53
mengikuti program hafalan Al-Qur’an dan kedua santri binnadzri yaitu
santri yang belum mengikuti program hafalan Al-Qur’an atau masih dalam
tahap mempelajari ilmu Al-Qur’an dasar sampai benar-benar mahir serta
memperlancar bacaan Al-Qur’an santri, jadi dalam proses pembagian kelas
ini ditentukan saat awal masuk pondok pesantren dengan adanya tes
pembacaan Al-Qur’an, adapun jadwal kegiatan santri terbagi kedalam tiga
kategori yaitu 1) Program Harian 2) Program Mingguan dan Bulanan 3)
Program Tahunan dengan penjelasan sebagai berikut:
A. PROGRAM HARIAN
Santri Bilhifdzi Santri Binnadzri
Sholat Berjama’ah Sholat Berjama’ah
Madrasah Madrasah
Pengajian Al-Qur’an Binnadzri Pengajian Al-Qur’an Binnadzri
Setoran dan Muroja’ah Hafalan Lalaran Kitab
B. PROGRAM MINGGUAN DAN BULANAN
Ziaroh Maqbaroh Masyayikh
Ro’an Pondok
Tahlil
Pembacaan Maulid Al Barzanji
Pembacaan Ratibul Hadad
Pembacaan Yasin Fadhilah
Halaqoh
C. PROGRAM TAHUNAN
Musabaqoh
Haflah Akhirussanah Khotmil Qur’an
Sima’an Akbar
Ujian Akhir Madrasah
Peringatan Hari Besar Islam
Ngaji Pasaran
Jenis
Frekuensi Persentase
Kelamin
Perempuan 50 100%
Total 50 100%
59
3. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Karakteristik responden jika dikategorikan menurut usia dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Skor Hipotetik
Maksimal Minimal Mean SD
140 35 87,5 17,5
Setelah diketahui rumus dan kriteria dari setiap kategori skor stres
maka dapat disimpulkan pada kategorisasi data subjek dengan
menggunakan bantuan Microsoft Excel , berikut hasil perhitungannya:
12% 18%
70%
62
Jadi skor rata-rata pada variabel stres adalah 60
e. SD (standar deviasi)
1 1
𝜎= (𝑋𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑋𝑚𝑖𝑛) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜎 = (72) = 12
6 6
Skor Hipotetik
Maksimal Minimal Mean SD
96 24 60 12
Setelah diketahui rumus dan kriteria dari setiap kategori skor stres
maka dapat disimpulkan pada kategorisasi data subjek dengan
menggunakan bantuan Microsoft Excel , berikut hasil perhitungannya:
63
Dapat digambarkan juga oleh diagram dibawah ini:
14% 18%
68%
64
0,279 maka keseluruhan item pernyataan Variabel X (Stres) dinyatakan
valid.
Adapun item pernyataan Variabel Y terdapat dua item yang
dinyatakan tidak valid, suatu item dinyatakan tidak valid apabila nilai
r-hitung<r-tabel, dapat dibuktikan bahwa pada item nomor 12 yaitu
menghasilkan nilai r-hitung sebesar 0,111 artinya nilai r-hitung tersebut
kurang dari r-tabel atau 0,279. Selanjutnya terdapat pada item nomor
24 yang memiliki nilai r-hitung sebesar 0,126 yang kurang dari nilai r-
tabel atau 0,279 maka kedua item tersebut dinyatakan tidak valid
artinya kedua item tersebut tidak dapat masuk pada tahap pengujian
selanjutnya.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Suatu alat ukur dapat dibuktikan konsistensinya dengan uji
reliabilitas, suatu alat ukur yang dapat digunakan secara berulang yang
dapat diandalkan dan teruji keakuratanya. Pengujian reliabilitas pada
penelitian ini yaitu diukur dengan cronbach’s alpha. Menurut Ghozali
(2009) instrumen penelitian dikatakan reliabel jika cronbach’s alpha
>0,60 atau suatu variabel dinyatakan reliabel jika memiliki niai o,60
atau lebih.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas kolmogorov smirnov merupakan bagian dari uji
asumsi klasik yang bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual
berdistribusi normal atau tidak. Model regeresi yang baik adalah
memiliki nilai residual yang berdistribusi normal dengan daar
pengembilan keuputsannya yaitu jika nilai signifikansi > 0,05 maka
nilai residual berdistribusi normal dan jika nilai signifikansi < 0,05,
maka nilai residual tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui 0,200>0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal. Seperti pada
tabel dibawah ini:
65
Tabel 15 Hasil Uji Normalitas
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Kualitas Between (Combined)
5148,937 33 156,028 37,214 ,000
Hafalan Groups
Santri * Linearity
5056,836 1 5056,836 1206,102 ,000
STRES
Deviation
from 92,101 32 2,878 ,686 ,822
Linearity
Within Groups
67,083 16 4,193
Total
5216,020 49
66
pengambilan keputusan dalam uji linearitas yaitu terdapat dua cara
yaitu sebagai berikut:
1) Membandingan antara nilai signifikansi (Sig.) dengan 0,05 yaitu:
- Jika nilai Deviation from Linearity Sig. > 0,05 maka terdapat
hubungan yang linear secara signifikan antara variabel
independent (X) dengan variabel dependent (Y).
- Jika nilai Deviation from Linearity Sig. < 0,05 maka tidak
terdapat hubungan yang linear secara signifikan antara variabel
independent (X) dengan variabel dependent (Y).
2) Membandingkan Nilai F hitung dengan F tabel yaitu:
- Jika nilai F hitung < F tabel maka terdapat hubungan yang
linear secara signifikan antara variabel independent (X) dengan
variabel dependent (Y).
- Jika nilai F hitung > F tabel maka tidak terdapat hubungan yang
linear secara signifikan antara variabel independent (X) dengan
variabel dependent (Y).
Berdasarkan dasar pengambilan keputusan dalam uji linearitas
diatas dalam penelitian ini menghasilkan bahwa nilai deviation from
linearity Sig. yaitu 0,822 yang lebih besar dari 0,05 maka dapat
dikatakan yaitu terdapat hubungan yang linear antara variabel X (Stres)
dengan variabel Y (Kualitas Hafalan Santri Tahfidzul Qur’an).
c. Hasil Uji Korelasi
Uji korelasi digunakan bertujuan untuk mengetahui tingkat
keeratan hubungan antara Variabel X dan Variabel Y. Dalam penelitian
ini penulis ingin mengetahui korelasi antara stres sebagai variabel X
dan kualitas hafalan santri tahfidzul Qur’an sebagai variabel Y, sesuai
dengan perhitungan yang peneliti sudah lakukan dibawah ini:
Correlations
Kualitas Hafalan
STRES Santri
STRES Pearson Correlation 1 .985**
Sig. (2-tailed) .000
N 50 50
Kualitas Hafalan Santri Pearson Correlation .985** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
67
Bedasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan dasar
pengambilan keputusan pada uji korelasi yaitu jika nilai Sig. (2-tailed) <
0,05 maka terdapat hubungan antar variabel secara signifikan sebaliknya
jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang tidak
signifikan antara kedua variabel. Menurut hasil perhitungan uji korelasi
dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang erat antara variabel X
(Stres) dengan variabel Y (Kualitas Hafalan Santri Tahfidzul Qur’an)
dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 yang artinya terdapat
hubungan antara kedua variabel tersebut.
3. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana
Hasil analisis regresi linear sederhana guna menjawab
permasalahan yang menjadi kajian peneiti yaitu untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh stres terhadap kualitas hafalan santri tahfidzul
qur’an. Analisis yang dipakai menggunakan regresi linier sederhana
dengan rumus:
Y = a + bX
Dimana:
Y = Kualitas Hafalan Santri Tahfidzul Qur’an
X = Stres
a = Konstanta
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients T Sig.
Std.
Model B Error Beta
1 (Constant) 4,689 1,721 2,725 ,009
STRES ,631 ,016 ,985 39,049 ,000
a. Dependent Variable: Kualitas Hafalan Santri
68
Pesantren Roudlotul Qur’an Babakan Ciwaringin Cirebon dilakukan
analisis koefisien regresi hasilnya yaitu sebagai berikut:
Y = 4,689 + 0,631X
69
untuk melihat interpretasi korelasi antar dua variabel, berikut ini kriteria
hasil perhitungan mengutip dari (Sarwono:2006).
Adapun dasar pengambilan keputusan koefisien korelasi dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Correlations
Kualitas
Hafalan
STRES Santri
STRES Pearson
1 .985**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 50 50
Kualitas Hafalan Santri Pearson
.985** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
70
Koefisien Determinasi (r2)
Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar kemampuan
variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Dengan kata lain, koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur
seberapa jauh variabel-variabel independen dalam menerangkan variabel
terikatnya. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai adjusted
Rsquare sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Model Summaryb
Std.
Adjusted Error of
R R the Durbin-
Model R Square Square Estimate Watson
1 .985a ,969 ,969 1,82108 2,266
a. Predictors: (Constant), STRES
b. Dependent Variable: Kualitas Hafalan Santri
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Std.
Model B Error Beta
1 (Constant) 4,689 1,721 2,725 ,009
STRES ,631 ,016 ,985 39,049 ,000
a. Dependent Variable: Kualitas Hafalan Santri
71
Berdasarkan tabel diatas nilai t hitung sebesar 39,049 dengan taraf
signifikan hasil sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian
berdasarkan pada dasar pengambilan keputusan jika nilai signifikansi<0,05
atau nilai t-hitung > t-tabel maka variabel X (Stres) berpengaruh signifikan
terhadap variabel Y (Kualitas Hafalan Santri Tahfidzul Qur’an) atau
berdasarkan pada nila t-hitung sebesar 39,049 lebih besar dari t-tabel
0,279.
Dengan demikian pengujian ini secara statistik membuktikan
bahwa stress berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Artinya bahwa
ada pengaruh antara variabel stress terhadap kualitas hafalan santri
tahfidzul qur’an pada pondok pesantren Roudlotul Qur’an.
b. Uji F (Uji Simultan)
Hasil pengujian hipotesis secara simultan dibuktikan pada tabel
dibawah ini:
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regressi 5056,8 1524,8
5056,836 1 .000b
on 36 25
Residual 159,184 48 3,316
Total 5216,020 49
a. Dependent Variable: Kualitas Hafalan Santri
b. Predictors: (Constant), STRES
72
santri tahfidzul qur’an pada Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Babakan
Ciwaringin Cirebon.
E. Pembahasan
1. Gambaran Stres yang dialami Santri Tahfidzul Qur’an Pondok
Pesantren Roudlotul Qur’an
Stres merupakan kondisi yang dapat terjadi kepada siapapun yang
mengalami kondisi yang tidak mampu untuk menerima keadaan
terutamanya tuntutan yang diterima oleh seseorang. Seperti yang
didefinisikan oleh Hans Salye (1976) stres yaitu suatu respon tubuh yang
terjadi ketika seorang individu mengalami tekanan atau beban yang
berlebihan. Kondisi tersebut tentu membuat seseorang tidak nyaman
sehingga muncul gangguan emosi atau ketidakseimbangan emosi yang
dialaminya sampai seseorang tersebut mengalammi kondisi stres. Seorang
santri yang jika dilihat dari proses perpindahan lingkungannya sangat
mengalami perubahan yang drastis dengan kondisi lingkungan rumah yang
membuat seseorang dibuat nyaman semua yang diinginkan akan
dimungkinkan bisa terjadi atau tercapai sedangkan kondisi lingkungan
pondok pesantren yang tempat yang terbatas serta lebih banyak orang akan
menjadi sulit seseorang dalam mewujudkan keinginannya seperti makan
yang enak, barang yang dibutuhkan dan lain sebaginya. Selain lingkungan
yang menjadi seorang santri mengalami stres yaitu tuntutan yang diterima,
tuntutan dapat diperoleh dari orang tua, program pondok pesantren
ataupun kegiatan yang terlalu padat. Tuntutan dari orang tua yang santri
tahfidz peroleh yaitu target waktu untuk menghafalkan Al-Qur’an yang
tidak sesuai dengan kondisi santri, tuntutan menghafal Al-Qur’an juga bisa
diperoleh dari program yang dicanangkan oleh pondok pesantren dengan
kurun waktu tertentu santri diharuskan dapat menghafal beberapa ayat Al-
Qur’an, padatnya suatau kegiatan yang diadakan oleh podok pesantren
juga dapat menjadi faktor timbulnya stres pada seorang santri dengan
waktu perpindahan dari setiap kegiatan ke kegiatan yang lain yang sedikit
73
menjadikan seorang santri tidak dapat menyeimbangkan dengan kondisi
fisik amupun psikologisnya.
Sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu oleh Khasna Fauziyah
Nur (2020) pada skripsinya yang berjudul “Tingkat Stres Dalam Proses
Menghafal Al-Qur’an Pada Mustawa Awwal Pondok Pesanten Modern
Darul Qur’an Al-Karim Desa Karangtengan Kecamatan Baturaden
Kabupaten Banyumas” yang mendapatkan hasil bahwa tingkat sters yang
dialami santri pengahafal Al-Qur’an yaitu sebesar 52,8% mengalami stres
normal dengan berbagai faktor yang dialaminya. Penelitian lain yang
mendukung penelitian ini yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh
Uswatun Hasanah dan Naeli Sa’adah (2021) dengan judul jurnal yaitu
“Gambaran Stres dan Strategi Coping pada Santri Tahfidz di Pondok
Pesantren Al-Mahsuriyah Asrama Al-asyiqiyah” yaitu mendapatkan hasil
bahwa gejala stres yang dialami oleh seorang santri tahfidz disebabkan
oleh beberapa faktor yang disebut dengan stresor yang dapat berasal dari
dalam diri sendiri seperti banyak pikiran ataupun dari luar seperti keadaan
lingkungan dan kegiatan yang padat sehingga sulit untuk membagi
waktunya.
Adapun hasil dari penelitian ini mengenai gambaran stres yang
dialami oleh seorang santri tahfidzul qur’an pada Pondok Pesantren
Roudltul Qur’an yaitu sebesar 18% atau sebanyak 9 santri yang berada
pada kategori rendah, 70% atau sebanyak 35 santri yang berada pada
ketegori sedang dan 12% atau sebanyak 6 santri yang berada pada kategori
tinggi. Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa terdapat banyak santri
yang mengalami stres pada kategori sedang dengan faktor yaitu
lingkungan yang tidak dapat menjadi pendukung pada santri serta
banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh santri sehingga membuat santri
sulit dalam penyesuaian waktu, dengan kondisi santri pada pondok
pesantren Roudlotul Qur’an yang terbagi menjadi dua kategori yaitu santri
takhosus (tidak mengikuti sekolah formal) dan non takhosus (mengikuti
sekolah formal) dimana sesuai dengan hasil penelitian bahwa santri non
74
takhosus lebih banyak masuk pada kategori sedang yang artinya kegiatan
yang dilakukan oleh santri non takhosus lebih banyak sehingga mengalami
tekanan yang lebih besar pula dengan rentang perpindahan waktu kegiatan
yang satu dengan yang lainnya hanya sedikit membuat santri kesulitan
dalam menyesuaikannya.
2. Gambaran Kualitas Hafalan Santri Tahfidzul Qur’an Pondok
Pesantren Roudltul Qur’an
78