demak, , selanjutnya skor yang diperoleh oleh masing-masing siswa-
siswi dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu 1. Kecerdasan baik,
2. Kecerdasan sedang ,3. kecerdasan jelek , 4. Kecerdasan sanagat
jelek .
Tabel 3.7. Tabel Kategorisasi Kecerdasan Emosional

Interval Kategori
X> (M + 1,8 SD) Sangat Tinggi
(M + 0,6SD) < X ≤ (M + 1,8SD) Tinggi
(M − 0,6SD) < X ≤ (M + 0,6SD) Sedang
(M − 1,8SD) < X ≤ (M − 0,6SD) Rendah
X ≤ (M − 1,8 SD) Sangat
Rendah
Keterangan:

M = Mean ideal = 0,5 × (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) SD = SD

ideal = 0,167 × (skor maksimal ideal − skor minimal ideal) (Fariz Achmad

Haryono, 2012, online)

4. Analisis Korelasi
Analisis korelasi dilakukan untuk melihat dan menarik kesimpulan
hubungan/korelasi antara motivasi belajar siswa dan kecerdasan emosional
siswa terhadap siswa-siswi. Berikut merupakan langkah-langkah penarikan
kesimpulan:
a. Untuk melakukan analisis korelasi, diperlukan uji normalitas data hasil
penelitan. Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data hasil
penelitian normal atau tidak. Pengujian normalitas ini menggunakan analisis
P-P plot. P-P plot merupakan analisis plot grafik probabilitas secara umum
yang digunakan untuk menentapkan apakah distribusi suatu variabel
tertentu sesuai dengan variabel yang telah di tetapkan. Apabila scatter plot
mengikuti garis linear maka dapat disimpulkan bahwa data yang diuji
berdistribusi normal.

b. Jika data berdistribusi normal, maka dapat dilanjutkan menggunakan


uji koefisien korelasi Product Moment Pearson dan uji korelasi ganda. Bila
terdapat data yang tidak berdistribusi normal maka uji yang akan digunakan
adalah uji korelasi Spearman Rank.
ρ ∑ xy
xy=
√ ∑ x 2 y2

Keterangan:

Pxy = koefisien korelasi antara x dan y

x = nilai x ke-i

y = nilai y ke-i

Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan


hubungan antara dua variabel itu, maka dapat digunakan pedoman sebagai berikut (Sugiyono,
2011
Bila dalam perhitungan koefisien korelasi sekaligus akan menghitung
persamaan regresi (analisis yang digunakan untuk empredidksi seberapa
jauh perubahan variabel terikat jika variabel bebasnya dinaikkan/diturunkan
dengan nilai tertentu), maka dapat digunakan rumus:

ρ N ∑ xi y i
xy= ¿
2 2 2
√ {N ∑ xi − ( ∑ x i ¿ } { N ∑ y i −¿¿¿

Keterangan:
Pxy = koefisien kolerasi antara x dan y
n = banyaknya nilai
xi = nilai x ke-i
yi = nilai y ke-i
(Sugiyono, 2011)

Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan


hubungan antara dua variabel itu, maka dapat digunakan pedoman
sebagai berikut (Sugiyono, 2011)

Tabel 3.9. Tabel Pedoman Interpretasi koefisien korelasi


Interval koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Nilai r ini bisa bertanda positif, tetapi juga bisa negatif. Berikut adalah
interpretasi dari tanda pada koefisien korelasi.

a. Jika nilai koefisien korelasi bertanda (+) positif, maka hubungannya


adalah berbanding lurus. Artinya, semakin besar nilai variabel x,
maka semakin besar pula nilai variabel y atau semakin kecil nilai
variabel x maka semakin kecil pula nilai variabel y.
b. Jika nilai koefisien korelasi bertanda (–) negatif, maka hubungannya
adalah berbanding terbalik. Artinya semakin besar nilai variabel x,
maka semakin kecil nilai variabel y atau semakin kecil nilai variabel x,
maka semakin besar nilai variabel y.
c. Jika nilai koefisien korelasi sama dengan 0, artinya tidak ada
hubungan sama sekali antara variabel x dan variabel y.
E. Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menekankan masalah etika meliputi :
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan informed consent adalah
agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetaui dampaknya. Jika subjek
bersedia maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, jika responden tidak
bersedia maka peneliti harus menghormati hak pasien (Hidayat, 2012).
2. Anonymity (tanpa nama)
Masalah etika penelitian merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau tidak mencantumkan
nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data (Hidayat, 2012).
3. Confidentiality (kerahasiaan).
Masalah etika penelitian ini dengan maksud memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang
telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu
yang akan dilapokan pada hasil riset (Hidayat, 2012).

Anda mungkin juga menyukai