Anda di halaman 1dari 22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Metode penelitian ini meliputi: rancangan penelitian, paradigma

penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel

penelitian, pengumpulan data, prosedur penelitian, pengolahan data dan

analisis data, etika penelitian, lokasi dan waktu penelitian.

1. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan

hubungan antara variabel yang akan diteliti (Sugiyono, 2012). Konsep

paradigma penelitian dalam penelitian ini yaitu kuisioner dengan remaja anak

sekolah korban bulying.

Remaja yang dalam bahasa berasal dari bahasa latin adolescere

yang artinya ‘’tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan’’.

Adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan

mental, emosional, sosial, dan fisik (Asrori, 2014). Dalam perkembangan

sosial remaja, terjadi perubahan dari memisahkan diri dengan orang tua

kearah teman-teman sebayanya karena remaja lebih banyak bersosialisasi

dengan teman sebayanya terutama disekolah. Sekolah sangat berpengaruh

dalam mencerdaskan generasi generasi muda. Tak hanya menciptakan

generasi yang baik, ternyata sekolah juga bisa menjadi tempat terjadinya
kekerasan. Salah satu kekerasan yang banyak terjadi di lingkungan sekolah

saat ini adalah ​bullying.

Bullying dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penindasan,

perundungan, Perisakan, atau pengintimidasian yang merupakan perilaku

agresif dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap orang-orang atau

kelompok lain yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara menyakiti

secara fisik maupun mental (Sufriani, Sari 2017).

Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan ​Bullying ini.

akibatnya, anak-anak sebagai pelaku ​bullying akan mendapatkan penguatan

terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain.

bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah sering

memberikan masukan negatif pada siswanya,Misalnya berupa hukuman

yang tidak membangun sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai

dan menghormati antar sesama anggota sekolah. ​(Zakiyah, et al 2017)

Kecemasan adalah suatu perasaan khawatir, tidak tenang dan

ketakutan yang tidak diketahui dimana hal ini berpengaruh juga pada

respons fisik dan perilakunya (Susanto, 2018).

Variable Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konsep


2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian menggunakan rancangan ​survey analitik

dengan pendekatan ​cross sectional yaitu peneliti penelaah hubungan antara

dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek, yang bertujuan

untuk melihat hubungan antara gejala yang lain atau variabel yang satu

dengan yang lain, dengan cara pengambilan atau pengumpulan data dalam

penelitian ini dilakukan secara sekali saja pada suatu waktu (​One point time

approach​) (Notoatmodjo, 2010). ​Tujuan rancangan penelitian ini adalah

untuk mengetahui Hubungan Tindakan Bullying Dengan Tingkat Kecemasan

Pada Remaja Kelas VII dan VIII SMPN 2 Cimahi.

3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu jawaban atau dugaan sementara terhadap

suatu rumusan masalah yang berlandaskan pada teori yang masih di uji

kebenarannya. Hipotesis bertujuan sebagai acuan dalam menentukan

langkah selanjutnya dalam penelitian, agar dapat membuat kesimpulan

terhadap penelitian yang dilakukannya. (Notoatmodjo 2010, Dharma 2011,

Dahlan 2012, Nursalam 2014, Widiasworo, 2019). Terdapat dua Jenis

Hipotesis Yaitu:

a. Ha (Hipotesis Alternatif) :

Ada hubungan antara Tindakan Bullying Dengan Tingkat Kecemasan pada

Remaja Kelas VII dan VIII di SMPN 2 Cimahi.

b. Ho (Hipotesis nol) :
Tidak ada hubungan antara Tindakan Bullying Dengan Tingkat Kecemasan pada

Remaja Kelas VII dan VIII di SMPN 2 Cimahi.

4. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu sifat atau nilai dari orang atau objek atau kegiatan

yang mempunyai variasi atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Notoatmodjo, 2012). Dalam

penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel bebas (​Variabel Independen)​

Varibel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain, artinya

apabila variabel independen berubah maka akan mengakibatkan

perubahan variebel lain (Riyanto, 2011). Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah Tindakan Bullying

b. Variabel terikat (​Variabel Dependen)​

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain,

artinya variabel dependen berubah akibat perubahan pada variabel

independen (Riyanto, 2011). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

Tingkat Kecemasan.

5. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti


untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

objek atau fenomena (Hidayat, 2014).

Tabel Definisi Operasional

Variabel Definisi efinisi Oprasional lat Ukur Hasil Ukur kala


Konseptual

ng ng​ merupakan perilaku perilaku disengaja, oner h:1 al


agresif dilakukan kasar dan agresif baik
pernah : 0
oleh seseorang atau secara verbal, fisik
kelompok terhadap maupun di media
orang-orang atau sosial dan dilakukan
kelompok lain yang berulang-ulang oleh
dilakukan secara seseorang atau
berulang-ulang sekelompok orang
dengan cara yang merasa
menyakiti secara berkuasa terhadap
fisik maupun mental orang yang lemah.
(Prasetyo,2011)

at masan adalah suatu perasaan yang dapat oner ada kecemasan : < 14 al
perasaan khawatir, menimbulkan
masan tidak tenang dan perasaan tidak masan ringan : 14-20
ketakutan yang tidak nyaman , merasa
masan sedang : 21-27
diketahui dimana hal terancam, gelisah dan
masan berat : 28-41
ini berpengaruh juga ketakutan akan
pada respons fisik sesuatu hal. masan berat sekali :
dan perilakunya
42-56
(Susanto,2018)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang memilki kualitas atau karakteristik tertentu yang diterapkan

oleh peneliti untuk dipelajajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Notoatmodjo, 2010). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah siswa-siswi SMPN 2 Cimahi kelas VII dan VIII sebanyak 901 siswa

yang terdiri dari 24 kelas.

2. Sampel

Sampel Adalah bagian dari populasi yang mewakili seluruh

populasi dan mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang diambil

sebagai sumber data yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam

penelitian ini adalah siswa-siswi SMPN 2 Cimahi kelas VII dan VIII,

penelitian ini tidak mengambil kelas IX dikarenakan sedang mengahadapi


Ujian Nasional (UN). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan ​Stratified Random Sampling (acak bertingkat) yang

merupakan metode pemilihan sampel yang dilakukan dengan populasi

yang akan dijadikan sampel bersifat heterogen sehingga perlu

dikelompokan yang kemudian sampel dipilih secara acak dari kelompok

yang heterogen tersebut (Pamungkas, 2012; Nursalam,2014).

3. Besar sampel

Menghitung besar sampel sangat penting untuk menentukan sampel

dalam suatu penelitian agar menghasilkan sampel yang representative

(Dahlan, 2012; Notoatmodjo, 2012; Nursalam 2014).

Untuk mendapatkan jumlah sampel ( n ) dalam populasi maka rumus

yang digunakan adalah rumus Slovin sebagai berikut (Nugraheni & Mauliku,

2011):

n= N
N .(d)2 +1

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi (901 orang)

d​ = tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05)


Berdasarkan rumus tersebut maka perhitungan untuk jumlah sampel yang

dibutuhkan yaitu sebagai berikut :

n= N
N .(d)2 +1

n= 901
1+(901.0,052 ))

n= 901
1+(901.0,0025))

n= 901
(1+2,2525)

n = 277, 0176

Berdasarkan teknik pengambilan sampel di atas, maka besarnya

sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII dan VIII SMPN 2

Cimahi berjumlah 277 orang.

C. Pengumpulan Data

1. Tekhnik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data secara tepat, sehingga data yang

benar-benar valid dan reliabel (Notoatmodjo, 2010).

Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah

metode pengambilan data primer dan kuesioner . data primer merupakan

data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan

angket atau kuesioner (untuk Tindakan Bullying, dan Kecemasan). Langkah

pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Langkah awal adalah peneliti melakukan perizinan kepada institusi terkait

sebagai izin melakukan penelitian. Setelah mendapatkan perizinan,


kemudian peneliti akan mendatangi sekolah dan meminta izin pada kepala

sekolah dan memberikan penjelasan, maksud, dan tujuan peneliti

melakukan penelitian ini.

b. Setelah mendapatkan izin dari sekolah, langkah pertama yang peneliti

lakukan adalah akan mendatangi setiap kelas untuk menentukan subjek

penelitian. Peneliti memperkenalkan diri, meminta kesediaan waktunya

dan menjelaskan tujuan peneliti.

c. Setelah menjelaskan tujuan, peneliti akan melakukan pengocokan sampel

dan mendapatkan subjek penelitian. Kemudian, peneliti akan menjelaskan

etika atau ketentuan dalam penelitian, waktu, tujuan, manfaat dan

prosedur pelaksanaan penelitin kepada calon responden.

d. Setelah itu, peneliti akan melakukan ​inform concent kepada responden,

dan meminta responden untuk mengisi dan mendatangani ​inform concent​,

sebagai tanda ketersediaan responden menjadi sampel penelitian

e. Subjek yang bersedia menjadi responden langsung menandatangani

inform concent.

f. Setelah peneliti membagikan kuesioner, kemudiaan peneliti akan

menjelaskan proses atau cara serta petunjuk pengisian soal kuesioner

serta menghimbau siswa untuk tidak bekerja dengan tim yang lain dan

setiap isi lembar kuesioner bersifat rahasia, responden diminta untuk tidak

memberi identitas nama untuk menjaga privacy responden.


g. Selama pengisian kuesioner, peneliti akan mendampingi langsung

responden agar dapat menjelaskan pertanyaan kuesioner yang tidak

dimengerti oleh responden. Pengambilan data dilakukan dengan mengisi

lengkap kuesioner yang telah disediakan.

h. Responden akan diminta mengisi kuesioner yang telah disediakan dengan

memberikan tanda ceklis pada kolom jawaban yang sesuai.

i. Peneliti akan mengingatkan responden untuk bertanya jika dan

pertanyaan dari kuesioner yang tidak dimengerti, dan setelah responden

selesai mengisi semua pernyataan maka semua kuesioner dikumpulkan.

j. Peneliti akan memberikan kesempatan kepada responden untuk betanya

jika ada pertanyaan dari kuesioner yang tidak dimengerti, dan setelah

responden selesai mengisi semua kuesioner dikumpulkan.

k. Selanjutnya peneliti akan memeriksa kembali kelengkapan jawaban dari

kuesioner yang telah diisi dikumpulkan dan dicek kelengkapannya untuk

diolah dan dianalisis.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa dan menyelidiki suatu masalah,atau

mengumpulkan, mengolah menganalisis dan menyajikan data-data secara

sistematis secara objektif dengan tujuan untuk menguji sesuatu hipotesis

(Dahlan, 2010; Nursalam , 2014; Widiasworo 2019). Pada penelitian ini,

instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan pada remaja


menggunakan kuisoner khusus tingkat kecemasan (Kusumawati , Hartono

2011).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

instrumen bullying menggunakan kuesioner dan diukur dengan skala

Guttman. Skala Guttman merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten

seperti jawaban benar - salah, ya-tidak, pernah - tidak pernah, positif -

negatif, tinggi-rendah, serta baik dan buruk. Pada skala guttman ini pada

umumnya pilihan jawabannya dibuat seperti checklist (√) dengan interpretasi

penilaian, apabila skornya benar nilainya 1 dan jika skornya salah maka

nilainya 0.

Instrumen alat ukur kecemasan menggunakan Skala HRS-A (​Hamillton

Rating Scale Anxiety)​ . Instrumen yang digunakan dilakukan dengan cara

responden hanya memberi tanda checklist (√). Alat ukur ini terdiri dari 14

komponen yang masing-masing komponen dirinci lagi dengan gejala-gejala

yang lebih spesifik. Masing-masing gejala komponen diberi penilaian score

antara 0-4. (Kusumawati , Hartono 2011).

Skala HARS-A diberi menjadi 5 tingkatan kecemasan, yaitu ;

< 14 = Tidak ada kecemasan

14-20 = Kecemasan ringan

21-27 = Kecemasan sedang

28-41 = Kecemasan berat

42-56 = Kecemasan berat sekali


3. Uji instrumen penelitian

a. Uji Validitas

Uji validitas ditujukan untuk menunjukan ketepatan pengukuran suatu

instrumen, artinya suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen

tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur (Dharma, 2011; Riyanto,

2011; Nursalam, 2014; Widiasworo, 2019). Uji validitas pada instrumen

OBVQ (Olweus Bully/Victim Questionnaire) yang dilakukan oleh Nurisana

pada tahun 2016 yang telah diuji cobakan kepada 358 responden.

Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukan indeks validitas instrumen

r hitung lebih besar dari r tabel. Di dapat hasil nilai 0.340 p < 0,05.

Instrumen penelitian yang digunakan merupakan instrumen adaptasi dari

Goncalves dkk, pada tahun 2016 dengan 23 item dalam penelitiannya

Goncalves dkk menguji cobakan kepada 713 responden. Berdasarkan hasil

pengolahan data yang dilakukan Goncalves dkk menunjukan indeks

validitas instrumen r hitung lebih besar dari r tabel di dapat hasil 0,43 p <

0,05 dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen yang

dipakai Goncalves dkk maka dianggap valid atau dapat digunakan

(Nurisana 2017).

Uji validitas pada instrumen kecemasan menggunakan HARS-A

(​Hamillton rating scale anxiety​) yang dilakukan oleh Rizka 2014

menggunakan ​Kolerasi product moment dengan nilai hasil validitas 0,93


yang lebih besar dari 0,05 atau (p> 0,05) maka dapat dianggap valid dan

signifikan sehingga dapat digunakan.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabitas adalah uji yang menunjukan apakah pengukuran

menghasilkan data yang konsisten jika instrumen digunakan kembali secara

berulang (Dharma, 2011; Riyanto 2011;Nursalam, 2014; Widiasworo,

2019).

Instrumen penelitian yang digunakan telah dilakukan reliabilitas

karena sesuai dan diambil dari teori yang ada (baku) dan telah

dikemukakan oleh para ahlinya. Pengkuran reliabilitas menggunakan

bantuan software computer dengan rumus koefisien reliabilitas ( Riyanto

2011). Dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas sebagai berikut :

1) Jika nilai Alpha > 0,60 maka kuisoner atau angket dinyatakan reliabel

atau konsisten

2) Jika nilai Alpha < 0,60 maka kuisoner atau angket dinyatakan tidak

reliabel atau konsisten

Hasil uji reabilitas instrumen OBVQ (Olweus bully/victim

questionnaire) yang telah di modifikasi Goncalves dkk tahun 2016

menghasilkan ​Cronbach’s Alpha sebesar 0,85 dan berdasarkan hasil

pengolahan data yang dilakukan Nurisina 2017 menunjukan nilai reliabilitas

instrumen sebesar 0,89 dapat dinyatakan reliabel atau konsisten dan layak

digunakan untuk penelitian.


Hasil uji reliabilitas kuisoner tingkat Kecemasan HARS-A (Hamillton

rating scale anxiety) dengan menngunakan rumus ​Cronbach’s Alpha

diperoleh nilai reliabilitas 0,97 dapat dinyatakan reliabel atau konsisten dan

layak digunakan untuk penelitian.

D. Prosedur penelitian

1. Tahap Pra-penelitian

a. Mencari fenomena dan pemilihan judul penelitian.

b. Peneliti memilih tempat penelitian sesuai dengan data yang ada dan

masalah yang ditemukan pada tanggal 23 Januari 2020

c. Setelah itu, peneliti menentukan judul penelitian yaitu “Hubungan

Tindakan Bullying Dengan Tingkat Kecemasan Pada Remaja Kelas

VII Dan VIII di SMPN 2 Cimahi ”

d. Mengajukan surat pengambilan data awal ke SMPN 2 Cimahi pada

tanggal 03 Maret 2020 No.B.128/IKP(S1)/STIKES/II/ 2020

e. Mendapatkan izin dari pihak untuk melakukan studi pendahuluan di

SMPN 2 Cimahi pada tanggal 06 Maret 2020.

f. Melakukan studi pendahuluan di SMPN 2 Cimahi pada tanggal 09

Maret 2020 No.420./175-SMP.2/2020

g. Peneliti melakukan studi pustaka tentang hal-hal yang berkaitan

dengan masalah penelitian

h. Peneliti menyusun proposal dan instrumen penelitian pada bulan

Februari-maret
2. Tahap Pelaksanaan

c. Peneliti akan mengurus perizinan penelitian pada pihak terkait

d. Setelah mendapatkan perizinan, maka peneliti akan mulai melakukan

penelitian dan pengumpulan data

e. Peneliti akan menentukan responden secara random

f. Peneliti akan melakukan ​inform concent​ kepada responden

g. Peneliti akan melakukan penelitian dengan menyebarkan kuesioner

pada responden dan mengumpulkan data kuesioner yang sudah terisi

h. Melakukan pengolahan data dan analisa data

Setelah seluruh data terkumpul dan lengkap dan lengkap,

maka tahap selanjutnya peneliti akan melakukan penolahan dan

analisis univariat dan bivariate dengan menggunakan analisis

Kruskal-Wallis Test.

i. Menarik kesimpulan

Setelah hasil penelitian didapatkan melalui pengolahan dan

analisis data, maka peneliti akan menarik kesimpulan untuk melihat

hasil distribusi frekuensi dan persentase serta hubungan antara

variabel independen dan dependen.

E. Pengolahan data dan Analisis Data

1. Pengelolahan data

merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan penelitian setelah

pengumpulan data. Agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang


benar, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan

tahap pengolahan data, diantaranya adalah sebagai berikut (Notoatmodjo,

2010):

a. Editing​ (Pengeditan)

Merupakan kegiatan pemeriksaan, perbaikan isian formulir

atau kuesioner, dan pemeriksaan terhadap kelengkapan instrument

dan penyesuaian data yang diperoleh dengan kebutuhan peneliti.

Pengecekan dalam proses ini meliputi pengecekan jumlah sampel

data dan kelengkapan pengisian data.

Pada tahap ini peneliti mengecek kembali isian formulir dan

lembar jawaban kuesioner, dan pemeriksaan terhadap kelengkapan

instrument dan penyesuaian data yang diperoleh dengan kebutuhan

peneliti.

b. Coding​ (Pengkodean)

Tahap ini peneliti mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan untuk mempermudah saat analisis

data dan juga mempercepat pada saat entri data. Adapun cara

pemberian kode pada masing-masing variabel adalah :

1) Coding​ pada variabel ​Bullying

a) Kode 1 untuk kategori “Pernah”

b) Kode 2 untuk kategori “Tidak Pernah”

2) Coding​ pada variabel Kecemasan


a) Kode 1 untuk kategori “Ringan”

b) Kode 2 untuk kategori “Sedang”

c) Kode 3 untuk kategori ‘’Berat’’

c. Entry ​Data (Pemasukan data)

Setelah data diberi kode maka data jawaban-jawaban dari

masing-masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau

huruf) dimasukan ke dalam program atau “​software”​ computer untuk

dilakukan pengolahan dan pemasukkan data.

d. Scoring

Scoring merupakan tahap menilai untuk masing-masing

pertanyaan tugas yang dilakukan dan menjumlahkan hasil yang

didapat dari semua pertanyaan tiap responde. Tahap ini peneliti

memberikan skor pada masing-masing jawaban responden yang

selanjutnya dijumlahkan dan dikategorikan.

Pada tahap ini, ​scoring yang diberikan pada variabel Bullying

adalah skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah,

sedangkan system untuk ​scoring pada variabel Kecemasan adalah

Ringan, sedang, berat.

e. Cleaning​ (Pembersih Data)

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di

entri apakah ada kesalahan atau tidak. Apabila semua data dari

setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek


kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidak kelengkapan, dan sebagainya,

kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Pada tahap ini peneliti

mengecek data yang telah masuk apakah terjadi ​missing atau

terlewat saat proses pengentrian data.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik dari setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2014). Analisa

univariat dilakukan agar peneliti dapat dengan mudah meringkas

kumpulan data hasil penelitian sehingga data tersebut dapat

menghasilkan informasi yang berguna (Notoatmodjo ,2010; Riyanto

,2011).

Analisa Univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi

dan frekuensi dari variabel independen dan dependen. Data disajikan

dalam bentuk tabel dan di interpretasikan.

Setiap responden pada kuisoner tindakan bullying dan tingkat

kecemasan sesuai dengan pedoman penelitian yaitu dari seluruh

siswa-siswi kelas VII dan VIII yang memenuhi kriteria sampel kemudian

hasil dari kuisoner tindakan bullying dan tingkat kecemasan dikategorikan

dan nilai tersebut kemudian dipresentasikan menggunakan rumus :

P = x X 100%
N
Keterangan :

P = Presentase

X = Jumlah jawaban responden

N = jumlah seluruh sampel

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga saling berhubungan atau berkolerasi yaitu variabel bebas

(Tindakan Bullying) dan variabel terikat (Tingkat Kecemasan) yang

bertujuan untuk melihat atau mengetahui hubungan tindakan bullying

dengan tingkat kecemasan pada remaja kelas VII dan VIII di SMPN 2

Cimahi.

​ ji t
Analisis bivariat yang digunakan adalah analisis ​Mann-Whitney U

sampel bebas adalah uji nonparametik yang bertujuan untuk menentukan

adakah perbedaan signifikan secara statistik antara dua kelompok tidak

berpasangan independen.

Uji yang dapat dilakukan di analisis bivariate yaitu uji chisquare

dengan catatan apabila memenuhi syarat uji, jika tidak memenuhi syarat

menggunakan uji alternatif yaitu Mann-whitney.

F. Etika Penelitian

1. Persetujuan (​Inform Concent)

Inform Concet merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.


Inform concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan ​inform

concent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian

(Hidayat, 2013). Penelitian juga harus memberikan kebebasan kepada

subjek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan informasi

(berpartisipasi). Sebagai ungkapan peneliti menghormati harkat dan

martabat sebjek penelitian, peneliti seyogyanya mempersiapkan formulir

persetujuan subjek ​(inform concent)​ yang mecakup :

a. Penjelasan manfaat penelitian

b. Penjelasan manfaat yang didapatkan

c. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan

subjek berkaitan dengan prosedur penelitian

d. Persetujuan dapat mengundurkan diri sebagai objek penelitian kapan

saja

e. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan terhadap identitas data

informasi yang diberikan oleh responden.

2. Tanpa nama ​(Anonimity)

Masalah etika penelitian merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau

hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2013).


Peneliti memberikan jaminan dalam penggunaan subjek

penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencamtukan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan. Pada

tahap ini, peneliti tidak mencantumkan nama responden hanya

menuliskan kode inisial sehingga identitas responden tidak diketahui

oleh orang lain.

3. Kerahasiaan ​(Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telat dikumpulakan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang

akan dilaporkan hasil riset (Hidayat, 2013).

Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik

informasi maupu maslah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang dilaporkan pada hasil riset. Pada tahap ini peneliti harus

merahasiakan identitas, data dan atau mempublikasikan data mentah

dan hanya mencantumkan hasil penelitian yang asli.

4. Beneficence

Beneficence ​yaitu manfaat bagi responden dan keluarga

(Notoatmodjo, 2012). Pada pelaksanaan ini, peneliti harus


memperhatikan prinsip ​Beneficence dengan menjelaskan terlebih dahulu

diawal penelitian tentang manfaat dari penelitian ini. Manfaat penelitian ini

adalah meningkatkan pengetahuan siswa mengenai seks bebas dan

menumbuhkan perilaku yang positif terhadap seks bebas.

5. Non Malficence

Non Malficence yaitu peneliti tidak melakukan tindakan yang

menimbulkan bahaya bagi responden, responden diusahakan bebas dari

rasa tidak nyaman. Adapun antisipasi dalam penelitian ini peneliti akan

bekerja sama dengan guru BK untuk memberikan konseling jika hal-hal

yang tidak diinginkan selama pelaksanaan kuesioner.

G. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun pelaksanaan penelitian dilaksanakan di SMPN 2 Cimahi.

Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April-Mei 2020.

Anda mungkin juga menyukai