Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2017:2) metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Dalam melakukan suatu penelitian dibutuhkan adanya
suatu metode atau cara sebagai suatu Langkah yang harus dilakukan oleh
peneliti guna memecahkan suatu permasalahan dan tercapainya tujuan
yang diharapkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2014:3) penelitian deskriptif adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel manidir, baik satu variabel
atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lain.
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, yaitu penelitian untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono,
2017:29).
Dalam pengolahan data peneliti menggunakan alat bantu analisis
komputer berupa software yaitu program Statistical Package For The
Sciences (SPSS) versi 23 agar lebih efektif dalam proses perhitungan
dalam sebuah penelitian.
B. Operasional Variabel
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel
yang akan diteliti yaitu Variabel Independen (X), dan Variabel Dependen
(Y):
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel
lain. Biasanya dinotasikan dengan symbol X. dalam penelitian
ini yang menjadi variabel bebas adalah Stress (X).
36
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel independent (bebas).
Biasanya dinotasikan dengan symbol Y. Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel terikat adalah Kualitas Hafalan Santri
Tahfidzul Qur’an (Y).
Pada bagian selanjutnya yaitu tabel mengenai uraian setiap variabel
penelitian menjadi dimensi-dimensi dan dari dimensi menjadi indikator-
indikatornya.
Tabel 1 Defini Operasional Variabel

NO Konsep Variabel Indikator No Skala


Item
Stres (X) Menurut Hans Selye 1. Sumber 1-18 Interval
(1976) menyebutkan terjadinya
bahwa stres stres 19-50
merupakan respon 2. Ciri-ciri stres
tubuh yang sifatnya
non spesifik terhadap
setiap tuntutan beban
atasnya.
(Dadang Hawari,
2001:17)
Kualitas Kualitas Hafalan 1. Kaidah Ilmu 1-14 Interval
Hafalan Santri menurut Dr. Tajwid
Tahfidzul Mahmud Khalil Al- 2. Fashahah 15-20
Qur’an (Y) Husari mengatakan 3. Kelancaran 21-24
bahwa kualitas Hafalan
hafalan Al-Qur’an
bertgantung pada
tingkat kefasihan,
kejelasan, keindahan
bacaan serta
penggunaan tajwid
yang benar.
(Tahqiq Al-Qira’at
Al-ashr oleh dr.
Mahmud Khalil Al-
Husari)

37
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut (Sugiyono, 2017: 119) Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di
tarik kesimpulannnya Populasi dari penelitian ini adalah seluruh santriwati
Tahfidzul Qur’an Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an sebanyak 50
responden.
2. Sampel
Menurut (Sugiyono 2017: 120) Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan
sampel adalah teknik untuk mengambil sampel yang digunakan dalam
penelitian. Teknik pengambilan sampel itu sendiri ada dua jenis yaitu
probability sampling dan nonprabability sampling. Probability sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Nonprabability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel (Suharsaputra, 2012).
Penelitian ini menggunakan Nonprobability Sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesernpatan sarna bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik
sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive,
jenuh, snowball. Sampel yang digunakan yaitu sampel jenuh, menurut
(Suharsaputra, 2012) Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Dalam menentukan
jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling, dimana
peneliti menetapkan seluruh populasi sebagai jumlah sampel yang di
dapat.

38
D. Data dan Teknik Pengumpulan Data
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil
penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan
data. kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan
reliabilitas instrumen, dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan
cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan daa. Oleh karena itu
instrumen yang telah terjadi validitas dan reliabilitasnya, belum tentu
dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen
tersebut tidak digunakan secara tepar dalam pengumpulan datanya.
1. Data
Pengumpulan data dapat menggunakan sumber data primer dan
sumber data sekunder:
a. Sumber Data Primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data. Menurut Sekaran (2017: 130) data
primer mengacu pada informasi yang diperoleh langsung (dari tangan
pertama) oleh peneliti terkait dengan variabel ketertarikan untuk tujuan
studi. Contoh data primer adalah data yang diperoleh penulis melalui
observasi atau pengamatan langsung dari perusahaan, baik itu melalui
observasi, kuesioner dan wawancara secara langsung dengan pimpinan
dan staf perusahaan sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini.
b. Sumber Data Sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau dokumen. Menurut Sekaran (2017: 130) data sekunder mengacu
pada informasi yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada.
Contoh data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung. Data ini diperoleh peneliti dengan menggunakan dokumen
yang telah ada untuk dijadikan sumber penelitian seperti data absensi,
profil perusahaan, turnover karyawan dan lain sebagainya.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan sekunder, dimana peneliti melakukan observasi langsung dan

39
melakukan wawancara dengan pihak Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an
Babakan Ciwaringin Cirebon, serta memperoleh data kualitas hafalan Al-
Qur’an santri dari sistem penilaian hafalan Al-Qur’an di Pondok Pesantren
Roudlotul Qur’an Babakan Ciwaringin Cirebon.

2. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara,
angket, dan observasi.
a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report,
atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
Sutrisno Hadi (1986) dalam (Sugiyono, 2008) berpendapat bahwa
anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan
metode wawancara dan kuesioner (angket) adalah sebagai berikut:
1. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang
dirinya sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah
benar dan dapat dipercaya.
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang di
ajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang
dimaksud oleh peneliti. dalam (Sugiyono, 2008:138).
b. Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner ini dapat berupa
pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.
Beberapa prinsip dalam penulisan angket dikemukakan oleh Uma
Sekaran (1992) sebagai teknik dalam pengumpulan data yaitu isi dan
tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup

40
terbuka-negatif positif, pertanyaan tidak menuda, tidak menanyakan
hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang
pertanyaan perlu diperhatikan serta uruta pertanyaan yang dimulai dari
hal yang umum kepada hal yang spesifik (dalam Sugiyono, 2008:144).
c. Observasi
Lingkup observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga
obyek-obyek alam yang lain. Menurut Sutrisno Hadi dalam
(Sugiyono; 2008) observasi merupakan suatu proses yang kompleks,
suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.
Dalam proses pelaksanaan pengumpulan data observasi dapat
dibedakan menjadi dua yaitu participant observation (observasi
berperan serta) dan non participant observation. Selanjutnya dapat
dibedakan menjadi dua juga jika dilihat dari segi instrumentasi yang
digunakan yaitu observasi terstruktur dan observasi tidak terstruktur
(Sugiyono, 2008:145).

Adapun teknik dalam pengumpulan data ini adalah dengan


menggunakan angket atau kuesioner dan pengukuran yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan skala likert.

Jawaban dari setiap item instrument yang menggunakan Skala likert


mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif, yang
dapat berupa kat-kata dan untuk keperluan analisia kuantitatif maka jawab
tersebut dapat diberi skor yaitu:

Tabel 2 Skala Likert

Skala likert Skor


Selalu 4
Sering 3
Kadang-kadang 2
Tidak pernah 1
Sumber: Sugiyono (2008:94)
41
E. Uji Instrumen
Dalam suatu penelitian pasti akan melakukan pengukuran maka dalam
penelitian ini harus terdapat alat ukur yang digunakan, alat ukur ini
dinamakan dengan instrumen. Agar alat ukur atau instrument ini dapat
digunakan penelitian dengan tepat maka harus dilakukan uji validitas dan
uji reliabilitas. Jumlah instrumen yang digunakan bergantung pada jumlah
variabel penelitian yang telah ditetapkan, Adapun instrumen dalam
penelitian ini yaitu 1) instrument untuk menugukur stres 2) instrumen
untuk menuguk kualitas hafalan santri tahfidzul qur’an.
1. Uji Validitas
Uji validitas pada suatu penelitia yaitu pengujian instrumen yang
bertujuan untuk memastikan bahwa instrumen tersebut valid, valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. Menurut Sujarweni (2015-160-167) uji validitas digunakan untuk
mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan yang pada
umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas
sebaiknya. dilakukan pada setiap butir pertanyaan di uji validitasnya. Hasil
r hitung kita bandingkan dengan r tabel dimana df-n-2 dengan sig 5%. Jika
r tabel <r hitung maka valid.
Perhitungan validitas pada instrumen penelitian ini yaitu menggunakan
bantuan aplikasi IBM SPPS versi 23 dengan hasil uji validitas dari dua
variabel yaitu variabel X (Stres) dan variabel Y (Kualitas Hafalan Santri
Tahfidzul Qur’an) dibawah ini sebagai berikut:

Tabel 3 Hasil Uji Validitas Variabel X (Stres)

r-tabel
Variabel Item r-hitung Keterangan
5% (N=50)
X(Stres) X.1 0,592 0,279 Valid
X.2 0,562 0,279 Valid
X.3 0,575 0,279 Valid
X.4 0,435 0,279 Valid
X.5 0,592 0,279 Valid
X.6 0,569 0,279 Valid
X.7 0,727 0,279 Valid
42
X.8 0,681 0,279 Valid
X.9 0,574 0,279 Valid
X.10 0,566 0,279 Valid
X.11 0,538 0,279 Valid
X.12 0,494 0,279 Valid
X.13 0,567 0,279 Valid
X.14 0,312 0,279 Valid
X.15 0,562 0,279 Valid
X.16 0,506 0,279 Valid
X.17 0,457 0,279 Valid
X.18 0,738 0,279 Valid
X.19 0,628 0,279 Valid
X.20 0,649 0,279 Valid
X.21 0,560 0,279 Valid
X.22 0,627 0,279 Valid
X.23 0,299 0,279 Valid
X.24 0,284 0,279 Valid
X.25 0,314 0,279 Valid
X.26 0,506 0,279 Valid
X.27 0,681 0,279 Valid
X.28 0,516 0,279 Valid
X.29 0,533 0,279 Valid
X.30 0,553 0,279 Valid
X.31 0,529 0,279 Valid
X.32 0,727 0,279 Valid
X.33 0,681 0,279 Valid
X.34 0,628 0,279 Valid
X.35 0,649 0,279 Valid

Tabel 4 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kualitas Hafalan Santri Tahfidzul Qur'an)

r-tabel
Variabel Item r-hitung Keterangan
5% (N=50)
Y Y.1 0,525 0,279 Valid
(Kualitas Y.2 0,602 0,279 Valid
Hafalan Y.3 0,513 0,279 Valid
Santri Y.4 0,553 0,279 Valid
Tahfidzul Y.5 0,662 0,279 Valid
Qur’an) Y.6 0,633 0,279 Valid
Y.7 0,551 0,279 Valid
Y.8 0,568 0,279 Valid
Y.9 0,552 0,279 Valid
Y.10 0,550 0,279 Valid
Y.11 0,582 0,279 Valid
43
Y.12 0,111 0,279 Tidak Valid
Y.13 0,572 0,279 Valid
Y.14 0,518 0,279 Valid
Y.15 0,483 0,279 Valid
Y.16 0,733 0,279 Valid
Y.17 0,639 0,279 Valid
Y.18 0,677 0,279 Valid
Y.19 0,594 0,279 Valid
Y.20 0,670 0,279 Valid
Y.21 0,297 0,279 Valid
Y.22 0,290 0,279 Valid
Y.23 0,362 0,279 Valid
Y.24 0,126 0,279 Tidak Valid

2. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel merupakan instrumen yang apabila
digunakan beberapa kali dapal mengukur obyek yang sama akan
menghasilkan data yang sama. Instrumen yang reliabel belum tentu valid,
reliabilitas suatu instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas
instrumen. Pengujian relibiltas instrument dapat dilakukan secara
eksternal maupun internal. Pengujian relisbiltas secara ekstrenal dapat
dilakukan dengan test-retest, equivalent dan gabungan keduanya. Adapun
secara internal pengujian dapat dilakukan dengan menganalisis
konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik belah dua
dari Spearman Brown (split half) dengan rumus sebagai berikut:
2𝑟𝑏
𝑟𝑖 =
1 + 𝑟𝑏
Keterangan :
𝑟𝑖 : 𝑟𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑚𝑒𝑛
𝑟𝑏 : 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑏𝑒𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎

44
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk
memberikan kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Penelitian yang mengambil seluruh populasinya (tanpa diambil sampel)
jelas akan menggunakan statistik deskriptif. Namun termasuk juga dalam
analisis statistik deskriptif yaitu adalah penyajian data melalui tabel,
grafik, diagram, pictogram, perhitungan modus, median, mean,
perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui
perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan porsentase. Dalam
analisis deskriptif juga dapat dilakukan untuk mencari kuatnya hubungan
antara variabel melalui analisis korelasi dan melakukan prediksi dengan
analisis regresi.
Untuk mengetahui gambaran variabel, maka peneliti menggunakan
perhitungan persentase dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Mengitung skor ideal dengan cara mengalihkan jumlah item dengan
nilai tertinggi angket.
b) Menghitung interval dengan cara mengurangi skor ideal dengan
jumlah item kemudian kali 33%.
c) Menentukan skor atas, tengah, bawah dalam kategori , yaitu :
33% skor atas = kategori tinggi
33% skor tengah = kategori sedang
33% skor bawah = kategori rendah
d) Menghitung jumlah jawaban responden yang termasuk kedalam
kategori tinggi, sedang dan rendah terhadap masing-masing variabel,
kemudian diprosentasikan.
e) Menentukan jumlah skor kriterium (SK) menggunakan rumus :
SK = ST x JB x JR
Keterangan :
45
SK = Skor kriterium

ST = Skor tertinggi

JB = Jumlah bulir

JR = Jumlah responden

f) Membandingkan jumlah skor hasil dengan jumlah skor kriterium,


untuk mencari jumlah skor hasil dengan menggunakan rumus :
Setelah dikethuai skor kriterium dan skor angket kemudian
dimasukan kedalam rumus :

g) Menentukan daerah kriterium menjadi tiga tingkatan yaitu : rendah,


sedang dan tinggi. Dari peritungan prosentase di atas, dapat
diperoleh dengan parameter sebagai berikut :

Prosentase ideal yaitu : 100% kemudian 100%

Nilai 33,33% ini dijadikan selisih untuk tiap angkatan sehingga


menjadi :

Daerah rendah = 0 + 33,33% = 33,33%

Daerah sedang = 33,33% + 33,33% = 66,67%

Daerah tinggi = 66,67% + 33,33% = 100%

h) Dari perhitungan diatas dapat ditemukan daerah kriterium menjadi


beberapa bagian (berdasarkan hasil pembulatan) yaitu :

Daerah rendah pada interval = 0% - 33,33%

Daerah sedang pada interval = 33,33% - 66,67%

Daerah tinggi pada interval = 66,68% - 100%


2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan suatu langkah-langkah statistik yang
harus dipenuhi pada analisis regresi linear yang berbasis Ordinary Leas
Square (OLS). Uji asumsi kasik ini untuk memastikan bahwa model
regresiyang diperoleh adalah model yang terbaik dalam hal ketepatan

46
estimasi, tidak bias dan konsisten (Juliandi, 2014). Uji asumsi klasik
untuk memastikan persamaan regresi yang difungsikan tepat dan valid.
Sebelum melakukan analisa regresi dan pengujian hipotesis, maka harus
melakukan beberapa uji asumsi klasik yang bertujuan untuk mengetahui
apakah model regresi yang digunakan sudah terbebas dari penyimpangan
asumsi dan memenuhi ketentuan untuk mendapatkan linier yang baik.
Asumsi klasik adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi pada model
regresi linear OLS agar model tersebut menjadi valid sebagai alat
penduga. regresi OLS ada 2 macam, yaitu: regresi linear
sederhana dan regresi linear berganda. Analisis regresi yang tidak
berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya
regresi logistic atau regresi ordinal. Untuk analisis regresi yang tidak
berdasar pada OLS dan tidak membutuhkan persyaratan asumsi klasik
misalnya seperti regresi ordinal atau logistik.
Uji asumsi klasik yang biasa digunakan yaitu uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Regresi
Linear sederhana atau disebut dengan simple linear regression, adalah
regresi linear dengan satu variabel bebas dan satu variabel terikat.
Sedangkan regresi linear berganda atau disebut juga dengan multiple
linear regression adalah regresi linear dengan satu variabel terikat dan
beberapa variabel bebas. Adapun uji asumsi klasik pada regresi linear
sederhana yaitu:
a. Data interval dan rasio
Data interval adalah jenis data di mana obyek atau kategori dapat
diurutkan berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi
tentang interval yang sama antara setiap obyek atau kategori, data ini
ditandai dengan urutan kategori yang tidak memiliki jarak yang sama,
tetapi tidak memiliki nilai nol absolut.
Data rasio adalah jenis data di mana jarak antara nilai-nilai sama
dan memiliki nilai nol absolut. Oleh karena itu, jika nilai data adalah

47
nol, maka itu menunjukkan bahwa tidak ada jumlah yang diukur atau
tidak ada keberadaan dari karakteristik yang diukur.
b. Uji linearitas
Uji linearitas ini bertujuan untuk melihat model regresi diperoleh
linear atau tidak signifikan. Model regresi terdapat model kuadratik
atau kubik (Priyatno & Duwi, 2014). Dapat digunakan uji test for
linearity dalam software SPSS dengan signifikansi 0,05. Variabel
dapat dikatakan memiliki hubungan linier jika memiliki nilai
signifikansi > 0,05.
c. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

atau tidak (Ghozali, 2016:154). Uji normalitas yang digunakan dalam

penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

dengan melihat nilai Asympling (2taild), jika nilai signifikan > 5%

maka data tersebut dikatakan berdistribusi normal. Sedangkan jika

nilai signifikan >5% maka data tersebut dikatakan tidak berdistribusi

normal.

d. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
(sesudah) dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Pada data crossection (silang waktu), masalah
autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan pada observasi
yang berbeda berasal dari individu dan kelompok yang berbeda. Ada
beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi, antara lain dengan uji Durbin – Waston (DW
48
test). Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first
order autocorrelation) yang mensyaratkan adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara
variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah :
Ho : tidak ada autokorelasi ( r = 0 )
Ha : ada autokorelasi ( r ≠ 0 )
Kriteria uji autokorelasi antara lain :
1) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2)
2) Tidak terjadi autkorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2
atau -2 ≤ DW ≤ + 2.
3) Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW diatas +2 atau DW >
+2.
3. Analisis Regresi Linear Sederhana
Persamaan regresi linier sederhana merupakan suatu model
persamaan yang menggambarkan hubungan satu variabel bebas/
predictor (X) dengan satu variabel tak bebas/ response (Y), yang
biasanya digambarkan dengan garis lurus.
Persamaan regresi linier sederhana secara matematik diekspresikan
oleh:
𝑌̂ = 𝑎 + 𝑏𝑋
yang mana :
𝑌̂ = garis regresi/ variable response
a = konstanta (intersep), perpotongan dengan sumbu vertikal
b = konstanta regresi (slope)
X = variabel bebas/ predictor
Besarnya konstanta a dan b dapat ditentukan menggunakan persamaan:

(∑ 𝑌𝑖 ) (∑ 𝑋 2𝑖 ) − (∑ 𝑋𝑖 ) (∑ 𝑋𝑖 𝑌𝑖 )
𝑎= 2
𝑛 ∑ 𝑋𝑖2 − (∑ 𝑋𝑖 )

49
𝑛 (∑ 𝑋𝑖 𝑌𝑖 ) − (∑ 𝑋𝑖 ) (∑ 𝑌𝑖 )
𝑏= 2
𝑛 ∑ 𝑋𝑖2 − (∑ 𝑋𝑖 )

Yang mana n = jumlah data

Langkah-langkah Analisis dan Uji Regresi Linier Sederhana yang


perlu dilakukan untuk melakukan analisis dan uji regresi linier sederhana
adalah sebagai berikut :

1) Menentukan tujuan dari Analisis Regresi Linear Sederhana


2) Mengidentifikasi variabel predictor dan variabel response
3) Melakukan pengumpulan data dalam bentuk tabel
4) Menghitung X², XY dan total dari masing-masingnya
5) Menghitung a dan b menggunakan rumus yang telah ditentukan
6) Membuat model Persamaan Garis Regresi
7) Melakukan prediksi terhadap variabel predictor atau response
8) Uji signifikansi menggunakan Uji-t dan menentukan Taraf Signifikan
a. Koefisien Korelasi (r)
Untuk mengukur kekuatan hubungan antar variable predictor X
dan response Y, dilakukan analisis korelasi yang hasilnya dinyatakan
oleh suatu bilangan yang dikenal dengan koefisien korelasi. Biasanya
analisis regresi sering dilakukan bersama-sama dengan analisis
korelasi. Persamaan koefisien korelasi (r ) diekspresikan oleh :

𝑛 ∑𝑛𝑖−1 𝑋𝑖 𝑌𝑖 − [∑𝑛𝑖−1 𝑋𝑖 ] [∑𝑛𝑖−1 𝑌𝑖 ]


𝑟=
√[𝑛 ∑𝑛𝑖−1 𝑋𝑖2 − (∑𝑛𝑖−1 𝑋𝑖 )2 ] [ 𝑛 ∑𝑛𝑖−1 𝑌𝑖2 − (∑𝑛𝑖−1 𝑋𝑖 )2 ]

b. Koefisien Determinasi (𝒓𝟐 )

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa besar


kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

50
mendekati satu berarti variabel variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan memprediksi variasi
variabel dependen.

Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi


adalah biasa terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan
kedalam model Setiap penambahan satu variabel independen, maka
pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh
secara signifikan terhadap variable independen. Oleh karena itu,
banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai
Adjusted pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik.
Tidak seperti nilai R², Adjusted dapat naik atau turun apabila satu
variabel independen ditambahkan dalam model (Ghozali, 2016:95).

KD = ( R² ) X 100%
Keterangan :
KD = Koefisien determinasi
R² = Koefisien Korelasi
Pada penelitian ini untuk membantu dalam menganalisis pengolahan
data statistiknya menggunakan perangkat lunak SPPSS 23.
4. Uji Hipotesis

a. Uji t (Uji Parsial)


Uji statistik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
atau pegaruh yang berarti (signifikan) antara variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen (Sunyoto, 2014).
Uji statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variable dependen (Ghozali, 2016:97) Cara
melakukan bisa dengan membandingkan nilai statistik t dengan titik
krisis menurut tabel Apabila nilat statistik t hasil perhitungan lebih tinggi
dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang

51
menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen.
1) Jika thitung > ttabel atau nilai signifikasi > 0,05, maka Ho ditolak, Ha
diterima.
2) Jika thitung < ttabel atau nilai signifikasi < 0,05, maka Ho diterima, Ha
ditolak.
b. Uji F (Uji Simultan)
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama (Sunyoto,
2014). Menurut Ghozali (2016-98), uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen atau terikat. Salah satu cara melakukan uji
Fadalah dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F
menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka
kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua
variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen
1) Jika Fhitung > Ftabel dan nilai signifikasi > 0,05, maka Ho ditolak Ha
diterima.

2) Jika Fhitung < Ftabel dan nilai signifikasi < 0,05, maka Ho diterima Ha
ditolak.

52

Anda mungkin juga menyukai